Anda di halaman 1dari 1

9/30/2020 Abdul Jalil Syah dari Siak - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Abdul Jalil Syah dari Siak


Sultan Abdul Jalil Syah atau Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I, dikenal juga dengan
panggilan Raja Kecik atau Raja Kecil dari Pagaruyung, merupakan saudara dari Yang Dipertuan Abdul Jalil
Pagaruyung Raja Alam Indermasyah, kemudian mendirikan Kesultanan Siak Sri Inderapura. Sultan Siak Sri Inderapura
Pemerintahan 1723 – 1746
Biografi Nama Sultan Abdul Jalil Rahmad
lengkap Syah I
Pada tahun 1716, Sultan Abdul Jalil diutus oleh Sultan Indermasyah untuk mewakili dirinya dalam
menyelesaikan kesepakatan dagang dengan pihak VOC, pada awalnya pihak Belanda menolaknya, Gelar Raja Kecil putra Pagaruyung
tetapi kemudian kembali datang surat dari Yang Dipertuan Pagaruyung, yang menegaskan status dari Yang Dipertuan Besar Johor
pada Sultan Abdul Jalil tersebut.[1] Yang Dipertuan Besar Siak
Tempat lahir Pagaruyung
Dalam Syair Perang Siak, Raja Kecil putra Pagaruyung, didaulat menjadi penguasa Siak atas mufakat
masyarakat di Bengkalis, sekaligus melepaskan Siak dari pengaruh Johor. Berdasarkan Hikayat Siak, Tempat wafat Siak
Raja Kecil merupakan putra dari Sultan Mahmud, Sultan Johor yang terbunuh. Dari suratnya kepada Penerus Sultan Mahmud
VOC, Raja Kecil dari Pagaruyung, memberitahukan bahwa ia akan menuntut balas atas peristiwa Dinasti Mauli
terbunuhnya Sultan Mahmud. Pada tahun 1717 Raja Kecil berhasil menguasai Kesultanan Johor
sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai Sultan Johor, dengan gelar Yang Dipertuan Besar Johor,
tetapi pada tahun 1722 karena pengkianatan beberapa bangsawan Johor, ia tersingkir dan kemudian pindah ke Siak dan menjadikan kawasan
tersebut sebagai pusat pemerintahannya tahun 1723.

Sebelumnya dari catatan Belanda, juga mencatat di tahun 1674, ada datang utusan dari Johor untuk mencari bantuan bagi raja Minangkabau
berperang melawan raja Jambi. Kemudian berdasarkan surat dari Raja Jambi, Sultan Ingalaga kepada VOC pada tahun 1694, menyebutkan bahwa
Sultan Abdul Jalil dari Pagaruyung, hadir menjadi saksi perdamaian dari perselisihan mereka.[2]

Pada tahun 1724-1726 Sultan Abdul Jalil melakukan perluasan wilayah, dimulai dengan memasukan Rokan ke dalam wilayah Kesultanan Siak,
membangun pertahanan armada laut di Bintan bahkan di tahun 1740-1745 menaklukan beberapa kawasan di Kedah. Sultan Abdul Jalil Syah
mangkat pada tahun 1746 dan dimakamkan di Buantan kemudian digelari dengan Marhum Buantan. Kemudian kedudukannya digantikan oleh
putranya, yang bernama Sultan Mahmud.

Rujukan
1. ^ Coolhaas, W.P. (1964). "Generale Missiven der V.O.C.". Journal of Southeast Asian History. 2 (7). doi:10.1017/S0217781100003318.
2. ^ Andaya, L.Y., (1971), The Kingdom of Johor, 1641-1728: a study of economic and political developments in the Straits of Malacca, s.n.

Daftar kepustakaan
Donald James Goudie, Phillip Lee Thomas, Tenas Effendy, (1989), Syair Perang Siak: a court poem presenting the state policy of a
Minangkabau Malay royal family in exile, MBRAS.
Christine E. Dobbin, (1983), Islamic revivalism in a changing peasant economy: central Sumatra, 1784-1847, Curzon Press, ISBN 0-7007-0155-
9.
Journal of Southeast Asian studies, Volume 17, McGraw-Hill Far Eastern Publishers, 1986.

Didahului oleh: Sultan Siak Sri Inderapura Diteruskan oleh:


- 1725 - 1746 Sultan Mahmud

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdul_Jalil_Syah_dari_Siak&oldid=16161051"

Halaman ini terakhir diubah pada 8 November 2019, pukul 15.05.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Jalil_Syah_dari_Siak 1/1

Anda mungkin juga menyukai