Apoteker di dalam memahami hukum farmasi dapat melihat unsur hukum yang
esensial dalam penerapan praktik kefarmasian. Unsur hukum yang esensial
meliputi:
Normative, berkesinambungan, dan pengadilan
Normative dan regularity
Normative, regularity, pengadilan, dan penegakan hukum
Normative, regularity, dan pengadilan
Pengadilan dan penegakkan hukum
3. Hukum farmasi merupakan bagian dari ilmu hukum. Berdasarkan teori etis tujuan
hukum adalah:
Keadilan distributiva
Keadilan kommutativa
Keadilan distributive dan keadilan kommutativa
Kesejahteraan
Kebutuhan dapat terpenuhi
4. Ratu Corona, S.Farm., Apt., adalah seorang apoteker yang melakukan praktik
kefarmasian di industri Farmasi PT. Covid Farma dan telah memiliki SIPA.
Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, SIPA yg telah
dimiliki oleh Ratu Corona, S.Farm., Apt.:
Hanya berlaku di industri Farmasi PT. Covid Farma.
berlaku juga jika yang bersangkutan melakukan praktik kefarmasian di sebuah
Apotek.
berlaku juga jika yang bersangkutan melakukan praktik kefarmasian di 2 (dua)
apotek.
berlaku juga jika yang bersangkutan melakukan praktik kefarmasian di Klinik.
berlaku juga jika yang bersangkutan melakukan praktik kefarmasian di
Puskesmas.
11. Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, setiap Tenaga
Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib
memiliki izin dalam bentuk Surat Izin Praktik yang diterbitkan oleh:
Menteri Kesehatan.
Konsil masing-masing Tenaga Kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Komite Farmasi Nasional atas nama Menteri Kesehatan.