Jaminan adalah sesuatu yang diberikan kepada kreditor untuk menimbulkan keyakinann
bahwa debitor akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dari suatu perikatan. Dalam
perkembangan ekonomi perdagangan selalu diikuti dengan perkembangan kebutuhan
akan kredi. Fasilitas kredit yang diberikan oleh kreditor atau bank demi keamanannya
diperlukan jaminan atau anggunan. Dengan jaminan ini akan diperoleh pengembalian
piutangnya jika debitor wanprestasi atau ingkar janji dengan cara mengeksekusikan
benda jaminan tersebut.
Lembaga Jaminan yang dapat kita ketahui antara lain adalah :
1. Gadai
2. Hipotik
3. Hak Tanggungan
4. Jaminan Fidusia
5. Penanggungan/Borg Toch
Penjelasan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankkan menyebutkan mengenai
Kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko, untuk mengurangi resiko tersebut
bank harus mempunyai keyakinan atas kemampuann dan kesanggupan dari debitor
untuk melunasi hutangnya. Untuk memperoleh keyakinan tersebut sebelum meberikan
kredit, bank melakukan penilaian yang seksama terhadap debitor mengenai watak,
kemampuan , modal, prospek usaha, agunan/jaminan kebendaan.
Kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang
diberikan sekarang, jadi ada hubungan utang piutang antara kreditor dan
debitor. Menurut undang-undnag perbankkan pengerian kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapatt dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan debitor. Jadi kesimpulannya krdit adalah hutang piutang. Dasar Hukum
kredit pada KUHPerdata ada pada Pasal 1754
Pasal 1131 KUHPerdata berbunyi :” segala kebendaan seorang debitor baik
yang bergerak maupun tidak bergerak baik yang sudah ada maupun yang
baru akan ada dikemudian hari menjadi jaminan untuk segala perikatan pribadi
debitor tersebut.” Kemudian dalam KUHPerdata pada Pasal 1132 berbunyi “
Kebendaan tersebut dalam Pasal 1131 menjadi jaminan bersama bagi para
kreditor dan hasil penjualan kebendaan tersebut dibagi diantara para kreditor
seimbang menurut besar kecilnya piutang mereka masing-masing kecuali ada
lasan-alasan yang sah untuk mendahulukann piutang yang satu dari piutang
yang lain.
Pasal 1133 KUHPerdata berbunyi” Piutang yang didahulukan adalah piutang dengan
hak previlage, gadai dan hipotik.” Untuk Hipotik atas tanah saat ini/sekarang sudah
tidak berlaku karena digantikan oleh Hak Tanggungan (HT) kecuali Hipotik Kapal.
Pasal 1134 (2) KUHPerdata menerangkan gadai dan hipotik adalah lebih tinggi dari
pada Privilage kecuali oleh Undang-Undang ditentukan sebaliknya. Previlege/hak
istimewa adalah suatu hak yang oleh undangundang diberikan kepada seseorang
berpiutang sehingga tingkatannya lebih tinggi dari pada orang berpiutang lainnya,
semata-mata berdasarkan sifat piutangnya
Pada Pasal 1139 KUHPerdata diterangkan mengenai privilege khusus yaitu privilege
terhadap benda tertentu milik debitor
1. Biaya lelang
2. Uang sewa benda tidak bergerak
3. Harga pembelian benda tidak bergerak
4. Biaya penyelamatan suatu barang gadai
5. Biaya tukang
6. Biaya penginapan
7. Upah pengangkutan
8. Upah tukang batu, kayu, bangunan benda tidak bergerak
9. Penggantian dan pembayaran yang harus diganti oleh pejabat yang melakukan
pelanggaran dan kejahatan
Pada Pasal 1149 KUHPerdata diterangkan mengenai privilege Umum yaitu privilege
terhadap semua benda milik debitor
1. Biaya lelang dan Penyelesaian warisan
2. Biaya penguburan
3. Biaya perawatan dan pengobatan
4. Upah para buruh
5. Piuang karena penyerahan bahan makanan
6. Piutng para pengusaha sekolah/asrama
7. Piutang anak yang belum dewasa an pengurusan wali piutang orang yang terampu dan
pengurusan pengamp
Pasal 1820 KUHPerdata menjelaskan bahwa : penanggungan adalah suatu
perjanjian dengan mana seseorang pihak ketiga guna kepentingan siberpiutang
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya siberhutang, manakala orang ini
sendiri tidak memenuhinya. Tiada perjanjian penanggungan kalau tidak ada
perikatan pokok yang sah ( mengartikan bersifat accessoir) namun dapatlah
seseorang mengajukan diri sebagai penanggung untuk suatu perikatan, biarpun
perikatan itu dapat dibatalkan dengan suatu tangkisan yang mengenai dirinya
pribadi siberhutang. Misalnya dalam hal belum dewasa.
Seseorang penanggung tidak dapat mengikatkan diri untuk lebih maupun dengan
pernyataan yang tegas. Hal tersebut bukan berarti bentuk perjanjiannya harus
tertulis tetepi bentuk perjanjiannya bebas, jadi bisa lisan maupun tulisan. Bentuk
tertulis mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai alat bukti bagi kreditor dan
penanggung adalah cakap untuk mengikatkan diri, cukup mampu untuk memenuhi
1. Hak regres yang merupakan haknya sendiri (lihat Pasal 1839 KUHPerdata)