Anda di halaman 1dari 113

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

MENGGUNAKAN ACCELEROMETER SENSOR BERBASIS


SMARTPHONE ANDROID UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA
MATERI GETARAN HARMONIS SEDERHANA
(Penelitian PreEksperimental kepada peserta didik SMA Karya Budikelas XMIA2)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Sidang Munaqosyah

OKY OKTAVIANI
NIM. 1162070054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
ABSTRAK

Oky Oktaviani:“Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Menggunakan


Sensor Accelerometer Berbasis Smartphone Android Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Getaran
Harmonis Sederhana”.

Penelitian ini bertujuan yaitu (1) Mengetahui perkembangan pemanfaatan


accelerometer sensor untuk praktikum fisika sebagai media pembelajaran pada
materi Getaran Harmonis Sederhana (2) Menghasilkan LKPD berbasis
accelerometer sensor pada smartphone (3) Mengetahui accelerometer sensor
untuk menggambarkan keterampilan berpikir kritis (4) Mengetahui hasil validasi
LKPD yang dilakukan oleh validator ahli (5) Mengetahui efektivitas penggunaan
LKPD. . Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIA 2 yang
berjumlah 11 orang. Model pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini
adalah Borg and Gall. Uji validasi kepada beberapa ahli merupakan cara untuk
melihat kelayakan LKPD dengan rata-rata persentase 89%. Sedangkan data yang
diperoleh dari angket respon peserta didik dengan nilai efektivitas pada uji coba
terbatas pada LKPD dengan memanfaatkan accelerometer sensor yaitu 89% dan
hasil rata-rata nilai efektivitas pada LKPD tanpa memanfaatkan accelerometer
sensor yaitu 84,9%. Dengan kriteria sangat baik yang menunjukkan peserta didik
senang menggunakan LKPD pada proses praktikum yang digunakan. Terdapat
pula peningkatan keterampilan berpikir kritis Nilai sebesar dengan interpretasi
sedang. Hal tersebut menunjukkan adanya efektifitas dalam proses pembelajaran.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan LKPD dengan
memanfaatkan aplikasi accelerometer sensor untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis pada materi getaran harmonis sederhana layak digunakan dalam
proses pembelajaran.

Kata kunci: LKPD, accelerometer sensor, dan Penelitian Pengembangan.


LEMBAR PENGESAHAN

(Untuk Mengikuti Sidang Munaqosyah)

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) MenggunakanSensor


Accelerometer Berbasis Smartphone Android Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Pada Materi Getaran Harmonis Sederhana
Oleh:

Oky Oktaviani
NIM. 1162070054
Bandung, 20 Oktober 2020

Pembimbing 1 Tanda Tangan

Dr. Hj. Ade Yeti Nuryantini, M.Pd, M.Si


NIP.197212121998022001

Pembimbing 2 Tanda Tangan

Herni Yuniarti Suhendi, M.Pd


NIP. 198906142015032006
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. H. Idad Suhada, M.Pd


NIP. 196309241992031003
RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap Oky Oktaviani, lahir di Jakarta pada tanggal 22


Oktober 1998 dari pasangan Ayah Supriyanto dan Ibu
Sutrisnani, merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Bertempat tinggal di Perum. Puri Cikarang Indah Blok D4 No
11 Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi.
Jenjang pendidikan yang telah ditempuh ialah:

1. TK Al-Abror lulus pada tahun 2004


2. SD Karang Harum 01 lulus pada tahun 2007
3. SMP Negeri 5 Cikarang Timur lulus pada tahun 2013
4. SMA Negeri 1 Sukatani lulus pada tahun 2016
Organisasi yang pernah diikuti penulis diantaranya:
1. 2010-2013 Ketua Osis SMP Negri 4 Cikarang Timur
2. 2013-2016 Bendahara Basket Putri SMA Negri 1 Sukatani
3. 2016-2017 Anggota Pramuka UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2016-2017 Ketua Unit Photography Pramuka UIN Sunan Gunung Djati
Bandung
4. 2017-2018 Anggota English Club di USO HMP Fisika
5. 2018-2019 Anggota KPPM (Kerjasama Penelitian dan Pengembangan
Masyarakat) Himpunan Mahasiswa Program Study Pendidikan Fisika
6. 2019-2020 Ketua Bidang KPPM (Kerjasama Penelitian dan Pengembangan
Masyarakat) di Dewan Eksekutif Mahasiswa – Fakultas (DEMA-F)
Tarbiyah dan Keguruan
MOTTO

Hidup suatu perjuangan.


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini.

Nama : Oky Oktaviani


NIM : 1162070054
Jurusan/Prodi : Pendidikan MIPA/ Pendidikan Fisika
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Menggunakan Sensor Accelerometer
Berbasis Smarphone Android Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis Pada Materi Getaran Harmonis Sederhana”
Untuk penyusunan skripsi dengan seluruh isinya merupakan karya saya
sendiri. Menyatakan bahwa penelitian ini benar-benar merupakan karya saya
sendiri dan tidak berisi karya atau pendapat orang lain yang telah dipublikasikan,
kecuali bagian-bagian yang saya ambil sebagai referensi atau kutipan dan telah
ditulis mengikuti aturan penulisan karya ilmiah yang lazim.
Pernyataan ini dibuat oleh penulis dengan penuh kesadaran dan apabila
ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penulis

Bandung, Oktober 2020


Yang membuat pernyataan,

Oky Oktaviani
NIM. 1162070054
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang


telah memberikn taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul “judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Menggunakan Sensor accelerometer Berbasis Smarphone Android
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Getaran
Harmonis Sederhana”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah mendukun dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah, M.Ed selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
2. Drs. H. Idad Suhada, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA UIN
Sunan Gunung Djati Bandung
3. Dr. Adam Malik, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika yang UIN Sunan
Gunung Djati Bandung
4. Dr. Hj. Ade Yeti Nuryantini, M.Pd, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang
senantiasa memberikan arahan, bimbingan motivasi dan dukungan selama
penyusunan skripsi ini.
5. Herni Yuniarti Suhendi M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa
memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala sekolah, guru-guru dan para staff SMA karya Budi yang telah
memberikan izin dan arahan kepada penulis selama melaksanakan penelitian.
7. Ayahanda Bapak Supriyanto Sihombing, Ibunda Sutrisnani, Eyang tercinta
Eyang Titik Sugiarti dan Eyang Wisnu Rahaja yang senantiasa memberikan
do’a, semangat, dan motivasi kepada penulis demi kelancaran penyusunan
skripsi ini.

i
8. Dewan Eksekutif Mahasiswa-Fakultas (DEMA-F) yang telah memberikan ilmu
dan pengalaman yang berharga bagi penulis dalam berorganisasi.
9. Pramuka UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang telah memberikan ilmu dan
pengalaman yang berharga bagi penulis dalam berorganisasi.
10. Pers dan Komunikasi juga telah memberikan ilmu dan pengalaman yang
berharga bagi penulis dalam berorganisasi.
11. Rekan-rekan seperjuangan kepada Siti Rahmawati,Arliazmy Salsabil, Ihsan
Fathurrahman dan Ersa Sugesti yang senantiasa memberikan motivasi serta doa
yang dipanjatkan kepada penulis demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
12. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Fisika 2016 baik kelas A maupun kelas
B yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis.
13. Rekan-rekan seperjuangan KKN 315 Cisondari kepada Ahmad Kamil Ihsani,
Larasanti, Shafirra Noerhayati, Fazrin yusuf, Suci Julia Indriyanti, Ratu Fahira
Dillianoor, Reza Kurnia Nanto, Sabila Nurul Islam, Shena Sylviana Dewi,
Shinta Azzahra, Siti Rodiah, Rizky Pratama yang senantiasa memberikan
motivasi kepada penulis demi kelancaran skripsi ini.
14. Mahasiswa semester VIII pendidikan fisika yang senantiasa membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari akan kekurangan yang masih terdapat dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya serta para pembaca, Aamiin Yaa rabbal’Aalaamiin.

Bandung, 18 Juli 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................8
C. Batasan Masalah...............................................................................................9
D. Tujuan Penelitian............................................................................................10
E. Manfaat Penelitian..........................................................................................10
F. Definisi Operasional.......................................................................................12
G. Kerangka Pemikiran........................................................................................14
H. Hipotesis Penelitian........................................................................................17
I. Hasil Penelitian Terdahulu..............................................................................17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................19
A. Sensor Accelerometer.....................................................................................19
B. Keterampilan Berpikir Kritis..........................................................................24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................32
A. Pendekatan dan Metode Penelitian.................................................................32
B. Jenis dan sumber data.....................................................................................36
C. Prosedur dan Penelitian..................................................................................40
D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................42
E.Teknik Analisis Data..........................................................................................43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................48
A. Pembahasan Hasil Penelitian..........................................................................48
1. Potensi dan Masalah..................................................................................48
2. Mengumpulkan Informasi.........................................................................50

iii
3. Desain Produk...........................................................................................56
4. Validasi Desain..........................................................................................71
5. Revisi Desain.............................................................................................77
6. Uji Coba Produk.........................................................................................79
7. Revisi Produk.............................................................................................90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................................92
A. Kesimpulan.....................................................................................................92
B. Saran...............................................................................................................94

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Interpretasi Hasil Uji Coba Soal Keterampilan Berpikir Kritis Peserta
Didik.........................................................................................................................6
Tabel 2.1 Daftar Indikator Keterampilan Berpikir Kritis......................................25
Tabel 3.1 Desain Penelitian...................................................................................34
Tabel 3.2 Skor Pilihan Jawaban.............................................................................44
Tabel 3.3 Kriteria Kelayakan Analisis Persentase Angket Validasi......................45
Tabel 3.3 Tingkat Pencapaian Nilai Belajar (Arikunto &. S., 2012).....................45
Tabel 3.4 Skor Skala Likert...................................................................................46
Tabel 3.5 Interpretasi Presentase Efektivitas dan Respon.....................................46
Tabel 3.6 Daftar Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................47
Tabel 4.1 Hasil Angket Kepemilikan Smartphone Peserta Didik..........................49
Tabel 4.2 Artikel Pemanfaatan Sensor Accelerometer..........................................52
Tabel 4.3 Distribusi Artikel Penggunaan Sensor Accelerometer pada Materi
Getaran Harmonis Sederhana.................................................................................56
Tabel 4.4 Tampilan pada Bagian Utama................................................................58
Tabel 4.5 Tampilan pada Bagian Isi......................................................................60
Tabel 4.6 Tampilan pada Bagian Penutup.............................................................62
Tabel 4.7 Keterkaitan LKPD dengan Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
................................................................................................................................68
Tabel 4.8 Hasil Validasi Ahli Materi LKPD Sensor Accelerometer.....................72
Tabel 4.9 Hasil Kritik dan Saran Validator Ahli Materi........................................73
Tabel 4.10 Hasil Validasi Ahli Medai LKPD Sensor Accelerometer....................73
Tabel 4.11 Kritik dan Saran Oleh Validator Media...............................................75
Tabel 4.12 Hasil Validasi Oleh Guru Fisika..........................................................75
Tabel 4.13 Kritik dan Saran Validator Guru Fisika’..............................................77
Tabel 4.14 Hasil Revisi Desain dari Pahla Ahli.....................................................78
Tabel 4.15 Waktu Pengerjaan LKPD.....................................................................81
Tabel 4.16 Hasil Analisis Lembar Efektifitas........................................................82
Tabel 4.17 Presentase rata-rata efektifitas secara kesluruhan................................83

iv
Tabel 4.18 Angker respon LKPD degan Sensor accelrometer..............................85
Tabel 4.19 Angket respon LKPD tidak menggunakan accelrometer.....................87

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian..........................................................16
Gambar 2.1 Tampilan Screen pada Accelerometer...............................................20
Gambar 2.2 Tamplan Screen Graph pada Accelerometer Sensor..........................21
Gambar 2.3 Accelerometer Sensor pada play store...............................................21
Gambar 2.4 Percobaan Experimen Jurnal..............................................................22
Gambar 2.5 Ayunan Sederhana.............................................................................27
Gambar 2.6 Getaran Pegas Sumber : (Giancoli D. , 2001, hal. 365).....................29
Gambar 2.7 (a) Pegas Bebas yang Tergantung Secara Vertikal (b) Massa m
terpasang pada pegas dalam keadaan setimbang (Giancoli D. , 2001)..................30
Gambar 3.1 Tahapan Model Penelitian..................................................................32
Gambar 3.2 Flowchart Desain Produk...................................................................38
Gambar 4.1 Frekuensi Artikel Yang Diterbitkan Selama Beberapa Tahun Terakhir
tentang Accelerometer Sensor...............................................................................51
Gambar 4.2 Distribusi Artikel Berdasarkan Jenis dan Konferensi Internasional. .52
Gambar 4.3 Tampilan LKPD pada Buku...............................................................57
Gambar 4.4 Rancanagn Alat Praktikum Ayunan Sederhana Menggunakan Sensor
Accelerometer........................................................................................................66
Gambar 4.5 Hasil Praktikum pada Ayunan Sederhana menggunakan Sensor
Accelerometer........................................................................................................66
Gambar 4.6 Rancangan Alat Praktikum Menggunakan Sensor Accelerometer
dengan Beban menggunakan Handphone..............................................................67
Gambar 4.7 Hasil Praktikum Menggunakan Sensor Accelerometer.....................68
Gambar 4.8 Uji Terbatas Melalui Video Call........................................................80
Gambar 4.9 Rata-rata persentase respon secara keseluruhan................................89
Gambar 4.10 Perbandinga Nlai Respon Penggunaan LKPD.................................90

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dunia pendidikan pada abad 21 dituntut untuk menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Untuk memperoleh pendidikan yang
berkualitas diperlukan adanya pengetahuan dan ketrampilan pada
proses pembelajaran (Djamas, Ramli, Sari, & Anshari, 2016, hal. 57).
Salah satu yang menjadikan proses pembelajaran lebih maksimal dapat
dilihat dari segi mutu pendidikannya. Maka dari itu untuk menjadikan
pendidikan di Indonesia lebih berkualitas, mutu pendidikan di
Indonesia harus ditingkatkan lagi (Budiman, 2017, hal. 32) .
Dunia pendidikan di indonesia selalu memperbaiki mutu
pendidikannya, diantaranya dengan mengubah kebijakan kurikulum
yang digunakan disetiap satuan lembaga pendidikan. Salah satu
kebijakan tersebut yaitu dengan mengubah kurikulum KTSP menjadi
kurikulum 2013. Kemendikbud (2012:19) menyatakan bahwa
implementasi bahan ajar yang ada pada kurikulum 2013 terdiri dari
buku siswa dan buku pedoman guru. Bahan ajar digunakan untuk
mendukung dan memfasilitasi proses pembelajaran agar lebih
maksimal. Kualitas isi dan penyajian bahan ajar disesuaikan dengan
aturan yang telah ditentukan.
Kurikulum 2013 yang sedang diterapkan oleh indonesia
merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan
diindonesia yaitu menekankan pembelajaran scientific seperti berpikir
kritis, analisis dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami konsep,
memecahkan masalah dari suatu konsep dan mengaplikasikan materi
pembelajaran dalam kehidupan sehari hari. Keterampilan yang dimiliki
dari berpikir kritis itu sangat tinggi yaitu peserta didik untuk melakukan
analisis dari fakta-fakta fenomena alam lalu peserta didik dapat
berpendapat dari analisis tersebut.

1
Bahan ajar merupakan seperangkat informasi, alat, maupun teks
yang disusun secara sistematis yang disesuaikan dengan kompetensi
yang diajarkan dan digunakan dalam proses pembelajaran (Prastowo,
2013:17). Selain buku siswa dan buku pedoman guru, yang termasuk
bahan ajar diantaranya yaitu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat menjadi penunjang dalam
proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran disekolah. Selain itu, penggunaan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) dalam prose pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan ketrampilan peserta didik yaitu pada keterampilan
berpikir. Penelitian dapat menimbulkan dari adanya potensi atau
masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan
memiliki nilai tambah (Sugiono, 2015).
Potensi dalam penelitian dan pengembangan ini adalah
kepemilikan smartphone sangat tinggi yang dimanfaatkan untuk
praktikum dengan mengembangkan LKPD berbasis pemanfaatan sensor
accelerometer androidpada materi Getaran Harmonis. Sedangkan
masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi. Masalah yang ditemukan pada penelitian ini adalah
keterampilan berpikir kritis peserta didik yang rendah, kurangnya
pemanfaatan smartphone sebagai media pembelajaran serta tidak
adanya LKPD berbasis teknologi terbarukan yang mampu
meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.
LKPD yang ada hanya sebatas LKPD yang disajikan dalam
buku paket. LKPD yang digunakan pada buku paket sangat kurang
efesiensi dan kurang menarik minat peserta didik sehingga jarang sekali
digunakan. Proses pembelajaran fisika haruslah menarik agar dapat
menggairahkan belajar peserta didik. Berdasarkan potensi dan masalah
yang ada peneliti berinisiatif untuk mengembangkan LKPD sensor
accelerometer berbasis smartphone android untuk meningkat berpikir
kritis peserta didik.

2
Keterampilan berpikir merupakan salah satu keterampilan yang
harus dimiliki peserta didik dan diperoleh melalui proses pembeajaran.
Salah satu kemampuan berpikir yang harus dilatih dan dimiliki oleh
peserta didik yaitu kemampuan berpikir kritis. (Syukrimansyah, 2017,
hal. 1317). Sebagaimana Menurut (B, 2015) bahwa berpikir kritis
merupakan salah satu indikator dan berpikir tingkat tinggi dan diartikan
sebagai berpikir secara konvergen karena harus memadukan antara
berpikir logis disertai alasan yang kuat.
Guru harus mampu membuat bahan ajar yang mampu
membimbing dan menyelesaikan permasalahan materi pembelajaran.
Bahan ajar berupa buku siswa diharapkan dapat lebih dipahami dan
menyelesaikan masalah terhadap materi pembelajaran yang diajarkan.
Salah satu bahan ajar yang dapat memudahkan guru dalam
membimbing dan memberikan intruksi kepada peserta didik ialah
Lembar Kerja Peserta didik (LKPD). Selain itu, LKPD yang diberikan
yaitu LKPD dengan menggunakan accelerometer sensor pada
smartphone android (Atun, 2015).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA
Mekar Arum pada tanggal 13 Januari 2020, dimana pada tahap awal
yaitu dengan melakukan observasi. Dari hasil observasi dapat
ditemukan beberapa hambatan dan masalah dalam proses pembelajaran
seperti kurangnya proses pembelajaran yang melatih pada ketrampilan
berpikir kritis. Guru hanya sekedar memberikan penjelasan teori hanya
dari segi penguasaan konsep saja. Proses pembelajaran yang dilakukan
sebagian besar masih berpusat kepada guru atau teacher center
(Arkundanto, 2007, p. 73). Sehingga ketrampilan yang dimiliki oleh
peserta didik tidak dapat diekspresikan dengan maksimal. Dari
observasi ini pula ditemukan bahwa kebanyakan peserta didik sudah
beranggapan bahwa fisika itu sulit dan hanya berupa sekumpulan teori
dan persamaan matematis saja ( Anwar, Munzil , & Hidayat, 2017).

3
Hasil dari studi lapangan melalui wawancara yaitu guru fisika
masih kurang melatih keterampilan berpikir kritis pada proses
pembelajaran, karena dalam kegiatan pembelajaran guru fisika hanya
menampilkan video kemudian mengelompokan untuk melakukan
diskusi dengan temen kelompoknya. Selain itu, pengunaan media dalam
proses pembelajaran sangat kurang karena guru fisika hanya
mengandalkan media pembelajaran yang ada di sekolah seperti infokus.
Alat-alat praktikum kurang lengkap sehingga belum memadai untuk
praktikum pada pembelajaran sehingga sulit untuk menerapkan kepada
peserta didik. Adanya, penggunaan bahan ajar seperti LKPD untuk
mengukur dan melatih keterampilan berpikir kritis peserta didik. Bahan
ajar yang akan dikembangkan berupa LKPD yang memuat hasil
kegiatan praktikum menggunakan sensor accelerometer. bentuk
kegiatan pembelajaran yang berupa LKPD bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan peserta didik. terhadap materi pembelajaran
melaui aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi kepada peserta didik.
Sedangkan, hasil wawancara dengan peserta didik dapat
diketahui bahwa proses pembelajaran fisika yang berlangsung masih
kurang interaktif dan kurang dilatihkannya berpikir kritis atau tidak
adanya lembar LKPD yang memadai digunakan disekolah serta tidak
adanya eksperimen yang pakai android.Sehingga, peserta didik mudah
bosan pada pembelajaran hanya terpaku pada penjelasan teori dan
demonstrasi.
Proses pembelajaran yang berpusat pada guru menjadikan
peserta didik kurang aktif dan hanya menerima informasi-informasi
tersebut, dengan itu siswa menganggap bahwa fisika merupakan
sekumpulan rumus-rumus yang sulit diaplikasikan. Hambatan yang
dihadapi oleh peserta didik dalam proses pembelajaran fisika salah
satunya yaitu tidak adanya kegiatan praktikum yang dilakukan secara
langsung.

4
Oleh sebab itu diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan
kegiatan belajar yang aktif di kelas dengan peserta didik serta untuk
membangun ketrampilan berpikir kritis pada peserta didik. Salah
satunya dengan menggunakan media pembelajaran menggunakan
sensor pada smartphone (Murtiwiyati & Lauren, 2013, hal. 1).
Smartphone adalah salah satu media yang dapat digunakan
untuk mengakses informasi dengan cepat dan mudah. Berdasarkan
angket terkait penggunaan smartphone yang diberikan kepada 37
sampel peserta didik menunjukan bahwa 98% peserta didik telah
memiliki smartphone. Smartphone bagi peserta didik sudah menjadi
sebuah kebutuhan utuk mengakses berbagai macam informasi agar
tidak tertinggal dengan informasi yang baru. Salah satu smartphone
yang banyak digunakan peserta didik adalah android (Juraman,
Pemanfaatan Smartphone Android Oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi
dalam Mengakses Informasi Edukatif, 2014, hal. 2). Sesuai dengan
hasil angket menunjukkan bahwa 89% peserta didik memiliki
smartphone android.
Sistem aplikasi padaandroidmenjadi salah satu sistem yang
banyak digunakan oleh masyarakat (Murtiwiyati & Lauren, 2013, hal.
1). Pada Smartphoneandroidterdapat beberapa macam fasilitas, salah
satu fasilitas yang disediakan adalah sensor accelerometer.
Salah satu contoh penggunaan sensor accelerometer pada
smartphone androidyaitu dapat digunakan sebagai pencatat suatu
getaran dengan menghimpun hasil pembacaan dan data getaran yang
diperoleh disimpankemudian divisualisasika pada sebuah grafik
(Riantana, Beta, Cahya, & Darsono, 2015, hal. 114).
Aplikasi sensor accelerometer pada smartphone android dapat
digunakan sebagai pencatat suatu getaran dengan menghimpun
pembacaan getaran secara realtime dengan menggunakan webserver,
sehingga data getaran yang diperoleh dapat disimpan dan dapat
divisualisasikan menggunakan sebuah grafik pada web mentoring.

5
Aplikasi sensor accelerometer ini dapat diunduh pada playstore
pada smartphone, dengan kata kunci accelerometer, maka akan muncul
banyak sensor yang muncul pada pilihan unduhan. Namun pada
penelitian ini sensor accelerometer yang digunakan yaitu sensor dengan
nama “accelerometer meter” yang terinstal dalam handphone Xiaomi
S2.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Palacio dkk
sensor accelerometer dapat digunakan dalam pembelaran fisika yaitu
melakukan analisis kuantitatif pada gerak osilasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sensor accelerometer pada smartphone dapat
diandalkan dalam pengukuran kecepatan pada gerak osilasi. Sehingga
sensor accelerometer dapat digunakan dalam pembelajaran fisik
adisekolah khususnya pada pembelajaran fisika di lab. (Palacio, Abad,
Gim ´enez, & Monsoriu, 2013, hal. 774).
Selain melakukan observasi dan wawancara peneliti juga
melakukan uji soal keterampilan berpikir kritis yang berjumlah delapan
soal untuk mengetahui tingkat berpikir peserta didik. Namun, instrumen
soal yang digunakan dalam uji keterampilan berpikir peserta didik
diambil dari peneliti sebelumnya yang sudah tervalidasi dengan
variabel dan materi yang sama, yaitu keterampilan berpikir kritis pada
materi getaran harmonis sederhana. soal yang diujicobakan berjumlah
delapan butir soal yang mencangkup dari lima indikator yang terdiri
dari memberikan penjelasan sederhana (basic clarification),
membangun keterampilan dasar (the basic support), menyimpulkan
(inference), memberikan penjelasan lebih lanjut (advance clarification),
strategi dan taktik (strategy and tactics).
Menurut (Ennis, 2013) Hasil dari uji coba soal yang dianalis
dengan menghitung persentase rata-rata jumlah pesertta didik yang
menjadi subjet penelitian. Hasil tersebut kemudian diinterpretasikan
berdasarkan pedoman penilaian Ennis. Berikut ini merupakan hasil uji
coba soal keterampilan berpikir kritis kepada peserta didik.

6
Tabel 1. 1 Interpretasi Hasil Uji Coba Soal Keterampilan Berpikir Kritis
Peserta Didik

Keterampilan berpikir kritis Skor Interpretasi


Memberikan penjelasan 32.24 Rendah
sederhana
Membangun keterampilan 33.89 Rendah
dasar
Menyimpulkan 35.21 Rendah
Memberikan penjelasan lebih 28.08 Rendah
lanjut
Strategi dan taktik 42.52 Rendah
Rata-rata 34.05 Rendah

Salah satu media pembelajaran pada penelitian ini dapat


memanfaatkan aplikasi sensor accelerometer yang berada pada
smartphone android. Penggunaan smartphone tipe android juga dapat
mendukung pembelajaran abad 21, dimana peserta didik dapat
belajar dimanapun dan kapanpun tanpa dibatasi oleh ruang kelas
(Midnieks, Dornin, Nakamura, & Meike, 2011). Hasil angket
penggunaan smartphone android menunjukan bahwa 89% peserta
didik memiliki smartphone android yang hanya digunakan untuk
games dan media sosial saja. Namun peserta didik telah mengetahui
akan adanya sensor-sensor yang berada di smartphone android,
dengan itu peserta didik perlu fasilitator untuk dapat memanfaatkan
smartphone android sebagai media pembelajaran saat praktikum dan
dikembangkan LKPD sebagai bahan ajar pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Hasil studi literatur yang dilakukan dari beberapa artikel,
terhadap peneliti yang melakukan penelitian terkait keterampilan
berpikir kritis kepada peserta didik. Dilakukan oleh (S, 2017), bahwa
rendahnya keterampilan berpikir kritis peserta didik yang disebabkan

7
kurangnya minat belajar peserta didik terhadap pembelajaran fisika.
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan peserta didik selama pembelajaran
fisika cenderung pasif. Proses pembelajaran yang lebih dominan
oleh guru, yaitu guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
metode ceramah. Proses pembelajaran fisika yang masih terpaku
dengan menghafal dengan konsep fisika dan contoh soal yang hanya
mendorong peserta didik menguasai materi pembelajaran dengan
target dapat menjawab semua soal ujian.
Oleh karena itu, pada Kurikulum 2013 yang terdiri dari
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan, belum sepenuhnya terlaksana dengan baik.
Sehingga, melalui kegiatan tersebut peserta didik diharapkan dapat
menemukan berbagai fakta, konsep dan nilai-nilai baru dalam
kehidupan sehari-hari (Suastra, 2006, hal. 59).
Dalam penggunaan smartphone dalam proses pembelajaran.
Khususnya pembelajaran fisika dapat membantu pengajar dalam
proses pembelajaran agar melatih lebih efektif dan inovatif.
Sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir
kritis dengan pembelajaran yang efisisensi dan menarik. Penggunaan
smartphone merupakan salah satu bentuk penggunaan media proses
pembelajaran khususunya dalam kegiatan praktikum.
Penelitian yang dilakukan pada tahap awal berfokus pada
pengembangan LKPD menggunakan sensor accelerometer pada
Smartphone untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis Peserta
didik pada materi Getaran Harmonis Sederhana. LKPD ini
diharapkan dapat memberikan salah satu alternatif pendidik untuk
melangsungkan pembelajaran dengan inovasi dan tidak monoton
yang terbarukan dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis
pada peserta didik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diatas, maka peneliti
akan melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar

8
Kerja Peserta Didik (LKPD) Menggunakan Sensor Accelerometer
Berbasis Smarphone Android Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Pada Materi Getaran Harmonis Sederhana”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang
akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana perkembangan pemanfaatan sensor accelerometer
pada smartphone sebagai media pembelajaran fisika?
2. Bagaimana desain LKPD Berbasis sensor accelerometer pada
smartphone pada pembelajaran Getaran Harmonis Sederhana
untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis peserta didik?
3. Bagaimana Kelayakan LKPD dari hasil Validasi ahli?
4. Bagaimana hasil Uji terbatas terhadap LKPD dikembangkan?
5. Bagaimana Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sensor
accelerometer pada smartphone dapat menggambarkan
keterampilan berpikir Kritis?

C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan pada tahap awal fokus pada
pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
menggunakan sensor accelerometer pada smartphone android
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
2. Subjek yang diteliti adalah peserta didik kelas X MIA 2 sekolah
SMA Karya Budi.
3. Kelayakan LKPD dilakukan oleh tiga validator, yaitu dosen ahli
media, dosen ahli materi dan guru fisiska di sekolah. Adapun
kelayakan LKPD pada pemanfaatan sensor accelerometer
sebagai media pembelajaran pada materi gerak harmonis
sederhana.

9
4. Pengembangan LKPD ini mengacu pada indikator berpikir kritis
(KBKr), menurut Ennis (Ningsih, Bambang. S, & A. Sopyan,
2012)yang terdapat 12 indikator dan dikelompokan menjadi 5
kelompok yaitu memberikan penjelasan dasar, memberikan
keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih
lanjut serta strategi dan taktik.
5. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Brag and
Gall, yang dibatasi hanya sampai pada tahap tujuh yaitu tahap
revisi produk.
6. Materi pembelajaran fisika yang digunakan pada penelitian ini
yaitu getaran harmonis sederhana.

D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang diuraikan, adapun tujuan penelitian
yang didapat adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan pemanfaatan sensor accelerometer berbasis
smartphone android sebagai media pembelajaran fisika.
2. Desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis sensor
accelerometer pada smartphone android android untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik untuk
materi getaran harmonis sederhana.
3. Kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dari hasil
validasi ahli.
4. Hasil uji terbatas terhadap LKPD yang dikembangkan setelah
diujicobakan kepada peserta didik dalam penelitian ini sehingga
meningkatkan pengetahuan peserta didik dengan respon yang
interaktif saat praktikum dilakukan.
5. Sensor accelerometer pada smartphone dapat menggambarkan
keterampilan berpikir kritis.

10
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
mengenai sensor accelerometer pada smartphone android.
Sebagai salah satu pemanfaatan teknologi dan media
pembelajaran dikelas.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peserta didik
Penelitian ini diharapkan sebagai pengalaman dan
pembelajaran baru dengan menggunakan media pembelajaran
berbasis smartphone android dalam mempelajari sensor
accelerometer.
b. Bagi guru
Penelitian ini sebagai sumber informasi terbaru dalam
proses pembelajaran dengan media yang digunakan yaitu
sensor accelerometer khususnya pada konsep materi getaran
harmonis sederhana
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian tentang pemanfaatan sensor
accelerometer berbasis smartphone android dapat dijadikan
masukan proses pembeajaran, bagi pihak sekolah untuk
meningkatkan suatu pendidikan khususnya dalam kegiatan
pembelajaran di kelas X materi getaran harmonis sederhana.
d. Bagi peneliti lain
Dapat dijadikan sumber rujukan atau tambahan
informasi bagi peneliti lainnya bagi yang berminat untuk
mengkaji sensor accelerometer berbasis smartphone android
dalam pembelajaran fisika khususnya materi getaran
harmonis sederhana.

11
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran dalam istilah
yang digunakan, maka beberapa istilah tersebut akan dijalaskan sebagai
berikut :
1. Aplikasi Sensor Accelerometer pada Smartphone Android
Sensor accelerometer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sensor accelerometer yang berfungsi untuk mendeteksi gerak pegas
pada peristiwa gerak harmonis sederhana yang mendeteksi secara
vertikal pada sumbu Y. Dalam penelitian ini, hasil pengukuran yang
dilakukan praktikum kesatu yaitu ayunan sederhana untuk menyelidiki
gaya pemulih dapat diperoleh persamaan F=−mg sin θ. Adapun, pada
getaran pegas untuk menyelidiki gaya pemulih pada pegas dapat
diperoleh persamaan F=−kx . Praktikum ketiga yaitu ayunan sederhana
untuk menyelidiki periode dan frekuensi dapat diperoleh persamaan
1
yaitu f = . Saat praktikum aplikasi sensor accelerometer sudah terbaca
T
hasil data tersebut.
2. Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan berpikir kritis adalah nilai yang diperoleh dari suatu
pencapaian proses pembelajaran yang dilakukan. Mengetahui apakah
pembelajaran yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Adapun
keterampilan berpikir kritis mempunyai 12 indikator dan dikelompokan
menjadi 5 kelompok yaitu memberikan penjelasan dasar, memberikan
keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut
serta strategi dan taktik (Ennis, 2013).
3. Materi Getaran Harmonis Sederhana
Getaran harmonis merupakan materi pembelajaran kelas X
MIA dengan kompetensi 3.11 Menganalisis hubungan antara gaya
dan getaran dalam kehidupan sehari-hari dan 4.11 Melakukan
percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana dan atau getaran
pegas berikut presentasi hasil percobaan serta makna fisisnya.

12
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA
Mekar Arum adanya permasalahan dalam pembelajaran fisika di kelas.
Melihat kondisi saat obervasi. Peneliti memberikan soal keterampilan
berpikir kritis kepada peserta didik untuk mengetahui kemampuan yang
dimiliki peserta didik. Namun, menunjukkan hasil yang tergolong
rendah.
Adapun, hasil wawancara dengan guru dan peserta didik kelas
XI menunjukan bahwa masih kurangnya kegiatan praktikum dalam
pembelajaran Fisika. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat hasil
belajar pada peserta didik. Dalam proses pembelajaran fisika dikelas,
dan hasil uji coba soal dengan menggunakan indikator berpikir kritis,
dengan memberikan 8 soal kepada peserta didik. Namun, hasil dari uji
coba soal menunjukkan kategori rendah.
Penyebab dari masalah tersebut diantaranya kurang memadai
fasilitas praktikum yang dimilik oleh sekolah, jarangnya dilakukan
pembelajaran dengan praktikum, bahan ajar yang tidak sesuai dengan
KI dan KD. Selain itu banyaknya kendala seperti masalah eksternal,
seperti terpotongnya minggu efektif oleh libur mendadak, ketidakbisa
hadiran guru karena keperluan mendesak, dan lemahnya bahan ajar
sebagai acuan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Oleh karena itu dikembangkan bahan ajar berupa Lembar kerja
peserta didik dengan memanfaatkan smartphone android. pada aplikasi
sensor accelerometer. Agar peserta didik dapat berpikir secara rasional
dengan bukti yang kualitatif dan kuantitatif. Serta lebih mudah
menuntun peserta didik dapat melakukan praktikum getaran harmonis
sederhana. Melakukan Kegiatan praktikum menggunakan sensor
accelerometer pada smartphone android sebagai media pembelajaran
dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada peserta didik
(Hirth, Kuhn, & Müller, 2015).

13
Keterampilan berpikir kritis perlu ditingkatkan, salah satunya
dengan menggunakan LKPD berbasis Smartphone android pada
aplikasi accelerometer sensor yang dibuat dengan indikator
kemampuan berpikir kritis sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu,
orientasi permasalahan, mengorganisasikan proses pembelajaran,
membimbing dan mengidentifikasi masalah, melakukan diskusi,
menganalisis dan mengevalusasi serta mempresetasikan hasil karyanya
didepan kelas (styron., 2014).
Di era sekarang ini, yakni pada abad 21 ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin berkembang pesat, sudah banyak temuan-temuan
mengenai teknologi yang dapat kita manfaatkan dalam segala aspek.
Salah satu bukti dari adanya kemajuan iptek adalah smartphone
(Juraman, Pemanfaatan Smartphone Android Oleh Mahasiswa Ilmu
Komunikasi dalam Mengakses Informasi Edukatif, 2014, hal. 2).
Sensor accelerometer bisa dimanfaatkan juga untuk keperluan
berbagai bidang salah satunya yaitu bidang pendidikan. Sebagai media
tercapainya suatu pembelajaran fisika yang berhubungan dengan gerak
suatu benda, karena pada dasarnya benda yang bergerak akan memiliki
percepatan dan kecepatan.
Smartphone merupakan sebuah alat yang memiliki fitur canggih
yang dapat digunakan untuk mengakses informasi dari internet salah
satunya. Adapun slah satu jenis smartphone yang digunakan saat ini
yaitu smartphone android. Salah satu aplikasi sensor yang bisa kita
gunakan pada smartphone android adalah sensor accelerometer
(Juraman, Pemanfaatan Smartphone Android Oleh Mahasiswa Ilmu
Komunikasi dalam Mengakses Informasi Edukatif, 2014, hal. 2).
Pembelajaran berbasis smartphone ini merupakan suatu
pembelajaran yang baru dan dianggap menarik, sehingga tentunya
peserta didik akan lebih aktif di dalam melakukan pembelajaran ini.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :

14
Identifikasi Masalah

Rendahnya keterampilan
berpikir kritis peserta
didik

Tidak memiliki LKPD sebagai Bahan ajar di Sekolah

Kurangnya interaktif dari peserta didik saatpembelajaran

Media Pembelajaran Indikator keterampilan Tahapan Model


berbasis android berpikir kritis menurut Pembelajaran Discovery
Sensor Accelerometer Ennis (2011:2) Learning adalah :
memberikan penjelasan 1. Pemberian Rangsangan
sederhana, membangun (simulation)
keterampilan dasar, 2. Identifikasi Masalah
menyimpulkan, (Problem Statement)
memberikan penjelasan 3. Pengumpulan Data
Media Pembelajaran Tidak lebih lanjut, strategis dan (Data collection)
berbasis android taktik 4. Pengolahan Data (Data
processing)
5. Pembuktian
(Verification)
Analisis respon
Mahasisswa terhadap
LKPD

Validasi ahli

LKPD Layak Digunakan

Pengolahan data

Analisis Data

Kelayakan LKPD
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

15
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian dibuat berdasarkan rumusan masalah secara
umum, sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah :
“LKPD menggunakan sensor accelerometer lebih mudah dan
peserta didik lebih efektif dibandingkan dengan LKPD tidak
menggunakan sensor accelerometer”.
I. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. (Mazzella, 2016) melakukan penelitian tentang tingkat
keefektifan kegiatan pembelajaran berbasis smartphone pada
pemahaman peserta didik pada konsep percepatan. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan berbasis smartphone
dapat dijadikan pengganti yang efektif dari pembelajaran
eksperimen tradisional dan dapat membantu guru untuk
melaksanakan kegiatan laboratorium di tingkat sekolah
menengah.
2. (Kapucu, 2017) melakukan penelitian untuk menginvestigasi
percepatan dan kecepatan pemancar cahaya objek bidang miring
yang dapat ditentukan dengan menggunakan sensor cahaya pada
smartphone. Hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa sensor
cahaya pada smartphone dapat digunakan sebagai instrumen
yang dapat diandalkan untuk menentukan konstanta percepatan
dan kecepatan objek yang memancarkan cahaya.
3. (Palacio J. C., 2013)mengatakan bahwa sensor accelerometer
pada smartphone digunakan untuk melakukan analisis
kuantitatif dari gerak osilasi berpasangan. Hasilnya
menunjukkan bahwa sensor accelerometer pada smartphone
merupakan instrumen pengukuran yang berharga untuk
pengenalan pembelajaran fisika.

16
4. (Monteiro M, 2014) melakukan penelitian mengenai pendulum
fisik dengan menggunakan sensor accelerometer, rotasi dan
gyroscop. Dalam tulisannyadikatakan bahwa penggunaan
smartphone secara umum menghadirkan keuntungan yang jelas
dibandingkan dengan penggunaannya metode lain, seperti
antarmuka atau analisis video, yang memerlukan perangkat
dan/atau biaya mahal.
5. (Fernandes, 2017)melakukan penelitian tentang sudut yang
dihasilkan oleh gerak yang tidak harmonis pada pendulum fisik
dengan menggunakan sensor gerak (accelerometer).

17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sensor Accelerometer
Android merupakan sistem yang dirancang untuk suatu perangkat
seluler seperti smartphone dan komputer tablet dengan menggunakan
sebuah sistem operasi berbasis Linux. Android secara resmi telah diliris
di tahun 2007. Ponsel android pertama kali mulai dipasarkan pada bulan
Oktober tahun 2008 (Riantana, Beta, Cahya, & Darsono, 2015, hal. 115).
Dalam smartphone android terdapat berbagai macam sensor yang
dapat kita gunakan untuk mengukur suatu besaran yang kita inginkan.
Sensor pada android merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk
memantau, menganalisa dan juga mengukur suatu kondisi perubahan
sekitar kita.
Smartphone adalah suatu telepon genggam yang dapat berfungsi
seperti komputer. Smartphone merupakan sebuah alat yang memiliki fitur
canggih seperti internet, surat elektronik serta bisa digunakan untuk
membaca buku elektronik (e-book). Saat ini sudah banyak masyarakat
yang membutuhkan dan menggunakan smartphone, karena pada dasarnya
smartphone dapat menyajikan sebuah informasi dengan cepat dan mudah.
Sudah banyak jenis-jenis smartphone yang digunakan saat ini, salah
satunya adalah smartphone android salah satu aplikasi sensor yang bisa
kita gunakan pada smartphone android adalah aplikasi sensor
accelerometer.
Untuk smartphone yang sudah canggih, sebagian besar memiliki
sensor yang sudah terintegrasi dan mampu menganalisa data dengan
tingkat akurasi yang tinggi, serta gerakan pun dapat dengan mudah
direspon. Salah satu sensor yang terdapat dalam smartphone android
adalah sensor accelerometer atau sensor gerak (Gunawan, 2016, hal. 1).
Sensor accelerometer pada smartphone android digunakan
sebagai pencatat suatu getaran dengan menghimpun pembacaan getaran
secara real time sehingga data getaran yang diperoleh dapat disimpan dan

18
divisualisasikan pada sebuah grafik (Riantana, Beta, Cahya, & Darsono,
2015, hal. 114).
Aplikasi sensor ini dapat diunduh pada playstore pada
smartphone, dengan kata kunci accelerometer, maka akan muncul banyak
sensor yang muncul pada pilihan unduhan. Namun pada penelitian ini
sensor accelerometer yang digunakan yaitu sensor dengan dengan nama
“Accelerometer Meter”yang terinstal dalam handphone Xioami S2.
Sensor Accelerometer Meter ini memiliki enam buah layar yang
dapat kita pilih, layar tersebut memiliki tampilan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Tampilan Screen pada Accelerometer


Keenam layar yang tersedia pada sensor di atas memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Jika kita lihat dari namanya:
1. ScreenMeter berfungsi untuk mengukur percepatan suatu objek
dengan skala tunjuk seperti pada alat pengukur panjang (meteran).
2. ScreenGraph berfungsi untuk mengukur percepatan suatu objek
dalam bentuk sebuah grafik.
3. ScreenSpectrum berfungsi untuk mengukur percepatan suatu objek
dalam bentuk sebuah spektrum.

19
4. ScreenLight berfungsi untuk mengukur percepatan suatu objek
dalam bentuk berbagaimacam warna.
5. ScreenMusic berfungsi untuk mengukur percepatan suatu objek
dalam bentuk alunan musik.
6. ScreenInfo berfungsi untuk menampilkan informasi mengenai
spesifikasi yang terdapat pada aplikasi Accelerometer Meter.Screen
yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Screen Graph.
Dilihatdari fungsinya di atas, bahwa screen ini melakukan
pengukuran dengan hasil sebuah grafik hubungan percepatan
terhadap waktu. Tampilan pada screen ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.2 Tamplan Screen Graph pada Accelerometer Sensor

20
Gambar 2.2 menunjukkan bahwa terdapat beberapa sumbu yang
dapat terbaca oleh aplikasi ini. Penggambaran grafik dapat diperoleh
menggunakan sumbu tiga dimensi (X, Y, Z). Sumbu ini dapat kita
sesuaikan dengan data yang ingin diperoleh.
Cara penggunaan aplikasi accelerometer di dalam pengukuran suatu
gerak objek adalah sebagai berikut:
1. Mendownload aplikasi accelerometer pada play store yang terdapat
dalam smartphone, seperti pada gambar 2.3:

Gambar 2.3 Accelerometer Sensor pada play store


2. Melakukanlah langkah-langkah intruksi yang diperintahkan untuk
menginstal aplikasi tersebut.
3. Setelah terinstal, gunakanScreen Graph sebagai screen yang
berfungsi mengukur pergerakan objek.
4. Ketika screen graph diklik, maka secara otomatis aplikasi akan
langsung melakukan pengukuran. Untuk itu, untuk meriset data
yang tidak diperlukan kita gunakan tombol clear data.
5. Setelah tampilan aplikasi menjadi layar kosong, klik tombol start
untuk memulai pengukuran gerak objek
6. Mengatur sumbu yang di perlukan di dalam pengukuran, usahakan
fokuskan pada satu sumbu agar grafik yang diperoleh dapat terlihat
dengan jelas.

21
7. Menenkan tombol auto-scale untuk mengatur kestabilan skala.
Tombol ini pun berfungsi agar grafik yang dihasilkan menjadi lebih
rapi.
8. Jika gerakan benda cepat, maka kita dapat menekan tombol fast
agar grafik yang dihasilkan menjadi lebih akurat.
9. Setelah pengukuran selesai, klik lah tombol stop untuk
menghentikan pengukuran.
10. Selain dalam bentuk grafik, data yang diperoleh pada aplikasi ini
pun dapat berupa angka. Untuk menyimpan data yang telah
diperoleh, kita dapat mengklil tombol save.
11. Melakukan pengukuran yang berbeda dengan mengulang langkah di
atas.

22
B. Keterampilan Berpikir Kritis
Menurut (Ennis, 2013) berpikir kritis adalah suatu pemikiran
yang dapat dipercaya dan berfokus terhadap apa yang harus dilakukan.
Sedangkan, menurut (Fisher, 2009) berpikir kritis adalah suatu aktivitas
yang menunjukkan dari setiap keyakinan atau pengetahuan berdasarkan
bukti-bukti kesimpulan.
Keterampilan berpikir kritis dapat diperoleh dengan cara dilatih
melalui suatu proses pembelajaran yang dilakukan secara aktif.
Sedangkan menurut (Syukrimansyah, 2017, hal. 138) kemampuan
berpikir kritis akan munculseiring berjalannya waktu pada proses
pembelajaran dan tidak terjadi begitu saja. Dalam hal ini, peran guru
sangat berpengaruh terhadap motivasi peserta didik dalam membangun
ketrampilan berpikir kritis.
Menurut (Dharmawati, 2018) berpikir kritis adalah salah satu
kemampuan berpikir yang memiliki indikator dari berpikir tingkat
tinggi. Sedangkan menurut (Fisher, 2009, hal. 13) mendefinisikan
berpikir kritis yaitu suatu perilaku berfikir dalam memecahkan masalah,
dimana pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan metode
penalaran yang logis.
Menurut (Tiruneh, 2014) menunjukan bahwa pandangan
berpikir kritis yang lebih komprehensif harus mencakup disposisi, yang
mengacu pada kecenderungan seseorang untuk menggunakan
ketrampilan berpikir kritis ketika menghadapi masalah untuk
dipecahkan, ide untuk mengevaluasi, atau keputusan yang harus
diambil.Indikator berpikir kritis menurut Ennis (Ningsih, Bambang. S,
& A. Sopyan, 2012) terdiri dari 12 indikator yang dikelompokan
menjadi 5 kelompok. 5 kelompok indikator berpikir kritis tersebut
terbagi kedala 12 sub indikator yang dijabarkan pada tabel 3.1 :

23
Tabel 2.1 Daftar Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Kelompok Keterampilan Indikator Keterampilan Berpikir


Berpikir Kritis Kritis
Memberikan penjelasan dasar 1. Menfokuskan pertanyaan
2. Menganalisis Argumen
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan
Membangun keterampilan dasar 4. Mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak?
5. Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi.

Menyimpulkan 6. Mendeteksi dan mempertimbangkan


hasil dedukasi.
7. Menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi
8. Membuat dan mengkaji nilai-nilai
hasil pertimbangan.

Membuat penjelasan lebih lanjut 9. Mengindentfikasi istilah dan


mempertimbangkan definisi
10. Mengeindentifikasi asumsi.
Strategi dan taktik 11. Menemukan suatu tindakan.
12. Berinteraksi dengan orang lain.

C. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Kegiatan praktikum disekolah merupakan penyajian dimana
peserta didik melakukan kegiatan percobaan. Dalam pembelajaran
peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan suatu percoban
secara mandiri, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan mengenai suatu objek yang diamati. Praktikum
secara riil/nyata dilakukan di laboratorium sekolah, siswa dituntut

24
untuk melakukan eksperimen langsung dilaboratorium sesuai
dengan penuntun yang diberikan oleh guru (Prastowo, Panduan
Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, 2011, p. 204)
(Mukti, Connie, & Medriati, 2018) Bahwa Praktikum adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memantapkan
pengetahuan siswa terhadap materi pembelajaran melalui aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi terhadap teori yang dilakukan baik di
dalam praktikum ataupun dilapangan.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan lembaran
bahan ajar yang berisi materi pelajaran, tujuan percobaan, alat dan
bahan, langkah percobaan, hasil pengamatan, serta pertanyaan-
pertanyaan yang disusun untuk memudahkan siswa dalam
memahami konsep (Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik, 2011, p. 222).
Menurut (Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif: Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan
Menyenangkan, 2011, p. 204) LKPD merupakan sekumpulan tugas
yang harus dikerjakan peserta didik untuk memperoleh pengetahuan
dan ketrampilan mengenai materi yang diajarkan. LKPD adalah
salah satu bentuk bahan ajar yang membantu siswa melakukan
aktivitas secara mandiri maupun berkelompok.

D. Materi Getaran Harmonis Sederhana


Adapun pembahasan materi gerak harmonis sederhana adalah
sebagai berikut:
1. Karakteristik Gerak Harmonis Sederhana
a) ayunan Sederhana
Ayunan sederhana adalah sebuah ayunan yang terdiri dari
sebuah beban titik bermassa yang digantungkan pada benang tipis
tak bermassa. Beban titik bermassa ini dapat dikatakan melakukan

25
gerak osilasi apabila beban ditarik ke salah satu sisi dari posisi
kesetimbangannya lalu dilepaskan, dan beban akan melakukan
gerak bolak-balik secara terus-menerus secara periodik.
Lintasan yang dihasilkan dari gerak bolak balik ini
bukan merupakan garis lurus, melainkan berupa busur lingkaran
dengan jari-jari L yang besarnya sama dengan besar panjang tali.
Gambar 2.4 merupakan gambar ayunan sederhana dengan gaya-
gaya yang bekerja padanya.

Gambar 2.5 Ayunan Sederhana Sumber : (Young & Freedman, 2002, hal.
441)
Pada gambar di atas, terlihat bahwa massa titik ditarik ke sisi kanan
dengan jarak lintasan sebesar x. Karena gerak ini merupakan gerak
harmonis sederhana, maka besar gaya pemulih berbanding lurus dengan
xatau (karena x=Lθ ) dengan θ . Pada gambar di atas, gaya yang bekerja
pada massa titik dinyatakan dalam komponen tangensial dan radial.
Maka besar gaya pemulih F adalah:
F=−mg sin θ ..........................................................................................
....... (2.1)
Karena sudut yang digunakan adalah sudut kecil, maka kita dapat
x
menggunakan pendekatan sin θ=θ dan θ= . Maka persamaan akan
L
menjadi:
x
F=−mgθ=−mg ................................................................................
L
.......(2.2)

26
−mg
F= x ...............................................................................................
L
........(2.3)
Dari persamaan di atas, maka kita ketahui bahwa konstanta gaya
yaitu sebesar k =mg / L. Maka Besar frekuensi sudut ω dari ayunan
sederhana ini dengan menggunakan aplitudo kecil adalah:

ω=
√ √k
m
=
mg/ L
m
=
L √
g ..........................................................................

........(2.4)
Maka hubungan frekuensi getarannya adalah:

f=
ω
=
1
2π 2π √ g ......................................................................................
L
...........(2.5)
Sehingga besar perode getarannya adalah:

T=
2π 1
= =2 π
ω f g √
L ...............................................................................

...........(2.6)
(Young & Freedman, 2002, hal. 440-442)

b. Getaran Pegas
Suatu getaran yang secara berulang disebut sebagai getaran
periodik. Dari sebuah benda yang beriosilasi dengan ujung pegas
merupakan representasi dari bentuk yang paling sederhana dari
suati periodik (Giancoli D. , 2001, hal. 364-367).
Perhatikanlah gambar berikut ini!

massa berada pada posisi dimana tidak

27
ada gaya pegas yang bekerja pada massa m, pada kondisi inilah semua pegas
memiliki panjang yang alami.

Gambar 2.6 Getaran Pegas Sumber : (Giancoli D. , 2001, hal. 365)


Pegas saat bergerak dan memberikan gaya pada massa benda tersebut,
ketika benda tersebut yang dipindahkan kekanan atau kiri, gaya ini
disebut dengan “gaya pemulih”. Besar gaya pemulih dengan simpangan
x yang diberikan dengan rentangan atau menekan pada benda dari
posisi semula sampai posisi terakhir. Gaya ini disebut dengan gaya
pemulih karena gaya tersebut bekerja dengan arah yang mengembalikan
massa kedalam posisi setimbangnya. Adanya besar gaya pemulih yaitu
negatif, karena arah gaya ini berlawanan dengan arah simpangan x,
yang ditulis secara matematis besar gaya pemulih ini dapat ditulis
sebagai berikut (Giancoli D. , 2001, hal. 364-367) :
F=−kx .......................................................................(2.7)
Konstanta pada pegas tersebut adanya pembanding k dengan persamaan
diatas yaitu “konstanta pegas”. Jika diberikan gaya luar pada pegas
tersebut sebesar F = +kx, untuk membuat pegas meregang sejauh x. Jadi
Semakin besar konstanta pegas (k) maka gaya yang harus diberikan
untuk pegas tersebut semakin besar (Giancoli D. , 2001, hal. 364-367).
Osilasi yang terjadi saat pegas tidak hanya posisi horizontal saja, namun
juga dapat secara vertikal. Pada dasarnnya, osilasi pegas tersebut
tergantung secara vertikal dan horizontal. pada pegas tidak hanya pada
posisi horizontal saja, namun pegas juga dapat disusun secara vertikal.
Karena adanya gaya gravitasi, dengan panjang pegas yang
digantungkan vertikal akan memiliki besar yang lebih panjang dari pada
ketika pegas berada pada posisi saat horizontal (Giancoli D. , 2001, hal.
364-367).
Perhatikanlah gambar 2.6 berikut ini !

28
Gambar 2.7 (a) Pegas Bebas yang
Tergantung Secara Vertikal (b) Massa m
terpasang pada pegas dalam keadaan
setimbang (Giancoli D. , 2001)
Saat pegas berada dalam posisi setimbang ketika
∑ F=0=mg−k x 0, sehingga dapat diketahui besar jarak tambahan

yang meregang pegas tersebut adalah x 0=mg/k . Saat x diukur dari


posisi setimbang yang baru ini, maka persamaan pada 2.7 diatas dapat
digunakan untuk mencari konstanta pegas k (Giancoli D. , 2001, hal.
364-367).
Periode untuk gerak harmonis sederhana yang bergantung pada
panjangnya pegas tersebut dan juga massa beban saat berosilasi,
besarnya tersebut ialah (Giancoli D. , 2001, hal. 364-367)

T =2 π
√ m ........................................(2.8)
k
Persamaan di atas menunjukkan bahwa bukan amplitudo, tetapi massa
dan konstanta pegas (k) lah yang mempengaruhi besar nilai periode.
Persamaan di atas juga memberi arti bahwa semakin besar massa maka
periode yang terjadi akan semakin lama, dan semakin kaku suatu pegas
maka periode akan semakin singkat. (Giancoli D. , 2001, hal. 364-367)
Karena f =1/T , maka kita dapat pula menuliskan persamaan (2.8)
di atas menjadi:
1
f= =
1
T 2π √ k ...........................................................(2.9)
m
dengan f adalah frekuensi pegas saat berosilasi.
(Giancoli D. , 2001, hal. 364-367)

29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif. Dimana penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu
produk tertentu dan menguji keefektifan dari produk tersebut
(Sugiono, 2015).Pendekatan kuantitatif diperoleh data berupa angka-
angka dan analisi, sedangkan pendekatan kualitatif diperoleh dari hasil
interpretasi data dilapangan yaitu berupa data hasil komentar dari
beberapa validator terkait Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sensor
accelerometer berbasis smartphone android.
2. Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan oleh
penulis adalah menggunakan Research and Development (R&D)
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifian produk tersebut (Sugiyono, 2010).
Model yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
model pengembangan Borg and Gall. Model pengembangan Borg and
Gall menjelaskan 10 tahapan langkah dalam penelitian yang meliputi
potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk uji coba
produk, revisi produk dan produksi massal (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian ini, peneliti hanya membatasi langkah-langkah yang
terdapat pada penelitian yang akan digunakan yaitu dari sepuluh
langkah yaitu hanya sampai revisi produk. Seperti gambar dibawah
ini:
Potensi dan Pengumpulan Revisi Produk
Masalah data

Uji coba
Revisi Produk Revisi desain Validasi desain
produk

30
Gambar 3.1 Tahapan Model Penelitian
Adapun penjelasan dari setiap tahapan dalam model Borg and
Galladalah sebagai berikut :
a) Potensi dan masalah
Dalam tahap identifikasi potensi dan masalah ini merupakan
tahap ditemukannya permasalahan yang ada dilapangan melalui
wawancara dan observasi langsung pada kelas yang akan diteliti,
sebagai langkah prasurvey terhadap model pembelajaran dan penilaian
pembelajaran fisika dikelas. Observasi pembelajaran dilakukan pada
tahun ajaran 2019/2020 pada kelas XI MIA 1. Wawancara dilakukan
secara langsung terhadap guru pengampu mata pelajaran fisika di SMA
Mekar Arum dan diperoleh informasi mengenai kurikulum yang
digunakan yaitu kurikulum 2013 yang telah direvisi. Materi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Getaran Harmonis Sederhana.
observasi pembelajaran didalam kelas untuk mengetahui perilaku dan
karakteristik peserta didik dilakukan sebanyak 2 kali. Akan tetapi dalam
observasi pada pembelajaran yang dilakukan oleh guru pengampu mata
pelajaran fisika dilakukan selama praktek pengalaman lapangan (PPL)
yang cenderung dilakukan dikelas XI MIA 2. akan tetapi kegiatan
pembelajaran di kelas masih menggunakan teacher center dimana guru
masih menjadi pusat pembelajaran dan peserta didik hanya menerima
materi dari guru. Smartphone yang digunakan pada peserta didik untuk
games, internet dan lain-lain. Jarang digunakan untuk pembelajaran
dikelas.
b) Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah
mengetahui potensi dan masalah secara faktual dan real nyata saat
pembelajaran dikelas. Pengumpulan data ini juga dilakukan untuk
mencari informasi dari Jurnal yang diulas dalam literatur dalam
penelitian ini yang berjumlah 8 jurnal dalam 9 tahun terakhir sejak 2016
sampai dengan 2020 di dalam google schoolar.

31
c) Desain produk
Desain produk sebuah kegiatan merancang dengan cara
mengembangkan sebuah produk awal berdasarkan kajian pendahuluan
serta data hasil studi pendahuluan, dengan harapan bahwa produk yang
akan dikembangkan tersebut dapat bernilai lebih efektif dan efisien jika
digunakan dalam kegiatan tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan,
sehingga peneliti dapat merancang media yang akan dikembangkan
melalui penyusunan LKPD. Media yang akan dikembangkan oleh
peneliti tersebut yaitu LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone
android yang dapat digunakan untuk mata pelajaran fisika terkait materi
getaran harmonis sederhana yang dapat digunakan oleh peserta didik
pada proses pembelajaran.
Desain yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
before-after desain (Sugiyono, 2010). Pada desain ini, eksperimen
dilakukan dengan cara membandingkan pengerjaan pada LKPD. LKPD
sebelum menggunakan sensor accelerometer pada smartphone android
O1 dan sesudah menggunakan LKPD sensor accelerometer pada
smartphone android O2.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
O1 X O2

Keterangan :
O1 : Tes yang dilakukan sebelum perlakuan diberikan.
O2 : Tes yang dilakukan setelah perlakuan diberikan.
(Sugiyono, 2010)
d) Validasi desain
Validasi desain adalah kegiatan dalam memvalidasi kelayakan
suatu media yang dikembangkan. Pada pelaksanaannya, setelah media
LKPD sensor accelerometer berbasis android smartphone android
selesai dirancang maka langkah selanjutnya yaitu melakukan validasi
tingkat kelayakan suatu media yang dikembangkan kepada validator.

32
Validasi kelayakan media tersebut dilakukan oleh satu orang ahli
media, satu orang ahli materi dan satu orang guru fisika disekolah.
Validasi desain yang dilakukan untuk menilai desain produk yang
dibuat, sehingga dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari desain
produk tersebut.
e) Revisi desain
Revisi desain merupakan tahap yang dilakukan setelah desain
produk sudah divalidasi oleh validator melalui penilaian oleh para ahli.
Para ahli media, para ahli materi dan guru fisika akan diketahui
kelemahan dari desain produk tersebut. kelemahan tersebut dapat
diperbaiki.
f) Uji coba produk
Uji coba produk yang dilakukan pada tahap ini ketika produk
yang telah divalidasi dan direvisi. Jika LKPD sensor accelerometer
pada smartphone android yang telah divalidasi dan direvisi kemudian
produk tersebut dilakukan uji coba. Pada tahap awal uji coba dilakukan
dengan pengarahan mengenai pengembangan LKPD sensor
accelerometer berbasis android. Setelah dilakukan pengarahan, maka
dapat dilakukan uji coba pada kelompok terbatas.
Pada penelitian ini uji coba terbatas kepada 11 orang peserta
didik SMA Karya Budi. Pengujian yang dilakukan praktikum secara
online/virtual menggunakan videocall. Mengetahui apakah LKPD
sensor accelerometer pada smartphone android lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan LKPD yang lain.
g) Revisi produk
Setelah dilakukan pengujian produk selanjutnya perangkat perlu
direvisi kembali untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada
pada LKPD yang sudah revisi. Revisi produk dilakukan untuk
menyempurnakan kembali yang telah dikembangkan. Penelitan ini
setelah LKPD sensor accelerometer pada smartphone android yang
diuji coba pada kelompok terbatas dan hasil analisis yang diperleh

33
diperlukan kembali perbaikan agar produk yang dikembangkan menjadi
lebih baik dan lebih layak digunakan.

B. Jenis dan sumber data


1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yang terdiri dari
dua jenis yaitu data kualitatif dan kuantitatif (Sugiyono, 2015).
Adapun langkah-langkah dalam metode penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Data Kualitatif yang diperoleh dari lembar validasi media
LKPD yang diberikan kepada para ahli. Lembar validasi
tersebut berisi mengenai komentar-komentar sebagai kritik
dan saran dari para ahli berkaitan dengan penyusunan LKPD
yang dikembangkan.
b. Data kuantitatif terdiri dari hasil skor penilaian yang terdapat
pada lembar validasi yang diisi oleh para ahli dan penilaian
LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone android.
4. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer pada penelitian ini yaitu berupa
hasil studi pendahuluan, desain produk, lembar validasi
LKPD sensor accelerometer pada smartphone android dari
ahli media, ahli materi dan guru fisika yang berisi komentar-
komentar mengenai produk yang dikembangkan, serta sumber
data yang diperoleh dari hasil uji coba produk yang dilakukan
oleh peserta didik kelas X MIA 2 Sekolah SMA Karya Budi.
Berikut penjelasan masing-masing uraian dari sumber data
yang diperlukan.
1. Potensi dan Masalah
Sumber data pada potensi dan masalah diambil
melalui studi pendahuluan yang dilakukan dengan

34
memberikan angket kepada peserta didik untuk mengetahui
kepemilikan smartphone pada peserta didik serta
penggunaan smartphone disekolah. Angket yang diberikan
kepada peserta didik terdiri dari 10 pertanyaan dengan
menyediaan pilihan dengan skala Guttman yaitu “Ya” dan
“tidak”. Guru fisika menjelaskan bahwa kendala dalam
proses pembelajaran yaitu penggunaan laboratorium terkait
alat-alat lab yang sudah rusak, penggunaan smartphone
dalam pembelajaran, pembelajaran yang masih berpusat
kepada guru (teacher center), serta upaya peningkatan
kualitas pembelajaran. Penulis ingin mengetahui
kemampuan peserta didik serta melakukan tes keterampilan
berpikir kritis dengan memberikan enam belas soal berupa
soal Tipe A dan soal Tipe B agar menggambarkan
kemampuan peserta didik.
2. Desain produk
Desain produk pada penelitian ini digambarkan seperti
gambar berikut Studi Literatur pengembangan
LKPD
Studi Literatur

Alat dan Bahan Analisis kurikulum (KI dan


KD)

Perancangan Alat
Pembuatan Indikator pencapaian
kompetensi dan tujuan
Uji coba Alat

Pengambilan Data 5 Indikator KBKr yaitu Memberikan penjelasan


sederhana, membangun keterampilan dasar,
menyimpulkan,membuat penjelasan lebih lanjut,
Analisis Data strategi dan taktik.

Penyusunan LKPD

35
Gambar 3.2 Flowchart Desain Produk

3. Validasi desain
Validasi desain produuk yang dilakukan oleh ahli materi,
ahli media dan guru fisika. Validasi ahli materi yang dilakukan
oleh Ibu Dr. Wahyuni Handayani, M.T, validasi ahli media
dilakukan oleh Bapak Dr. H. Chaerul Rochman, M.Pd dan
validasi dari guru fisika dilakukan oleh Bapak Ginanjar,S.Pd
selaku guru fisika di SMA Karya Budi Cileunyi, Bandung.
Lembar validasi yang digunakan terdiri dari pernyataan-
pernyataan berdasarkan aspek diantaranya, aspek materi dan
aspek kebahasaan yang terdapat pada lembar validasi ahli
materi. Aspek penyajian materi, aspek kegrafikan, dan aspek
penyajian media. Aspek materi, aspek kebahasaan, aspek
penyajian materi, aspek kegrafikan, dan aspek penyajian media
merupakan aspek-aspek yang terdapat pada lembar validasi oleh
guru fisika. Masing-masing lembar validasi yang tersedia pada
kolom kritik dan saran yang berisi mengenai komentar-
komentar dari para validator mengenai media yang divalidasi.
4. Revisi desain
Revisi desain merupakan kegiatan praktikum terhadap
desain media yang dikembangkan. Revisi desain yang dilakukan
berdasarkan hasil dari kritik dan saran yang diberikan oleh para
validator baik dari ahli media, ahli materi maupun guru fisika.
5. Uji coba produk
Uji coba produk yang dilakukan setelah produk selesai
direvisi. Uji coba yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan objek penelitian yaitu peserta didik SMA Karya
Budi kelas X MIA 2 yang berjumlah 11 orang. Uji coba
dilakukan untuk mengetahui LKPD sensor accelerometer pada
smartphone android, apakah bisa digunakan atau tidak untuk

36
proses pembelajaran. Dalam uji coba instrumen yang digunakan
yaitu LKPD sensor accelerometer pada smartphone android,
LKPD tanpa menggunakan sensor accelerometer yang diambil
dari buku paket SMA, lembar efektivitas penggunaan LKPD,
dan angket respon penggunaan LKPD. Masing-masing dari
instrumen akan diberikan kepada peserta didik kelas X MIA 2
SMA Karya Budi yang menjadi objek penelitian. Hasil dari uji
coba kemudian dianalisis untuk mengetahui seberapa efektif
dalam penggunaan LKPD sensor accelerometer pada
smartphone android.
6. Revisi produk
Revisi produk merupakan perbaikan yang dilakukan dari
hasil uji coba produk. Dimana, hasil uji coba produk yang
diperoleh dan kemudian dianalisis sehingga dapat disimpulkan
kekurangan dari LKPD berupa kritik dan saran dari objek
peneliti setelah menggunakan LKPD sensor accelerometer pada
smartphpne android dan LKPD tidak menggunakan sensor
accelerometer. Dari kritik dan saran yang diberikan, akan
menjadi bahan perbaikan bagi peneliti dalam memperbaiki
produk yang dikembangkan agar menjadi lebih baik dan layak
diproduksi atau digunakan.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data dari hasil studi pendahuluan, literatur
mengenai penelitian yang relevan, berkaitan dengan penelitian
yang akan dikerjakan. Studi literatur yang dilakukan ialah
dengan mencari sumber rujukan artikel-artikel yang berakitan
dengan pemanfaatan sensor accelerometer maupun berkaitan
dengan materi getaran harmonis sederhana. Dari artikel tersebut
dapat dijadikan sumber rujukan dalam menyusun penelitian
yang akan dilakukan.

37
C. Prosedur dan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan melewati beberapa tahapan yang
harus diperhatikan, yaitu :
1. Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan
1) Studi pendahuluan ke lokasi yang dijadikan tempat penelitian
yaitu SMA Mekar Arum untuk memperoleh informasi terkait
pembelajaran yang dilakukan.
2) Mengindentifikasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam
proses pembelajaran fisika.
3) Studi literatur terhadap jurnal, buku, dan laporan penelitian
terkait penggunaan sensor accelerometer dalam pembelajaran
fisika.
4) Pengajuan dan perbaikan proposal penelitian pada seminar
proposal penelitian.
5) Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) serta instrumen tes untuk
materi GHS.
6) Pertimbangan dosen pembimbing studi dan dosen ahli
terhadap instrumen yang dibuat berdasarkan kisi-kisi kriteria
dan indikator yang sesuai.
7) Penentuan dan perbaikan instrumen yang akan dijadikan
sebagai instrumen tes penelitian berdasarkan hasil uji coba.

b. Tahap pelaksanaan
1) Mengkoordinasi peserta didik untuk menyiapkan smartphone
android
2) Melakukan praktikum secara virtual /online
3) Memberikan hasil data kepada peserta didik yang sudah
diperoleh dari peneliti saat praktikum online

38
4) Membuka sesi tanya jawab untuk peserta didik menanyakan
perihal yang tidak dimengerti
5) Peserta didik mengolah data yang sudah diberikan oleh peneliti
6) Memberikan waktu kepada peserta untuk mengerjakan LKPD
7) Setelah mengerjakan LKPD, peserta didik mengisi angket
penilaian Efektivitas LKPD

c. Tahap akhir
1) Mengolah data hasil validasi ahli media, ahli materi dan guru
fisika. Data hasil LKPD yang dikerjakanoleh peserta didik.
Penilaian Efektivitas LKPD,. Kegiatan aktivitas saat praktikum
2) Menganalisis data hasil penelitian dan menginterpretasikannya
3) Membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh
4) Membuat laporan penelitian berdasarkan hasil, analisis,
pembahasan dan kesimpulan.

D. Teknik Pengumpulan Data


Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini
mencangkup beberapa yaitu instrumen pengumpulan data sebagai
berikut :
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari sumber rujukan dari
beberapa artikel yang terakit dengan pengembangan LKPD maupun
sensor accelerometer dari beberapa sumber jurnal-jurnal. Dari artikel
tersebut didapatkan informasi, kemudian dianalisis dari beberapa
aspek yang mencangkup pembahasan yaitu berdasarkan frekuensi
artikel yang diterbitkan selama beberapa tahun terakhir, distribusi
artikel berdasarkan jenis jurnal dan konferensi internasional dan
distribusi artikel tentang materi pembelajaran.
2. Lembar Validasi LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone
android

39
Lembar validasi yang digunakan untuk penilaian validasi atau
kelayakan dari LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone
android dengan melihat aspek tertentu. Adapun aspek yang dinilai
yaitu aspek materi, aspek penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan.
Angket efektivitas ini diberi tanda checklist( √ ) pada kolom pilihan
jawaban yang dibagi empat kriteria yaitu : TB = Tidak Baik yang
memiliki level skala 1, KB = Kurang Baik yang memiliki level skala
2, B = Baik yang memiliki skala 3, dan SB = Sangat Baik yang
memiliki skala 4. Lembar validasi yang digunakan terdiri dari
lembar validasi oleh ahli media, lembar validasi oleh ahli materi,
serta lembar validasi oleh guru mata pelajaran fisika disekolah.
Lembar validasi yang digunakan tersebut disediakan kolom
komentar dan saran untuk mengisi beberapa kekurangan dari LKPD
sensor accelerometer berbasis smartphone android yang telah
disusun atau dirancang dan dilakukan revisi sebelum diujicobakan
kelapangan atau dipraktikumkan ke peserta didik.
3. Lembar Efektivitas Penggunaan Lembar Peserta Didik (LKPD)
Lembar efektivitas yang digunakan untuk mengetahui
keefektivitas dari LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone
android dengan melihat dari beberapa aspek. Aspek yang dinilai
diantaranya yaitu, kecepatan kerja, produktivitas kerja, dan
kenyamanan kerja. Instrumen ini terdapat kolom komentar bagi
objek peneliti mengenai LKPD yang dikembangkan. Pengisian
lembar efektivitas yang dilakukan dengan cara mengisi pada kolom
yang sudah disediakan, dimana kolom tersebut berisi skor penilaian
antara LKPD menggunakan sensor accelerometer dan LKPD tidak
menggunakan sensor accelerometer. Lembar efektivitas yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert.
4. Angket Respon Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Angket respon ini ditunjukkan untuk mengetahui respon dari
objek peneliti terhadap LKPD yang dikembangkan. Angket ini berisi

40
tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat LKPD yang
menggunakan sensor accelerometer dan LKPD yang tidak
menggunakan sensor accelerometer. Penilaian angket diberikan pada
kolom jawaban yang telah disediakan dengan memberikan nilai 1-4.

E. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dari instrumen penilaian yang digunakan
selanjutnya diolah untuk mendapatkan interpretasi guna menjawab dari
rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam mengolah dan menganalisis data ialah sebagai
berikut :
1. Analisis Lembar Validasi LKPD Sensor Accelerometer Berbasis
Smartphone Android
Analisis pada lembar validasi yang dilakukan untuk mengetahui
kelayakan LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone
android yang telah diuji kelayakannya oleh tim ahli yaitu ahli
materi, ahli media dan guru fisika. Penilaian kelayakan LKPD
sensor accelerometer berbasis smartphone android ditentukan
dengan menggunakan rating scale. Rating scale merupakan data
yang dalam bentuk angka yang diinterpretasikan dengan pengertian
kualitatif menggunakan skor dan skala yaitu skor 4 (sangat baik),
skor 3 (baik), skor 2 (kurang baik), skor 1 (tidak baik) seperti
terlihat tabel 3.2 dibawah ini
Tabel 3.2 Skor Pilihan Jawaban

Kriteria Skor
Sangat Baik 4
Baik 3
Kurang Baik 2
Tidak Baik 1

41
Skor yang diperoleh kemudian dijumlahkan seluruhnya dan
dibuatkan kedalam rata-rata skor. Dari hasil rata-rata skor
kemudian disesuaikan dengan kategori yang ada. Untuk
mengetahui besarnya presentasi hasil validasi tersebut dapat
digunakan persamaan berikut (Latifah, 2016)
f
P= x 100 % (3.1)
n
Keterangan :
P = Persentase
f = Skor yang diperoleh
N = Skor maksimal
Kemudian, persentase hasil validasi dari para ahli dikriteriakan
berdasarkan kategori seperti tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3 Kriteria Kelayakan Analisis Persentase Angket Validasi
Persentase (%) Tingkat Kelayakan
0,00 – 49,99 Sangat tidak baik/tidak menarik/ tidak valid
50,00 – 59,99 Kurang baik/kurang menarik /kurang valid
60,00 – 79,99 Baik/menarik/valid
80,00 – 100,00 Sangat baik/sangat menarik/ sangat valid

2. Analisis Penilaian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Analisis penilaian LKPD yang digunakan untuk menentukan
berpikir kritis dan mengetahui kemampuan peserta didik. Hasil
jawaban yang diperoleh dalam Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) kemudian diolah dan dianalisis dengan langkah-langkah
berikut :
a. Memeriksa hasil jawaban peserta didik dan mencocokan
dengan kunci jawaban
b. Menghitung skor keseluruhan yang diperoleh peserta didik
dengan menggunakan persamaan berikut :
Skor yang diperoleh
Nilai yang didapat= x 100 % (3.2)
Skor maksimum

42
c. Mengubah skor yang didapat dengan menginterpretasikannya
sesuai dengan kriteria yang ada pada tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 3.4 Tingkat Pencapaian Nilai Belajar (Arikunto &. S., 2012)
Nilai Interpretasi
80-100 Baik sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
<40 Gagal
3. Analisis Lembar Efektivitas dan Angket Respon
Data lembar efektivitas dan respon penggunaan LKPD
yang diolah dan dianalisis dengan menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Melakukan perhitungan skor hasil jawaban responden
berdasarkan skala likert, dengan tabel 3.5 berikut ini :
Tabel 3.5 Skor Skala Likert

Kriteria Skor
Sangat Baik 4
Baik 3
Kurang Baik 2
Tidak Baik 1

b. Melakukan perhitungan persentase jawaban dengan


persamaan berikut :
Skor yang diperoleh
Nilai yang didapat= x 100 % (3.3)
Skor maksimum
c. Mengubah skor yang didapat dengan
menginterpretasikannya sesuai dengan kriteria yang ada
pada tabel 3.7 berikut ini :
Tabel 3.7 Interpretasi Presentase Efektivitas dan Respon

Nilai Interpretasi

43
0-20 Sangat Tidak Setuju
20,1-40 Tidak Setuju
40,1-60 Kurang Setuju
60,1-80 Setuju
80,1-100 Sangat Setuju

F. Waktu dan Tempat Penelitian


Tempat dan waktu penelitian yang dilakukan dapat dilihat
dari tabel berikut:
Tabel 3.8 Daftar Tempat dan Waktu Penelitian

Jenis Bulan Ket


Kegiatan D J F M A M J J A
e a e a p e u u g
s n b r r i n l u
Studi SMA
Pendahulu Mekar
an Arum
Uji coba SMAN 15
soal Bandung
Validasi Online
LKPD
oleh guru
fisika
Validasi Online
LKPD
oleh ahli
media
Uji coba Online
terbatas ke
mahasiswa
akhir
Uji coba Online
terbatas ke
peserta
didik
SMA
Karya
Budi

44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 agustus 2020 dan
pengambilan data yang dilakukan secara online. Penelitian ini
dilaksanakan oleh peserta didik SMA Karya Budi dengan sampel
sebanyak 11 orang. penelitian ini menggunakan metode Research and
Development (R&D)dengan model pengembangan Borg and Gall.
Namun, pada penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap tujuh
yaitu tahap revisi produk. Hasil penelitian berdasarkan tahapan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah yang diperoleh pada penelitian ini
bersumber dari studi pendahuluan yang dilakukan di SMA
Mekar Arum di kelas XI MIA 2. Data yang didapatkan dari studi
pendahuluan yaitu angket mengenai smartphone yang diberikan
kepada peserta didik, wawancara dengan guru dan informasi
mengenai proses pembelajaran dikelas. Berdasarkan hasil proses
pembelajaran dikelas mengenai nilai ulangan harian, penilaian
tengah semester (pts), dan penilaian akhir semester (pas). Dari
hasil wawancara yang dilakukan dengan guru menyatakan
bahwa proses pembelajaran yang dilakukan masih kurang
maksimal. Hal ini dikarenakan kurang adanya media
pembelajaran yang mendukung untuk peserta didik belajar
dikelas, salah satunya tidak terdapat laboratorium disekolah,
alat-alat praktikum yang masih sangat minim, bahan
perlengkapan pendukung dalam proses belajar seperti halnya
proyektor disekolah hanya tersedia tiga buah proyektor. Hal ini
sangat sulit bagi guru untuk dapat memberikan pengajaran yang
maksimal. Kurang tersedianya media pembelajaran merupakan

45
salah satu penyebab yang menjadikan proses pembelajaran yang
diperoleh peserta didik kurang maksimal.
Rendahnya berpikir kritis peserta didik yang disebabkan
karena proses pembelajaran berlangsung, peserta didik hanya
memperoleh materi dari penjelasan guru yaitu teacher center
dimana guru masih menjadi pusat pembelajaran. Saat proses
pembelajaran berlangsung peserta didik malah melakukan
kegiatan yang lainnya mengganggu konsentrasi dalam belajar
dikelas seperti, mengobrol dengan teman sebelahnya, bermain
handphoe, bahkan ada juga yang tidur selama proses
pembelajaran berlangsung dikelas.
Dari pemaparan potensi dan masalah dapat diketahui bahwa
penggunaan media pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan berpikir kritis peserta didik. Adapun Hasil angket
respon peserta didik yang memiliki handphone terdapat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Angket Kepemilikan Smartphone Peserta Didik

No Daftar Pertanyaan Presentase


1 Apakah sekolahmu memiliki sarana 100%
Laboratorium Fisika?
2 Apakah kamu memiliki smarphone? 98%
3 Apakah smaprhonemu sudah merupakan 86%
smarphone android?
4 Apakah kamu sering menggunakan 87%
smarphone?
5 Apakah kamu pernah bermain game pada 81%
smartphone?
6 Apakah kamu tahu bahwa ada berbagai 54%
jenis sensor pada smartphone?
7 Apakah gurumu pernah memanfaatkan 22%
aplikasi sensor pada smarphone sebagai
media pembelajaran di sekolah?
8 Apakah kamu pernah memanfaatkan 32%
aplikasi sensor pada smarphone sebagai
media pembelajaran di sekolah?
9 Apakah kamu merasa bahwa pembelajaran 77%
menggunakan smarphone merupakan suatu

46
hal yang baru?
10 Apakah kamu tertarik untuk melakukan 91%
pembelajaran dengan menggunakan
smartphone?

Setelah peneliti menemukan potensi dan masalah di


lapangan, peneliti bermaksud membuat LKPD dengan
memanfaatkan accelerometer sensor berbasis android sebagai
media pembelajaran pada materi gerak harmonis sederhana
untuk kelas X MIA agar pembelajaran lebih menarik dan tidak
monoton. Sehingga peserta didik bisa memanfaatkan
smartphone tersebut.
2. Mengumpulkan Informasi
Jurnal yang Diterbitkan Artikel yang ditinjau dalam
tinjauan pustaka ini adalah 25 artikel yang memenuhi kriteria
inklusi. Artikel termasuk 20,00% dari total artikel yang diambil
melalui pencarian basis data berdasarkan kata kunci dan tahun
artikel itu diterbitkan pada langkah pertama. Frekuensi artikel
yang diterbitkan pada periode antara 2013 dan 2020
ditunjukkan pada Gambar 6. Grafik menunjukkan bahwa ada
peningkatan signifikan dalam artikel yang diterbitkan dari 2013
hingga 2019. Dalam hal ini, hampir 20% artikel diterbitkan
pada 2016. Adanya peningkatan penelitian mengenai
pemanfaatan sensor accelerometer pada smartphone sebagai
media pembelajaran fisika pada materi getaran harmonis
sederhana bisa dilihat pada gambar 4.1 yaitu terjadi pada tahun
2013-2016. Namun, berdasarkan gambar 4.1, ada penurunan
minat pada tahun 2017sampai 2019 dengan jumlah yang sama
yaitu tiga. Hal ini dibuktikan dengan sedikit penelitian yang
telah dilakukan. Bahkan pada tahun 2020 hanya satu artikel
yang membahas lebih spesifik terkait dengan pemanfaatan
sensor accelerometer pada smartphone sebagai media

47
pembelajaran fisika pada materi getaran harmonis sederhana. Di
sisi lain, kemajuan yang signifikan telah dibuat dalam beberapa
tahun dengan mencapai sekitar dua artikel pada 2013, empat
artikel pada 2014, empat artikel pada 2015, dan lima artikel
pada tahun 2016. Oleh karena itu, berdasarkan hasil ini jelas
bahwa peningkatan minat dalam memanfaatkan sensor
accelerometer pada smartphone sebagai media pembelajaran
fisika pada materi getaran harmonis sederhana.
25.00

20.00 20.00
FREKUENSI JRNAL

15.00 16.00 16.00


12.00 12.00 12.00
10.00
8.00
5.00 4.00
0.00
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
TAHUN TERBIT

Gambar 4.1 Frekuensi Artikel Yang Diterbitkan Selama Beberapa Tahun


Terakhir tentang Accelerometer Sensor
a. Distribusi artikel berdasarkan jenis jurnal dan konferensi
internasional
Artikel yang diulas dalam tinjauan pustaka ini diambil dari 25
jurnal ilmiah internasional dan konferensi internasional yang berbeda
pada tahun 20013 hingga 2020. Distribusi artikel berdasarkan jenis
publikasi disajikan pada Gambar4.2.

48
4

3.5

2.5

1.5

0.5

0
2020 2019 2018 2017 2016 2015 2014 2013

Gambar 4.2 Distribusi Artikel Berdasarkan Jenis dan Konferensi Internasional


Seperti yang ditunjukkan pada Gambar4.2, artikel yang
diterbitkan dalam jurnal ilmiah internasional secara signifikan lebih
dominan daripada artikel yang disajikan dalam konferensi
internasional. Ini ditunjukkan hanya pada tahun 2016 dan
2014yang terdapat satu publikasi jurnal ilmiah internasional, yang
dipresentasikan di konferensi internasional.
Uraian yang mengenai hasil tinjauan dari artikel yang diperoleh
dari 2006-2019 mengenai pemanfaatan sensor accelerometer dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.3 Artikel Pemanfaatan Sensor Accelerometer

No Judul Penulis Keterangan


1 The effect of the (Alessandra Mazzella Pengaruh sensor
accelerometer & Testa, 2016) accelerometer terhadap
sensor on the hasil pengukuran pegas
measurement pada frekuensi getaran
results of the
spring at the
vibration frequency
2 analysis of (Streepey, 2013) Analisis sensor

49
No Judul Penulis Keterangan
accelerometer accelerometer pada
sensor on simple materi getaran harmonis
harmonic vibration sederhana untuk
material for spring praktikum pegas dan
and pendulum bandul dalam mencari
practicum in periode dan frekuensi
finding period and
frequency
3 accelerometer (Pendrill rohlen, Aplikasi sensor
sensor application 2011) accelerometer pada
on android smartphone android
smartphone as sebagai pencatat getaran
earthquake gempa bumi
vibration recorder
4 the effectiveness (Hunt & analyzing, Menganalisis
of the 2019) Keefektivitasan aplikasi
application of accelerometer dan
accelerometer praktikum sederhana
and simple pegas sebagai media
practicum of pembelajaran dalam
springs as menentukan
learning media menentukan nilai
in determining konstanta pegas pada
the value of the teknologi pembelajaran
spring constant fisika
in
physics learning
technology
6 Measurement of (Anymart & Khun, Pengukuran Getaran
oscillation Osilasi pada materi

50
No Judul Penulis Keterangan
vibrations in 2017) getaran harmonis
simple harmonic sederhana menggunakan
vibration material accelerometer pada
using an sistem pegas
accelerometer in a
spring system
7 Analyzing (Hypert & Meart, Menganalisis
harmonic motion 2018) pergerakan bandul dan
with an Iphone’s pegas pada materi
magnetometer getaran harmonik
(Yavuz & Temiz, sederhana
2016)
8 A quantitative (Castro-Palazio, Melakukan analisis
analysis of coupled Monsoriu, & dkk, kuantitatif pada osilasi
oscillation using 2013) mekanik simetris dan a
mobile simetris dengan
accelerometer menggunakan sensor
sensors accelerometer
9 Aplikasi sensor Sucirahmat & Menentukan nilai
accelerometer Pramudya, Aplikasi percepatan gravitasi
dalam eksperimen Sensor Smartphone menggunakan sensor
penentuan gravitasi dalam Eksperimen accelerometer pada
Penentuan Percepatan smartphone berbasis
Gravitasi, 2015) android
10 The spinning disc; (Hochberg, Grober, Menganalisis gerak
studying radial Khun, & Muller, melingkar dan
acceleration and its 2014) percepatan dengan
damping process menggunakan sesnor
with smartphone accelerometer pada
acceleration peristiwa disk yang

51
No Judul Penulis Keterangan
sensors berputar
11 Analyzing free fall (Vogt & Kuhn, Melakukan eksperimen
with a smartphone Analyzing Free Fall dengan memanfaatkan
accelerometer with A smartphone) sensor accelerometer
sensor pada smartphone
peristiwa gerak jatuh
bebas
12 Exploring phase (Monterio, Cabeza, & Mempelajari
space using Mart, 2014) penggunaan senspr
smartphone accelerometer dan
accelerometer and giroskop pada satu
rotation sensor percobaan yaitu roda
simultaneiusly sepeda.
13 Measurement of (Candia, Meart, 2016) Menganalisis Gerak
acceleration due to harmonis sederhana
gravity using menggunakan sensor
Simple accelerometer pada
Harmonious bandul
Vibration on the
pendulum
14 Simple Harmonic (khun & Muller dkk, Melakukan Eksperimen
Motion Learning in 2020) saat Pembelajaran
mobile cars using Gerak Harmonik
the accelerometer Sederhana
sensor of an menggunakan sensor
android accelerometer pada
smartphone smartphone

52
b. Distribusi Jurnal Berdasarkan Materi Pembelajaran
Distribusi artikel berdasarkan materi pembelajaran dapat
ditemukan beberapa artikel mengenai penggunaan sensor
accelerometer pada smartphone android sebagai media pembelajaran
fisika, terkhusus materi getaran harmonis sederhana, adapun uraian
dari distribusi artikel mengenai pemanfaatan sensor accelerometer
dalam pembelajaran fisika sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Artikel Penggunaan Sensor Accelerometer pada Materi
Getaran Harmonis Sederhana

Materi Jurnal
Pegas (Khun & Vogt, 2014)
GHS meliputi percepatan dan (Sucirahmat & Pramudya,
kecepatan 2015)
Bandul/ ayunan sederhana (Khun & Meart, 2015)

3. Desain produk
Pembelajaran yang dilakukan di SMA Mekar Arum masih
teacher center masih diterapkan berpusat pada guru. Sedangkan pada
kurikulum 2013 metode pembelajaran mengharuskan peserta didik
yang turut aktif (student center) dalam pembelajaran sehingga guru
hanya menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. SMA Mekar
Arum khususnya kelas X MIA tidak memiliki LKPD sebagai pegangan
peserta didik untuk belajar di rumah, sehingga ketika akan
melaksanakan kegiatan praktikum, peserta didik mengikuti langkah-
langkah yang terdapat dalam buku paket fisika. Hal itu menjadi salah
satu alasan yang membuat peserta didik kadang merasa jenuh terhadap
pembelajaran. Adapun, inovatif yang dirancang dalam penelitian ini
adalah pengembangan LKPD. LKPD merupakan salah satu media
pembelajaran yang dapat membantu peserta didik berperan aktif dalam
proses pembelajaran dikelas. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
biasanya terdapat pada buku paket yang digunakan oleh guru maupun

53
peserta didik. Namun, LKPD yang ada pada buku paket pada gambar
dibawah ini masih terdapat kekurangan dan masih kurang menarik dari
segi desainnya. Berikut merupakan gambaran LKPD yang terdapat
dalam buku paket fisika khususnya pada materi gerak harmonis
sederhana.
Gambar 4.3 Tampilan LKPD pada Buku

LKPD yang terdapat pada buku paket terdapat praktikum mengenai


gerak harmonis sederhana pada pegas dan ayunan bandul. Pada
Kegiatan praktikum tersebut memiliki pola yang sama dalam segi
penyajiannya, yaitu memiliki tujuan kegiatan, alat dan bahan, cara
kerja, data hasil percobaan, pertanyaan dan kesimpulan. Jika
diperhatikan LKPD yang ada pada buku paket sangat kaku dalam

54
mengajak peserta didik melakukan percobaan.Melihat dari
kurikulum 2013 yang mengharuskan peserta didik menjadi pusat
pembelajaran (student center) maka dari itu dibuatlah LKPD yang
bisa menuntun peserta didik untuk belajar secara berkelompok dan
mandiri dengan memanfaatkan accelerometer sensor berbasis
android. Berikut ini adalah desain atau rancangan LKPD dengan
menggunakan accelerometer sensor.
Hasil praktikum pada LKPD tersebut hanya berupa hasil
kualitatif dan belum membuktikan secara kuantitatif. Berdasarkan
kekurangan yang ditemukan pada LKPD tersebut, maka diperlukan
adanya pembaharuan terhadap Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) yang membantu dan memudahkan peserta didik dalam
melakukan kegiatan praktikum secara efisien tanpa perlu alat dan
bahan praktikum yang sulit da mahal harganya. Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan pengembangan suatu produk media
pembelajaran LKPD sensor accelerometer pada smartphone
android ini, diharapkan dapat menjadikan alternatif media
pembelajaran yang lebih efisien dan inovatif. Berikut akan
diuraikan desain LKPD berbasis sensor accelerometer pada
smartphone android materi getaran harmonis sederhana.
a. Tampilan bagian utama
Untuk tampilan pada bagian utama Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) sensor accelerometer berbasis android meliputi cover
depan, kata pengantar, daftar isi, peta konsep, dan kompetensi
dasar. Untuk desain dari masing-masing komponen yang ada pada
bagian utama dapat dilihat dari uraian berikut pada tabel 4.4 :

55
Tabel 4.5 Tampilan pada Bagian Utama

No Nama Desain Keterangan


Tampilan
1 Cover depan Pada bagian cover
depan terdapat
judul LKPD,
gambar terkait
materi yang akan
akan dipelajari,
nama penulis,
jenjang
pendidikan dan
kelas. Cover
dibuat dengan
tujuan agar
membuat tampilan
LKPD menjadi
menarik.
2 Kata pengantar Kata pengantar
dibuat dengan
tujuan sebagai
prakata dari
penulis untuk
pembaca.

56
No Nama Desain Keterangan
Tampilan
3 Daftar isi Daftar isi dibuat
untuk
memudahkan
pembaca agar
melihat sub materi
praktikum yang
tercatum pada
LKPD
4 Peta konsep Peta konsep dibuat
dengan tujuan
untuk
memberitahu
pengguna LKPD
terkait susunan
materi yang akan
dipraktikumkan
pada LKPD
tersebut.
5 Kompetensi Kompetensi dasar
Dasar
yang dibuat
sebagai acuan
kurikulum dalam
penyusunan
LKPD

b. Tampilan bagian isi


Tampilan pada bagian isi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
sensor accelerometer berbasis smartphone android yang terdiri dari
tampilan pembuka tiap pertemuan, ada tampilan alat dan bahan,

57
dan tampilan langkah-langkah praktikum. Berikut uraian mengenai
desain yang ada pada bagian isi dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.6 Tampilan pada Bagian Isi

No Nama Desain Keterangan


Tampilan
1 Tujuan Tampilan pertama
praktikum yaitu tujuan
praktikum untuk
memudahkan
kegiatan praktikum.
Bisa membayangkan
apa saja yang harus
dipraktikumkan
dengan penuntun
yang ada pada tujuan
praktikum. Pada
tampilan pertama
yang dipraktikumkan
yaitu menyelidiki
gaya pemulih pada
getaran pegas.
2 Alat dan Tampilan alat dan
Bahan bahan yang dibuat
untuk memudahkan
kegiatan praktikum
dalam menyiapkan
alat dan bahan yang
akan digunakan pada
praktikum. Alat dan
bahan yang tertera
disesuaikan dengan

58
No Nama Desain Keterangan
Tampilan
materi. Pada
pertemuan satu,
menggunakan alat dan
bahan yaitu pegas.
3 Langkah- Pada tampilan
langkah langkah-langkah
praktikum praktikum terdiri dari
kegiatan atau
penuntun yang akan
dilakukan dalam
praktikum ini dengan
materi getaran
harmonis sederhana

c. Tampilan penutup
Pada tampilan penutup Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
sensor accelerometer berbasis smartphone android meliputi
komponen tampilan pertanyaan penuntun atau diskusi. Ada delapan
pertanyaan meliputi dari indikator berpikir kritis. Uraian komponen
bagian penutup terpaparkan 3 point yang dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4.7 Tampilan pada Bagian Penutup

No Nama Desain Keterangan


Tampilan
1 Point 1 Tampilan pada point 1
menunjukkan pertanyaan
penuntun yang diambil dari
point indikator berpikir
kritis dan berkaitan ke
tujuan praktikum. Agar

59
No Nama Desain Keterangan
Tampilan
peserta didik dapat
memahami cara mengolah
data dan mendapatkan
grafik dari hasil praktikum
tersebut. Sub Indikator pada
pertanyaan point 1 yaitu
memfokuskan pertanyaan.
2 Point 2 Point 2 yaitu sub
indikatornya menganalisis
argumen. Setelah peserta
didik mengolah data dan
hasilnya membentuk grafik.
Maka, peserta didik
beragumen dengan
pendapat sendiri setelah
mendapatkan hasil dari
point 1
3 Point 3 Point 3 yaitu sub
indikatornya
mengindentifikasi
pertanyaa. menganalisis
argumen dari hasil
praktikum dan grafik
tersebut maka peserta didik
dapat menjawab pada point
3 dengan menjelaskan
pendapat sendiri.

60
d. Keunggulan LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone
android
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis
smartphone android pada materi getaran harmonis sederhana
memiliki kelebihan dibandingkan LKPD yang tidak
menggunakan sensor accelerometer yang terdapat pada buku.
Kelebihan-kelebihan yang ada di LKPD sensor accelerometer
ini dapat dijadikan salah satu media pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik serta meningkatkan
keterampilan berpikir kritis. Adapun kelebihan-kelebihan yang
terdapat pada LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone
android ialah sebagai berikut :
1. Desain tampilan LKPD sensor accelerometer dibuat lebih
menarik setelah revisi produk dan sebelum diujicobakan ke
peserta didik. Dengan desain tampilan yang lebih menarik,
diharapkan peserta didik lebih antusias dalam melakukan
kegiatan praktikum dengan adanya salah satu aplikasi
sensor accelerometer.
2. Langkah-langkah praktikum yang dibuat secara jelas dan
detail sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
3. Adapun pertanyaan-pertanyaan penuntun atau diskusi yang
berkaitan dengan materi yang dipraktikumkan diambil dari
sub indikator dengan tujuan praktikum, diharapkan dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membantu peserta
didik bisa memahami konsep materi getaran harmonis
sederhana yang sudah diajarkan. Sehingga dapat
menimbulkan ketingkatan dari keterampilan berpikir kritis
peserta didik.
4. Sub materi yang dipraktikumkan lengkap sesuai dengan sub
materi yang ada pada buku. Sebagai rujukan atau tambahan
ide yang dicantumkan pada LKPD yang dikembangkan.

61
LKPD yang dibuat berkaitan dengan indikator berpikir
kritis yang telah disesuaikan kompetensi dasar.
5. Penggunaan smartphone lebih memudahkan peserta didik
dalam proses pengambilan data yang sudah terbaca dari
aplikasi tersebut saat praktikum. Sehingga, peserta didik
mudah untuk mengolah data dan menganalisis dari hasil
praktikum tersebut.
Berdasarkan kelebihan-kelebihan diatas, dapat dinyatakan
bahwa sensor accelerometer bisa menjadi alternatif media
pembelajaran yang inovatif dan dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis peserta didik sehingga dapat diperoleh hasil belajar
atau proses pembelajaran yang maximal.
e. Accelerometer Sensor Menggambarkan Konsep Gerak Harmonis
Sederhana
Setelah melakukan studi literatur terhadap beberapa jurnal
mengenai praktikum gerak harmonis sederhana menggunakan
accelerometer sensor berbasis android, jarang sekali jurnal yang
menggambarkan secara lengkap mengenai konsep gerak harmonis
sederhana. Maka dari itupenulis akan menyajikan hasil praktikum
berikut makna fisisnya. Praktikum gerak harmonis sederhana terbagi
menjadi 2 jenis yaitu praktikum dengan menggunakan ayunan
sederhana (handphone) dan praktikum dengan menggunakan pegas.
1. Ayunan Sederhana
Praktikum gerak harmonis sederhana pada ayunan
sederhana yang dirancang alatnya dalam percobaan dari sketsa
seperti gambar dibawah, kemudian digantungkan smartphone pada
wadah ayunan tersebut yang digantungkan pada alat
tersebutkemudian tali digantungkan ke batang statif dengan
panjang yang berbeda (15 cm, 20cm) pada ujung seperti gambar
dibawah ini :

62
Gambar 4.4 Rancangan Alat Praktikum Ayunan Sederhana Menggunakan
Sensor Accelerometer
Posisi ayunan yang menggantungkan smartphone yang sudah
terinstal dan sudah terpasang aplikasi accelerometer pada
smartphone. Setelah itu menarik smartphone dengan mengayun
kearah kanan dengan sudut simpangan sebesar 15° lalu lepaskan,
maka terjadilah gerak osilasi. Setelah gerak osilasi berhenti, klik
tombol save untuk menyimpan data perccobaan yang dihasilkan.
Hasil praktikum menggunakan accelerometer sensor setelah
diolah mendapatkan data visual pergerakan ayunan sederhana seperti
gambar 4.4 di bawah ini,
1.5
U
1
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12 14
-0.5
-1
-1.5

Gambar 4.5 Hasil Praktikum pada Ayunan Sederhana menggunakan Sensor


Accelerometer
Praktikum ayunan sederhana menggunakan accelerometer
sensormenghasilkan accelerometer sensor (x) terhadap waktu (t ).
Grafik tersebut menggambarkan pergerakan pada ayunan yang
ditarik dari atas yang ternyata membentuk gelombang sinusoidal
dari gerak osilasi, dimana ketika ayunan ditarik dan mulai terekam

63
oleh sensor accelerometer padasmartphone maka akan membentuk
sebuah puncak yaitu posisi D dan ketika ayunan ditarik handphone
yang dijadikan beban pergerakannya akan terbaca data pada
aplikasi tersebut. Apabila posisi B merupakan titik kesetimbangan
maka yang dimiliki pergerakan ayunan saat pergerakan kebelakang
terletak pada posisi A dan E. Satu getaran penuh biasa disebut
panjang gelombang (λ). Sehingga pada gambar 4.1gambaran
mengenai pergerakan ayunan sederhana dalam satu getaran penuh
adalah dari posisi B-D-F-H-J dan seterusnya.
2. Pegas
Praktikum gerak harmonis sederhana pada pegas dilakukan
dengan menyediakan batang statif, kemudian diukur massa beban
smartphone yang digantungkan ke batang statif dengan massa
smartphone Xioami S2(261gr) dan beban (100gr dan 200gr)pegas
digantungkan ke batang statif dengan panjang yang berbeda (15
cm, 20cm) seperti gambar 4.6 dibawah ini :

Gambar 4.6 Rancangan Alat Praktikum Menggunakan Sensor Accelerometer


dengan Beban menggunakan Handphone
Membuka aplikasi sensor accelerometer pada smartphone
klik screengraph, saat ditarik lalu klik start untuk memulai perekam
percobaan. Menarik smartphone kebawah sejauh ±5 cm, lalu akan
terjadi gerak osilasi, setelah gerak osilasi berhenti, klik tombol save
untuk menyimpan data percobaan yang dihasilkan.Kemudian hasil
rekaman tersebut di simpan dalam bentuk file csv, kemudian diolah

64
dengan menggunakan Microsoft Excel. Praktikum tersebut diulang
dengan cara yang sama dan mengubah massanya.
Hasil praktikum menggunakan accelerometer sensorpada
pegas setelah diolah mendapatkan data visual pergerakan beban
jika ditarik pegas tersebut seperti gambar di bawah ini:
1.5
1
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12 14
-0.5
-1
-1.5

Gambar 4.7 Hasil Praktikum Menggunakan Sensor Accelerometer


f. Keterkaitan antara LKPD sensor accelerometer dengan
meningkatkan keterampilan berpikir kritis
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sensor
accelerometer berbasis smartphone android dibuat berdasarkan
kompetensi dasar sesuai dengan materi yang digunakan. Isi dari
LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone android
disesuaikan dengan indikator berpikir kritis dan sub indikator
berpikir kritis, agar LKPD yang digunakan dengan tujuan
pembelajaran yang maksimal dan tercapai. Berikut akan
dijelaskan mengenai keterkaitan antara LKPD sensor
accelerometer berbasis android smartphone, uraian tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Keterkaitan LKPD dengan Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis

Dimensi Proses Keterampilan Proses pembelajaran Media sensor


berpikir kritis accelerometer pada smartphone
Indikator Sub Indikator android
Memberikan Memformulasikan .Diberikan suatu permasalahan dalam
penjelasan suatu pertanyaan kehidupan sehari-sehari. Contohnya :

65
Dimensi Proses Keterampilan Proses pembelajaran Media sensor
berpikir kritis accelerometer pada smartphone
Indikator Sub Indikator android
sederhana Spring bed. Memberikan pertanyaan
yaitu, andri dan mira yang
menggunakan spring bed, dengan
tujuan agar mereka ingin mengetahui
kenyamanan saat tidur. Sebenarnya
kenyamanan ini diperoleh dari pegas
yang terdapat di dalam spring bed.
Kemudian, andri dan mira melakukan
percobaan dengan menggunakan 2
springbed yang berbeda.
- Spring bed pertama saat percobaan
andri, ketika dua orang dengan
massa total sebesar 100 kg menaiki
springbed, pegas spring bed dengan
konstanta sebesar 2 k akan tertekan
sejauh 2 x .
- Spring bed kedua,saat percobaan
mira ketika dua orang dengan total
massa sebesar 50 kg menaiki
springbed, pegas spring bed dengan
konstanta sebesar 2 k akan tertekan
sejauh x .
Setelah percobaan, andri
membandingkan untuk springbed
yang nyaman saat dipakai tidur
tersebut.
Sebelum praktikum menggunakan
sensor accelerometer pada

66
Dimensi Proses Keterampilan Proses pembelajaran Media sensor
berpikir kritis accelerometer pada smartphone
Indikator Sub Indikator android
smartphone android, peserta didik
sudah membayangkan tentang konsep
yang akan dipraktikumkan atau
dibahas. Setelah diberikan contoh
tersebut, peneliti mengarahkan agar
peserta didik untuk buat 2 rumusan
masalah yang dapat membantu Andri
untuk melakukan percobaan tersebut!

Menganalisis Peserta didik sudah mengetahui alat


argumen dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan praktikum getaran
harmonis sederhana. setelah sudah
melakukan praktikum, guru
memberikan pertanyaan mengenai
yang sudah dipraktikumkan yaitu,
Jelaskan mengapa pada persamaan
gaya pemulih yang bekerja pada
pegas telah kalian dapatkan bernilai
negatif?
Peserta didik dapat menganalisis
argumen atau berpendapat dari
praktikum tersebut dengan konsep
yang dijelaskan.
Menyimpulkan Membuat dan Dari hasil percobaan yang didapatkan
mengkaji nilai-nilai peneliti. Kemudian peserta didik
hasil pertimbangan mengolah data menggunakan exel dan
kemudian membuat grafik (x) dan (t)

67
Dimensi Proses Keterampilan Proses pembelajaran Media sensor
berpikir kritis accelerometer pada smartphone
Indikator Sub Indikator android
pada ayunan sederhana. Untuk
getaran pegas membuat grafik (y) dan
(t).
Membuat induksi Dari grafik tersebut peserta didik
dan dapat menyimpulkan hubungan
mempertimbangkan hubungan yang ada di grafik tersebut.
hasil induksi
Membuat Mengidentifikasi Didapatkan grafik sinusoidal yang ada
penjelasan istilah dan dalam aplikasi tersebut dari praktikum
lebih lanjut mempertimbangkan yang telah dilakukan, peserta didik
definisi dapat mengindentifikasi satu getaran
atau panjang gelombang dari titik
puncak tersebut
Mengatur Menemukan suatu Membuat strategi untuk mendapatkan
strategi dan tindakan hasil percobaan yang sesuai.
taktik Berinteraksi Berdiskusi untuk melakukan kegiatan
dengan orang lain prakitkum tersbut dan
Mempresentasikan hasil percobaan di
depan kelas.

4. Validasi Desain
Validasi desain dilakukan setelah desain LKPD yang
dikembangkan selesai dibuat. Validasi dilakukan oleh satu
orang ahli materi, satu orang ahli media dan satu orang guru
fisika. Adapun hasil validasi yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
a. Lembar validasi ahli materi

68
Validasi ahli materi yang dilakukan oleh Bapak Dr.H.
Chaerul Rochman, M.Pd Validasi materi dilakukan
berdasarkan aspek dan indikator yang dinilai disajikan pada
tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli Materi LKPD Sensor Accelerometer

No Aspek dan Indikator yang dinilai Skor


Aspek Materi
1 Kesesuaian materi dengan KI dan KD 4
2 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 4
3 Kesesuaian materi dengan konsep yang tercantum dalam 4
buku sumber
4 Kesesuaian materi dengan kemampuan peserta didik 3
5 Materi yang disajikan memfasilitasi peserta didik untuk 3
berpikir kritis
Aspek Kebahasaan
6 Kesesuaian bahasa yang digunakan EYD yang telah 3
disempurnakan
7 Bahasa atau kalimat mudah dipahami 3
8 Penggunaan bahasa yang komunikatif 3
9 Menggunakan perbahasa dengan peristilahan/semisalnya 3
yang sesuai dengan konsep pokok bahasan
10 Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi 3
yang telah disampaikan
Skor Total 33
Skor Rata-rata 3
Persentase 75%
Kategori Valid

Hasil validasi ahli materi menunjukkan skor total 33 dan skor


rata-rata 3 persentase validasi LKPD sensor accelerometer pada

69
smartphone android yang diperoleh sebesar 75% dengan kategori valid
atau baik dan layak digunakan setelah dilakukan revisi. Berarti bahwa
LKPD telah layak digunakan. Selain hasil validasi secara kuantitatif,
terdapat hasil validasi secara kualitatif yaitu berupa kritik dan saran
yang diberikan oleh dosen ahli materi yang terdapat dalam tabel 4.6 di
bawah ini:
Tabel 4.6 Hasil Kritik dan Saran Validator Ahli Materi

No. Kritik dan Saran


1. Diperjelas lagi untuk menerapkan kemampuan
berpikir kritis kepada peserta didik
2 Perbaiki pada cover, hilangkan untuk gurunya

Kritik dan saran yang diberikan dari validator, setelah itu


peneliti merevisi sehingga LKPD sensor accelerometer berbasis android
smartphone dapat digunakan.
b. Validasi Oleh Ahli Media
Validasi media dilakukan oleh Ibu Dr. Wahyuni
Handayani, M.T sebagai dosen pengampu mata kuliah media
pembelajaran. Hasil validasi yang telah dilakukan oleh dosen
ahli media adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Validasi Ahli Media LKPD Sensor Accelerometer

No Aspek dan Indikator yang dinilai Skor


Aspek Penyajian Materi
1 Sistematika penyajian LKPD sesuai dengan tahapan 4
praktikum
2 Kaitan penyajian gambar, video dengan kehidupan sehari- 4
hari
3 Penyajianmaterimenuntunpesertadidikuntukaktifberpikir, 4
berkomunikasi, mengumpulkaninformasi, dan
menyimpulkan

70
No Aspek dan Indikator yang dinilai Skor
Aspek Penyajian Materi
4 Menggunakan cover LKPD yang menarik dan telah 4
disesuaikan dengan isi materi
5 LKPD memuat kolom jawaban yang membedakan antara 4
pertanyaan dan jawaban
Aspek Kegrafikan
6 Penggunaan jenis huruf 4
7 Penggunaan ukuran huruf 4
8 Desain dan tata letak 4
9 Kesesuaian ilustrasi 3
Aspek Penyajian Media
10 Tampilan media secara keseluruhan tampak menarik 4
11 Mampu mengembangkan minat belajar peserta didik 3
Skor Total 42
Skor Rata-rata 3,74
Persentase 94%
Kategori Valid

Hasil validasi oleh ahli media menunjukkan persentase 94 %.


Nilai 94 % berarti bahwa LKPD telah layak digunakan dengan
kategori valid atau sangat baik. Selain hasil validasi secara
kuantitatif, terdapat hasil validasi secara kualitatif yaitu berupa kritik
dan saran yang diberikan oleh dosen ahli materi yang terdapat dalam
tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8 Kritik dan Saran Oleh Validator Media

No. Kritik dan Saran


1. Terdapat kata pengantar, pembimbing hanya satu

71
orang?
2. Dalam LKPD terdapatdaftar isi, ada huruf kecil ada
huruf kapital. Mengapa?
3. Kesalahan pada penulisan Kompetensi Dasar,
sebaiknya tidak usah pake KI dan KD
4. Pada langkah-langkah percobaan gunakan kalimat
perintah

Kritik dan saran yang diberikan validator, kemudian direvisi


oleh peneliti sehingga LKPD sensor accelerometer berbasis
smartphone android dapat digunakan
c. Lembar validasi guru fisika
Lembar validasi guru fisika oleh Bapak Ginanjar, S.Pd selaku
guru mata pelajaran fisika di SMA Karya Budi. Validasi guru fisika
dilakukan berdasarkan 22 aspek dan indikator penelitian seperti yang
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Hasil Validasi Oleh Guru Fisika

No Aspek dan Indikator yang dinilai Skor

Aspek Materi
1 Kesesuaian materi dengan KI dan KD 4
2 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 4
3 Kesesuaian materi dengan konsep yang tercantum dalam 4
buku sumber
4 Kesesuaian materi dengan kemampuan peserta didik 3
5 Materi yang disajikan memfasilitasi peserta didik untuk 3
berpikir kritis
6 Materi dan soal dapat mendorong rasa keingetahuan 4
peserta didik
Aspek Kebahasaan
7 Kesesuaian bahasa yang digunakan EYD yang telah 4

72
disempurnakan
8 Bahasa atau kalimat mudah dipahami 4
9 Penggunaan bahasa yang komunikatif 3
10 Menggunakan perbahasa dengan peristilahan/semisalnya 3
yang sesuai dengan konsep pokok bahasan
11 Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi 4
yang telah disampaikan
Aspek Penyajian Materi
12 Sistematika penyajian LKPD sesuai dengan tahapan 4
praktikum
13 Kaitan penyajian materi menuntun peserta didik untuk aktif 4
berpikir, berkomunikasi, mengumpulkan informasi dan
menyimpulkan
14 Kaitan penyajian gambar dan video dengan kehidupan 3
sehari-hari
15 Menggunakan cover LKPD yang menarik dan telah 4
disesuaikan dengan isi materi
16 LKPD memuat kolom jawaban yang membedakan antara 4
pernyataan dengan isi materi
Aspek Penyajian Materi
17 Penggunaan jenis huruf 4
18 Penggunaan ukuran huruf 4
19 Desain dan tata letak 4
20 Kesesuaian ilustrasi 4
Aspek Penyajian Media
21 Tampilan media secara keseluruhan tampak menarik 4
22 Mampu mengembangkan minat belajar peserta didik 4
Skor Total 83
Skor Rata-rata 3,83
Persentase 93.8%

73
Kategori Sangat
Valid
Hasil validasi yang dilakukan oleh guru fisika menunjukkan
skor total 83 dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 3,83.
Persentase validasi LKPD sensor accelerometer berbasis smartphone
android diperoleh yaitu 93.8% dengan kategori sangat valid atau
baik dan layak digunakan.Adapun kritik dan saran dari validator
guru fisika sebagai berikut :
Tabel 4.10 Kritik dan Saran Validator Guru Fisika

No. Kritik dan Saran


1. Bahasa yang lebih komunikatif lagi
2. Point 10 sebaiknya menggunakan ilustrasi/gambar
dengan kehidupan disekitar peserta didik

5. Revisi desain
Revisi desain adalah kegiatan setelah peneliti melakukan
validasi, dimana pada tahap validasi desain diperoleh data kritik
dan saran mengenai LKPD pemanfatan sensor accelerometer
berbasis smartphone android. Dari hasil kritik dan saran yang
diberikan untuk perbaikan peneliti agar LKPD layak digunakan
dan dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran. Berikut
akan disajikan mengenai hasil revisi desain adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.11 Hasil Revisi Desain dari Para Ahli

Desain Awal Desain Hasil Revisi Komentar

74
Terdapat kata
pengantar,
pembimbing
hanya satu
orang?

Dalam LKPD
terdapatdaftar
isi, ada huruf
kecil ada
huruf kapital.
Mengapa?
Kesalahan
pada
penulisan
Kompetensi
Dasar,
sebaiknya
tidak usah
pake KI dan
KD
Pada langkah-
langkah
percobaan
gunakan
kalimat
perintah
Setelah revisi desain LKPD sensor accelerometer berbasis
smartphone android selesai dilakukan. Maka LKPD sudah layak

75
digunakan untuk diuji coba terbatas pada objek penelitian yaitu
peserta didik SMA Karya Budi kelas X MIA 2.

6. Uji Coba Produk


Uji coba terbatas yang dilakukan oleh peserta didik kelas X
MIA 2 sekolah SMA Karya Budi pada tanggal 6 Agustus 2020 yang
melibatkan 11 orang peserta didik yang diacak secara random sebagai
responden. Dalam uji terbatas dan data respon peserta didik tentang
LKPD yang akan digunakan dalam pembelajaran. Respon peserta
didik diamati dengan menggunakan angket respon peserta didik
sehingga diperoleh komentar dan saran perbaikan dari sudut pandang
peserta didik. Uji coba terbatas yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan videocall dibagi menjadi dua sesi atau kloter yang
terdapat dari gambar tersebut merupakan bukti yang dilakukan
kepada peserta didik menunjukkan bahwa sensor accelerometer
merupakan aplikasi yang terdapat dari beberapa bagian ialah: Meter,
Graph, Spectrum, Light, Music, dan Info. Masing-masing mempunyai
kelebihan dari accelerometer tersebut. Namun, yang digunakan untuk
aplikasi accelerometer ini pada percobaan atau praktikum
menggunakan Meter yang terdapat didalam aplikasinya ada X, Y, Z,
DC, m/s2, fast, auto-scale dan save.

Gambar 4.8 Uji Terbatas Melalui Video Call

76
Tahap pertama dalam uji terbatas, peneliti memberikan
pengarahan kepada peserta didik terkait praktikum yang dilakukan dan
tata cara pengerjaan LKPD. Pengarahan dilakukan secara online untuk
membentuk kelompok setelah kelompok dibagikan dari peneliti dan
dibuat grup masing-masing kelompok. Kemudian kelompok yang
terbentuk terdiri dari 2-3 orang. Pembagian kelompok ini bertujuan
untuk memudahkan mahasiswa untuk berdiskusi mengenai LKPD yang
akan peserta didik kerjakan. Setelah melakukan praktikum online ,
peserrta didik wajib menanyakan perihal yang sudah dipraktikumkan
baik itu tentang pemanfaatan sensornya ataupun materi getaran
harmonis sederhana nya. Adapun angket respon dan lembar efektivitas
penggunaan LKPD yang diberikan setelah pengerjaan LKPD selesai
diberikan kepada masing-masing peserta didik. Saat pengerjaan LKPD
peserta didik diharuskan mencatat waktu ketika mulai mengerjakan
LKPD dan sampai selesai pengerjaan tersebut. uraian mengenai waktu
dalam pengerjaan LKPD yang disajikan pada tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12 Waktu Pengerjaan LKPD

Kelompok Waktu Mengerjakan (Menit)


LKPD menggunakan LKPD tidak
Sensor Accelerometer menggunakan Sensor
accelerometer
Kelompok 1 120 60
Kelompok 2 90 60
Kelompok 3 60 90
Kelompok 4 60 60
Kelompok 5 120 90
Pada tabel dapat diketahui waktu pengerjaan LKPD dari
masing-masing kelompok. Waktu pengerjaan LKPD pada tiap
kelompok tentu berbeda-beda, ada sebagian kelompok yang
menyatakan bahwa waktu yang diperlukan dalam mengerjakan LKPD
dengan sensor accelerometer cukup lebih cepat dibandingkan LKPD
tidak menggunakan sensor accelerometer. Terdapat dua kelompok yaitu
kelompok 1 dan 5 yang memerlukan waktu lebih lama dalam
mengerjakan LKPD menggunakan sensor accelerometer. Ada juga

77
kelompok 4 yang memerlukan waktu yang cepat untuk mengerjakan
LKPD baik menggunakan sensor accelerometer maupun tidak
menggunakan sensor accelerometer. Pada kelompok 2 dan 3
memerlukan waktu yang cukup baik. Tidak ada perbandingan waktu
dalam pengerjaan LKPD baik menggunakan sensor accelerometer atau
tidak menggunakan sensor accelerometer.
Untuk mengetahui tingkat keefektivitas pada kedua LKPD,
maka digunakan lembar efektivitas pada kedua LKPD, maka yang
digunakan lembar efektivitas sebagai bahan untuk mengetahui
keefektivan dari LKPD. LKPD yang digunakan pada uji terbatas yaitu
LKPD dengan sensor accelerometer dan LKPD tidak menggunakan
sensor accelerometer. Lembar efektivitas terdiri dari tiga aspek yaitu
kecepatan kerja, produktivitas kerja dan kenyamanan kerja. Berikut
akan disajikan uraian mengenai hasil analisis lembar efektivitas seperti
pada tabel 4.13 berikut :
Tabel 4.13 Hasil Analisis Lembar Efektifitas

No Aspek Butir pernyataan Persentase


penilaian
LKPD LKPD tidak
dengan menggunakan
menggunakan sensor
sensor
1 LKPD membuat saya 91% 68%
lebih cepat dalam
memahami materi
getaran harmonis
Kecepatan
sederhana
Kerja
2 LKPD membuat saya 84% 70%
lebih cepat dalam
menjawab pertanyaan
yang diberikan

78
3 LKPD dapat melatih 86% 57%
keterampilan saya
Produktivitas dalam melakukan
Kerja praktikum
4 LKPD dapat 80% 59%
menambah
pengetahuan saya
mengenai materi
getaran harmonis
sederhana
5 LKPD dapat melatih 89% 66%
saya dalam bersikap
sabar, ulet dan tekun
6 LKPD dapat melatih 82% 59%
saya dalam
menganalisis data
percobaan
7 LKPD memudahkan 86% 79%
saya sehingga nyaman
dalam melakukan
kegiatan praktikum
Kenyamanan
8 LKPD memuat isi 84% 61%
Kerja
yang runtut dan
menuntun sehingga
nyaman dalam
menjawab pertanyaan
Skor Total Aspek Keseluruhan 72% 54%
Hasil analisis lembar efektivitas penggunaan LKPD ditunjukkan
pada tabel Efektivitas penggunaan LKPD yang diperoleh menunjukkan
hasil perolehan persentase untuk LKPD menggunakan sensor
accelerometer dan LKPD tidak menggunakan sensor accelerometer

79
diperoleh perbedaan yang signifikan. Untuk efektivitas pada LKPD
menggunakan sensor accelerometer secara keseluruhan 72% dari
kriteria yang diharapkan. Sedangkan untuk efektivitas pada LKPD tidak
menggunakan sensor atau tanpa sensor accelerometer secara
keseluruhan yaitu 54%. Dari uraian analisis lembar efektivitas
penggunaan LKPD, dapat diperoleh dari persentase rata-rata efektivitas
penggunaan LKPD secara keseluruhan seperti tabel 4.14 berikut :
Tabel 4.14 Presentase rata-rata efektifitas secara kesluruhan

LKPD menggunakan Aspek LKPD tidak


Sensor Accelerometer menggunakan Sensor
Accelerometer
88% Kecepatan Kerja 69%
84% Produktivitas Kerja 60%
85% Kenyamanan Kerja 70%
86% Rata-rata 66%
Melalui tabel tentang persentase rata-rata lembar efektivitas
penggunaan LKPD secara keseluruhan dapat diketahui bahwa
efektivitas LKPD yang menggunakan sensor accelerometer lebih tinggi
dibandingkan dengan LKPD yang tidak menggunakan sensor
accelerometer. Rata-rata LKPD menggunakan sensor accelerometer
yaitu 86% dan LKPD tidak menggunakan sensor accelerometer yaitu
66% . berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa aspek kecepatan
kerja pada LKPD yang menggunakan sensor Accelerometer diperoleh
hasil 88%, artinya aspek kecepatan kerja menggunakan LKPD sensor
acclerometer lebih baik dibandingkan dengan kecepatan kerja tidak
menggunakan sensor acceelerometer. Adapun aspek produktivitas kerja
menggunakan sensor accelerometer diperoleh persentase sebesar 84%
dan LKPD yang tidak menggunakan sensor accelerometer 60%, artinya
aspek produktivitas kerja LKPD yang menggunakan sensor
accelerometer lebih bagus dibandingkan dengan aspek produktivitas
kerja tidak menggunakan sensor accelerometer. Bahwa aspek

80
kenyamanan kerja pada LKPD menggunakan sensor accelerometer
diperoleh presentase yaitu 86% dan LKPD tidak menggunakan sensor
accelerometer diperoleh persentase 70%, artinya LKPD yang
menggunakan sensor accelerometer lebih nyaman digunakan
dibandingkan dengan LKPD tidak menggunakan sensor accelerometer.
Sehingga dari data yang sudah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
LKPD sensor accelerometer lebih efektif digunakan dibandingkan
dengan LKPD tidak menggunakan sensor accelerometer, karena LKPD
yang menggunakan sensor accelerometer dapat meningkatkan
kecepatan kerja, produktivitas kerja dan kenyamanan kerja.
b. Analisis hasil angket respon penggunaan LKPD
Selain lembar efektivitas setelah mengerjakan LKPD responden
yaitu peserta didik meminta untuk mengisi angket respon terkait
penggunaan LKPD dengan menggunakan sensor accelerometer dan
LKPD tidak menggunakan sensor accelerometer. Angket respon yang
ditunjukkan untuk mengetahui hasil proses selama praktikum tersebut.
Angket respon yang digunakan berisi dari beberapa pertanyaan yang
dikelompokkan menjadi tiga aspek yaitu aspek penyajian materi,
kemenarikan dan kemudahan. Adapun hasil angket respon terhadap
penggunaan LKPD dengan menggunakan sensor acceleromter
ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut ini :
Tabel 4.15 Angker respon LKPD degan Sensor accelrometer

No Aspek Butir pernyataan Persentase Keterangan


penilaian

1 Penyajian materi pada 89% Sangat setuju


LKPD dengan
menggunakan sensor
accelerometer
Penyajian
membantu saya dalam
Materi
menjawab

81
pertanyaan-
pertanyaan
2 Materi yang disajikan 91% Sangat Setuju
pada LKPD dengan
menggunakan sensor
accelerometer
3 Saya lebih tertarik 90% Sangat Setuju
dengan desain LKPD
Kemenarikan dengan menggunakan

sensor accelerometer
4 Saya lebih tertarik 86% Sangat Setuju
praktikum
menggunakan LKPD
dengan menggunakan
sensor accelerometer
7 LKPD dengan 89% Sangat Setuju
menggunakan sensor
accelerometer
memudahkan saya
Kemudahan
dalam melakukan
praktikum
8 LKPD dengan 88% Sangat Setuju
menggunakan sensor
accelerometer
memudahkan saya
dalam memahami
materi getaran
harmonis sederhana
LKPD dengan 91% Sangat Setuju
menggunakan sensor
accelerometer

82
membuat saya dapat
menganalisis data
percobaan dengan
baik.
Angket respon penggunaan LKPD dengan menggunakan sensor
accelerometer ditunjukkan pada tabel. Hasil yang diperoleh dari
persentase angket untuk setiap pernyataan pada masing-masing
aspek menunjukkan bahwa peserta didik sangat setuju dan dapat
memahami praktikum menggunakan sensor accelerometer. Untuk
aspek penyajian materi, yang diperoleh persentasenya yaitu 89%
dan 91% termasuk dalam kategori sangat setuju. Untuk aspek
kemenarikan, masing-masing pernyataan diperoleh persentase
respon yaitu 90% dan 86% yang termasuk dalam kategori sangat
setuju. Sedangkan untuk aspek kemudahan yaitu, masing-masing
persentase yang diperoleh dari respon peserta didik yaitu 89%, 88%
dan 91% yang termasuk dalam kategori sangat setuju. LKPD
dengan menggunakan sensor accelerometer, berikut akan disajikan
mengenai angket respon penggunaan LKPD tidak mengunakan
sensor accelerometer seperti pada tabel 4.16 berikut dibawah ini:
Tabel 4.16 Angket respon LKPD tidak menggunakan accelrometer

No Aspek Butir pernyataan Persentase Keterangan


penilaian

1 Penyajian materi pada 67% Kurang


LKPD tidak Setuju
menggunakan sensor
accelerometer
Penyajian
membantu saya dalam
Materi
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan

83
2 Materi yang disajikan 58% Kurang
pada LKPD tidak Setuju
menggunakan sensor
accelerometer
3 Saya lebih tertarik 48% Kurang
dengan desain LKPD Setuju
Kemenarikan tidak menggunakan
sensor accelerometer
4 Saya lebih tertarik 52% Kurang
praktikum Setuju
menggunakan LKPD
tidak menggunakan
sensor accelerometer
7 LKPD tidak 57% Sangat Setuju
menggunakan sensor
accelerometer
memudahkan saya
Kemudahan
dalam melakukan
praktikum
8 LKPD tidak 52% Kurang
menggunakan sensor Setuju
accelerometer
memudahkan saya
dalam memahami
materi getaran
harmonis sederhana
LKPD tidak 58% Kurang
menggunakan sensor Setuju
accelerometer
membuat saya dapat
menganalisis data

84
percobaan dengan
baik.
Tabel merupakan hasil persentase respon penggunaan LKPD
tidak menggunakan sensor accelerometer. Angket respon yang
diberikan pada responden terdiri dari tiga aspek yaitu aspek penyajian
materi, aspek kemenarikan, dan aspek kemudahan. Dari hasil
pengolahan data yang sudah diperoleh dan dianalisis data tersebut
berdasarkan persentase respon untuk masing-masing pernyataan yang
dipernyataan pada aspek penyajian materi yaitu 67% dan 58%. Untuk
persentase respon pada aspek kemenarikan untuk masing-masing
pernyataan diperoleh sebanyak 57%, 52%, dan 58% dengan kategori
kurang setuju. Dari hasil analisis angket respon penggunaan LKPD,
dapat diketahui rata-rata persentase respon penggunaan LKPD dengan
secara keseluruhan seperti diagram dibawah ini :

Tidak menggunakan sensor menggunakan sensor


90% 88% 89%
90%
80%
63%
70% 56%
60% 52%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
penyajian materi Kemenarikan Kemudahan

Gambar 4.9 Rata-rata persentase respon secara keseluruhan


Dari gambar dapat diketahui rata-rata persentase hasil angket
respon penggunaan LKPD secara keseluruhan, dimana dari data
tersebut menunjukkan bahwa respon peserta didik terhadap
penggunaan LKPD dengan menggunakan sensor accelerometer lebih
bagus dan lebih mudah dibandingkan LKPD yang tidak menggunakan
sensor accelerometer. Pada aspek penyajian materi untuk LKPD yang

85
menggunakan sensor accelerometer didapatkan respon sebanyak 90%
dan LKPD tidak menggunakan sensor didapatkan respon sebanyak
63%, atinya penyajian materi pada LKPD yang menggunakan sensor
accelerometer lebih mudah dipahami dibandingkan penyajian materi
pada LKPD tidak menggunakan sensor accelerometer. Untuk
penyajian aspek kemenarikan untuk LKPD dengan menggunakan
sensor accelerometer diperoleh persentase 88% dan LKPD yang tidak
menggunakan sensor accelerometer diperoleh persentase 52%, artinya
LKPD dengan menggunakan sensor accelerometer lebih menarik
dibandingkan dengan LKPD yang tidak menggunakan sensor
accelerometer. Pada aspek kemudahan untuk LKPD yang
menggunakan sensor accelerometer diperoleh presentase nya yaitu
89% dan LKPD yan tidak menggunakan sensor accelerometer
diperoleh persentasenya yaitu 56%, artinya LKPD yang menggunakan
sensor accelerometer lebih mudah digunakan dibandingkan dengan
LKPD tidak menggunakan sensor accelerometer. Sehingga dari rata-
rata persentase respon penggunaan LKPD, dapat diketahui
perbandingan nilai respon penggunaan LKPD secara keseluruhan
seperti gambar 4.10 dibawah ini :
Series1
89%
57%
90%
60%
30%
0%

Gambar 4. 10 Perbandingan Nlai Respon Penggunaan LKPD


Perbandingan nilai respon penggunaan LKPD dapat diketahui
pada gambar dimana respon penggunaan pada LKPD dengan

86
menggunakan sensor accelerometer lebih bagus dibandingkan respon
penggunaan LKPD tidak menggunakan sensor accelerometer. Adapun
persentase yang diperoleh LKPD yang menggunakan sensor
accelerometer yaitu 89%. Sedangkan untuk respon penggunaan LKPD
tidak menggunakan sensor accelerometer diperoleh sebanyak 57%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden atau peserta didik lebih
setuju menggunakan LKPD dengan sensor accelerometer
dibandingkan dengan LKPD tidak menggunakan sensor
accelerometer.

6. Revisi produk
Revisi produk yang dilakukan ialah setelah LKPD selesai
digunakan pada uji terbatas. Peserta didik diminta untuk memberikan
kritik dan saran pada kolom yang sudah disediakan. Kolom kritik dan
saran yang ditujukkan untuk mengetahui masukan dari responden
terkait LKPD sensor accelerometer. Hasil komentar dari responden
sebagian besar menyatakan bahwa LKPD yang dibuat sangat efektif
dan menarik. LKPD juga dapat memudahkan untuk memahami materi
yang akan dipraktikumkan dengan adanya pertanyaan-pertanyaan
pada LKPD yang dibuat dengan urutan dan runtutan sehingga dapat
memudahkan dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan sebagian kecil
peserta didik juga meberikan komentar terkait adanya penulisan yang
terlalu baku.

87
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Perkembangan pemanfaatan sensor accelerometer, sudah banyak para
ahli yang melakukan penelitian terkait sensor accelerometer.
Berdasarkan tinjauan pada artikel-artikel dalam 6 tahun terakhir,
didapatkan 8 jurnal yang membahas tentang sensor accelerometer
dalam bidang fisika. Namun, dari sekian banyak artikel mengenai
sensor accelerometer hanya membahas terakit praktikum fisika.
khususnya materi getaran harmonis sederhana yang disajikan dalam
penelitian ini.
2. Desain LKPD sensor accelerometer pada smartphone android dalam
materi getaran harmonis sederhana dibuat berdasarkan (KD)
Kompetensi Dasar yang disajikan dari tujuan pembelajaran. Dalam
LKPD terdapat data hasil praktikum yang diperoleh dari pengukuran
menggunakan sensor accelerometer, dengan adanya data hasil
praktikum dapat memudahkan untuk menjawab pertanyaan. LKPD
sensor accelerometer berisi pertanyaan-pertanyaan yang runtut
berdasarkan konsep materi yang telah diajarkan. LKPD sensor
accelerometer yang akan diajarkan kepada peserta didik memiliki tiga
pertemuan yaitu pertemuan pertama mempelajari tentang menyelidiki
gaya pemulih antara getaran pegas dan ayunan sederhana, pertemuan
kedua mempelajari tentang Menyelidiki Persamaan GHS meliputi:
simpangan, percepatan, dan kecepatan. Pertemuan ketiga membahas
tentang Periode dan Frekuensi pada ayunan sederhana dan getaran
pegas.
3. Validasi LKPD sensor accelerometer oleh para ahli menunjukkan hasil
bahwa LKPD sensor accelerometer layak digunakan. Validasi LKPD
dilakukan oleh dua orang ahli yaitu ahli materi dan ahli media serta

88
guru fisika disekolah. Hasil validasi oleh para ahli materi adanya
persentase yang diperoleh yaitu sebesar 75% dengan kategori valid.
Validasi oleh para ahli media adanya persentase yang diperoleh yaitu
sebesar 94% dengan kategor sangat valid atau layak digunakan.
Validasi oleh guru fisika persentase yang diperoleh yaitu sebesar
93.8%. Maka dapat disimpulkan bahwa LKPD sensor accelerometer
layak untuk digunakan.
4. Hasil uji terbatas pada LKPD sensor accelerometer dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar efektivitas dari LKPD sensor accelerometer
yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas
dari LKPD sensor accelerometer yang dikembangkan. Dari uji terbatas
yang dilakukan pada peserta didik kelas X MIA 2 SMA Karya Budi
berjumlah sebelas orang. Hasil uji terbatas yang menunjukkan bahwa
LKPD sensor accelerometer lebih efektif digunakan dibandingkan
dengan LKPD tidak menggunakan sensor accelerometer.
5. LKPD sensor accelerometer yang menggambarkan keterampilan
berpikir kritis. Praktikum getaran harmonis sederhana yang dilakukan
menghasilkan data berupa grafik adanya hubungan antara percepatan
dan waktu yang diperoleh dari praktikum tersebut. Adapun indikator
keterampilan berpikir kritis untuk menggambarkan LKPD tersebut
yaitu : memfokuskan pertanyaan, memberikan argumen,
mengindentifikasi pertanyaan, mengamati hasil praktikum, membuat
kesimpulan, mendefinisikan, dan merumuskan persamaan dan
melakukan percobaan.

89
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, ada
beberapa saran yang diberikan sebagai bahan perbaikan dan evaluasi
yang harus diperbaiki agar lebih baik lagi. Adapun saran yang diberikan
yaitu sebagai berikut :
1. LKPD sensor accelerometer yang dikembangkan dalam penelitian
ini hanya sampai pada tahap revisi produk. Diharapkan
pengembangan LKPD ini bisa berlanjut pada tahap produk massal,
dimana LKPD sensor accelerometer yang dapat digunakan secara
luas oleh peserta didik serta bermanfaat.
2. Praktikum yang dilakukan pada pengembangan LKPD
menggunakan alat dan bahan yang cukup mudah dari pegas dan
handphone serta ayunan sederhana. mungkin bisa digantikan alat
dan bahan dengan bandul untuk beban (lilin) dll alat dan baan yang
lebih elegan. Dengan alat dan bahan yang sesuai dengan peristiwa
dengan terkait materi getaran harmonis sederhana.

90
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, B., Munzil , & Hidayat, A. (2017). Pengaruh Collaborative Learning
Dengan Teknik Jumping Task Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pembelajaran Sains , 1 (2), 15-25.

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2015). Kerangka Landasan untuk


Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Arikunto, &. S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Bumi


Aksara.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (2 ed.). Jakarta: PT.


Bumi Aksara.

Ariyati, E. (2010). PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA.
Jurnal Matematika dan IPA , 01. No.02.

Arkundanto, A. (2007). Pembaharuan dalam Pembelajaran Fisika. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Arribas, E. (2015). Measurement of the magnetic field of small magnets with a


smartphone: a very economical laboratory practice for introductory physics
courses. IOP Publishing , 36, 1-11.

Arribas, E., Escobar, I., Suárez, C. P., Nájera, A., & Beléndez, A. (2016).
Reply to Comment on ‘Measurement of the magnetic field of small magnets
with a smartphone: a very economical laboratory practice for introductory
physics courses’. European Journal of Physics .

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Astuti, Y., & Setiawan, B. (2013). PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA


SISWA (LKS) BERBASIS PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

91
DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI KALOR .
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia , 02. No.1, 88-92.

Atun, D. &. (2015). Mengkaji Sensor Accelerometer dalam proses


pembelajaran Fisika. Physc Edu , 50.

B, B. (2015). Creative and Critical Thinking Skills in Problem Based Learning


Environment. Journal of Gifted Education and Creativity , 2 (2), 71-80.

Budiman, H. (2017). Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam Volume 8 , 31-43.

Daponte, P. (2017). Method for compensating the effect of disturbances on


magnetometer measurement : experimental result. IEEE .

Daryanto. (2016). Media Pembelajaran (Revisi ke 2 ed.). Yogyakarta: Penerbit


Grava Medua.

Depdiknas. (2016). Peraturan tentang Kerangka Dasar dan Stuktur Kurikulum


SMA/MA. Jakarta: DEPDIKNAS.

Dermawati, N., Suprapta, & Muzakkir. (2019). PENGEMBANGAN LEMBAR


KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS LINGKUNGAN. Jurnal
pendidikan Fisika , 07 No.1, 74-78.

Dharmawati, I. P. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Berbasis Inkuiri


(Abi) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Kpendidikan
Fisika , 7-16.

Djamas, D., Ramli, Sari, S. Y., & Anshari, R. (2016). Analisis Kondisi Awal
Pembelajaran Fisika SMAN Kota Padang (Dalam Rangka Pengembangan
Bahan Ajar Fisika Multimedia Interaktif Berbantuan Game). Jurnal Penelitian
& Pengembangan Pendidikan Fisika Vol.2 No.2 , 57-64.

Ennis. (2013). Phys Edu. The Nature of Critical Thinking: Outlines of General
Critical Thinking Dispositions and Abilities , 9-17.

92
Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking. New Jersey , Prentice Hall.

Farida, I. (2017). Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional


(Cetakan Kedua, Januari 2019 ed.). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Farisi, A. H. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning


terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Konsep Suhu dan Kalor. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Fisika ,
120-124.

Fernandes, J. C. (2017). European Journal of physic. Study of large-angle


anharmonic oscillations of a physical pendulum using an acceleration sensor ,
1-18.

Fisher. (2009). Pengembangan LKPD learning untuk meningkatkan


keterampilan berpikir kritis. Physc Edu Yogya , 11.

Giancoli, D. C. (2001). Dalam FISIKA Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Giancoli, D. (2001). Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gunawan. (2016, September 25). Haiwiki. Dipetik Mei 27, 2018, dari
haiwiki.info: https://haiwiki.info/teknologi/definisi-jenis-fungsi-sensor/

Hellesund, S. (2018). Measuring Earth’s Magnetic field using a smartphone


magnetometer . physic ed.ph , 1-5.

Hirth, M., Kuhn, J., & Müller, A. (2015). Measurement of sound velocity made
easy using harmonic resonant frequencies with everyday mobile technology .
iPhysicsLabs , 53.

Jin, R., Shi, L., & Kai Zeng. (2016). MagPairing: Pairing Smartphones in Close
Proximity Using Magnetometers. IEEE .

Juraman, S. R. (2014). Pemanfaatan Smartphone Android Oleh Mahasiswa


Ilmu Komunikasi dalam Mengakses Informasi Edukatif. Jurnal Volume III.
No.1 , 18-30.

93
Juraman, S. R. (2014). Pemanfaatan Smartphone Android Oleh Mahasiswa
Ilmu Komunikasi dalam Mengakses Informasi Edukatif. Jurnal Volume III.
No.1 , 1-16.

Kapucu, S. (2017). Phys. Educ. Finding the acceleration and speed of a light
emitting object on an inclined plane with a smartphone light sensor , 1-7.

Khun, J., & Vogt, P. (2012). Analyzing spring pendulum phenomena with a
smartphone acceleration sensor. iPhysicsLabs , 50, 504-505.

Kuntadi, C. (2013). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia


Indonesia.

Kurniawan, A. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing


Berbantuan CMAPTOOLS dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan
Kemampuan Kognitif dan Mempertahankan Retensi Siswa.

Latifah, S. S. (2016). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Berorientasi Nilai-nilai Agama Islam Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing
Pada Materi Suhu dan Kalor. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al Biruni , 43-
51.

Mahen, E. C., & Nuryantini, A. Y. (2018). Profil Pemahaman Konsep Calon


Guru Fisika pada Materi Gerak Harmonik Sederhana menggunakan Tekhnik
CRI yang Dimodifikasi. Journal UNNES , 1, 19-25.

Mazzella, A. &. (2016). Phys. Educ. An investigation into the effectiveness of


smartphone experiments on students conceptual knowledge about
acceleration , 1-10.

Midnieks, Z., Dornin, L., Nakamura, M., & Meike, G. (2011). Programming
Android. United States of America: O'Reilly Media.

Monteiro M, C. C. (2014). Eur. J Phys. Exploring phase space using


smartphone acceleration and rotation sensors simultaneously , 1-9.

94
Monteiro, M. (2017). Magnetic field “flyby” measurement using a
samrtphone’s magnetometer and accelerometer simultaneously . iPhysicsLabs ,
55, 580-581.

Mukti, F. C. (2018). Jurnal Kumparan Fisika. Pengembangan Lembar Kerja


Peserta Didik (LKPD) Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SMA Sint Carolus , 57-63.

Mukti, F., Connie, & Medriati, R. (2018). Pengembangan Lembar Kerja


Peserta Didik (LKPD) Pembelajaran Fisikauntuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa SMA Sint Carolus kota Bengkulu. Jurnal Kumparan
Fisika , 1, 57-63.

Murtiwiyati, & Lauren, G. (2013). Rencana Bangun Aplikasi Pembelajaran


Budaya Indonesia Untuk Anak Sekolah Dasar Berbasis Android. Jurnal Ilmiah
Komputasi Vol. 12 No.2 , 1-10.

Ningsih, S., Bambang. S, & A. Sopyan. (2012). Implementasi model


pembelajaran Proses Oroented Gueided Inquiry Learning (POGIL) untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Unnes physics Education
Journal (1).

Nurul H, L. P., Rahmawati, D., Suhendra, D., & Iskandar, F. (2017).


Penggunaan Sensor Magnet pada Smartphone untuk Mengamati Pergerakan
Bandul Ganda dalam Eksperimen Fisika . Prosiding Snips .

Nuryantini, A. Y., Sawitri, A., & Nuryadin, B. W. (2018). Constant speed


motion analysis using a smartphone magnetometer. IOP Paper .

Ozyagcilar, T. (2012). Implementing a Tilt-Compensated eCompass using


Accelerometer and Magnetometer Sensors. Freescale Xtrinsic , 03 No.1, 1-20.

Palacio, J. C. (2013). Eur J. Phys. A quantitative analysis of coupled


oscillations using mobile accelerometer sensors , 737-744.

95
Palacio, J. C., Abad, L. V., Gim ´enez, F., & Monsoriu, J. A. (2013). A
quantitative analysis of coupled oscillations using mobile accelerometer
sensors. Eur. J. Phys. 34 , 737–744.

Pierratos, T. (2018). Study of the conservation of mechanical energy in the


motion of a pendulum using a smartphone . IOP Science , 53, 1-5.

Pili, U., & Violanda, R. (2018). A simple pendulum-based measurement of g


with a smartphone light sensor. IOPScience , 53, 1-4.

Pili, U., & Violanda, R. (2019). Measuring a spring constant with a smartphone
magnetic field sensor. iPhysicsLabs , 57, 198-199.

Pili, U., & Violanda, R. (2018). Measuring average angular velocity with a
smartphone magnetic field sensor. iPhysicsLabs , 56, 114-115.

Pili, U., Renante, V., & Cleniza, C. (2018). Measurement of g using a magnetic
pendulum and a smartphone magnetometer . iPhysicsLabs .

Prabowo, F. L., & Sucahyo, I. (2018). Pengemabangan Media Hukum Melde


Berbasis Aplikasi Phyisic toolbox Sensor Suite Pada Materi Gelombang
Stasioner. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika , 07, No. 02, 165-170.

Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar. Yogyakarta: Diva


Press.

Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif:


Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan.
Yogyakarta: Diva Press.

Pratama, R. A., & Saregar, A. (2019). PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA


PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS SCAFFOLDING UNTUK MELATIH
PEMAHAMAN KONSEP. Indonesian Journal of Science and Mathematics
Education , 02. No.01, 84-97.

96
Putria, S., Darmawati, & Febrita, A. (2018). Development Of Students
Worksheet Based On Contracttivism Approach To Material Changes And
Conservation Of Living Environment For Learning Biology Tenth Grade
Senior High School. Jurnal Mahasiswa , 05 No.1.

Ramadhanti, R. N., Zulhelmi, & Syahril. (2019). PENGEMBANGAN LKPD


FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA
MATERI FLUIDA DINAMIS UNTUK KELAS XI SMA. JOM FKIP - UR ,
06, 1-9.

Riantana, R., Beta, H., Cahya, W., & Darsono. (2015). Aplikasi Sensor
Accelerometer pada Handphone Android Sebagai Pencatat Gempa Bumi
Secara Online. Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vo. 11 No.3 , 114-119.

Rohaeti, E., Widjajanti, E., & Padmaningrum, R. T. (2009).


PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATA PELAJARAN
SAINS KIMIA UNTUK SMP. Inovasi Pendidikan , 10. No.01, 1-11.

S, H. (2017). Jurnal Fisika Yogyakarta. Pengembangan LKPD berbasis project


based learning pada materi getaran harmonis sederhana untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis , 8-10.

Salbino, S. (2014). Buku Pintar Gadget Android. Jakarta: Niaga Swadaya.

Saradima, A., Kadaritna, N., & Rosilawati, I. (2014). PENGEMBANGAN


LKS DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia , 03. No.1.

Septina, N., Farida, & Komarudin. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah.
Jurnal Tatsqif , 16. No.02, 160-171.

Setyosari, P. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.


Jakarta: Kencana.

97
Siddharth, S., Ali , A. S., El-Sheimy, N., Goodall , C. L., & Syed, Z. F. (2012).
A game-theoretic approach for calibration of low-cost magnetometers under
noise uncertainty. MEASUREMENT SCIENCE AND TECHNOLOGY .

Soib, M., Purwandari, & Sasono, M. (2018). Peningkatan Keterampilan Proses


Fisika Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Gerak
Harmonik Sederhana Kelas X IPA SMA PGRI Pace. Seminar Nasional
Pendidikan Fisika IV 2018 .

Sriyanti, I. (2020). Moment of inertia analysis of rigid bodies using a


smartphone magnetometer. IOP Science , 55, 1-4.

styron., R. A. (2014). Critical Thinking and Collaboration: A Strategy to


Enhance Student Learning. Systemics, Cybernetics And Informatics , 12 (7),
25-30.

Suastra, I. W. (2006). Belajar dan Pembelajaran Sains. Denpasar Selatan:


Universitas Pendidikan Ganesha.

Sugiono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (22th ed.). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, P. D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D


(Cetakan ke-1 September 2019 ed.). Bandung: ALFABETA.

Sugiyono, P. D. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (11 ed.). Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Sulaeman, h. (2018). (SKRIPSI) PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA


PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS PROJECT BASED LEARNING
PADA MATERI GERAK HARMONIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SMA.

98
Suryaningsih, Y. (2017). Pembelajaran Berbasis Praktikum Sebagai Sarana
Siswa Untuk Berlatih Menerapkan Keterampilan Proses Sains Dalam Materi
Biologi. Jurnal Bio Education , 2, 49-57.

Susilawati, Oktova, R., & Lestari, D. P. (2017). Media Pembelajaran Fisika


Modern Berbasis Android Menggunakan Adobe Flash CS6 dengan Animasi
Tiga Dimensi pada Materi Model Atom untuk Siswa Kelas XII SMA.
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) .

Syukrimansyah, S. H. (2017). Pengembangan Modul Praktikum Berbasis


Pendekatan PACE (Planing, Activities, Class disussion Exercise) untuk
meningkatkan motivasi Belajar siswa pada materi Listrik Dinamis kelas IX di
SMP Negeri 10 Takengon. Jurnal Penelitian Pendidikan Sains , 1317-1323.

Tiruneh. (2014). Effectiveness of Critical Thinking Instruction in Higher


Education: A Systematic Review of Intervention Studies. Canadian Center of
Science and Education. , 4 (1), 1-11.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif.


Surabaya: Cerdas Pustaka.

Trianto. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi


Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tuset-Sanchis, L. (2015). The study of two-dimensional oscillations using a


smartphone acceleration sensor: example of Lissajous curves. IOP SCIENCE ,
50 No.5, 581-586.

Usmeldi. (2015). Efektivitas Penerapan Media Pembelajaran Interaktif dengan


Software Autorun untuk Meningkatkan Kompetensi Fisika Siswa SMK Negeri
1 Padang. SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA .

Vogt, P., & Kuhn, J. (2012). Analyzing simple pendulum phenomena with a
smartphone acceleration sensor. iPhysicsLabs , 50, 439-440.

99
Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah disampaikan
dalam Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan judul “Pelatihan
Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan bagi Guru SMK/MAK” di Ruang Sidang Kimia FMIPA
UNY pada tanggal 22 Agustus 2008 .

Yavuz, A., & Temiz, B. K. (2016). Analysing harmonic motions with an


iPhone’s magnetometer. IopScience , 51, 1-6.

Young, D., & Freedman, A. (2002). Fisika Universitas (Terjemahan) Jilid 1.


Jakarta: Erlangga.

Yusiran, & Siswanto. (2016). Implementasi Metode Saintifik Menggunakan


Setting Argumentasi pada Mata Kuliah Mekanika untuk Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Mahasiswa Calon Guru Fisika. JPPPF , 02 Nomor 1, 15-
22.

100

Anda mungkin juga menyukai