Anda di halaman 1dari 9

Ideguru : Jurnal Karya Ilmiah Guru

p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 ; Vol.8, No.2, Mei 2023


Journal homepage : https://jurnal-dikpora.jogjaprov.go.id/
DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.572
Terakreditasi Kemendikbudristek Nomor: 158/E/KPT/2021 (Peringkat 4)

Artikel Penelitian – Naskah dikirim: 22/02/2023 – Selesai revisi: 21/03/2023 – Disetujui: 22/03/2023 – Diterbitkan: 23/03/2023

Workshop Mampu Meningkatkan Kompetensi Guru


dalam Implementasi Blended Learning

Karsiyem
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
karsiyem50@dinas.belajar.id

Abstrak: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) menuntut guru untuk meningkatkan kreatifitas
dan inovasi pembelajaran. Kegiatan workshop menjadi salah satu alternatif mengatasi hal tersebut.
Penulisan ini bertujuan memberikan gambaran bahwa workshop dapat meningkatkan kemampuan
implementasi blended learning di Gugus I Pengasih Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran
2021/2022. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian
adalah guru kelas 1 dan kelas 4 dengan jumlah 8 guru. Data penelitian diperoleh melalui
observasi/pengamatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Hasil setiap siklus dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif prosentase, kemudian dijadikan bahan acuan tindakan
berikutnya. Indikator keberhasilan kompetensi guru dalam implementasi blended learning apabila
prosentase guru dan komponen indikator implementasi blended learning dalam kategori baik telah
mencapai 75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam implementasi blended
learning meningkat pada persiapan workshop dari 85 (Baik) menjadi 94 (Amat Baik), Pelaksanaan
Workshop untuk nara sumber meningkat dari 80 (Baik) menjadi 94 (Amat Baik), Pelaksanaan
workshop dari pengamatan peserta meningkat dari 85 (Baik) menjadi 91 (Amat Baik), penyusunan
RPP meningkat dari 89 (Baik) menjadi 94 (Amat Baik), pembelajaran luring meningkat dari 90 (Baik)
menjadi 94 (Amat Baik), dan pembelajaran daring meningkat dari 91 (Amat Baik) menjadi 94 (Amat
Baik). Selain workshop kompetensi implementasi blended learning dapat dikembangkan melalui
komunitas belajar di tingkat sekolah, gugus, kecamatan dan kabupaten secara luring/daring.
Kata kunci: kemampuan guru; blended learning; workshop.

Workshop Able to Improve Teacher Competence


in Implementation of Blended Learning

Abstract: Limited Face-to-Face Learning (LFFL) requires teachers to increase learning creativity and
innovation. Workshop activities are an alternative to overcome this. This writing aims to provide an
illustration that workshops can improve the ability to implement blended learning in Cluster I Pengasih,
Kulon Progo Regency, for the 2021/2022 academic year. School Action Research (PTS) which was carried
out in two cycles. The research subjects were grade 1 and grade 4 teachers with a total of 8 teachers. The
research data was obtained through observation/observation of the planning and implementation of
learning. The results of each cycle were analyzed using a descriptive percentage analysis, then used as a
reference for the next action. An indicator of the success of teacher competence in implementing blended
learning is when the percentage of teachers and the component indicators of blended learning
implementation in the good category has reached 75%. The results showed that the teacher's ability to
implement blended learning increased in workshop preparation from 85 (Good) to 94 (Very Good),
Workshop implementation for resource persons increased from 80 (Good) to 94 (Very Good), Workshop
implementation from participant observations increased from 85 (Good) to 91 (Very Good), preparation
of lesson plans increased from 89 (Good) to 94 (Very Good), offline learning increased from 90 (Good) to
94 (Very Good), and online learning increased from 91 (Very Good) Good) to 94 (Very Good). In addition
to workshops, competency in implementing blended learning can be developed through offline/online
learning communities at the school, cluster, sub-district and district levels.
Keywords: teacher's ability; blended learning; workshop.

Hak Cipta ©2023 Karsiyem


Lisensi: CC BY 4.0 internasional
- 354 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.8, No.2, Mei 2023
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.572

1. Pendahuluan dan daring dengan menggunakan aplikasi


Pembelajaran selama pandemi memiliki pembelajaran daring. Implikasi blended learning
banyak kendala dan kekurangan. Kendala jelas terlihat pada performa dan kualitas hasil
tersebut antara lain: a) siswa mulai jenuh dengan dalam menyusun RPP dan melaksanakan
kegiatan belajar di rumah, b) kesibukan orang pembelajaran di dalam kelas.
tua sehingga tidak bisa mendampingi belajar, c) Kewajiban dalam Pembelajaran Tatap Muka
fasilitas belajar seperti handphone android, Terbatas (PTMT) ini sudah tersurat dalam Surat
sebagian besar fasilitas handphone yang Keputusan Bersama Empat Mentri tentang
digunakan adalah milik orang tua. Hal tersebut Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa
menjadi tantangan guru supaya kegiatan Pandemi Covid-19 (Kemdikbud, 2021).
pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif. Penerapan PTMT bagi semua Sekolah Dasar di
Pembelajaran masa pendemi banyak mengalami Kulon Progo ini didasarkan pada laju
kendala dan kekurangan pada kategori mendasar perkembangan wabah Covid-19 yang sudah
dan fundamental antara lain terbatasnya melandai, serta secara resmi diterbitkannya Surat
layanan, dan jaringan internet, aplikasi Edaran dari Dinas Pendidikan Pemuda dan
pembelajaran (Ananda, et al., 2021). Olahraga Kabupaten Kulon Progo nomor
Walaupun kondisi masih dalam masa 420/2421 tanggal 23 September 2021 tentang
pandemi tetapi pembelajaran tetap harus Pembelajaran Tatap Mula Terbatas. Dalam
berjalan. Siswa belajar siswa dari rumah, guru pelaksanaan PTMT tetap menerapkan protokol
melaksanakan pembelajaran dari kesehatan agar warga sekolah tetap aman, sehat,
rumah/sekolah. Suasana belajarpun tetap harus dan selamat dari penularan penyebaran
nyaman senang, meskipun siswa belajar dari penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
rumah. Kreatifitas dan inovasi guru sangat Adapun alur PTMT yang harus dilakukan adalah:
dibutuhkan agar pembelajaran efektif. Guru pertama, sekolah menyediakan kelengkapan
dituntut untuk dapat mengantarkan dan daftar kelengkapan PTM Terbatas dengan
memfasilitasi siswa belajar dengan efektif dan menggunakan format LPMP atau dapodik, kedua,
efisien. Siswa tetap harus mendapatkan pengawas melakukan verifikasi kesiapan satuan
pengalaman belajar yang bermakna. pendidikan, ketiga pengawas memberikan
Kata “workshop” berasal dari bahasa Inggris rekomendasi kepada dinas untuk mendapatkan
yang berarti lokakarya yang mengandung pertsetujuan PTM Terbatas, dan keempat Dinas
pengertian suatu acara di mana beberapa orang Pendidikan memberikan persetujuan PTM
berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu Terbatas.
dan mencari solusinya. Menurut Suprayekti & Beberapa ketentuan PTMT yang harus
Anggraeni (2017), yaitu workshop bersifat dilaksanakan yaitu: a) warga sekolah agar
mengikat, dan bebas atau tidak mengikat. disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan,
Sebagai indikator kemampuan guru dalam b) durasi pembelajaran maksimal 6 jam
implementasi blended learning adalah pencapaian pembelajaran (210 menit), c) pembelajaran
skor sama atau lebih besar 75% dari beberapa dibagi dalam dua shift yaitu shift pagi dan shift
aspek penilaian. Aspek penilaian proses dan hasil. siang jika peserta didik lebih dari 18 siswa, d)
Penilaian proses meliputi persiapan workshop, jumlah siswa maksimal 18 siswa tiap shift, e)
pelaksanaan workshop bagi nara sumber maupun pendidikan olahraga dilaksanakan secara teori di
pesrta workshop, sedangkan penilaian hasil dalam kelas, f) agar siswa membawa alat sekolah
meliputi penilaian Rencana Pelaksanaan dan bekal makan minum sendiri, g) siswa tidak
Pembelajaran (RPP), penilaian pembelajaran diperkenankan pinjam meminjam alat tulis, g)
daring, dan penilaian pembelajaran luring. kantin belum diperbolehkan melayani siswa, dan
Hasil penelitian Widiara (2018) bahwa sebagainya.
blended learning menjadi sebuah Blended learning mengacu pada belajar yang
pilihan/alternativ ketika belajar tidak cukup mengkombinasi atau mencampur antara
hanya dengan tatap muka sebagai pengganti pembelajaran tatap muka dan pembelajaran
metode ceramah. Namun penelitian ini masih berbasis online (Dwiyogo, 2019). Selama dua
dalam bentuk teori, tidak ada praktik nyata tahun telah dilaksanakan Pembelajaran Jarak
pembelajaran blended learning dan guru tidak Jauh (PJJ) atau pembelajaran daring atau
melakukan proktik pembelajaran. Kesenjangan pembelajaran online dan PTMT atau
inilah yang menggelitik peneliti melakukan pembelajaran luring di masa pandemi. Kegiatan
penelitian praktik pembelajaran blended learning, PJJ maupun PTMT seakan sudah menyatu pada
dengan melakukan workshop mulai dari diri siswa dan guru. Menurut Margiyani (2021)
penyusunan RPP, dan proses pembelajaran luring blended learning adalah model pembelajaran

- 355 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.8, No.2, Mei 2023
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.572

yang menggunakan campuran tiga komponen dalam pembelajaran daring kolaborasi dengan
yaitu pembelajaran daring, luring, dan belajar guru yang memiliki kemampuan IT.
mandiri melalui interaksi social. Guru sudah Rendahnya kompetensi pedagogik guru
terbiasa melaksanakan pembelajaran daring, terutama dalam pembelajaran blended learning
siswa pun juga sudah terbiasa belajar dari rumah, berdampak dalam proses pembelajaran
PTMT juga sudah sangat dirindukan oleh warga (Febriani, et al., 2022). Dampak pembelajaran di
sekolah. Menyatunya kedua moda pembelajaran masa pandemi antara lain: a) siswa semakin
dapat menjadikan pembelajaran lebih efektif dan jenuh dengan gaya guru yang monoton, b) PJJ
bermakna. Ditambahkan dengan interaksi social yang terlalu lama membuat siswa jenuh dan
dukungan dari orang tua dan masyarakat. kurang antusias dalam belajar, c) durasi PTMT
Menurut Aristin, et al. (2021) bahwa sikap yang hanya 2-3 jam menjadikan proses dan hasil
terbuka, fleksibel, dan dapat dilaksanakan belajar kurang maksimal, d) pembelajaran
dimana saja dan kapan merupakan ciri khusus kurang efektif dan efisien, e) materi
dari pembelajaran blended leraning. Sedangkan pembelajaran belum tuntas dikuasai siswa, f)
menurut (Hasanah, 2022) bahwa metode tugas sekolah yang mengerjakan bukan siswa
pembelajaran yang paling efektif dan efisien tetapi orang tua, g) beberapa guru kembali
adalah pembelajaran blended learning. Jadi menggunakan model konvensional dalam
blended learning sangat tepat dengan kondisi mengajar.
pendidikan dimana satuan pendidikan Rendahnya kompetensi guru dalam
menetapkan PTMT dan PJJ. pembelajaran blended learning ini disebabkan
Walaupun sudah menyatu dengan karena: a) guru belum memahami pembelajaran
pembelajaran daring ternyata belum semua guru blended learning, b) guru belum mampu
mampu melaksanakan pembelajaran blended menyusun perencanaan pembelajaran blended
learning dengan melakukan pembelajaran daring learning, c) belum semua guru memanfaatkan
maupun PTMT secara efektif dan efisien. Ini teknologi dalam pembelajaran secara maksimal.
dibuktikan dari hasil pemantauan pembelajaran Melihat permasalahan tersebut maka perlu
yang dilakukan oleh kepala sekolah. Belum penerapan suatu pendekatan dan model
semua guru mampu memggunakan moda daring pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi
dan luring (blended learning) atau melaksanakan guru dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk
pembelajaran dengan dua moda secara efektif. meningkatkan kompetensi tersebut yaitu dengan
Blended learning adalah sebuah pembelajaran cara menerapkan pembelajaran blended learning
yang efektif, dan menyenangkan dikarenakan yang dapat memunculkan ide-ide kreatif inovatif,
dalam pembelajaran blended learning pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran
memadukan antara pembelajaran daring dan sesuai dengan kurikulum yang diterapkan
pembelajaran luring dengan menggunakan (Puspitarini, 2022).
media pembelajaran. (Prasetyaningtyas, 2021). Pembelajaran blended learning salah satu
Dalam pembelajaran pada masa pandemi solusi yang sangat tepat mengatasi pembelajaran
guru belum menerapkan model model dalam masa pandemi yang menerapkan PTMT
pembelajaran yang efektif yang membuat siswa (Winanti, 2022). Kompetensi guru dalam
aktif, antusias, semangat, siswa mendapatkan melaksanakan blended learning selama PTMT ini
pengalaman belajar yang bermakna. dapat meningkat dengan mengikuti serangkaian
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan langkah/tahapan pelaksanaan workshop mulai
kepala sekolah di gugus I Kapanewon Pengasih dari perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan
diketahui bahwa guru kelas dan guru mata pembelajaran di kelas yang menerapkan
pelajaran yang berjumlah 64 guru ternyata hanya pembelajaran campuran antara daring dan
34 (53,1%) guru yang mampu melaksanakan luring. Ternyata tahapan-tahapan workshop
pembelajaran dengan menggunakan moda telah mampu meningkatkan kompetensi guru
daring dan luring. Sebanyak 34 guru masih dalam blended learning.
menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil dari identifikasi dan observasi serta
Berdasarkan observasi awal diketahui bahwa refleksi yang menjadi latar belakang masalah
guru yang mampu melaksanakan pembelajaran yang ada di SD Gugus 1 Kapanewon Pengasih,
daring adalah guru angkatan CPNS 2019-2021, maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan
dan guru PPPK serta guru guru honorer yang gambaran bahwa melalui workshop dapat
usianya masih muda. Guru yang tidak mampu meningkatkan kompetensi guru dalam
melaksanakan pembelajaran daring adalah guru menerapkan pembelajaran Blended Learning pada
yang sudah hampir purna tugas. Guru tersebut tahun pelajaran 2021/2022.

- 356 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.8, No.2, Mei 2023
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.572

Manfaat bagi siswa adalah meningkatnya menganalis data adalah membandingkan dan
semangat dan hasil belajar siswa melalui mengaitkan skor data dari beberapa instrument
pembelajaran blended learning, mendapatkan kemudian mencari keterkaitan data dan
pembelajaran yang lebih bermakna, penyebab perbedaan dan kesamaan selanjutnya
mendapatkan pendampingan belajar dari orang mendekatkan data menuju suatu kesimpulan.
tua. Manfaat bagi guru antara lain meningkatkan Pendampingan dengan pola In On In
motivasi dan kompetensi guru dalam menjadi salah satu teknik yang digunakan dalam
melaksanakan pembelajaran blended learning, kegiatan workshop. Menurut Anggraeni, et al.
sehingga guru lebih tertantang melaksanakan (2021) bahwa desai waktu model In On In dalam
pembelajaran dengan menggunakan model dan pelatihan merupakan faktor penentu efektifitas
aplikasi pembelajaran. Manfaat bagi sekolah pelatihan. Teknik pendampingan dengan pola In
mendapatkan meningkatkan kepercayaan On In ini dilakukan oleh pemateri terhadap
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya. peserta workshop. Kegiatan In dilaksanakan oleh
pemateri berupa pemaparan materi workshop,
2. Metode Penelitian dan pemberian tugas yang dikerjakan di dalam
Dalam penelitian menggunakan jenis maupun di luar ruang kegiatan. Selanjutnya
penelitian kualitatif. Adapun bentuk penelitian dilaksanakan pendampingan In yang kegiatannya
berupa Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS melaksanakan refleksi dan evaluasi.
lebih tepat dilakukan oleh pengawas. Hal ini Pada kegiatan In 1 dan In 2, nara sumber
dikarenakan bertujuan untuk memecahkan menyampaikan materi workshop. Selain itu pada
masalah nyata yang terjadi di sekolah-sekolah In 2 guru melakukan presentasi RPP yang sudah
binaan dan mencari jawaban secara ilmiah mendapat masukan dari pengawas pembina
melalui tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan penguatan dari kepala
(Suhardjono, 2010). sekolah dan guru lain berdasarkan bukti-bukti
Waktu penelitian pada bulan Januari-Juni tentang hasil belajar dan pengetahuan yang
2022 di gugus 1 Kapanewon Pengasih dengan 8 mereka lakukan. Pada kegiatan On 1 pemateri
sekolah dengan subyek penelitian adalah guru melakukan pendampingan secara individual
kelas 1 dan kelas 4 dengan jumlah 8 guru. kepada guru berkaitan dengan penyusunan RPP.
Menurut Veronica W (2019) kerangka berpikir Kegiatan On 2 guru melaksanakan pembelajaran
menurut Kemmis dan Mc Taggart terdiri 4 tahab: sesuai dengan rancangan pembelajaran yang
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) sudah dibenahi oleh pengawas. Pengawas dan
pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan kepala sekolah memantau dan merefleksi
tersebut saling terkait dan secara urut kegiatan pembelajaran. Melalui metode
membentuk sebuah siklus. Kegiatan penelitian ini pendampingan tersebut guru dapat mendapatkan
menggunakan dua siklus. Dalam setiap siklus pemahaman yang utuh tentang pembelajaran
terdiri terdapat empat langkah, yaitu: (1) blended learning yang di awali dengan
perencanaan (planning); (2) pelaksanaan/ pemahaman pengetahuan blended learning,
tindakan (acting), (3) pengamatan/observasi merancang, mendesain, dan melaksanakan aksi
(observing); dan (4) refleksi (reflecting). Menurut pembelajaran di kelas. Harapan kemampuan
Guba dan Lincoln dalam Moleong J Lexi guru akan meningkatdengan menerapkan
(1988:174) penelitian kualitatif pengamatan pembelajaran blended learning.
dimanfaatkan sebesar-besarnya. Instrumen yang Indikator keberhasilan dalam PTS
digunakan adalah instrumen pengamatan inimeningkatnya kompetensi guru dalam
persiapan workshop, pelaksanaan workshop, implementasi blended learning. Dikatakan
penilaian RPP, pembelajaran daring, dan berhasil apabila minimal 75% dari jumlah guru
pembelajaran luring. Materi workshop Siklus I memiliki kompetensi dalam pembelajaran
adalah konsep pembelajaran blended learning, blended learning dan 75 % dari indikator masing-
model-model pembelajaran HOTS, dan masing kompetensi tercapai. Nilai 75 ini sebagai
penyusunan RPP. Materi Siklus II adalah Aplikasi indikator keberhasilan guru dalam melaksanakan
Google Classroom dan Google Form. tugasnya. Hal ini sesuai dengan nilai ideal
Berbagai metode pengumpulan data Nasional adalah 75. Ini semua dapat diketahui
menurut Widoyoko (2012) dengan angket, dari hasil pengamatan selama proses penelitian
observasi, wawancara, tes, dan analisis dokumen. dan hasil penelitiannya itu sendiri.
Data dapat diperoleh melalui pengamatan,
pencermatan dokumen dan wawancara dari 3. Hasil dan Pembahasan
kegiatan persiapan workshop, pelaksanaan Kegiatan workshop telah menunjukkan
workshop, pembelajaran daring, dan peningkatan nilai proses dan hasil mulai dari
pembelajaran luring. Menurut Suharsimi (2013) persiapan, rencana pembelajaran, pelaksanaan

- 357 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.8, No.2, Mei 2023
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.572

pembelajaran daring dan pembelajaran luring didalamnya ada serangkaian tindakan yang harus
Sebagaimana dituliskan Fitria, et al., (2019) dilakukanan saling keterkaitan antar siklus.
bahwa keberhasilan dalam penelitian diketahui Adapun hasil pengamatan nara sumber workshop
dari peningkatan dari segi proses dan hasil sebagaimana pada tabel 2.
belajar. Peningkatan proses dan hasil akan
memberikan manfaat bagi guru dalam Tabel 2. Pengamatan Nara Sumber Workshop
pemahaman dan keterampilan yang akhirnya Skor
meningkatkan kompetensi. Melalui beberapa No Aspek Kegiatan Siklus Siklus
strategi, Langkah-langkah, dan cara yang I II
digunakan dalam workshop mampu 1 Pemateri/nara 2,5 4
meningkatkan kemampuan guru dalam sumber menyiapkan
pembelajaran blended learning. Kompetensi guru bahan tayang
dapat diukur dengan mengunakan skor yang 2 Pemateri/nara 3 3,5
diperoleh selama proses dan hasil dari kegiatan sumber
worksop. Skor proses diperoleh dari aspek menyampaikan
perencanaan workshop, pelaksanaan workshop apersepsi
baik dari unsur naras umber maupun peserta 3 Pemateri/nara 3,5 4
worksop, sedangkan skor hasil diperoleh dari sumber
aspek penyusunan RPP, pembelajaran daring, dan menyampaikan
pembelajaran luring. Keenam aspek tersebut tujuan
merupakan indikator kompetensi guru dalam 4 Pemateri/nara 3 3
implementasi blended learning. Hasil pengamatan sumber menguasai
persiapan workshop yang berkaitan dengan materi
sarana prasaran workshop secara jelas 5. Pemateri/nara 3 3
sebagaimana terlihat dalam tabel 1. sumber mampu
Tabel 1. Hasil Pengamatan Sarana Prasarana menggunakan media
Persiapan Workshop 6 Kemampuan 3,5 4
Skor berkomuikasi dengan
peserta workshop
No Aspek Kegiatan Siklus Siklus
7 Kemampuan 3 3,5
I II
menjawab
1 Kenyamanan tempat 4 4
pertanyaan peserta
kegiatan workshop
workshop
2 Kelengkapan ATK 2,5 4
8 Penggunaan bahasa 4 4
3 Ketersediaan sarana 2 2,5
yang baik dan benar
internet
9 Berpenampilan 4 4
4 Ketersediaan jaringan 4 4
menarik berpakaian
listrik
sopan dan rapi
5 Ketersediaan LCD 4 4
10 Kemampuan 2,5 4
Laptop
menggunakan waktu
6 Ketersediaan 4 4
secara efektif dan
konsumsi
efisien
Jumlah Skor 20,5 22,5
Jumlah Skor 32 37
Nilai Akhir 85 94
Nilai Akhir 80 94
Kriteria Baik Amat
Kriteria Baik Sangat
Baik
Baik
Peningkatan proses persiapan kegiatan
workshop dari Siklus I ke Siklus II mengalami Dari tabel tersebut diketahui ada
kenaikan nilai dari nilai 85 menjadi 94 dengan peningkatan pelaksanaan workshop bagi nara
kriteria baik menjadi amat baik. Perencanaan sumber dari nilai 80 menjadi 95, dari kriteria
(persiapan) workshop yang baik akan Baik menjadi Amat baik. Kenaikan signifikan
memperlancar pelaksanaan workshop. Menurut pada penyiapan bahan tayang dan penggunaan
Husaini Usman (2009) bahwa manajemen akan waktu yang efektif dan efisien yang semakin
dapat melaksanakan semua fungsinya diperlukan baik, Pada Siklus II bahan tayang jauh lebih
sebuah perencanaan awal yang matang. Siklus sempurna dan pemanfaatan waktu yang baik.
adalah merupakan bagian dari kegiatan PTS yang Pengalaman pada Siklus I menjadi pelajaran

- 358 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.8, No.2, Mei 2023
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.572

yang penting bagi narasumber. Adapun hasil kriteria dari Baik menjadi Amat Baik. Kenaikan
pengamatan proses workshop dari peserta signifikan pada kemampuan guru merumuskan
workshop seperti tersebut pada tabel 3. tujuan, konsisten antara KD, indikator, dan
tujuan.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Peserta workshop
Skor Tabel 4. Hasil penilaian RPP
Aspek yang diamati
No Siklus Siklus Skor
/ dinilai No Yang diamati / dinilai
I II Siklus Siklus
1 Kehadiran peserta I II
workshop 31 32 1 Identitas Sekolah 32 32
2 Semangat/antusias 2 Komponen RPP secara 28 32
mengikuti lengkap
workshop 32 32 3 Pengembangan setiap 28 32
3 Mengikuti KD/sub tema
4 Tujuan pembelajaran 27 32
workshop dari awal
dirumuskan secara
sampai selesai 32 32
jelas
4 Aktif mengajukan 5 Pengorganisasian 28 28
pertanyaan 22 24 materi ajar runtut,
5 Segera sistematis
mengerjakan 6 Kesesuaian materi ajar 24 24
tugasnya 27 30 dengan tujuan dan
6 Tekun karakteristik peserta
melaksanakan tugas didik
yang diberikan 28 32 7 Pemilihan sumber dan 29 29
7 Kemampuan media pembelajaran
mencari solusi atas sesuai
kendala 27 30 8 Skenario 32 32
8 Kemampuan pembelajaran
bertanya, diuraikan secara jelas
berinteraksi 22,5 24 pada setiap langkah
9 Kemampuan (awal, inti, penutup)
bekerjasama 24 27,5 9 Tercermin strategi dan 27 27
10 Mengumpulkan metode pembelajaran
pada setiap langkah
tugas tepat waktu 26,5 29
pembelajaran
Jumlah Skor 272 292,5 10 Ada kesesuaian antara 30 32
Nilai Akhir 85 91 teknik dengan tujuan
Kriteria Baik Amat pembelajaran
11 Hubungan yang 24 26
Baik
konsisten antara KD,
Dari tabel tersebut diketahui bahwa ada indikator, tujuan,
peningkatan nilai 85 menjadi 91, kriteria Baik kegiatan
menjadi Baik. Workhop yang dilakukan secara pembelajaran, dan
luring menantang guru mengikuti karena sistem penilaian.
12 Kelengkapan 28 32
semenjak pandemi kegiatan pengembangan
instrumen penilaian
profesi dilakukan secara luring yang
13 Penggunaan bahasa 32 32
menjenuhkan, pemahaman materi yang kurang
Indonesia yang baik
utuh. Kenaikan signifikan pada aspek keaktifan dan benar
bertanya, dan kemampuan mencari solusi, 14 Dikembangkan sendiri 32 32
kemampuan bekerjasama, dan mengumpulkan Jumlah Skor 401 422
tugas. Pada Siklus II guru sudah memiliki Nilai Akhir 89 94
pengalaman dalam Siklus I sehingga jauh lebih
Baik Amat
berani mengungkapkan ide, pendapat, serta
Kriteria Baik
berkolaborasi dengan rekan guru. Adapun hasil
penilaian RPP yang disusun guru dapat dilihat Meskipun dalam era PTMT, RPP
seperti pada tabel 4. dikembangkan oleh guru, karena RPP sebagai
Dari tabel tersebut dapat diketahui terdapat pedoman dalam melaksanakan pembelajaran
peningkatan nilai dari 89 menjadi 94 dengan blended learning yang disesuaikan dengan kondisi

- 359 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.8, No.2, Mei 2023
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.572

sekolah. Sebagaimana ditulis (Maharta N, et al. membelajarkan konsep penting dalam kelas,
2017) bahwa RPP dan silabus yang digunakan selanjutnya materi dikembangkan dan
sebagai pedoman dalam melaksanakan diperdalam secara online/daring dalam bentuk
pembelajaran sangat perlu untuk dikembangkan pemberian tugas/projek dan evauasi secara
oleh guru. Hasil pengamatan terhadap guru online. Tugas atau proyek berbentuk video, siswa
dalam melaksanakan pembelajaran daring mengerjakan evaluasi melelui google form.
sebagaimana pada tabel 5.
Tabel 6. Hasil Pembelajaran Luring
Tabel 5. Hasil pengamatan pembelajaran daring Skor
Skor No Yang diamati Siklus Siklus
Aspek yang Diamati / I II
No Siklus Siklus
Dinilai
I II 1 Rencana pembelajaran 32 32
1 Menyampaikan materi 28 28 dijadikan sebagai acuan
pembelajaran berupa dalam melaksanakan
pembelajaran
vidio pembelajarn
2 Guru melaksanakan 32 32
2 Penilaian pembelajaran 28 32
pembelajaran secara runtut
menggunakan google pendahuluan, inti, penutup
form, vidio, dan 3 Pembelajaran diawali 30 32
sejenisnya dengan memberikan
3 Internet sebagai salah 32 32 apersepsi, menyampaikan
satu sumber belajar tujuan, materi, dan pola
penilaian
4 Kegiatan Inti 31 31
4 Pembelajaran 30 32
Pembelajaran dengan menggunakan internet
menggunakan model- sebagai sumber belajar
model pembelajaran 5 Melaksanakan penilaian 30 32
5 Penggunaan 28 28 dengan berbagai bentuk
sarana/media 6 Menggunakan berbagai 28 28
pembelajaran ( Hp, model pembelajaran
(discovery learning, inkuiri,
Proyektot/LCD dan
PBL dan PjBL)
Layar) 7 Pembelajaran 32 32
6 Siswa mengirim tugas 26 30 mengembangkan
berupa vidio, mengisi keterampilan abat 21
link, dsb 8 Guru menggunakan 24 26
Jumlah Skor berbagai cara dan bentuk
173 181 penilaian
Nilai Akhir 90 94 9 Memberikan penugasan 32 32
Baik Amat kepada peserta didik
Kriteria Baik 10 Guru melaksanakan 24 24
perbaikan dan pengayaan
Dari 5 tabel tersebut diketahui ada kenaikan Jumlah Skor 294 300
nilai dari 90 menjadi 94 dengan kriteria Baik Nilai Akhir 91 94
menjadi amat baik. Pembelajaran daring ini guru Amat Amat
menggunakan media online yang saat PJJ sudah Kriteria Baik Baik
dilakukan antara lain Google Classroom,
100
Washapp, Google form, Quiz, Google Meet, dan 95
sebagainya. Melalui media online ini 90
85
pemahaman siswa menjadi semakin kuat. Nilai 80
75
mengalami kenaikan signifikan pada penilaian, 70
dan pengiriman tugas siswa dengan
Nara sumber

Pembelajaran

Pembelajaran
Workshop

workshop

RPP
Persiapan

Peserta

menggunakan video, google form. Siswa dan


daring

luring

guru mengembangkan keterampilan dan


kreatifitas dalam menggunakan media
pembelajaran. Adapun hasil pengamatan dalam
pembelajaran luring seperti pada tabel 6. 1 2 3 4 5 6
Dari tabel 6 di atas diketahui bahwa ada Siklus 1 Siklus 2
kenaikan nilai dari 91 menjadi 94 dengan kriteria
Amat Baik. Keterbatasan waktu pembelajaran
luring hanya dua jam (120 menit), guru mampu Gambar 1. Perbandingan Hasil Pengamatan
Antar Siklus (Siklus I dan Siklus II)

- 360 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.8, No.2, Mei 2023
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.572

Dari grafik pada gambar 1 dapat diketahui peningkatan dari 89 menjadi 94, dari kriteria baik
bahwa dalam 6 aspek dalam kegiatan workshop menjadi Amat baik sedangkan kompetensi guru
semuanya menunjukkan kenaikan dari setiap melaksanakan pembelajaran daring meningkat
siklusnya. Kegiatan workshop dengan dari 90 menjadi 94 dengan kriteria baik menjadi
pendampingan model In On In ini dengan setting amat baik. Kompetensi guru melaksanakan
kegiatan pertemuan klasikal dalam pemahaman pembelajaran luring juga meningkat dari 91
konsep-konsep blended learning, dilanjutkan menjadi 94 pada. Dengan demikian dapat
pendampingan individual, presentasi hasil disimpulkan, bahwa penelitian tindakan melalui
pendampingan, dan kegiatan pembelajaran di kegiatan workshop ini ini telah berhasil
kelas. Kegiatan ini mampu meningkatkan keenam meningkatkan kompetensi guru dalam
aspek kegiatan workshop. pembelajaran blended learning.
Berdasarkan uraian singkat di atas, dapat
4. Simpulan dan Saran
disimpulkan bahwa kompetensi guru dalam
Dalam penelitian tindakan ini dilaksanakan
pembelajaran blended learning dapat meningkat
dalam dua siklus (siklus I dan II), dengan masing-
melalui serangkaian kegiatan workshop, dan
masing siklus dilaksanakan dalam dua
kegiatan workshop secara keseluruhan yang
pertemuan. Setiap pertemuan terdapat kegiatan
dilaksanakan dengan model dan setting
yang semuanya berorientasi pada peningkatan
workshop In On In dimulai dari perencanaan,
kompetensi guru/peserta workshop dalam
pelaksanaan, pendampingan penyusunan RPP,
penilaian pembelajaran, khususnya kompetensi
pembelajaran daring, dan pembelajaran luring
guru dalam melaksanakan pembelajaran blended
dapat meningkatkan kompetensi guru dalam
learning.
pembelajaran blended learning.
Dengan selesainya kegiatan penelitian ini,
Saran kepada beberapa pihak untuk dapat
dapat dicatat dan diamati semua aspek dan
dijadikan referensi agar menjadi hasil penelitian
kegiatan dalam workshop. Jadi, tidak hanya hasil
ini menjadi lebih bermakna antara lain kepada
akhir yang berupa kompetensi guru dalam
guru, hendaknya selalu meningkatkan
penilaian pembelajaran, tetapi juga mengamati
kompetensinya, khusunya pembelajaran blended
perencanaan workshop, kehadiran guru/peserta
learning pada PTMT sekarang ini melalui
workshop, aktifitas dan respon guru/peserta
berbagai kegiatan, diantaranya dengan
dalam mengikuti workshop, evaluasi oleh
mengikuti kegiatan workshop, saran bagi kepala
guru/peserta terhadap pemahaman materi
sekolah, hendaknya memprogramkan kegiatan
workshop, relevansi dan kemanfaatannya,
workshop penggunaan platform pembelajaran
metode dan media yang digunakan oleh
dan penilaian pembelajaran guna meningkatkan
pemateri/peneliti. Pengamatan dilakukan juga
kompetensi guru, yang pada akhirnya akan
oleh kolaborator terhadap pelaksanaan workshop
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, bagi
terutama mengamati kegiatan peneliti dalam
pengawas, hendaknya workshop menjadi bagian
kegiatan workshop mulai dari awal hingga akhir.
yang dapat diprogramkan dan dilakukan dalam
Akhirnya, hasil workshop terpenting yang dapat
rangka pembimbingan dan pelatihan (Bimlat),
menggambarkan kondisi kompetensi guru dalam
Dinas Pendidian Pemuda dan Olahraga
mengikuti workshop pembelajaran blended
Kabupaten Kulon Progo, mengadakan pelatihan
learning adalah hasil penilaian RPP dan
guru tentang pembelajaran blended learning
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dan
Kelemahan dalam kegiatan workshop pada
dilaksanakan oleh guru/peserta pada setiap
penelitian ini adalah ketika siswa harus
siklus
mengumpulkan tugas berupa video, penilaian
Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan,
dalam bentuk google form melalui link, dan
bahwa terjadi peningkatan secara kuantitatif
tugas/project lain perlu semuanya
maupun kualitatif dalam proses dan hasil
dikomunikasikan dan dikordinasikan dengan
kegiatan workshop. Perencanaan workshop
orang tua. Sarana prasarana yang harus
terjadi peningkatan mencapai nilai sebesar 85
disiapkan oleh orang tua untuk memperlancar
menjadi 94 dengan kriteria dari baik menjadi
tugas/pekerjaan siswa. Pendampingan secara
amat baik. Hasil pengamatan pelaksanaan
individual pada kegiatan In On In perlu juga
workshop yang dilakukan oleh peneliti sebagai
memperhatikan jadwal, supaya siswa tetap
pemateri mengalami kenaikan nilai 80 menjadi
terlayani dalam pembelajaran.
94 dengan kriteria baik pada menjadi amat baik.
Salah satu tahapan workshop adalah
Respon guru sebagai peserta workshop juga
pendampingan individual (coaching) saat
makin membaik dari nilai 85 menjadi 94 dari
kegiatan On ini lebih efektif jika dibandingkan
kriteria baik menjadi amat baik. Hasil kompetensi
dengan pendampingan klasikal. Pendampingan
guru dalam menyusun RPP mengalami

- 361 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.8, No.2, Mei 2023
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI : https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.572

ini menuntut guru untuk lebih memaknai dan Covid-19. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru,
menngeksporasi pemahanan dan pengalaman 6(2), 153-160.
pembelajaran. Guru secara terbuka dan jujur https://doi.org/10.51169/ideguru.v6i2.250
menyampaikan semua permasaahan dan Moleong, J, Lexi. (1988). Metodologi Penelitian
kelebihan serta kelemahan dalam pembelajaran. Kualitatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kegiatan ini dilakukan terus menerus secara tidak Prasetyaningtyas, S. (2021). Optimalisasi
disadari membangun kreatifitas guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh pada Pelajaran
mendesaian rencana pembelajaran dan Prakarya dengan Penerapan Blended Learning
melaksanakan pembelajaran di kelas. Sehingga melalui Kegiatan Tilik Siswa. Ideguru: Jurnal
Karya Ilmiah Guru, 6(1), 50-57.
kreatifitas dalam pembelajaran muncul dalam
https://doi.org/10.51169/ideguru.v6i1.204
kegiatan pendampingan memalui diskusi
Hasanah U, Hidayati N, Saila N. (2022). Metode
individual.
Blended Learning dalam Pembelajaran Tatap
Muka Terbatas (PTMT) dan Pembelajaran
Daftar Pustaka
Jarak Jauh (PJJ) di Masa Pandemi Covid-19.
Ananda, M.Z., Elian S.A., Faizah N, Fikri M,
PEDAGOGY, 09(02), 72-78.
Rahmani R, Suryanda A. (2021). Kendala
https://doi.org/10.51747/jp.v9i2.1085
Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa
Kemdikbud. (2021). Surat Keputusan Bersama
Pandemi Covid-19: Sebuah Kajian Kritis.
(SKB) tentang Panduan Penyelenggaraan
Jurnal Education and development Institut
Pembelajaran di Masa Pandemi Corona Virus
Pendidikan Tapanuli Selatan. 9(1) 145-148
Disease 2019 (Covid-19).
https://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/articl
Puspitarini, D. (2022). Blended Learning sebagai
e/view/2290/1270
Model Pembelajaran Abad 21. Ideguru: Jurnal
Anggraeni, D.N, Komalasari, K, Rahmat. (2021).
Karya Ilmiah Guru, 7(1), 1-6.
Model In-On Service Training Pengembangan
https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1.307
Bahan Ajar PPKn Berbasis Living Values
Suhardjono. (2010). Penelitian Tindakan Kelas dan
Education Bagi Guru-guru PPKn. ABDI: Jurnal
Penelitian Tindakan Sekolah. Malang:
Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat,
Cakrawala Indonesia.
03(01).
Suharsimi. (2013) Prosedur Penelitian Suatu
https://doi.org/10.24036/abdi.v3i1.79
Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT Rineka
Aristin, N.F., Purnomo, A, Ratnawati, N. (2016).
Cipta.
Pengembangan Pembelajaran Blended
Suprayekti & Anggraeni, D.S. (2017). Pelaksanaan
Learning pada Generasi Z Jurnal Teori dan
Program Workshop “Belajar Efektif” Untuk
Praksis Pembelajaran IPS, 1(1) 70-77
Orang Tua. Jurnal Ilmiah Pendidik dan Tenaga
http://dx.doi.org/10.17977/um022v1i12016
p070.9 Kependidikan Pendidikan Nonformal. 12(2)
Dwiyogo. (2019). Pembelajaran Berbasis Blended 129-136
Learning. Depok: Rajawali Pers. https://doi.org/10.21009/JIV.1202.5
Febriani, M., Julia, J., Yulianti, U. (2022). Analisis Veronica, W. (2019). Peningkatan Kompetensi Guru
Kompetensi Pedagogik Guru pada Pelaksanaan Dalam Menyusun Rencana Pelakanaan
Pembelajaran Melalui Pendampingan
Blended Learning. JURNAL BASICEDU, 06(02),
Berkelanjutan di SMPN Satu Atap I Bajawa
1570-1583.
Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada Tahun
https://jbasic.org/index.php/basicedu
2019. Jurnal Elektronik STKIP Citra Bakti-
Fitria, H., Kristiawan, M., Rahmat, N. (2019). Upaya
Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Ejurnal Imedtech 03(02) 35-55.
Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas. Abdimas https://core.ac.uk/download/pdf/276551077
.pdf
Unwahas, 4(1), 14-25.
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index. Widoyoko Putro. (2013). Teknik Penyusunan
php/ABD/article/view/2690/2651 Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Husaini Usman. (2009). Manajemen, Teori, Praktik, Pelajar.
dan Riset Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Widiara, I.K. (2018) Blended Learning Sebagai
Aksara. Alternatif Pembelajaran Di Era Digital
Maharta, N., Suasana, W., Wijayanti, W. (2017). Purwadita Jurnal Agama dan Budaya, 02(02),
Pengembangan Perangkat Blended Learning 50-56.
Berbasis Learning Management System Pada Winanti, A. R. (2022). Penerapan Blended Learning
Materi Listrik Dinamis. Jurnal Ilmiah untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi
Belajar pada Pembelajaran Matematika.
Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06(1), 1-12.
Margiyani. (2021). Pemanfaatan Blended Learning Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 7(1), 106-
untuk Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar 113.
Bermain Bola Basket pada Masa Pandemi https://doi.org/10.51169/ideguru.v7i1.326

- 362 -

Anda mungkin juga menyukai