Anda di halaman 1dari 2

"Dari Abu Hurairah ra.

, berkata: Seorang Arab Badui mengencingi masjid, para


sahabat mau memukul orang tersebut, Nabi bersabda: biarkanlah dia, siramkanlah
pada kencingnya dengan setimba air, sesungguhnya kalian dibangkitkan untuk
memberikan kemudahan bukan memberikan kesukaran".

Tinjauan Sanad
Dalam rangkaian periwayat hadis versi al-Bukhari di atas, terdapat sebanyak 5 orang perawi,
antara lain: 1. Abu al-Yaman; 2. Syu'aib; 3. Al-Zuhri; 4. Ubaidillah ibn Abdullah ibn 'Utbah
ibn Mas'ud; 5. Abu Hurairah. Mengingat hadis tersebut turut diriwayatkan oleh Bukhari,
maka tidak diperlukan lagi penelitian terhadap kredibilitas para rawinya. Namun hanya
dijelaskan riwayat hidup singkat para perawi tersebut. Berikut ini dikemukakan riwayat hidup
singkat mereka.
1. Abu al-Yaman
Nama lengkapnya adalah al-Hakam ibn Nafi' al- Bahrani Abu al-Yaman al-Himshi.
Wafatnya tahun 222 H. Di antara guru-gurunya antara lain: Isma'il ibn 'Iyasy, Syu'aib
ibn Abu Hamzah dan lain-lain. Sedangkan murid-muridnya antara lain Bukhari,
Muslim dan lain-lain.
2. Syu'aib
Nama lengkapnya adalah Syu'aib ibn Abu Hamzah Abu Basyar al-Hamshi. Wafatnya
tahun 162 H, atau setelahnya. Adapun guru-gurunya antara lain: Zaid ibn Aslam, Al-
Zuhri dan lain-lain. Sedangkan murid-muridnya antara lain Abu al-Yaman, Baqiyah
ibn al-Walid dan lain- lain.
3. Al-Zuhri
Nama lengkapnya adalah Muhammad ibn Muslim ibn 'Ubaidillah ibn Syihab Abu
Bakar al-Zuhri. Ia bermukim di Madinah, termasuk ke dalam thabaqat tabi'in.
Wafatnya tahun 124 H di Syam. Ia tercatat sebagai salah seorang murid dari Sa'id ibn
Musaiyab. Adapun murid-muridnya antara lain: Shalih ibn Kisan, Yahya ibn Sa'id dan
lain-lain.
4. 'Ubaidillah ibn Abdullah ibn 'Utbah
Nama lengkapnya adalah 'Ubaidillah ibn Abdullah ibn 'Utbah ibn Mas'ud al-Hadzli,
Abu Abdullah al-Madini al-Faqih. Wafatnya tahun 94 H, ada yang mengatakan 98 H,
dan ada pula yang berpendapat lain. Ia tergolong dalam thabaqat tabi'in pertengahan.
Ia merupakan salah satu dari tujuh orang ulama fiqh di Madinah. Di antara guru-
gurunya adalah Abdullah ibn Umar ibn Khatthab, Abu Hurairah dan lain-lain.
Sedangkan murid-muridnya antara lain: Sa'ad ibn Ibrahim, Al-Zuhri dan lain-lain.
5. Abu Hurairah
Adalah seorang sahabat yang telah disepakati ketsiqatannya, sebagaimana juga
ditetapkan terhadap para sahabat yang lain. Nama Abu Hurairah yang sebenarnya
terjadi perselisihan pendapat, ada yang mengatakan nama lengkapnya adalah
Abdurrahman ibn Shakhar, ada yang mengatakan ibn Ghanam, ada juga yang
mengatakan namanya adalah Abdussyams, dan lain-lain. Abdussyams adalah
namanya ketika belum menganut Islam. Ketika telah menganut Islam, Nabi
Muhammad memberikan nama kepadanya Abdullah dan memberikan kuniyah
kepadanya dengan Abu Hurairah. Al-Thabrani mengatakan bahwa ibunya bernama
Maimunah bint Shabih. Mengenai tahun wafatnya ada tiga pendapat yaitu ada yang
mengatakan tahun 57, 58 atau 59 H. Selain menerima hadis langsung dari Nabi, ia
juga menerima hadis dari sahabat yang lain seperti Ubay ibn Ka'ab, Usamah ibn Zaid
dan lain-lain. Di antara murid Abu Hurairah adalah Ibrahim ibn Isma'il, Ibrahim ibn
Abdullah ibn Hunain dan lain-lain. Abu Hurairah terkenal sebagai sahabat yang paling
banyak meriwayatkan hadis di antara sahabat-sahabat yang lain.

Hukum Sanad
Selain diriwayatkan oleh beberapa kitab hadis mu'tamad, hadis di atas juga diriwayatkan oleh
al-Bukhari. Dengan demikian hadis tersebut berkualitas shahih lizatih.

Kesimpulan
Dari sudut sanadnya hadis di atas berkualitas shahih. Adapun kualitas matannya, apabila
merujuk kepada sanadnya maka ia juga dikategorikan shahih. Sedangkan dari sudut
kandungan isinya, menurut penulis tidak ditemukan kejanggalan-kejanggalan atau hal-hal
yang bertentangan dengan nash yang lebih kuat, baik ayat-ayat al-Qur'an maupun dengan
hadis lain yang lebih shahih. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
hadis di atas berkualitas shahih.

Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina (Rasi’in, 2011: 69).

Hadis ini dinilai daif oleh para ulama hadis, sebab salah seorang periwayat dalam sanadnya
bernama Abu ‘Atikah Tarif ibn Sulaiman. Abu ‘Atikah dinilai oleh kritikus hadis seperti
al-’Uqai-li sebagai matruk (tertolak).
Bukhari menilai bahwa hadisnya munkar. An-Nasai menilai, hadisnya tidak kuat. Abu Hatim
menilai, hadisnya zahib (dibuang). Kata as-Sulaimani, Abu ‘Atikah dikenal pernah
memalsukan hadis. Ahmad ibn Hambal (243 H) tidak mengakui hadis tersebut. Ibn Hibban
(354 H/965 M) menilai hadis ini batil, tidak ada dasar dan sumbernya (lâ asla lahû). Al-
Albani juga menilainya demikian (Yaqub, 2003: 1-4; as-Sakhâwi, 1429 H/2008 M.: 73;
al-’Ajlûnî, 1421 H/2000 M.: 154; Al-Albani, 1997: 450-1). Bahkan Ibn al-Jauzi (1403
H/1983 M.: 215-216) dalam bukunya Al-Maw²û’ât (koleksi hadis-hadis palsu) menilai bahwa
hadis tersebut adalah palsu. Dengan demikian hadis tersebut kualitasnya sangat daif, yaitu
hadis munkar. Bahkan ada yang menilainya sebagai palsu

Anda mungkin juga menyukai