Anda di halaman 1dari 7

IMAM AHMAD BIN HANBAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Tarik Tasyrih

Dosen Pengampu : Mahsudi Haryanto, S.HI.,ME

Disusun Oleh :

1. Putri Ayuni Wulan Dari ( 223360045 )

2. Siti Rubinah ( 221250634 )

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANGHARI

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Sebagai umat Islam sudah sepantasnya kita mengetahui tokoh tokoh Islam baik dari nama,
julukan bahkan sejarah singkat merupakan hal yang penting bagi setiap orang.
Imam Ahmad bin Hanbal ialah tokoh Islam yang sangat berpengaruh merupakan pendiri
Mazhab Hanbali. Beliau berkepribadian sangat kuat dalam jajaran pengikut Ahlussunah. Dia
merupakan pemimpin besar yang memperjuangkan tegaknya sunah.
Imam Ahmad adalah seorang tokoh yang sederhana,merakyat dan mempunyai komitmen
keislaman yang tinggi. Dialah seorang ulama yang hanya memiliki satu spesialis yaitu ; dalam
bidang Al-Qur'an dan hadits, dalam persoalan ini dia memiliki pengalaman yang begitu luas dan
pendirian yang teguh. Dia sangat mendalami ilmu-ilmu syariah, sebaliknya terhadap ilmu ilmu
duniawi dia tidak begitu tertarik.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa itu Imam Ahmad bin Hanbal?
2. Apa saja pemikiran Pemikiran imam Ahmad bin Hanbal?
3. Apa karya karya Imam Ahmad bin Hanbal ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Biografi Imam Ahmad bin Hanbal
Nama lengkap Ahmad bin Hanbal adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal
ibn Hilal bin Asad bin Idris bin Abdillah bin Hayyan bin Abdillah bin Anas bin Auf bin Qasitibn
Mazin bin Syaiban bin Zulal bin Ismail bin Ibrahim. Beliau lahir pada bulan Rabiul Awal tahun
164 H atau pada bulan November 780 Masehi beliau lahir di Baghdad. Ayahnya bernama
Muhammad sedangkan ibunya bernama Shafiyah binti Maimunah binti Abdul Malik As
Syaibani.
Imam Ahmad lahir dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya meninggal dunia ketika beliau
masih kecil, sehingga tanggung jawab pemeliharaannya berada di pundak ibunya.
Kesederhanaan hidup tidaklah menyurutkan tekad beliau untuk menuntut ilmu dan menempa
diri.
Imam Ahmad bin Hanbal mendapatkan pendidikan pertamanya di kota Baghdad. Kota
Baghdad ketika itu adalah pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Atas
kemauan sendiri ditambah dengan dorongan dari keluarganya, beliau memilih menekuni bidang
ilmu-ilmu agama, khususnya ilmu hadis dan fikih. Di samping itu, dia juga menghafal Alquran.
Pada umur 15 tahun ia sudah menghafal Al-Qur'an. Dan pada umur 15 tahun pula ia sudah mulai
belajar hadits.
Kecintaannya kepada hadis mendorongnya untuk melakukan perjalanan mencari hadis,
menemui syaikh-syaikh hadis di berbagai daerah untuk menerima periwayatan hadis. Imam
Ahmad mulai mempelajari hadis di Baghdad tahun 179 H. Selama tujuh tahun dia menekuni
hadis di kota ini dengan menemui lebih dari 20 orang syaikh hadis, antara lain Hasyim ibn
Basyir. Tahun 186 H dia belajar ke Bashrah. Setahun kemudian dia pergi ke Hijaz. Selanjutnya
dia melakukan perjalanan lagi ke Bashrah, Kufah, Hijaz dan Yaman. Tercatat sebanyak lima kali
beliau berkunjung ke Bashrah dan lima kali pula ke Hijaz. Ketika pergi ke Mekah, imam Ahmad
bertemu untuk pertama kalinya dengan Imam Syafi'ie dan Imam Ahmad langsung berguru
kepadanya tentang fikih dan ushul fikih. Pada tahun 195 H sampai 197 H Ahmad belajar fiqh
dan ushul fiqh pada Imam Syafi'ie.
Imam Ahmad bin Hanbal mulai memberikan fatwa ketika menginjak umur 40 tahun. Ia baru
bersedia mengeluarkan fatwa pada tahun 204 H, tepat pada tahun ketika Imam Syafi’i meninggal
dunia.

2. Pemikiran imam Ahmad bin Hanbal


Pemikiran Imam Ahmad di bidang hukum Islam dapat dirangkum sebagai berikut :
Pertama, al-Qur’an dan as-Sunnah lebih diutamakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal
daripada perkataan para sahabat Nabi, termasuk pemahaman mereka terhadap kedua sumber
hukum tersebut. Imam Ahmad melarang seorang muslim mewarisi harta non-muslim sesuai
dengan hadis Nabi Muhammad Saw. Ia tidak mengikuti pendapat Mu’adz bin Jabal dan
Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang berpendapat sebaliknya.
Kedua, pendapat sahabat Nabi diterima oleh Imam Ahmad selama tidak terbantah oleh
pendapat sahabat lainnya. Jika ada perbedaan pendapat, maka diadakan seleksi dengan
menganalisis kedekatannya pada al-Qur’an dan as-Sunnah.
Ketiga, Hadis Mursal (perawi tingkat sahabat Nabi tidak disebutkan) dijadikan sebagai
rujukan dalam penyelesaian kasus hukum, padahal Imam Syafi’i sendiri sudah
meninggalkannya, karena hadis mursal tergolong hadis yang lemah.
Keempat, fatwa murid sahabat Nabi juga diakui oleh Imam Ahmad. Menurut Imam
Ahmad, fatwa seorang murid sahabat Nabi wajib diikuti. Jika seorang tidak menemukan
hukum di dalam al-Qur’an, as-Sunnah, maupun fatwa sahabat Nabi, maka ia wajib
mengambil fatwa murid sahabat Nabi.
Kelima, Qiyas diambil dalam keadaan terpaksa, yakni semua rujukan di atas tidak
menyatakan langsung tentang ketentuan-ketentuan hukum atas persoalan-persoalan yang
dihadapinya.
Pemikiran hukum Islam dan hadis dari Imam Ahmad yang diterima para muridnya tersebut
dapat bertahan hingga saat ini lantaran usaha dari para murid Imam Ahmad.
3. Karya-karya Imam Ahmad bin Hanbal
Imam Ahmad bin Hanbal memiliki banyak sekali karya tulis, bukunya yang paling utama
ialah Al-Musnad . Buku tersebut membuktikan keluasan dan penguasaannya atas ilmu-ilmu
agama Islam. Buku tersebut terdiri atas tiga puluh ribu yang disandarkan kepada lebih dari tujuh
ratus orang sahabat, diseleksi oleh Imam Ahmad bin Hanbal dari tujuh ratus ribu hadits. Buku ini
dan buku sejenis telah membantu menempatkan hadis pada tempat yang tepat, sebagai salah satu
sumber hukum Islam.

Selain itu juga terdapat beberapa karya lainnya yang merupakan karya Imam Ahmad bin
Hanbal diantara sebagai berikut :
1. Al-Ilal wa Ma'rifat Al-Rijal
2. Tarikh
3. Al-Nasakh wa Al-Mansukh Al-Tafsir
4. Al-Manasik
5. Al-Asyribah
6. Al-Zuhd
7. Al-Radd'ala Al-Zanadiqah wa Al-Jahmiyah.

Ada lagi beberapa hasil karya beliau yang di kumpulkan oleh Abu Bakar al
Khallal, diantaranya :
1. Kitabu al 'illal
2. Kitabu al "ilmi
3. Kitabu al sunnah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama lengkap Ahmad bin Hanbal adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal
ibn Hilal bin Asad bin Idris bin Abdillah bin Hayyan bin Abdillah bin Anas bin Auf bin Qasitibn
Mazin bin Syaiban bin Zulal bin Ismail bin Ibrahim. Beliau lahir pada bulan Rabiul Awal tahun
164 H atau pada bulan November 780 Masehi beliau lahir di Baghdad. Imam Ahmad bin Hanbal
ialah tokoh Islam yang sangat berpengaruh merupakan pendiri Mazhab Hanbali. Beliau
berkepribadian sangat kuat dalam jajaran pengikut Ahlussunah. Dia merupakan pemimpin besar
yang memperjuangkan tegaknya sunah. Imam Ahmad adalah seorang tokoh yang
sederhana,merakyat dan mempunyai komitmen keislaman yang tinggi. Dialah seorang ulama
yang hanya memiliki satu spesialis yaitu ; dalam bidang Al-Qur'an dan hadits. Imam Ahmad bin
Hanbal memiliki banyak sekali karya tulis, bukunya yang paling utama ialah Al-Musnad . Buku
tersebut membuktikan keluasan dan penguasaannya atas ilmu-ilmu agama Islam. Buku tersebut
terdiri atas tiga puluh ribu yang disandarkan kepada lebih dari tujuh ratus orang sahabat,
diseleksi oleh Imam Ahmad bin Hanbal dari tujuh ratus ribu hadits. Buku ini dan buku sejenis
telah membantu menempatkan hadis pada tempat yang tepat, sebagai salah satu sumber hukum
Islam.

B. Saran
Penulis menyadari dalam membuat tulisan ini banyak sekali ketidaksempurnaan, diharapkan
untuk para pembaca dapat memberi keritik yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Husayn Ahmad, 2006.Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam. Bandung: PT Remaja
Rosadakarya.

fikriamiruddin.com.(2020, 30 Juni) Pemikiran Hukum Islam Imam Ahmad bin Hanbal.

https://www.fikriamiruddin.com/2020/06/pemikiran-imam-ahmad-bin-hanbal.html?m=1
diakses pada 28 Desember 2022

alhikmah.ac.id. Sejarah Singkat Imam Hanbali.

https://alhikmah.ac.id/sejarah-singkat-imam-hanbali/ diakses pada 28 Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai