Anda di halaman 1dari 7

BIOGRAFI ULAMA HADIS SYECH HAMMAM IBNU MUNABBIH

DAN KARYA BELIAU DALAM PERKEMBANGAN KODIFIKASI HADIS

Oleh:

JALALUDDIN BARIR ASSA’IDI


BIOGRAFI ULAMA HADIS HAMMAM IBN MUNABBIH

DAN KARYA BELIAU DALAM PERKEMBANGAN KODIFIKASI HADIS

A. Pendahuluan:

Ulama mutaakhirin memecah ilmu hadist menjadi dua bagian yakni ilmu riwayah
dan ilmu dirayah. Ilmu Hadist Riwayah merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari
hadist-hadist yang disandarkan kepada nabi shallaallahu alaihi wassalam, baik berupa
perkataan, perbuatan, taqrir, tabi’at, maupun tingkah lakunya. Ilmu Hadist Dirayah
disebut sebaga ilmu Musthalahal-Hadist atau Ilmu Ushul al-hadist atau Ulumul Hadist
atau Qowa’id al-tafdist. Dalam hal ini Imam Suyuti dalam Tadrib al-Rawi menyatakan
bahwa Ilmu pengetahuan untuk mengetahui hakekat periwayatan, syarat-syarat,
macam-macam dan hukum-hukumnya, serta mengetahui keadaan para perawi, baik
syarat-syaratnya, macam-macam hadist yang diriwayatkan dan segala yang berkaitan
dengannya. Seiring dengan perkembangan ilmu hadis tentuya diawali dari proses
periwayatan hadis.

Proses periwayatan hadis secara tertulis dimulai sejak masa sahabat sampai
pada masa pengumpulan hadis di pertengahan abad ketiga Hijrah, artinya literatur
hadis yang diwarisi dari masa tersebut adalah hasil dari periwayatan tertulis dari masa
sahabat, sehingga secara historis bukti itu terjamin keaslian dan kualitasnya tanpa
keraguan periwayatan hadis. Sejak masa sahabat dan tabi’in periwayatan hadis telah
dilakukan menggunakan dua cara yakni tertulis dan lisan. Hasil tulisan berupa teks
hadis tersebut terus diteliti kebenarannya oleh orang-orang yang mempelajarinya
seiring perjalanan waktu, anjuran untuk menjaga keberadaan hadis tidak hanya sebatas
menghafal atau menyimpannya dalam bentuk tulisan, tetapi menyampaikan kepada
orang yang ada di sekelilingnya. Di antara penyebaran hadis melalui tulisan dapat
dikategorikan di sini adalah surat-surat Nabi yang dikirim untuk para raja, penguasa,
kepala suku, dan gubernur muslim yang ada. Selain juga catatan-catatan khusus untuk
para sahabat, seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Amr bin Ash dan Abu Shah.

Banyak ditemukan informasi betapa besar minat umat Islam kala itu terhadap
peninggalan Nabinya, khususnya hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang memang
memuat berbagai masalah keagamaan sebagai penjelas kandungan al-Qur’an. Para
khalifah yang empat dan beberapa sahabat banyak mendapatkan informasi hadis,
1
misalnya Abdullah bin Mas’ud, Ibnu Mas’ud ini membiasakan berada bersama Nabi
untuk mendapatkan pelajaran tentang Islam. Ibnu Mas’ud memiliki catatan hadis yang
disebut al-Shahifah, di dalamnya memuat seribu hadis. Terdapat beberapa Shahifah
sejenis yang dimiliki oleh beberapa sahabat, seperti Sa’d bin ’Ubadah al-Anshari,
Samurah bin Jundub, Jabir bin Abdullah al-Anshari, Anas bin Malik dan Hammam bin
Munabih.

B. BIOGRAFI HAMMAM IBN MUNABBIH

Salah satu ulama hadis dalam masa tabi’in adalah Hammam ibn Munabbih. Nama
lengkapnya adalah Hammam bin munabih bin kamil bin siyaj al yamany, abu uqbah
assan’any al abnawy. Beliau adalah salah satu shigarusahabah yang pernah bertemu
dengan sahabat yang mulia Abu Hurairah. Beliau lahir pada tahun 40 Hijriyah dan wafat
pada tahun 131 Hijriyah. Guru- guru beliau diantaranya : Abu Hurairah, Muawiyyah,
Ibnu abbas, Ibnu Umar, dan Ibnu Zubair. Diantara murid- murid beliau adalah Wahab
bin Munabih yang masih saudara kandung, Aqil bin Ma’qal bin Munabbih masih
keponakan sendiri, Ali bin Hasan bin Anas, dan Muammar bin rasyid.

Hammam ibn Munabbih meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah, Muawiyah,


Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Ibnu Az-Zubair. Hadis-hadisnya diriwayatkan oleh Wahab
bin Munabbih, Aqil bin Ma’qal bin Munabbih, Ali bin Al-Hasan bin Anas, dan Ma’mar bin
Rasyid. Hammam ibn Munabbih dinilai siqah oleh para ulama. Hammam ibn Munabbih
dikenal sebagai murid Abu Hurairah. Beliau juga menulis sebuah 'shahifah' yang terdiri
dari sekitar 140 hadits yang telah ia dengar dari gurunya Abu Hurairah.

C. KARYA HAMMAM IBN MUNABBIH “ASH SHAHIFAH ASH SHAHIHAH”.

Hammam ibn Munabbih mempunyai karangan kitab yang diberi nama ‘’As
Shohifah As Shohihah’. Dalam penamaan As-Shohihah, diperkirakan beliau mencontoh
susunan sebelumnya yaitu As-Shohifah As-Shodiqoh, yang ditulis oleh Abdullah bin
Amru al Ash Radiyallahu Anhu, maka tepatlah jika beliau memilih kata As-Shohihah pada
shohifahnya, karena shohifah beliau ditulis langsung dari shahabat yang bersanding
dengan Rosulullah shollallahu alaihi wasallam, selama empat tahun lamanya dan telah
meriwayatkan banyak hadist dari beliau. Cakupan kitab ini meliputi, periwayatan
sekaligus pembukuan hadist dari Abu Hurairah Radiyaullahu anhu. Hal ini, akan
semakin menambah keyakinan kita berkaitan dengan keaslian manuskrip Shohifah As

2
Shohihah’, bahwa ternyata Imam Ahmad menukil secara utuh isi kitab ini dalam
musnadnya yang terkenal dengan nama ‘’musnad Imam Ahmad’’. Shohifah As Shohihah’,
ini terdiri dari 140 hadist. Ibnu Hajar menuturkan bahwa Hammam telah meriwayatkan
hadis dengan satu isnad, berdasarkan kecocokan riwayat di atas sekaligus yang telah
diriwayatkan oleh para ulama’, maka keabsahan shohifah ini semakin dapat diyakini.

Ash shahifah ash shahihah” ditulis oleh Hammam Bin Munabbih, suami anak
perempuan Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, yang beliau tulis di hadapan Abu
Hurairah. Shahifah ini memiliki keistimewahan khusus dalam pengodifakasian Hadis,
sebab menurut beberapa sumber, shahifah Hammam bin munabbih alhamdulillah
masih ditemukan dalam keadaan utuh sebagaimana yang diriwayatkan dan ditulis oleh
Hammam Bin Munabbih dari Abu Hurairah langsung, maka pantaslah jika shahifah
beliau dinamakan dengan “ash shahifah as-Shahîhah”, sebagaimana halnya dengan “ash
shahifah ash-shadiqah” yang ditulis oleh Abdullah Bin Amru Bin Ash. Terdapat beberapa
pendapat yang menyatakan bahwa manuskrip asli 'sahifah' Hammam dapat ditemukan
di Berlin dan Damaskus. Oleh karenanya sering digunakan sebagai bukti bahwa Hadis
sedang direkam dan berkembang pada abad pertama Islam, dan menjadi awal
perkembangan keilmuan hadis selanjutnya.

Shahifah Hammam bin Munabbih, yang sudah dicetak ulang dan disunting
(tahqiq) oleh Muhammad Humaidullah. Adik Wahab bin Munabih ini mengaji pada Abu
Hurairah di Madinah. Sementara itu, Hammam sendiri asli Yaman. Selain itu, Hammam
juga dikenal sebagai orang yang gemar mengoleksi manuskrip-manuskrip, dari
beberapa pendapat mengatakan sebelum kakanya meninggal, Hammam membeli
beberapa manuskrip milik kakaknya untuk dikoleksi. Hammam hidup hingga masa
kekhalifahan Abbasiyah, tepatnya pada tahun 131 hijirah. Pada waktu itu, kekhalifahan
Abbasiyah sudah terkenal dengan simbol-simbol hitam (ashab rayat al-sud) yang
mengklaim sebagai ciri tentara al-Mahdi yang diutus Tuhan. Fenomena tersebut
kembali terulang pada masa modern ini di Irak dengan adanya ISIS. Namun sayang,
Hammam tidak mencatat riwayat-riwayat terkait panji hitam dalam shahifah-nya.
Semua sanad yang terdapat dalam shahifah Hammam hanya bersumber dari jalur Abu
Hurairah saja.

3
Dalam kajian keilmuan dan penelitian tetang kodifikasi hadis, para akademisi
muslim mulai mencari dan meneliti manuskrip-manuskrip hadits sebelum abad kedua
dan pertama hijriyah yang tersebar di berbagai perpustakaan di dunia, untuk
membuktikan bahwa penulisan hadits memang sudah dimulai sejak awal periode Islam
dan sekaligus untuk membantah pendapat yang mengatakan bahwa penulisan hadits
baru dilakukan belakangan. Pada tahun 1372 H/1953 M, atas usaha Muhammad
Hamidullah, Shahifah As Shohihah’ karya Hammam bin Munabbih, berhasil diterbitkan
di Damaskus. Hal ini, dengan adanya Shahifah As Shohihah’ menjadi sampel dan bukti
kumpulan catatan hadits generasi pertama setelah generasi sahabat. Menyusul
kemudian Jami' Ma'mar bin Rasyid, karya Ma'mar bin Rasyid salah seorang murid
Hammam bin Munabbih—berhasil dicetak bersama dengan Mushannaf Abdur-Razaq,
karya Abdur-Razaq ash-Shan'ani. salah seorang murid Ma'mar dan guru dari Imam
Ahmad bin Hanbal. Dua manuskrip ini dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 1392
H/1972 M atas usaha penelitian Habiburrahman al-A'dhami. Dengan ditemukan dan
ditelitinya tiga manuskrip ini maka jalur sanad Imam Ahmad bin Hanbal, Abdur-Razaaq,
Ma'mar, Hammam dan Abu Hurairah semakin jelas ketersambungannya (ittishal).
Adapun pendapat beberapa ulama tentang Hammam ibn Munabbih, sebagai
berikut;

a. Ishaq bin Mansur, dari Ibnu Mu’in berkata bahwa Hammam bin Munabih itu
tsiqoh, memiliki karakteristik yang baik dan hafalannya pun kuat
b. Ibnu Hibban mengutarakan dalam kategori tsiqoh dan berbicara tentang hal
itu dalam bukunya ats-tsiqot
c. Al Maimuny mengatakan Hammam bin Munabih juga ikut berperang pada
awal Islam (melawan kekaisaran Bizantium dan Persia), dan pernah mengaji
kepada Abu Hurairah serta menerima hadist sebanyak 140 hadist dari satu
sanad yaitu Abu Hurairah.
D. Penutup
Begitu besar kontribusi syech Hammam bin Munabih dalam menghimpun hadis,
karya beliau Ash shahifah ash shahihah yang menjadi rujukan para ulama, peneliti dan
akademisi menajadi suumber ilmu pengetahuan yang tidak ternilai harganya. Semoga
dengan menulis dan mengkaji biografi beliau Hammam bin Munabih, dapat menambah
kecintaan kita kepada Hadis Nabi dan para sahabat, tabiin serta ulama Hadis.

4
Perkenalkan namaku JALALUDDIN BARIR ASSA’IDI. Blora 28 juli 2001 pada hari
sabtu kliwon, tepat sebelum shubuh aku dilahirkan denga. Buah kedua dari pasangan
Bapak Zamrodi dan Ibu Siti As’adah, anak yang pertama kakak perempuan, aku selisih
sepuluh tahun darinya. Jalal panggilan akrabku. Kedua orang tuaku mendidiku dengan
disiplin suapaya rajin dalam beribadah dan giat belajar. Aku memulai jenjang pertama
sekolah di TK Masyitoh kunduran blora, terus melanjutkan di MI Al Huda Kunduran
Blora Jawa tengah. Lanjut ke jenjang menengah di Pondok Pesantren 4 Bahasa Al
Muhibbin Jatirogo-Tuban. Sambil bersekolah di SMPN 2 Jatirogo Tuban Jawa Timur

MA NU TBS KUDUS-JAWA TENGAH, PONDOK PESANTREN MUS-YQ ( Ma’had


UlumisySyar’iyyah-Yanbu’ul Qur’an ) kwanaran, Kudus, jawa tengah.

Wallahu a’lam bisawab.


E. Referensi
Kitab Tahdzib atTahdzib juz 4, hal 283
Kitab tahdzibul kamal juz 30, hal 298

5
6

Anda mungkin juga menyukai