PENDAHULUAN
iktikad baik. Berlaku juga bagi perjanjian jual-beli mobil tangan kedua atau disebut
bekas, antara penjual dengan pembeli sudah semestinya bertransaksi secara sempurna
meniadi aturan main dari perjanjian jual-beli. Makna dari rumusan Pasal tersebut
memberikan arti tegas dari jual-beli yang bahwasanya suatu persetujuan antara pihak
yang satu menarik dirinya untuk mengikatkan diri dengan tujuan menyerahkan suatu
barang melainkam pihak yang satunya melakukan pembayaran dengan harga yang
diperjanjikan. Dari makna tersebut dapat ditarik unsur-unsur mum dari jual-beli yaitu
kewajiban pihak selaku penjual melakukan penyerahan terhadap suatu barang yang
penjual dan pembeli. Kewajiban utama penjual menurut Subekti dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu penyerahan suatu hak milk atas barang yang menjadi objek jual beli; dan
Subekti yaitu melakukan pembayaran atas harga yang disepakati pada waktu serta tempt
dengan baik. Wanprestasi atas perjanjian jual beli hal yang acap kali terjadi. Obyek
wanprestasi tersebut umumnya terjadi pada obyek jual-beli yaitu barang. Barang yang
semestinya diperoleh oleh pembeli semestinya dalam keadaan yang tidak ada cacat
tersembunyi. Kurang kritis dan teliti dari pihak pembeli terhadap barang-barang yang ole
kerugian tersebut tidak hanya mencakup kerugian secara finansial, dapat juga kerugian
terhadap kesehatan maupun keselamatan atas hidup pembeli. 4 Di Indonesia telah diatur
mengenai jual beli yang mengandung kecacatan tersembunyi dalam Pasal 1504 - Pasal
1512 KUH Per dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, selanjutnya disebut UU PK. Pada prinsipnya pembeli tersebut memiliki hak
manfaat atau keuntungan dari telah mereka keluarkan.5 Upaya yang dapat ditempuh bagi
konsumen dalam jual beli mobil kondisi bekas yaitu dengan menuntut hak kepada penjual
1
Subekti, 2014, Aneka Perjanjian, Cetakan Ke-11, Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 8.
2
Ibid, h. 20.
3
Tumbelaka, A. (2016). Wanprstasi Dalam Jual Beli Barang Yng Mengalami Cacat Tersembunyi. Lex
Privatum, 4(5), h. 121.
4
Nieuwenhuis, 1985, Pokok-Pokok Hukm Perikatan, Djasadin Saragih, Surabaya, h. 57.
5
Tumbelaka, A., Op. Cit, h. 122.
bahwasanya a telah wanprestasi sebagaimana tidak memenuhi kewajiban dalam
menjadi tiga bentuk diantaranya yaitu sama sekali tidak melakukan prestasi, terpenuhinya
prestasi dengan terlambat, prestasi terpenuhi secara tidak baik, apabila terpenuhinya
prestasi secara tidak sebagaimana mestinya oleh penjual maka dianggap memenuhi
prestasi secara terlambat, jika tidak maka konsekuensinya tidak terpenuhinya prestasi.6
Kerugian yang ditimbulkan akibat dari wanprestasi, dalam hal ini konsumen berhak
c. Ganti kerugian
konsumen dalam hal memudahkan konsumen untuk menentukan pilihan baik itu dengan
pengadilan. Dalam Pasal 7 huruf (d) U PK secara tegas menentukan bahwa pelaku usaha
diwajibkan untuk memberikan jaminan atas mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi
6
R. Setiawan, 1987, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bandung, Binacipta, h. 82. Sebagaimana dikutip
dari Rizky Febrina Puramasari, 2013, "Tanggng Jawab Penjual Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian
Jual Beli Sepeda Motor Baru Dalam Hal Anya Cacat Tersmbunyi" Jurnal Hukum Universitas Ubaya, h. 7.
dan/atau diperdagangkan yang sesuai dengan ketentuan standar terhadap mutu barang
dan/ atau jasa yang berlaku. Pasal tersebut dapat dimaknakan bahwasanya penjual
bertanggung jawab untuk menjamin mutu barang yang sebagai obyek jual beli.
a. hak memperoleh rasa aman, nyaman, dan selamat atas konsumsi barang dan/atau jasa;
b. hak menentukan pilihan barang dan/atau jasa serta memperoleh barang dan/atau jasa
c. hak memperoleh informasi dengan benar, jelas, dan jujur atas kondisi serta jaminan
d. hak untuk didengar pendapat maupun keluhan atas penggunaan barang dan/atau jasa;
perlindungan konsumen dengan patut;
g. hak untuk memperoleh perlakuan dan pelayanan dengan benar, jujur, dan tidak
diskriminatif;
dan/atau jasa yang diperoleh tidak berdasarkan perjanjian atau tidak dengan
seharusnya;
antara pembeli dan penjual yang terdapat cacat terembunyi. Cacat tersembunyi tersebut adanya
kebocoran bahan bakar pada mobil tersebut. Perjanjian jual-beli tersebut dilakukan secara lisan
dan hanya didukung dengan pembayaran melalui kuitansi. Dengan demikian, menarik untuk
terdahulu yang berkaitan dengan jual-beli yang megandung cacat tersemunyi adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian dengan judul “Wanprestasi Dalam Jual Beli Yang Mengalami Cacat
Bagaimana akibat hukum yang timbul dari jual beli barang yang mengalami cacat
sengketa jual jual beli barang yang mengalami cacat tersembunyi dalam lingkup
Hukum Perlindngan Konsumen?
Perjanjian Jual Beli Sepeda Motor Baru Dalam Hal Adanya Cacat Tersembunyi”
beli sepeda mtor baru apbila ada cacat tersembnyi di CV.DWI SEMAR SAKTI
MOTOR? dan Bagaimana upaya tanggng jawab yang dibrikan oleh pnjual kepada
Dalam Perjanjian Jual Beli Mobil Beka” yang ditulis oleh Rusniati & Wamiyana
Zairi Absi. Dengan rumusan masalah Bagaimana tanggung jawab penjual pada
Penelitian ini memiliki arah yang hendak dicapai yang terdiri dari tujuan yang
penelitian;
hukum.
tersebut.
Penelitian in tidak hanya fokus pada tujuan yang diharapkan tetapi penelitian in
pun memiliki manfaat yang diharapkan dapat sumbangsih dari segi teoritis dan/atau
praktis.
ilmu hukum khususnya hukum bisnis yang diharapkan dapat berkontribusi bagi
pemahaman mengenai hukum bisnis yang kaitannya dengan cacat tersembunyi
wawasan dan pemahaman bag pelaku transaksi jual-beli dan sekaligus menjadi
acuan dalam hal adanya permasalahan terkait transaksi jual beli yang mengadung
1945 selanjutnya disebut UUD NRI 1945 dinyatakan secara tegas menurut
hukum sejatinya. Negara Dalam negara hukum syarat yang wajib terpenuhi adalah
dua unsur pokok sebagaimana adanya perlindungan terhadap hak asasi manusia
(rechstaat) serta konsep hukum harus memerintah negara tidak berdasarkan para
pejabat secara pribadi (rule of law). Friedrich Julius Stahl menggambarkan unsur-
7
Moh Kusnadi dan Bintang R. Saringgih, 2000, Ilmu Negara, Edisi Revisi, Cet 4, Gaya Media Pratama,
Jakarta, h. 132.
1. Trias Politika menjadi acuan penyelengaraan suatu Negara;
undang(wetmatigbestuur);
menggunakankesewenang-wenangan;
asasi manusia.9
negara hukum, 12 (dua belas) prinsip yang wajib terpenuhi oleh suatu negara untuk
8
Ibid.
9
Anwar C.S.H, 2011, Teori dan Hukum Konstitusi, Intrans Publishing, Malang, h.47-48
4. Asas Legalitas (due process of law);
bahwa dalam perjanjian jual beli yang mengandung cacat tersembunyi pihak yang merasa
dirugikan dapat mempertahankan haknya sesuai dengan undang- undang yang berlaku.
usaha merujuk pada doktrin atau tori yang dilihat dalam perkembangan sejarah dari
bidang transaksi antara konsumen dengan pelaku usaha. Doktrin ini berpandangan
bahwasanya pelaku usaha dan konsumen ialah para pihak yang memiliki
10
Jimly assidhiqie, 2004, Konstitusi dan Kontitualisme, Mahkamah Konstitusi dan Pusat Studi Hukum
Tata Negara FH UI, Jakarta h. 124.
11
Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, h.61
kedudukan yang sangat seimbang, untuk itu konsumen tidak memerlukan suatu
opsi atau pilihan akan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi olehnya. Penyebab
dalam hal kehati-hatian terhadap pemasaran produk, baik barang dan/atau jasa.
mendalilkan atas suatu hal maka wajib pula untuk membuktikannya. Sebagaimana
bahwa telah sesuai dengan ajaran pada hukum privat yang berlaku di Indonesia
yakni pembuktian diserahkan pada penggugat, yang diatur Pasal 1865 KUH
membantah hak dari orang lain, atau penunjukan suatu peristiwa, maka ia dengan
diantara pelaku usaha dan konsumen telah menjalin suatu hubungan secara
kontraktual. Pelaku usaha tidak dapat dipersalahkan diluar daripada hal-hal yang
wanprestasi. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam pasal 1340
KUH Perdata yang secara tegas menyatakan rung lingkup berlakunva suatu
usaha bersama didasari atas lima asas yang relevan terhadap pembangunan nasional,
diantaranya:12
a. Asas Manfaat
b. Asas keadilan
c. Asas Keseimbangan
12
Elsi Advendi, 2007, Hukum Dalam Ekonomi, PT Grasindo, Jakarta, h.159
d. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen
bentuk penyelesaian sengketa jual-beli mobil bekas yang mengalami kebocoran bahan
bakar tersebut dan efektivitas penyelesaian sengketa jual-beli mobil bekas yang
13
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2012, Pengntar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, h. 135-146.
1. Pendekatan Perundang-Undangan (The Statue Approach)
diteliti.
yang terkait dengan isu hukum mengenai jual beli mobil bekas yang
1. Data Primer
dari informan yaitu penjual mobil bekas dan pembeli mobil bekas yang
14
Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,h.93
sebelumnya pernah mengalami permasalahan yang diteliti pada
tulisan.
2. Data Sekunder
2. Teknik Wawancara
secara kuantitatif dan analisis data secara kualitatif. Kaitannya dengan penelitian
ini jenis analisis data yang dipakai adalah analasis data kualitatif yang
mengedapankan pada fakta-fakta yang berkorelai dengan isu hukum yang tidak
nantinya akan memberikan hasil secara general atas populasi. Teknik purposive
penarikan sampel yang didasari atas tujuan tertentu yang ditentukan oleh
bekas atau showroom
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2012, Pengntar Metode Penelitian Hukum, Raja
Anwar C.S.H, 201 1, Teori dan Hukum Konstitusi, Intrans Publishing, Malang.
Jimly Assidhiqie, 2004, Konstitusi dan Kontitualisme, Mahkamah Konstitusi dan Pusat
Moh Kusnadi dan Bintang R. Saringgih, 2000, /mu Negara, Edisi Revisi, Cet 4, Gaya
Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta
IND-HILL-CO. Jakarta.
Jurnal:
Rizky Febrina Purnamasari, 2013, "Tanggng Jawab Penjual Terhadap Konsumen Dalam
Perjanjian Jual Beli Sepeda Motor Baru Dalam Hal Adnya Cacat Tersmbunyi".
Peraturan Perundang-Undangan: