Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
Soraya NIM : 2022862088378
Nur Hasanah NIM: 2022862088348
Irfan Hakim NIM: 2022862088298
Ahmad Ariyanto NIM: 2022862088252
Gilang Ramadhan NIM: 2022862088288
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan- Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafaatnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Hormat kami
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Masalah......................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
B. Pola Pemikiran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Imam Ahmad Ibnu Hanbal
dalam Menetapkan Hakum Islam serta Metode Istidlalnya...........................................8
BAB III...............................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan hukum Islam setelah Rasulullah SAW wafat
berkambang begitu pesat. Hal itu dikarenakan pola pikir umat Islam
dalam berpendapat tentang hukum berbeda-beda. Umat Islam
mengalami dilematis dalam menetapkan hukum setelah Rasulullah
wafat, karena begitu banyak masalah-masalah hukum baru yang
muncul yang belum ada nashnya dalam Alquran dan Hadis. Dengan
demikian muncullah berbagai pendapat mengenai hukum tentang
suatu hal. Dalam islam hal seperti ini dibolehkan dengan syarat harus
di musyawarahkan dengan ulama-ulama yang lain atau dengan kata
lain berijtihad. Jika kita tidak mampu berijtihad dikarenakan
keterbatasan pengetahuan kita, maka kita harus mengikuti ijtihad dari
salah seorang mujtahid yang ia percayai. Dari situlah muncul hukum-
hukum islam dari hasil ijtihad para ulama, yang mana lahirlah yang
disebut mazhab.
Dari penjelasan di atas, kami akan membahas lebih lanjut
mengenai mazhab-mazhab fiqih tersebut. Yang khususnya membahas
tentang madzhab Imam Ahmad Ibn Hanbal. Dalam pembahasan
makalah ini tentulah jauh dari kata sempurna. Itu dikarenakan
keterbatasam kami dalam mengetahui mazhab Imam Ibn Hanbal, yang
mana kami hanya berpedoman pada beberapa referensi saja. Oleh
karena itu mohon koreksi dari berbagai pihak agar makalah ini dapat
lebih baik.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Riwayat Hidup Imam Ahmad Ibnu Hanbal?
2. Bagaimana Pola Pemikiran dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Imam Ahmad Ibnu Hanbal dalam
Menetapkan Hukum Islam serta Metode Istidlalnya?
3. Bagaimana Karakteristik Mahdzab Imam Ahmad Ibnu
Hanbal?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Riwayat Hidup Imam Ahmad Ibnu
Hanbal.
2. Untuk Mengetahui Pola Pemikiran dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Imam Ahmad Ibnu Hanbal Dalam
Menetapkan Hukum Islam serta Metode Istidlalnya.
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Mahdzab Imam
Ahmad Ibnu Hanbal.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhammad Jawad Mughniyah, al-Fiqh ala al-Madzhahib al-Khamsah,
(Jakarta: Penerbit Lentera, 2013) hlm. xxxi-xxxii
2
Muhammad Jawad Mughniyah, fiqih lima mazhab,(Jakarta: Penerbit
Lentera, 2015) hlm. 28
5
yang sudah jelas shahihnya. Oleh karena itu, akhirnya beliau
berhasil mengarang kitab hadits, yang terkenal dengan nama
Musnad Ahmad bin Hanbal. Beliau mulai mengajar ketika
berusia 40 tahun.
Imam Hambali hidup dalam kurun waktu yang penuh
dengan fitnah yang mengatakan bahwa al-Quran adalah baru
makhluk. Sehingga timbul golongan Mutazilah. Ahmad bin
Abi Duab Al-Mutazili adalah wazir atau menteri pada masa
Al-Mamun yang mewujudkan fitnah. Al-Mamun condong
pada pendapat Mutazilah, maka dia memaksa para ulama dan
para hakim untuk menyuarakan madzhab yang sesat.
Kebanyakan ulama yang menerima seruannya itu karena tidak
berdaya lain hal dengan Ahmad bin Hambal, beliau enggan
mendukung pendapat itu karena tetap mempercayai bahwa al-
Quran adalah percakapan Allah dan percakapan Allah adalah
salah satu sifat-Nya. Ibnu Hambal di bawa menghadap Al-
Mamun dengan tangannya terikat. Kemudian Al-Mamun
meninggal dunia lalu digantikan oleh Al-Mutasim. Al-
Mutasim memegang jabatan khalifah, Ibnu Abi Duab masih
tetap kementerian, manakala Ibnu Hambal yang dikurung atau
ditahan menanti hukuman. Ibnu Hambal dibujuk oleh mereka
tetapi beliau tetap dalam pendiriannya. Beliau dipukul dengan
kuat sehingga beliau jatuh pingsan beberapa kali. Mereka
mengurung Ibnu Hambal dalam penjara selama dua tahun
setengah.
Sesudah Al-Mutasim diganti oleh Al-Wathik, Al-
Wathik tidak lagi mengusir atau menyakiti Ibnu Hambal tetapi
dia hanya melarang Ibnu Hambal untuk tidak mempengaruhi
orang banyak. Setelah Al-Wathik meninggal dunia digantikan
oleh Al-Mutawakki. Khalifah Al-Mutawakkil berusaha untuk
menghilangkan persengketaan fitnah. Imam ahmad bin Hambal
kembali mengajar seperti biasa. Beliau telah mengalami
6
penderitaan selama empat belas tahun. Al-Mutawakkil
beberapa kali menawarkan kepada Ibnu Hambal dengan harta
kekayaan tetapi tidak diterima namun karena keadaan yang
tidak dapat dielakkan akhirnya beliau terpaksa menerima. Pada
akhirnya, Al-Mutawakkil meyakini keikhlasan Ibnu Hambal,
beliau tidak akan menerima satupun hasutan terhadapnya.
Ibnu Hambal mengalami sakit yang membawa kepada
kematian. Ketika beliau dalam keadaan sakit tidak ada perkara
yang membuat hatinya selalu berpikir kecuali beberapa perkara
yaitu sholat. Ibnu Hambal terkena penyakit demam panas pada
hari pertama di bulan Rabiul Awwal tahun 240 Hijriah,
sehingga beliau tidak mampu untuk berjalan di rumahnya
melainkan dengan pertolongan. Ibnu Hambal meninggal dunia
pada hari jumat tanggal 12 bulan Rabiul Awwal tahun 241
Hijriah. Jenazah beliau dimandikan oleh Abu Bakar Ahmad bin
Al-Hujjaj Al-Maruzi, Jenazah beliau dikebumikan sesudah
shalat jumat di Baghdad dan juga diiringi oleh puluhan ribu
rakyat jelata.
2. Latar Belakang Pendidikan Imam Ahmad Ibnu Hanbal3
Gaya hidup Imam Ahmad Ibnu Hanbal sehari-hari terlihat
sangat sederhana dan hanya memeiliki sebuah rumah yang
sebagian ditempati oleh keluarga beliau dan sebagiannya lagi
untuk disewakan. Sekalipun demikian kemasyhuran namanya
tidak berkurang, bahkan semakin bertambah sebab kecintaan
beliau terhadap ilmu telah terlihat sejak kecil dan terus menerus
sehingga tidak ada kesempatan untuk memikirkan mata
pencahariannya. Bahkan sejak berumur 14 tahun beliau sudah
menulis dan mengarang.
Dalam perjalanan studynya, beliau banyak sekali
mengunjungi berbagai daerah dan negara untuk mencari ilmu
3
Muhammad Mashum Zein, Arus Besar Pemikiran Empat Madzhab,
cetakan pertama (Jombang Jatim: Darul Hikmah, 2008), hlm. 186-188
7
pengatahuan, diantaranya adalah Siriya, Ijaz, Yaman, Kuffah
dan Basrah untuk beberapa kali bersamaan dengan Imam al-
Syafiiy. Lalu berguru kepada Sufyan Ibn Uyainah, Ibrahim ibn
Saad dan Yahya ibn Qathan. Dari usaha yang tidak mengenal
lelah itulah, maka beliau dapat mengumpulkan dan
menghimpun 40.000 ribu al-Hadits dalam kitab Musnadnya.
Dari keahlian yang dimiliki inilah,, beliau dimasukkan
kelompok Muhadditsin bukan Imam Mujtahid, sebagaimana
komentar Idris al-Haddad, dalam kitab Ianah bahwa Imam
Ahmad Ibnu Hanbal adalah seorang periwayat al-Hadits yang
tidak ada tandingannya pada masanya, bahkan beliau tidak
dapat dikelompokkan ulama ahli fiqh.4
Selanjutnya, dalam bidang fiqh Imam Ahmad ibn Hanbal
belajar kepada Imam SyafiI dan langsung menjadi pengikut
setianya, bahkan tidak pernah berpisah kemanapun guru pergi
kecuali setelah Imam Syafiiy pindah ke Mesir. Imam Syafi iy
juga belajar al-Hadits dari beliau, tetapi setelah merasa
memiliki kemampuan untuk berijtihad sendiri, maka Imam
Ahmad ibn Hanbal melepaskannya dan selanjunya bahkan
membentuk madzhab sendiri.
4
Juhaya S. Praja, Perbandingan Madzab Dengan Pendekatan Baru,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), hlm. 110
5
Muhammad Mashum Zein, Arus Besar Pemikiran Empat Madzhab,
hlm. 188-190
8
Hadits al-Shahih tanpa mau memperhatikan pada adanya faktor
lainnya dan jika ditemukan adanya fatwa sahabat, maka fatwa
sahabatlah yang diamalkan. Akan tetapi jika ditemukan adanya
beberapa fatwa para sahabat dan fatwa mereka tidak seragam,
maka yang dipilih fatwa mereka yang mendekati al-Qur an dan
al-Hadits.
Imam Ahmad ibn Hanbal termasuk Ahl al-Hadits dan
bukan sebagai Ahl Fiqh, maka tempak dengan jelas bahwa
Al-Sunnah sangat mempengaruhi dirinya dalam menetepkan
hukum. Karena beliau termasuk Imam Rihalah, ada juga
pengaruhnya dalam menghadapi berbagai macam perubahan
keadaan yang sudah barang tentu jauh berbeda dari keadaan di
masa Nabi SAW yang diketahuinya dari beberapa al-Hadits,
khususnya yang berkaitan dengan al-Hadits al-Siyasah
Dari faktor itulah, maka beliau dalam mensikapi keadaan
sosial politik, selalu menggunakan Mashlahah Mursalah dan
Istihsan sebagai dasar hukumnya selama nash atau qaul al-
Shahabat tidak ditemukan. Sebagaimana tercermin pada pola
pemikirannya yang sangat kuat dalam berpegang teguh kepada
al-Hadits, bahkan hal tersebut menjadikan dirinya terlalu takut
menyimpang dari ketentuan al-Hadits, begitu juga al-Atsar,
mengingat posisinya sebagai ahl al-Hadits dan sebab dasar
pijakan fiqhnya lebih banyak kepada al-Hadits.
12
dimasukkan kedalam kelompok al-fiqh, sebab dasar pijakan
fiqhnya lebih banyak ke al-Hadist.
BAB III
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ahmad Ibn Muhammad Ibnu Hanbal Ibnu Asad Ibnu Idris Ibnu
Abdullah Ibnu Hasan al-Syabaniy. lahir di Baghdad pada bulan Rabiul
Awal tahun 164H/780. Ahmad ibnu Hanbal berasal dari keturunan Bani
Syaiban, salah satu kabilah yang berdomisili di semenanjung Arab. Sejak
kecil beliau telah menunjukkan sifat dan pribadi yang mulia, sehingga
menarik simpati banyak orang. Dan sejak kecil itu pula beliau telah
menunjukkan minat yang besar kepada ilmu pengetahuan. Ibnu Hambal
meninggal dunia pada hari jumat tanggal 12 bulan Rabiul Awwal tahun
241 Hijriah
Metode istadlal Imam Ahmad Ibnu Hanbal yang dipakai
menetapkan hukum Islam adalah sebagai berikut:
a) Al-Quran dan al-Sunnah al-Shahih
b) Fatwa Para Shahabat Nabi SAW
c) Al-Hadits al-Mursal al-Hadits al-Dlaif
d) Al-Qiyas
Pada hakikatnya para ulama seapakat bahwa Imam Ibnu Hanbal
adalah seorang pemuka ahli Al-Hadits, dan tidak pernah menulis secara
langsung kitab fiqh, sebab semua masalah fiqh yang dikaitkan dengan diri
beliau hanyalah berasal dari fatwa-fatwanya yang menjadi jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaanyang pernah diajukan terhadap beliau,
sedang yang menyusunnya adalah para pengikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
14
Jawad, Muhammad Mughniyah.2013. al-Fiqh ala al-Madzhahib al-
Khamsah, Jakarta: Penerbit Lentera.
Jawad, Muhammad Mughniyah.2015. fiqih lima mazhab. Jakarta: Penerbit
Lentera.
Mashum, Muhammad Zein.2008. Arus Besar Pemikiran Empat
Madzhab, cetakan pertama. Jombang Jatim: Darul Hikmah.
S. Juhaya Praja.2008.Perbandingan Madzab Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: CV Pustaka Setia.
15