Disusun Oleh :
Kelompok 6 (C)
• Amalia Ningrum (2008108048)
• Sri Heti (2008108041)
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
Pada hakikatnya, manusia yang pandai itu bukanlah orang yang bisa
dinilai dari segi pikiran melainkan manusia yang pandai itu adalah manusia
yang bisa dinilai dari tindakannya. Hingga dari fikiran dan tindakannya saling
bekerja sama, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Pengertian
Kitab Menurut Ibnu Majah.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………….……………..2
DAFTAR ISI………………………………………………………………..3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah………………………………………………….4
C. Tujuan Pembahasan………………………….…………………….4
BAB II : PEMBAHASAN
A. Biografi Ibn Majah………………………………………………..5
A. Kesimpulan…………………………………………………………10
B. Saran………………………………………………………………..10
C. Daftar Pustaka………………………………………………...……11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tulisan ini akan mencoba membahas salah satu kitab hasil dari
kodifikasi ulama mutaqaddimin, sunan ibn majah. Kitab ini menarik untuk
dikaji. Kajian ini akan membahas terlebih dahulu setting historis kelahiran
kitab dan sosok penulisnya, setelah itu baru dilakukan pembahasan secara
mendalamtentang kitab berikut analisisnya. Dengan demikian tulisan ini
diharapkan mampu memberikan gambaran yang jelas tentang sunan ibn majah
dan posisinya dalam kutub al-sittah.
B. Rumausan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
4
3. Untuk mengetahui bagaimana penilain para ulama.
BAB II
PEMBAHASAN
Informasi tentang Ibn Majah ketika kecil sampai dewasa tidak banyak
ditemukan dalam beberapa literature, keterangan yang ada hanya
menunjukkan bahwa Muhammad ibn Yazid memulai karir akademiknya
ketika masih kecil di desa Qazwin. Keterangan yang banyak terhimpun adalah
yang terkait erat dengan kiprahnya dalam kegiatan penyusunan hadis. Ia amat
gandrung dengan ilmu hadis walaupun pada saat itu baru berusia 15 tahun. Ibn
Majah sempat berguru kepada Ali bin Muhammad al-Tanafasy (w. 233H)
Kegiatan tersebut terus berlangsung dengan cara mencari guru ke berbagai
daerah dan mendengarkan langsung hadis-hadis sehingga pada akhirnya beliau
menjadi seorang ulama hadis yang kita kenal sampai sekarang.
5
Ibn Majah adalah seorang petualang keilmuan terbukti dengan
banyaknya daerah yang dikunjunginya. Di antara tempat yang pernah
dikunjunginya adalah Khurasan: Naisabur dan kota lainnya; al-Ray; Iraq:
Bagdad, Kufah, Basrah, Wasit; Hijaz: Makkah dan Madinah; Syam:
Damaskus dan Hims serta Mesir.Petualangan tersebut dilakukan Ibn Majah
tidak saja dengan menghasilkan banyak hadis, namun juga mendapatkan ilmu
yang bermanfaat. Oleh karena itu, Ibn Majah diakui sebagai seorang yang
alim dalam hadis, ilmu sejarah dan tafsir. Kitab hadis termasuk dalam salah
satu kutub al-tis’ah yang banyak juga pujian terhadap kitab sunan-nya.
Guru pertama Ibn Majah adalah Ali ibn Muhammad al- Tanafasy dan
Jubarah ibn al-Muglis. Sejumlah nama guru Ibn Majah yang banyak
menyumbangkan hadis antara lain Mus’ab ibn Abdullah al-Zubairi, Abu
Bakar ibn Abi Syaibah, Muhammad ibn Abdullah ibn Namir, Hisyam ibn
Amar, Muhammad ibn Rumh dan masih banyak guru lain yang dapat dilihat
dalam karyanya secara langsung, Sunan Ibn Majah. Sedangkan murid- murid
Ibn Majah yang banyak mengambil hadis dari Ibn Majah adalah Muhammad
ibn Isa al-Abhari, Abu Hasan al-Qattan, Sulaiman ibn Yazid al-Qazwini, Ibn
Sibawaih.
6
Dari segi rijal al-hadis, Ibn Majah termasuk golongan ulama yang
mempermudah memasukkan rijal al-hadis. Hadis-hadis yang diriwayatkan
oleh periwayat pendusta dan periwayat yang banyak ditinggalkan seperti Amr
ibn Subh, Muhammad ibn Said al-Maslub, al-Waqidi dan sebagainya
dimasukkan dalam kitab Sunan-nya. Di samping itu, di dalam kitab tersebut
juga dilengkapi banyak hadis yang tidak dijumpai dalam kitab hadis lain yang
dikarang oleh al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, al-Tirmizi dan al-Nasai.
Diantara karyanya yang popular adalah sunan ibn majah yang disusun
seperti bab fikih, jumlah haditsnya sebanyak 4.341 buah hadis. 3002 hadits
diantaranya diriwayatkan oleh Ashhab Al-Khamsah.
Kitab Sunan Ibn Majah di dalamnya dibagi dalam beberapa kitab dan
setiap kitabnya masih terbagi dalam beberapa bab. Jumlah hadis secara
keseluruhan adalah 4341 buah yang terbagi dalam 37 kitab dan 1515 bab.
Jumlah tersebut merupakan hasil perhitungan akhir yang dilakukan oleh
Muhammad Fuad Abd al-Baqi. Sementara itu, dalam versi lain oleh al-Zahabi
diketahui bahwa Sunan Ibn Majah hanya memuat 4000 hadis saja yang terbagi
atas 32 kitab dan 1500 bab. Atau dalam riwayat Abu al-Hasan al-Qattan
bahwa kitab Sunan Ibn Majah memuat 32 kitab, 1500 bab dan sekitar 4000
hadis.
7
dapat dijadikan ladang penelitian. Jumlah pasal-pasal dalam kitab Sunan Ibn
Majah banyak dan ditata dengan baik dengan sedikit sekali adanya
pengulangan.
Syihab al-Din Ahmad ibn Abi Bakr al-Busiri (w. 840 H.) memahami
bahwa ada banyak hadis yang tidak disebut oleh dua kitab sahih dan tiga kitab
sunan sebelumnya. Sementara itu, penelitian yang dilakukan Muhammad Fuad
Abd al-Baqi menunjukkan bahwa terdapat 4341 hadis dengan perincian 3002
hadis yang dikeluarkan sama dengan lima kitab lainnya dan 1339 hadis yang
masuk dalam kategori zawa’id dan tidak ada dalam lima kitab hadis
sebelumnya. Dari hadis-hadis zawaid tersebut dapat diklasifikasi sebagai
berikut: 428 hadis diriwayatkan oleh periwayat yang dapat dipercaya dan
8
sahih sanadnya, 199 hadis sanadnya bernilai hasan, 613 mempunyai sanad
yang da’if, 99 hadis memiliki sanad yang lemah, munkar dan didustakan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nama lengkapnya adalah abu Abdullah Muhammad bin Yazid Al-Qazwini, lahir
di Qazwin salah satu kota di Iran pada tahun 207 H/824 M. Ibn Majah hidup pada
masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah yakni pada masa pemerintahan Khalifah al-
Makmun (198 H/813 M) sampai akhir pemerintahan Khalifah al-Muqtadir (295
H/908 M). Beliau meninggal dalam 74 tahun, usia tepatnya pada hari Selasa
tanggal 22 Ramadan tahun 273 H.
2. Ulama menduga bahwa kitab hadis yang dikarang Ibn Majah disusun berdasarkan
masalah hukum. Di samping itu, ia memasukkan masalah-masalah lain seperti
zuhud, tafsir dan sebagainya. Kadang-kadang, hadis yang disebut ada yang hadis
mursal dengan tidak menyebut periwayat di tingkat pertama, sahabat.
3.
3. Muhammad Fuad Abd al-Baqi menunjukkan bahwa terdapat 4341 hadis
dengan perincian 3002 hadis yang dikeluarkan sama dengan lima kitab lainnya dan
1339 hadis yang masuk dalam kategori zawa’id dan tidak ada dalam lima kitab
hadis sebelumnya. Dari hadis-hadis zawaid tersebut dapat diklasifikasi sebagai
berikut: 428 hadis diriwayatkan oleh periwayat yang dapat dipercaya dan sahih
sanadnya, 199 hadis sanadnya bernilai hasan, 613 mempunyai sanad yang da’if, 99
hadis memiliki sanad yang lemah, munkar dan didustakan.
B. Saran
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu masukan dari
dosen pembimbing maupun dari temen-temen sangat di butuhkan, demi
kesempurnaan makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Studi Kitab Hadits,
2003,Yogyakarta: Teras.
http://Ibnumajah.wordpress.com/sejarah-singkat-ibnumajah
http://id.wikipedia.org/wiki/ibnumajah
http:/nippontri.multiply.com/riviews/item/9?&show_interstitial=1&u%2freviews%2fitem
11