Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ihsan Fathurrahman Hizbullah

Nim : 1183020049
Kelas : V B
Mata kuliah : Hukum Jaminan (UTS)

1. Cari studi kasus baik yang berhubungan dengan jaminan kebendaan maupun
perorangan, kemudian dianalisis hubungan dengan KUH Perdata KUHD dan
perundang undangan lainnya!
Jawab :
Jaminan Perorangan (Personal Guarantee)
Jaminan perorangan adalah suatu perjanjian antara seorang berpiutang atau kreditur
dengan seorang ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban si
berhutang atau debitur
 Contoh Jaminan Perorangan: Bank Z memberikan kredit sebesar 2 Miliar
rupiah kepada PT X berdasarkan perjanjian kredit dengan jangka waktu 1
(satu) tahun. Untuk menjamin atau menanggung pelunasan utang PT X kepada
Bank Z, Bank Z meminta kepada pihak ketiga yaitu Komisaris bernama A dan
Direktur bernama B untuk menjadi penjamin atau penanggung utang PT X.
Kemudian Bank Z mengadakan perjanjian penjaminan atau penanggungan
utang dengan A dan B untuk menjamin dan menanggung utang PT X jika PT
X lalai membayar utangnya.
 Dasar hukumnya Pasal 1820 KUHPerdata berbunyi: “Penanggungan ialah suatu
persetujuan di mana pihak ketiga demi kepentingan kreditur, mengikatkan diri
untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya.”

CONTOH KASUS JAMINAN KEBENDAAN


Jika eksekusi tidak melalui badan penilai harga yang resmi atau badan pelelangan
umum. Tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai Perbuatan Melawan Hukum
(PMH) sesuai diatur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan dapat
digugat ganti kerugian. Dalam konsepsi hukum pidana, eksekusi objek fidusia di bawah
tangan masuk dalam tindak pidana Pasal 368 KUHPidana jika kreditor melakukan
pemaksaan dan ancaman perampasan. Pasal ini menyebutkan:
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan
orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang,
diancam karena pemerasan dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan.
Ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga, dan keempat berlaku bagi kejahatan ini.
Situasi ini dapat terjadi jika kreditor dalam eksekusi melakukan pemaksaan dan
mengambil barang secara sepihak, padahal diketahui dalam barang tersebut sebagian atau
seluruhnya milik orang lain. Walaupun juga diketahui bahwa sebagian dari barang tersebut
adalah milik kreditor yang mau mengeksekusi tetapi tidak didaftarkan dalam di kantor
fidusia.
Bahkan pengenaan pasal-pasal lain dapat terjadi mengingat bahwa dimana-mana
eksekusi merupakan bukan hal yang mudah, untuk itu butuh jaminan hukum dan
dukungan aparat hukum secara legal. Inilah urgensi perlindungan hukum yang seimbang
antara kreditor dan debitor. Bahkan apabila debitor mengalihkan benda objek fidusia yang
dilakukan dibawah tangan kepada pihak lain tidak dapat dijerat dengan UU No. 42 Tahun
1999 Tentang jaminan fidusia, karena tidak syah atau legalnya perjanjian jaminan fidusia
yang dibuat.
Mungkin saja debitor yang mengalihkan barang objek jaminan fidusia di laporkan
atas tuduhan penggelapan sesuai Pasal 372 KUHPidana menandaskan: “Barang siapa
dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena
kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun
atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”.
Oleh kreditor, tetapi ini juga bisa jadi blunder karena bisa saling melaporkan karena
sebagian dari barang tersebut menjadi milik berdua baik kreditor dan debitor, dibutuhkan
keputusan perdata oleh pengadilan negeri setempat untuk mendudukan porsi masing-
masing pemilik barang tersebut untuk kedua belah pihak. Jika hal ini ditempuh maka akan
terjadi proses hukum yang panjang, melelahkan dan menghabiskan biaya yang tidak
sedikit.
Akibatnya, margin yang hendak dicapai perusahaan tidak terealisir bahkan mungkin
merugi, termasuk rugi waktu dan pemikiran. Lembaga pembiayaan yang tidak
mendaftarkan jaminan fidusia sebenarnya rugi sendiri karena tidak punya hak eksekutorial
yang legal. Poblem bisnis yang membutuhkan kecepatan dan customer service yang prima
selalu tidak sejalan dengan logika hukum yang ada. Mungkin karena kekosongan hukum
atau hukum yang tidak selalu secepat perkembangan zaman.
 jaminan fidusia di laporkan atas tuduhan penggelapan sesuai Pasal 372
KUHPidana menandaskan: “Barang siapa dengan sengaja dan melawan
hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah
kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena
kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama
empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”.

2. Berdasarkan kasus tersebut buatkan 3 pertanyaan dan jawabannya dihubungkan


dengan teori dan perundang-undangan!
Jawab :
Jaminan perorangan
1) Manakah yang harus didahulukan dalam pelunasan piutang diantara piutang-
piutang dengan hak privililege, gadai dan hak tanggungan jika kewajiban untuk
melunasi ada seorang debitor. Jelaskan!
Jawab : berdasarkan pasal 1134 (2) KUH Perdata, gadai dan hipotek adalah
lebih tinggi dari pada privililege, kecuali oleh undang-undang ditentukan
sebaliknya. Dengan demikian yang harus didahulukan adalah gadai dan hak
tanggungan dulu baru kemudian hak privililege
2) Mengapa dalam penyerahan benda gadai tidak dapat dilakukan dengan
penyerahan secara Constitutum possessorium dan dengan penyerahan apa
sajakah penyerahan benda gadai dilakukan. Jelaskan serta diberikan contohnya
masing-masing!
Jawab : penyerahan benda gadai tidak dapat dilakukan dengan penyerahan
secara constitutum possessorium karena syarat gadai adalah inbezit steling,
sehingga hak gadai sah apabila barang gadai keluar dari kekuasaan pemberi
gadai/debitor. Karena penyerahan secara constitutum possessorium tidak
menimbulkan terjadinya hak gadai sehingga perjanjian gadai tidak sah.
Cara-cara penyerahan gadai tidak sah
a. Nyata : penyerahan barang langsung dari tangan pemberi gadai ke
penerima gadai
b. Traditio brevi manu (tangan pendek) : benda yang akan diserahkan salah
ada di tangan orang yang akan menerimannya.
c. Traditio longa manu (penyerahan tangan panjang) : benda yang akan
diserahkan masih pada phak ke-3
3) Perjanjian penanggungan bersifat accessoir, namun sifat accessoir dari
perjanjian penanggungan tersebut ada pengecualian. Apa pengecualiannya
tersebut dan berikan contohnya!
Jawab : Terdapat pengecualian terhadap hal ini yaitu Apabila penanggung
mengajukan diri sebagai penanggung untuk suatu perikatan, biarpun perikatan
itu dapat dibatalkan dengan suatu taksiran yang mengenai pribadi dirinya si
pribadi berhutang. Contoh : terhadap perikatan yang dapat dibatalkan karena
belum kedewasaan debitor. Maka menurut Pasal 1821 ayat [2] KUH Perdata
perjanjian penanggungan tersebut tidak dapat dibatalkan.
4) Kreditor pemegang gadai berhak untuk mengambil pelunasan dari barang
gadai lebih dahulu dari pada kreditor-kreditor yang lain. Jelaskan!
Jawab : pada perjanjian gadai menurut Pasal 1150 KUH Perdata memberikan
kepada pemegang gadai kewenangan untuk menerima pelunasan lebih dahulu
dari kreditor-kreditor lainnya. Dengan demikian pemegang gadai
kedudukannya sebagai kreditor preferen. Apabila pemberi gadai wanpretasi
tidak dapat melunasi hutang-hutangnya terhadap kreditor-kreditornya maka
pemegang gadai memiliki wewenangan untuk didahulukan pelunasannya atas
benda gadai, terkecuali terhadap previlege.
Jaminan Kebendaan
1) A memiliki toko dan berjualan TV merk LG sebanyak 20 buah. Untuk
menambah modal ia meminjam Rp.15.000.000,- kepada B jaminan fidusia atas
20 TV tersebut.
a. Bagaimana proses terjadinya jaminan fidusia tersebut diatas? yaitu
1. Permohonan pendaftaran fidusia dilakukan oleh penerima fidusia, kuasa
atau wakilnya dengan melampirkan pernyataan jaminan fidusia
2. Pejabat pendaftaran jaminan fidusia setelah menerima permohonan tersebut
memeriksa kelengkapan persyaratan permohonan. Apabila tidak lengkap,
harus memeriksa dikembalikan berkas permohonan tersebut. Apabila tidak
lengkap, pejabat pendaftaran jaminan fidusia
3. Apabila terdapat kekeluruan penulisan dalam sertifikat jaminan fidusia,
dalam waktu 60 hari setelah menerima serrtifikat jaminan fidusia
permohonan memberitahu kepada kantor. Pendaftaran fidusia untuk
diterbitkan sertifikat perbaikan. Sertifikat jaminan fidusia ini memuat
tanggal yang sama dengan tanggal sertifikat semula
2) Jiks sebagaian objek jaminan fidusia ia gadaikan kepada C tanpa sepengtahuan
B. Jelaskan akibat hukumnya bagi A!
Jawab : karena tindakannya, A dapat dikenakan pasal 36 UUJF yang berbunyi :
pemberi fidusia yang mengalihkan, menggadaikan, atau menyewakan benda
yang menjadi obyek jaminan fidusia sebagaimana maksud dalam pasal 23 ayat
(2) yang dilakukan tanpa persetujuan tertulis dahulu dari penerima fidusia,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling
banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) logikanya, benda yang
dijaminkan dengan fidusia mengakibatkan berahlinya segala hak milik dari
benda tersebut kepada kreditor (penerima fidusia) sehingga pemberi fidusia
sudah tidak mempunyai hak dengan jaminan fidusia tersebut.
3) Bagaimana jika A wanpretasi, jelaskan!
Jawab : Jika wanpretasi, maka objek jaminan fidusia tersebut tersebut dapat di
sita atau di eksekusi oleh krediturnya sesuai dengan kesepakatan masing-
masing pihak. (Dasar Hukum : UU No.42 tahun 1999 tentang JF)

3. Selanjutnya berdasarkan analisis kasus, buatlah kesimpulan saudara!


Jawab :
Pengertian jaminan perorangan dan jaminan kebendaan Jaminan Kebendaan dan
Jaminan Perorangan.
 Jaminan kebendaan ialah jaminan yang mempunyai hubungan langsung
dengan benda tertentu milik debitur. Kreditur pemegang jaminan ini memiliki
hak kebendaan (zakenlijk recHak Tanggungan) dengan cirri-ciri dapat
dipertahankan dari siapapun (droit de suite, zaakgevolg) dan senantiasa
mengikuti bendanya. Jaminan yang bersifat kebendaan dapat diperalihkan.
Pemegang jaminan kebendaan memiliki kedudukan prioritas, yang lebih
dahulu terjadi diutamakan pemenuhannya (kredit preference). Yang termasuk
dalam jenis jaminan ini adalah hak tanggungan atas tanah, hipotik,
creditverband, gadai dan fidusia.
 Sedangkan jaminan perorangan adalah jaminan yang menimbulkan hubungan
langsung terhadap perorangan tertentu. Hak yang dimiliki kreditur bersifat
relatif yakni berupa hak perorangan (persoonlijk recHak Tanggungan).
Jaminan ini hanya dapat dipertahankan terhadap debitur (perorangan) tertentu
dan terhadap kekayaan debitur umumnya.Jaminan perorangan ini dirasakan
kurang memberikan rasa aman, karena masih memiliki tingkat risiko (degree
of risk) yang tinggi, sehingga jarang digunakan dalam praktik perbankan.

PERBEDAAN JAMINAN KEBENDAAN DAN JAMINAN PERORANGAN


 Dari Segi Pengertian Jaminan yang bersifat kebendaan adalah jaminan yang
berupa hak mutlak atas sesuatu benda, yang mempunyai ciri-ciri mempunyai
hubungan langsung atas benda tertentu dari debitur, dapat dipertahankan
terhadap siapa pun, selalu mengikuti bendanya dan dapat diperalihkan (contoh:
hipotik, hak tanggungan, gadai, dan lain-lain).
 Jaminan perseorangan adalah jaminan yang menimbulkan hubungan lansung
pada perseorangan tertentu, hanya dapat dipertahankan terhadap debitur
tertentu, terhadap harta kekayaan debitur umumnya ( contoh: borgtocht).

Dasar Hukum
Jaminan kebendaan diatur dalam Buku II KUH Perdata serta Undang-
undang lainnya, dengan bentuk, yaitu:
1. Gadai diatur dalam KUH Perdata Buku II Bab XX Pasal 1150-1161, yaitu suatu hak
yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan oleh
debitur untuk mengambil pelunasan dan barang tersebut dengan mendahulukan
kreditur dari kreditur lain.
2. Hak tanggungan; UU No.4/1996, yaitu jaminan yang dibebankan hak atas tanah,
berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan suatu ketentuan dengan
tanah untuk pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang
diutamakan pada kreditur terhadap kreditu lain.
3. Fiducia, UU No.42/1999, yaitu hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang
tidak dibebani hak tanggungan sebagai agunan bagi pelunasan hutang tertentu yang
memberikan kedudukan utama terhadap kreditur lain.
Jaminan perorangan diatur dalam Buku III KUH Perdata, dalam bentuk:
 Penanggungan hutang (Borgtoght) Pasal 1820 KUH Perdata, yaitu suatu
perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berhutang
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si berhutang mana hak orang tersebut
tidak memenuhinya. Dari Segi Jenis
 Jaminan Kebendaan terdiri dari hipotik, hak tanggungan, gadai.
 Jaminan Perorangan terdiri dari Penanggungan hutang (Borgtoght), Perjanjian
garansi

Dari Segi Sifatnya


 Jaminan Kebendaan :
1. Mengikuti bendanya (Droit de suite) dalam arti bahwa yang mengikuti bendanya
itu tidak hanya haknya tetapi juga kewenangan untuk menjual bendanya dan hak
eksekusi.
2. Dapat dipertahankan (diminta pemenuhan) terhadap siapapun juga,yaitu terhadap
mereka yang memperoleh hak baik berdasarkan atas hak yang umum maupun
yang khusus, juga terhadap para kreditur dan pihak lawannya.
3. Dapat diperalihkan, contoh Hipotik, gadai, dan lain-lain. Menganut Azas prioriteit
yakni hak kebendaan yang lebih tua (lebih dulu terjadi ) lebih di utamakan
daripada hak kebendaan yang terjadi kemudian.

Anda mungkin juga menyukai