21 Februari 2023
Tidak adanya definisi perikatan hingga akirnya ditutup oleh Doktrin. Dari definisi doktrin
tersebut obyeknya adalah prestasi. Para sarjana juga menyadari bahwa Buku III ini mempelajari
perjanjian. Dengan diberikannya definisi perjanjian bahwa perjanjian ini mempunyai definisi
sentral dlm posisi sosial. Tidak ada perbuatan hukum lain yg bs menandingi jumlahnya
perjanjian, oleh sebab itulah maka pembentuk BW merasa perlu memberikan definisinya.
Pasal 1313 BW seyogyanya kita kaitkan Pasal 1329 BW menyatakan “setiap orang adalah
cakap untuk membuat perjanjian, kecuali jika ia ditentukan tidak cakap oleh undang-
undang”. pada dasarnya semua org adalah cakap untuk membuat perjanjian kecuali UU
menentukan lain. Kekecualian ini tidak bersifat diskriminatif namun melindungi orang2 yang
tidak cakap dalam membuat perjanjian. Siapa saja yg dikecualikan? Pasal 1330 BW menyatakan
“tidak cakap untuk membuat perjanjian” adalah :
1. Orang-orang yang belum dewasa ;
2. Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan ;
3. Wanita yang sudah bersuami. (Psl 108-110 bw) sudah dihapuskan di UU Perkawinan Pasal 31
Apa rasio logisnya orang yang belum dewasan di dibawah pengampuan dianggap tdk cakap?
Alasan yuridisnya karena perjanjian befungsi membingkai kegiatan bisnis.Inti melakuakn
kegiatan bisnis berusaha meraih keuntungan dan mencegah kerugian. Orang yg bs menghitung
untung dan rugi pasti menggunakan logika berarti org tsb mampu berbisnis kalau pandai
menggunakan otaknya.
PENJELASAN:
Pasal 1235 BW “Dalam perikatan untuk memberikan sesuatu, termasuk kewajiban untuk
menyerahkan barang yang bersangkutan dan untuk merawatnya sebagai seorang kepala
rumah tangga yang baik, sampai saat penyerahan.”
Pasal 1253 BW Perikatan Bersyarat “Suatu perikatan adalah bersyarat jika digantungkan
pada suatu peristiwa yang mungkin terjadi dan memang belum terjadi, baik dengan cara
menangguhkan berlakunya perikatan itu sampai terjadinya peristiwa itu, maupun dengan
cara membatalkan perikatan itu, tergantung pada terjadi tidaknya peristiwa itu.”
Ex : A boleh sewa rumah kalau pemilik melahirkan anak laki2. Kapan melahirkannya
tidak tahu
2. Syarat Gugur :
- Gugur Mutlak (Pasal 1265 BW)
“Suatu syarat batal adalah syarat yang bila dipenuhi akan menghapuskan perikatan
dan membawa segala sesuatu kembali pada keadaan semula, seolah-olah tidak pernah
ada suatu perikatan.”
Perikatan bersyarat dengan gugur mutlak maka syarat yang diperjanjikan itu tidak ada
hubungannya dengan prestasi.
Ex : Persewaan mobil misal mau sewa mobil seharga 500rb kalau tidak hujan,namun
kalau hujan maka otomatis gugur tnp campur tgn pengadilan
Macam-Macam Perikatan
4.Perikatan yang Dapat Dibagi dan Tidak Dapat Dibagi ( Pasal 1296 BW) :
Ex : A mempunyai kewajiban 10 ekor sapi tiap bulan,maka bisa saja di pertengahan mengirim 5
sapi kemudian akir bulan 5 sapi (Dapat Dibagi)
Ex : A harus menyerakan 10 ekorsapi tiap bulan (Tidak Dapat Dibagi)
5.Perikatan dengan Ancaman Hukuman (Pasal 1303-1304 BW) disebut dengan Dwangsom
Ex : A hutang 100 juta janji tgl 1 Maret akan dilunasi dgn suatu syarat setiap kali satu hari
keterlembatan maka dia harus membayar denda 100rb/hari.
Tujuannya untuk memotivasi debitor agar memenuhi janjinya
Pasal 1313 BW merupakan pasal yang mengatur definisi perjanjian. Setelah pasal ini ada prinsip
yg terkenal yaitu pasal 1314 BW mengatur Perjanjian Sepihak dan Timbal Balik
“Suatu perjanjian dibuat dengan cuma-cuma atau dengan atas beban. Suatu perjanjian
cuma-cuma adalah suatu perjanjian bahwa pihak yang satu akan memberikan suatu
keuntungan kepada pihak yang lain tanpa menerima imbalan.”
Bingkainya bisnis adalah Perjanjian Timbal Balik masing2 pihak akan mempunyai
keuntungannnya sendiri-sendiri secara proporsional. Sebaliknya apabila Perjanjian Sepihak maka
yang untung hanya satu pihak contohnya Perjanjian Hibah maka tidak dipakai bisnis. Dengan
sepakat hak milik harus ada levering. Kalau bendanya tidak bergerak maka harus dituangkan
dalam akta otentik agar si penerima hibah mempunyai bukti untuk memindahkan hak miliknya.
Pasal 1315 BW “Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau
perjanjian selain untuk dirinya sendiri.”
Bersifat pribadi artinya hanya mengikat pihak2 yang membuat perjanjian saja sedangkan
pihak ketiga yang tidak ikut serta membuat perjanjian maka tidak ikut terikat karenanya.