Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Historiogragi merupkan penulisan sejarah yang membutuhkan sumber yang
beragama, dan pengetahuan yang bermacam-macam. Sekaligus membutuhkan perhitungan
yang tepat dan ketekunan. Hal itu lah kemudian akan membawa sejarawan pada kebenaran
dan menyelamatkan mereka dari kesalahan. Dalam sejrah Islam terdapat kisah yang
merupakan bisa menjadikan suatu sejrah sendiri bagi umat Islam. Penulisan sejarah inilah
yang nantinya akan mengawali jalan baru Historiografi Sejarah Islam.
Penulisan sejarah Islam (Historiografi Islam) telah memunculkan beberapa tokoh
yang menonjol dan penting bukan saja untuk masa lalu dan masa sekarang. Namun
berpotensi menjadi acuan dan pedoman pada masa yang akan datang. Diantaranya beberapa
tokoh penting tersebut adalah Al-Mas’udi. Al-Mas’udi merupakan seorang ahli sejarah,
geografi, geologi, sekaligus pengembara intelektual dalam Islam. Telah banyak negeri yang
dituliskan dalam proses pengembaraannya. Makalah ini akan menguraikan tentang Al-
Mas’udi dan kontribusinya untuk penulisan sejarah Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup Al-Mas’udi?
2. Bagaimana ciri-ciri penulisan A-Mas’udi?
3. Apa kontribusi Al-Mas’udi dalam penulisan sejarah Islam?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Al-Masudi
Al-Mas’udi dan Abu al-Hasan ibn al-Husayn ib al-Mas’udi adalah alhi sejarah dan
ahli geografi yang lahir di Bagdad, Iraq menjelang akhir abad ke-9M. Ia adalah seorang
sejarawan dan ahli geografi, ahli geologi, dan ahli zoologi Muslim, juga mempelajari ilmu
kalam (theologi), akhlaq, politik, dan ilmu bahasa. Singkatnya, ia adalah salah seorang tokoh
eksiklopedik dalam sains Islam, tetapi sangat dikenal sebagai seorang ahli geografi dan
sejarah. Al-Masu’udi dilahirkan pada yahun 283H atau 895M di Kota Bagdad, dan meninggal
dunia di Fustat (Mesir) pada tahun 345H atau 956M. Ia berasaldari keturunan Arab yaitu
keturunan Abdullah bin Mas’ud seorang sahabat Nabi Muhammad SAW.

Masa kecil Al-Mas’udi belum diketahui secara pasti. Sebagaian besar sejarawan
berpendapat bahawa masa kecilnya dihabiskan di Bagdad tempat kelahirannya. Dalam proses
pendidikannya dia diberikan oleh ayahnya sendiri. Inilah yang menjadi alasan Al-Mas’udi
dalam proses pendalaman sejarah, adat istiadat, kebiasaan, dan cara hidup negeri. Bahkan
sebagian hidup Al-Mas’udi untuk menjelajahi negeri-negeri.

Pengembaraan intelektualnya dimulai dari negeri Iran dan Kirman pada 915M. Ia juga
pernah bermukim di Ushtukhar, Persia dan dari sana pergi ke India, mengunjungi Mutan dan
Al-Manshura. Bersama para pedagang ia melanjutkan pengembaraannya ke Cylon (Srilanka)
dan ikut mengaruhi laut Cina. Perjalanan pulang dari petualangan tersebut ia mengunjungi
Oman, Zazibar, Pesisir Afrika Timur, Sudan dan Madagaskar.

Al-Mas’udi menghimpun peristiwa dan materi sejarah dari berbagai tempat. Al-
Masudi juga mencatat kondisi geografi setempat. Philip K Hitti dalam History of the Arabs
mengatakan, pada kitab Muruj al-Dzahab, Al-Masudi mengawali pengembangan studi
histori-geografi di dunia Islam. Pada masanya, Al-Masudi memilih dalam mengedepankan
pendekatan analisis kritis. Sehingga diperoleh bukti-bukti ilmiah lebih mendalam. Ketika
menulis teks pun, ia melakukannya secara sistematis. Bahkan, sering kali tulisannya
bersinggungan dengan aspek lainnya, yaitu antropologi dan ekolog

B. Jejak Karya al-Mas’udi

Jejak keilmuan al-Masudi dapat ditelusuri melalui torehan sejumlah risalah dan kar ya
intelektual yang ditinggalkannya. Semasa hidup, ia dikenal sebagai penulis paling produktif.

2
Tak kurang dari 34 judul kitab sudah disusunnya. Namun, sayangnya sebagian karyanya telah
hilang ditelan zaman. Beberapa karya yang dapat diselamatkan masih dalam kondisi utuh,
berbentuk ringkasan, dan juga diketahui lewat kutipan-kutipan dari penulis sesudahnya.

Buku fenomenal al-Masudi adalah Muruj al-Dzahab wa Maadin. Buku ini disusun
pada 947 Masehi. Pengaruh karya ini masih bergema hingga berabad-abad kemudian dan
menjadi pedoman di dunia Barat. Pada 1866, buku itu diterbitkan di Bulak serta Kairo, Mesir.
Dua ilmuwan Eropa, yakni CB de Maynard dan P de Couteille menerjemahkannya ke dalam
bahasa Prancis sebanyak sembilan volume sekitar tahun 1877. Sedangkan, volume dalam
bahasa Inggris disusun oleh A Sprenger (1841). Dia juga menulis risalah tentang sejarah umat
masa lalu dan bangsa-bangsa pada masanya, yaitu Akhbar al-Zaman wa Man Abadahu al-
Hadtsan min al-Umam. Buku lainnya berjudul al-Ausath, sebuah ringkasan kronologi sejarah
umum.

Cakupan pengetahuan al-Masudi juga merambah bidang seni musik. Secara khusus, ia
mengurai sejarah musik Arab dan musik di negara lain dalam sebuah literatur berjudul Muruj
al-Thahab. Menjelang kematiannya, ia menyimpulkan pemikirannya mengenai filsafat
sejarah dan alam pada kitab al-Tanbih wa al-Ishraf. Pada buku yang sama, ia menjelaskan
pendapat para filsuf yang berkembang ketika itu mengenai tingkatan mineral, tumbuhan, dan
hewan. Dalam buku Seri Ilmuwan Muslim Pengukir Sejarah, disebutkan beberapa kar ya
ilmuwan ini yang telah hilang. Di antaranya adalah al-Shafwah al-Imamah (Buku tentang
Kepemimpinan). Buku lainnya berjudul al-Zahi, al-Istishar al-Mufrad li Firaq Khawarij
(Kemenangan Tunggal atas Kelompok Khawarij), serta al-Qadhaya wa al-Tajarib

Rangkuman karya-karya beliau sebagaimana berikut:

 Dzakhar’ir al-Ulum wa Ma Kana Fi Sa’ir al-Dubur (Khazanah Ilmu pada


setiap kurun),
 Al-istidzakar Lima Marra Fi Salif al-A’mar (tentang peristiwa-peristiwa masa
lalu),
 Tarikh Fiahtar Al-umam Min Al-Arab wa al-ajam (Sejarh bangsa arab dan
Persia)
 Akhbar Al-Jaman Waman Albadahu Alhadtsan Min Al-Umam Al-Madhiyah
Wa Al-Ajyal Alhaliyah Wa Al-Mammalik Al-Dhairah (Sejarah umat masa
lampau dan bangsa-bangsa sekarang serta kerajaan-kerajaan mereka)

3
 Al-awsath (Merupakan ringkasan dari karya yang berjudul Akhbar Al-Jaman
Waman Albadahu Alhadtsan Min Al-Umam Al-Madhiyah Wa Al-Ajyal
Alhaliyah Wa Al-Mammalik Al-Dhairah berisi kronologi sejarah umum)
 Muruj Al-Zahab Wa Al-Ma’adun (Padang rumput emas dan tambang batu
permata)
 Al-Tanbih Wa Al-Ishraf (Berisi tentang indikasi dan refisi)
 Al-Syaffah Fi Al-Imammah (tentang kepemimpinan)
 Al-istishar (tentang kebangkitan)
 Al-zahi (tentang masa kecermelangan)

Pada tahun 926 M ia kembali mengembara kebeberapa negeri seperti Tiberias dan
Palestina. Sekitar tahun 943 M ia ke Antioch (Suriah) serta mengelilingi negeri-negeri Irak
dan Arab. Sepuluh tahun terkhir hidupnya dilalui di Suriah dankemudian di Mesir tempat ia
meninggal.

C. Ciri-ciri Penulisan

Sebagaimana perkembangan sejarah setelah ditemukannya kertas setelah abad ke-7


dan perkembangan dialektika keilmuan pada masa Abbasiyah, penulisan sejarah oleh
sejarawan Muslim juga mengalami tahap kemajuan, yaitu pada realitas penulisan sejarah
yang lebih rasional yang didasarkan kepada fakta sebenarnya.

Asimilasi dengan kebudayaan Hellenisme menambah minat para sejarawan untuk


memperluas ruang lingkup historigrafi, yang tidak hanya kepada kajian tokoh, namun
beranjak kepada hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan. Pada akhir abad kesembilan,
sejarah politik mulai dicampur adukkan dengan sejarah pemikiran untuk mengetahui gejala
penting dari peradaban-peraradaban yang pernah dikenal sebelumna. Kecenderungan seperti
ini telah menghasilkan karya-karya besar seperti karya sejarah oleh Ya’kubi dan rangkaian
publikasi oleh al-Mas’udi.1

Hal itu dapat disaksikan dalam penulisan sejarah yang dilakoni oleh al-Mas’udi, yang
lebih memiliki ciri-ciri sebagaimana penulisan sejarah rasional yaitu;

1. Penulisannya mengedepankan pendekatan analisis kritis disertai dengan bukti-


bukti ilmiah yang dipelajari secara mendalam, ciri yang pertama ini bisa

1
Taufik Abdullah dkk. Ilmu Sejarah Dan Historiografi: Arah Dan Prespektif ( Yogyakarta : Penerbit
Ombak, 2016), hlm.67

4
dilihat dari karya al-Mas’udi Tarikh al-Akhbar al-Umam min al-Arab wal al-
A’jam yang mencoba menuliskan secara lebih detail sejarah bangsa Arab dan
Persia melalui penulusarannya pada sejarah kedua bangsa tersebut dengan
berpijak pada bukti-bukti yang ia dapatkan pada pengembaraannya.
2. Penulisannya tersusun secara sistematis dan menguraikan peristiwa sejarah
dengan pembahsan dari berbagai aspek keilmuan, utamanya geografi, yang
karena hal ini pulalah al-Mas’udi dikenal sebagai seorang ahli geografi dan
kartografi ( ahli membuat peta).
3. Penulisannya bersifat komperhensif, penulisan sejarah yang dilakukan oleh al-
Mas’udi adalah juga penulisan sejarah yang komperhensif karena tidak hanya
menekankan pada penulisan sejarah yang satu arah tetapi banyak arah yaitu
dengan berbagai prespektif seperti politik, ekonomi, sosial dan bahkan yang
bersifat ilmu Alam.
4. Mengutamakan ketajaman analisis, dalam tulisan-tulisannya al-Mas’udi juga
mengutamakan analisis pada tiap-tiap hal yang ia bahas, seperti apa yang ia
lakukan pada karyanya Muruj al-Dhahab, ia menulisakan pengalaman
perjalanannya yang dimulai dari Asia Tengah-Afrika hingga Asia Tenggara
dengan analisis pada tiap-tiap hal yang ia tulis mengenai tempat yang
disinggahinya.

D. Kontribusi al-Mas’udi Terhadap Diskursus sejarah Islam

Kontribusi al-Mas’udi terhadap penulisan sejarah Islam terletak pada bagaimana


penulisan sejarah Islam setelah beliau yang banyak menganut model-model atau pola
penulisan sejarah yang pernah dilakukan oleh al-Mas’udi sendiri, yaitu ada pada ranah
rasional analisis-kritis-deskriptif.

Di samping itu al-Mas’udi sebenarnya juga banyak berkontribusi melalui karyanya


yang kemudian membuat penulisan sejarah Islam tidak hanya berjalan pada satu arah. Namun
lebih kompleks daripada sebelumnya, yaitu melalui penulisan sejarah multi prespektif yang ia
tawarkan seperti yang terdapat pada kitab al-Tanbih wal Isyraf yang banyak memuat tulisan
sejarah alam, yang notabenbe di dalamnya juga memuat pemikirannya mengenai teori
evolusi.

Selain dua hal di atas kontribusi al-Mas’udi atas penulisan sejarah Islam ialah
peninjauan kembali sejarah Islam klasik yang ditulis pada sebelum Dinasti Umayyah yang

5
cenderung hanya sebagai penulisan sejarah Sanad dan kisah hidup Nabi dan para sahabat.
Sebab hal itu dirasakan begitu minim metodologi penulisan sejarah dan tak adanya kritik atas
penulisannya.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Mas’udi merupakan sejarawan yang sangat berjasa dalam mengembangkan
penulisan sejarah (Historiografi Islam). Historiografi Islam yang dituliskan menjadi rujukan
sejarawan. Karya yang berjudul Mujuj az-Zahab wa Ma’adin al-Jawahir memberikan
kontribusi yang besar dalam pengembangan keilmuan Islam khususnya historiografi Islam.
Cakupan pengetahuan dari Al-Mas’udi tidak hanya meliputi sejarah tapi juga ilmu-ilmu
pengetahuan yanglainnya seperti geografi, geologi, zoologi, sains dan akhlak bahkan sampai
ilmu politik. Hal tersebut terjadi berkat latar belakang intelektual ayahnya yang menjadi guru
pada masa kecilnya.
Sedangkan jiwa yang terus berpetuangan juga menjadi salah satu faktoryang
mendukung untuk pemikiran Al-Mas’udi. Lewat petualangan tersebutlah yang nantinya
banyak penulisannya mengenai negeri-negeri yang disinggahinya. Penulisan yang telah
menggunakan kritik telaah juga menjadi keunggulan yang utama dari penulisan sejarah Islam
Al-Mas’udi dari penulisan sejarah Islam sebelummnya. Hal ini menjadi kontribusi yang
cukup tinggi untuk penulisan sejarah Islam.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik dkk. Ilmu Sejarah Dan Historiografi; Arah Dan Prespektif.
Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016

Yatim, Badri. Historiografi Islam. Ciputat : PT Logos Wacana Ilmu, 1997

Anda mungkin juga menyukai