PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merdeka mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2022/2023 pada beberapa
sekolah. Pemerintah menetapkan penerapan kurikulum merdeka secara nasional pada tahun
ajaran 2023/2024 sesuai dengan keputusan yang telah diresmikan oleh menteri pendidikan,
kebudayaan, riset dan teknologi. Kurikulum merdeka sebagai kurikulum alternatif mengatasi
kemunduran belajar selama masa pandemi yang memberikan kebebasan “merdeka belajar”
pada pelaksana pembelajaran yaitu guru dan kepala sekolah dalam menyusun,
melaksanakan proses pembelajaran dan mengembangkan kurikulum di sekolah
memperhatikan pada kebutuhan dan potensi peserta didik. Kurikulum merdeka nantinya
akan menjadi tantangan dan harapan baru bagi guru untuk pendidikan kedepannya. Selain itu,
juga menjadi harapan baru bagi pendidikan Indonesia untuk menciptakan pendidikan yang
lebih berkualitas dan dapat mengatasi permasalahan pendidikan yang ada melalui merdeka
belajar maupun penguatan profil pelajar pancasila, khususnya pada jenjang sekolah dasar.
Pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar disusun secara sistematis
dan memberikan kebebasan pembelajaran di setiap mata pelajarannya, salah satunya yakni
pembelajaran IPA. IPA merupakan ilmu yang perlu diberikan kepada peserta didik karena
sangat bermanfaat penerapannya di kehidupan sehari-hari mereka. Menurut (Dyaning
Wijayanti & Ekantini, n.d., 2023) menyatakan bahwa dalam pembelajaran IPA peserta didik
diajak untuk mempelajari fenomena alam melalui kegiatan pengamatan langsung dan mampu
menganalisis bukti empiris yang nantinya peserta didik dapat menjabarkan, memprediksi dan
memahami fenomena alam tersebut serta peserta didik diminta untuk menjadi pembelajar yang
aktif dan luwes. Peserta didik tidak hanya diberikan teori dan menghafalkan materi yang
diberikan, namun juga perlu diberikan pembelajaran yang melibatkan peserta didik serta lebih
berpusat kepada peserta didik (student center).
Kegiatan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seharusnya dapat meningkatkan rasa
ingin tahu keaktifan peserta didik dalam pembelajarannya. Kegiatan yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran antara lain seperti observasi atau pengamatan yang dilakukan secara
individu maupun berkelompok terhadap permasalahan fenomena alam yang ada disekitar
mereka. Kemudian, peserta didik mendapatkan beberapa data dari hasil observasi yang dapat
mengungkapkan sebuah fakta. Agar kegiatan pembelajaran tersebut dapat diterapkan dengan
baik, maka diperlukan pendukung dalam kegiatan pembelajarannya. Seperti, sumber belajar
berupa buku yang berisi materi, media pembelajaran, dan lembar kerja peserta didik (LKPD).
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran. LKPD dapat menjadi fasilittaor bagi peserta didik lebih mudah dalam memahami
materi yang diberikan oleh guru. berfungsi sebagai fasalitator peserta didik dalam memehami
materi. Selain itu, LKPD dapat mengajak peserta didik untuk mengamati dan meneliti secara
langsung materi yang telah mereka pelajari. Sehingga peserta didik dapat belajar melalui
beberapa sumber belajar tidak hanya buku paket saja, peserta didik juga mendapatkan materi
yang dapat diamati secara langsung dengan pemanfaatan lingkungan dan teknologi yang ada
sebagai sumber pendukung kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis peneliti dengan guru kelas V di SDN Geluran 3 Taman pada
tanggal 23 September 2023, diperoleh informasi permasalahan terkait LKPD yang digunakan
di SDN Geluran 3 pada pembelajaran IPA kelas 5 khususnya materi sistem peredaran darah
pada manusia, antara lain pada saat pembelajaran guru hanya menggunakan lembar kerja yang
ada di buku sumber belajar peserta didik. Sedangkan, LKPD yang ada di buku peserta didik
hanya berisi materi berupa gambar sistem peredaran darah manusia dan penjelasannya saja.
LKPD juga hanya berisi satu kegiatan saja serta model soal yang kurang bervariasi.
Kemampuan yang dikembangkan dalam LKPD yang digunakan yakni menganalisis materi,
menjelaskan, dan memberikan contoh bagian-bagian pada sistem peredaran darah manusia.
LKPD yang digunakan juga kurang memanfaatkan teknologi.
Dilihat dari hasil pengamatan nilai yang didapatkan oleh peserta didik pada
pembelajaran IPA, diperoleh informasi bahwa nilai KKM pembelajaran IPA ialah 75. Nilai
tertinggi yang dapat dicapai oleh peserta didik yakni 88 dan nilai terendah yakni 54. Dari 28
peserta didik hanya 10 peserta didik yang dapat dikategorikan tuntas mendapatkan nilai di atas
KKM. Dimana nilai yang didapatkan oleh peserta didik lebih di dominasi nilai di bawah KKM.
Dari data tersebut hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan cara, 1) memanfaatkan
sumber belajar yang ada dan teknologi yang ada dengan semaksimal mungkin, 2) melakukan
kegiatan pembelajaran dengan memberikan pengalaman dan melibatkan peserta didik secara
langsung di dalamnya, 3) menyajikan pembelajaran yang inovatif sehingga dapat menarik
motivasi belajar peserta didik.
Mengacu pada permasalahan di atas, maka peneliti perlu mengembangkan e-LKPD
berbasis Model Learning Cycle 7e. Menurut Hafsah, Rohendi, & Purnawan (2016), e-LKPD
adalah salah satu media berbantu komputer yang didalamnya terdapat gambar, animasi dan
video-video yang menarik dan edukatif agar peserta didik tidak merasa bosan dalam proses
pembelajaran. e-LKPD merupakan lembar kerja peserta didik elekronik yang di dalamnya
terdapat rangkaian materi dan kegiatan pembelajaran dengan di dukung oleh adanya video,
gambar, link, audio maupun animasi yang dapat menciptakan pembelajaran yang lebih menarik.
(Sugiharti, 2019) mengungkapkan bahwa LKPD elektronik ini memiliki nilai lebih
dibandingkan LKPD cetak dan melalui pemanfaatan fitur-fiturnya dengan baik seperti video,
suara, gambar animasi maka akan membantu peserta didik dalam memvisualisasikan materi
yang bersifat abstrak.
Model Learning Cycle 7e adalah model pembelajaran konstruktivisme yang bersifat
student-centered dan terdiri dari 7 tahap, di antaranya elicit (mendatangkan pengetahuan awal),
engage (menarik perhatian), explore (mengeksplorasi), explain (menjelaskan), elaborate
(mengelaborasi), evaluate (mengevaluasi) dan extend (memperluas) (Adilah & Budiharti,
2015a). Sedangkan (Zuhra, 2017)berpendapat bahwa Learning Cycle merupakan model
pembelajaran berbasis konstruktivisme, di mana ilmu pengetahuan dibangun secara langsung
oleh peserta didik dengan terlibat aktif dalam pembelajaran. Dengan menggunakan e-LKPD
Interaktif yang memanfaatkan teknologi dengan mengikuti alur model Learning Cycle 7e, akan
menciptakan pembelajaran yang lebih baik dan inovatif untuk peserta didik sehingga hasil
belajar dan kemampuan peserta didik dapat meningkat.
(Purwanto, 2011) berpendapat bahwa hasil belajar dibutuhkan utnuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menerima atau memahami materi yang telah disampaikan selama
proses pembelajaran berlangsung. Maka dari itu hasil belajar dapat dilihat dengan kemampuan
peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan e-LKPD
Interaktif berbasis Learning Cycle 7e yang disusun dengan menarik dan lebih inovatif pada
setiap kegiatan pembelajarannya dapat menarik motivasi belajar, rasa ingin tahu, dan keaktifan
peserta didik dalam pembelajaran. Hal tersebut nantinya akan membantu peserta didik dalam
memahami materi dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
Sesuai dengan penelitian sebelumnya, yakni penelitian yang telah dilakukan oleh
(Diana Eka Pratiw & Yuliani, 2021) terkait pengembangan e-LKPD Berbasis Learning Cycle
7e pada materi perkecambahan biji untuk meningkatkan keterampilan proses sains peserta
didik. Hasil penelitian yang didapatkan yakni validitas e-LKPD Berbasis Learning Cycle 7e
masuk dalam kategori sangat layak dengan validitas 97,49% serta dapat meningkatkan
keterampilan proses sains peserta didik mencapai 91%. Selain itu, penelitian yang dilakukan
oleh (Alfan Ibrahim R, 2023) yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Elektronik (e-LKPD) berbasis Learning Cycle 7e Materi Hidrokarbon yang dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran berbasis Learning Cycle 7e mendapatkan kesan dan respon yang baik oleh
peserta didik dan terbukti layak digunakan dalam pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang melatar belakangi penelitian yang betujuan untuk mengetahui
kelayakan e-LKPD berbasis model pembelajaran Learning Cycle &e untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik, yaitu:
1. Bagaimanakah kevalidan e-LKPD berbasis model pembelajaran Learning Cycle 7e
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V?
2. Bagaimanakah kepraktisan e-LKPD berbasis model pembelajaran Learning Cycle 7e
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V?
3. Bagaimanakah keefektifan e-LKPD berbasis model pembelajaran Learning Cycle 7e
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kevalidan e-LKPD berbasis model pembelajaran Learning Cycle 7e
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V.
2. Untuk mengetahui kepraktisan e-LKPD berbasis model pembelajaran Learning Cycle
7e untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V.
3. Untuk mengetahui keefektifan e-LKPD berbasis model pembelajaran Learning Cycle
7e untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V.
E. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
Penelitian ini di harapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan
terhadap penggunaan LKPD elektronik khsusunya menggunakan model Learning
Cycle 7e.
b) Manfaat Praktis
1. Bagi Peserta Didik
Peserta didik dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami materi
dan rasa ingin tahu dalam kegiatan pembelajaran yang akan berdampak pada hasil
belajar IPA peserta didik.
2. Bagi Guru
Dapat dijadikan masukan oleh guru untuk mengembangkan LKPD yang
memanfaatkan teknologi dengan menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3. Bagi Sekolah
Dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah dengan menggunakan e-LKPD berbasis model Learning
Cycle 7e.
4. Bagi peneliti
Dapat digunakan sebagai refrensi untuk peneliti lain yang nantinya
melakukan penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian jenis
pengembangan e-LKPD model pembelajaran Learning Cycle 7e untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian dan pengembangan e-LKPD Interaktif pembelajaran
IPA berbasis model Learning Cycle 7e yakni, sebagai berikut:
a) Pengembangan e-LKPD Interaktif berbasis model Learning Cycle 7e ini
hanya berisi materi sistem peredaran darah manusia.
b) e-LKPD Interaktif berbasis model Learning Cycle 7e ini hanya
dikhususkan untuk peserta didik kelas V Sekolah Dasar.
c) Penelitian ini meneliti kelayakan, kepraktisan, dan keefektifan e-LKPD
Interaktif berbasis model Learning Cycle 7e dalam materi sistem
peredaran darah manusia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran IPA berisi ilmu yang berkaitan dengan alam dan memiliki
hubungan dengan kehidupan yang ada di alam ini salah satunya manusia.
(Sulistyorini, 2007: 15) berpendapat bahwa pembelajaran IPA memiliki tujuan antara
lain :
5. e-LKPD Interaktif
e-LKPD interaktif merupakan alat pembelajaran yang disusun secara
elektronik, dan berisi materi yang disusun secara sistematis dan semenarik mungkin
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan LKPD (Sari, 2019). Sedangkan menurut
(Haqsari, 2014) e-LKPD merupakan panduan kegiatan peserta didik dalam bentuk
elektronik yang dapat diakses melalui komputer, dekstop, notebook, smartphone
maupun handphone yang bertujuan untuk mempermudah peserta didik dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sedangkan, menurut Sugianto dalam
(Puspitasari, 2019) E-LKPD merupakan sebuah bentuk bahan ajar yang disajikan
dalam susunan yang sistematis pada unit pembelajaran tertentu dan disajikan dalam
format elektronik berisi animasi, gambar, navigasi, video yang membuat pengguna
menjadi lebih interaktif.
Menurut (Suryaningsih dan Nurlita, 2021) Elektronik Lembar Kerja Peserta
Didik (E-LKPD) mempunyai kelebihan yakni memermudah guru dan peserta didik
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di rumah masing-masing. Selain itu, juga
mempersempit ruang dan waktu sehingga menjadi lebih efektif dan efisien kegiatan
pembelajarannya. E-LKPD Interkatif berisi teks, gambar, audio, video dan navigasi
yang dapat di atur sendiri oleh peserta didik, dan hal bermacam-macam lainnya yang
tidak terdapat di LKPD konvensional. Hal tersebut menjadi kelebihan dari e-LKPD
Interaktif karena dapat mendukung selama peserta didik dalam proses belajar dengan
menyesuaikan gaya belajar yang berbeda-beda (Astuti et al., 2018).
e-LKPD interaktif yang dikembangkan pada penelitian ini ialah mengacu pada
tahapan model Learning Cycle 7e. Penggunaan e-LKPD Interaktif dengan model
Learning Cycle 7e dalam pembelajaran dapat membuat peserta didik memahami
materi, mendapatkan informasi dan belajar secara mandiri sehingga tercapai
pembelajaran yang interaktif.
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut (Purwanto, 2011: 38) hasil belajar disebutkan sebagai perubahan
tingkah laku yang akan terjadi dan dihasilkan dari proses belajar. Sehingga proses
belajar akan menghasilkan perubahan pada tingkah laku yang lebih baik, dan dari
perubahan tersebut disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh seseorang menerima atau memahami bahan atau materi
yang telah disampaikan. Sehingga hasil belajar ditunjukkan dengan kemampuan
peserta didik saat setelah mengikuti kegiatan belajar. Dengan kata lain, hasil belajar
akan diketahui dengan adanya pemahaman dan penguasaan baik pengetahuan dan
keterampilan dalam diri peserta didik terkait materi yang telah dipelajari yang
dibuktikan dengan suatu teknik untuk mendapatkan nilai dan kemampuannya
dalam bersikap pada proses kegiatan pembelajaran.
F. Kerangka Berpikir
Pada saat penyajian materi pembelajaran IPA masih cenderung berpusat pada
guru (teacher centered) sehingga peserta didik kurang tertarik dan fokus pada kegiatan
pembelajaran. Selain itu, sumber belajar yang digunakan masih bersifat konvensional
dan kurang memanfaatkan teknologi. Sehingga kegiatan di dalamnya kurang menarik
serta membuat peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran serta tidak dapat
memahami konsep dengan baik. Salah satu materi dalam pembelajaran IPA yakni
sistem peredaran darah pada manusia juga dianggap sulit dipahami oleh peserta didik.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah tersebut
ialah perlu dikembangkan sumber belajar yang dapat menarik perhatian peserta didik,
berpusat pada peserta didik, serta dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran. Sumber belajar yang dapat dikembangkan salah satunya yakni LKPD
yang dipadukan dengan dengan beragam multimedia interaktif sehingga menjadi
LKPD Elektronik (e-LKPD Interaktif). Berdasarkan penelitian terdahulu, penggunaan
e-LKPD Interaktif sangat membantu peserta didik dalam memahami materi yang di
anggap sulit seperti sistem peredaran darah pada manusia. Hal tersebut dikarenakan e-
LKPD Interaktif berisi beragam macam teks, gambar, audio, video serta tampilan yang
kebih menarik daripada LKPD konvensional sehingga membuat peserta didik lebih
interaktif.
Proses pengembangan menggunakan model R&D (research and development)
menurut (Sugiyono, 2016: 134). Selain itu, e-LKPD ini juga akan menggunakan
tahapan model Learning Cycle 7e yang memiliki 7 tahapan yakni Elicit (memunculkan
pemahaman sebelumnya), Engage (merangsang kemampuan berpikir), Explore
(menyelidiki), Explain (menjelaskan), Elaborate (menerapkan), Evaluate
(mengevaluasi) dan Extend (memperluas). Sehingga e-LKPD Interaktif diharapkan
dapat digunakan sebagai sumber belajar yang mendukung kegiatan pembelajaran
peserta didik baik di sekolah maupun pada saat belajar mandiri. Agar memudahkan
untuk pemahaman tekait penelitian ini, peneliti membuat skema kerangka berpikir
sebagai berikut :
Tahapan model
Metode
Learning Cycle 7e :
Pengembangan Pengembangan sumber belajar Elicit, Engage,
R&D (research and berupa e-LKPD Interaktif Explore, Explain,
development)
Elaborate, Evaluate,
menurut Sugiyono
Extend.
Produk yang dihasilkan berupa:
“e-LKPD Interaktif berbasis model
Learning Cycle 7e”