) ( دراسة شبه التجربة على التالميذ الفصل السابع بمدرسة الثناوية دار الحفاظ
Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Modul Dalam Pembelajaran Qawaid
Untuk Meningkatkan Penguasaan Qawaid Peserta Didik Pada Materi
Tarakib
(Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII MTs Plus Darul Hufadz)
Disusun oleh:
Sopi
1172030141
Bandung
2020
فعالية المواد الدرسية الوحدة القياس في تعليم القواعد لترقية اتقان التالميذ للقواعد بما ّدة التراكب
) ( دراسة شبه التجربة على التالميذ الفصل السابع بمدرسة الثناوية دار الحفاظ
Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Modul Dalam Pembelajaran Qawaid
Untuk Meningkatkan Penguasaan Qawaid Peserta Didik Pada Materi
Tarakib
A. Latar Belakang
Dengan kondisi negara kita yang berada di tengah pandemi covid-19 dan
meningkatnya kasus tersebut di Indonesia hingga saat ini, maka pemerintah
menetapkan kebijakan pelarangan segala bentuk kerumunan, pembatasan sosial
(social distancing), menjaga jarak fisik (physical distancing), serta menerapkan
protokol kesehatan seperti senantiasa mencuci tangan dan memakai masker ketika
beraktifitas di luar rumah. Kebijakan tersebut diberlakukan sebagai upaya guna
memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Selain itu, berdasarkan observasi yang pernah dilakukan oleh peneliti, pada
realitanya juga masih terdapat sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran
secara luring di masa pandemi ini dengan menerapkan protokol kesehatan secara
ketat serta pada praktiknya terdapat pengurangan jam pelajaran dan sesi /
pembagian waktu belajar sehingga siswa tidak setiap hari ke sekolah. Adapun
pembelajaran secara luring tersebut memang diperbolehkan bagi sekolah-sekolah
yang berada di zona hijau setelah mendapat izin dari Satgas Gugus Penanganan
Covid-19 di wilayah setempat.
Dari fakta sistem pembelajaran yang diberlakukan oleh setiap sekolah di
tengah pandemi ini, baik yang dilaksanakan secara daring maupun luring dengan
berbagai keterbatasannya menimbulkan beberapa masalah-masalah baru dalam
proses belajar-mengajar yang perlu dicari solusinya agar pembelajaran di tengah
pandemi tetap dapat berjalan secara efektif. Selain itu, berdasarkan observasi
peneliti juga, pembelajaran di tengah pandemi menuntut peserta didik agar dapat
belajar lebih mandiri dikarenakan keterbatasan kontrol serta bimbingan dari guru.
Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak.
Bahan ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa buku, modul, brosur,
dan lembar kerja siswa. Dan salah satu bahan ajar yang efektif digunakan dalam
pembelajaran adalah bahan ajar berupa modul. Penggunaan modul dalam
pembelajaran merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa. Penggunaan modul diharapkan
dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik,
mandiri, tuntas, dan dengan hasil (output) yang berkualitas.
Secara umum, tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah agar siswa dapat
memperoleh keterampilan berbahasa Arab, yaitu keterampilan menyimak
(Maharah al-Istima’), ketampilan berbicara (Maharah al-Kalam), keterampilan
membaca (Maharah al-Qiro’ah), dan keterampilan menulis (Maharah al-
Kitabah). Dalam rangka mendukung siswa agar terkuasainya keempat
keterampilan tersebut, terdapat unsur-unsur bahasa Arab yang lain yang perlu
dipelajari seperti bunyi bahasa (ashwat), kosakata (mufradat) dan tata bahasa
(sharf- nahwu/qawaid). Penguasaan atas unsur-unsur bahasa Arab tersebut
dianggap sebagai bagian dari pembentuk kemampuan berbahasa Arab.
Pada tingkat tsanawiyah, salah satu unsur bahasa arab yang dipelajari
adalah pembelajaran seputar qawaid. Qawaid adalah kaidah-kaidah atau aturan-
aturan yang mengatur penggunaan bahasa Arab yang digunakan sebagai media
untuk memahami suatu kalimat. Qawaid menjadi salah satu kebutuhan pokok
ketika belajar bahasa Arab. Tanpa mempelajari qawaid, niscaya bagi seseorang
dapat membuat kalimat berbahasa arab serta membaca teks arab yang notabennya
gundul. Sehingga penting bagi seseorang untuk mempelajari qawaid ketika
hendak mengungkapkan bahasa arab baik secara lisan maupun tulisan dengan baik
dan benar. Penguaasaan qawaid adalah sebagai sarana berbahasa, bukan tujuan
akhir dari pembelajaran bahasa. Materi pelajaran yang dibahas cukup banyak
dan membutuhkan pemahaman yang mendalam. Salah satu materi dalam
pembelajaran bahasa Arab yakni materi qawaid, dan salah satu kajiannya
materi tentangmubtada khabar.
Adapun modul adalah salah satu bentuk bahan ajar yang tepat yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa, dikarenakan karakteristik modul
itu sendiri. Penggunaan modul diharapkan dapat mengkondisikan kegiatan
pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas, dan dengan hasil
(output) yang berkualitas. Modul dapat diartikan sebagai materi pelajaran yang
disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga pembacanya
diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut. Dengan kata lain sebuah
modul adalah sebagai bahan ajar dimana pembacanya dapat belajar mandiri.
Sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritik
2. Secara praktis
a. Bagi guru
Diharapkan pengemasan bahan ajar dalam bentuk modul menjadi salah
satu pilihan yang tepat bagi guru bahasa Arab dalam proses belajar-
mengajar khususnya pada kondisi peserta didik yang sulit mendapatkan
bimbingan dari guru secara intensif
b. Bagi siswa
Memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran bahasa arab
secara mandiri melalui modul yang telah dibuat oleh guru
c. Bagi sekolah
Meningkatkan kualitas pembelajaran di MTs Plus Darul Hufadz khusunya
pada pembelajaran bahasa arab melalui penggunaan bahan ajar modul
E. Kerangka Berfikir
Penting bagi seorang guru untuk memperhatikan segala hal yang dapat
mempengaruhi pencapaian efektivitas pembelajaran serta senantiasa melakukan
evaluasi sehingga dapat mengukur sejauh mana siswa telah mampu menerima
dan menguasai materi yang telah disajikan. Berkaitan dengan materi
pembelajaran, guru mempunyai peranan vital untuk mengkonsep bahan ajar
sehingga bahan ajar mudah diterima dan mudah dipahami oleh peserta didik.
Adapun salah satu faktor tercapainya pembelajaran secara efektif adalah
bergantung pada bahan ajar yang telah dipersiapkan oleh guru. Maka, melalui
bahan ajar yang baik, siswa dapat lebih mudah memahami materi sehingga
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Modul merupakan satu paket bahan ajar yang berkenaan dengan satu unit
bahan ajar yang berisi tujuan instruksional, materi pelajaran, evaluasi, serta
dipakai untuk jangka waktu tertentu. Keuntungan menggunakan modul sebagai
bahan ajar bagi siswa adalah adanya umpan balik (feedback), penguasaan
tuntas atau (mastery), tujuannya jelas, menimbulkan motivasi yang kuat,
pengajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa (fleksibilitas),
kerjasama dan pengajaran remedial. Sedangkan keuntungan yang didapat guru
dari penggunaan modul dalam proses pembelajaran adalah timbulnya rasa puas,
dapat memberikan bantuan individual, mengadakan pengayaan, kebebasan dari
rutinitas yang membelenggunya selama ini, mencegah kemubaziran,
meningkatkan profesikeguruan dan evaluasi formatif. Oleh karenna itu,
penggunaan modul dalam pembelajaran diharapkan akan mampu meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
Pembelajaran di Pembelajaran di
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
INDIKATOR:
ANALISIS
Penguasaan Peningkatan
qawaid siswa Penguasaan qawaid
pada materi siswa pada materi
tarakib tarakib
H. Metodologi Penelitian
KE O1 X1 O2
KK O1 X2 O2
diperoleh. Beliau juga menyatakan bahwa subjek dalam penelitian adalah benda,
keadaan, atau orang tempat data melekat dan dipermasalahkan. Adapun sumber
data terdiri dari dua jenis yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sumber data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh penulis dari
sumber pertamanya. Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang langsung
Mengacu pada hal tersebut, maka sumber data penelitian ini yaitu:
a) Sumber data primer diambil dari siswa kelas VII MTs Plus Darul Hufadz
b) Sumber data sekunder diambil dari Kepala Sekolah dan Guru Bidang
Studi
3. Lokasi Penelitian
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di MTs Plus Darul Hufadz.
Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Apabila populasi melebihi 100 orang, maka sample bisa diambil antara 10%-15%
dan 20%-25% atau lebih sesuai dengan kemampuan peneliti, tapi apabila sampe
berjumlah 100 atau kurang maka bisa diambil secara keseluruhan (Sugiyono,
2017: 127). Dengan demikian, sampel yang diambil pada penelitian ini adalah
b) Wawancara
c) Tes
Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan tes. Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok
(Suharsimi Arikunto, 2013 : 115). Tes dilakukan sebelum dan sesudah
perlakuan. Tes yang dimaksud adalah Pre-Test (sebelum perlakuan modul)
dan Post-Test (sesudah perlakuan modul). Tes ini digunakan untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol, sehingga dapat diketahui efektifitas penggunaan modul tersebut. Pre-
test dan post-test yang digunakan dibatasi pada aspek pengetahuan,
pemahaman, dan penerapan.
d) Studi Kepustakaan
e) Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam
penelitian, diantaranya yaitu menggunakan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono
(2010: 169) Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sabagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila
peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Kegunaan
utama statistic deskriptif ialah untuk menggambarkan jawaban-jawaban
observasi. Yang termasuk didalamnya diantaranya ialah distribusi frekuensi,
distribusi persen dan rata-rata (mean) .
Berikut adalah rumus-rumus dalam melakukan analisis data:
1. Uji Normalitas
Menurut Djarwanto (2003: 50) Uji normalitas digunakan untuk
menguji sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Untuk keperluan
uji normalitas dalam penelitian ini digunakan rumus Kolmogrov-Smirrov
dengan langkah-langkah sebagai berikut (Yayu Nurhyati, 2019:97) :
a. Merumuskan formula hipotesis
Ho : Pre-test dan post-test berasal dari data yang berdistribusi normal
Hi : Pre-test dan post-test berasal dari data yang tidak berdistribusi normal
b. Menentukan nilai nilai Z, FT, FS, dan | FT – FS |
Keterangan :
Z : Angka normal baku
Z=
FT : Probabilitas Kumulatif Teoritis
FS : Probabilitas Kumulatif Sampel
c. Menentukan tingkat signifikansi (α)
Tabel K – S = K – S (α) (n)
d. Menentukan kriteria pengujian hipotesis
Nilai | FT – FS | dibandingkan dengan nilai Tabel K – S :
- Jika nilai terbesar | FT – FS | < nilai Tabel K – S, maka Ho diterima.
Data berdistribusi normal
- Jika nilai terbesar | FT – FS | ≥ nilai Tabel K – S, maka Ho ditolak.
Data tidak berdistribusi normal
Uji normalitas dilakukan dari hasil tes awal (pre-test) dan tes
kemampuan akhir (post-test) kedua kelompok.
2, Uji Komparatif
Sadikin, Ali, dkk. 2020. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol. 6 (02) : 214-224.
www.kemendikbud.go.id