Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sri Wahyuningsih

NIM : 20201221110

Kelas : Manajemen

1. Sebutkan perikatan apa saja yang merupakan perbuatan melawan hukum yang dilakukan
oleh Mr. Mani Wanen dan Tn. Salim selaku pemilik perusahaan dalam kasus diatas. Dan
sebutkan dasar hukumnya!

Jawaban :

PT Indopromo tidak dapat melakukan kewajibanya sebagai debitur di bank BRI


dengan ketentuan kredit dicicil selama 10 tahun dan juga PT Indopromo telah melakukan
perjanjian dengan perusahaan Leasing untuk menyediakan kebutuhan alat-alat berat,
tetapi PT Indopromo malah melakukan penjualan barang – barang modal dari perusahaan
Leasing tersebut dijual pada perusahaan lain karena PT Indopromo gagal dalam
mengelola manajemen. Dasar hukum yang digunakan adalah pasal 1313 KUHPer
(diadakannya perjanjian) dan pasal 1320 KUHPer (syarah sah perjanjian).

2. Apakah perjanjian kerjasama yang dibuat Mr. Mani Wanen dan Tn. Salim telah
memenuhi unsur – unsur yang diatur oleh KUHPdt? Jelaskan pula hak dan kewajiban
para pihak yang dimuat dalam KUHPdt!

Jawaban :

Ada 3 unsur perjanjian, dan PT Indopromo tidak dapat memenuhi unsur tersebut
yaitu dengan menjual barang-barang modal dari perusahaan lain merupakan kegiatan
yang telah melanggar hukum (naturalia).

Kontrak melahirkan hak dan kewajiban karena didasarkan pada pada Pasal 1338
KUHPerdata dan memenuhi syarat-syarat dalam Pasal 1320, sehingga perjanjian yang
dibuat merupakan hukum atau undang-undang yang mengikat bagi para pihak untuk
dilaksanakan. Apabila di antara para pihak tidak melaksanakan kewajibannya, maka
dapat dituntut oleh pihak lain karena melakukan ingkar janji terhadap kontrak yang
dibuat. Pemenuhan hak yang dilakukan sebagai pemenuhan kewajiban sesuai
kesepakatan para pihak dalam kontrak merupakan perbuatan hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan karena pembuatan kontrak dilakukan oleh pihak sesuai kata
sepakat dan pihak-pihak yang membuat kontrak adalah pihak yang cakap dalam
melakukan perbuatan hukum termasuk juga kontrak yang dibuat terbatas pada hal-hal
tertentu dan tujuan pembuatan kontrak hukum didasarkan pada itikad baik, yakni untuk
sebab-sebab yang halal.

3. Apakah dengan dianutnya asas kebebasan berkontrak sistem terbuka hukum perdata
nasional kita berarti setiap orang bebas mengadakan perikatan dan membuat perjanjian
dengan tujuan apapun seluas-luasnya? Bagaimanan dengan kasus diatas?

Jawaban :

Perjanjian pada pasal 1338 KUH Perdata, tersimpul adannya kebebasan


berkontrak yang artinya boleh membuat perjanjian, baik perjanjian yang sudah diatur
dalah KUH Perdata 7 maupun dalam Kitab Undang-undang Hukum dagang atau juga
perjanjian jenis baru, berarti di sini tersirat adanya larangan bagi hukum untuk
mencampuri isi dari suatu perjanjian. Adapun tujuan dari asas ini adalah untuk
memberikan perlindungan kepada para konsumen bahwa mereka tidak perlu khawatir
akan hak-haknya karena perjanjian karena perjanjian itu berlaku sebagai undang-undang
bagi para pihak yang membuatnya.

Kasus diatas merupakan salah satu contoh kasus yang tidak menganut kebebasan
berkontrak, karena tidak adanya sumber perjanjian yang dicantumkan.

4. Apakah perusahaan leasaing yang menggugat PT. Indopromo melakukan perbuatan


melawan hukum adalah sudah tepat ? jelaskan!

Jawaban :

Sudah tepat, karena telah menjual barang-barang modal dari perusahaan Leasing kepada
perusahaan lain, PT Indopromo telah melanggar perjanjian yang telah dilakukan dengan
perusahaan Leasing.

5. Sebutkan beberapa akibat hukum yang menjadi tanggung jawab debitur yang telah
melakukan perbuatan melawan hukum dengan menyebutkan pasal – pasal KUHPdt
sebagai dasar hukumnya!
Jawaban :

Bila seseorang dinyatakan wanprestasi maka ada beberapa akibat hukum yang muncul
yaitu:
a. Debitur diharuskan membayar ganti rugi.

Dasar hukumnya Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer),


berbunyi: “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu
perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai
untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau
dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui
waktu yang telah ditentukan.

b. Kreditur dapat minta pembatalan perjanjian melalui pengadilan.

Dasar hukumnya Pasal 1266 KUHPer, berbunyi: “Syarat batal dianggap selalu
dicantumkan dalam persetujuan yang timbal balik, andaikata salah satu pihak tidak
memenuhi kewajibannya. Dalam hal demikian persetujuan tidak batal demi hukum,
tetapi pembatalan harus dimintakan kepada Pengadilan. Permintaan ini juga harus
dilakukan, meskipun syarat batal mengenai tidak dipenuhinya kewajiban dinyatakan
di dalam persetujuan. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, maka
Hakim dengan melihat keadaan, atas permintaan tergugat, leluasa memberikan suatu
jangka waktu untuk memenuhi kewajiban, tetapi jangka waktu itu tidak boleh lebih
dan satu bulan.”

c. Kreditur dapat minta pemenuhan perjanjian, atau pemenuhan perjanjian disertai ganti
rugi dan pembatalan perjanjian dengan ganti rugi.

Dasar hukumnya Pasal 1267 KUHPerdata, berbunyi: “Pihak yang terhadapnya


perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih; memaksa pihak yang lain untuk memenuhi
persetujuan, jika hal itu masih dapat dilakukan, atau menuntut pembatalan
persetujuan, dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga.”

6. Apakah tidak dipenuhinya prestasi debitur sudah dengan sendirinya dianggap melakukan
wanprestasi dan langsung dapat dieksekusi? Jelaskan jawaban saudara?
Jawaban :

Pemahaman mengenai pengertian wanprestasi dapat diartikan : tidak


terlaksananya prestasi karena kesalahan debitur baik karena kesengajaan atau
kelalaian. Menurut J Satrio: “ Suatu keadaan di mana debitur tidak memenuhi janjinya
atau tidak memenuhi syarat mestinya dan kesemuanya itu dapat
dipersalahkan”. Mengutip dari Yahya Harahap:“Wanprestasi sebagai pelaksanaan
kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya,
sehingga menimbulkan keharusan bagi pihak debitur untuk memberikan atau membayar
ganti rugi (schadevergoeding), atau dengan adanya wanprestasi oleh salah satu pihak,
pihak yang dapat menuntut pembatalan perjanjian.perjanjian yang dibuat tersebut sebagai
undang-undang bagi pihak yang membuat . Karena berlaku sebagai undang-undang,
maka perjanjian tersebut mengikat para pihak untuk menaatinya. Hal ini sesuai dengan
Pasal 1338 KUHPerdata.

Bentuk-bentuk pelayanan wanprestasi pada umumnya adalah sebagai berikut:


Tidak melaksanakan prestasi sama sekali; Melaksanakan tetapi tidak tepat waktu
(terlambat); Melaksanakan tetapi tidak seperti yang diperjanjikan; dan Debitur
melaksanakan yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.

7. Apakah kesalahan management yang terjadi pada PT. Indopromo dapat dikatakan ―
keadaan memaksa atau overmacht sebagai alasan debitur tidak dapat berprestasi?
Jelaskan jawaban Jawaban Saudara!

Jawaban :

Menurut asas umum setiap kelalaian dan keingkaran mengakibatkan si pelaku wajib
mengganti kerugian serta memikul segala resiko akibat kelalaian dan keingkaran. Akan
tetapi jika pelaksanaan pemenuhan perjanjian yang menimbulkan kerugian terjadi karena
overmacht, debitur dibebaskan menanggung kerugian yang terjadi.Ini berarti apabila
debitur tidak melaksanakan perjanjian yang menyebabkan timbulnya kerugian dari pihak
kreditur. Kerugian terjadi semata-mata oleh keadaan atau peristiwa di luar kemampuan
perhitungan debitur, maka keadaan atau peristiwa tadi menjadi dasar hukum yang
melepaskan debitur dari kewajiban mengganti kerugian (schadevergoeding). Dengan kata
lain, debitur bebas dan lepas dari kewajiban membayar ganti rugi, apabila dia berada
dalam keadaan “overmacht”, dan overmacht itu menghalangi/ merintangi debitur
melaksanakan pemenuhan prestasi. Overmacht merupakan dasar hukum yang
menyampingkan/menyingkirkan asas yang terdapat pada pasal 1239 : setiap wanprestasi
yang menyebabkan kerugian, mewajibkan debitur untuk membayar ganti rugi
(schadevergoeding).

Anda mungkin juga menyukai