Anda di halaman 1dari 110

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

MENGGUNAKAN ACCELEROMETER SENSOR BERBASIS


SMARTPHONE ANDROID UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA
MATERI GETARAN HARMONIS SEDERHANA
(Penelitian Pre Eksperimental kepada peserta didik SMA Karya Budi kelas X MIA
2)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Sidang Munaqosyah

OKY OKTAVIANI
NIM. 1162070054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG

2020
ABSTRAK

Oky Oktaviani: “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Menggunakan


Sensor Accelerometer Berbasis Smartphone Android Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Getaran
Harmonis Sederhana”.

Penelitian ini bertujuan yaitu (1) Mengetahui perkembangan pemanfaatan


accelerometer sensor untuk praktikum fisika sebagai media pembelajaran pada
materi Getaran Harmonis Sederhana (2) Menghasilkan LKPD berbasis
accelerometer sensor pada smartphone (3) Mengetahui accelerometer sensor
untuk menggambarkan keterampilan berpikir kritis (4) Mengetahui hasil validasi
LKPD yang dilakukan oleh validator ahli (5) Mengetahui efektivitas penggunaan
LKPD. . Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIA 2 yang
berjumlah 11 orang. Model pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini
adalah Borg and Gall. Uji validasi kepada beberapa ahli merupakan cara untuk
melihat kelayakan LKPD dengan rata-rata persentase 89%. Sedangkan data yang
diperoleh dari angket respon peserta didik dengan nilai efektivitas pada uji coba
terbatas pada LKPD dengan memanfaatkan accelerometer sensor yaitu 89% dan
hasil rata-rata nilai efektivitas pada LKPD tanpa memanfaatkan accelerometer
sensor yaitu 84,9%. Dengan kriteria sangat baik yang menunjukkan peserta didik
senang menggunakan LKPD pada proses praktikum yang digunakan. Terdapat
pula peningkatan keterampilan berpikir kritis Nilai sebesar dengan interpretasi
sedang. Hal tersebut menunjukkan adanya efektifitas dalam proses pembelajaran.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan LKPD dengan
memanfaatkan aplikasi accelerometer sensor untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis pada materi getaran harmonis sederhana layak digunakan dalam
proses pembelajaran.

Kata kunci: LKPD, accelerometer sensor, dan Penelitian Pengembangan.


LEMBAR PENGESAHAN

(Untuk Mengikuti Sidang Munaqosyah)

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Menggunakan Sensor


Accelerometer Berbasis Smartphone Android Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Pada Materi Getaran Harmonis Sederhana
Oleh:

Oky Oktaviani
NIM. 1162070054
Bandung, Oktober 2020

Pembimbing 1 Tanda Tangan

Dr. Hj. Ade Yeti Nuryantini, M.Pd, M.Si


NIP.197212121998022001

Pembimbing 2 Tanda Tangan

Herni Yuniarti Suhendi, M.Pd


NIP. 198906142015032006
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. H. Idad Suhada, M.Pd


NIP. 196309241992031003
RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap Oky Oktaviani, lahir di Jakarta pada tanggal 22


Oktober 1998 dari pasangan Ayah Supriyanto dan Ibu
Sutrisnani, merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Bertempat tinggal di Perum. Puri Cikarang Indah Blok D4 No
11 Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi.
Jenjang pendidikan yang telah ditempuh ialah:

1. TK Al-Abror lulus pada tahun 2004


2. SD Karang Harum 01 lulus pada tahun 2007
3. SMP Negeri 5 Cikarang Timur lulus pada tahun 2013
4. SMA Negeri 1 Sukatani lulus pada tahun 2016
Organisasi yang pernah diikuti penulis diantaranya:
1. 2010-2013 Ketua Osis SMP Negri 4 Cikarang Timur
2. 2013-2016 Bendahara Basket Putri SMA Negri 1 Sukatani
3. 2016-2017 Anggota Pramuka UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2016-2017 Ketua Unit Photography Pramuka UIN Sunan Gunung Djati
Bandung
4. 2017-2018 Anggota English Club di USO HMP Fisika
5. 2018-2019 Anggota KPPM (Kerjasama Penelitian dan Pengembangan
Masyarakat) Himpunan Mahasiswa Program Study Pendidikan Fisika
6. 2019-2020 Ketua Bidang KPPM (Kerjasama Penelitian dan Pengembangan
Masyarakat) di Dewan Eksekutif Mahasiswa – Fakultas (DEMA-F)
Tarbiyah dan Keguruan
MOTTO

Hidup suatu perjuangan.


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini.

Nama : Oky Oktaviani


NIM : 1162070054
Jurusan/Prodi : Pendidikan MIPA/ Pendidikan Fisika
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Menggunakan Sensor Accelerometer
Berbasis Smarphone Android Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis Pada Materi Getaran Harmonis Sederhana”
Untuk penyusunan skripsi dengan seluruh isinya merupakan karya saya
sendiri. Menyatakan bahwa penelitian ini benar-benar merupakan karya saya
sendiri dan tidak berisi karya atau pendapat orang lain yang telah dipublikasikan,
kecuali bagian-bagian yang saya ambil sebagai referensi atau kutipan dan telah
ditulis mengikuti aturan penulisan karya ilmiah yang lazim.
Pernyataan ini dibuat oleh penulis dengan penuh kesadaran dan apabila
ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penulis

Bandung, Oktober 2020


Yang membuat pernyataan,

Oky Oktaviani
NIM. 1162070054
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang


telah memberikn taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul “judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Menggunakan Sensor accelerometer Berbasis Smarphone Android
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Getaran
Harmonis Sederhana”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah mendukun dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah, M.Ed selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
2. Drs. H. Idad Suhada, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA UIN
Sunan Gunung Djati Bandung
3. Dr. Adam Malik, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika yang UIN Sunan
Gunung Djati Bandung
4. Dr. Hj. Ade Yeti Nuryantini, M.Pd, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang
senantiasa memberikan arahan, bimbingan motivasi dan dukungan selama
penyusunan skripsi ini.
5. Herni Yuniarti Suhendi M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa
memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala sekolah, guru-guru dan para staff SMA karya Budi yang telah
memberikan izin dan arahan kepada penulis selama melaksanakan penelitian.
7. Ayahanda Bapak Supriyanto Sihombing, Ibunda Sutrisnani, Eyang tercinta
Eyang Titik Sugiarti dan Eyang Wisnu Rahaja yang senantiasa memberikan
do’a, semangat, dan motivasi kepada penulis demi kelancaran penyusunan
skripsi ini.

i
8. Dewan Eksekutif Mahasiswa-Fakultas (DEMA-F) yang telah memberikan ilmu
dan pengalaman yang berharga bagi penulis dalam berorganisasi.
9. Pramuka UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang telah memberikan ilmu dan
pengalaman yang berharga bagi penulis dalam berorganisasi.
10. Pers dan Komunikasi juga telah memberikan ilmu dan pengalaman yang
berharga bagi penulis dalam berorganisasi.
11. Rekan-rekan seperjuangan kepada Siti Rahmawati,Arliazmy Salsabil, Ihsan
Fathurrahman dan Ersa Sugesti yang senantiasa memberikan motivasi serta doa
yang dipanjatkan kepada penulis demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
12. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Fisika 2016 baik kelas A maupun kelas
B yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis.
13. Rekan-rekan seperjuangan KKN 315 Cisondari kepada Ahmad Kamil Ihsani,
Larasanti, Shafirra Noerhayati, Fazrin yusuf, Suci Julia Indriyanti, Ratu Fahira
Dillianoor, Reza Kurnia Nanto, Sabila Nurul Islam, Shena Sylviana Dewi,
Shinta Azzahra, Siti Rodiah, Rizky Pratama yang senantiasa memberikan
motivasi kepada penulis demi kelancaran skripsi ini.
14. Mahasiswa semester VIII pendidikan fisika yang senantiasa membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari akan kekurangan yang masih terdapat dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya serta para pembaca, Aamiin Yaa rabbal’Aalaamiin.

Bandung, 18 Juli 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................7
C. Batasan Masalah......................................................................................................7
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................................8
E.Manfaat Penelitian.......................................................................................................9
F. Definisi Operasional..................................................................................................10
G. Kerangka Berpikir.................................................................................................11
H. Hasil Penelitian Terdahulu....................................................................................17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................18
A. Praktikum menggunakan Sensor Accelerometer pada Smartphone Android....18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................33
A. Pendekatan dan Metode Penelitiian.....................................................................33
B. Jenis dan Sumber Data..........................................................................................34
C. Teknik Pengumpulan Data....................................................................................34
D. Teknik Analisis Data.............................................................................................35
E. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................43
A. Deskripsi Data........................................................................................................43
B. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................................44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................................82
A. Simpulan............................................................................................................82
B. Saran..................................................................................................................82

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1Interpretasi Hasil Uji Soal Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik......5
Tabel 2 Daftar Indikator Keterampilan Berpikir Kritis.........................................24
Tabel 3 Keterkaitan antara praktikum menggunakan sensor accelerometer dengan
keterampilan berpikir kritis....................................................................................29
Tabel 4. Daftar Nama Validator Produk................................................................47
Tabel 5 Kisi-Kisi Lembar Validasi Ahli Materi....................................................47
Tabel 6 Kisi-kis lembar validasi ahli medai...........................................................48
Tabel 7. Kisi-kisi penilaian penggunaan LKPD....................................................50
Tabel 8. Kisi -kisi lembar efektivias penggunaan LKPD......................................50
Tabel 9. Rubrik skor angket...................................................................................55
Tabel 10 Interpretasi Penilaian Validasi................................................................56
Tabel 11 Kategori Kelayakan Media.....................................................................57
Tabel 12Interpretasi Penilaian LKPD....................................................................58
Tabel 13 Rubrik Penilaian LKPD..........................................................................58
Tabel 14 Kategori Kelayakan Media Pembelajaran..............................................59
Tabel 15 Penilaian Respon Penggunaan dan Efektivitas LKPD............................59
Tabel 16 Interpretasi Nilai Peningkatan.................................................................60
Tabel 17. Hasil angket peserta didik......................................................................64
Tabel 18. Praktikum Getaran harmonis sederhana menggunakan accelerometer
sensor.....................................................................................................................66
Tabel 19. Rancangan LKPD pada praktikum bandul............................................70
Tabel 20. Rancangan LKPD pada praktikum Ayunan Sederhana menggunakan
sensor accelerometer..............................................................................................74
Tabel 21. Tabel Validasi Materi Oleh Validator....................................................80
Tabel 22. Kritik dan Saran Validator Materi.........................................................81
Tabel 23. Hasil Validasi Oleh Validator Media.....................................................81
Tabel 24. Kritik dan Saran Oleh Validator Media.................................................82
Tabel 25. Hasil Validasi Oleh Guru Fisika............................................................83
Tabel 26. Kritik dan Saran Validator Guru Fisika.................................................84
Tabel 27. Revisi Desain Berdasarkan Validator Media.........................................84
Tabel 28. Hasil analisis lembar penggunaan LKPD..............................................87
Tabel 29. Rata-rata nilai secara keseluruhan.........................................................88
Tabel 30. Perbedaan isi LKPD tanpa menggunakan smartphone terhadap LKPD
dengan menggunakan sensor accelerometer pada smartphone android.................88
Tabel 31. Perbandingan persentase penggunaan dalam setiap aspek di LKPD.....93
Tabel 32. Aspek keterlaksanaan RPP....................................................................94
Tabel 33. Indikator penilaian prettest dan posttest untuk......................................95
Tabel 34. Angket respon peserta didik terkait.......................................................97
Tabel 35. Indikator penilaian angket respon peserta didik....................................98

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Berpikir.................................................................................16
Gambar 2 Tampilan Screen pad Accelerometer Sensors.......................................19
Gambar 3 Tampilan Screen Graph pada Accelerrmeter Sensors...........................20
Gambar 4 Accelemeterosensors pada play store....................................................20
Gambar 5 Percobaan Exspermen jurnal.................................................................22
Gambar 6 Ayunan Sederhana................................................................................33
Gambar 7 Massa Bergetar di Ujung Pegas............................................................35
Gambar 8 (a) Pegas Bebas yang Tergantung secara vertikal, (b) massa m
terpasang pada pegas dalam keadaan setimbang (Giancoli D. C., 2001).............36
Gambar 9. Langkah-langkah Model Penelitian.....................................................40
Gambar 10. Desain eksperimen.............................................................................43
Gambar 11 Desain Produk.....................................................................................46
Gambar 13. Diagram hasil angket respon pemanfaatan smartphone.....................65
Gambar 14. Hasil jurnal Praktikum GHS dengan menggunakan accelerometer
sensor.....................................................................................................................66
Gambar 15. Gambaran LKPD yang tidak menggunakan sensor accelerometer
terdapat dalam buku paket.....................................................................................69
Gambar 16. Rancangan Alat Praktikum Ayunan Sederhana Menggunakan sensor
accelerometer.........................................................................................................77
Gambar 17. Hasil Praktikum pada bandul menggunakan sensor accelerometer...78
Gambar 18. Rancangan alat praktikum pergas menggunakan sensor accelerometer
dan beban 100g......................................................................................................79
Gambar 19. Hasil Praktikum pegas menggunakan................................................80
Gambar 20. Uji coba terbatas kepada Peserta Didik Kelas X MIA 2....................86
Gambar 21. Grafik hasil angket respon.................................................................87
Gambar 22 Grafik Nilai N-gain setiap indikator berpikir kritis.............................96
Gambar 23. Diagram angket respon peserta didik...............................................100

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dunia pendidikan pada abad 21 dituntut untuk menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Untuk memperoleh pendidikan yang
berkualitas diperlukan adanya pengetahuan dan ketrampilan pada
proses pembelajaran (Djamas, Ramli, Sari, & Anshari, 2016, hal. 57).
Salah satu yang menjadikan proses pembelajaran lebih maksimal dapat
dilihat dari segi mutu pendidikannya. Maka dari itu untuk menjadikan
pendidikan di Indonesia lebih berkualitas, mutu pendidikan di
Indonesia harus ditingkatkan lagi (Budiman, 2017, hal. 32) .
Dunia pendidikan di indonesia selalu memperbaiki mutu
pendidikannya, diantaranya dengan mengubah kebijakan kurikulum
yang digunakan disetiap satuan lembaga pendidikan. Salah satu
kebijakan tersebut yaitu dengan mengubah kurikulum KTSP menjadi
kurikulum 2013. Kemendikbud (2012:19) menyatakan bahwa
implementasi bahan ajar yang ada pada kurikulum 2013 terdiri dari
buku siswa dan buku pedoman guru. Bahan ajar digunakan untuk
mendukung dan memfasilitasi proses pembelajaran agar lebih
maksimal. Kualitas isi dan penyajian bahan ajar disesuaikan dengan
aturan yang telah ditentukan.

1
Bahan ajar merupakan seperangkat informasi, alat, maupun teks
yang disusun secara sistematis yang disesuaikan dengan kompetensi
yang diajarkan dan digunakan dalam proses pembelajaran (Prastowo,
2013:17). Selain buku siswa dan buku pedoman guru, yang termasuk
bahan ajar diantaranya yaitu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat menjadi penunjang dalam
proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran disekolah. Selain itu, penggunaan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) dalam prose pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan ketrampilan peserta didik yaitu pada ketrampilan
berpikir.
Penelitian dapat menimbulkan dari adanya potensi atau masalah.
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki
nilai tambah (Sugiono, 2015). Potensi dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah kepemilikan smartphone sangat tinggi yang
dimanfaatkan untuk praktikum dengan mengembangkan LKPD
berbasis pemanfaatan sensor accelerometer androidpada materi Getaran
Harmonis. Sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi. Masalah yang ditemukan pada
penelitian ini adalah keterampilan berpikir kritis peserta didik yang
rendah, kurangnya pemanfaatan smartphone sebagai media
pembelajaran serta tidak adanya LKPD berbasis teknologi terbarukan
yang mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.
LKPD yang ada hanya sebatas LKPD yang disajikan dalam buku
paket.LKPD tersebut terkadang kurang menarik minat peserta didik
sehingga jarang sekali digunakan. Berdasarkan potensi dan masalah
yang ada peneliti berinisiatif untuk mengembangkan LKPD berbasis
pemanfaatan sensor accelerometer untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis peserta didik.

2
Keterampilan berpikir merupakan salah satu keterampilan yang
harus dimiliki peserta didik dan diperoleh melalui proses pembeajaran.
Salah satu kemampuan berpikir yang harus dilatih dan dimiliki oleh
peserta didik yaitu kemampuan berpikir kritis. (Syukrimansyah, 2017,
hal. 1317). Berpikir kritis merupakan salah satu ketrampilan berpikir
tingkat tinggi. Dimana untuk menentukan sebuah kesimpulan
diperlukan adanya analisis literatur yang cukup. Sebagaimana
diungkapkan oleh Farisi bahwa berpikir kritis merupakan salah satu
indikator dan berpikir tingkat tinggi dan diartikan sebagai berpikir
secara konvergen karena harus memadukan antara berpikir logis disertai
alasan yang kuat.
Guru harus mampu membuat bahan ajar yang mampu
membimbing dan menyelesaikan permasalahan materi pembelajaran.
Bahan ajar berupa buku siswa diharapkan dapat lebih dipahami dan
menyelesaikan masalah terhadap materi pembelajaran yang diajarkan.
Salah satu bahan ajar yang dapat memudahkan guru dalam
membimbing dan memberikan intruksi kepada peserta didik ialah
Lembar Kerja Peserta didik (LKPD). Selain itu, LKPD yang diberikan
yaitu LKPD dengan menggunakan accelerometer sensor pada
smartphone android (Diniaty & Atun, 2015:50).

3
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA
Mekar Arum pada tanggal 13 Januari 2020, dimana pada tahap awal
yaitu dengan melakukan observasi. Dari hasil observasi dapat
ditemukan beberapa hambatan dan masalah dalam proses pembelajaran
seperti kurangnya proses pembelajaran yang melatih pada ketrampilan
berpikir kritis. Guru hanya sekedar memberikan penjelasan teori hanya
dari segi penguasaan konsep saja. Proses pembelajaran yang dilakukan
sebagian besar masih berpusat kepada guru atau teacher center,
sehingga ketrampilan yang dimiliki oleh peserta didik tidak dapat
diekspresikan dengan maksimal. Dari observasi ini pula ditemukan
bahwa kebanyakan peserta didik sudah beranggapan bahwa fisika itu
sulit dan hanya berupa sekumpulan teori dan persamaan matematis saja.
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2020
di SMA Mekar Arum melalui wawancara dengan guru fisika dan
peserta didik bertujuan untuk mengetahui permasalahan dilapangan.
Hasil dari studi lapangan melalui wawancara yaitu guru fisika masih
kurang melatih keterampilan berpikir kritis pada proses pembelajaran,
karena dalam kegiatan pembelajaran guru fisika hanya menampilkan
video kemudian mengelompokan untuk melakukan diskusi dengan
temen kelompoknya. Selain itu, pengunaan media dalam proses
pembelajaran sangat kurang karena guru fisika hanya mengandalkan
media pembelajaran yang ada di sekolah seperti infokus. Alat-alat
praktikum kurang lengkap sehingga belum memadai untuk praktikum
pada pembelajaran sehingga sulit untuk menerapkan kepada peserta
didik. Adanya, penggunaan bahan ajar seperti LKPD untuk mengukur
dan melatih keterampilan berpikir kritis peserta didik. Bahan ajar yang
akan dikembangkan berupa LKPD yang memuat hasil kegiatan
praktikum menggunakan sensor accelerometer. bentuk kegiatan
pembelajaran yang berupa LKPD bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan peserta didik. terhadap materi pembelajaran melaui
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi kepada peserta didik.

4
Sedangkan, hasil wawancara dengan peserta didik dapat
diketahui bahwa proses pembelajaran fisika yang berlangsung masih
kurang interaktif dan kurang dilatihkannya berpikir kritis atau tidak
adanya lembar LKPD yang memadai digunakan disekolah serta tidak
adanya eksperimen yang pakai android.Sehingga, peserta didik mudah
bosan pada pembelajaran hanya terpaku pada penjelasan teori dan
demonstrasi. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru menjadikan
peserta didik kurang aktif dan hanya menerima informasi-informasi
tersebut, dengan itu siswa menganggap bahwa fisika merupakan
sekumpulan rumus-rumus yang sulit diaplikasikan. Hambatan yang
dihadapi oleh peserta didik dalam proses pembelajaran fisika salah
satunya yaitu tidak adanya kegiatan praktikum yang dilakukan secara
langsung. Selain itu, kurang jelasnya tujuan pembelajaran yang
diberikan juga yang membuat pembelajaran fisika berlangsung kurang
maksinal, dan berdasarkan temuan lain menyatakan bahwa guru belum
optimal dalam menggunakan pendekatan 5M.
Oleh sebab itu diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan
kegiatan belajar yang aktif di kelas dengan peserta didik serta untuk
membangun ketrampilan berpikir kritis pada peserta didik. Salah
satunya dengan menggunakan media pembelajaran menggunakan
sensor pada smartphone.
Smartphone adalah salah satu media yang dapat digunakan
untuk mengakses informasi dengan cepat dan mudah. Berdasarkan
angket terkait penggunaan smartphone yang diberikan kepada 37
sampel peserta didik menunjukan bahwa 98% peserta didik telah
memiliki smartphone. Smartphone bagi peserta didik sudah menjadi
sebuah kebutuhan utuk mengakses berbagai macam informasi agar
tidak tertinggal dengan informasi yang baru. Salah satu smartphone
yang banyak digunakan peserta didik adalah android (Juraman, 2014,
hal. 2). Sesuai dengan hasil angket menunjukkan bahwa 89% peserta
didik memiliki smartphone android.

5
Sistem aplikasi padaandroidmenjadi salah satu sistem yang
banyak digunakan oleh masyarakat (Murtiwiyati & Lauren, 2013, hal.
1). Pada Smartphoneandroid terdapat beberapa macam fasilitas, salah
satu fasilitas yang disediakan adalah sensor accelerometer.
Salah satu contoh penggunaan sensor accelerometer pada
smartphoneandroid yaitu dapat digunakan sebagai pencatat suatu
getaran dengan menghimpun hasil pembacaan dan data getaran yang
diperoleh disimpankemudian divisualisasika pada sebuah grafik
(Riantana, Beta, Cahya, & Darsono, 2015, hal. 114).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Palacio dkk
(Palacio, Abad, Gim ´enez, & Monsoriu, 2013, hal. 774), sensor
accelerometer dapat digunakan dalam pembelaran fisika yaitu
melakukan analisis kuantitatif pada gerak osilasi berpasanga. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sensor accelerometer pada
smartphonedapat diandalkan dalam pengukuran kecepatan pada gerak
osilasi. Sehingga sensor accelerometer dapat digunakan dalam
pembelajaran fisikadisekolah khususnya pada pembelajaran fisika di
lab.

6
Selain melakukan observasi dan wawancara, peneliti juga
melakukan uji soal keterampilan berpikir kritis untuk mengetahui
tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik. Insrument soal yang
digunakan dalam uji keterampilan berpikir peserta didik diambil dari
hasil peneliti sebelumnya yang sudah tervalidasi dengan variabel dan
materi yang sama, yaitu keterampilan berpikir kritis pada materi getaran
harmonis sederhana. Soal yang diujikan berjumlah dua belas butir soal
yang mencakup lima indikator berpikir kritis yang terdiri dari
memberikan penjelasan sederhana (basic clarification), membangun
keterampilan dasar (the basic support), menyimpulkan (inference),
memberikan penjelasan lebih lanjut(advanced clarification), strategi
dan taktik(strategy and tactics). Hasil uji coba soal dianalisis dengan
menghitung persentase rata-rata jumlah peserta didik yang menjawab
benar dengan jumlah seluruh peserta didik yang menjadi subject
penelitian. Hasil tersebut kemudian diinterpretasikan berdasarkan
pedoman penilaian menurut Ennis. Berikut ini merupakan hasil uji coba
soal keterampilan berpikir kritis.
Tabel 1. 1 Interpretasi Hasil Uji Coba Soal Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik

Keterampilan berpikir kritis Skor Interpretasi


Memberikan penjelasan 32.24 Rendah
sederhana
Membangun keterampilan 33.89 Rendah
dasar
Menyimpulkan 35.21 Rendah
Memberikan penjelasan lebih 28.08 Rendah
lanjut
Strategi dan taktik 42.52 Rendah
Rata-rata 34.05 Rendah

7
Salah satu media pembelajaran pada penelitian ini dapat
memanfaatkan aplikasi sensor accelerometer yang berada pada
smartphone android. Penggunaan smartphone tipe android juga dapat
mendukung pembelajaran abad 21, dimana peserta didik dapat
belajar dimanapun dan kapanpun tanpa dibatasi oleh ruang kelas
(Midnieks, Dornin, Nakamura, & Meike, 2011). Hasil angket
penggunaan smartphone android menunjukan bahwa 89% peserta
didik memiliki smartphone android yang hanya digunakan untuk
games dan media sosial saja. Namun peserta didik telah mengetahui
akan adanya sensor-sensor yang berada di smartphone android,
dengan itu peserta didik perlu fasilitator untuk dapat memanfaatkan
smartphone android sebagai media pembelajaran saat praktikum dan
dikembangkan LKPD sebagai bahan ajar pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Hasil studi literatur yang
dilakukan dari beberapa artikel, terdapat peneliti yang melakukan
penelitian terkait keterampilan berpikir kritis pada peserta didik.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2018), bahwa
rendahnya keterampilan berpikir kritis peserta didik disebabkan oleh
kurangnya minat belajar peserta didik terhadap pembelajaran fisika.
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan peserta didik selama pembelajaran
fisika cenderung pasif. Proses pembelajaran lebih didominasi oleh
guru, yaitu guru menyampaikan materi pembelajaran dengan metode
ceramah. Proses pembelajaran fisika masih terpaku dengan
menghafal konsep fisika dan contoh soal yang hanya mendorong
peserta didik menguasai materi pembelajaran dengan targetdapat
menjawab semua soal ujian. Oleh karena itu, pada Kurikulum 2013
yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
mengasosiasikan, dan mengomunikasikan, belum sepenuhnya
terlaksana dengan baik. Sehingga melalui kegiatan tersebut peserta
didik diharapkan dapat menemukan berbagai fakta, konsep dan nilai-
nilai baru yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

8
Penelitian yang dilakukan pada tahap awal berfokus pada
pengembangan LKPD menggunakan sensor accelerometer pada
Smartphone untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis Peserta
didik pada materi Getaran Harmonis Sederhana. LKPD ini
diharapkan dapat memberikan salah satu alternatif pendidik untuk
melangsungkan pembelajaran dengan inovasi dan tidak monoton
yang terbarukan dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis
pada peserta didik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diatas, maka peneliti
akan melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) Menggunakan Sensor Accelerometer
Berbasis Smarphone Android Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Pada Materi Getaran Harmonis Sederhana”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah
yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana perkembangan pemanfaatan sensor accelerometer pada
smartphone sebagai media pembelajaran fisika?
2. Bagaimana desain LKPD Berbasis sensor accelerometer pada
smartphone pada pembelajaran Getaran Harmonis Sederhana untuk
meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis peserta didik?
3. Bagaimana Kelayakan LKPD dari hasil Validasi ahli?
4. Bagaimana hasil Uji terbatas terhadap LKPD dikembangkan?
5. Bagaimana Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sensor
accelerometer pada smartphone dapat menggambarkan keterampilan
berpikir Kritis?

9
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Penelitian yang dilakukan pada tahap awal fokus pada
pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
menggunakan sensor accelerometer pada smartphone android
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
2. Subjek yang diteliti adalah peserta didik kelas X MIA 2 sekolah
SMA Karya Budi.
3. Kelayakan LKPD dilakukan oleh tiga validator, yaitu dosen ahli
media, dosen ahli materi dan guru fisiska di sekolah. Adapun
kelayakan LKPD pada pemanfaatan sensor accelerometer
sebagai media pembelajaran pada materi gerak harmonis
sederhana.
4. Pengembangan LKPD ini mengacu pada indikator berpikir kritis
(KBKr), menurut Ennis (Ningsih, Bambang. S, & A. Sopyan,
2012) yang terdapat 12 indikator dan dikelompokan menjadi 5
kelompok yaitu memberikan penjelasan dasar, memberikan
keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih
lanjut serta strategi dan taktik.
5. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Brag and
Gall, yang dibatasi hanya sampai pada tahap tujuh yaitu tahap
revisi produk.
6. Materi pembelajaran fisika yang digunakan pada penelitian ini
yaitu getaran harmonis sederhana.

D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang diuraikan, adapun tujuan penelitian yang
didapat adalah sebagai berikut :
Perkembangan pemanfaatan sensor accelerometer pada
smartphone android sebagai media pembelajaran fisika.

10
Desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis sensor
accelerometer pada smartphone android untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik pada materi getaran
harmonis sederhana.
Kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dari hasil
validasi ahli.
Hasil uji terbatas terhadap LKPD yang dikembangkan setelah
diujicobakan kepada peserta didik dalam penelitian ini sehingga
meningkatkan pengetahuan peserta didik dengan respon yang
interaktif saat praktikum dilakukan.
Sensor accelerometer pada smartphone dapat menggambarkan
keterampilan berpikir kritis.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa
manfaat diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
mengenai sensor accelerometer pada smartphone android.
Sebagai salah satu pemanfaatan teknologi dan media
pembelajaran dikelas.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk
penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan keterampilan berpikir
kritis pada peserta didik pada materi getaran harmonis sederhana.
b. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik dan pengalaman baru yang
menyenangkan dalam belajar materi getaran harmonis sederhana.
c. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu opsi
alternatif media pembelajaran yang dapat diterapkan pada kelas
untuk memudahkan pada kegiatan praktikum. Hasil penelitian ini

11
pun dapat dijadikan masukkan untuk mengetahui media
pembelajaran dengan menggunakan sensor accelerometer berbasis
android dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
d. Bagi sekolah, hasil penelitian tentang pemanfaatan sensor
accelerometer berbasis android dapat dijadikan sebagai bahan
masukkan, bagi pihak sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan
khususnya dalam kegiatan pembelajaran di kelas X materi getaran
harmonis sederhana.

12
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaaan apersepsi dan salah tafsiran,
maka perlu adanya definisi operasional. Adapun istilah-istilah dalam
penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
1. Aplikasi Sensor Accelerometer pada Smartphone Android
Sensor accelerometer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sensor accelerometer yang berfungsi untuk mendeteksi gerak pegas
pada peristiwa gerak harmonis sederhana yang mendeteksi
pergerakan pegas secara vertikal pada sumbu Y. Sensor
accelerometer yang digunakan diperoleh dari tool box pada
smartphone. Dalam penelitian ini, hasil pengukuran yang dilakukan
praktikum kesatu yaitu ayunan sederhana untuk menyelidiki gaya
pemulih dapat diperoleh persamaan F=−mg sin θ. Adapun, pada
getaran pegas untuk menyelidiki gaya pemulih pada pegas dapat
diperoleh persamaan F=−kx . Praktikum kedua yaitu ayunan
sederhana untuk menyelidiki periode dan frekuensi dapat diperoleh
1
persamaan yaitu f = . Saat praktikum getaran pegas dan ayunan
T
sederhana pada aplikasi sensor accelerometer sudah terbaca hasil
data tersebut. peserta didik hanya mengolah hasil data untuk
menggambarkan grafik tersebut menggunakan Mic exel.
2. Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan berpikir kritis adalah nilai yang diperoleh dari
suatu pencapaian proses pembelajaran yang dilakukan.
Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu tujuan dalam
setiap proses pembelajaran. Mengetahui apakah pembelajaran yang
dilaksanakan berhasil atau tidak. Terdapat 12 indikator dan
dikelompokan menjadi 5 kelompok yaitu memberikan penjelasan
dasar, memberikan keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat
penjelasan lebih lanjut serta strategi dan taktik.

13
3. Materi Getaran Harmonis Sederhana
Getaran harmonis merupakan materi pembelajaran
kelas X MIA dengan kompetensi 3.11 Menganalisis hubungan
antara gaya dan getaran dalam kehidupan sehari-hari dan 4.11
Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana
dan atau getaran pegas berikut presentasi hasil percobaan serta
makna fisisnya.

14
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA
Mekar Arum adanya permasalahan dalam pembelajaran fisika di kelas.
Melihat kondisi saat obervasi. Peneliti memberikan soal keterampilan
berpikir kritis kepada peserta didik untuk mengetahui kemampuan yang
dimiliki peserta didik. Namun, menunjukkan hasil yang tergolong
rendah.
Adapun, hasil wawancara dengan guru dan peserta didik kelas
XI menunjukan bahwa masih kurangnya kegiatan praktikum dalam
pembelajaran Fisika. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat hasil
belajar pada peserta didik. Dalam proses pembelajaran fisika dikelas,
dan hasil uji coba soal dengan menggunakan indikator berpikir kritis,
dengan memberikan 8 soal kepada peserta didik. Namun, hasil dari uji
coba soal menunjukkan kategori rendah.
Penyebab dari masalah tersebut diantaranya kurang memadai
fasilitas praktikum yang dimilik oleh sekolah, jarangnya dilakukan
pembelajaran dengan praktikum, bahan ajar yang tidak sesuai dengan
KI dan KD. Selain itu banyaknya kendala seperti masalah eksternal,
seperti terpotongnya minggu efektif oleh libur mendadak, ketidakbisa
hadiran guru karena keperluan mendesak, dan lemahnya bahan ajar
sebagai acuan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Oleh karena itu dikembangkan bahan ajar berupa Lembar kerja
peserta didik dengan memanfaatkan smartphone android. pada aplikasi
sensor accelerometer. Agar peserta didik dapat berpikir secara rasional
dengan bukti yang kualitatif dan kuantitatif. Serta lebih mudah
menuntun peserta didik dapat melakukan praktikum getaran harmonis
sederhana.

15
Melakukan Kegiatan praktikum menggunakan sensor
accelerometer pada smartphone android sebagai media pembelajaran
dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada peserta didik
(Hirth, Kuhn, & Müller, 2015).
Keterampilan berpikir kritis perlu ditingkatkan, salah satunya
dengan menggunakan LKPD berbasis Smartphone android pada
aplikasi accelerometer sensor yang dibuat dengan indikator
kemampuan berpikir kritis sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu,
orientasi permasalahan, mengorganisasikan proses pembelajaran,
membimbing dan mengidentifikasi masalah, melakukan diskusi,
menganalisis dan mengevalusasi serta mempresetasikan hasil karyanya
didepan kelas.
Di era sekarang ini, yakni pada abad 21 ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin berkembang pesat, sudah banyak temuan-temuan
mengenai teknologi yang dapat kita manfaatkan dalam segala aspek.
Salah satu bukti dari adanya kemajuan iptek adalah smartphone.
Smartphone merupakan sebuah alat yang memiliki fitur canggih
yang dapat digunakan untuk mengakses informasi dari internet salah
satunya. Adapun slah satu jenis smartphone yang digunakan saat ini
yaitu smartphone android. Salah satu aplikasi sensor yang bisa kita
gunakan pada smartphone android adalah sensor accelerometer..
Pembelajaran berbasis smartphone ini merupakan suatu
pembelajaran yang baru dan dianggap menarik, sehingga tentunya
peserta didik akan lebih aktif di dalam melakukan pembelajaran ini.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :

16
Identifikasi Masalah

Rendahnya keterampilan
berpikir kritis peserta
didik

Tidak memiliki LKPD sebagai Bahan ajar di Sekolah

Kurangnya interaktif dari peserta didik saatpembelajaran

Media Pembelajaran Indikator keterampilan Tahapan Model


berbasis android berpikir kritis menurut Pembelajaran Discovery
Sensor Accelerometer Ennis (2011:2) Learning adalah :
memberikan penjelasan 1. Pemberian Rangsangan
sederhana, membangun (simulation)
keterampilan dasar, 2. Identifikasi Masalah
menyimpulkan, (Problem Statement)
memberikan penjelasan 3. Pengumpulan Data
Media Pembelajaran Tidak lebih lanjut, strategis dan (Data collection)
berbasis android taktik 4. Pengolahan Data (Data
processing)
5. Pembuktian
(Verification)
Analisis respon
Mahasisswa terhadap
LKPD

Validasi ahli

LKPD Layak Digunakan

Pengolahan data

Analisis Data

Kelayakan LKPD

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

17
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian dibuat berdasarkan rumusan masalah secara
umum, sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah :
“LKPD menggunakan sensor accelerometer lebih mudah dan
peserta didik lebih interaktif dibandingkan dengan LKPD tidak
menggunakan sensor accelerometer”.
I. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mazzella & Testa (2016, hal. 9) melakukan penelitian tentang
tingkat keefektifan kegiatan pembelajaran berbasis smartphone
pada pemahaman peserta didik pada konsep percepatan. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan berbasis smartphone
dapat dijadikan pengganti yang efektif dari pembelajaran
eksperimen tradisional dan dapat membantu guru untuk
melaksanakan kegiatan laboratorium di tingkat sekolah
menengah.
2. Kapucu (2017, hal. 1) melakukan penelitian untuk
menginvestigasi percepatan dan kecepatan pemancar cahaya
objek bidang miring yang dapat ditentukan dengan
menggunakan sensor cahaya pada smartphone. Hasil
eksperimen ini menunjukkan bahwa sensor cahaya pada
smartphone dapat digunakan sebagai instrumen yang dapat
diandalkan untuk menentukan konstanta percepatan dan
kecepatan objek yang memancarkan cahaya.
3. Palacio, Abad, Gim ´enez, & Monsoriu (2013, hal. 774)
mengatakan bahwa sensor accelerometer pada smartphone
digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif dari gerak
osilasi berpasangan. Hasilnya menunjukkan bahwa sensor
accelerometer pada smartphone merupakan instrumen

18
pengukuran yang berharga untuk pengenalan pembelajaran
fisika.
4. Monteiro, Cabeza, & Mart´ (2014, hal. 1), melakukan penelitian
mengenai pendulum fisik dengan menggunakan sensor
accelerometer, rotasi dan gyroscop. Dalam tulisannyadikatakan
bahwa penggunaan smartphone secara umum menghadirkan
keuntungan yang jelas dibandingkan dengan penggunaannya
metode lain, seperti antarmuka atau analisis video, yang
memerlukan perangkat dan/atau biaya mahal.
5. Fernandes, Sebastião, Gonçalves, & Ferraz (2017, hal. 2)
melakukan penelitian tentang sudut yang dihasilkan oleh gerak
yang tidak harmonis pada pendulum fisik dengan menggunakan
sensor gerak (accelerometer).

19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

20
A. Sensor accelerometer
Android merupakan sistem yang dirancang untuk suatu
perangkat seluler seperti smartphone dan komputer tablet dengan
menggunakan sebuah sistem operasi berbasis Linux. Android secara
resmi telah diliris di tahun 2007. Ponsel android pertama kali mulai
dipasarkan pada bulan Oktober tahun 2008 (Riantana, Beta, Cahya, &
Darsono, 2015, hal. 115).
Dalam smartphoneandroid terdapat berbagai macam sensor
yang dapat kita gunakan untuk mengukur suatu besaran yang kita
inginkan. Sensor pada android merupakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk memantau, menganalisa dan juga mengukur suatu
kondisi perubahan sekitar kita.
Untuk smartphone yang sudah canggih, sebagian besar memiliki
sensor yang sudah terintegrasi dan mampu menganalisa data dengan
tingkat akurasi yang tinggi, serta gerakan pun dapat dengan mudah
direspon. Salah satu sensor yang terdapat dalam smartphoneandroid
adalah sensor accelerometer atau sensor gerak (Gunawan, 2016, hal. 1).
Sensor accelerometer pada smartphoneandroiddigunakan
sebagai pencatat suatu getaran dengan menghimpun pembacaan getaran
secara real time sehingga data getaran yang diperoleh dapat disimpan
dan divisualisasikan pada sebuah grafik (Riantana, Beta, Cahya, &
Darsono, 2015, hal. 114).
Aplikasi sensor ini dapat diunduh pada playstore pada
smartphone, dengan kata kunci accelerometer, maka akan muncul
banyak sensor yang muncul pada pilihan unduhan. Namun pada
penelitian ini sensor accelerometer yang digunakan yaitu sensor dengan
dengan nama “Accelerometer Meter”yang terinstal dalam handphone
Samsung Galaxy Grand Prime.
Sensor Accelerometer Meter ini memiliki enam buah layar yang
dapat kita pilih, layar tersebut memiliki tampilan sebagai berikut.

21
Gambar 2 Tampilan Screen pad Accelerometer Sensors
Keenam layar yang tersedia pada sensor di atas memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Jika kita lihat dari namanya:
1. ScreenMeter berfungsi untuk mengukur percepatan suatu objek
dengan skala tunjuk seperti pada alat pengukur panjang (meteran).
2. ScreenGraph berfungsi untuk mengukur percepatan suatu objek
dalam bentuk sebuah grafik.
3. ScreenSpectrum berfungsi untuk mengukur percepatan suatu objek
dalam bentuk sebuah spektrum.
4. ScreenLight berfungsi untuk mengukur percepatan suatu objek
dalam bentuk berbagaimacam warna.
5. ScreenMusic berfungsi untuk mengukur percepatan suatu objek
dalam bentuk alunan musik.
6. ScreenInfo berfungsi untuk menampilkan informasi mengenai
spesifikasi yang terdapat pada aplikasi Accelerometer Meter. Screen
yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Screen Graph.

22
Dilihat dari fungsinya di atas, bahwa screen ini melakukan
pengukuran dengan hasil sebuah grafik hubungan percepatan
terhadap waktu. Tampilan pada screen ini adalah sebagai berikut.

Gambar 3 Tampilan Screen Graph pada


Accelerrmeter Sensors

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa terdapat beberapa sumbu yang


dapat terbaca oleh aplikasi ini. Penggambaran grafik dapat diperoleh
menggunakan sumbu tiga dimensi (X, Y, Z). Sumbu ini dapat kita
sesuaikan dengan data yang ingin diperoleh.
Cara penggunaan aplikasi accelerometer di dalam pengukuran suatu
gerak objek adalah sebagai berikut:
1. Mendownload aplikasi accelerometer pada play store yang terdapat
dalam smartphone, seperti pada gambar 2.3:

Gambar 4 Accelemeterosensors pada play store

23
2. Melakukanlah langkah-langkah intruksi yang diperintahkan untuk
menginstal aplikasi tersebut.
3. Setelah terinstal, gunakanScreen Graph sebagai screen yang
berfungsi mengukur pergerakan objek.
4. Ketika screen graph diklik, maka secara otomatis aplikasi akan
langsung melakukan pengukuran. Untuk itu, untuk meriset data
yang tidak diperlukan kita gunakan tombol clear data.
5. Setelah tampilan aplikasi menjadi layar kosong, klik tombol start
untuk memulai pengukuran gerak objek
6. Mengatur sumbu yang di perlukan di dalam pengukuran, usahakan
fokuskan pada satu sumbu agar grafik yang diperoleh dapat terlihat
dengan jelas.
7. Menenkan tombol auto-scale untuk mengatur kestabilan skala.
Tombol ini pun berfungsi agar grafik yang dihasilkan menjadi lebih
rapi.
8. Jika gerakan benda cepat, maka kita dapat menekan tombol fast
agar grafik yang dihasilkan menjadi lebih akurat.
9. Setelah pengukuran selesai, klik lah tombol stop untuk
menghentikan pengukuran.
10. Selain dalam bentuk grafik, data yang diperoleh pada aplikasi ini
pun dapat berupa angka. Untuk menyimpan data yang telah
diperoleh, kita dapat mengklil tombol save.
11. Melakukan pengukuran yang berbeda dengan mengulang langkah di
atas.
12. Setelah pengukuran selesai, kita dapat keluar dari aplikasi dengan
cara menekan tombol kembali pada smartphone.

24
Gambar 5 Percobaan Exspermen jurnal
Pada praktikum yang akan diterapkan menggunakan
smartphone android untuk mengukur percepatan suatu objek.
Namun, penelitian ini melakukan praktikum menggunakan
aplikasi sensor accelerometer. Adapun alat yang digunakan pada
praktikum yaitu pegas dan ayunan sederhana. Dari praktikum
peserta didik dapat mengolah data secara langsung yang sudah
terbaca hasil data tersebut. Peserta didik akan lebih mudah
memahami konsep getaran harmonis sederhana.

25
B. Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir kritis menurut Ennis (1996:24) suatu pemikiran yang
dapat dipercaya dan berfokus terhadap apa yang harus dilakukan.
Sedangkan menurut Fisher (2009: 11) berpikir kritis adalah suatu
aktivitas yang menunjukkan ketrampilan dan dilakukan lebih baik.
Keterampilan berpikir kritis dapat diperoleh dengan cara dilatih
melalui suatu proses pembelajaran yang dilakukan secara aktif.
Sedangkan menurut (Syukrimansyah, 2017, hal. 138) kemampuan
berpikir kritis akan munculseiring berjalannya waktu pada proses
pembelajaran dan tidak terjadi begitu saja. Dalam hal ini, peran guru
sangat berpengaruh terhadap motivasi peserta didik dalam membangun
ketrampilan berpikir kritis.
Menurut Farisi (2017: 284) berpikir kritis adalah salah satu
kemampuan berpikir yang memiliki indikator dari berpikir tingkat
tinggi. Sedangkan menurut Glaser dalam Fisher (2009: 13)
mendefinisikan berpikir kritis yaitu suatu perilaku berfikir dalam
memecahkan masalah, dimana pemecahan masalah tersebut dilakukan
dengan metode penalaran yang logis.
Berpikir kritis merupakan salah satu upaya untuk memeriksa
setiap keyakinan atau pengetahuan berdasarkan bukti-bukti dan
kesimpulan.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa berpikir
kritis merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk
memecahkan suatu masalah dengan fokus untuk melakukan apa yang
harus dilakukan dalam pemecahan masalah berdasarkan sumber
informasi yang dipercaya.
Adapun indikator-indikator keterampilan berpikir kritis menurut
Ennis (1996) yaitu terdapat 5 indikator dan 12 sub indikator dan 3 sub
indikator sebagai pelengkap, yaitu sebagai berikut:

26
1. Memberikan penjelasan sederhana
Memberikan penjelasan sederhana
(elementary classification) adalah proses untuk melatih dan
mengembangkan keterampilan peserta didik yang meliputi
keterampilan merumuskan, mengidentifikasi,
mempertimbangkan, dan menganalisis. Pada indikator
memberikan penjelasan sederhana (elementary classification)
terdapat tiga sub indikator yaitu memfokuskan pertanyaan,
menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan.
2. Membangun keterampilan dasar
Kemampuan membangun keterampilan dasar adalah
kemampuanpeserta didik dalam menggunakan prosedur-
prosedur untuk menyelesaikan pemecahan masalah fisika,
memberikan alasan dan kebiasaan berhati-hati untuk
menentukan keputusan dalam pemecahan masalah. Indikator
membangun keterampilan dasar terdapat dua sub indikator yaitu
mempertimbangkan kredibilitas serta mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi.
3. Menyimpulkan
Indikator keterampilan menyimpulkan adalah
kemampuan peserta didik membuat deduksi dan induksi,
membuat generalisasi, dan membuat kesimpulan dari data yang
disajikan. Indikator menyimpulkan terdapat tiga sub indikator
yaitu membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi,
membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi,
membuat dan menentukan nilai keputusan.
4. Membuat penjelasan lebih lanjut
Indikator keterampilan membuat penjelasan lebih
lanjut adalah keterampilan peserta didik dalam mendefinisikan
istilah, mempertimbangkan definisi atau mengidentifikasi
asumsi atau pendapat tentang suatu konsep atau peristiwa.

27
5. Strategi dan taktik
Adapun indikator keterampilan mengatur strategi dan taktik
adalah keterampilan peserta didik dalam memutuskan suatu
tindakan berupa kemampuan peserta didik dalam
mendefinisikan masalah fisika, menyeleksi kriteria untuk
membuat solusi, merumuskan alternatif yang memungkinkan.
Tabel 2 Daftar Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Keteram Sub Penjelasan


pilan keteram
berpikir pilan
kritis berpikir
kritis
Member Memfok a. Mengidentifik
ikan uskan asi atau
penjelas pertanya merumuskan
an an pertanyaan
sederha b. Mengidentifik
na asi kriteria-
(element kriteria untuk
ary mempertimba
classifica ngkan
tion) jawaban yang
mungkin
c. Menjaga
kondisi
pikiran
Mengana a. Mengidentifik
lisis asi
argumen kesimpulan
b. Mengidentifik
asi alasan

28
yang
dinyatakan
(ekplisit)
c. Mengidentifik
asi alasan
yang tidak
dinyatakan
(implisit)
d. Mengidentifik
asi
kerelevanan
dan
ketidakreleva
nan
e. Mencari
persamaan
dan perbedaan
f. Mencari
struktur dari
suatu
argument
Memban Mempert a. Ahli
gun imbangk Tidak
keteram an adanya
pilan kredibilit konflik
dasar as interest
(basic (kriteria b. Kesepakatan
support) suatu antar sumber
sumber c. Reputasi
Menggunakan
prosedur yang

29
ada
d. Mengetahui
resikoKemam
puan memberi
alasan
Menyim Membua a. Membuat
pulkan t induksi generalisasi
(inferenc dan b. Membuat
e) mempert kesimpulan
imbangk dan hipotesa
an
induksi
Membua Mendefi a. Bentuk
t nisikan sinonim,
penjelas istilah, klasifikasi,
an lebih mempert rentang,
lanjut imbangk ekspresi yang
(advance an sama,
clarificat definisi operasional
ion) b. Strategi
definisi
(tindakan
mengidentifik
asi
persamaan)
c. Konten (isi)
Strategi Memutus a. Mendefinisika
dan kan suatu n masalah
taktik tindakan b. Menyeleksi
(strategy kriteria untuk
and membuat

30
tactics) solusi
c. Merumuskan
alternatif yang
memungkinka
n
d. Memutuskan
hal-hal yang
akan
dilakukan
secara tentatif
e. Mereview
f. Memonitor

C. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Kegiatan praktikum disekolah merupakan penyajian dimana
peserta didik melakukan kegiatan percobaan. Dalam pembelajaran
peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan suatu percoban
secara mandiri, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan mengenai suatu objek yang diamati. Praktikum
secara riil/nyata dilakukan di laboratorium sekolah, siswa dituntut
untuk melakukan eksperimen langsung dilaboratorium sesuai
dengan penuntun yang diberikan oleh guru ( Aang, 2016: 12).
Sakti (2011: 69) Bahwa Praktikum adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang bertujuan untuk memantapkan pengetahuan
siswa terhadap materi pembelajaran melalui aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi terhadap teori yang dilakukan baik di dalam
praktikum ataupun dilapangan.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan lembaran
bahan ajar yang berisi materi pelajaran, tujuan percobaan, alat dan
bahan, langkah percobaan, hasil pengamatan, serta pertanyaan-

31
pertanyaan yang disusun untuk memudahkan siswa dalam
memahami konsep (Putri, 2016: 16).
Menurut Prastowo (dalam Fitriyati 2013) LKPD merupakan
sekumpulan tugas yang harus dikerjakan peserta didik untuk
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan mengenai materi yang
diajarkan. LKPD adalah salah satu bentuk bahan ajar yang
membantu siswa melakukan aktivitas secara mandiri maupun
berkelompok. Dhani dan Haryono dalam Husna (2014)
mendefinisikan bahwa LKPD merupakan lembaran yang berisi
pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram.

D. Materi Getaran Harmonis Sederhana


Adapun pembahasan materi gerak harmonis sederhana adalah
sebagai berikut:
1) Karakteristik Gerak Harmonis Sederhana
a. ayunan Sederhana
Ayunan sederhana adalah sebuah ayunan yang terdiri
dari sebuah beban titik bermassa yang digantungkan pada
benang tipis tak bermassa. Beban titik bermassa ini dapat
dikatakan melakukan gerak osilasi apabila beban ditarik ke salah
satu sisi dari posisi kesetimbangannya lalu dilepaskan, dan
beban akan melakukan gerak bolak-balik secara terus-menerus
secara periodik.
Lintasan yang dihasilkan dari gerak bolak balik ini
bukan merupakan garis lurus, melainkan berupa busur lingkaran
dengan jari-jari L yang besarnya sama dengan besar panjang tali.
Gambar 2.4 merupakan gambar ayunan sederhana dengan gaya-
gaya yang bekerja padanya.

32
Gambar 6 Ayunan Sederhana

Pada gambar di atas, terlihat bahwa massa titik ditarik ke sisi


kanan dengan jarak lintasan sebesar x. Karena gerak ini
merupakan gerak harmonis sederhana, maka besar gaya pemulih
berbanding lurus dengan xatau (karena x=Lθ ) dengan θ . Pada
gambar di atas, gaya yang bekerja pada massa titik dinyatakan
dalam komponen tangensial dan radial. Maka besar gaya pemulih
F adalah:
F=−mg sin θ ...................................................................................
.............. (2.1)
Karena sudut yang digunakan adalah sudut kecil, maka kita
x
dapat menggunakan pendekatan sin θ=θ dan θ= . Maka
L
persamaan akan menjadi:
x
F=−mgθ=−mg .........................................................................
L
..............(2.2)
−mg
F= x .......................................................................................
L
................(2.3)
Dari persamaan di atas, maka kita ketahui bahwa konstanta
gaya yaitu sebesar k =mg/ L. Maka Besar frekuensi sudut ω dari
ayunan sederhana ini dengan menggunakan aplitudo kecil adalah:

ω=
√ √k
m
=
mg / L
m
=
L √
g ....................................................................

..............(2.4)
Maka hubungan frekuensi getarannya adalah:

33
f=
ω
=
1
2π 2π √ g ...............................................................................
L
..................(2.5)
Sehingga besar perode getarannya adalah:

T=
2π 1
= =2 π
ω f g √
L .........................................................................

.................(2.6)
(Young & Freedman, 2002, hal. 440-442)

b. Getaran Pegas
Suatu getaran yang tercadi secara berulang disebut sebagai
getaran periodik. Sebuah benda yang berosilasi diujung pegas
merupakan representasi dari bentuk yang paling sederhana dari
suatu gerak periodik.
Perhatikanlah gambar berikut ini!

Gambar 7 Massa Bergetar di Ujung Pegas


Sumber : (Giancoli D. , 2001, hal. 365)

massa berada pada posisi dimana tidak ada gaya pegas yang bekerja pada
massa m, pada kondisi inilah semua pegas memiliki panjang yang alami.
Pegas akan memberikan gaya pada massa benda, ketika benda
tersebut dipindahkan ke kanan atau ke kiri, gaya ini disebut dengan
“gaya pemulih”. Besar gaya pemulih ini sebanding dengan simpangan x

34
yang diberikan dengan merentangkan atau menekan benda dari posisi
semula. Gaya ini disebut dengan gaya pemulih karena gaya ini bekerja
dengan arah mengembalikan massa ke dalam posisi setimbangnya.
Besarnya gaya pemulih adalah negatif, karena arah gaya ini berlawanan
dengan arah simpangan x , secara matematis besar gaya pemulih ini
dituliskan:
F=−kx .......................................................................(2.7)
Konstanta pembanding k pada persamaan di atas disebut dengan
“konstanta pegas”. Jika diberikan gaya luar pada pegas sebesar F=+kx ,
untuk membuat pegas meregang sejauh x . Semakin besar konstanta
pegas k maka gaya yang harus diberikan untuk pada pegas harus
semakin besar pula. Sehingga semakin kaku suatu pegas, maka akan
memiliki konstanta k yang semakin besar.
Osilasi yang terjadi pada pegas tidak hanya pada posisi horizontal
saja, namun pegas juga dapat disusun secara vertikal. Pada dasarnya,
osilasi pegas yang tergantung secara vertikal sama seperti pegas
horizontal. Namun karena adanya gaya gravitasi, maka panjang pegas
yang tergantung vertikal akan memiliki besar yang lebih panjang dari
pada ketika pegas berada pada posisi horizontal.
Perhatikanlah gambar 2.7 berikut ini !

Gambar 8 (a) Pegas Bebas yang


Tergantung secara vertikal, (b) massa
m terpasang pada pegas dalam
keadaan setimbang (Giancoli D. C.,
2001)

35
Pegas akan berada dalam posisi setimbang ketika
∑ F=0=mg−k x 0, sehingga dapat kita ketahui besar jarak tambahan
yang meregangkan pegas adalah x 0=mg/k . Jika x diukur dari posisi
setimbang yang baru ini, maka persamaan 2.7 di atas dapat kita
gunakan untuk mencari nilai konstanta pegas k .
Periode pada gerak harmonis sederhana yaitu bergantung pada
tingkat kekakuan dan juga masaa benda yang berosilasi, besarnya
adalah:

T =2 π
√ m ........................................(2.8)
k
Persamaan di atas menunjukkan bahwa bukan amplitudo, tetapi
massa dan konstanta pegas (k) lah yang mempengaruhi besar nilai
periode. Persamaan di atas juga memberi arti bahwa semakin besar
massa maka periode yang terjadi akan semakin lama, dan semakin kaku
suatu pegas maka periode akan semakin singkat.
Karena f =1/T , maka kita dapat pula menuliskan persamaan (2.8)
di atas menjadi:
1
f= =
1
T 2π √ k ...........................................................(2.9)
m
dengan f adalah frekuensi pegas saat berosilasi.
(Giancoli D. , 2001, hal. 364-367)

36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif. Dimana penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu
produk tertentu dan menguji keefektifan dari produk tersebut
(Sugiono, 2015). Pendekatan kuantitatif diperoleh data berupa angka-
angka dan analisi, sedangkan pendekatan kualitatif diperoleh dari hasil
interpretasi data dilapangan yaitu berupa data hasil komentar dari
beberapa validator terkait Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sensor
accelerometer berbasis smartphone android.
2. Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan oleh
penulis adalah menggunakan Research and Development (R&D)
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifian produk tersebut (Sugiyono, 2010).
Model yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
model pengembangan Borg and Gall. Model pengembangan Borg and
Gall menjelaskan 10 tahapan langkah dalam penelitian yang meliputi
potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk uji coba
produk, revisi produk dan produksi massal (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian ini, peneliti hanya membatasi langkah-langkah yang
terdapat pada penelitian yang akan digunakan yaitu dari sepuluh
langkah yaitu hanya sampai revisi produk. Seperti gambar dibawah
ini:
Potensi dan Pengumpulan Revisi Produk
Masalah data

Uji coba
Revisi Produk Revisi desain Validasi desain
produk

37
Adapun penjelasan dari setiap tahapan dalam model Borg and
Gall adalah sebagai berikut :
a) Potensi dan masalah
Dalam tahap identifikasi potensi dan masalah ini merupakan
tahap ditemukannya permasalahan yang ada dilapangan melalui
wawancara dan observasi langsung pada kelas yang akan diteliti,
sebagai langkah prasurvey terhadap model pembelajaran dan penilaian
pembelajaran fisika dikelas. Observasi pembelajaran dilakukan pada
tahun ajaran 2019/2020 pada kelas XI MIA 1. Wawancara dilakukan
secara langsung terhadap guru pengampu mata pelajaran fisika di SMA
Mekar Arum dan diperoleh informasi mengenai kurikulum yang
digunakan yaitu kurikulum 2013 yang telah direvisi. Materi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Getaran Harmonis Sederhana.
observasi pembelajaran didalam kelas untuk mengetahui perilaku dan
karakteristik peserta didik dilakukan sebanyak 2 kali. Akan tetapi dalam
observasi pada pembelajaran yang dilakukan oleh guru pengampu mata
pelajaran fisika dilakukan selama praktek pengalaman lapangan (PPL)
yang cenderung dilakukan dikelas XI MIA 2. akan tetapi kegiatan
pembelajaran di kelas masih menggunakan teacher center dimana guru
masih menjadi pusat pembelajaran dan peserta didik hanya menerima
materi dari guru. Smartphone yang digunakan pada peserta didik untuk
games, internet dan lain-lain. Jarang digunakan untuk pembelajaran
dikelas.
b) Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah
mengetahui potensi dan masalah secara faktual dan real nyata saat
pembelajaran dikelas. Pengumpulan data ini juga dilakukan untuk
mencari informasi dari Jurnal yang diulas dalam literatur dalam
penelitian ini yang berjumlah 8 jurnal dalam 9 tahun terakhir sejak 2016
sampai dengan 2020 di dalam google schoolar.

38
c) Desain produk
Desain produk sebuah kegiatan merancang dengan cara
mengembangkan sebuah produk awal berdasarkan kajian pendahuluan
serta data hasil studi pendahuluan, dengan harapan bahwa produk yang
akan dikembangkan tersebut dapat bernilai lebih efektif dan efisien jika
digunakan dalam kegiatan tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan,
sehingga peneliti dapat merancang media yang akan dikembangkan
melalui penyusunan LKPD. Media yang akan dikembangkan oleh
peneliti tersebut yaitu LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone
android yang dapat digunakan untuk mata pelajaran fisika terkait materi
getaran harmonis sederhana yang dapat digunakan oleh peserta didik
pada proses pembelajaran.
Desain yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
before-after desain (Sugiyono, 2010). Pada desain ini, eksperimen
dilakukan dengan cara membandingkan pengerjaan pada LKPD. LKPD
sebelum menggunakan sensor accelerometer pada smartphone android
O1 dan sesudah menggunakan LKPD sensor accelerometer pada
smartphone android O2.
O1 X O2

Keterangan :
O1 : Tes yang dilakukan sebelum perlakuan diberikan.
O2 : Tes yang dilakukan setelah perlakuan diberikan.
(Sugiyono, 2010)
d) Validasi desain
Validasi desain adalah kegiatan dalam memvalidasi kelayakan
suatu media yang dikembangkan. Pada pelaksanaannya, setelah media
LKPD sensor accelerometer berbasis android smartphone android
selesai dirancang maka langkah selanjutnya yaitu melakukan validasi
tingkat kelayakan suatu media yang dikembangkan kepada validator.
Validasi kelayakan media tersebut dilakukan oleh satu orang ahli
media, satu orang ahli materi dan satu orang guru fisika disekolah.

39
Validasi desain yang dilakukan untuk menilai desain produk yang
dibuat, sehingga dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari desain
produk tersebut.
e) Revisi desain
Revisi desain merupakan tahap yang dilakukan setelah desain
produk sudah divalidasi oleh validator melalui penilaian oleh para ahli,
maka akan diketahui kelemahan dari desain produk tersebut. kelemahan
tersebut dapat diperbaiki.
f) Uji coba produk
Uji coba produk yang dilakukan pada tahap ini ketika produk
yang telah divalidasi dan direvisi. Jika LKPD sensor accelerometer
pada smartphone android yang telah divalidasi dan direvisi kemudian
produk tersebut dilakukan uji coba. Pada tahap awal uji coba dilakukan
dengan pengarahan mengenai pengembangan LKPD sensor
accelerometer berbasis android. Setelah dilakukan pengarahan, maka
dapat dilakukan uji coba pada kelompok terbatas. Pada penelitian ini uji
coba terbatas kepada 11 orang peserta didik SMA Karya Budi.
Pengujian yang dilakukan praktikum secara online/virtual
menggunakan videocall. Mengetahui apakah LKPD sensor
accelerometer pada smartphone android lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan LKPD yang lain.
g) Revisi produk
Revisi produk pada tahap ini dilakukan setelah LKPD sensor
accelerometer pada smartphone android yang diuji coba pada kelompok
terbatas dan hasil analisis yang diperleh diperlukan kembali perbaikan
agar produk yang dikembangkan menjadi lebih baik dan lebih layak
digunakan.

40
B. Jenis dan sumber data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yang terdiri dari
dua jenis yaitu data kualitatif dan kuantitatif (Sugiyono, 2015).
Adapun langkah-langkah dalam metode penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Data Kualitatif
Data kualitatif berasal dari tanggapan ahli materi dan media
yang berisi masukan, saran, yang dianalisis serta data
keterlaksanaan pembelajaran. Hasil dari data kualitatif ini akan
digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap model LKPD
produk pengembangan. Adapun data kualitatif dalam penelitian ini
meliputi, studi literatur perkembangan pemanfaatan sensor
accelerometer berbasis smartphone android, hasil wawancara, hasil
analisis konsep getaran harmonis dan kritik dan saran dari hasil
penilaian validasi oleh dosen ahli materi, ahli media dan guru
fisika, serta kritik dan saran yang diberikan dari peserta didik
setelah uji terbatas.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini
diantaranya adalah :
1. Data yang diperoleh dari dosen ahli dan guru fisika yang
berupa skor penilaian dari validasi LKPD.
2. Data tentang keterbatasan LKPD atau respon peserta didik
terhadap LKPD pengembangan pada saat uji terbatas yang
berupa penilaian dengan skala likert.
3. Data hasil observasi keterampilan berpikir kritis peserta
didik pada saat uji coba lapangan yang berupa skor
penilaian.

41
2. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer pada penelitian ini yaitu berupa
hasil studi pendahuluan, desain produk, lembar validasi
LKPD sensor accelerometer pada smartphone android dari
ahli media, ahli materi dan guru fisika yang berisi komentar-
komentar mengenai produk yang dikembangkan, serta sumber
data yang diperoleh dari hasil uji coba produk yang dilakukan
oleh peserta didik SMA Karya Budi. Berikut penjelasan
masing-masing uraian dari sumber data yang diperlukan.
1) Potensi dan Masalah
Sumber data pada potensi dan masalah diambil
melalui studi pendahuluan yang dilakukan dengan
memberikan angket kepada peserta didik untuk mengetahui
kepemilikan smartphone pada peserta didik serta
penggunaan smartphone disekolah. Angket yang diberikan
kepada peserta didik terdiri dari 10 pertanyaan dengan
menyediaan pilihan dengan skala Guttman yaitu “Ya” dan
“tidak”.
Selain itu penulis juga melakuukan wawancara kepada
guru fisika di sekolah dan memberikan beberapa pertanyaan
langsung dalam mengetahui informasi mengenai
pembelajaran dikelas dan penggunaan yang digunakan saat
pembelajaran. Guru fisika menjelaskan bahwa kendala
dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan laboratorium
terkait alat-alat lab yang sudah rusak, penggunaan
smartphone dalam pembelajaran, pembelajaran yang masih
berpusat kepada guru (teacher center), serta upaya
peningkatan kualitas pembelajaran. Penulis ingin
mengetahui kemampuan peserta didik serta melakukan tes
keterampilan berpikir kritis dengan memberikan 16 soal

42
berupa soal Tipe A dan soal Tipe B agar menggambarkan
kemampuan peserta didik.
2) Desain produk
Desain produk pada penelitian ini digambarkan seperti
gambar berikut :

Studi Literatur
Studi Literatur pengembangan LKPD

Alat dan Bahan Analisis kurikulum (KI


dan KD

Perancangan Alat Pembuatan Indikator


pencapaian kompetensi
dan tujuan
Uji coba Alat

Pengambilan Data 5 Indikator KBKr yaitu Memberikan


penjelasan sederhana, membangun
keterampilan dasar, menyimpulkan,
Analisis Data membuat penjelasan lebih lanjut,
strategi dan taktik.

Penyusunan LKPD

Berdasarkan dari desain produk yang dibuat pada gambar


diatas diketahui bahwa LKPD sensor accelerometer pada
smartphone android dibuat dengan menggunakan indikator
KBKr.
3) Validasi desain
Validasi desain produuk yang dilakukan oleh ahli materi,
ahli media dan guru fisika. Validasi ahli materi yang dilakukan
oleh Ibu Dr. Wahyuni Handayani, M.T, validasi ahli media

43
dilakukan oleh Bapak Dr. H. Chaerul Rochman, M.Pd dan
validasi dari guru fisika dilakukan oleh Bapak Ginanjar,S.Pd
selaku guru fisika di SMA Karya Budi Cileunyi, Bandung.
Lembar validasi yang digunakan terdiri dari pernyataan-
pernyataan berdasarkan aspek diantaranya, aspek materi dan
aspek kebahasaan yang terdapat pada lembar validasi ahli
materi. Aspek penyajian materi, aspek kegrafikan, dan aspek
penyajian media. Aspek materi, aspek kebahasaan, aspek
penyajian materi, aspek kegrafikan, dan aspek penyajian media
merupakan aspek-aspek yang terdapat pada lembar validasi oleh
guru fisika. Masing-masing lembar validasi yang tersedia pada
kolom kritik dan saran yang berisi mengenai komentar-
komentar dari para validator mengenai media yang divalidasi.
4) Revisi desain
Revisi desain merupakan kegiatan praktikum terhadap
desain media yang dikembangkan. Revisi desain yang dilakukan
berdasarkan hasil dari kritik dan saran yang diberikan oleh para
validator baik dari ahli media, ahli materi maupun guru fisika.
5) Uji coba produk
Uji coba produk yang dilakukan setelah produk selesai
direvisi. Uji coba yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan objek penelitian yaitu peserta didik SMA Karya
Budi kelas X MIA 2 yang berjumlah 11 orang. Uji coba
dilakukan untuk mengetahui LKPD sensor accelerometer pada
smartphone android, apakah bisa digunakan atau tidak untuk
proses pembelajaran. Dalam uji coba instrumen yang digunakan
yaitu LKPD sensor accelerometer pada smartphone android,
LKPD tanpa menggunakan sensor accelerometer yang diambil
dari buku paket SMA, lembar efektivitas penggunaan LKPD,
dan angket respon penggunaan LKPD. Masing-masing dari
instrumen akan diberikan kepada peserta didik kelas X MIA 2

44
SMA Karya Budi yang menjadi objek penelitian. Hasil dari uji
coba kemudian dianalisis untuk mengetahui seberapa efektif
dalam penggunaan LKPD sensor accelerometer pada
smartphone android.
6) Revisi produk
Revisi produk merupakan perbaikan yang dilakukan dari
hasil uji coba produk. Dimana, hasil uji coba produk yang
diperoleh dan kemudian dianalisis sehingga dapat disimpulkan
kekurangan dari LKPD berupa kritik dan saran dari objek
peneliti setelah menggunakan LKPD sensor accelerometer pada
smartphpne android dan LKPD tidak menggunakan sensor
accelerometer. Dari kritik dan saran yang diberikan, akan
menjadi bahan perbaikan bagi peneliti dalam memperbaiki
produk yang dikembangkan agar menjadi lebih baik dan layak
diproduksi atau digunakan.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data dari hasil studi pendahuluan, literatur
mengenai penelitian yang relevan, berkaitan dengan penelitian
yang akan dikerjakan. Studi literatur yang dilakukan ialah
dengan mencari sumber rujukan artikel-artikel yang berakitan
dengan pemanfaatan sensor accelerometer maupun berkaitan
dengan materi getaran harmonis sederhana. Dari artikel tersebut
dapat dijadikan sumber rujukan dalam menyusun penelitian
yang akan dilakukan.

B. Prosedur dan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan melewati beberapa tahapan yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan

45
1) Studi pendahuluan ke lokasi yang dijadikan tempat penelitian
yaitu SMA Mekar Arum untuk memperoleh informasi terkait
pembelajaran yang dilakukan.
2) Mengindentifikasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam
proses pembelajaran fisika.
3) Studi literatur terhadap jurnal, buku, dan laporan penelitian
terkait penggunaan sensor accelerometer dalam pembelajaran
fisika.
4) Pengajuan dan perbaikan proposal penelitian pada seminar
proposal penelitian.
5) Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) serta instrumen tes untuk
materi GHS.
6) Pertimbangan dosen pembimbing studi dan dosen ahli
terhadap instrumen yang dibuat berdasarkan kisi-kisi kriteria
dan indikator yang sesuai.
7) Penentuan dan perbaikan instrumen yang akan dijadikan
sebagai instrumen tes penelitian berdasarkan hasil uji coba.

b. Tahap pelaksanaan
1) Mengkoordinasi peserta didik untuk menyiapkan smartphone
android
2) Melakukan praktikum secara virtual /online
3) Memberikan hasil data kepada peserta didik yang sudah
diperoleh dari peneliti saat praktikum online
4) Membuka sesi tanya jawab untuk peserta didik menanyakan
perihal yang tidak dimengerti
5) Peserta didik mengolah data yang sudah diberikan oleh peneliti
6) Memberikan waktu kepada peserta untuk mengerjakan LKPD
7) Setelah mengerjakan LKPD, peserta didik mengisi angket
penilaian Efektivitas LKPD

46
c. Tahap akhir
1) Mengolah data hasil validasi ahli media, ahli materi dan guru
fisika. Data hasil LKPD yang dikerjakan oleh peserta didik.
Penilaian Efektivitas LKPD,. Kegiatan aktivitas saat praktikum
2) Menganalisis data hasil penelitian dan menginterpretasikannya
3) Membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh
4) Membuat laporan penelitian berdasarkan hasil, analisis,
pembahasan dan kesimpulan.

C. Teknik Analisis Data


1. Potensi dan Masalah
b. Angket kepunyaan/kepemilikan Smartphone android
Peserta didik yang diberikan angket dengan 10 pertanyaan
dan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Untuk menganalisis hasil
angket tersebut, dilakukan analisis dengan langkah berikut ini.
1. Membuat rubrik skor pada pilihan jawaban
Tabel 3. Rubrik skor angket

Pilihan Skor
Ya 1
Tidak 0
2. Menghitung persentase keseluruhan skor tiap jawaban
dengan
Skor yang diperoleh
Nilai Akhir = x 100 %
Skor maksimal

47
ii. Wawancara dengan Guru Fisika
Menyusun hasil wawancara dengan baik agar menjadi
rapi dan enak untuk dibaca.
iii. Tes Keterampilan berpikir kritis
Langkah-langkah menganalisis hasil observasi
keterampilan berpikir kritis adalah sebagai berikut :
Mencari skor rata-rata tiap aspek keterampilan berpikir
kritis pada tiap eksperimen
Menghitung peningkatan keterampilan berpikir kritis
dengan menggunakan Normalized Gain (g) yaitu :
skor post test −skor pretest
Normalized Gain =
skor maksimum−skor pretest
Mengelompokan besar peningkatan gain kedalam
kategori tinggi, sedang, dan rendah

48
c. Mengumpulkan Informasi
Untuk mengumpulkan informasi, peneliti mengumpulkan 15
jurnal internasional yang diperoleh melalui “Google Schoolar dan
Google Chrome” yang dianalisis dalam 3 aspek yaitu sesuai dengan
penggunaan accelerometer sensor dalam praktikum terhadap
beberapa materi yang menggunakan accelerometer sensor, sesuai
dengan penggunaan accelerometer sensor dalam praktikum gerak
harmonis sederhana dan penggunaan beberapa jenis sensor dalam
praktikum gerak harmonis sederhana. Hasil penemuan tersebut di
buat ke dalam bentuk tabel sebagai pemisah ketiga aspek tersebut.
Kemudian di analisis dari segi tahun penerbitan jurnal tersebut dan
dibuat ke dalam grafik penerbitan jurnal dari tahun ke tahun selama
7 tahun.

d. Desain Produk
Dalam menganalisis hasil data praktikum, penulis mengikuti
cara yang dilakukan dari jurnal yang dijadikan jurnal rujukan

e. Validasi Desain
Dalam menganalisis lembar validasi, dilakukan analisis data
dengan langkah berikut ini.Membuat rubrik penilaian dalam
jawaban keseluruhan
Tabel 3. 1 Rubrik Penilaian Validasi

Pilihan Skor
Sangat Baik (SB) 4
Baik (B) 3
Kurang (K) 2
Sangat Kurang (SK) 1

Menghitung persentase dalam kelayakan materi dan kelayakan


media, dengan cara berikut.
Skor yang diperoleh
Nilai Akhir = x 100 %
Skor maksimal

49
Dari hasil perhitungan lembar validasi, kemudian nilai tersebut
diinterpretasi dengan melihat tabel kriteria kelayakan media
pembelajaran
Tabel 3. 2 Tabel Kriteria Kelayakan Media

Penilaian Keterangan
81% ≤ P ≤ 100% Sangat Layak
61% ≤ P ≤ 81% Layak
41% ≤ P ≤ 61% Cukup Layak
21% ≤ P ≤ 41% Tidak Layak
0% ≤ P ≤ 21% Sangat Tidak Layak
(Septina, Farida, & Komarudin, 2018)

f. Revisi Desain
Peneliti merevisi LKPD dengan memperhatikan kritik dan saran
yang diberikan oleh validator.

g. Uji Coba Produk


a. Lembar Kerja Peserta Didik
Dalam melakukan penilaian terhadap LKPD yang
dikerjakan oleh peserta didik, analisis penilaian dilakukan dengan
langkah berikut ini,
1. Membuat rubrik penilaian dari keseluruhan soal
2. Menilai hasil tes sesuai dengan rubrik penilaian
3. Menghitung nilai keseluruhan tiap jawaban dengan
Skor yang diperoleh
Nilai Akhir= x 100
Skor maksimal

4. Dari hasil penilaian LKPD kemudian nilai tersebut


diinterpretasi dengan melihat tabel di bawah ini

50
Tabel 3. 3 Interpretasi
Penilaian LKPD

Skor Interpretasi
30 – 40 Gagal
40 – 55 Kurang
56 – 65 Cukup
66 – 79 Baik
80 – 100 Baik Sekali
(Arikunto, 2009)

b. Lembar Respon dan Efektivitas Penggunaan LKPD


Dalam menganalisis penilaian LKPD dengan menggunakan
smartphone android pada aplikasi accelerometer sensor, dilakukan
analisis data dengan langkah berikut ini.
1) Membuat rubrik penilaian dalam jawaban keseluruhan

Tabel 3. 4 Rubrik Penilaian LKPD

Pilihan Skor
Sangat Baik (SB) 4
Baik (B) 3
Kurang (K) 2
Sangat Kurang (SK) 1
2) Menghitung persentase dalam aspek penilaian, aspek
konstruksi dan aspek teknik dengan menggunakan rumus
berikut ini

Skor yang diperoleh


Nilai Akhir = x 100 %
Skor maksimal

3) Dari hasil perhitungan penilaian LKPD, kemudian nilai


tersebut diinterpretasi dengan melihat tabel kriteria
kelayakan media pembelajaran

51
Tabel 3. 5 Kriteria Kelayakan Media Pembelajaran

Penilaian Keterangan
81% ≤ P ≤ 100% Sangat Layak
61% ≤ P ≤ 81% Layak
41% ≤ P ≤ 61% Cukup Layak
21% ≤ P ≤ 41% Tidak Layak
0% ≤ P ≤ 21% Sangat Tidak Layak
(Septina, Farida, & Komarudin, 2018)

Dalam menganalisis respon penggunaan LKPD dan


menganalisis hasil efektivitas penggunaan LKPD, dilakukan
dengan langkah berikut ini,
1) Membuat rubrik penilaian dalam jawaban keseluruhan

Tabel 3. 6 Rubrik Penilaian Respon Penggunaan


dan Efektivitas LKPD

Pilihan Skor
Sangat Baik (SB) 4
Baik (B) 3
Kurang (K) 2
Sangat Kurang (SK) 1
2) Menghitung persentase dalam 3 aspek yaitu kemudahan,
motivasi dan kemenarikan dengan menggunakan rumus
di bawah ini,

Skor yang diperoleh


Nilai Akhir = x 100 %
Skor maksimal

3) Membandingkan hasil penilaian penggunaan LKPD


menggunakan accelerometer sensor dan penggunaan
LKPD tanpa menggunakan accelerometer sensor

52
c. Efektivitas LKPD
Dalam menganalisis efektivitas LKPD dari hasil penilaian
LKPD dengan memanfaatkan accelerometer sensor dan LKPD
tanpa memanfaatkan accelerometer sensor, dilakukan dengan
langkah berikut,
1) Menghitung persentase dengan persamaan di bawah ini
Skor Maksimum=Jumlah Skor x Jumlah Responden
Skor yang diperoleh=Jumlah Skor seluruh Responden
Skor yang diperoleh
Persentase= x 100 %
Skor Maksimum
(Sugiyono P. D., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, 2019)
2) Membandingkan hasil penilaian penggunaan LKPD
menggunakan accelerometer sensor dan penggunaan
LKPD tanpa menggunakan accelerometer sensor

Dalam melihat seberapa besar peningkatan penilaian LKPD


dengan memanfaatkan accelerometer sensor dan LKPD tanpa
memanfaatkan accelerometer sensor, dilakukan dengan langkah
berikut,
1) Menghitung rata-rata keseluruhan nilai baik LKPD
dengan memanfaatkan accelerometer sensor dan LKPD
tanpa memanfaatkan accelerometer sensor
2) Menghitung besar peningkatan dengan persamaan
Nilai LKPD dengan smartphone−Nilai LKPD tanpa smartphone
peningkatan=
Nilai Maksimum−Nilai LKPD tanpa smartphone
3) kemudian nilai tersebut diinterpretasi dengan melihat
tabel berikut ini.

Tabel 3. 7 Interpretasi Nilai Peningkatan

Nilai Peningkatan Kategori


P > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ P ≤ 0,7 Sedang

53
P < 0,3 Rendah

3. Revisi Produk
Peneliti merevisi LKPD dengan memperhatikan kritik dan saran
yang diberikan oleh peserta didik.

D. Waktu dan Tempat Penelitian


Tempat dan waktu penelitian yang dilakukan dapat dilihat dari tabel berikut:

Jenis Bulan Ket


Kegiatan D J F M A M J J A
e a e a p e u u g
s n b r r i n l u
Studi SMA
Pendahulu Mekar
an Arum
Uji coba SMAN 15
soal Bandung
Validasi Online
LKPD
oleh guru
fisika
Validasi Online
LKPD
oleh ahli
media
Uji coba Online
terbatas ke
mahasiswa
akhir
Uji coba Online
terbatas ke
peserta
didik
SMA
Karya
Budi

54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 agustus 2020 dan
pengambilan data yang dilakukan secara online. Penelitian ini
dilaksanakan oleh peserta didik SMA Karya Budi dengan sampel
sebanyak 11 orang. penelitian ini menggunakan metode Research and
Development (R&D) dengan model pengembangan Borg and Gall.
Namun, pada penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap tujuh
yaitu tahap revisi produk. Hasil penelitian berdasarkan tahapan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah yang diperoleh pada penelitian ini
bersumber dari studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Mekar
Arum di kelas XI MIA 2. Data yang didapatkan dari studi
pendahuluan yaitu angket mengenai smartphone yang diberikan
kepada peserta didik, wawancara dengan guru dan informasi
mengenai proses pembelajaran dikelas. Berdasarkan hasil proses
pembelajaran dikelas mengenai nilai ulangan harian, penilaian
tengah semester (pts), dan penilaian akhir semester (pas). Dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan guru menyatakan bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan masih kurang maksimal. Hal ini
dikarenakan kurang adanya media pembelajaran yang mendukung
untuk peserta didik belajar dikelas, salah satunya tidak terdapat
laboratorium disekolah, alat-alat praktikum yang masih sangat
minim, bahan perlengkapan pendukung dalam proses belajar
seperti halnya proyektor disekolah hanya tersedia tiga buah
proyektor. Hal ini sangat sulit bagi guru untuk dapat memberikan
pengajaran yang maksimal. Kurang tersedianya media
pembelajaran merupakan salah satu penyebab yang menjadikan

55
proses pembelajaran yang diperoleh peserta didik kurang
maksimal.
Rendahnya berpikir kritis peserta didik yang disebabkan
karena proses pembelajaran berlangsung, peserta didik hanya
memperoleh materi dari penjelasan guru yaitu teacher center
dimana guru masih menjadi pusat pembelajaran. Saat proses
pembelajaran berlangsung peserta didik malah melakukan kegiatan
yang lainnya mengganggu konsentrasi dalam belajar dikelas
seperti, mengobrol dengan teman sebelahnya, bermain handphoe,
bahkan ada juga yang tidur selama proses pembelajaran
berlangsung dikelas.
Dari pemaparan potensi dan masalah dapat diketahui bahwa
penggunaan media pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan berpikir kritis peserta didik. Adapun Hasil angket
respon peserta didik yang memiliki handphone terdapat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 4. Hasil angket peserta didik

No Daftar Pertanyaan Presentase


1 Apakah sekolahmu memiliki sarana 100%
Laboratorium Fisika?
2 Apakah kamu memiliki smarphone? 98%
3 Apakah smaprhonemu sudah merupakan 86%
smarphone android?
4 Apakah kamu sering menggunakan 87%
smarphone?
5 Apakah kamu pernah bermain game pada 81%
smartphone?
6 Apakah kamu tahu bahwa ada berbagai 54%
jenis sensor pada smartphone?
7 Apakah gurumu pernah memanfaatkan 22%
aplikasi sensor pada smarphone sebagai
media pembelajaran di sekolah?
8 Apakah kamu pernah memanfaatkan 32%
aplikasi sensor pada smarphone sebagai
media pembelajaran di sekolah?
9 Apakah kamu merasa bahwa pembelajaran 77%
menggunakan smarphone merupakan suatu

56
hal yang baru?
10 Apakah kamu tertarik untuk melakukan 91%
pembelajaran dengan menggunakan
smartphone?

Setelah peneliti menemukan potensi dan masalah di lapangan,


peneliti bermaksud membuat LKPD dengan memanfaatkan
accelerometer sensor berbasis android sebagai media
pembelajaran pada materi gerak harmonis sederhana untuk kelas
X MIA agar pembelajaran lebih menarik dan tidak monoton.
Sehingga peserta didik bisa memanfaatkan smartphone tersebut.
2. Mengumpulkan Informasi
a. Jurnal yang Diterbitkan
Informasi yang dikumpulkan berdasarkan hasil studi literatur
terhadap artikel yang berkaitan dengan perkembangan pemanfaatan
sensor accelerometer sebagai media pembelajaran. Perkembangan
pemanfaatan sensor accelerometer sebagai media pembelajaran fisika
dapat diketahui dari beberapa artikel yang terbit dalam beberapa tahun
terakhir dan distribusi mengenai artikel yang berkaitan dengan media
pembelajaran. Adapun Jurnal yang diulas dalam literatur ini berjumlah
8 jurnal dalam 9 tahun terakhir sejak 2016 sampai dengan 2020 di
dalam google schoolar. Frekuensi jurnal tersebut ditunjukkan pada
gambar dibawah ini sebagai berikut.
Berdasarkan grafik pada gambar dibawah ini menunjukkan bahwa
frekuensi artikel yang terbit pada tahun 2016 dan 2017 artikel yang
terbit ada 13 artikel jurnal yang membahas tentang pemanfaatan
sensor accelerometer. Adapun artikel yang membahas tentang materi
pembelajaran yaitu getaran harmonis ada 3 jurnal yang terbit pada
tahun 2017 sampai 2019.

57
Praktikum GHS menggunakan sensor
accelerometer
2500

2000 Series1
2016 2017 2018 2019
Series2
1500

1000

500

0
1 2 3 4

Gambar 9. Hasil jurnal Praktikum GHS dengan menggunakan


accelerometer sensor
Sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 hanya
ditemukan 3 jurnal saja yang menggunakan accelerometer sensor.
Pada tahun 2016, 2018 dan 2019 masing-masing ditemukan 1
publikasi jurnal.
Uraian yang mengenai hasil tinjauan dari artikel yang
diperoleh dari 2006-2019 mengenai pemanfaatan sensor
accelerometer dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No Judul Penulis Keterangan
1 The effect of the (Alessandra Mazzella Pengaruh sensor
accelerometer & Testa, 2016) accelerometer terhadap
sensor on the hasil pengukuran pegas
measurement pada frekuensi getaran
results of the
spring at the
vibration frequency
2 analysis of (Streepey, 2013) Analisis sensor
accelerometer accelerometer pada
sensor on simple materi getaran harmonis
harmonic vibration sederhana untuk
material for spring praktikum pegas dan

58
and pendulum bandul dalam mencari
practicum in periode dan frekuensi
finding period and
frequency
3 accelerometer (Pendrill rohlen, Aplikasi sensor
sensor application 2011) accelerometer pada
on android smartphone android
smartphone as sebagai pencatat getaran
earthquake gempa bumi
vibration recorder
4 the effectiveness (Hunt & analyzing, Menganalisis
of the 2019) Keefektivitasan aplikasi
application of accelerometer dan
accelerometer praktikum sederhana
and simple pegas sebagai media
practicum of pembelajaran dalam
springs as menentukan
learning media menentukan nilai
in determining konstanta pegas pada
the value of the teknologi pembelajaran
spring constant fisika
in
physics learning
technology
6 Measurement of (Anymart & Khun, Pengukuran Getaran
oscillation 2017) Osilasi pada materi
vibrations in getaran harmonis
simple harmonic sederhana menggunakan
vibration material accelerometer pada
using an sistem pegas
accelerometer in a

59
spring system
7 Analyzing (Hypert & Meart, Menganalisis
harmonic motion 2018) pergerakan bandul dan
with an Iphone’s pegas pada materi
magnetometer getaran harmonik
(Yavuz & Temiz, sederhana
2016)
8 A quantitative (Castro-Palazio, Melakukan analisis
analysis of coupled Monsoriu, & dkk, kuantitatif pada osilasi
oscillation using 2013) mekanik simetris dan a
mobile simetris dengan
accelerometer menggunakan sensor
sensors accelerometer
9 Aplikasi sensor Sucirahmat & Menentukan nilai
accelerometer Pramudya, Aplikasi percepatan gravitasi
dalam eksperimen Sensor Smartphone menggunakan sensor
penentuan gravitasi dalam Eksperimen accelerometer pada
Penentuan Percepatan smartphone berbasis
Gravitasi, 2015) android
10 The spinning disc; (Hochberg, Grober, Menganalisis gerak
studying radial Khun, & Muller, melingkar dan
acceleration and its 2014) percepatan dengan
damping process menggunakan sesnor
with smartphone accelerometer pada
acceleration peristiwa disk yang
sensors berputar
11 Analyzing free fall (Vogt & Kuhn, Melakukan eksperimen
with a smartphone Analyzing Free Fall dengan memanfaatkan
accelerometer with A smartphone) sensor accelerometer
sensor pada smartphone
peristiwa gerak jatuh

60
bebas
12 Exploring phase (Monterio, Cabeza, & Mempelajari
space using Mart, 2014) penggunaan senspr
smartphone accelerometer dan
accelerometer and giroskop pada satu
rotation sensor percobaan yaitu roda
simultaneiusly sepeda.
13 Measurement of (Candia, Meart, 2016) Menganalisis Gerak
acceleration due to harmonis sederhana
gravity using menggunakan sensor
Simple accelerometer pada
Harmonious bandul
Vibration on the
pendulum
14 Simple Harmonic (khun & Muller dkk, Melakukan Eksperimen
Motion Learning in 2020) saat Pembelajaran
mobile cars using Gerak Harmonik
the accelerometer Sederhana
sensor of an menggunakan sensor
android accelerometer pada
smartphone smartphone

b. Distribusi Jurnal Berdasarkan Materi Pembelajaran


Distribusi artikel berdasarkan materi pembelajaran dapat
ditemukan beberapa artikel mengenai penggunaan sensor
accelerometer pada smartphone android sebagai media
pembelajaran fisika, terkhusus materi getaran harmonis sederhana,
adapun uraian dari distribusi artikel mengenai pemanfaatan sensor
accelerometer dalam pembelajaran fisika sebagai berikut :
Materi Jurnal
Pegas (Khun & Vogt, 2014)

61
GHS meliputi percepatan dan (Sucirahmat & Pramudya,
kecepatan 2015)
Bandul/ ayunan sederhana (Khun & Meart, 2015)

i. Desain produk
Pembelajaran yang dilakukan di SMA Mekar Arum masih
teacher center masih diterapkan berpusat pada guru. Sedangkan
pada kurikulum 2013 metode pembelajaran mengharuskan
peserta didik yang turut aktif (student center) dalam
pembelajaran sehingga guru hanya menjadi fasilitator dalam
proses pembelajaran. SMA Mekar Arum khususnya kelas X
MIA tidak memiliki LKPD sebagai pegangan peserta didik
untuk belajar di rumah, sehingga ketika akan melaksanakan
kegiatan praktikum, peserta didik mengikuti langkah-langkah
yang terdapat dalam buku paket fisika. Hal itu menjadi salah
satu alasan yang membuat peserta didik kadang merasa jenuh
terhadap pembelajaran. Adapun, inovatif yang dirancang dalam
penelitian ini adalah pengembangan LKPD. LKPD merupakan
salah satu media pembelajaran yang dapat membantu peserta
didik berperan aktif dalam proses pembelajaran dikelas. Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) biasanya terdapat pada buku paket
yang digunakan oleh guru maupun peserta didik. Namun, LKPD
yang ada pada buku paket pada gambar dibawah ini masih
terdapat kekurangan dan masih kurang menarik dari segi
desainnya. Berikut merupakan gambaran LKPD yang terdapat
dalam buku paket fisika khususnya pada materi gerak harmonis
sederhana.

Gambar 10. Gambaran LKPD yang tidak menggunakan sensor


accelerometer terdapat dalam buku paket

62
LKPD yang terdapat pada buku paket terdapat
praktikum mengenai gerak harmonis sederhana pada
pegas dan ayunan bandul. Pada Kegiatan praktikum
tersebut memiliki pola yang sama dalam segi
penyajiannya, yaitu memiliki tujuan kegiatan, alat dan
bahan, cara kerja, data hasil percobaan, pertanyaan dan
kesimpulan. Jika diperhatikan LKPD yang ada pada
buku paket sangat kaku dalam mengajak peserta didik
melakukan percobaan. Melihat dari kurikulum 2013
yang mengharuskan peserta didik menjadi pusat
pembelajaran (student center) maka dari itu dibuatlah
LKPD yang bisa menuntun peserta didik untuk belajar

63
secara berkelompok dan mandiri dengan memanfaatkan
accelerometer sensor berbasis android. Berikut ini
adalah desain atau rancangan LKPD dengan
menggunakan accelerometer sensor.
Hasil praktikum pada LKPD tersebut hanya berupa hasil
kualitatif dan belum membuktikan secara kuantitatif.
Berdasarkan kekurangan yang ditemukan pada LKPD
tersebut, maka diperlukan adanya pembaharuan terhadap
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang membantu dan
memudahkan peserta didik dalam melakukan kegiatan
praktikum secara efisien tanpa perlu alat dan bahan
praktikum yang sulit da mahal harganya. Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan pengembangan suatu produk media
pembelajaran LKPD sensor accelerometer pada smartphone
android ini, diharapkan dapat menjadikan alternatif media
pembelajaran yang lebih efisien dan inovatif. Berikut akan
diuraikan desain LKPD berbasis sensor accelerometer pada
smartphone android materi getaran harmonis sederhana.
a. Tampilan
bagian utama
Untuk tampilan pada bagian utama Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) sensor accelerometer berbasis android
meliputi cover depan, kata pengantar, daftar isi, peta konsep,
dan kompetensi dasar. Untuk desain dari masing-masing
komponen yang ada pada bagian utama dapat dilihat dari
uraian berikut :

64
Tabel 5. Rancangan LKPD pada praktikum pegas

No Nama Tampilan Desain Keterangan


1 Cover depan Pada bagian cover
depan terdapat judul
LKPD, gambar
terkait materi yang
akan akan dipelajari,
nama penulis,
jenjang pendidikan
dan kelas. Cover
dibuat dengan tujuan
agar membuat
tampilan LKPD
menjadi menarik.
Kata pengantar
dibuat dengan tujuan
sebagai prakata dari
penulis untuk
pembaca.
Daftar isi dibuat
untuk memudahkan
pembaca agar
melihat sub materi
praktikum yang
tercatum pada
LKPD
Peta konsep dibuat
dengan tujuan untuk
memberitahu

65
pengguna LKPD
terkait susunan
materi yang akan
dipraktikumkan
pada LKPD
tersebut.
Kompetensi dasar
yang dibuat sebagai
acuan kurikulum
dalam penyusunan
LKPD

b. Tampilan bagian isi


Tampilan pada bagian isi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
sensor accelerometer berbasis smartphone android yang terdiri dari
tampilan pembuka tiap pertemuan, ada tampilan alat dan bahan,
dan tampilan langkah-langkah praktikum. Berikut uraian mengenai
desain yang ada pada bagian isi dapat dilihat sebagai berikut :

ii. Validasi Desain


Validasi desain dilakukan setelah desain LKPD yang
dikembangkan selesai dibuat. Validasi dilakukan oleh satu orang
ahli materi, satu orang ahli media dan satu orang guru fisika.
Adapun hasil validasi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
a. Lembar validasi ahli materi
Validasi ahli materi yang dilakukan oleh Ibu Dr. Wahyuni
Handayani, M.T. Validasi materi dilakukan berdasarkan aspek dan
indikator yang dinilai disajikan pada tabel berikut :
No Aspek dan Indikator yang dinilai Skor
Aspek Materi

66
1 Kesesuaian materi dengan KI dan KD 4
2 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 4
3 Kesesuaian materi dengan konsep yang tercantum dalam 4
buku sumber
4 Kesesuaian materi dengan kemampuan peserta didik 3
5 Materi yang disajikan memfasilitasi peserta didik untuk 3
berpikir kritis
Aspek Kebahasaan
6 Kesesuaian bahasa yang digunakan EYD yang telah 3
disempurnakan
7 Bahasa atau kalimat mudah dipahami 3
8 Penggunaan bahasa yang komunikatif 3
9 Menggunakan perbahasa dengan peristilahan/semisalnya 3
yang sesuai dengan konsep pokok bahasan
10 Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi 3
yang telah disampaikan
Skor Total 33
Skor Rata-rata 3
Persentase 75%
Kategori Valid

Hasil validasi ahli materi menunjukkan skor total 33 dan skor


rata-rata 3 persentase validasi LKPD sensor accelerometer pada
smartphone android yang diperoleh sebesar 75% dengan kategori valid
atau baik dan layak digunakan setelah dilakukan revisi. Berarti bahwa
LKPD telah layak digunakan. Selain hasil validasi secara kuantitatif,
terdapat hasil validasi secara kualitatif yaitu berupa kritik dan saran
yang diberikan oleh dosen ahli materi yang terdapat dalam tabel 4.13 di
bawah ini:

67
No. Kritik dan Saran
1. Diperjelas lagi untuk menerapkan kemampuan
berpikir kritis kepada peserta didik
2 Perbaiki pada cover, hilangkan untuk gurunya

Kritik dan saran yang diberikan dari validator, setelah itu


peneliti merevisi sehingga LKPD sensor accelerometer berbasis android
smartphone dapat digunakan.

b. Validasi Oleh Ahli Media


Validasi media dilakukan oleh Ibu Dr. Wahyuni Handayani,
M.T sebagai dosen pengampu mata kuliah media pembelajaran. Hasil
validasi yang telah dilakukan oleh dosen ahli media adalah sebagai
berikut:
No Aspek dan Indikator yang dinilai Skor
Aspek Penyajian Materi
1 Sistematika penyajian LKPD sesuai dengan tahapan 4
praktikum
2 Kaitan penyajian gambar, video dengan kehidupan sehari- 4
hari
3 Penyajian materi menuntun peserta didik untuk aktif 4
berpikir, berkomunikasi, mengumpulkan informasi, dan
menyimpulkan
4 Menggunakan cover LKPD yang menarik dan telah 4
disesuaikan dengan isi materi
5 LKPD memuat kolom jawaban yang membedakan antara 4
pertanyaan dan jawaban
Aspek Kegrafikan
6 Penggunaan jenis huruf 4

68
7 Penggunaan ukuran huruf 4
8 Desain dan tata letak 4
9 Kesesuaian ilustrasi 3
Aspek Penyajian Media
10 Tampilan media secara keseluruhan tampak menarik 4
11 Mampu mengembangkan minat belajar peserta didik 3
Skor Total 42
Skor Rata-rata 3,74
Persentase 94%
Kategori Valid

Hasil validasi oleh ahli media menunjukkan persentase 94 %.


Nilai 94 % berarti bahwa LKPD telah layak digunakan dengan
kategori valid atau sangat baik. Selain hasil validasi secara
kuantitatif, terdapat hasil validasi secara kualitatif yaitu berupa kritik
dan saran yang diberikan oleh dosen ahli materi yang terdapat dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 6. Kritik dan Saran Oleh Validator Media

No. Kritik dan Saran


1. Terdapat kata pengantar, pembimbing hanya satu
orang?
2. Dalam LKPD terdapatdaftar isi, ada huruf kecil ada
huruf kapital. Mengapa?
3. Kesalahan pada penulisan Kompetensi Dasar,
sebaiknya tidak usah pake KI dan KD
4. Pada langkah-langkah percobaan gunakan kalimat
perintah

69
Kritik dan saran yang diberikan validator, kemudian direvisi
oleh peneliti sehingga LKPD sensor accelerometer berbasis
smartphone android dapat digunakan
i. Lembar validasi guru fisika
Lembar validasi guru fisika oleh Bapak Ginanjar, S.Pd selaku guru
mata pelajaran fisika di SMA Karya Budi. Validasi guru fisika
dilakukan berdasarkan 22 aspek dan indikator penelitian seperti yang
disajikan pada tabel berikut :
No Aspek dan Indikator yang dinilai Skor
Aspek Materi
1 Kesesuaian materi dengan KI dan KD 4
2 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 4
3 Kesesuaian materi dengan konsep yang tercantum dalam 4
buku sumber
4 Kesesuaian materi dengan kemampuan peserta didik 3
5 Materi yang disajikan memfasilitasi peserta didik untuk 3
berpikir kritis
6 Materi dan soal dapat mendorong rasa keingetahuan 4
peserta didik
Aspek Kebahasaan
7 Kesesuaian bahasa yang digunakan EYD yang telah 4
disempurnakan
8 Bahasa atau kalimat mudah dipahami 4
9 Penggunaan bahasa yang komunikatif 3
10 Menggunakan perbahasa dengan peristilahan/semisalnya 3
yang sesuai dengan konsep pokok bahasan
11 Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi 4
yang telah disampaikan
Aspek Penyajian Materi
12 Sistematika penyajian LKPD sesuai dengan tahapan 4

70
praktikum
13 Kaitan penyajian materi menuntun peserta didik untuk aktif 4
berpikir, berkomunikasi, mengumpulkan informasi dan
menyimpulkan
14 Kaitan penyajian gambar dan video dengan kehidupan 3
sehari-hari
15 Menggunakan cover LKPD yang menarik dan telah 4
disesuaikan dengan isi materi
16 LKPD memuat kolom jawaban yang membedakan antara 4
pernyataan dengan isi materi
Aspek Penyajian Materi
17 Penggunaan jenis huruf 4
18 Penggunaan ukuran huruf 4
19 Desain dan tata letak 4
20 Kesesuaian ilustrasi 4
Aspek Penyajian Media
21 Tampilan media secara keseluruhan tampak menarik 4
22 Mampu mengembangkan minat belajar peserta didik 4
Skor Total 83
Skor Rata-rata 3,83
Persentase 93.8%
Kategori Sangat
Valid
Hasil validasi yang dilakukan oleh guru fisika menunjukkan
skor total 83 dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 3,83.
Persentase validasi LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone
android diperoleh yaitu 93.8% dengan kategori sangat valid atau
baik dan layak digunakan. Adapun kritik dan saran dari validator
guru fisika sebagai berikut :
Tabel 7. Kritik dan Saran Validator Guru Fisika

71
No. Kritik dan Saran
1. Bahasa yang lebih komunikatif lagi
2. Point 10 sebaiknya menggunakan ilustrasi/gambar
dengan kehidupan disekitar peserta didik

iii. Revisi desain


Revisi desain adalah kegiatan setelah peneliti melakukan
validasi, dimana pada tahap validasi desain diperoleh data kritik dan
saran mengenai LKPD pemanfatan sensor accelerometer berbasis
smartphone android. Dari hasil kritik dan saran yang diberikan untuk
perbaikan peneliti agar LKPD layak digunakan dan dapat
dikembangkan dalam proses pembelajaran. Berikut akan disajikan
mengenai hasil revisi desain adalah sebagai berikut :

Desain Awal Desain Hasil Revisi Komentar


Terdapat kata
pengantar,
pembimbing
hanya satu
orang?

Dalam LKPD
terdapatdaftar
isi, ada huruf
kecil ada
huruf kapital.
Mengapa?
Kesalahan
pada
penulisan

72
Kompetensi
Dasar,
sebaiknya
tidak usah
pake KI dan
KD
Pada langkah-
langkah
percobaan
gunakan
kalimat
perintah
Setelah revisi desain LKPD sensor accelerometer berbasis
smartphone android selesai dilakukan. Maka LKPD sudah layak
digunakan untuk diuji coba terbatas pada objek penelitian yaitu
peserta didik SMA Karya Budi kelas X MIA 2.

iv. Uji Coba Produk


Uji coba terbatas yang dilakukan oleh peserta didik kelas X
MIA 2 sekolah SMA Karya Budi pada tanggal 6 Agustus 2020 yang
melibatkan 11 orang peserta didik yang diacak secara random sebagai
responden. Dalam uji terbatas dan data respon peserta didik tentang
LKPD yang akan digunakan dalam pembelajaran. Respon peserta didik
diamati dengan menggunakan angket respon peserta didik sehingga
diperoleh komentar dan saran perbaikan dari sudut pandang peserta
didik. Uji coba terbatas yang dilakukan oleh peneliti menggunakan
videocall yang terdapat dari gambar tersebut merupakan bukti yang
dilakukan kepada peserta didik menunjukkan bahwa sensor
accelerometer merupakan aplikasi yang terdapat dari beberapa bagian
ialah: Meter, Graph, Spectrum, Light, Music, dan Info. Masing-masing
mempunyai kelebihan dari accelerometer tersebut. Namun, yang

73
digunakan untuk aplikasi accelerometer ini pada percobaan atau
praktikum menggunakan Meter yang terdapat didalam aplikasinya ada
X, Y, Z, DC, m/s2, fast, auto-scale dan save.
Tahap pertama dalam uji terbatas, peneliti memberikan
pengarahan kepada peserta didik terkait praktikum yang dilakukan dan
tata cara pengerjaan LKPD. Pengarahan dilakukan secara online untuk
membentuk kelompok setelah kelompok dibagikan dari peneliti dan
dibuat grup masing-masing kelompok. Kemudian kelompok yang
terbentuk terdiri dari 2-3 orang. Pembagian kelompok ini bertujuan
untuk memudahkan mahasiswa untuk berdiskusi mengenai LKPD yang
akan peserta didik kerjakan. Adapun angket respon dan lembar
efektivitas penggunaan LKPD yang diberikan setelah pengerjaan LKPD
selesai diberikan kepada masing-masing peserta didik. Saat pengerjaan
LKPD peserta didik diharuskan mencatat waktu ketika mulai
mengerjakan LKPD dan sampai selesai pengerjaan tersebut. uraian
mengenai waktu dalam pengerjaan LKPD yang disajikan pada tabel
berikut :
Kelompok Waktu Mengerjakan (Menit)
LKPD menggunakan LKPD tidak menggunakan
Sensor Accelerometer Sensor accelerometer
Kelompok 1 120 60
Kelompok 2 90 60
Kelompok 3 60 90
Kelompok 4 60 60
Kelompok 5 120 90
Pada tabel dapat diketahui waktu pengerjaan LKPD dari
masing-masing kelompok. Waktu pengerjaan LKPD pada tiap
kelompok tentu berbeda-beda, ada sebagian kelompok yang
menyatakan bahwa waktu yang diperlukan dalam mengerjakan LKPD
dengan sensor accelerometer cukup lebih cepat dibandingkan LKPD
tidak menggunakan sensor accelerometer. Terdapat dua kelompok yaitu
kelompok 1 dan 5 yang memerlukan waktu lebih lama dalam
mengerjakan LKPD menggunakan sensor accelerometer. Ada juga

74
kelompok 4 yang memerlukan waktu yang cepat untuk mengerjakan
LKPD baik menggunakan sensor accelerometer maupun tidak
menggunakan sensor accelerometer. Pada kelompok 2 dan 3
memerlukan waktu yang cukup baik. Tidak ada perbandingan waktu
dalam pengerjaan LKPD baik menggunakan sensor accelerometer atau
tidak menggunakan sensor accelerometer

Accelerometer Sensor Menggambarkan Konsep Gerak Harmonis Sederhana


Setelah melakukan studi literatur terhadap beberapa jurnal
mengenai praktikum gerak harmonis sederhana menggunakan
accelerometer sensor berbasis android, jarang sekali jurnal yang
menggambarkan secara lengkap mengenai konsep gerak harmonis
sederhana. Maka dari itupenulis akan menyajikan hasil praktikum
berikut makna fisisnya. Praktikum gerak harmonis sederhana terbagi
menjadi 2 jenis yaitu praktikum dengan menggunakan ayunan
sederhana (bandul) dan praktikum dengan menggunakan pegas.
Ayunan Sederhana
Praktikum gerak harmonis sederhana pada ayunan
sederhana yang dirancang alatnya dalam percobaan dari sketsa
seperti gambar dibawah, kemudian digantungkan smartphone pada
wadah ayunan tersebut yang digantungkan pada alat tersebut
kemudian tali digantungkan ke batang statif dengan panjang yang
berbeda (15 cm, 20cm) pada ujung seperti tabel dibawah ini :
Gambar 11. Rancangan Alat Praktikum Ayunan Sederhana
Menggunakan sensor accelerometer

75
Posisi ayunan yang menggantungkan smartphone yang sudah
terinstal dan sudah terpasang aplikasi accelerometer pada
smartphone. Setelah itu menarik smartphone dengan mengayun
kearah kanan dengan sudut simpangan sebesar 15° lalu lepaskan,
maka terjadilah gerak osilasi. Setelah gerak osilasi berhenti, klik
tombol save untuk menyimpan data perccobaan yang dihasilkan.
Hasil praktikum menggunakan accelerometer sensor setelah
diolah mendapatkan data visual pergerakan ayunan sederhana seperti
gambar 4.4 di bawah ini,
1.5
U
1
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12 14
-0.5
-1
-1.5

Gambar 12. Hasil Praktikum pada bandul menggunakan


sensor accelerometer
Praktikum ayunan sederhana dengan menggunakan
accelerometer sensormenghasilkan accelerometer sensor (x)
terhadap waktu (t ). Grafik tersebut menggambarkan pergerakan
pada ayunan yang ditarik dari atas yang ternyata membentuk
gelombang sinusoidal dari gerak osilasi, dimana ketika ayunan
ditarik dan mulai terekam oleh sensor accelerometer
padasmartphone maka akan membentuk sebuah puncak yaitu posisi

76
D dan ketika bandul menjauhi smartphone maka akan membentuk
sebuah lembah yaitu posisi E begitu seterusnya. Pergerakan bandul
juga memiliki yaitu posisi terjauh yang ditempuh pada titik
kesetimbangan. Apabila posisi B merupakan titik kesetimbangan
maka yang dimiliki pergerakan ayunan saat pergerakan kebelakang
terletak pada posisi A dan E. Satu getaran penuh biasa disebut
panjang gelombang (λ). Sehingga pada gambar 4.1gambaran
mengenai pergerakan ayunan sederhana dalam satu getaran penuh
adalah dari posisi B-D-F-H-J dan seterusnya.
Pegas
Praktikum gerak harmonis sederhana pada pegas dilakukan
dengan menyediakan batang statif, kemudian diukur massa beban
smartphone yang digantungkan ke batang statif dengan massa
smartphone Xioami S2(261gr) dan beban (100gr dan 200gr)pegas
digantungkan ke batang statif dengan panjang yang berbeda (15
cm, 20cm) seperti able 4.11.
Gambar 13. Rancangan alat praktikum pergas menggunakan
sensor accelerometer dan beban 100g

Membuka aplikasi sensor accelerometer pada smartphone


klik screengraph, saat ditarik lalu klik start untuk memulai perekam
percobaan. Menarik smartphone kebawah sejauh ±5 cm, lalu akan
terjadi gerak osilasi, setelah gerak osilasi berhenti, klik tombol save
untuk menyimpan data percobaan yang dihasilkan.Kemudian hasil
rekaman tersebut di simpan dalam bentuk file csv, kemudian diolah

77
dengan menggunakan Microsoft Excel. Praktikum tersebut diulang
dengan cara yang sama dan mengubah massanya.
Hasil praktikum menggunakan accelerometer sensorpada
pegas setelah diolah mendapatkan data visual pergerakan beban
jika ditarik pegas tersebut seperti gambar di bawah ini:
1.5
1
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12 14
-0.5
-1
-1.5

Gambar 14. Hasil Praktikum pegas menggunakan


sensor accelerometer

Pada tabel 28 terlihat sangat jelas bahwa penilaian penggunaan


LKPD dengan memanfaatkan accelerometer sensor persentasenya lebih
besar dibandingkan LKPD tanpa memanfaatkanaccelerometer sensor.
Perbedaan yang paling signifikan terlihat pada aspek kenyamanan,
dimana selisihnya mencapai 34%. Artinya LKPD dengan
memanfaatkanacceleroemeter sensor dinilai lebih nyaman
dibandingkan LKPD tanpa memanfaatkan accelerometer sensor. Hasil
perbandingan nilai setelah mengerjakan kedua LKPD juga dapat dilihat
dari rata-rata nilai yang diperoleh oleh mahasiswa pada tabel di bawah
ini :
Tabel 8. Rata-rata nilai secara keseluruhan

Praktikum Rata-rata Nilai Rata-rata Nilai


Menggunakan Tanpa
Smartphone Menggunakan
Smartphone

78
Pegas 88,84 87,5
Ayunan 88,76 83,5
Nilai yang diperoleh ketika menggunakan smartphone lebih
besar di bandingkan nilai yang diperoleh ketika tanpa menggunakan
smartphone, terlihat pada rata-rata nilai ketika menggunakan
smartphoneberada di kisaran angka 88 sedangkan rata-rata nilai ketika
tanpa menggunakan smartphone berada di kisaran angka 83. LKPD
dengan memanfaatkan accelerometer sensor tentunya memiliki
beberapa perbedaan dibandingkan LKPD tanpa memanfaatkan
accelerometer sensor yang tertera pada tabel 30 berikut ini.
Tabel 9. Perbedaan isi LKPD tanpa menggunakan smartphone terhadap
LKPD dengan menggunakan sensor accelerometer pada smartphone
android

LKPD Tanpa Menggunakan LKPD dengan Menggunakan


Smartphone Smartphone
Aktivitas 11.1 Pertemuan 1
Tujuan: Tujuan :
Menganalisis karakteristik Menganalisis hubungan antara
pengamatan getaran ayunan dan gaya dan getaran dalam kehidupan
getaran pegas sehari-hari.
Dari data tersebut, peserta didik
mampu
1. Peserta didik mampu
menjawab pertanyaan,
hubungan antara gaya dan
simpangan melalui praktikum
gerak harmonis sederhana.
2. Peserta didik mampu
memberikan argumen,
mengapa gaya pemulih

79
diberikan tanda negatif.
3. Peserta didik mampu
mengidentifikasi pertanyaan,
mengapa gaya pemulih
diberikan tanda negatif pada
getaran harmonis sederhana
melalui praktikum pegas.
4. Peserta didik mampu
mengamati hasil praktikum,
gaya pemulih yang bekerja
pada getaran pegas.
5. Peserta didik mampu
membuat kesimpulan
pengertian gaya pemulih pada
getaran harmonis sederhana
melalui praktikum getaran
pegas.

Aktivitas 11.2 Pertemuan 2


Tujuan: Tujuan :
Menganalisis besaran yang Mampu membuktikan, menghitung
mempengaruhi Getaran dan menurunkan persamaan
Harmonis matematis pada gerak harmonis
sederhana seperti :
1. Peserta didik mampu
memberikan argumen,
bagaimana perubahan posisi,
kecepatan dan percepatan
benda ketika berosilasi pada
pegas melalui praktikum
getaran harmonis sederhana.

80
2. Peserta didik mampu
mengidentifikasi pertanyaan,
bagaimana persamaan
kecepatan dan percepatan
benda ketika berosilasi
melalui praktikum getaran
harmonis sederhana.
3. Peserta didik mampu
mengamati kurva grafik yang
diperoleh dari osilasi pegas
pada simpangan untuk
praktikum getaran harmonis
sederhana.
4. Peserta didik mampu
membuat kesimpulan tentang
getaran harmonis sederhana
meliputi (kecepatan getaran
harmonis, percepatan getaran
harmonis, dan percepatan
sebanding dengan
simpangan)
5. Peserta didik mampu
mendefinisikan pengertian
simpangan, kecepatan dan
percepatan pada praktikum
ayunan sederhana/getaran
pegas.
6. Peserta didik mampu
merumuskan persamaan
simpangan, kecepatan, dan
percepatan pada praktikum

81
ayunan sederhana/getaran
pegas.

Eksperimen 11.1 dan 11.2 Pertemuan 3


Tujuan : Adapun tujuan praktikum getaran
Menyelidiki periode dan pegas untuk menyelidiki periode dan
frekuensi pada getaran ayunan frekuensi dari pertemuan 3 adalah :
sederhana (ayunan matematis) 1. Peserta didik mampu
Menyelidiki peiode dan frekuensi menjawab pertanyaan,
pada getara pegas hubungan massa beban dan
jumlah getaran pada pegas
melalui praktikum getaran
harmonis sederhana.
2. Peserta didik mampu
memberikan argumen,
apakah konstanta pegas
mempengaruhi periode
getaran pegas? Jelaskan
hubungan antara konstanta
gaya pegas dengan periode
getaran pegas?
3. Peserta didik mampu
mengidentifikasi pertanyaan,
apakah konstanta pegas
mempengaruhi periode
getaran pegas? Jelaskan
hubungan antara konstanta
gaya pegas dengan periode
getaran pegas?
4. Peserta didik mampu
mengamati hasil praktikum

82
periode dan frekuensi yang
bekerja pada getaran pegas
melalui praktikum getaran
harmonis sederhana.
5. Peserta didik mampu
membuat kesimpulan
pengertian periode dan
frekuensi pada getaran pegas.
6. Peserta didik mampu
mendefinisikan pengertian
periode dan frekuensi pada
getaran pegas.
7. Peserta didik mampu
merumuskan persamaan
periode dan frekuensi pada
getaran pegas melalui getaran
harmonis sederhana.
8. Peserta didik melakukan
percobaan berbasis sensor
accelerometer smartphone
android pada materi getaran
harmonis pada getaran pegas.

83
Melihat dari tabel 30 meskipun memiliki banyak perbedaan,
LKPD dengan menggunakan smartphone dan LKPD tanpa
menggunakan smartphone juga memiliki beberapa persamaan yaitu
membahas konsep gaya pemulih, pergerakan gerak harmonis
sederhana, memnentukan besaran yang mempengaruhi getaran
harmonis, hubungan pegas dan massa,dan ayunan sederhana (ayunan
matematis) menentukan periode dan frekuensi. LKPD tanpa
menggunakan smartphone cakupan materinya tidak diuraikan secara
luas, sehingga peserta didik kurang menguasai konsep jikaLKPD tanpa
menggunakanaccelerometer sensor. Sedangkan LKPD dengan
memanfaatkan smartphone cakupan materinya sangat luas, sehingga
ketika kita memberikan LKPD tersebut ke peserta didik, sehingga
pembelajaranpun tidak monoton yang dipelajari oleh peserta didik akan
memahami konsep secara keseluruhan materi baik secara kelompok
maupun individual.
Dari keseluruhan aspek penggunaan LKPD, perbandingan
persentase penggunaan LKPD dengan memanfaatkan accelerometer
sensor dan LKPD tanpa memanfaatkan accelerometer sensor disajikan
pada tabel 4.24 berikut
Tabel 10. Perbandingan persentase penggunaan dalam setiap
aspek di LKPD

No LKPD tanpa Aspek LKPD dengan


Memanfaatkan LKPD Memanfaatkan
accelerometer Sensor accelerometer Sensor
1. 75 % Kemudahan 95,8 %
2. 77,7 % Motivasi 93,7 %
3. 75 % Kemenarikan 100 %
4. 71,8 % Kecepatan 93,7 %
Kerja

84
5. 71,5 % Produktivitas 92,3 %
Kerja
6. 66 % Kenyamanan 100 %

Berdasarkan tabel 31 terlihat bahwa LKPD dengan


memanfaatkan accelerometer sensor perentasenya jauh lebih tinggi
dibandingkan LKPD tanpa memanfaatkan accelerometer sensor.
Berdasarkan data tersebut LKPD dengan memanfaatkan accelerometer
sensor dapat mempermudah peserta didik dalam mengerjakan LKPD,
dapat memberikan motivasi kepada peserta didik, dapat memberikan
kesan menarik ketika menggunakan LKPD, dapat memfasilitasi peserta
didik agar cepat memahami materi gerak harmonis sederhana, dapat
membuat peserta didik merasa produktiv ketika mengerjakan LKPD
dan dapat memberikan kenyamanan dalam mengerjakan LKPD.
a. Angket respon peserta didik
Penyebaran angket repon peserta didik untuk mendapat respon
peserta didik terkait pembelajaran dengan menggunakan LKPD
berbasis sensor accelerometer. Kegiatan tersebut dilakukan diakhir
setelah melakukan posttest pada tanggal 2 Agustus 2020. Angket
respon peserta didik yang digunakan sama dengan pada uji skala kecil,
sehingga perhitungannya pun menggunakan teknik yang sama dengan
skala 4. Adapun data yang diperoleh setelah melakukan perhitungan
didapat data yang disajikan pada tabel dibawah ini dan grafik dibawah
ini :
Tabel 11. Angket respon peserta didik terkait
pembelajaran menggunakan LKPD

No Aspek Pernyataan Nilai


. (1-4)

1. Penyajian Materi Penyajian materi pada LKPD dengan 3

85
menggunakan sensor accelerometer
membantu saya dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan

2. Materi yang disajikan pada LKPD dengan 3


menggunakan sensor accelerometer
mudah saya pamahi

3. Kemenarikan Saya lebih tertarik dengan desain LKPD 4


dengan menggunakan sensor
accelerometer

4. Saya lebih tertarik menggunakan LKPD 4


dengan menggunakan sensor
accelerometer

5. Saya lebih tertarik praktikum 4


menggunakan LKPD dengan
menggunakan sensor accelerometer

6. Kemudahan LKPD dengan menggunakan sensor 4


accelerometer memudahkan saya dalam
melakukan praktikum

7. LKPD dengan menggunakan sensor 4


accelerometer memudahkan saya dalam
memahami materi getaran harmonis
sederhana

86
8. LKPD dengan menggunakan sensor 3
accelerometer membuat saya dapat
menganalisis data percobaan dengan baik

Tabel 12. Indikator penilaian angket respon peserta didik

87
N Indikator penilaian Sk
o or rata-
rata
peserta
didik
1 LKPD membuat saya mudah 3,2
memahami materi pembelajaran 4
2 LKPD menarik sehingga tidak 3,2
membosankan 4
3 Sampul LKPD sangat menarik 3,3
8
4 Penyajian konten (intruksi, 3,1
kolom jawaban, dan tata letak) dalam 6
LKPD memudahkan saya dalam
penggunaan
5 Penyajian gambar, jenis 3,2
hururf, dan pemilihan warna dalam 2
LKPD menarik
6 Ukuran gambar, huruf pada 3,1
LKPD sederhana 4
7 Pemilihan kata dalam LKPD 3,0
sederhana 8memudahkan saya 5
memahami materi
8 Pemilihan kata dalam LKPD 3,0
sederhana memudahkan saya 5
memahami materi
9 Simulasi pernyataan masalah, 3,0
dan eksperimen tidak mendorong 3
saya memahami materi
1 Simulasi pernyataan masalah, 3,1

88
0 dan eksperimen tidak memberikan 1
kesempatan saya untuk memiliki
beragam cara dalam menemukan
konsep dalam menyelesaikannya
1 Eksperimen, pemaparan 3,2
1 konsep dan penalaran dalam LKPD 2
memberi kesempatan saya untuk
memiliki beragam cara dalam
menemukan konsep untuk
menyelesaikannya
1 Tahapan dalam LKPD 3,2
2 mendorong saya untuk memiliki 2
sikap tanggung jawab, mengharagai,
kerjasama yang baik, dan rasa ingin
tahu yang tinggi
1 Saya senang dengan 3,3
3 pembelajaran menggunakan LKPD 0
karena dapat berdiskusi dengan teman
1 LKPD membuat saya berpikir 3,2
4 kritis saat pembelajaran dikelas 7
1 LKPD membuat saya lebih 3,3
5 berani untuk mengeluarkan pendapat 8
Skor total 48,
11
Rata-rata Total 3,2
1
Skor Akhir 80,
18

89
Berdasarkan tabel diatas diperoleh data angket respon peserta
didik dengan skor paling besar pada point 3 dan 15 dengan skor 3,38
dan paling rendah pada point rendah pada point 9 dengan skor 3,03.
Skor akhir pada angket respon ini 80,18 dan jika dikonveksikan pada
tabel kategori penilaian maka diperoleh kategori dangat baik. Oleh
karena itu LKPD ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran jika
dilihat dari minat peserta didik menggunakan LKPD tersebut.

b. evaluasi
E. Tahap evaluasi merupakan tahap terakhir dari pengembangan LKPD
menggukan sensor accelerometer berbasis smartphone android.
Evaluasi dilakukan setelah melakukan uji skala besar (luas). Adapun
pada tahap ini melakukan perbaikan produk LKPD dengan saran
masukan setelah melakukan uji coba pada peserta didik dengan skala
besar. Langkah-langkah pada penelitian ini diantaranya :
a. Mengkaji materi kembali dari berbagai
informasi dan sumber agar tidak melenceng
pada teori yang seharusnya
b. Memperhatikan waktu yang diperlukan agar
sesuai dengan alokasi yang terdapat pada
pembelajaran tersebut
c. Memperhatikan tata bahasa dan penulisan yang
digunakan.
d. Melakukan perbaikan berdasarkan saran dan
masukan dari berbagai pihak ahli maupun
peserta didik sebagai pengguna LKPD tersebut.

90
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan pengolahan data dan analisis data terhadap hasil penelitian
yang telah dilaksanakan oleh Peserta Didik SMA Karya Budi kelas X MIA
2. mengenai pengembangan LKPD menggunakan sensor accelerometer
berbasis smartphone android untuk meningkatkan berpikir kritis pada materi
getaran harmonis sederhana diperoleh kesimpulan :
Pengembangan LKPD menggunakan sensor accelerometer berbasis
smartphone android untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada
materi getaran harmonis sederhana dapat dikembangkan dengan model
pembelajaran Borg & Gall ada 7 tahapan yaitu : 1) potensi masalah 2)
pengumpulan informasi 3) desain produk 4) validasi desain 5) revisi desain
6) uji coba produk 7) revisi produk.
Kelayakan pengembangan LKPD menggunakan sensor accelerometer
berbasis smartphone android pada proses pembelajaran fisika materi getaran
harmonis sederhana di kelas X SMA Mekar Arum diperleh dengan kriteria
sangat baik berdasarkan respon peserta didik dan baik secara validator ahli.

91
Terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah
diberikan LKPD menggunakan sensor accelerometer berbasis smartphone
android berdasarkan peningkatan nilai N-gain yang diperoleh dari hasil
pretest dan posttest sebesar 0,61 dengan interpretasi sedang.

B. Saran
Dari keseluruhan kegiatan penelitian pengembangan yang telah
dilakukan. Penulis mengajukan beberapa saran, antara lain :
Penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan
Borg & Gall sebaiknya dilakukan dengan planning waktu yang cukup lama.
Hal tersebut karena pada proses penelitian tahap demi tahap harus dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan penuh kesabaran. Pentingnya saran dan
masukan ahli dapat membantu untuk mengembangkan LKPD yang ingin
dikembangkan LKPD yang dibuat harus terus dikembangkan sesuai
kebutuhan subjek LKPD digunakan.
Kelayakan LKPD yang dikembangkan memiliki kekurangan dari segi
kebahasaan yang mendapat kriteria paling rendah dibandingkan kriteria
lainnya. Hal ini sebaiknya menjadi perhatian penelitian selanjutnya karena
sebagian peserta didik tidak suka bahasa yang bertele-tele dan jarang di
dengar sangat kesulitan saat mencermati bacaan yang dibacaanya.
Aspek keterampialn berpikir kritus harus terus dilatih dengan kegiatan-
kegiatan yang melibatkan peserta didik mendominasi proses pembelajaran.
Adapun aspek yang kurang dari penelitian ini adalah aspek memberi
penjelasan lanjutan, hal tersebut dapat dilatih dengan proses pembelajaran
diskusi. Perlu dikembangkan kembali proses pembelajaran yang memancing
peserta didik berani dalam menyampaikan pendapat.

92
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, B., Munzil , & Hidayat, A. (2017). Pengaruh Collaborative Learning
Dengan Teknik Jumping Task Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pembelajaran Sains, 1(2), 15-25.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2015). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (2 ed.). Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Ariyati, E. (2010). PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MAHASISWA. Jurnal Matematika dan IPA, 01. No.02.
Arribas, E. (2015). Measurement of the magnetic field of small magnets with a
smartphone: a very economical laboratory practice for introductory
physics courses. IOP Publishing, 36, 1-11.
Arribas, E., Escobar, I., Suárez, C. P., Nájera, A., & Beléndez, A. (2016).
Reply to Comment on ‘Measurement of the magnetic field of small
magnets with a smartphone: a very economical laboratory practice for
introductory physics courses’. European Journal of Physics .
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Astuti, Y., & Setiawan, B. (2013). PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA
SISWA (LKS) BERBASIS PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING
DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI
KALOR . Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 02. No.1, 88-92.

93
Budiman, H. (2017). Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam Volume 8, 31-43.
Daponte, P. (2017). Method for compensating the effect of disturbances on
magnetometer measurement : experimental result. IEEE.
Daryanto. (2016). Media Pembelajaran (Revisi ke 2 ed.). Yogyakarta: Penerbit
Grava Medua.
Depdiknas. (2016). Peraturan tentang Kerangka Dasar dan Stuktur Kurikulum
SMA/MA. Jakarta: DEPDIKNAS.
Dermawati, N., Suprapta, & Muzakkir. (2019). PENGEMBANGAN LEMBAR
KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS LINGKUNGAN.
Jurnal pendidikan Fisika, 07 No.1, 74-78.
Djamas, D., Ramli, Sari, S. Y., & Anshari, R. (2016). Analisis Kondisi Awal
Pembelajaran Fisika SMAN Kota Padang (Dalam Rangka
Pengembangan Bahan Ajar Fisika Multimedia Interaktif Berbantuan
Game). Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol.2
No.2, 57-64.
Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking. New Jersey, Prentice Hall.
Farida, I. (2017). Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional
(Cetakan Kedua, Januari 2019 ed.). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Farisi, A. H. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Fisika, 120-124.
Giancoli, D. (2001). Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Giancoli, D. C. (2001). Dalam FISIKA Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Gunawan. (2016, September 25). Haiwiki. Dipetik Mei 27, 2018, dari
haiwiki.info: https://haiwiki.info/teknologi/definisi-jenis-fungsi-sensor/
Hellesund, S. (2018). Measuring Earth’s Magnetic field using a smartphone
magnetometer . physic ed.ph, 1-5.
Hirth, M., Kuhn, J., & Müller, A. (2015). Measurement of sound velocity made
easy using harmonic resonant frequencies with everyday mobile

94
technology . iPhysicsLabs, 53.
Jin, R., Shi, L., & Kai Zeng. (2016). MagPairing: Pairing Smartphones in Close
Proximity Using Magnetometers. IEEE.
Juraman, S. R. (2014). Pemanfaatan Smartphone Android Oleh Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dalam Mengakses Informasi Edukatif. Jurnal Volume
III. No.1, 1-16.
Khun, J., & Vogt, P. (2012). Analyzing spring pendulum phenomena with a
smartphone acceleration sensor. iPhysicsLabs, 50, 504-505.
Kuntadi, C. (2013). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Kurniawan, A. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing
Berbantuan CMAPTOOLS dalam Pembelajaran Fisika untuk
Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Mempertahankan Retensi
Siswa.
Mahen, E. C., & Nuryantini, A. Y. (2018). Profil Pemahaman Konsep Calon
Guru Fisika pada Materi Gerak Harmonik Sederhana menggunakan
Tekhnik CRI yang Dimodifikasi. Journal UNNES, 1, 19-25.
Midnieks, Z., Dornin, L., Nakamura, M., & Meike, G. (2011). Programming
Android. United States of America: O'Reilly Media.
Monteiro, M. (2017). Magnetic field “flyby” measurement using a
samrtphone’s magnetometer and accelerometer simultaneously .
iPhysicsLabs, 55, 580-581.
Murtiwiyati, & Lauren, G. (2013). Rencana Bangun Aplikasi Pembelajaran
Budaya Indonesia Untuk Anak Sekolah Dasar Berbasis Android. Jurnal
Ilmiah Komputasi Vol. 12 No.2, 1-10.
Ningsih, S., Bambang. S, & A. Sopyan. (2012). Implementasi model
pembelajaran Proses Oroented Gueided Inquiry Learning (POGIL)
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Unnes physics
Education Journal(1).
Nurul H, L. P., Rahmawati, D., Suhendra, D., & Iskandar, F. (2017).
Penggunaan Sensor Magnet pada Smartphone untuk Mengamati

95
Pergerakan Bandul Ganda dalam Eksperimen Fisika . Prosiding Snips .
Nuryantini, A. Y., Sawitri, A., & Nuryadin, B. W. (2018). Constant speed
motion analysis using a smartphone magnetometer. IOP Paper.
Ozyagcilar, T. (2012). Implementing a Tilt-Compensated eCompass using
Accelerometer and Magnetometer Sensors. Freescale Xtrinsic, 03 No.1,
1-20.
Palacio, J. C., Abad, L. V., Gim ´enez, F., & Monsoriu, J. A. (2013). A
quantitative analysis of coupled oscillations using mobile accelerometer
sensors. Eur. J. Phys. 34 , 737–744.
Pierratos, T. (2018). Study of the conservation of mechanical energy in the
motion of a pendulum using a smartphone . IOP Science, 53, 1-5.
Pili, U., & Violanda, R. (2018). A simple pendulum-based measurement of g
with a smartphone light sensor. IOPScience, 53, 1-4.
Pili, U., & Violanda, R. (2018). Measuring average angular velocity with a
smartphone magnetic field sensor. iPhysicsLabs, 56, 114-115.
Pili, U., & Violanda, R. (2019). Measuring a spring constant with a smartphone
magnetic field sensor. iPhysicsLabs, 57, 198-199.
Pili, U., Renante, V., & Cleniza, C. (2018). Measurement of g using a magnetic
pendulum and a smartphone magnetometer . iPhysicsLabs.
Prabowo, F. L., & Sucahyo, I. (2018, Juli). Pengemabangan Media Hukum
Melde Berbasis Aplikasi Phyisic toolbox Sensor Suite Pada Materi
Gelombang Stasioner. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 07, No. 02,
165-170.
Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar. Yogyakarta: Diva
Press.
Pratama, R. A., & Saregar, A. (2019). PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS SCAFFOLDING UNTUK
MELATIH PEMAHAMAN KONSEP. Indonesian Journal of Science
and Mathematics Education, 02. No.01, 84-97.
Putria, S., Darmawati, & Febrita, A. (2018). Development Of Students
Worksheet Based On Contracttivism Approach To Material Changes

96
And Conservation Of Living Environment For Learning Biology Tenth
Grade Senior High School. Jurnal Mahasiswa, 05 No.1.
Ramadhanti, R. N., Zulhelmi, & Syahril. (2019). PENGEMBANGAN LKPD
FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
PADA MATERI FLUIDA DINAMIS UNTUK KELAS XI SMA. JOM
FKIP - UR, 06, 1-9.
Riantana, R., Beta, H., Cahya, W., & Darsono. (2015). Aplikasi Sensor
Accelerometer pada Handphone Android Sebagai Pencatat Gempa
Bumi Secara Online. Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vo. 11 No.3, 114-
119.
Rohaeti, E., Widjajanti, E., & Padmaningrum, R. T. (2009).
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATA
PELAJARAN SAINS KIMIA UNTUK SMP. Inovasi Pendidikan, 10.
No.01, 1-11.
Salbino, S. (2014). Buku Pintar Gadget Android. Jakarta: Niaga Swadaya.
Saradima, A., Kadaritna, N., & Rosilawati, I. (2014). PENGEMBANGAN
LKS DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Kimia, 03. No.1.
Septina, N., Farida, & Komarudin. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Kemampuan Pemecahan
Masalah. Jurnal Tatsqif, 16. No.02, 160-171.
Setyosari, P. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Siddharth, S., Ali , A. S., El-Sheimy, N., Goodall , C. L., & Syed, Z. F. (2012).
A game-theoretic approach for calibration of low-cost magnetometers
under noise uncertainty. MEASUREMENT SCIENCE AND
TECHNOLOGY .
Soib, M., Purwandari, & Sasono, M. (2018). Peningkatan Keterampilan Proses
Fisika Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan

97
Gerak Harmonik Sederhana Kelas X IPA SMA PGRI Pace. Seminar
Nasional Pendidikan Fisika IV 2018.
Sriyanti, I. (2020). Moment of inertia analysis of rigid bodies using a
smartphone magnetometer. IOP Science, 55, 1-4.
Sugiono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (22th ed.). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, P. D. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, P. D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Cetakan ke-1 September 2019 ed.). Bandung: ALFABETA.
Sukmadinata, N. S. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (11 ed.). Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sulaeman, h. (2018). (SKRIPSI) PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS PROJECT BASED
LEARNING PADA MATERI GERAK HARMONIK UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X
SMA.
Suryaningsih, Y. (2017, Oktober). Pembelajaran Berbasis Praktikum Sebagai
Sarana Siswa Untuk Berlatih Menerapkan Keterampilan Proses Sains
Dalam Materi Biologi. Jurnal Bio Education, 2, 49-57.
Susilawati, Oktova, R., & Lestari, D. P. (2017). Media Pembelajaran Fisika
Modern Berbasis Android Menggunakan Adobe Flash CS6 dengan
Animasi Tiga Dimensi pada Materi Model Atom untuk Siswa Kelas XII
SMA. Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya).
Syukrimansyah, S. H. (2017). Pengembangan Modul Praktikum Berbasis
Pendekatan PACE (Planing, Activities, Class disussion Exercise) untuk
meningkatkan motivasi Belajar siswa pada materi Listrik Dinamis kelas
IX di SMP Negeri 10 Takengon. Jurnal Penelitian Pendidikan Sains,
1317-1323.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif.
Surabaya: Cerdas Pustaka.

98
Tuset-Sanchis, L. (2015). The study of two-dimensional oscillations using a
smartphone acceleration sensor: example of Lissajous curves. IOP
SCIENCE, 50 No.5, 581-586.
Usmeldi. (2015). Efektivitas Penerapan Media Pembelajaran Interaktif dengan
Software Autorun untuk Meningkatkan Kompetensi Fisika Siswa SMK
Negeri 1 Padang. SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN
PEMBELAJARANNYA.
Vogt, P., & Kuhn, J. (2012). Analyzing simple pendulum phenomena with a
smartphone acceleration sensor. iPhysicsLabs, 50, 439-440.
Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah disampaikan
dalam Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan judul
“Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bagi Guru SMK/MAK” di Ruang
Sidang Kimia FMIPA UNY pada tanggal 22 Agustus 2008.
Yavuz, A., & Temiz, B. K. (2016). Analysing harmonic motions with an
iPhone’s magnetometer. IopScience, 51, 1-6.
Young, D., & Freedman, A. (2002). Fisika Universitas (Terjemahan) Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Yusiran, & Siswanto. (2016). Implementasi Metode Saintifik Menggunakan
Setting Argumentasi pada Mata Kuliah Mekanika untuk Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Mahasiswa Calon Guru Fisika. JPPPF, 02
Nomor 1, 15-22.

99

Anda mungkin juga menyukai