Anda di halaman 1dari 29

Jurnal Pendidikan Fisika

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


MENGGUNAKAN ACCELEROMETER SENSOR BERBASIS
SMARTPHONE ANDROID UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA
MATERI GETARAN HARMONIS SEDERHANA

Oky Oktaviani1, Ade Yeti N2, Herni Yuniarti3


Prodi Pendidikan Fisika
Jurusan MIPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung
JL.A.H.Nasution No.105, Cipadung, Kec. Cibiru, Kota Bandung 40614
E-mail: okyoktaviani67@gmail.com

Abstract-This study aims to determine the effect of physics LKPD teaching


materials in schools as an effort to improve critical thinking skills. This
research is a type of research method using Research and Development
(R&D) with the Borg and Gall development model. The population in this
study were all students of class X MIA 2 SMA Karya Budi in the academic
year 2019/2020 totaling 11 students. The results of the study, namely the
validation test of several experts, is one way to see the feasibility of LKPD
with an average percentage of 93.8%. While the data obtained from the
student response questionnaire with the effectiveness value in a limited trial
at LKPD using an accelerometer sensor was 89% and the average result of
the effectiveness value in LKPD without using an accelerometer sensor was
66%. With very good criteria, it shows students are happy to use LKPD in the
practicum process used
Keyword: LKPD, accelerometer sensor, and Research Development.

PENDAHULUAN dilihat dari segi mutu pendidikannya.


Dunia pendidikan pada abad 21 Maka dari itu untuk menjadikan
dituntut untuk menghasilkan pendidikan di Indonesia lebih
pendidikan yang berkualitas. Untuk berkualitas, mutu pendidikan di
memperoleh pendidikan yang Indonesia harus ditingkatkan lagi
berkualitas diperlukan adanya (Budiman, 2017, hal. 32) .
pengetahuan dan ketrampilan pada
Dunia pendidikan di
proses pembelajaran (Djamas, Ramli,
indonesia selalu memperbaiki mutu
Sari, & Anshari, 2016, hal. 57).
pendidikannya, diantaranya dengan
Salah satu yang menjadikan proses
mengubah kebijakan kurikulum yang
pembelajaran lebih maksimal dapat
digunakan disetiap satuan lembaga
Jurnal Pendidikan Fisika

pendidikan. Salah satu kebijakan meningkatkan ketrampilan peserta


tersebut yaitu dengan mengubah didik yaitu pada ketrampilan
kurikulum KTSP menjadi kurikulum berpikir. Penelitian dapat
2013. Kemendikbud (2012:19) menimbulkan dari adanya potensi
menyatakan bahwa implementasi atau masalah. Potensi adalah segala
bahan ajar yang ada pada kurikulum sesuatu yang bila didayagunakan
2013 terdiri dari buku siswa dan akan memiliki nilai tambah
buku pedoman guru. Bahan ajar (Sugiono, 2015). Potensi dalam
digunakan untuk mendukung dan penelitian dan pengembangan ini
memfasilitasi proses pembelajaran adalah kepemilikan smartphone
agar lebih maksimal.Kualitas isi dan sangat tinggi yang dimanfaatkan
penyajian bahan ajar disesuaikan untuk praktikum dengan
dengan aturan yang telah ditentukan. mengembangkan LKPD berbasis
pemanfaatan sensor accelerometer
Bahan ajar merupakan
androidpada materi Getaran
seperangkat informasi, alat, maupun
Harmonis.Sedangkan masalah adalah
teks yang disusun secara sistematis
penyimpangan antara yang
yang disesuaikan dengan kompetensi
diharapkan dengan yang terjadi.
yang diajarkan dan digunakan dalam
Masalah yang ditemukan pada
proses pembelajaran (Prastowo,
penelitian ini adalah keterampilan
2013:17). Selain buku siswa dan
berpikir kritis peserta didik yang
buku pedoman guru, yang termasuk
rendah, kurangnya pemanfaatan
bahan ajar diantaranya yaitu Lembar
smartphone sebagai media
Kerja Peserta Didik (LKPD). Lembar
pembelajaran serta tidak adanya
Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat
LKPD berbasis teknologi terbarukan
menjadi penunjang dalam proses
yang mampu meningkatkan
pembelajaran agar peserta didik
keterampilan berpikir kritis peserta
dapat aktif dalam mengikuti kegiatan
didik.LKPD yang ada hanya sebatas
pembelajaran disekolah. Selain itu,
LKPD yang disajikan dalam buku
penggunaan Lembar Kerja Peserta
paket.LKPD tersebut terkadang
Didik (LKPD) dalam prose
kurang menarik minat peserta didik
pembelajaran diharapkan dapat
Jurnal Pendidikan Fisika

sehingga jarang sekali memuat hasil kegiatan praktikum


digunakan.Berdasarkan potensi dan menggunakan sensor accelerometer.
masalah yang ada peneliti berinisiatif bentuk kegiatan pembelajaran yang
untuk mengembangkan LKPD sensor berupa LKPD bertujuan untuk
accelerometer berbasis smartpone meningkatkan pengetahuan peserta
android untuk meningkat berpikir didik. terhadap materi pembelajaran
kritis peserta didik. melaui aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi kepada peserta didik.
Hasil dari studi lapangan
melalui wawancara yaitu guru fisika Sedangkan, hasil wawancara
masih kurang melatih keterampilan dengan peserta didik dapat diketahui
berpikir kritis pada proses bahwa proses pembelajaran fisika
pembelajaran, karena dalam kegiatan yang berlangsung masih kurang
pembelajaran guru fisika hanya interaktif dan kurang dilatihkannya
menampilkan video kemudian berpikir kritis atau tidak adanya
mengelompokan untuk melakukan lembar LKPD yang memadai
diskusi dengan temen kelompoknya. digunakan disekolah serta tidak
Selain itu, pengunaan media dalam adanya eksperimen yang pakai
proses pembelajaran sangat kurang android.Sehingga, peserta didik
karena guru fisika hanya mudah bosan pada pembelajaran
mengandalkan media pembelajaran hanya terpaku pada penjelasan teori
yang ada di sekolah seperti infokus. dan demonstrasi. Proses
Alat-alat praktikum kurang lengkap pembelajaran yang berpusat pada
sehingga belum memadai untuk guru menjadikan peserta didik
praktikum pada pembelajaran kurang aktif dan hanya menerima
sehingga sulit untuk menerapkan informasi-informasi tersebut, dengan
kepada peserta didik.Adanya, itu siswa menganggap bahwa fisika
penggunaan bahan ajar seperti LKPD merupakan sekumpulan rumus-
untuk mengukur dan melatih rumus yang sulit diaplikasikan.
keterampilan berpikir kritis peserta Hambatan yang dihadapi oleh peserta
didik. Bahan ajar yang akan didik dalam proses pembelajaran
dikembangkan berupa LKPD yang fisika salah satunya yaitu tidak
Jurnal Pendidikan Fisika

adanya kegiatan praktikum yang tersebut kemudian diinterpretasikan


dilakukan secara langsung. berdasarkan pedoman penilaian
Ennis. Berikut ini merupakan hasil
Smartphone adalah salah satu
uji coba soal keterampilan berpikir
media yang dapat digunakan untuk
kritis kepada peserta didik.
mengakses informasi dengan cepat
dan mudah.Berdasarkan angket Tabel 1. 1 Interpretasi Hasil Uji
terkait penggunaan smartphone yang Coba Soal Keterampilan Berpikir
diberikan kepada 37 sampel peserta Kritis Peserta Didik
didik menunjukan bahwa 98% Keterampilan Skor Interpretasi

peserta didik telah memiliki berpikir kritis


Memberikan 32.24 Rendah
smartphone. Smartphone bagi
penjelasan
peserta didik sudah menjadi sebuah
sederhana
kebutuhan utuk mengakses berbagai Membangun 33.89 Rendah
macam informasi agar tidak keterampilan dasar

tertinggal dengan informasi yang Menyimpulkan 35.21 Rendah


Memberikan 28.08 Rendah
baru.Salah satu smartphone yang
penjelasan lebih
banyak digunakan peserta didik
lanjut
adalah android (Juraman, Strategi dan taktik 42.52 Rendah
Pemanfaatan Smartphone Android Rata-rata 34.05 Rendah
Oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi
dalam Mengakses Informasi Hasil studi literatur yang

Edukatif, 2014, hal. 2).Sesuai dengan dilakukan dari beberapa artikel,

hasil angket menunjukkan bahwa terhadap peneliti yang melakukan

89% peserta didik memiliki penelitian terkait keterampilan

smartphone android. berpikir kritis kepada peserta


didik. Dilakukan oleh (S, 2017),
Menurut (Ennis, 2013)Hasil
bahwa rendahnya keterampilan
dari uji coba soal yang dianalis
berpikir kritis peserta didik yang
dengan menghitung persentase rata-
disebabkan kurangnya minat
rata jumlah pesertta didik yang
belajar peserta didik terhadap
menjadi subjet penelitian. Hasil
pembelajaran fisika. Hal ini dapat
Jurnal Pendidikan Fisika

dilihat dari kegiatan peserta didik seluler seperti smartphone dan


selama pembelajaran fisika komputer tablet dengan
cenderung pasif. Proses menggunakan sebuah sistem
pembelajaran yang lebih dominan operasi berbasis Linux. Android
oleh guru, yaitu guru secara resmi telah diliris di tahun
menyampaikan materi 2007.Ponsel android pertama kali
pembelajaran dengan metode mulai dipasarkan pada bulan
ceramah. Proses pembelajaran Oktober tahun 2008 (Riantana,
fisika yang masih terpaku dengan Beta, Cahya, & Darsono, 2015,
menghafal dengan konsep fisika hal. 115).
dan contoh soal yang hanya Dalam smartphoneandroid
mendorong peserta didik terdapat berbagai macam sensor
menguasai materi pembelajaran yang dapat kita gunakan untuk
dengan target dapat menjawab mengukur suatu besaran yang kita
semua soal ujian. inginkan.Sensor pada android
Oleh karena itu, pada merupakan suatu alat yang dapat
Kurikulum 2013 yang terdiri dari digunakan untuk memantau,
kegiatan mengamati, menanya, menganalisa dan juga mengukur
mencoba, mengasosiasikan, dan suatu kondisi perubahan sekitar
mengomunikasikan, belum kita.
sepenuhnya terlaksana dengan Untuk smartphone yang
baik. Sehingga, melalui kegiatan sudah canggih, sebagian besar
tersebut peserta didik diharapkan memiliki sensor yang sudah
dapat menemukan berbagai fakta, terintegrasi dan mampu
konsep dan nilai-nilai baru dalam menganalisa data dengan tingkat
kehidupan sehari-hari (Suastra, akurasi yang tinggi, serta gerakan
2006, hal. 59). pun dapat dengan mudah
TINJAUAN PUSTAKA direspon.Salah satu sensor yang
a. Sensor Accelerometer terdapat dalam smartphone
Android merupakan sistem yang android adalah sensor
dirancang untuk suatu perangkat
Jurnal Pendidikan Fisika

accelerometer atau sensor gerak


(Gunawan, 2016, hal. 1).
Sensor accelerometer pada
smartphoneandroiddigunakan
sebagai pencatat suatu getaran
dengan menghimpun pembacaan
getaran secara real time sehingga
data getaran yang diperoleh dapat b. Keterampilan Berpikir Kritis
disimpan dan divisualisasikan Menurut(Ennis, 2013)berpikir
pada sebuah grafik (Riantana, kritis adalah suatu pemikiran yang
Beta, Cahya, & Darsono, 2015, dapat dipercaya dan berfokus
hal. 114). terhadap apa yang harus dilakukan.
Aplikasi sensor ini dapat Sedangkan, menurut (Fisher, 2009)
diunduh pada playstore pada berpikir kritis adalah suatu aktivitas
smartphone, dengan kata kunci yang menunjukkan dari setiap
accelerometer, maka akan muncul keyakinan atau pengetahuan
banyak sensor yang muncul pada berdasarkan bukti-bukti kesimpulan.
pilihan unduhan. Namun pada
Keterampilan berpikir kritis
penelitian ini sensor
dapat diperoleh dengan cara dilatih
accelerometer yang digunakan
melalui suatu proses pembelajaran
yaitu sensor dengan dengan nama
yang dilakukan secara aktif.
“Accelerometer Meter”yang
Sedangkan menurut
terinstal dalam handphone Xioami
(Syukrimansyah, 2017, hal. 138)
S2.
kemampuan berpikir kritisakan
Sensor Accelerometer
munculseiring berjalannya waktu
Meter ini memiliki enam buah
pada proses pembelajaran dan tidak
layar yang dapat kita pilih, layar
terjadi begitu saja. Dalam hal ini,
tersebut memiliki tampilan
peran guru sangat berpengaruh
sebagai berikut:
terhadap motivasi peserta didik
Gambar 1.1 Tampilan Screen pada
Accelerometer Sensores
Jurnal Pendidikan Fisika

dalam membangun ketrampilan tersebut terbagi kedala 12 sub


berpikir kritis. indikator

Menurut (Dharmawati, 2018) METODE PENELITIAN

berpikir kritis adalah salah satu Pada penelitian ini metode

kemampuan berpikir yang memiliki penelitian yang digunakan oleh

indikator dari berpikir tingkat penulis adalah menggunakan

tinggi.Sedangkan menurut (Fisher, Research and Development (R&D)

2009, hal. 13)mendefinisikan adalah metode penelitian yang

berpikir kritis yaitu suatu perilaku digunakan untuk menghasilkan

berfikir dalam memecahkan produk tertentu dan menguji

masalah, dimana pemecahan keefektifian produk tersebut

masalah tersebut dilakukan dengan (Sugiyono, 2010).

metode penalaran yang logis. Model yang digunakan dalam


penelitian ini mengacu pada model
Menurut (Tiruneh, 2014)
pengembangan Borg and Gall.
menunjukan bahwa pandangan
Model pengembangan Borg and Gall
berpikir kritis yang lebih
menjelaskan 10 tahapan langkah
komprehensif harus mencakup
dalam penelitian yang meliputi
disposisi, yang mengacu pada
potensi dan masalah, pengumpulan
kecenderungan seseorang untuk
data, desain produk uji coba produk,
menggunakan ketrampilan berpikir
revisi produk dan produksi massal
kritis ketika menghadapi masalah
(Sugiyono, 2010). Dalam penelitian
untuk dipecahkan, ide untuk
ini, peneliti hanya membatasi
mengevaluasi, atau keputusan yang
langkah-langkah yang terdapat pada
harus diambil.Indikator berpikir
penelitian yang akan digunakan yaitu
kritis menurut Ennis (Ningsih,
dari sepuluh langkah yaitu hanya
Bambang. S, & A. Sopyan,
sampai revisi produk.
2012)terdiri dari 12 indikator yang
Adapun penjelasan dari setiap
dikelompokan menjadi 5 kelompok.
tahapan dalam model Borg and
5 kelompok indikator berpikir kritis
Galladalah sebagai berikut :
1. Potensi dan masalah
Jurnal Pendidikan Fisika

Dalam tahap identifikasi digunakan untuk pembelajaran dike-


potensi dan masalah ini merupakan las.
tahap ditemukannya permasalahan 2. Pengumpulan Data
yang ada dilapangan melalui wawan- Pengumpulan data
cara dan observasi langsung pada ke- merupakan kegiatan yang dilakukan
las yang akan diteliti, sebagai setelah mengetahui potensi dan
langkah prasurvey terhadap model masalah secara faktual dan real nyata
pembelajaran dan penilaian pembela- saat pembelajaran dikelas.
jaran fisika dikelas. Observasi pem- Pengumpulan data ini juga dilakukan
belajaran dilakukan pada tahun untuk mencari informasi dari Jurnal
ajaran 2019/2020 pada kelas XI MIA yang diulas dalam literatur dalam
1. Wawancara dilakukan secara lang- penelitian ini yang berjumlah 8
sung terhadap guru pengampu mata jurnal dalam 9 tahun terakhir sejak
pelajaran fisika di SMA Mekar Arum 2016 sampai dengan 2020 di dalam
dan diperoleh informasi mengenai google schoolar.
kurikulum yang digunakan yaitu 3. Desain Produk
kurikulum 2013 yang telah direvisi. Desain yang digunakan pada
Materi yang digunakan dalam peneli- penelitian ini menggunakan before-
tian ini adalah Getaran Harmonis after desain (Sugiyono, 2010). Pada
Sederhana. observasi pembelajaran desain ini, eksperimen dilakukan
didalam kelas untuk mengetahui per- dengan cara membandingkan
ilaku dan karakteristik peserta didik pengerjaan pada LKPD. LKPD
dilakukan sebanyak 2 kali. pembela- sebelum menggunakan sensor
jaran di kelas masih menggunakan accelerometer pada smartphone
teacher center dimana guru masih android dan sesudah
menjadi pusat pembelajaran dan pe-
menggunakan LKPD sensor
serta didik hanya menerima materi
accelerometer pada smartphone
dari guru. Smartphone yang digu-
android .
nakan pada peserta didik untuk
games, internet dan lain-lain. Jarang Tabel 1.2 Desain Penelitian
X
Jurnal Pendidikan Fisika

Keterangan : produk sudah divalidasi oleh


: Tes yang dilakukan validator melalui penilaian oleh para
ahli, maka akan diketahui kelemahan
sebelum perlakuan diberikan.
dari desain produk tersebut.
: Tes yang dilakukan
kelemahan tersebut dapat diperbaiki.
setelah perlakuan diberikan.
6. Uji Coba Produk
(Sugiyono, 2010)
Pada tahap awal uji coba
dilakukan dengan pengarahan
4. Validasi Desain
mengenai pengembangan LKPD
Validasi desain adalah
sensor accelerometer berbasis
kegiatan dalam memvalidasi
android. Setelah dilakukan
kelayakan suatu media yang
pengarahan, maka dapat dilakukan
dikembangkan. Pada
uji coba pada kelompok terbatas.
pelaksanaannya, setelah media
Pada penelitian ini uji coba terbatas
LKPD sensor accelerometer berbasis
kepada 11 orang peserta didik SMA
android smartphone android selesai
Karya Budi. Pengujian yang
dirancang maka langkah selanjutnya
dilakukan praktikum secara
yaitu melakukan validasi tingkat
online/virtual menggunakan
kelayakan suatu media yang
videocall. Mengetahui apakah LKPD
dikembangkan kepada validator.
sensor accelerometer pada
Validasi kelayakan media tersebut
smartphone android lebih efektif dan
dilakukan oleh satu orang ahli media,
efisien dibandingkan dengan LKPD
satu orang ahli materi dan satu orang
yang lain.
guru fisika disekolah. Validasi desain
7. Revisi Produk
yang dilakukan untuk menilai desain
Revisi produk pada tahap ini
produk yang dibuat, sehingga dapat
dilakukan setelah LKPD sensor
diketahui kelemahan dan kelebihan
accelerometer pada smartphone
dari desain produk tersebut.
android yang diuji coba pada
5. Revisi Desain
kelompok terbatas dan hasil analisis
Revisi desain merupakan
yang diperleh diperlukan kembali
tahap yang dilakukan setelah desain
perbaikan agar produk yang
Jurnal Pendidikan Fisika

dikembangkan menjadi lebih baik hasil proses pembelajaran dikelas


dan lebih layak digunakan. mengenai nilai ulangan harian,

HASIL DAN PEMBAHASAN penilaian tengah semester (pts), dan


penilaian akhir semester (pas). Dari
Penelitian ini dilakukan pada
hasil wawancara yang dilakukan
tanggal 3 agustus 2020 dan
dengan guru menyatakan bahwa
pengambilan data yang dilakukan
proses pembelajaran yang dilakukan
secara online. Penelitian ini
masih kurang maksimal. Hal ini
dilaksanakan oleh peserta didik SMA
dikarenakan kurang adanya media
Karya Budi dengan sampel sebanyak
pembelajaran yang mendukung
11 orang. penelitian ini
untuk peserta didik belajar dikelas,
menggunakan metode Research and
salah satunya tidak terdapat
Development (R&D)dengan model
laboratorium disekolah, alat-alat
pengembangan Borg and Gall.
praktikum yang masih sangat minim,
Namun, pada penelitian ini hanya
bahan perlengkapan pendukung
dilakukan sampai pada tahap tujuh
dalam proses belajar seperti halnya
yaitu tahap revisi produk. Hasil
proyektor disekolah hanya tersedia
penelitian berdasarkan tahapan yang
tiga buah proyektor. Hal ini sangat
dilakukan adalah sebagai berikut :
sulit bagi guru untuk dapat
1. Potensi dan Masalah
memberikan pengajaran yang
Potensi dan masalah yang
maksimal.
diperoleh pada penelitian ini
Rendahnya berpikir kritis
bersumber dari studi pendahuluan
peserta didik yang disebabkan karena
yang dilakukan di SMA Mekar Arum
proses pembelajaran berlangsung,
di kelas XI MIA 2. Data yang
peserta didik hanya memperoleh
didapatkan dari studi pendahuluan
materi dari penjelasan guru yaitu
yaitu angket mengenai smartphone
teacher center dimana guru masih
yang diberikan kepada peserta didik,
menjadi pusat pembelajaran. Saat
wawancara dengan guru dan
proses pembelajaran berlangsung
informasi mengenai proses
peserta didik malah melakukan
pembelajaran dikelas. Berdasarkan
kegiatan yang lainnya mengganggu
Jurnal Pendidikan Fisika

konsentrasi dalam belajar dikelas menggambarkan frekuensi artikel


seperti, mengobrol dengan teman adalah
sebelahnya, bermain handphone,
bahkan ada juga yang tidur selama
proses pembelajaran berlangsung
dikelas.

2. Mengumpulkan Informasi
Gambar 1.1 Frekuensi Artikel Yang
Jurnal yang Diterbitkan Artikel
Diterbitkan Selama Beberapa Tahun
yang ditinjau dalam tinjauan pustaka
Terakhir tentang Accelerometer
ini adalah 25 artikel yang memenuhi
Sensor
kriteria inklusi. Artikel termasuk
a. Distribusi artikel berdasarkan je-
20,00% dari total artikel yang
nis jurnal dan konferensi interna-
diambil melalui pencarian basis data
sional
berdasarkan kata kunci dan tahun
Artikel yang diulas dalam tinjauan
artikel itu diterbitkan pada langkah
pustaka ini diambil dari 25 jurnal
pertama. Frekuensi artikel yang
ilmiah internasional dan konferensi
diterbitkan pada periode antara 2013
internasional yang berbeda pada
dan 2020 ditunjukkan pada Gambar
tahun 20013 hingga 2020. Distribusi
6. Grafik menunjukkan bahwa ada
artikel berdasarkan jenis publikasi
peningkatan signifikan dalam artikel
disajikan pada Gambar 1.2
yang diterbitkan dari 2013 hingga
2019. Dalam hal ini, hampir 20%
artikel diterbitkan pada 2016.
Adanya peningkatan penelitian
mengenai pemanfaatan sensor
accelerometer pada smartphone
sebagai media pembelajaran fisika
Gambar 1.2 Distribuasi Artikel
pada materi getaran harmonis Berdasarkan Jenis dan Konferensi
sederhana. adapun grafik yang Internasional
3. Desain Produk
Jurnal Pendidikan Fisika

Pembelajaran yang dilakukan di a. Keunggulan LKPD sensor


SMA Mekar Arum masih teacher accelerometer berbasis smartphone
center masih diterapkan berpusat android
pada guru. Sedangkan pada Lembar Kerja Peserta Didik
kurikulum 2013 metode (LKPD) berbasis smartphone
pembelajaran mengharuskan peserta android pada materi getaran
didik yang turut aktif (student center) harmonis sederhana memiliki
dalam pembelajaran sehingga guru kelebihan dibandingkan LKPD
hanya menjadi fasilitator dalam yang tidak menggunakan sensor
proses pembelajaran. SMA Mekar accelerometer yang terdapat pada
Arum khususnya kelas X MIA tidak buku. Kelebihan-kelebihan yang
memiliki LKPD sebagai pegangan ada di LKPD sensor accelerometer
peserta didik untuk belajar di rumah, ini dapat dijadikan salah satu media
sehingga ketika akan melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan
kegiatan praktikum, peserta didik hasil belajar peserta didik serta
mengikuti langkah-langkah yang meningkatkan keterampilan
terdapat dalam buku paket fisika. Hal berpikir kritis. Adapun kelebihan-
itu menjadi salah satu alasan yang kelebihan yang terdapat pada
membuat peserta didik kadang LKPD sensor accelerometer
merasa jenuh terhadap pembelajaran. berbasis smartphone android ialah
Adapun, inovatif yang dirancang sebagai berikut :
dalam penelitian ini adalah 1. Desain tampilan LKPD sensor
pengembangan LKPD. LKPD accelerometer dibuat lebih
merupakan salah satu media menarik setelah revisi produk
pembelajaran yang dapat membantu dan sebelum diujicobakan ke
peserta didik berperan aktif dalam peserta didik. Dengan desain
proses pembelajaran dikelas. Lembar tampilan yang lebih menarik,
Kerja Peserta Didik (LKPD) diharapkan peserta didik lebih
biasanya terdapat pada buku paket antusias dalam melakukan
yang digunakan oleh guru maupun kegiatan praktikum dengan
peserta didik.
Jurnal Pendidikan Fisika

adanya salah satu aplikasi 5. Penggunaan smartphone lebih


sensor accelerometer. memudahkan peserta didik
2. Langkah-langkah praktikum dalam proses pengambilan data
yang dibuat secara jelas dan yang sudah terbaca dari aplikasi
detail sehingga mudah tersebut saat praktikum.
dipahami oleh peserta didik. Sehingga, peserta didik mudah
3. Adapun pertanyaan-pertanyaan untuk mengolah data dan
penuntun atau diskusi yang menganalisis dari hasil
berkaitan dengan materi yang praktikum tersebut.
dipraktikumkan diambil dari b. Accelerometer Sensor Menggam-
sub indikator dengan tujuan barkan Konsep Gerak Harmonis
praktikum, diharapkan dari Sederhana
pertanyaan-pertanyaan tersebut Setelah melakukan studi literatur
dapat membantu peserta didik terhadap beberapa jurnal mengenai
bisa memahami konsep materi praktikum gerak harmonis sederhana
getaran harmonis sederhana menggunakan accelerometer sensor
yang sudah diajarkan. Sehingga berbasis android, jarang sekali jurnal
dapat menimbulkan ketingkatan yang menggambarkan secara lengkap
dari keterampilan berpikir kritis mengenai konsep gerak harmonis
peserta didik. sederhana. Maka dari itupenulis akan
4. Sub materi yang menyajikan hasil praktikum berikut
dipraktikumkan lengkap sesuai makna fisisnya. Praktikum gerak har-
dengan sub materi yang ada monis sederhana terbagi menjadi 2
pada buku. Sebagai rujukan jenis yaitu praktikum dengan meng-
atau tambahan ide yang gunakan ayunan sederhana
dicantumkan pada LKPD yang (handphone) dan praktikum dengan
dikembangkan. LKPD yang menggunakan pegas.
dibuat berkaitan dengan 1. Ayunan Sederhana
indikator berpikir kritis yang Praktikum gerak harmonis sederhana
telah disesuaikan kompetensi pada ayunan sederhana yang diran-
dasar. cang alatnya dalam percobaan dari
Jurnal Pendidikan Fisika

sketsa seperti gambar dibawah, ke- Hasil praktikum


mudian digantungkan smartphone menggunakan accelerometer sensor
pada wadah ayunan tersebut yang di- setelah diolah mendapatkan data
gantungkan pada alat tersebutkemu- visual pergerakan ayunan sederhana
dian tali digantungkan ke batang seperti gambar 4.4 di bawah ini,
statif dengan panjang yang berbeda
(15 cm, 20cm) pada ujung seperti
gambar dibawah ini :

Gambar 1.4 Hasil Praktikum pada


Ayunan Sederhana Menggunakan
Sensor Accelerometer
Praktikum ayunan sederhanameng-
gunakan accelerometer sensormeng-
hasilkan accelerometer sensor (x) ter-
Gambar 1.3 Rancangan Alat
hadap waktu (t). Grafik tersebut
Praktikum Ayunan Sederhana
menggambarkan pergerakan pada
Menggunakan Sensor Accelerometer
ayunan yang ditarik dari atas yang
Posisi ayunan yang
ternyata membentuk gelombang si-
menggantungkan smartphone yang
nusoidaldari gerak osilasi, dimana
sudah terinstal dan sudah terpasang
ketika ayunan ditarik dan mulai
aplikasi accelerometer pada
terekam oleh sensor accelerometer
smartphone. Setelah itu menarik
pada smartphone maka akan mem-
smartphone dengan mengayun
bentuk sebuah puncak yaitu posisi D
kearah kanan dengan sudut
dan ketika ayunan ditarikhandphone
simpangan sebesar 15 lalu lepaskan, yang dijadikan beban pergerakannya
akan terbaca data pada aplikasi
maka terjadilah gerak osilasi. Setelah
tersebut. Apabila posisi B merupakan
gerak osilasi berhenti, klik tombol
titik kesetimbangan maka yang dim-
save untuk menyimpan data
iliki pergerakan ayunan saat
perccobaan yang dihasilkan.
pergerakan kebelakang terletak pada
Jurnal Pendidikan Fisika

posisi A dan E. Satu getaran penuh graph, saat ditarik lalu klik start un-
biasa disebut panjang gelombang (λ). tuk memulai perekam percobaan.
Sehingga pada gambar 4.1gambaran Menarik smartphone kebawah sejauh
mengenai pergerakan ayunan ±5 cm, lalu akan terjadi gerak osilasi,
sederhana dalam satu getaran penuh setelah gerak osilasi berhenti, klik
adalah dari posisi B-D-F-H-J dan tombol save untuk menyimpan data
seterusnya. percobaan yang dihasilkan.Kemu-
2. Pegas dian hasil rekaman tersebut di sim-
Praktikum gerak harmonis sederhana pan dalam bentuk file csv, kemudian
pada pegas dilakukan dengan menye- diolah dengan menggunakan
diakan batang statif, kemudian Microsoft Excel. Praktikum tersebut
diukur massa beban smartphone yang diulang dengan cara yang sama dan
digantungkan ke batang statif dengan mengubah massanya.
massa smartphone Xioami S2(261gr) Hasil praktikum menggunakan
dan beban (100gr dan 200gr)pegas accelerometer sensorpada pegas
digantungkan ke batang statif dengan setelah diolah mendapatkan data vis-
panjang yang berbeda (15 cm, 20cm) ual pergerakan beban jika ditarik
seperti gambar 4.6 dibawah ini : pegas tersebut seperti gambar di
bawah ini:

Gambar 1.6 Hasil Praktikum Pegas


Menggunakan Sensor Accelerometer
Gambar 1.5 Rancangan Alat
4. Validasi Desain
Praktikum Menggunakan Sensor
Validasi desain dilakukan
Accelerometer dengan Beban
setelah desain LKPD yang
Menggunakan Handphone
dikembangkan selesai dibuat.
Membuka aplikasi sensor accelerom-
Validasi dilakukan oleh satu orang
eter pada smartphone klik screen-
ahli materi, satu orang ahli media
Jurnal Pendidikan Fisika

dan satu orang guru fisika. Adapun kritis


hasil validasi yang diperoleh adalah Aspek Kebahasaan
sebagai berikut : 6 Kesesuaian bahasa 3
a. Lembar validasi ahli materi yang digunakan EYD
Validasi ahli materi yang yang telah
dilakukan oleh Bapak Dr.H. Chaerul disempurnakan
Rochman, M.Pd Validasi materi 7 Bahasa atau kalimat 3
dilakukan berdasarkan aspek dan mudah dipahami
indikator yang dinilai disajikan pada 8 Penggunaan bahasa 3
tabel 1.3 berikut : yang komunikatif

Tabel 1.3 Hasil Validasi Ahli Materi 9 Menggunakan 3


LKPD Sensor Accelerometer perbahasa dengan
No Aspek dan Indikator Skor peristilahan/semisalnya
yang dinilai yang sesuai dengan
Aspek Materi konsep pokok bahasan
1 Kesesuaian materi 4 10 Kalimat yang 3
dengan KI dan KD digunakan mewakili isi
2 Kesesuaian materi 4 pesan atau informasi
dengan tujuan yang telah
pembelajaran disampaikan
3 Kesesuaian materi 4 Skor Total 33
dengan konsep yang Skor Rata-rata 3
tercantum dalam buku Persentase 75%
sumber Kategori Valid
4 Kesesuaian materi 3 Hasil validasi ahli materi
dengan kemampuan menunjukkan skor total 33 dan skor
peserta didik rata-rata 3 persentase validasi LKPD
5 Materi yang disajikan 3 sensor accelerometer pada
memfasilitasi peserta smartphone android yang diperoleh
didik untuk berpikir sebesar 75% dengan kategori valid
atau baik dan layak digunakan
Jurnal Pendidikan Fisika

setelah dilakukan revisi. Berarti


bahwa LKPD telah layak digunakan. Tabel 1.5 Hasil Validasi Ahli Media
LKPD Sensor Accelerometer
Selain hasil validasi secara
No Aspek dan Indikator Skor
kuantitatif, terdapat hasil validasi
yang dinilai
secara kualitatif yaitu berupa kritik
Aspek Penyajian Materi
dan saran yang diberikan oleh dosen
1 Sistematika penyajian 4
ahli materi yang terdapat dalam tabel
LKPD sesuai dengan
1.4 di bawah ini:
tahapan praktikum
Tabel 1.4 Hasil Kritik dan Saran
2 Kaitan penyajian 4
Validator Ahli Materi
gambar, video dengan
No Kritik dan Saran
kehidupan sehari-hari
.
3 Penyajian materi 4
1. Diperjelas lagi untuk menerapkan
menuntun peserta didik
kemampuan berpikir kritis
untuk aktif berpikir,
kepada peserta didik
berkomunikasi,
2 Perbaiki pada cover, hilangkan
mengumpulkan
untuk gurunya
informasi, dan
Kritik dan saran yang diberikan dari
menyimpulkan
validator, setelah itu peneliti
4 Menggunakan cover 4
merevisi sehingga LKPD sensor
LKPD yang menarik
accelerometer berbasis android
dan telah disesuaikan
smartphone dapat digunakan.
dengan isi materi
b. Validasi Oleh Ahli Media 5 LKPD memuat kolom 4
Validasi media dilakukan oleh Ibu jawaban yang
Dr. Wahyuni Handayani, M.T sebagai membedakan antara
dosen pengampu mata kuliah media pertanyaan dan jawaban
pembelajaran. Hasil validasi yang telah Aspek Kegrafikan
dilakukan oleh dosen ahli media adalah 6 Penggunaan jenis huruf 4
sebagai berikut : 7 Penggunaan ukuran 4
huruf
Jurnal Pendidikan Fisika

8 Desain dan tata letak 4 pembimbing hanya


9 Kesesuaian ilustrasi 3 satu orang?
Aspek Penyajian Media 2. Dalam LKPD
10 Tampilan media secara 4 terdapatdaftar isi, ada
keseluruhan tampak huruf kecil ada huruf
menarik kapital. Mengapa?
11 Mampu 3 3. Kesalahan pada
mengembangkan minat penulisan Kompetensi
belajar peserta didik Dasar, sebaiknya tidak
Skor Total 42 usah pake KI dan KD
Skor Rata-rata 3,74 4. Pada langkah-langkah
Persentase 94% percobaan gunakan
Kategori Valid kalimat perintah

Hasil validasi oleh ahli media c. Lembar validasi guru fisika


menunjukkan persentase 94 %. Lembar validasi guru fisika oleh
Nilai 94 % berarti bahwa LKPD Bapak Ginanjar, S.Pd selaku guru
telah layak digunakan dengan mata pelajaran fisika di SMA
kategori valid atau sangat baik. Karya Budi. Validasi guru fisika
Selain hasil validasi secara dilakukan berdasarkan 22 aspek
kuantitatif, terdapat hasil validasi dan indikator penelitian seperti
secara kualitatif yaitu berupa yang disajikan pada tabel berikut :
kritik dan saran yang diberikan Tabel 1.7 Hasil Validasi Oleh Guru
oleh dosen ahli media yang Fisika
terdapat dalam tabel 1.6 di bawah No Aspek dan Indikator Skor

ini: yang dinilai


Aspek Materi
Tabel 1.6 Hasil Validasi Ahli Media
LKPD Sensor Accelerometer 1 Kesesuaian materi 4
No. Kritik dan Saran dengan KI dan KD
1. Terdapat kata 2 Kesesuaian materi 4
pengantar, dengan tujuan
Jurnal Pendidikan Fisika

pembelajaran digunakan mewakili isi


3 Kesesuaian materi 4 pesan atau informasi
dengan konsep yang yang telah
tercantum dalam buku disampaikan
sumber Aspek Penyajian Materi
4 Kesesuaian materi 3 12 Sistematika penyajian 4
dengan kemampuan LKPD sesuai dengan
peserta didik tahapan praktikum
5 Materi yang disajikan 3 13 Kaitan penyajian 4
memfasilitasi peserta materi menuntun
didik untuk berpikir peserta didik untuk
kritis aktif berpikir,
6 Materi dan soal dapat 4 berkomunikasi,
mendorong rasa mengumpulkan
keingetahuan peserta informasi dan
didik menyimpulkan
Aspek Kebahasaan 14 Kaitan penyajian 3
7 Kesesuaian bahasa 4 gambar dan video
yang digunakan EYD dengan kehidupan
yang telah sehari-hari
disempurnakan 15 Menggunakan cover 4
8 Bahasa atau kalimat 4 LKPD yang menarik
mudah dipahami dan telah disesuaikan
9 Penggunaan bahasa 3 dengan isi materi
yang komunikatif 16 LKPD memuat kolom 4
10 Menggunakan 3 jawaban yang
perbahasa dengan membedakan antara
peristilahan/semisalnya pernyataan dengan isi
yang sesuai dengan materi
konsep pokok bahasan Aspek Penyajian Materi
11 Kalimat yang 4 17 Penggunaan jenis 4
Jurnal Pendidikan Fisika

huruf No Kritik dan Saran


18 Penggunaan ukuran 4 .
huruf 1. Bahasa yang lebih komunikatif
19 Desain dan tata letak 4 lagi
20 Kesesuaian ilustrasi 4 2. Point 10 sebaiknya menggunakan
Aspek Penyajian Media ilustrasi/gambar dengan
21 Tampilan media secara 4 kehidupan disekitar peserta didik
keseluruhan tampak 5. Revisi desain
menarik Revisi desain adalah kegiatan setelah
22 Mampu 4 peneliti melakukan validasi, dimana
mengembangkan minat pada tahap validasi desain diperoleh
belajar peserta didik data kritik dan saran mengenai
Skor Total 83 LKPD pemanfatan sensor accelerom-
Skor Rata-rata 3,83 eter berbasis smartphone android.
Persentase 93.8% Dari hasil kritik dan saran yang
Kategori Sangat diberikan untuk perbaikan peneliti
Valid agar LKPD layak digunakan dan da-

Hasil validasi yang dilakukan oleh pat dikembangkan dalam proses

guru fisika menunjukkan skor pembelajaran.

total 83 dengan rata-rata skor 6. Uji Coba Produk

yang diperoleh yaitu 3,83. Uji coba terbatas yang dilakukan


Persentase validasi LKPD sensor oleh peserta didik kelas X MIA 2
accelerometer berbasis sekolah SMA Karya Budi pada
smartphone android diperoleh tanggal 6 Agustus 2020 yang
yaitu 93.8% dengan kategori melibatkan 11 orang peserta didik
sangat valid atau baik dan layak yang diacak secara random sebagai
digunakan.Adapun kritik dan responden. Dalam uji terbatas dan
saran dari validator guru fisika data respon peserta didik tentang
sebagai berikut : LKPD yang akan digunakan dalam
Tabel 1.8 Kritik dan Saran pembelajaran. Respon peserta didik
Validator Guru Fisika diamati dengan menggunakan angket
Jurnal Pendidikan Fisika

respon peserta didik sehingga Tahap pertama dalam uji terbatas,


diperoleh komentar dan saran peneliti memberikan pengarahan
perbaikan dari sudut pandang peserta kepada peserta didik terkait
didik. Uji coba terbatas yang praktikum yang dilakukan dan tata
dilakukan oleh peneliti menggunakan cara pengerjaan LKPD. Pengarahan
videocall dibagi menjadi dua sesi dilakukan secara online untuk
atau kloter yang terdapat dari gambar membentuk kelompok setelah
tersebut merupakan bukti yang kelompok dibagikan dari peneliti dan
dilakukan kepada peserta didik dibuat grup masing-masing
menunjukkan bahwa sensor kelompok. Kemudian kelompok
accelerometer merupakan aplikasi yang terbentuk terdiri dari 2-3 orang.
yang terdapat dari beberapa bagian Pembagian kelompok ini bertujuan
ialah: Meter, Graph, Spectrum, untuk memudahkan mahasiswa
Light, Music, dan Info. Masing- untuk berdiskusi mengenai LKPD
masing mempunyai kelebihan dari yang akan peserta didik kerjakan.
accelerometer tersebut. Namun, yang Adapun angket respon dan lembar
digunakan untuk aplikasi efektivitas penggunaan LKPD yang
accelerometer ini pada percobaan diberikan setelah pengerjaan LKPD
atau praktikum menggunakan Meter selesai diberikan kepada masing-
yang terdapat didalam aplikasinya masing peserta didik. Saat
ada X, Y, Z, DC, m/s 2, fast, auto- pengerjaan LKPD peserta didik
scale dan save. diharuskan mencatat waktu ketika
mulai mengerjakan LKPD dan
sampai selesai pengerjaan tersebut.
uraian mengenai waktu dalam
pengerjaan LKPD yang disajikan
pada tabel 1.9 berikut :

Gambar 1.7 Uji Terbatas Melalui Tabel 1.9 Waktu Pengerjaan LKPD
VideoCall Kelompok Waktu Mengerjakan (Menit)
Jurnal Pendidikan Fisika

LKPD LKPD tidak yang diperoleh menunjukkan hasil


menggunakan menggunakan perolehan persentase untuk LKPD
Sensor Sensor menggunakan sensor accelerometer
Accelerometer accelerometer dan LKPD tidak menggunakan
Kelompok 120 60 sensor accelerometer diperoleh
1 perbedaan yang signifikan. Untuk
Kelompok 90 60 efektivitas pada LKPD menggunakan
2 sensor accelerometer secara
Kelompok 60 90 keseluruhan 72% dari kriteria yang
3 diharapkan. Sedangkan untuk
Kelompok 60 60 efektivitas pada LKPD tidak
4 menggunakan sensor atau tanpa
Kelompok 120 90 sensor accelerometer secara
5 keseluruhan yaitu 54%. Dari uraian
Untuk mengetahui tingkat analisis lembar efektivitas
keefektivitas pada kedua LKPD, penggunaan LKPD, dapat diperoleh
maka digunakan lembar efektivitas dari persentase rata-rata efektivitas
pada kedua LKPD, maka yang penggunaan LKPD secara
digunakan lembar efektivitas sebagai keseluruhan seperti table 1.10
bahan untuk mengetahui keefektivan berikut:
dari LKPD. LKPD yang digunakan Tabel 1.10 Presentase Rata-rata
pada uji terbatas yaitu LKPD dengan Efektivitas Secara Keseluruhan

sensor accelerometer dan LKPD LKPD Aspek LKPD tidak

tidak menggunakan sensor menggunakan menggunakan

accelerometer. Lembar efektivitas Sensor Sensor

terdiri dari tiga aspek yaitu Accelerometer Accelerometer

kecepatan kerja, produktivitas kerja 88% Kecepatan 69%

dan kenyamanan kerja. Kerja

Hasil analisis lembar efektivitas 84% Produktivitas 60%

penggunaan LKPD ditunjukkan pada Kerja

tabel Efektivitas penggunaan LKPD 85% Kenyamanan 70%


Jurnal Pendidikan Fisika

Kerja yaitu 89% dan 91% termasuk dalam


86% Rata-rata 66% kategori sangat setuju. Untuk aspek
kemenarikan, masing-masing perny-
d. Analisis hasil angket respon penggu- ataan diperoleh persentase respon
naan LKPD yaitu 90% dan 86% yang termasuk
Selain lembar efektivitas dalam kategori sangat setuju. Sedan-
setelah mengerjakan LKPD respon- gkan untuk aspek kemudahan yaitu,
den yaitu peserta didik meminta un- masing-masing persentase yang
tuk mengisi angket respon terkait diperoleh dari respon peserta didik
penggunaan LKPD dengan menggu- yaitu 89%, 88% dan 91% yang ter-
nakan sensor accelerometer dan masuk dalam kategori sangat setuju.
LKPD tidak menggunakan sensor ac- Dari hasil persentase respon
celerometer. Angket respon yang di- penggunaan LKPD tidak menggu-
tunjukkan untuk mengetahui hasil nakan sensor accelerometer. Angket
proses selama praktikum tersebut. respon yang diberikan pada respon-
Angket respon yang digunakan berisi den terdiri dari tiga aspek yaitu aspek
dari beberapa pertanyaan yang penyajian materi, aspek keme-
dikelompokkan menjadi tiga aspek narikan, dan aspek kemudahan. Dari
yaitu aspek penyajian materi, keme- hasil pengolahan data yang sudah
narikan dan kemudahan. diperoleh dan dianalisis data tersebut
Angket respon penggunaan berdasarkan persentase respon untuk
LKPD dengan menggunakan sensor masing-masing pernyataan yang
accelerometer ditunjukkan pada dipernyataan pada aspek penyajian
tabel. Hasil yang diperoleh dari materi yaitu 67% dan 58%. Untuk
persentase angket untuk setiap perny- persentase respon pada aspek keme-
ataan pada masing-masing aspek me- narikan untuk masing-masing perny-
nunjukkan bahwa peserta didik san- ataan diperoleh sebanyak 57%, 52%,
gat setuju dan dapat memahami prak- dan 58% dengan kategori kurang se-
tikum menggunakan sensor ac- tuju. Dari hasil analisis angket respon
celerometer. Untuk aspek penyajian penggunaan LKPD, dapat diketahui
materi, yang diperoleh persentasenya rata-rata persentase respon penggu-
Jurnal Pendidikan Fisika

naan LKPD dengan secara keselu- LKPD tidak menggunakan sensor


ruhan seperti diagram dibawah ini : accelerometer. Untuk penyajian
aspek kemenarikan untuk LKPD
dengan menggunakan sensor
accelerometer diperoleh persentase
88% dan LKPD yang tidak
menggunakan sensor accelerometer
diperoleh persentase 52%, artinya
LKPD dengan menggunakan sensor
Gambar 1.8 Rata-rata Presentase accelerometer lebih menarik
Respon Secara Keseluruhan dibandingkan dengan LKPD yang
Dari gambar dapat diketahui rata-rata tidak menggunakan sensor
persentase hasil angket respon accelerometer. Pada aspek
penggunaan LKPD secara kemudahan untuk LKPD yang
keseluruhan, dimana dari data menggunakan sensor accelerometer
tersebut menunjukkan bahwa respon diperoleh presentase nya yaitu 89%
peserta didik terhadap penggunaan dan LKPD yan tidak menggunakan
LKPD dengan menggunakan sensor sensor accelerometer diperoleh
accelerometer lebih bagus dan lebih persentasenya yaitu 56%, artinya
mudah dibandingkan LKPD yang LKPD yang menggunakan sensor
tidak menggunakan sensor accelerometer lebih mudah
accelerometer. Pada aspek penyajian digunakan dibandingkan dengan
materi untuk LKPD yang LKPD tidak menggunakan sensor
menggunakan sensor accelerometer accelerometer. Sehingga dari rata-
didapatkan respon sebanyak 90% dan rata persentase respon penggunaan
LKPD tidak menggunakan sensor LKPD, dapat diketahui perbandingan
didapatkan respon sebanyak 63%, nilai respon penggunaan LKPD
atinya penyajian materi pada LKPD secara keseluruhan seperti gambar
yang menggunakan sensor 1.9 dibawah ini :
accelerometer lebih mudah dipahami
dibandingkan penyajian materi pada
Jurnal Pendidikan Fisika

yang dilakukan setelah LKPD


selesai digunakan pada uji terbatas.
Peserta didik diminta untuk
memberikan kritik dan saran pada
kolom yang sudah disediakan.
Kolom kritik dan saran yang
ditujukkan untuk mengetahui
masukan dari responden terkait
Gambar 1.9 Perbandingan Nilai
LKPD sensor accelerometer. Hasil
Respon Penggunaan LKPD
komentar dari responden sebagian
Perbandingan nilai respon
besar menyatakan bahwa LKPD
penggunaan LKPD dapat diketahui
yang dibuat sangat efektif dan
padagambar dimana respon
menarik. LKPD juga dapat
penggunaan pada LKPD dengan
memudahkan untuk memahami
menggunakan sensor accelerometer
materi yang akan dipraktikumkan
lebih bagus dibandingkan respon
dengan adanya pertanyaan-
penggunaan LKPD tidak
pertanyaan pada LKPD yang dibuat
menggunakan sensor accelerometer.
dengan urutan dan runtutan sehingga
Adapun persentase yang diperoleh
dapat memudahkan dalam menjawab
LKPD yang menggunakan sensor
pertanyaan. Sedangkan sebagian
accelerometer yaitu 89%. Sedangkan
kecil peserta didik juga meberikan
untuk respon penggunaan LKPD
komentar terkait adanya penulisan
tidak menggunakan sensor
yang terlalu baku.
accelerometer diperoleh sebanyak
SIMPULAN
57%. Sehingga dapat disimpulkan
Berdasarkan hasil analisis data
bahwa responden atau peserta didik
penelitian, dapat diperoleh
lebih setuju menggunakan LKPD
kesimpulan sebagai berikut :
dengan sensor accelerometer
1. Perkembangan pemanfaatan sen-
dibandingkan dengan LKPD tidak
sor accelerometer, sudah banyak
menggunakan sensor accelerometer.
para ahli yang melakukan peneli-
7. Revisi produk
tian terkait sensor accelerometer.
Jurnal Pendidikan Fisika

Berdasarkan tinjauan pada artikel- pelajari tentang menyelidiki gaya


artikel dalam 6 tahun terakhir, di- pemulih antara getaran pegas dan
dapatkan 8 jurnal yang membahas ayunan sederhana, pertemuan ke-
tentang sensor accelerometer dua mempelajari tentang Menye-
dalam bidang fisika. Namun, dari lidiki Persamaan GHS meliputi:
sekian banyak artikel mengenai simpangan, percepatan, dan ke-
sensor accelerometer hanya mem- cepatan. Pertemuan ketiga mem-
bahas terakit praktikum fisika. bahas tentang Periode dan
khususnya materi getaran harmo- Frekuensi pada ayunan sederhana
nis sederhana yang disajikan dan getaran pegas.
dalam penelitian ini. 3. Validasi LKPD sensor accelerom-
2. Desain LKPD sensor accelerome- eter oleh para ahli menunjukkan
ter pada smartphone android hasil bahwa LKPD sensor ac-
dalam materi getaran harmonis celerometer layak digunakan. Val-
sederhana dibuat berdasarkan idasi LKPD dilakukan oleh dua
(KD) Kompetensi Dasar yang dis- orang ahli yaitu ahli materi dan
ajikan dari tujuan pembelajaran. ahli media serta guru fisika dis-
Dalam LKPD terdapat data hasil ekolah. Hasil validasi oleh para
praktikum yang diperoleh dari ahli materi adanya persentase
pengukuran menggunakan sensor yang diperoleh yaitu sebesar 75%
accelerometer, dengan adanya dengan kategori valid. Validasi
data hasil praktikum dapat memu- oleh para ahli media adanya
dahkan untuk menjawab per- persentase yang diperoleh yaitu
tanyaan. LKPD sensor accelerom- sebesar 94% dengan kategor san-
eter berisi pertanyaan-pertanyaan gat valid atau layak digunakan.
yang runtut berdasarkan konsep Validasi oleh guru fisika persen-
materi yang telah diajarkan. tase yang diperoleh yaitu sebesar
LKPD sensor accelerometer yang 93.8%. Maka dapat disimpulkan
akan diajarkan kepada peserta bahwa LKPD sensor accelerome-
didik memiliki tiga pertemuan ter layak untuk digunakan.
yaitu pertemuan pertama mem-
Jurnal Pendidikan Fisika

4. Hasil uji terbatas pada LKPD sen- berikan argumen, menginden-


sor accelerometer dilakukan untuk tifikasi pertanyaan, menga-
mengetahui seberapa besar efek- mati hasil praktikum, mem-
tivitas dari LKPD sensor ac- buat kesimpulan, mendefin-
celerometer yang dilakukan untuk isikan, dan merumuskan per-
mengetahui seberapa besar tingkat samaan dan melakukan per-
efektivitas dari LKPD sensor ac- cobaan.
celerometer yang dikembangkan. Saran
Dari uji terbatas yang dilakukan Berdasarkan penelitian yang telah di-
pada peserta didik kelas X MIA 2 lakukan oleh peneliti, ada beberapa
SMA Karya Budi berjumlah sebe- saran yang diberikan sebagai bahan
las orang. Hasil uji terbatas yang perbaikan dan evaluasi yang harus
menunjukkan bahwa LKPD sen- diperbaiki agar lebih baik lagi. Ada-
sor accelerometer lebih efektif di- pun saran yang diberikan yaitu seba-
gunakan dibandingkan dengan gai berikut :
LKPD tidak menggunakan sensor 1. LKPD sensor accelerometer yang
accelerometer. dikembangkan dalam penelitian
5. LKPD sensor accelerometer ini hanya sampai pada tahap revisi
yang menggambarkan keter- produk. Diharapkan pengemban-
ampilan berpikir kritis. Prak- gan LKPD ini bisa berlanjut pada
tikum getaran harmonis tahap produk massal, dimana
sederhana yang dilakukan LKPD sensor accelerometer yang
menghasilkan data berupa dapat digunakan secara luas oleh
grafik adanya hubungan an- peserta didik serta bermanfaat.
tara percepatan dan waktu 2. Praktikum yang dilakukan pada
yang diperoleh dari prak- pengembangan LKPD menggu-
tikum tersebut. Adapun in- nakan alat dan bahan yang cukup
dikator keterampilan berpikir mudah dari pegas dan handphone
kritis untuk menggambarkan serta ayunan sederhana. mungkin
LKPD tersebut yaitu:mem- bisa digantikan alat dan bahan
fokuskan pertanyaan, mem- dengan bandul untuk beban (lilin)
Jurnal Pendidikan Fisika

dll alat dan baan yang lebih ele- Jurnal Matematika dan IPA, 01.
gan. Dengan alat dan bahan yang No.02.
sesuai dengan peristiwa dengan [6] Arkundanto, A. (2007).
terkait materi getaran harmonis Pembaharuan dalam Pembelajaran
sederhana. Fisika. Jakarta: Universitas Terbuka.
[6] Arribas, E. (2015). Measurement
REFERENSI of the magnetic field of small
[1] Anwar, B., Munzil , & Hidayat, magnets with a smartphone: a very
A. (2017). Pengaruh Collaborative economical laboratory practice for
Learning Dengan Teknik Jumping introductory physics courses. IOP
Task Terhadap Keterampilan Publishing, 36, 1-11.
Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar [7] Astuti, Y., & Setiawan, B.
Siswa. Jurnal Pembelajaran Sains, 1 (2013). PENGEMBANGAN
(2), 15-25. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
[2] Anderson, L. W., & Krathwohl, BERBASIS PENDEKATAN
D. R. (2015). Kerangka Landasan INKUIRI TERBIMBING DALAM
untuk Pembelajaran, Pengajaran, PEMBELAJARAN KOOPERATIF
dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka PADA MATERI KALOR . Jurnal
Belajar. Pendidikan IPA Indonesia, 02. No.1,
[3] Arikunto, &. S. (2012). Prosedur 88-92.
Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: [8] Atun, D. &. (2015). Mengkaji
Bumi Aksara. Sensor Accelerometer dalam proses
[4] Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar pembelajaran Fisika. Physc Edu , 50.
Evaluasi Pendidikan (2 ed.). Jakarta: [9] Dermawati, N., Suprapta, &
PT. Bumi Aksara. Muzakkir. (2019).
[5] Ariyati, E. (2010). PENGEMBANGAN LEMBAR
PEMBELAJARAN BERBASIS KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
PRAKTIKUM UNTUK BERBASIS LINGKUNGAN. Jurnal
MENINGKATKAN KEMAMPUAN pendidikan Fisika, 07 No.1, 74-78.
BERPIKIR KRITIS MAHASISWA. [10] Dharmawati, I. P. (2018).
Pengaruh Model Pembelajaran Aktif
Jurnal Pendidikan Fisika

Berbasis Inkuiri (Abi) Terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Jurnal Kpendidikan Fisika , 7-16.
[11] Farisi, A. H. (2017). Pengaruh
Model Pembelajaran Problem Based
Learning terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Suhu dan Kalor. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Fisika , 120-
124.

Anda mungkin juga menyukai