Anda di halaman 1dari 2

BAB III

ANALISIS KESENJANGAN
3.3 Program Studi Pendidikan Matematika
Analisis kesenjangan dilakukan dengan membandingkan capaian dengan target PSPM.
Hasil identifikasi dan alternatif solusi dijelaskan dalam tiga bagian utama IKU yaitu
mahasiswa dan lulusan, dosen, serta kurikulum dan pembelajaran.
Hasil rekam jejak PSPM untuk IKU 1 menunjukkan bahwa 65% (2021) dan 78% (2022)
lulusan PSPM sudah langsung bekerja sebagai guru matematika di sekolah. Namun gaji guru
pemula (honorer) masih banyak yang di bawah UMP. Tercatat baru mencapai 38,5% (2021)
dan 40% (2022) jumlah lulusan yang sudah mendapat gaji minimal 1,2 UMP. Salah satu
alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara mengikutsertakan mahasiswa
magang di sekolah internasional dan magang di lembaga pelatihan dengan harapan mereka
dapat diterima bekerja di sana dan mendapat tambahan skill yang menjadi nilai tambah untuk
mendapatkan pekerjaan yang baik dengan gaji yang layak.
Animo mahasiswa untuk mengikuti kegiatan MBKM cukup besar. Pada tahun 2021
tercatat 71 orang (54%) yang mengikuti kegiatan MBKM tetapi pada tahun 2022 menurun
menjadi 27 orang (14,7%). Hal ini disebabkan pada tahun 2021 pelaksanaan MBKM
dilaksanakan secara daring dan tidak memerlukan biaya yang banyak. Sedangkan pada tahun
2022, program MBKM sudah dilaksanakan secara luring dan memerlukan biaya, sehingga
mahasiswa yang mengikuti program MBKM harus berkompetisi dengan mahasiswa dari PT
lain untuk mendapatkan dana dari Kementerian. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, salah
satu solusinya adalah PSPM harus mempunyai dana yang cukup agar dapat memfasilitasi
mahasiswa yang ingin mengikuti program MBKM. Kesenjangan lainnya terlihat dari
rendahnya keikutsertaaan mahasiswa dalam kompetisi di tingkat nasional dan internasional,
yakni 2,7%. Hal ini dikarenakan kurang tersedianya dana untuk mengikuti lomba dan juga
kurangnya pembinaan kepada mahasiswa. Untuk itu, perlu peningkatan softskill mahasiswa
dengan mengikutsertakan mahasiswa pada kegiatan lomba.
Berdasarkan rekam jejak prodi pada IKU 3, masih terdapat kesenjangan terkait jumlah
dosen yang melakukan kegiatan tridarma di perguruan tinggi lain dan jumlah dosen yang
membina mahasiswa berprestasi. Untuk mengatasi hal tersebut, PSPM perlu melakukan
kegiatan mahasiswa di luar kampus, menugaskan dosen untuk membimbing mahasiswa yang
mengikuti kompetisi/lomba, menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lain dan
menugaskan dosen untuk melakukan kegiatan tridarma di perguruan tinggi lain.
Pada IKU 4, jumlah dosen yang memiliki sertifikasi kompetensi masih rendah hanya 2
orang (12,5%) dan belum ada praktisi yang mengajar di PSPM. Untuk mengatasi hal tersebut,
solusi alternatif yang akan dilakukan untuk mengatasi kesenjangan tersebut adalah: (1)
menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan luar negeri;
(2) memberikan pelatihan atau sertifikasi bidang yang sesuai untuk dosen agar dapat
mengembangkan diri untuk beraktifitas di luar kampus; dan (3) mengundang praktisi untuk
mengajar di kampus untuk mahasiswa.
PSPM telah mengimplementasikan Kurikulum OBE dan program MBKM sejak tahun
2020. Mata kuliah yang menerapkan Case Method dan/atau Team Based Project sudah
77,58%, tetapi belum mengukur ketercapaian CPL. Selain itu, CPL perlu disesuaikan dengan
niche PSPM yakni berbasis kearifan lokal yang akan diintegrasikan ke dalam pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Case Method dan Team Based Project. Berdasarkan
kondisi tersebut, PSPM perlu melakukan evaluasi dan restrukturisasi kurikulum untuk
mendukung sepenuhnya program MBKM dan berbasis kearifan lokal sebagai kekhususan
PSPM untuk menuju taraf internasional. Selain itu, untuk mengimplementasikan kurikulum
yang bertaraf internasional perlu dukungan sarana pembelajaran atau laboratorium yang
canggih yang bisa bersaing secara global.

Anda mungkin juga menyukai