Anda di halaman 1dari 5

Selasa, 07 Februari 2023

Hukum Harta Kekayaan

Sistem : komponen yang satu berkaitan dengan komponen yang lain.

Komponen yang paling besar dr bw adalah buku. Terdiri dr 4 buku

Buku ini terdiri dr bagian dr sub, pasal dan ayat

BUKU 1 : Hukum Orang


Asal mulanya dulu ada perbudakan, dan melanggar HAM. Maka pembentuk BW berusahha
menegakan HAM. Orang apakah subjek atau objek hukum? Dlm pasal 2 dalam kandungan
Wanita sudah termasuk subjek hukum dan suda mempunyai kepentinga. Kepentingan ini suda
diatur dalam hukum privat.

Dlm Pasal 2 BW meskipun di dlm kandungan Wanita namun sudah diakui subjek hukum
manakala hak-hak keperdataannya sudah ada. Hak2 keperdataan yang paling sentral adalah
membuat perjanjian  FAKTA. Faktanya perbuatan hukum sehari2nya membuat perjanjian
yang sangat central atau paling sering. Dihubungkan pada Pasal 1329 BW pd dasarnya semua
org adalah cakap kecuali apabila UU menentukan lain. Bahwa BW sangat menghormati orang
karena semua orang dianggap cakap hukum kecuali UU menentukan lain. Maka kekecualiannya
bisa diliat dlm Pasal 1330 , singkatnya :
1. Orang-orang yg blm dewasa
Karena org ini belum bs menentukan untung dan rugi memperhitungkan bisnis. Orang yg bs
menentukan logikanya untung dan rugi dr inti bisnis. Ini semua utk memberikan perlindungan
hukum bagi orang yang dibawah umur
2. Org2 yg ditaruh d bwh pengampuan
Pada dasarnya logikanya lemah, ada suatu kelainan. Tentu tidak akan mampu menggunakan
logikanya sbg inti bisnis. Maka dikecualikan

Bukan diskriminasi justru memberikan perlindungan hukum.


Pembentuk BW meyakini bahwa seseorang yang sudah membuat perjanjian , maka perjanjian
yang dibuat nantinya akan membentuk bisnis.
Penghormatan keperdataan terlihat dari pasal 3 BW yaitu hukuman apapun tidak ada yang bs
mematikan hak keperdataan. Ex : Si A dijatuhi hukuman mati, namun selama menunggu putusan
tersebut apabila putusan belum inkrah atau belum dieksekusi maka selama dia masi hidup dan
mau menjual rumahnya maka akan tetap bisa melakukan atau difasilitasi.

Penghormatan orang asing berdomisili di negara kita juga difasilitasi. Hak keperdataan sifatnya
mandiri, siapapun orgnya yg bersosok subjek hukum. Ntah wna atau wni maka BW akan tetap
memfasilitasi untuk melakukan hak keperdataan. Hak keperdataan dihormati oleh BW apabila
mau ditinjau lebih dalam lagi maka BW adalah untuk warga negara sendiri. Namun utk WNA
tidak bisa serta merta memakai BW tetapi sebaliknya hak keperdataan yg dilakukan oleh orang
asing di negara kita harus diukur lewat Hukum Perdata Internasional  Makna pasal 1 BW
Seluk beluk pribadi orang yang diatur dalam buku I orang di dominasi oleh seluk beluk
perkawinan. BW nuansanya sakral, namun utk tdk menimbulkan masalah maka BW hanya
melihat dr segi perkawinan Pasal 26 BW. Ketentuan perkawinan dalam pasal BW adala agama
bangsa Belanda di Pasal 27 BW yaitu Asas Monogami yaitu sifatnya mutlak. Seorang Wanita
hanya mempunyai 1 suami  dijaga dengan ketat. Begitu pula dengan cerai, apabila tidak boleh
cerai seperti di Perancis maka akan menimbulkan pelik masalah maka Belanda tidak mengikuti
aturan tersebut. Belanda memperbolekan cerai namun dipersulit melalui Pasal 209 BW. Meski
perkawinan diawali dengan sepakat, namun perceraian tidak boleh diakhiri dengan sepakat.

Di Indonesia tidak cocok dengan perkawinan BW karena Indonesia mempunyai 6 agama maka
dibentuklah UU Perkawinan Indonesia. Maka perkawinan dalam BW tidak berlaku lagi. Bukti
normatisnya aturan BW tidak berlaku lagi dari Pasal 66 UU Perkawinan Indonesia. UU yang
terdahulu tidak berlaku lagi.

Setelah keluar UU administrasi keminduk, pasal 5A dan pasal 25A BW tidak berlaku. Banyak
pasal di BW sudah tidak berlaku harus hati2.

BUKU II : Benda

Terbukti tiap2 orang selalu mempertahankan kehidupannya selalu stabil dan melestarikan
kehidupannya ntah pangan maupun papan untuk kebutuhan primer. Selalu memerlukan benda
sebagai alat bantunya. Subjek hukum selalu membutukan benda sebagai kegiatan sehari2. Tidak
ada orang yang tidak bisa hidup tanpa benda. Benda untuk membantu sosok subjek hukum harus
mempunyai spesifikasi yaitu ciri2 tertentu. Ciri2 benda untuk menopang suatu kehidupan harus
ditentukan dengan jelas. Benda mempunyai 2 macam ciri yaitu Nilai Ekonomis, dan Dapat
dialihkan

Kepastian tersebut , didominasi oleh boengin reh. Menyangkut persoalan benda. Tidak ada
ketentuan lain yg tdk boleh digunakan. Maka BUKU II sifatnya tertutup. Demi rincinya diatur
hukum benda BW dikemukakan dalam Pasal 499 BW makna benda adalah segala sesuatu yang
dapat dijadikan obyek milik. Mengapa hak milik bukan hak2 lainnya seperti HGB,HGU,dll?
Pasal 570 BW memberikan definisi ttg Hak Milik yaitu dinyatakan Hak milik adalah hak untuk
menikmati suatu barang secara lebih leluasa dan untuk berbuat terhadap barang itu secara bebas
sepenuhnya, asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang
ditetapkan oleh kuasa yang berwenang dan asal tidak mengganggu hak-hak orang lain;
kesemuanya itu tidak ...

Hak milik itu dianggap sakral, suci dan tidak dapat diganggu gugat. Namun penemu BW tidak
mau mengikuti aturan tersebut. Karena hak milik ada batasnya , jangan sampai menganggu
individu lain ini merupakan hak keperdataan individu yg sangat dihormati. Namun jgn sampai
hak individu dan hhak kepentingan umum seimbang munculah kata2 “penuh dan bebas”. Penuh
itu pengelolaan, bebas adalah perbuatan hukum, Seseorang yang memangku perbuatan hukum
suatu benda maka dia bebas menikmati benda tsb.

Karena kata2 penuh dan bebas maka timbullah hak2 keperdataan. Keunggulan hak milik drpd
hak lain :
1. Hak milik merupakan induk dprd h3ak lainnya
Hak milik bisa melahirkan HPL,HGB,Hak Sewa.
2. Secara kuantitatif dan kualitatif lebih lengkap drpd hak lainnya
3. Hak milik tersebut bersifat tetap
Artinya tetap ada kendati, yang empunya meninggal dunia. Meninggal dunianya orang tersebut
tidak mengapuskan ak miliknya

Hak milik adalah hak paling unggul, maka BW mengeluarkan perlindungan hukum yaitu seorang
yang mempunyai atas hak milik suatu benda mempunyai Hak Retifikasi yang diatur dalam
Pasal 574 BW dimana tidak bisa dimanfaatkan oleh bukan pemilik benda. Hak Retifikasi hanya
oleh pemilik Hak milik.

Hak benda dibagi dalam 10 macam golongan :


1. Benda berwujud dan tidak berwujud
2. Benda bergerak dan tdk bergerak pasal 506-508 BW  Paling Penting!
Munculah pokok UU Agraria , mempunyai pengaruh besar dlm aturan bw tetang benda bergerak
dan tidak bergerak
3. Benda habis pakai Pasal 505
4. Benda yang sdh ada
5. Benda perdagangan dan diluar perdagangan pasal 537
6. Benda harta karun dan bkn hrg karun
7. Benda Menghasilkan dan Benda tidak menghasikan pasal 5
8. Benda Bertuan dan Benda tidak bertuan pasal 15
9. Dpt diganti dan tdk diganti Pasal 694BW

Benda terdaftar yaitu benda yang didaftarkan dan dikelolah oleh konsitusi tertentu
Benda tidak terdaftar yaitu benda yg tdk didaftarkan dlm registrasi umum.

Pembagian dlm BW tidak sempurna meskipun sudah diatur dalam rinci. Hukum adat kita hanya
mengatur Benda Tanah dan Benda bukan tanah menimbulkan Asas Horizontal. Berbeda dengan
BW. Dalam BW menimbulkan Asas Perlekatan (Pasal 507 BW) maknanya semula benda tsb
benda bergerak, namun apabila benda bergerak tsb dilekatkan oleh pemiliknya terus menerus
maka benda bergerak tersebut berubah sifatnya menjadi benda tidak bergerak namun hukum adat
kita berbeda yaitu UUPA menganut Asas Pengesahan Horizontal.

Buku II BW dijadikan obyek perjanjian di dlm buku III BW selalu berkaitan dimana Pasal 1320
BW yaitu syarat sahnya BW. Supaya terjadi perjanjian yang sah, perlu dipenuhi empat syarat:
Syarat Subjektif
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
Syarat Objektif
3. Suatu pokok persoalan tertentu
4. Suatu sebab yang tidak terlarang

BUKU III : Perikatan


Buku III BW di dominasi oleh sumber perjanjian atau kontrak yang mengatur perikatan yaitu
pasal 1233 BW. Setelah tuntas mengatur buku II benda maka terbukti suatu orang yang
mempunyai benda hukum selalu melipatgandakan benda miliknya maka mau tidak mau harus
mengikatkan diri dengan orang lain. Maka perikatan ini untuk media melipatgandakan hak milik.
(Pasal 99 BW)

Pasal awal BW hanya mengatur sumber perikatan. Makna perikatan tidak diketemukan di
dalm buku III ini. Tidak mencantumkan definisinya. Yang penting adalah sumbernya Perikatan.
Karena buku ini sifatnya terbuka maka buku ini dianggap tidak lengkap maka wujud hukum lain
untuk menutup kelemahan ini sumbernya ada 5 yaitu UU , Hukum kebiasaan, Yurisprudensi,
Doktrin (Pasal 1233 BW) hanya mengatur sumber perikatan.

Definisi perikatan dari para doktrin (Pasal 1233 A)


Hubungan hukum antara dua pihak atau lebih dalam lapangan harta kekayaan dimana satu pihak
wajib memenuhi prestasi (debitor) , maka pihak lain dianggap memenuhi prestasi tsb (kreditor).
Sesuai dengan obyek perikatan adalah prestasi.

Pasal 1234 BW mengatur Wujud prestasi ada 3 yaitu Tiap-tiap perikatan adalah untuk 1.
memberikan sesuatu, 2. untuk berbuat sesuatu, atau 3. untuk tidak berbuat sesuatu”.

Marwahnya prestasi adalahh suatu kewajiban yg harus dipenuhi. Terbukti secara normatif ada di
Pasal 1235 BW yaitu : “Dalam tiap-tiap perikatan untuk memberikan sesuatu adalah termaktub
kewajiban si berhutang untuk menyerahkan kebendaan yang bersangkutan dan untuk, sampai
pada saat penyerahan kreditur wajib memberikan haknya.”

Pola ini memberikan suatu kesan bahwa perikatan ini didominasi oleh perjanjian. Dkaitkan
dalam Pasal 2 BW Juncto 29. Perjanjian merupakan suatu hhal yang sangat penting dalam
tatanan subjek hhukum. Maka definisi perjanjian di atur dalam pasal 1313 BW “Suatu
perjanjian adalah suatu perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih.” karena perjanjian adalah sentralnya.

Pembentuk BW merasa paling penting memberikan definisi perjanjian, namun tdk


mengatur definisi perikatan.

Dari konteks inilah dpt disimpulkan bahwa perjanjian dan perikatan tidak sama. Secara
harafiahnya perjanjian di dlm Pasal 1313 BW, sedangkan perikatan tidak ada definisi. Hanya
definisi dari para sarjana. Penjelasan secara ilmiah tidak sama dikarenakan perjanjian itu
merupakan salah satu sumber dr perikatan sedangkan sumber perikatan lainnya bisa berupa
undang-undang. Apa UU normatif nya yaitu Pasal 1233 BW.

Perjanjian apakah sama dengan kontrak?


Untuk menjawab ini, karena sedang membahas buku III BW maka berdasarkan Buku III BW ini
perjanjian ini sama dengan kontrak. Apa dasar hukumnya? Judul bab 2 buku bab III BW,
dikatakan perikatan-perikatan yang bersumber dr kontrak atau perjanjian  kata2 “atau”
inilah yang membuat definisi sama dengan perjanjian. Jawaban ini hanya untuk seputar buku
III BW yang berjudul perikatan saja.

Secara umum menurut bw secara keseluruhan, perjanjian belum tentu sama dengan kontrak.
Contohnya perjanjian kebendaan dalam buku II BW karena tidak melahirkan perikatan maka
tidak boleh disebut kontrak misalnya perjanjian jaminan gadai Pasal 1950-1960 BW, jaminan
hipotek Pasal 1962 BW  tergolong perjanjian yang tidak melahirkan kebendaan namun
menimbulkan hak. Maka tidak boleh disebut kontrak jaminan gadai ,kontrak jaminan hipotek,
atau kontrak jaminan fidusia. Mereka melahirkan hak gadai, hak hipotek, hak fidusia, hak
tanggungan.

Perjanjian Internasional apakah ama dengan Kontrak Internasional? BEDA.


Dasarnya Perjanjian Internasional definisinya dapat dilihat dlm Pasal 1 UU No 24 th 2000
tentang Perjanjian Internasional. Menimbulkan hak dan kewajiban dibidang publik. *Note cari
definisinya! Subyek hukum perjanjian internasional : Negara dengan Negara. Ex : Negara
Indonesia dengan Negara Jepang

Ex : Apabila si A membeli 1 jt unit computer kepada si tanaka orang jepang maka ini dinamakan
Kontrak Internasional bukan perjanjian Internasional. Kontrak Internasional mengandung unsur
asing.

BUKU III BW bisa luwes karena pasal dalam BW didasari oleh asas berbebasan berkontrak
untuk mengimbangi dunia bisnis. Maka ujung2nya buku BW bersifat terbuka. Apabila para
pihak sepakat untuk mengatur maka bisa dimasukkan didalamnya.

Bisa dilihat dalam Pasal 1319 BW


a. Perjanjian Bernama yaitu perjanjian yang diatur dlm Buku III BW
b. Perjanjian tidak Bernama yaitu perjanjian yang tidak diatur dalam Buku III BW ya diatur
sendiri oleh para pihak dengan atas dasar sepakat .
Contoh : Perjanjian Kredit, Perjanjian Jual Beli

Maka buku III ini cocok dipakai aturan2 tranksasional oleh benda. Seperti Perjanjian Jual beli
Pasal 1457 BW perjanjian jual beli adalah “perjanjian antara penjual dan pembeli di mana
penjual mengikatkan dirinya untuk menyerahkan hak miliknya atas suatu benda kepada pembeli
dan pembeli mengikatkan dirinya untuk membayar harga barang itu.” inilah buktinya buku II
dan buku III BW tidak bisa dipisahkan

Hukum Hak Harta Kekayaan sebagai episentrum BW (buku)

Anda mungkin juga menyukai