Anda di halaman 1dari 15

Laporan Observasi: Kajian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(SBTJJ) di Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Belajar Terbuka dan
Jarak Jauh
Diampu oleh

Dr. Hj. Riche Cynthia, S.Pd, M,Si.

Dadi Mulyadi, S.Pd, M.T.

Oleh:

Farid Aldin Albarosi (1807500)

M. Rifqi Fadhillah (1808064)

Alma Maritza Salsabila (1808599) 

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN 

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 

BANDUNG 

2019
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas karunia-Nya,
penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan laporan observasi yang berjudul “Laporan
Observasi: Kajian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (SBTJJ) di Kecamatan Astana
Anyar Kota Bandung” dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Belajar Terbuka dan Jarak Jauh yang diampu oleh Drs. Riche
Cynthia, M. Pd. Laporan ini dapat selesai tersusun berkat bantuan dari berbagai pihak,
maka dari itu tak lupa penulis haturkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah
mendukung dan membatu proses penyelesaian laporan observasi ini ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan observasi ini
baik dari segi isi, penyusunan, dan tata bahasa yang digunakan. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran dari
pembaca untuk perbaikan di kemudian hari dan untuk penulis selanjutnya.
Sekian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan
dan umumnya bagi masyarakat luas.

Bandung, Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................4
C. Metode Penelitian...................................................................................................4
BAB II HASIL WAWANCARA.......................................................................................6
A. Topik Sistem Belajar Terbuka dan Jarak Jauh di PKBM Jati Waringin.................6
B. Waktu dan Tanggal................................................................................................7
C. Identitas Lembaga..................................................................................................7
D. Identitas Narasumber..............................................................................................7
E. Transkrip Wawacara di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar.....................................7
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi seluruh rakyat
Indonesia. Jika masyarakatnya berkualitas karena pendidikan maka bangsanya itu sendiri
akan maju karena SDM yang berkualitas dan mumpumi. Pemerintah sendiri sudah
menetapkan wajib belajar 9 tahun untuk semua elemen masyarakat. Namun pada
kenyataannya wajib belajar 9 tahun masih belom bisa dilaksanakan oleh beberapa lapisan
masyarakat. Padahal mereka masih dalam usia untuk wajib belajar. Hal itu karena
rendahnya tingkat kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Pemerintah sudah membentuk
suatu cara yaitu dengan membentuk pendidikan non formal yang dapat berjalan di ruang
lingkup masyarakat itu sendiri.

Pusat Kegiatan Belajar Mengajar merupakan salah satu upaya pemerintah yang
berada di lingkungan masyarakat yang berutjuan untuk membangun atau memberdayakan
potensi masyarakat yang ada yang tidak melanjutkan pendidikan. PKBM ini berguna
untuk membantu masyarakat dalam mendapat pendidikan non formal.

B. Tujuan

Tujuan dari diadakannya observasi dan wawancara ke PKBM Jati Waringin ini
adalah untuk mengetahui seperti apa PKBM yang ada, mengetahui seberapa jauh
perjuangan para pendidik dalam meningkatkan tingkat lulus dan kualitas SDM di
daerahnya, dan mengetahui pengetahuan dari pemilik maupun masyarakat sekitar tentang
pendidikan terbuka dan jarak jauh.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk membuat laporan observasi ini adalah
metode observasi dan wawancara.

Observasi merupakan aktivitas dari suatu proses atau objek dengan maksud
merasakan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena, umumnya observasi
dilakukan untuk mengetahui suatu informasi dari sebuah fenomena yang didasari
pengetahuan serta gagasan tertentu.. Proses dalam mendapatkan informasi-informasi yang
berkaitan tersebut haruslah objektif, nyata, dan harus dapat dipertanggungjawabkan.

Sedangkan wawancara adalah suatu proses tanya jawab antara dua pihak yaitu
pewawancara dan narasumbernya. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memeroleh
data dan informasi yang di butuhkan pewawancara. Narasumber biasanya adalah seorang
yang ahli di bidang yang berkaitan dengan informasi yang pewawancara cari atau
butuhkan.

Kedua metode penelitian di atas menjadi pilihan penulis karena yang paling
efektif dan dapat dengan lengkap memeroleh informasi.
BAB II HASIL WAWANCARA

A. Topik Sistem Belajar Terbuka dan Jarak Jauh di PKBM Jati


Waringin

Pendidikan jarak jauh adalah salah satu bidang usaha pendidikan yang telah
berkembang secara signifikan untuk menjadi metode pedagogis pendidikan yang
dihormati selama masa lalu Seperempat abad. Pendidikan jarak jauh kontemporer
telah melibatkan penggunaan berbagai media pendidikan, termasuk media cetak dan
non-cetak, dan telah berkembang lebih jauh dengan kemajuan dalam penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi. Jarak pendidikan telah diterapkan di semua
sektor pendidikan dan pelatihan, diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan nasional,
dan mencapai tingkat pengakuan dan penghargaan yang diinginkan dalam kaitannya
dengan alternatif pendidikan tradisional (UNESCO, 2001).

Perkembangan pendidikan jarak jauh di Indonesia merupakan upaya untuk


memenuhi kebutuhan pendidikan nasional, dipengaruhi oleh tren saat ini di seluruh
dunia dalam penggunaan jarak pendidikan di berbagai sektor pendidikan. Sebagai
negara kepulauan lebih dari 13.000 pulau dan keterbatasan infrastruktur komunikasi
dan transportasi, Indonesia ditantang meningkatkan kualitas 220 juta sumber daya
manusianya. Berbagai faktor yang berkaitan dengan geografi, demografi, sosial
ekonomi, budaya, ketersediaan teknologi memiliki rangsangan terhadap
pengembangan pendidikan jarak jauh untuk meningkatkan akses pendidikan dan
persamaan kesempatan. Pendidikan jarak jauh telah digunakan baik secara formal
maupun nonformal pendidikan, akademik maupun pendidikan profesional,
dipekerjakan di sekolah dasar, faktor sekunder serta tersier. Pendidikan jarak jauh di
Indonesia telah berkembang, dimulai dari penggunaan bahan korespondensi berbasis
cetak, melalui bahan multimedia, hingga penggunaan TIK belakangan ini.

Dengan struktur daerah yang terbagi detail dari mulai RT, RW, Kecamatan,
Kelurahan, Kota, Provinsi, dan Negara, sudah seharusnya perkembangan pendidikan
jarak jauh ini terbagi rata agar semua kalangan masyarakat dapat mengakses
pendidikan dengan mudah. Hampir di setiap kecamatan di Kota Bandung sudah
memiliki PKBM sendiri yang kebanyakan dinaungi oleh Yayasan swasta. Meskipun
begitu, pemerintah tetap ikut andil dalam hal pembiayaan operasional dan pendataan
siswa-siswanya.
PKBM Jati Waringin hadir di lingkup Kecamatan Astana Anyar untuk
mempermudah masyarakat dalam mengakses pendidikan. Pendidikan masyarakat
yang menjadi unggulan telah banyak meluluskan siswa-siswi yang kemudian
melanjutkan bekerja atau bahkan melanjutkan ke tingkat Universitas.

Penulis berkesempatan untuk mewawancarai dan mengobservasi PKBM Jati


Waringin ini. Semoga laporan observasi dan hasil wawancara ini dapat menjadi
contoh dan cerminan tentang sistem belajar terbuka dan jarak jauh di Indonesia,
khususnya di Kota Bandung.

B. Waktu dan Tanggal

Hari/ tanggal : Sabtu, 30 November 2019.


Pukul : 10.30 – selesai.
Tempat : PKBM Jati Waringin, Jl. Soekarno Hatta No. 27/201 B
RT. 02 RW. 02, Karasak, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.

C. Identitas Lembaga

1. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat


Nama Lembaga : Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Jati Waringin
Alamat : Jl. Soekarno Hatta No. 27/201 B RT. 02 RW. 02,
Karasak, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40243
Email :-
Media Sosial :-
Website :-
Telepon : 022 5211911

D. Identitas Narasumber

Nama : Suhud Hidayat


Bagian : Kepala Yayasan dan Pelopor PKBM Jati Waringin
Latar Belakang : menjadi Kepala Dinas Pendidikan Masyarakat tingkat
Provinsi

E. Transkrip Wawacara di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar

1. Profil PKBM
PKBM Jatiwaringin dipelopori oleh Bapak Suhud Hidayat yang dimulai
pada tahun 2004 dan mulai berkembang pada tahun 2010. Bertempat di Jl
Soekarno Hatta, PKBM ini berad adi kecamatan Astana Anyar, PKBM ini cukup
strategis karena berada tepat di pinggir jalan raya. Pa Suhud membangun PKBM
ini diatas tanah dari keluarganya pada tahun 2003.
Karena Pa Suhud sudah banyak pengalaman untuk mengawasi beberapa
PKBM sebelumnya jadi tidak begitu sulit untuk Pa Suhud dalam membangun
PKBM Jatiwringin ini. Didalamnya terdapat juga PAUD dan lulusan – lulusan
dari PKBM ini sudah banyak yang sukses ada yang melanjutkan ke Universitas,
ada yang menjadi pelayaran dab masih banyak lagi.

2. Tujuan PKBM
Tujuan dari PKBM ini adalah meningkatkan lulusan sekolah di
lingkungan sekitarnya. Pak Suhud berkata bahwa ia sangat bersyukur ketika
tingkat antusias masyarakat di sana tinggi saat mengetahui adanya PKBM dan
Lembaga kursus dan pelatihan.
Pak Suhud tidak mematok jam belajar yang pasti karena siswanya yang
berasal dari kalangan yang berbeda-beda. Ada karyawan, orang tua, ahli pijat,
bahkan lansia.

“Saya mah senang sudah pada mau belajar juga. Makannya saya tidak
mematok banyak peraturan di sini. Siswanya pada datang kesini saja saya
bersyukur, apalagi sampai mengikuti ulangannya, ikut ujian paketnya, bahkan
kalo bisa ada yang melanjutkan ke Universitas.” Begitu kata Pak Suhud ketika di
wawancarai tentang tanggapannya terkait siswa-siswa di PKBM Jati Waringin.

3. Latar Belakang Pendirian PKBM


PKBM ini didirikan pada tahun 2004 oleh Pak Suhud Hidayat. Latar
belakang Pak Suhud adalah seorang yang bekerja di Dinas Pendidikan
Masyarakat bagian tenaga lapangan yang ditugaskan di Kota Bandung. Saat itu
Pak Suhud di tugaskan sebagai kepala lapangan Pendidikan Masyarakat provinsi
yang memiliki kurang lebih 600 anak buah. Saat menjalankan kedinasannya, Pak
Suhudlah yang membangun beberapa PKBM di Kota Bandung, salah satunya
adalah PKBM Bina Bangsa.
Pada Awalnya, Pak Suhud mendirikan PKBM Jati Waringin ini karena
melihat tanah warisan orang tua beliau yang tidak terurus dan digunakan untuk
tempat nongkrong calo-calo angkot. Berawal dari niat dan ilmu yang didapatkan
saat di Dinas Pendidikan Masyarakat, akhirnya Pak Suhud membangun sebuah
Yayasan. Yayasan itu tidak hanya dijadikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat,
tetapi juga ad ataman kanak-kanak, dan Lembaga Kursus dan Pelatihannya.
Pembangunan PKBM ini memakan waktu kurang lebih satu tahun yaitu
sekitar tahun 2003-2004. Pada saat itu, biaya yang di pakai oleh Pak Suhud
berkisar 100 juta rupiah. Pak Suhud mengurus segala keperluan yang Yayasannya
perlukan sendiri. Dari mulai perizinan, kegiatan pembangunan, juga mengurus
Yayasan itu.

4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada di PKBM ini terdiri dari beberapa bagian;
a. Kepala Yayasan: Suhud Hidayat
b. Kepala PKBM: Wiwin
c. Terdapat 11 pengajar yang saat ini mengajar di PKBM Jati Waringin
d. Terdapat satu staff bagian kompuerisasi dan informasi

5. Cara Merekrut Tenaga Kerja


Pak Suhud sebagai kepala Yayasan awalnya mendapat kendala dalam
mencari tenaga kerja juga siswanya. Tapi kemudian relasinya di pemerintahan,
alumni, juga sosialisasi pada masyarakat sekitar membantunya mendapatkan
tenaga kerja. Banyak kenalan guru yang akhirnya ditarik ke PKBM Jati Waringin
untuk menjadi guru honorer di sana.

6. Program Pembelajaran PKBM


Di PKBM Jati Waringin, terdapat beberapa program unggulan. Seperti
kesetaraan paket A, B, dan C, pelatihan tata boga, dan pelatihan menjahit.
Kedepannya, Pak Suhud berencana untuk membuka pelatihan computer
untuk meningkatkan kualitas SDM lulusan PKBM Jati Waringin itu sendiri.
Jika kualitas SDM meningkat, maka kesempatan untuk mendapatkan
pekerjaan pun akan lebh mudah, begitu kata Pak Suhud.

7. Kurikulum yang Digunakan


Kurikulum yang digunakan oleh PKBM ini adalah kurikulum Nasional.
Tetapi dalam prakteknya, Pak Suhud lebih sering menemukan para guru di sama
menggunakan KTSP. Alasannya karena guru-guru di sana lebih nyaman dan
leluasa mengajar mengacu pada KTSP.
8. Jadwal Belajar
PKBM Jati Waringin beroperasi setiap hari sabtu dan minggu. Meskipun
begitu kegiatan pembelajaran lebih sering diadakan di hari minggu karena
banyaknya siswa yang masih bekerja di hari sabtu.

9. Fasilitas yang diberikan


PKBM Jati Waringin memiliki fasilitas yang sudah baik namun masih
belum lengkap. Fasilitas yang disediakan antara lain adalah:
a. Dua ruang kelas PKBM
b. Dua ruang kelas taman kanak-kanak
c. Satu kamar mandi
d. 1 ruang kepala Yayasan
e. Taman bermain
f. Area parkir motor

10. Bentuk E-Learning


Selain melakuakan pembelajaran di kelas dengan tatap muka, PKBM Jati
Waringin yang di bawahi oleh Pak Suhud ini sudah dapat menerapkan E-
Learning. Salah satunya adalah E-Learning buku patihan/ modul. Modul-modul
bank soal dan video pembelajaran yang nantinya akan dikirimkan pada siswa-
siswanya lewat aplikasi grup Whatsapp yang sudah dibuat oleh pihak PKBM.
Pak Suhud berpendapat modul online ini membantu para siswa untuk
lebih sering berlatih di sela-sela istirahat kerjanya atau di waktu senggangnya.
Untuk ulangan harian dan ujian tengah semester ataupun ujian akhir
semester,PKBM ini belum menerapkan E-Learning. Siswa wajib datang ke
PKBM ini dan menjalani ujian manual menggunakan kertas.
Pak Suhud bercerita pernah melakukan ujian jarak jauh. Saat itu ada
salah satu muridnya yang berada di luar kota karena urusan pekerjaannya. Karena
ujiannya bersifat wajib maka dari itu akhirnya soal dan lembar jawaban siswanya
dikirimkan lewat paket ke tempat siswa itu bekerja.

11. Kerja sama


PKBM Jati Waringin melakukan kerja sama dengan organisasi
masyarakat setempat untuk mendapatkan data-data terkait jenjang pndidikan
masyarakat di sana. Selain ormas, masyarakat di sana juga membantu
menyebarluaskan informasi adanya PKBM ini untuk saling membantu
meningkatkan pendidikan di daerahnya.
Meskipun PKBM uni di bawah naungan swasta, pemerintah juga ikut
membantu pendidikan masyarakat dengan menyalurkan bantuan operasional atau
BOP pada PKBM Jati Waringin berupa uang dari tahun 2016. Pada tahun 2017,
pemerintah sempat memberikan bantuan berupa barang seperti kursi, alat tulis,
dan perlatan sekolah lainnya.

12. Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh


Pelaksaan pembelajaran PKBM ini dimulai dari awal semester hingga
ujian penyetaraan selesai dilaksanakan. Rangkaian pembelajaran yang wajib
diikuti siswanya antara lain adalah belajar tatap muka, ulangan, simulasi ujian,
dan ujian penyetaraan.
Dikarenakan ujian nasional diadakan menggunakan computer atau dalam
bentuk CBT dan PKBM ini belum memiliki komputer sendiri, maka Pak Suhud
memutuskan untuk menginduk pada sekolah lain yang memiliki fasilitas
komputer sendiri. Sekolah-sekolah yang pernah menjadi induk dari PKBM Jati
Waringin seperti SMK 14, SMK 3, SMA Padjajaran, dan SMA Jendral
Sudirman.

13. Biaya PKBM


PKBM Jati Waringin menarik 1.750.000 per siswa untuk biaya
pendidikan dan fasilitas. Biaya itu sudah mencangkup dari aawal pembelajaran
hingga ujian penyetaraan nantinya. Meskipun sudah ada bantuan dari pemerintah
berupa dana, tetapi hal itu ternyata belum cukup.
PKBM Jati Waringin mengeluarkan banyak dana untuk ujian
penyetaraannya. Mereka harus menyewa computer, menyewa ruangan, dan
membayar pengawas.
Tapi Pak Suhud berkata, jika memang ada warga yang ingin belajar dan
tidak memiliki biaya, maka tidak apa-apa. Pak Suhud akan tetap menerimanya
sebagai siswa PKBM. Sama halnya dengan sertifikat lulus ujian penyetaraan. Pak
Suhud akan membiarkan siswanya mengambil sertifikat tersebut jika memang
tidak ada dana untuk membayarnya. Karena niat Pak Suhud sendiri sudah bulat
untuk membantu masyarakat.

14. Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh


Menurut Pak Suhud selaku kepala Yayasan dan Pengawas PKBM Jati
waringin, PKBM ini masih memiliki banyak kendala. Kendala-kendala tersebut
berupa biaya, motivasi, dan ciri khas PKBM itu sendiri.
Kendala pembiayaan yang masih kurang untuk memenuhi fasilitas yang
dibutuhkan. Meskipun sudah ada penarikan baiya sekolah dan subsidi silang dari
pemerintah.
Kendala selanjutnya adalah kendala motivasi. Banyak dari warga belajar
yang masih kurang semangat menjalani pendidikan di PKBM ini. Minat
masyarakat yang putus sekolahpun kurang terhadap adanya PKBM ini. Maka dari
itu masih perlu sosialisasi pendidikan pada masyarakat agar sadar bahwa
pendidikan di zaman ini sangatlah penting.
Kendala terakhir adalah ciri khas PKBM yang menurut Pak Suhud sudah
berkurang. Zaman sekarang PKBM sudah seperti sekolah formal. Yang
membedakan hanyalah seragam sekolahnya saja karena PKBM tidak diwajibkan
menggunakan seragam.

15. Prencanaan Pembelajaran Jarak Jauh Kedepannya


Perencanaan jangka pendek yang direncanakan oleh Yayasn ini adalah
harapan agar siswa-siswanya memiliki keinginan yang tinggi untuk mendapatkan
pendidikan yang berkesinambungan. Yayasan juga berharap dapat terus
menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar di masyarakat sekitarnya.
Perencaan jangka jauhnya adalah Yayasan ingin menggunakan aplikasi
untuk ujian-ujiannya seperti aplikasi edubox. Yayasan berharap tinggi agar
siswa-siswanya dapat meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Yayasan juga
berharap di tahun 2020 nanti aka nada pelatihan kompuer seperti photoshop dan
corel draw juga mengasah skill-skill lainnya untuk memudahkan siswa-siswanya
mendapatkan pekerjaan.
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan

PKBM Jatiwaringin ini dipelopori oleh Pak Suhud Hidayat, beliau memiliki latar
belakang sebagai pendidikan masyarakat dari tenaga lapangan di dinas provinsi.
Dioperasikan pada tahun 2004 dan mulai berkembang dan banyak peminatnya mulai dari
2010, beliau menggunakan pendekatan dari mulut ke mulut dan memanfaatkan temannya
untuk menyebarkan dan memberitahukan bahwa ada PKBM Jatiwaringin ini. Warga
belajar yang belajar di PKBM ini berada dari berbagai macam karakter masyarakat, ada
yang tidak melanjutkan saat akan ujian ada yg dari kelas awal sudah tidak melanjutkan
sehigga mereka melakukan kejar paket di PKBM ini. Dan beberapa dari warga belajar
sudah lulus dan ada yang melanjutkan ke Universitas dan ada juga yang bekerja. Berkat
PKBM ini pun banyak warga belajar yang mendapati perubahan perilakunya.

B. Saran

Sebaiknya semua elemen di PKBM ini bisa lebih memberikan motivasi


belajarnya dan juga memberikan pemahaman kepada orang tua warga belajar untuk ikut
memberikan motivasi juga agar semua peserta di PKBM ini lebih semangat dan lebih
rajin dalam menghadiri kegiatan belajar mengajar di PKBM ini. Dan pendidik juga harus
lebih menggunakan berbagai macam metode dan inovasi agar warga belajar tidak bosan
dan mau untuk terus hadir dalam kegiatan belajar mengajar di PKBM ini.
LAMPIRAN

Farid Aldin ALbarosi – Alma Maritza Salsabila – Muhamad Rifqi Fadhillah

Anda mungkin juga menyukai