Anda di halaman 1dari 8

Indonesian Journal of

Vol. 2 No. 1. 2020: 36-43


Applied Science and Technology

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING


PROCEDURES (CUPs) BERBANTUAN LKPD TERHADAP
PENGUASAAN KONSEP FISIKA PESERTA DIDIK

Ibrahim1*, Kosim1, Gunawan1, Rahmatullah2


1
Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram
2
Program Studi Magister Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta
*E-mail: ibrahim14@unram.ac.id

ABSTRACT
A common problem that occurs in students is the lack of ability to understand concepts. This is
because the physics learning process does not vary. So that innovative learning design efforts
are needed. One of the efforts that can be done is by using the CUPs learning model assisted
by LKPD. This study aims to determine the effect of learning model Conceptual Understanding
Procedures LKPD assisted towards the student’s concept mastery in physics of high school.
This research is a quasi experimental research using untreated control group design with
pretest and posttest. The population is all students of class XI IPA SMAN 4 Mataram. While
the sampling using purposive sampling technique consisting of students’ class XI IPA 4 as
experimental class and students of class XI IPA 1 as a control class. The concept mastery data
is obtained through a written test in the form of a description item. The result of hypothesis test
analysis shows that there is influence of learning model of LKPD-assisted Conceptual
Understanding Procedures toward the student’s concept mastery in physics of high school.

Keywords: Conceptual Understanding Procedures (CUPs), LKPD, conceptual understanding

ABSTRAK
Masalah umum yang terjadi pada peserta didik yaitu kurangnya kemampuan pemahaman
konsep. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran fisika yang tidak bervariasi. Sehingga
diperlukan upaya perancangan pembelajaran inovatif. Salah satu usaha yang dapat dilakukan
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran CUPs berbantuan LKPD. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Pemahaman Konseptual Prosedur
Berbantuan LKPD terhadap penguasaan konsep siswa pada materi fisika SMA. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan rancangan kelompok kontrol
tanpa perlakuan dengan pretest dan posttest. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPA
SMAN 4 Mataram. Sedangkan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling
yang terdiri dari siswa kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI IPA 1
sebagai kelas kontrol. Data penguasaan konsep diperoleh melalui tes tertulis berupa soal uraian.
Hasil analisis uji hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Prosedur
Pemahaman Konseptual berbantuan LKPD terhadap penguasaan konsep siswa pada materi
fisika SMA.

Kata Kunci: Conceptual Understanding Procedures (CUPs), LKPD, penguasaan konsep

36
Indonesian Journal of
Vol. 2 No. 1. 2020: 36-43
Applied Science and Technology

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam rangka meningkatkan
pembangunan di Indonesia. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
membantu manusia dalam mengembangkan diri sehingga mampu menghadapi segala
perubahan. Sampai saat ini pendidikan di Indonesia terus diupayakan agar kualitasnya
meningkat, baik dari segi kurikulum maupun peningkatan sumber dayanya. Menurut Sambada
(2012) menyatakan bahwa kualitas pendidikan selalu ditingkatkan, salah-satu cara yang
dilakukan pemerintah adalah dengan meningkatkan mutu guru dan kompetensi yang
dimilikinya. Dalam perkembangan pendidikan dewasa ini, fisika memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari.
Gunawan et al (2015) menyatakan bahwa fisika merupakan bagian dari sains yang
memfokuskan kajiannya pada materi, energi, dan hubungan antara keduanya. Hakikat fisika
yang paling menonjol yakni kumpulan pengetahuan berupa fakta, teori, prinsip, rumus,
maupun konsep. Kumpulan-kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis tersebut
kemudian diajarkan kembali dalam pembelajaran fisika.
Pembelajaran fisika adalah pembelajaran yang tidak mengabaikan hakikat fisika
sebagai sains (Hariawan et al, 2014). Menurut Nurqomariah et al (2015) bahwa pembelajaran
IPA fisika bukan hanya untuk menguasai sejumlah pengetahuan sebagai produk IPA fisika,
tetapi juga harus menyediakan ruang yang cukup untuk tumbuh dan berkembangnya sikap
ilmiah, dan penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari. Salah-satu tujuan pembelajaran fisika
yang tertuang dalam kurikulum 2013 ialah mendorong siswa untuk menemukan dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama
di dalam pikirannya, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai (Listiawati et
al, 2015).
Hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran fisika dan peserta didik di SMA
Negeri 4 Mataram, menunjukkan bahwa proses pembelajaran fisika yang berlangsung masih
didominasi oleh pembelajaran yang kurang melibatkan peran aktif peserta didik. Pembelajaran
yang digunakan masih berpusat pada guru dan sebatas transfer informasi, terlebih pada materi
berupa teori dan persamaan matematis. Hal ini sejalan dengan pendapat Arianti et al (2016)
yang menyatakan bahwa pelajaran fisika itu sulit karena terdapat banyak rumus yang rumit dan
sulit dimengerti. Pembelajaran yang hanya mentransfer informasi dapat mengakibatkan peserta
didik menjadi pasif sehingga mempengaruhi rendahnya penguasaan konsep fisika peserta
didik.
Masalah kurangnya kemampuan penguasaan konsep peserta didik yang disebabkan
proses pembelajaran yang tidak bervariasi. Sehingga diperlukan upaya perancangan
pembelajaran inovatif. Upaya perancangan pembelajaran inovatif dengan menggunakan
strategi yang efektif terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa
perlu dilakukan (Dwi et al, 2013). Pembelajaran fisika dengan menggunakan model
pembelajaran yang lebih bervariasi serta proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
dapat menjadikan peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran. Salah-satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep fisika peserta
didik adalah dengan menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures.
Selain penggunaan model pembelajaran yang tepat, peran media pembelajaran juga
dapat menjadikan peserta didik aktif. Menurut Suranti et al (2016) bahwa media pembelajaran
dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk belajar dan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Hermawanto et al (2013) yang
menyatakan bahwa media pembelajaran yang efektif dapat menumbuhkan sikap ketertarikan
siswa terhadap suatu konsep. Salah-satu alternatif media yang dapat digunakan adalah media
lembar kerja peserta didik (LKPD). LKPD merupakan sebutan baru yang awalnya dikenal

37
Indonesian Journal of
Vol. 2 No. 1. 2020: 36-43
Applied Science and Technology

dengan LKS. Perubahan nama LKS menjadi LKPD disebabkan oleh perubahan paradigma atau
pandangan pendidikan tentang guru dan siswa.
Penggunaan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures yang
digabungkan dengan LKPD belum pernah dilaksanakan. Berdasarkan dari beberapa penelitian
terkait masih pada materi yang lain, dan juga model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures cenderung mengukur hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian pada bidang studi fisika dengan materi optik untuk
mengukur penguasaan konsep fisika peserta didik menggunakan model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) yang digabungkan dengan LKPD.

METODE
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan
desain non-equivalent control group design with pre-test and post-test. Suatu penelitian
memiliki beberapa variabel penelitian sehingga pembaca mengetahui alur dari sebuah
eksperimen. Pada penelitian ini melibatkan variabel bebas yaitu model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures berbantuan LKPD, variabel terikat yaitu penguasaan
konsep fisika, dan variabel kontrol yaitu waktu, guru yang mengajar dan materi ajar.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Mataram. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Populasi penelitian adalah kelas XI IPA yang
berjumlah 4 kelas. Sampel penelitian adalah 2 kelas, kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol yang
berisi 33 peserta didik, dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen yang berisi 35 peserta
didik. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan model pembelajaran conceptual understanding
procedures berbantuan LKPD, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran
langsung tanpa LKPD. Kedua kelas diberikan tes awal sebelum perlakuan dan tes akhir setelah
perlakuan.
Materi pembelajaran yang digunakan adalah materi optik dengan tiga sub materi.
Instrumen yang digunakan adalah tes penguasaan konsep. Teknik pengumpulan data berupa
tes tertulis berbentuk soal uraian. Tes penguasaan konsep berjumlah tujuh soal. Uji prasyarat
penelitian menggunakan uji F untuk mengetahui homogenitas dan uji chi kuadrat untuk
mengetahui normalitas. Uji analisis data menggunakan uji-t polled varian dengan taraf
signifikan 5% dan derajat kebebasan (𝑛1 + 𝑛2 ) – 2. Data hasil penguasaan konsep yang
diperoleh dianalisis dengan N-gain untuk mengetahui peningkatan per sub-materi pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures berbantuan LKPD terhadap penguasaan konsep fisika peserta didik
pada SMA. Kemampuan yang diukur adalah penguasaan konsep. Tes penguasaan konsep
diberikan sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Sebelum tes penguasaan konsep
diberikan, peneliti terlebih dahulu melakukan validasi empiris dengan uji coba instrumen di
kelas XII IPA 1 yang telah mempelajari materi optik sebanyak tujuh soal. Berdasarkan hasil
uji validitas dan reliabilitas, ketujuh soal tes penguasaan konsep tersebut valid dan reliabel.
Data tentang hasil kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah perlakuan diperoleh
melalui tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dapat dilihat dalam
Tabel 1 berikut.

38
Indonesian Journal of
Vol. 2 No. 1. 2020: 36-43
Applied Science and Technology

Tabel 1 Nilai Pretest dan Postest Peserta Didik


Kelas Kemampuan Rata-rata
Eksperimen Awal 15,89
Akhir 64,31
Kontrol Awal 14,73
Akhir 38,64

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa kemampuan awal penguasaan konsep peserta didik baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata untuk
kelas ekpserimen 15,89, sedangkan kelas kontrol 14,73, namun peningkatan kelas eksperimen
setelah diberikan perlakuan lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan
karena kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran conceptual understanding
procedures berbantuan LKPD.
Pengujian data diawali dari pengujian homogenitas data dan normalitas data tes awal
dan tes akhir menentukan jenis uji-t yang digunakan. Berdasarkan data tes awal yang diperoleh
menunjukkan bahwa Fhitung <Ftabel yaitu 1,41<1,78 , maka kedua sampel dikatakan homogen.
Pada tes akhir juga terlihat bahwa 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 1,17 <1,78, sehingga kedua sampel
dikatakan homogen. Hasil uji normalitas data juga menunjukkan bahwa data terdistribusi
normal dimana untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol nilai 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 8.494 dan
8,975 sedangkan nilai χ2 tabel sebesar 12,592 dan 14,067. hasil tersebut menunjukkan bahwa
χ2 hitung < χ2 tabel yang berarti data terdistribusi normal. Uji prasyarat hipotesa telah dianalisis
selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik parametrik
yaitu uji-t polled varian. Hasil uji statistik (uji-t) menunjukkan nilai thitung =7,091 . Harga ini
lebih besar dari harga ttabel=2,000 pada taraf signifikan 5%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) berbantuan
LKPD terhadap penguasaan konsep fisika pada peserta didik SMA.

Pembahasan
Terlihat bahwa model pembelajaran conceptual understanding procedures lebih efektif
dibandingkan dengan model pembelajaran langsung, karena pembelajaran conceptual
understanding procedures memberikan peluang yang sama kepada semua peserta didik, baik
peserta didik yang memiliki kemampuan rendah, sedang maupun tinggi untuk berhasil. Selain
itu pada model pembelajaran conceptual understanding procedures, peserta didik lebih aktif
dalam belajar, karena pada model ini peserta didik membangun pemahaman konsep mereka
sendiri dengan memperluas dan memodifikasi pandangan mereka yang ada. Kegiatan
pembelajaran conceptual understanding procedures yang diawali dengan pemberian lembar
kerja individu, selanjutnya peserta didik melakukan kerja kelompok agar saling bekerja sama
dan berkolaborasi untuk mendapatkan jawaban masalah yang diberikan. Kegiatan seperti ini
menungkinkan peserta didik bertukar pikiran dan berdiskusi dengan temannya sehingga peserta
didik sendirilah yang menemukan jawaban masalahnya bukan karena diberi tahu oleh guru.
Berbeda halnya dengan pembelajaran langsung, dimana peserta didik hanya menerima
informasi yang disampaikan guru dan hanya menghafal konsep-konsep itu sendiri tanpa
memahami maksud dari konsep tersebut.
Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitain sebelumnya yaitu penelitian Prastiwi
et al (2014) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures efektif terhadap kemampuan koneksi matematika siswa. Penelitian yang dilakukan
Siswanto et al (2013) menyatakan bahwa implementasi model Conceptual Understanding
Procedures dapat meningkatkan kemampuan kognitif C2 peserta didik yang berpengaruh besar
terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik. Materi yang digunakan dalam penelitian ini

39
Indonesian Journal of
Vol. 2 No. 1. 2020: 36-43
Applied Science and Technology

adalah materi optik yang terdiri dari tiga sub materi, yaitu pemantulan cahaya, pembiasan
cahaya dan alat-alat optik. Persentase peningkatan penguasaan konsep peserta didik antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Perolehan Skor
N-gain Kedua Kelas
Tabel 2 Perolehan N-Gain Sub Materi
Sub materi Kelas Ekperimen Kelas Kontrol
Pemantulan Cahaya 48% 37%
Pembiasan Cahaya 69% 21%
Alat-alat optik 1% 24%

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa peningkatan tertinggi pada kelas
eksperimen adalah 69% yaitu pada sub materi pembiasaan cahaya, sedangkan terendah sebesar
1% yaitu pada sub materi alat-alat optik. Pada kelas kontrol peningkatan tertinggi sebesar 37%
yaitu sub materi pemantulan cahaya, sedangkan terendah sebesar 21% yaitu pada sub materi
pembiasan cahaya.
Perbandingan persentase N-gain pada setiap sub materi kelas eksperimen dan kelas
kontrol menunjukkan bahwa persentase N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol untuk sub materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya, dimana selisih
peningkatan untuk kedua sub materi tersebut adalah 11% dan 48%. Hal ini terjadi karena kelas
eksperimen melaksanakan kerja individu, yang kemudian dilanjutkan dengan kerja kelompok
dengan bantuan LKPD, sehingga peserta didik kelas eksperimen lebih menguasai konsep dan
mampu mengevaluasi pembelajaran dengan baik. Sedangkan peningkatan kelas kontrol lebih
tinggi dibandingkan kelas eksperimen untuk sub materi alat-alat optik, dengan selisih
peningkatan 23%. Hal ini kemungkinan terjadi karena ketika peserta didik kelas eksperimen
menerima materi alat-alat optik banyak tidak fokus bekerja individu maupun kelompok,
sehingga konsep yang mereka terima tidak maksimal, dibandingkan dengan kelas kontrol yang
ketika menerima materi alat-alat optik mereka walaupun pasif tapi guru memberikan contoh-
contoh soal terkait materi tersebut.
Jika dianalisis perolehan persentase jawaban benar peserta didik kelas eksperimen dan
kelas kontrol per-item setelah diberikan perlakuan didapatkan data seperti grafik berikut.

100%
90%
Persentase No. Item

80%
70%
60%
50%
40% Kelas Ekperimen
30% Kelas Kontrol
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7
Nomor Item

Gambar 1 Perbandingan Perolehan Persentase Per-item Kedua Kelas

Berdasarkan analisis perolehan persentase jawaban benar per-item peserta didik kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan Gambar 1 di atas, didapatkan bahwa kelas
ekperimen setiap item persentase peserta didik menjawab benar lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol. Hal ini disebabkan karena peserta didik kelas eksperimen lebih mampu menjawab soal
dengan baik karena konsep yang tertuang dalam soal lebih dikuasai, namun untuk item nomor

40
Indonesian Journal of
Vol. 2 No. 1. 2020: 36-43
Applied Science and Technology

2, tampak bahwa persentase penguasaan konsep kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan
dengan kelas kontrol dengan selisih peningkatan persentase 2%. Hal ini kemungkinan terjadi
karena kelas ekperimen hanya dijelaskan secara garis besar terkait dengan materi pemantulan
pada cermin cembung dan peserta didik kurang konsentrasi dengan materi dan diskusi yang
dilakukannya, sedangkan kelas kontrol diberi penjelasan secara langsung dan jelas yang
disertai dengan pemberian contoh soal.
Hasil penelitian yang sudah dilakukan menggambarkan bahwa penguasaan konsep
peserta didik dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran conceptual
understanding procedures dengan bantuan LKPD. Conceptual Understanding Procedures
memperkuat nilai-nilai cooperative learning dan peran aktif peserta didik (Anggreni et al,
2013). Model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures juga menegaskan
pentingnya peran aktif individu dan tanggung jawab atas pencapaian pemahaman bersama oleh
kelompok (Hidayati & Sinulingga, 2015).
Penelitian terkait dengan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
antara lain dilakukan oleh Hikmah et al (2015) menyimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar matematika siswa kelas X SMAN 7 Mataram tahun ajaran 2014/2015. Selain itu
penelitian Gummah et al (2014) menyatakan bahwa melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dapat meningkatkan hasil
belajar dan aktivitas siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Mataram. Penelitian Saregar et al (2016)
menyatakan bahwa terdapat perbedaan rerata kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik
antara menggunakan model Conceptual Understanding Procedures dengan menggunakan
model konvensional.
Penambahan LKPD juga memberikan pengaruh dalam peningkatan hasil peserta didik.
Menurut Prastowo (2015) bahwa LKS memiliki setidaknya empat fungsi, yakni: (1) sebagai
bahan ajar yang dapat meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik;
(2) sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang
diberikan; (3) sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta (4)
memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) berbantuan LKPD
terdapat penguasaan konsep fisika SMA. Kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami
peningkatan pada setiap sub materi. Peningkatan penguasaan konsep peserta didik kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil N-gain menyatakan bahwa
peningkatan tertinggi pada kedua kelas terjadi pada sub materi pemantulan dan pembiasan
cahaya sedangkan peningkatan terendah terjadi pada sub materi alat alat optik untuk kelas
eksperimen dan peningkatan terendah terjadi pada sub materi pembiasan cahaya untuk kelas
kontrol. Karena penguasaan konsep fisika peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol, hal ini berarti bahwa penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) berbantuan LKPD berpengaruh positif terhadap penguasaan konsep fisika
peserta didik SMA
.
DAFTAR PUSTAKA
Anggreni, K. R., Meter, I. G., & Wiarta, I. W. (2013). Model Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas V SD Gugus VII Kompiang Sujana Denpasar Barat. Mimbar Pgsd, 1, 12-21.

41
Indonesian Journal of
Vol. 2 No. 1. 2020: 36-43
Applied Science and Technology

Arianti, B. I., Sahidu, H., Harjono, A., & Gunawan, G. (2016). Pengaruh Model Direct
Instruction Berbantuan Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2(4), 159-163.
Damayanti, D. S. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan
Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran
2012/2013. RADIASI: Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, 3(1), 58-62.
Dwi, I. M., Arif, H., & Sentot, K. (2013). Pengaruh Strategi Problem Based Learning Berbasis
ICT Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 9(1), 8-17.
Gummah, S., Soraya, L. H., Ahzan, S., & Hardariyanti, H. (2014). Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Conceptual Understanding Procedures Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa. Prisma Sains: Jurnal Pengkajian
Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, 2(2), 310-315.
Gunawan, G., Harjono, A., & Sutrio, S. (2015). Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran
Konsep Listrik bagi Calon Guru. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 1(1), 9-14.
Hariawan, H., Kamaluddin, K., & Wahyono, U. (2014). Pengaruh model pembelajaran creative
problem solving terhadap kemampuan memecahkan masalah fisika pada siswa kelas XI
SMA Negeri 4 Palu. Ejurnal Pendidikan Fisika Tadulako, 1(2), 48-54.
Hermawanto, Kusairi, S., & Wartono (2013). Pengaruh Blended Learning terhadap
Penguasaan Konsep dan Penalaran Fisika Peserta Didik Kelas X. Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia, 9(1), 67-76.
Hidayati, F., & Sinulingga, K. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (Cups) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Binjai TP 2014/2015. INPAFI
(Inovasi Pembelajaran Fisika), 3(4), 59-66.
Hikmah, N., Baidowi, B., & Kurniati, N. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Mataram. Jurnal Pijar MIPA. 9(2), 84-88.
Listiawati, W., Gunawan, G., & Sutrio, S. (2015). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Interaktif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Kelas Viii Smpn 1 Pujut Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Teknologi, 1(1), 82-86.
Nurqomariah, N., Gunawan, G., & Sutrio, S. (2015). Pengaruh Model Problem Based Learning
dengan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII SMP
Negeri 19 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Teknologi, 1(3), 173-179.
Prastiwi, I., Soedjoko, E., & Mulyono, M. (2014). Efektivitas Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Aspek
Koneksi Matematika. Jurnal Kreano. 5(1): 41-47.
Prastowo, A. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.
Sambada, D. (2012). Peranan Kreativitas Siswa Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah
Fisika dalam Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya, 2(2),
37-42.

42
Indonesian Journal of
Vol. 2 No. 1. 2020: 36-43
Applied Science and Technology

Saregar, A., Latifah, S., & Sari, M. (2016). The Effectiveness of Model Learning CUPs: Impact
on The Higher Order Thinking Skill Students at Madrasah Aliyah Mathla'ul Anwar
Gisting Lampung. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 5(2), 235-246.
Siswanto, B., Sriyono, dan Maftukhin, A. 2013. Implementasi Model Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan
Kemampuan Kognitif C2 Siswa Kelas X SMK YPT Purworejo. Radiasi. 4(1), 38.
Suranti, N. M. Y., Gunawan, G., & Sahidu, H. (2016). Pengaruh Model Project Based Learning
Berbantuan Media Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Peserta didik pada Materi Alat-
alat Optik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2(2), 73-79.

43

Anda mungkin juga menyukai