(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bantuan Hukum & Advokasi)
Dosen Pengampu :
FAKULTAS SYARIAH
TAHUN 2023
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. yang telah memberi kita nikmat
sehat, dan telah memberi kita pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama
Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
seluruh alam semesta. Yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya
salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW semoga kita semua bisa bertemu dengan beliau di yaumil akhir
kelak.
Viktimologi dapat dikatakan sebagai anak atau turunan dari kriminologi. Pokok
pengetahuannya terkait dengan kejahatan yaitu akibat dari kejahatan itu sendiri
kriminal. Dalam ruang lingkupnya Viktimologi, korban mampunyai arti yang luas
sabab tidak hanya terbatas pada individu yang nyata dalam menderita kerugian,
Viktimologi dan Ilmu hukum. viktimologi dan kriminologi sudah tidak dapat
diragukan lagi, dikarenakan dari satu sisi kriminologi membahas secara luas
II
mengenai pelaku dari suatu kejahatan, sedangkan viktimologi merupakan ilmu
yang mempelajari tentang korban dari suatu kejahatan. viktimologi lahir karena
ilmu hukum merupakan suatu pengetahuan yang objeknya adalah hukum dan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Prof. Dr. H. Faisal, S.H., M.H. dan Hendra Matdravi, S.H.I., M.A. sebagai
dosen pengampuh mata kuliah Bantuan Hukum & Advokasi, selain itu tujuan
penulis.
yang terbaik bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk
Penulis
III
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan...................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................ 16
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kriminal merupakan sesuatu yang dilarang oleh negara dan agama seperti
laku warga negaranya yang tidak terlepas dari segala aturan yang bersumber dari
dihormati, dan ditaati oleh siapa pun juga tanpa ada pegecualian. Dalam upaya
dan berbagai aspek, yang lahir sebagai ilmu pengetahuan pada abad ke-19. Nama
ahli antropologi berkebangsaan Prancis. Kriminologi terdiri dari dua suku kata
yakni kata crime yang berarti kejahatan dan logos yang berarti ilmu pengetahuan,
Objek kriminologi adalah orang yang melakukan kejahatan (si penjahat) itu
sendiri. Adapun tujuannya agar menjadi mengerti apa sebab- sebabnya sehingga
sampai berbuat jahat itu. Apakah memang karena bakatnya adalah jahat, ataukah
1
Waluyoo, Bambang, Masalah Tindak Pidana Dan Upaya Penegakan Hukum, (Jakarta:
Sumber Ilmu Jaya, 2007, hal. 6)
2
A.S. Alam dan Amir, Kriminologi suatu Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2018, hal. 1)
1
didorong oleh keadaan masyarakat disekitarnya (milieu) baik keadaan sosiologis
hukum itu mengandung keadilan atau tidak, ditentukan oleh Hak Asasi Manusia
(HAM) yang dikandung, diatur dan dijamin oleh hukum itu. Hukum tidak lagi
menderita dalam suatu Tindak Pidana, justru tidak memperoleh perlindungan dan
kejahatan. Akibatnya, pada saat Pelaku Kejahatan telah dijatuhkan Sanksi Pidana
3
Mueljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Cet. Ke-9, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1982 hal.14)
4
Saraswati, LG. et. Al, Hak Asasi Manusia, Teori Hukum Kasus, (Jakarta: Departemen
Filsafat, FIB UI, 2006, hal. 14)
5
L.S. Susanto, Kriminologi, (Yogyakarta: Genta Publishing, 2011, hal. 6)
2
sekali. Pada hal masalah keadilan, dan kehormatan suatu Hak Asasi Manusia
(HAM) tidak hanya berlaku terhadap pelaku kajahatan saja, tetapi juga terhadap
korban kejahatan. 6
berupa paradigm korban dalam arti luas, yaitu meliputi bagimana seorang dapat
menjadi korban atau berfokus pada proses viktimisasi yang bukan hanya karena
lembaga dan pranata hukum yang tidak berkeadilan, 7 selain itu dalam ruang
lingkupnya Viktimologi, korban dalam arti yang luas sabab tidak hanya terbatas
pada individu yang nyata dalam menderita kerugian, namun juga kelempok,
korporasi, swasta atau pemerintah. 8Sedangkan makna korban dalam arti sempit
adalah sebagai penderitaan atau kerugian yang dialami orang atau sekelompok
orang karena perbuatan jahat sebgaimana yang telah dirumuskan dan dapat
kajian ilmu yang dapat disebut sebagai Viktimologi yang kemudian mengatur
6
Muhadar,et. al., Perlindungan Saksi Dan Korban Dalam Sistem Peradilan Pidana,
(Surabaya: Putra Media Nusantara, 2010, hal 21)
7
Maya Indah, Perlindungan Korban Suatu Perspektif Viktimologi Dan Kriminologi,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014, hal. 21)
8
Didikm. Arifmansur & Elisatri Gultom, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan,
(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persadi, 2007 hal 39)
9
Maya Indah, Ibid, hal. 27
3
dalam sebuah kejahatan kriminal. Kepentingan tentang Viktimologi yang
kriminal.10
B. Rumusan Masalah
viktimologi?
hukum?
C. Tujuan Penelitian
ilmu hukum
10
Muhadar,et. al., Perlindungan Saksi Dan Korban Dalam Sistem Peradilan Pidana,
(Surabaya: Putra Media Nusantara, 2010, hal 22)
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Viktimologi
berasal dari kriminologi. Viktimologi dapat dikatakan sebagai anak atau turunan
dari kejahatan itu sendiri yang menimbulkan adanya korban. Korban dari suatu
kerugian, yang juga merupakan dampak kejahatan serta hal yang dibahas dalam
viktimologi.11
tidak akan lepas dari mempelajari tentang kejahatan itu sendiri. Hal ini sesuai
Pidana (KUHP) namun juga kejahatan-kejahatan yang berada di luar KUHP atau
disebut juga nonkonvensional. Secara otomatis cakupan bahan yang dikaji pada
11
J.E. Sahetapy , Viktimologi Sebuah Bunga Rampai, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1987, hal. 59)
5
special victimology adalah korban kejahatan konvensional juga korban kejahatan
non-konvensional. 12
dari bahasa latin yaitu “Victima” yang berarti korban dan “logos” yang berarti
sosial.14
pengetahuan atau studi yang mengkaji suatu viktimisasi (kriminal) sebagai suatu
aspek yang berkaitan dengan korban dalam berbagai bidang kehidupan dan
penghidupannya. 15
lingkupnya yaitu yang terdapat pada hukum pidana maupun ruang lingkup yang
yang menjadi korban. Seseorang dapat menjadi korban karena kesalahan si korban
itu sendiri; peranan si korban secara langsung atau tidak langsung; dan tanpa ada
peranan dari si korban. Adanya korban tanpa peranan dari si korban dapat terjadi
12
G. Widiartana, M.Hum.,Viktimologi Perspektif Korban dalam Penanggulangan
Kejahatan, (Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2014 , hal.2-3.)
13
Arif Gosita, , Masalah Korban Kejahatan Kumpulan Karangan, (Jakarta: Akademika
Pressindo, 1993, hal. 228.)
14
Rena Yulia, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hal. 43.)
15
Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2002 hal. 40.)
6
karena keadaan, yaitu sifat, keberadaan, tempat maupun karena faktor waktu. Dari
lingkup yang meliputi bagaimana seseorang menjadi korban. Dengan kata lain,
batas atau ruang lingkup viktimologi ditentukan oleh apa yang dinamakan
Korban dalam hal ini sebagi pihak langsung yang mengalam penderitaan
situasi dan kondisi yang menyulitkan bagi korban untuk kembali hidup
sebagai warga masyarakat seperti sedia kala. Dalam hal ini korban
aparat terbantu dengan korban, dan korban akan membantu kaena telah diberi
16
J.E. Sahetapy , Viktimologi Sebuah Bunga Rampai, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1987, hal. 25)
7
e. Karena seringkali masyarakat dengan stigmanya, menempatkan korban
dalam terjadinya tindak pidana. Tindak pidana dalam hal ini kejahatan dapat
terjadi karena ada pihak yang berperan, sadar atau tidak sadar, dikehendaki atau
tidak, sebagai korban dalam hal ini korban persekusi. Pada dasarnya tidak ada
yang ada pada korban atau karena sikap dan perilakunyalah ia dapat mendorong
pelaksanaan niat jahat pelaku, sama hal nya dengan persekusi, persekusi juga
tidak dikehendaki oleh korban, tetapi aksi yang dilakukan oleh korban sering kali
D. Manfaat Viktimologi
perlindungan hukum.
b. Manfaat yang berkenaan dengan penjelasan peran korban dalam suatu tindak
pidana.
17
Rena Yulia, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hal. 39.)
8
Sedangkan menurut Arief Gosita, manfaat studi viktimologi bagi hukum pidana
tentang etiologi kriminil, terutama yang berkaitan dengan penimbulan korban. Hal
ini akan sangat membantu dalam upaya melakukan tindakan preventif dan represif
korban dalam suatu tindak pidana. Hal ini penting untuk, mencegah terjadinya
berhak dan wajib tahu akan bahaya viktimisasi. Hal ini tidak dimaksudkan untuk
lebih waspada.
viktimologi dapat memberikan dasar pemikiran untuk mencari jalan keluar bagi
tentang proses terjadinya viktimisasi. Dari proses tersebut, kejahatan akan dapat
9
E. Viktimologi dan Kriminologi
Kriminologi berasal dari bahasa latin, yaitu crimen dan logos. Crimen
biologis,psikologis,dan sosioemosional. 20
19
A.S. Alam dan Amir, Kriminologi suatu Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2018, hal. 1)
20
https://www.kompas.com/kriminalitas-faktor penyebab-akibat-dan-solusinya (Diakses
pada 9 Maret 2023)
10
Hubungan antara viktimologi dan kriminologi sudah tidak dapat diragukan
lagi, dikarenakan dari satu sisi kriminologi membahas secara luas mengenai
terpisah.21
Von Hentig, H. Mannheim dan Paul Cornil berpendapat bahwa viktimologi tidak
merupakan juga studi mengenai hak dan kewajiban asasi manusia. Ilmu hukum
21
A.S. Alam dan Amir, Kriminologi suatu Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2018 hal. 3)
22
Ibid.
11
prihal hukum dalam segala bentuk dan manifestasinya. Ilmu hukum sebagai
kaidah ilmu pengertian dan ilmu hukum sebagai ilmu kenyataan. Dalam
persidangan suatu perkara pidana, tetapi juga turut memahami kepentingan dan
penderitaan korban akibat dari sebuah kejahatan atau tindak pidana, sehingga apa
yang menjadi harapan dari korban terhadap pelaku sedikit banyak dapat
23
Yulia Rena, Victimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, (Bandung:
Graha Ilmu, 2000, hal. 19)
24
Ibid.
12
menanggulangi masalah kejahatan dalam masyarakat, baik dengan sarana
hukuman. Selain itu penggunaan sanksi pidana dapat juga dilakukan melalui
dengan sarana penal itu dilakukan dengan cara menggunakan hukum pidana
sebagai sarana utamanya, yakni hukum pidana materiil, hukum pidana formil, dan
Indonesia.
terjadinya kejahatan supaya tidak timbul korban, serta yang lebih penting adalah
25
Widiartana,G., Victimologi perspektif Korban Dalam Penanggulangan Kejahatan,
(Yogyakarta: Atmajaya, 2009, hal 24)
26
Ibid.
13
perlu melibatkan seluruh anggota masyarakat yang mempunyai potensi-potensi
Selanjutnya upaya non penal yang paling strategis adalah segala upaya
yang sehat baik secara materiil dan immateriil dari faktor-faktor kriminogen.
sarana penal saja, tetapi perlu ditunjang pula dengan sarana non penal dalam
kerangka politik kriminal yang integral guna mencapai tujuannya, yaitu upaya
27
Widiartana,G., Victimologi perspektif Korban Dalam Penanggulangan Kejahatan,
(Yogyakarta: Atmajaya, 2009, hal 26)
28
Ibid.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada banyak faktor penyebab yang bisa melatar belakangi seseorang melakukan
bahwa tiap orang berhak dan wajib tahu akan bahaya viktimisasi. Hal ini tidak
pada tiap orang agar lebih waspada, selain itu engan mengupas penderitaan dan
pemikiran untuk mencari jalan keluar bagi pemberian ganti kerugian pada korban.
dapat diragukan lagi. Kriminologi membahas secara luas mengenai pelaku dari
mencari suatu alasan, atau faktor yang mendorong timbulnya tindak kejahatan
15
yang melahirkan akibat hukum, sedangkan hukum pidana berusaha
sarana penal yang memiliki keterbatasan, tetapi perlu ditunjang juga dengan
sarana non penal secara integral.Sebagai saran dalam rangka keberhasilan upaya
B. Saran
makalah ini,akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan
16
DAFTAR PUSTAKA
17