Anda di halaman 1dari 13

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi IPA


(Volume 4 Tahun 2014)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO YOUTUBE DALAM


PEMBELAJARAN IPA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA

I. W. Iwantara1, I W. Sadia2, I K. Suma3

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarja


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: wayan.iwantara@pasca.undiksha.ac.id, wayan.sadia@pasca.undiksha.ac.id,


ketut.suma@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan media video youtube
dalam pembelajaran IPA terhadap motivasi belajar dan pemahaman konsep siswa. Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretest-posttest non-equivalent
control group design. Populasi adalah siswa kelas IX di SMP N 1 Abiansemal dengan sampel 105
siswa yang terdiri dari 2 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Data yang diperoleh berupa skor
N-gain motivasi belajar dan pemahaman konsep. Instrumen yang digunakan berupa angket
motivasi dan tes pemahaman konsep. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan
MANOVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Terdapat perbedaan motivasi belajar dan
pemahaman konsep yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media riil, media video
youtube dan media charta (F=19,630; p<0,05). 2) Terdapat perbedaan motivasi belajar antara
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media riil, media video youtube dan
media charta (F= 168.594 ; p < 0,05). Hasil uji lanjut dengan LSD menunjukkan bahwa media
video youtube lebih unggul dibandingkan dengan media riil dan media charta dalam menanamkan
motivasi belajar kepada siswa. 3) Terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media riil, media video youtube dan media charta
(F= 149,252 ; p < 0,05). Hasil uji lanjut dengan LSD menunjukkan media riil dan media video
youtube lebih unggul dari media charta dalam menanamkan pemahaman konsep ke siswa.

Kata kunci: media video youtube, media riil, media charta, motivasi belajar, pemahaman
konsep
Abstract

The objective of this research was to describe wether there was significant effect effect uses media
of youtube video to learning motivation and concepts understanding of sains of students. This
research was quasi eksperiment with pretest-posttest non-equivalent control group design.
Population were 9 th grade students at SMP N 1 Abiansemal and the samples were 105 students,
they were one classes for the control group and two classes for experiment group. The data was
obtained in the form normalized g-score of learning motivation and concepts understanding. The
instrument that was used was in the form of quezioner of motivation and test of concepts
understanding. Data were analyzed using descriptive statistics and one way MANOVA. The
result of this study show that 1) there were differences in learning motivation and concepts
understanding among the group of students who are learning uses real media, youtube video
media and chart media. 2) there were differences in learning motivation among the group of
students who are learning uses real media, youtube video media and chart media (F= 168.594 ; p <
0,05). LSD test results further demonstrate that uses youtube video media is superior compared to
real media and chart media in in learning motivation. 3) there were differences in concepts
understanding among the group of students who are learning uses real media, youtube video
media and chart media (F= 149,252 ; p < 0,05). LSD test results further demonstrate that uses
youtube video media and real media is superior compared to chart media.

Keywords : youtube video media, real media, chart media, learning motivation, concepts
understanding
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

PENDAHULUAN meningkatnya motivasi belajar siswa,


Undang-Undang Nomor 20 Tahun sedangkan pengalaman belajar yang
2003 menjelaskan bahwa Pendidikan diberikan akan berpengaruh pada
adalah usaha sadar dan terencana untuk meningkatnya pemahaman konsep siswa.
mewujudkan suasana belajar dan proses Masalah pendidikan Indonesia
pembelajaran agar peserta didik secara saat ini adalah rendahnya motivasi belajar
aktif mengembangkan potensi dirinya dan pemahaman konsep IPA. Rendahnya
untuk memiliki kekuatan spiritual motivasi belajar dijelaskan dari beberapa
keagamaan, pengendalian diri, sikap siswa selama pembelajaran seperti
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, terlihat ramainya siswa saat guru
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, menjelaskan pelajaran, terlihat tidak
masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 mandirinya siswa mengerjakannya soal-
Ayat 1). Untuk mewujudkan cita-cita luhur soal yang diberikan guru, bahkan
tesebut, pemerintah menetapkan delapan menunggu jawaban dari temannya dan
Standar Nasional Pendidikan Indonesia menyontek siswa lain dan terlihat pasifnya
yang menjadi pedoman bagi pendidik dan siswa saat guru meminta siswa maju ke
tenaga kependidikan untuk depan untuk mempresentasikan hasil
mengembangkan kemampuan dan diskusi kelompoknya. Rendahnya
membentuk watak serta peradaban pemahaman konsep siswa dijelaskan dari
bangsa yang bermartabat dalam rangka hasil UN IPA SMP di Propinsi Bali tahun
mencerdaskan kehidupan bangsa. 8 2012 yang hanya mencapai nilai rata-rata
Standar Nasional Pendidikan Indonesia 6.5. Untuk itulah diperlukan pembelajaran
meliputi Standar Kompetensi Lulusan, interaktif dengan menggunakan media
Standar Isi, Standar Proses, Standar pembelajaran untuk meningkatkan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, motivasi belajar dan pemahaman konsep
Standar Sarana dan Prasarana, Standar siswa
Pengelolaan Pendidikan, Standar Berdasarkan uraian di atas
Pembiayaan Pendidikan dan Standar diperlukan sebuah pembelajaran aktif yang
Penilaian Pendidikan. Standar sarana dan dapat menimbulkan interaksi antar siswa
prasarana lebih berkaitan dengan dan interaksi siswa dengan unsur-unsur
penyediaan sarana dan prasarana standar dinamis dalam pembelajaran. Unsur-unsur
yang mendukung pencapaian tujuan dinamis dalam pembelajaran yang
pendidikan. dimaksud di sini lebih ditekankan pada
Badan Standar Nasional penggunaan media dalam pembelajaran.
Pendidikan (BSNP) menyatakan tujuan Media pembelajaran yang dibutuhkan
pembelajaran IPA SMP diantaranya adalah media yang dapat menciptakan
Mengembangkan pemahaman tentang suasana belajar menjadi menyenangkan
berbagai macam gejala alam, konsep dan sehingga dapat meningkatkan motivasi
prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat belajar dan pada akhirnya dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari meningkatkan pemahaman konsep siswa.
dan mengembangkan rasa ingin tahu, Peneliti tertarik untuk menerapkan media
sikap positif, dan kesadaran terhadap video youtube dalam penelitian ini karena
adanya hubungan yang saling media video youtube dapat menghadirkan
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, sesuatu yang dapat dilihat dan didengar
teknologi, dan masyarakat. Untuk sehingga dapat memotivasi siswa untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran IPA itu belajar dan memberikan pengalaman
diperlukan sebuah pembelajaran aktif belajar kepada siswa. Adapun tujuan
melibatkan banyak indera dalam diri siswa penelitian ini adalah 1) Untuk menganalisis
sehingga meningkatkan rasa ingin tahu perbedaan motivasi belajar dan
siswa dan memberikan pengalaman pemahaman konsep antara siswa yang
belajar kepada siswa. Meningkatnya rasa mengikuti pembelajaran IPA dengan
ingin tahu akan berpengaruh pada menggunakan media riil, media video
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

youtube dan media charta, 2) menganalisis video youtube, dan media charta. Variabel
perbedaan motivasi belajar antara siswa terikat dalam penelitian ini adalah motivasi
yang mengikuti pembelajaran IPA dengan belajar dan pemahaman konsep. Ketiga
menggunakan media riil, media video kelas mendapatkan materi pelajaran yang
youtube dan media charta, 3) menganalisis sama, yaitu listrik statis dan listrik dinamis.
perbedaan pemahaman konsep antara Instrumen yang digunakan dalam
siswa yang mengikuti pembelajaran IPA penelitian ini ada dua jenis, yaitu, 1)
dengan menggunakan media riil, media angket motivasi belajar untuk
video youtube dan media charta. mendapatkan data motivasi belajar dan 2)
tes pemahaman konsep untuk
METODE mendapatkan data pemahaman konsep.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Sebelum dapat digunakan,
N 1 Abiansemal pada semester 1 tahun instrumen harus diuji coba terlebih dahulu
pelajaran 2013/2014. Populasi dalam dengan tujuan untuk melakukan validasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas IX terhadap instrumen. Validasi yang
SMP Negeri 1 Abiansemal yang terdiri dari dilakukan meliputi validasi isi, validasi butir
6 kelas dan tersebar dari IX A sampai IX reliabilitas. Validisi isi dilakukan oleh dua
F. Dipilih tiga kelas sebagai sampel dosen ahli. Validasi butir dilakukan oleh
penelitian dari enam kelas yang ada.. penulis dengan menggunakan Indeks
Ketiga kelas yang terpilih ini kemudian korelasi product moment antara skor butir
diacak lagi sehingga didapatkan Kelas A soal dan skor total. Kriterianya jika
dan Kelas F sebagai kelas eksperimen NTU > NP=>AH , maka konsitensi internal butir
dan kelas E sebagai kelas kontrol. Kelas A soal tinggi (valid), Jika NTU < NP=>AH , maka
mendapatkan perlakuan media riil, kelas F konsitensi internal butir soal rendah (tidak
mendapatkan perlakuan media video valid). Reliabilitas dilakukan penulis
youtube dan kelas E mendapatkan dengan menggunakan Koefisien Alpha
perlakuan media charta. Cronbach dengan kriteria r >0.7 maka
Penelitian ini termasuk penelitian instrumen reliabel. (Arikunto, 2005)
eksperimen semu dengan menggunakan Penelitian ini menggunakan
desain penelitian non-equivalent pretest - analisis multivarian (MANOVA) satu jalur.
posttest control group design. Sesuai Sebelum dilaksanakan uji hipotesis
dengan rancangan penelitian ini dengan teknik MANOVA, data yang
menggunakan dua kelas sebagai kelas diperoleh harus memenuhi beberapa
eksperimen dan satu kelas sebagai kelas asumsi. Asumsi-asumsi yang harus
kontrol. Ilustrasi desain penelitian dapat dipenuhi, yaitu uji normalitas, uji
dinyatakan dalam Tabel 1. homogenitas, uji kolinieritas. Sedangkan
Tabel.1 Desain Penelitian untuk menganalisis data ini digunakan
program SPSS_PC 17 for windows
Kelas Pret Perla Poste GHQJDQ WDUDI VLJQLILNDQVL .
est kuan st
Kelas Eksp.1 O1 X1 O2 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dekripsi data pretes, postes dan N-
Kelas Eksp. 2 O3 X2 O3
Gain pemahaman konsep siswa pada
Kelas Kontrol ini menyelidiki
Penelitian O5 X3pengaruh
O4 pembelajaran IPA dengan menggunakan
Berdasarkan Tabel 1, terlihat ada media rill, media video youtube dan media
tiga variabel bebas yaitu, media riil, media charta tertera pada Tabel 2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

Tabel 2. Statistik Deskriptif Skor Pretes, Postes dan N-Gain Pemahaman Konsep Siswa
pada Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Media Rill, Media Video Youtube dan Media
Charta

Media Riil Media Video Youtube Media Charta


Pemahaman
Konsep N- N- N-
Pretes Postes Pretes Postes Pretes Postes
Gain Gain Gain
N 33 33 33 34 34 34 38 38 38
Rata-rata 19.33 44.33 0.62 19.91 44.12 0.61 11.68 22.42 0.29
Median 20 45 0.62 19 44 0.62 11.5 22.00 0.29
Modus 21 45 0.69 17 44 0.66 10 22 0.28
Std. Dev 3.51 5.34 0.10 3.08 4.60 0.09 2.86 3.95 0.08
Varians 12.29 28.48 0.01 9.48 21.20 0.01 8.17 15.60 0.01
Jangkauan 14 24 0.5 10 19 0.39 12 16 0.37
Minimum 11 32 0.4 16 33 0.37 4 14 0.13
Maksimum 25 56 0.9 26 52 0.76 16 30 0.50

Berdasarkan Tabel. 2 diketahui 3,95. Berdasarkan data ini didapatkan


bahwa skor pretes pemahaman konsep bahwa data rata-rata skor postest
siswa yang menggunakan media riil pemahaman konsep siswa yang paling
berkisar dari 11 sampai 25 dengan rata- besar terdapat pada kelas yang
rata sebesar T§ = 19,33 dan standar menggunakan media riil, diikuti oleh media
deviasi 3,51. Skor pretes pemahaman video youtube dan media charta (44,33 >
konsep siswa yang menggunakan media 44,12 > 22,42).
video youtube berkisar dari 16 sampai 26 Rata-rata skor N-Gain pemahaman
dengan rata-rata T§ = 19,91 dan standar konsep siswa yang mengikuti
deviasi 3,08. Sedangkan skor pretes pembelajaran dengan menggunakan
pemahaman konsep siswa yang media riil adalah 0,62, standar deviasi =
menggunakan media charta berkisar dari 0,10 dengan kualifikasi sedang. Rata-rata
4 sampai 16 dengan rata-rata T§ = 11,68 skor N-Gain pemahaman konsep siswa
dan standar deviasi 2,86 Dari data ini yang mengikuti pembelajaran dengan
diketahui bahwa data rata-rata skor menggunakan media video youtube
pretest pemahaman konsep siswa yang adalah 0,61, standar deviasi = 0,09
paling besar terdapat pada kelas yang dengan kualifikasi sedang. Rata-rata skor
menggunakan media video youtube, diikuti N-Gain pemahaman konsep siswa yang
oleh media riil dan media charta (19,91 > mengikuti pembelajaran dengan
19,33 > 11,68). menggunakan media charta adalah 0,29
Skor postes pemahaman konsep standar deviasi = 0,08 dengan kualifikasi
siswa yang menggunakan media riil rendah. Skor N-Gain (gain ternormalisasi)
berkisar dari 32 sampai 56 dengan rata- pemahaman konsep siswa dalam
rata sebesar T§ = 44,33 dan standar pembelajaran IPA yang menggunakan
deviasi 5,34. Skor postes pemahaman media riil mempunyai kualifikasi dari tinggi
konsep siswa yang menggunakan media sampai rendah. Skor N-Gain (gain
video youtube berkisar dari 33 sampai 52 ternormalisasi) pemahaman konsep siswa
dengan rata-rata sebesar T§ = 44,12 dan dalam pembelajaran IPA yang
standar deviasi 4,60. Skor postes menggunakan media video youtube
pemahaman konsep siswa yang mempunyai kualifikasi dari tinggi sampai
menggunakan media charta berkisar dari rendah, sedangkan skor N-Gain (gain
14 sampai 30 dengan rata-rata ternormalisasi) pemahaman konsep siswa
sebesarT§ = 22,42 dan standar deviasi dalam pembelajaran IPA yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

menggunakan media charta mempunyai siswa yang mengikuti pembelajaran


kualifikasi dari sedang sampai rendah. dengan menggunakan media riil tidak
Berdasarkan tabel 1.didapatkan rata-rata berbeda jauh dengan rata-rata N-Gain
Skor N-Gain pemahaman konsep siswa pemahaman konsep siswa yang mengikuti
yang paling besar terdapat pada kelas pembelajaran dengan menggunakan
yang mengikuti pembelajaran dengan media video youtube. Skor rata-rata N-
menggunakan media riil (0,62), diikuti oleh Gain media riil lebih unggul daripada
media video youtube (0,61) dan media media video youtube pada indikator
charta (0,29). Hasil ini menandakan exemplifying, classifying dan explaining
penggunaan media riil dan media video sedangkan skor rata-rata N-Gain media
youtube dalam pembelajaran IPA dapat video youtube lebih unggul daripada
lebih mengakomodasi pembangunan media riil pada indikator interpreting,
pemahaman konsep dari pada media summerizing, inferring dan comparing.
charta. Indikator pemahaman konsep yang
Tes pemahaman konsep diperluas dicapai pada pembelajaran dengan
dengan indikator yaitu interpreting menggunakan media riil dan media video
examplifying, classifying Summerizing youtube mendapatkan kriteria sedang
Inferring, comparing. Berdasarkan hasil sampai tinggi, sedangkan indikator
analisis tiap indikator didapatkan bahwa pemahaman konsep dengan
nilai rata-rata N-Gain pemahaman konsep menggunakan media charta mendapatkan
siswa pada pembelajaran dengan kriteria rendah sampai sedang. Dekripsi
menggunakan media riil dan media video data pretes, postes dan N-Gain motivasi
youtube lebih tinggi pada tiap indikator belajar siswa pada pembelajaran IPA
dibandingkan dengan pembelajaran dengan menggunakan media rill, media
dengan menggunakan media charta. video youtube dan media charta tertera
Rata-rata N-Gain pemahaman konsep pada Tabel 3.

Tabel 3. Data Motivasi Belajar Siswa yang Mengikuti Pembelajaran dengan Menggunakan
Media Riil, Media Video Youtube dan Media Charta
Media Riil Media Video Youtube Media Charta
Motivasi
Belajar N- N- N-
Pretes Postes Gain Pretes Postes Gain Pretes Postes Gain
Jumlah Data
(N) 33 33 33 34 34 34 38 38 38
Rata-rata 108.2 133.5 0.5 96.6 132.6 0.54 96.08 111.4 0.228
Median 111 136 0.5 100 135 0.54 96.5 111 0.225
Modus 111 136 0.5 106 142 0.61 92 115 0.206
Std. Deviasi 9.945 10.15 0.1 12.4 10.58 0.07 12.49 12.21 0.065
Varians 98.9 102.9 0 154 111.9 0.01 155.9 149 0.004
Jangkauan 41 44 0.3 45 34 0.25 48 41 0.252
Minimum 82 104 0.3 72 112 0.4 71 92 0.101
Maksimum 123 148 0.6 117 146 0.65 119 133 0.353

Berdasarkan Tabel 3, diketahui terdapat pada kelas yang menggunakan


bahwa data rata-rata skor motivasi belajar media riil, diikuti oleh media video youtube
siswa sebelum perlakuan media yang dan media charta (133,55 > 132,65 >
paling besar terdapat pada kelas yang 111,42). Gain score ternormalisasi (g)
menggunakan media riil, diikuti oleh media memiliki tiga kualifikasi. Jika g > 0,7 berarti
video youtube dan media charta (108,18 > kualifikasi tinggi, skor 0,3 Q C Q 0,7 berarti
96,59 > 96,08). Sedangkan data rata-rata kualifikasi sedang, skor g < 0,3 berarti
skor motivasi belajar siswa setelah kualifikasi rendah. Berdasarkan tabel 4.4
perlakuan media yang paling besar juga diketahui bahwa rata-rata skor N-Gain
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

motivasi belajar siswa yang paling besar kecemasan akan tes yang terdiri dari 3
terdapat pada kelas yang mengikuti soal.
pembelajaran dengan menggunakan Sebelum melakukan uji hipotesis
media video youtube, diikuti oleh media dilakukan uji prasyarat, yaitu uji
riil, dan media charta (0,54>0,46>0,23). normalitas, uji homogenitas dan uji
Rata-rata skor N-Gain motivasi belajar kolinieritas. Untuk uji normalitas
Siswa yang mengikuti pembelajaran didapatkan data motivasi belajar dan
dengan menggunakan media riil adalah pemahaman konsep baik kelas media riil,
0,46, standar deviasi = 0,09 dengan media video youtube dan media charta
kualifikasi sedang. Rata-rata skor N-Gain dilihat dari nilai Kolmogorov-Smirnov
motivasi belajar Siswa yang mengikuti dengan signifikansi lebih besar dari 0,05
pembelajaran dengan menggunakan sehingga dapat dikatakan bahwa data
media video youtube adalah 0,54, standar motivasi belajar dan pemahaman konsep
deviasi = 0,07 dengan kualifikasi sedang. berdistribusi normal. Untuk uji
Rata-rata skor N-Gain motivasi belajar homogenitas varians antar kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan /HYHQH¶V 7HVW RI (TXDOLW\ RI
dengan menggunakan media charta Error Variance didapatkan signifikansi
adalah 0,23, standar deviasi = 0,06 lebih besar dari 0,05 untuk data motivasi
dengan kualifikasi rendah. belajar dan pemahaman konsep siswa,
Angket motivasi belajar yang sehingga data motivasi belajar dan
berjumlah 33 butir soal pilihan ganda yang pemahaman konsep dikatakan homogen.
diperluas dengan indikator yaitu motivasi Uji kolinieritas memperlihatkan nilai r
intrinsik yang terdiri dari 7 soal motivasi (koefisien korelasi) yang lebih kecil dari
ekstrinsik yang terdiri dari 6 soal, relevansi 0,8 sehingga tidak ada masalah dengan
pembelajaran dengan tujuan pribadi yang kolinieritas, dengan demikian uji hipotesis
terdiri dari 4 soal, tanggung jawab dalam dengan MANOVA dapat dilanjutkan. Hasil
belajar IPA (self determination) yang terdiri analisis dengan MANOVA satu jalur
dari 6 soal, kepercayaan diri (self disajikan dalam Tabel 5.
eficiency) yang terdiri dari 7 soal,

Tabel 5. Ringkasan Analisis Data dengan Manova

Hypothesis
Effect Value F df Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace .985 1020.648a 2.000 31.000 .000
Wilks' Lambda .015 1020.648a 2.000 31.000 .000
Hotelling's Trace 65.848 1020.648a 2.000 31.000 .000

Roy's Largest Root 65.848 1020.648a 2.000 31.000 .000


Media Pillai's Trace .000 .a .000 .000 .
Wilks' Lambda 1.000 .a .000 31.500 .
Hotelling's Trace .000 .a .000 2.000 .
Roy's Largest Root .000 .000a 2.000 30.000 1.000

Berdasarkan hasil analisis MANOVA yang belajar dan pemahaman konsep antara
sesuai dengan Tabel 8, diperoleh statistik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
3LOODL 7UDFH ) :LON¶V /DPGD ) menggunakan media riil, media video
+RWHOOLQJ¶V 7UDFH ) youtube GDQ PHGLD FKDUWD´ GLWRODN Ini
GDQ 5R\¶V /DUJHVW 5RRW ) %HUDUWL +D \DQJ PHQ\DWDNDQ ³WHUGDSDW
dengan p < 0,05). Dengan demikian perbedaan motivasi belajar dan
Hipotesis pertama, Ho yang menyatakan pemahaman konsep antara siswa yang
EDKZD ³ 7LGDN WHUGDSDW SHUEHGDDQ PRWLYDVL mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media riil, media video
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

\RXWXEH GDQ PHGLD FKDUWD´ GLWHULPD +DVLO _subjects Effect seperti yang tercantum
ANAVA satu jalur dan test between pada Tabel 6

Tabel. 6 Hasil Analisis ANAVA Satu Jalur

Type III
Mean
Source Dependent Variable Sum of df F Sig.
Square
Squares
Corrected Model Motivasi Belajar .000a 0 . . .
Pemahaman Konsep .000b 0 . . .
Intercept Motivasi Belajar 6.845 1 6.845 935.262 .000
Pemahaman Konsep 12.747 1 12.747 1202.487 .000
Media Motivasi Belajar .000 0 . . .
Pemahaman Konsep .000 0 . . .
Error Motivasi Belajar .234 32 .007
Pemahaman Konsep .339 32 .011
Total Motivasi Belajar 7.080 33
Pemahaman Konsep 13.087 33
Corrected Total Motivasi Belajar .234 32
Pemahaman Konsep .339 32

Berdasarkan hasil ANAVA, Dengan demikian, Hipotesis ketiga, Ho


didapatkan nilai Fhitung =168,594 untuk \DQJ PHQ\DWDNDQ EDKZD ³ WLGDN WHUGDSDW
Correcting Model dengan (p < 0,05). perbedaan pemahaman konsep antara
Dengan demikian, Hipotesis kedua, Ho siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
\DQJ PHQ\DWDNDQ EDKZD ³ WLGDN WHUGDSDW menggunakan media riil, media video
perbedaan motivasi belajar antara siswa youtube GDQ PHGLD FKDUWD´ GLWRODN ,QL
yang mengikuti pembelajaran dengan EHUDUWL +D \DQJ PHQ\DWDNDQ ³WHUGDSDW
menggunakan media riil, media video perbedaan pemahaman konsep antara
youtube GDQ PHGLD FKDUWD´ GLWRODN ,QL siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
berarti Ha yang menyatDNDQ ³WHUGDSDW menggunakan media riil, media video
perbedaan motivasi belajar antara siswa \RXWXEH GDQ PHGLD FKDUWD´ GLWHULPD
yang mengikuti pembelajaran dengan Hasil analisa lanjut dengan LSD
menggunakan media riil, media video memperlihatkan media riil dan media video
youtube GDQ PHGLD FKDUWD´ GLWHULPD youtube lebih unggul dari pada media
Hasil analisa lanjut dengan LSD charta dalam menanamkan pemahaman
memperlihatkan terdapat perbedaan konsep kepada siswa. Antara media riil dan
motivasi belajar yang signifikan antara media media video youtube tidak
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menunjukkan adanya perbedaan yang
menggunakan media riil, media video sigifikan dalam pembentukan pamahaman
youtube dan media charta. Media video konsep kepada siswa
youtube lebih unggul daripada media riil
dan media charta dalam menanamkan Pembahasan
motivasi belajar kepada siswa 1 Perbedaan Motivasi Belajar dan
Berdasarkan hasil ANAVA satu Pemahaman Konsep Siswa yang
jalur dan test between _subjects Effect Mengikuti Pembelajaran dengan
seperti yang tercantum pada Tabel 9, Menggunakan Media Riil, Media
didapatkan nilai Fhitung =149,252 untuk Video Youtube dan Media Charta.
Correcting Model dengan (p < 0,05).
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

Pengujian terhadap hipotesis indera perasa, dan indera yang lainnya


pertama menunjukkan terdapat perbedaan sehingga pemahaman konsep yang
motivasi belajar dan pemahaman konsep didapatkan paling tinggi.
antara siswa yang mengikuti pembelajaran Di lain pihak, media charta kurang
dengan menggunakan media riil, media dapat memotivasi siswa dalam
video youtube dan media charta. pembelajaran karena stimulan yang
Dalam pembelajaran dengan dihasilkan sangat sedikit. Interaksi antara
menggunakan media video youtube, siswa siswa dengan media juga kurang kondusif
diberikan kesempatan untuk menonton sehingga berpengaruh pada rendahnya
video tentang konsep kelistrikan kemudian motivasi belajar. Disamping itu indera yang
diberikan soal-soal untuk dipecahkan dalam dilibatkan pada pengkonstrusian konsep
kelompoknya. Pemberian soal-soal untuk hanya terbatas pada indera penglihatan
dipecahkan dalam kelompoknya ini akan saja sehingga berpengaruh pada
membangun kondisi lingkungan belajar rendahnya pemahaman konsep siswa.
yang kondusif, karena siswa akan Kondisi-kondisi tersebut di atas
memecahkan permasalahan berdasarkan menyebabkan terjadi perbedaan yang
pengalaman belajar yang mareka dapat dari signifikan motivasi belajar dan pemahaman
menonton video youtube tersebut. Diskusi konsep antara siswa yang mengikuti
yang terjadi antar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran menyebabkan suasana riil, media video youtube dan media charta.
belajar menjadi lebih kondusif. Tayangan
video youtube yang disertai instruksi 2 Perbedaan Motivasi Belajar antara
pembelajaran dan animasi menimbulkan Siswa yang Mengikuti Pembelajaran
rasa ingin tahu yang besar dalam diri siswa dengan Menggunakan Media Riil,
untuk lebih mendalami. Rasa ingin tahu dan Media Video Youtube dan Media
suasana belajar yang menyenangkan Charta
merupakan aspek terciptanya motivasi Perbedaan rata-rata skor N-Gain ini
belajar yang tinggi.. Hal ini menyebabkan terjadi karena unsur-unsur yang dapat
indera yang dilibatkan siswa tidak terbatas membangun motivasi seperti kondisi
pada indera visual saja, tetapi juga indera lingkungan belajar, unsur-unsur dinamis
pendengaran. Semakin banyak indera yang dalam pembelajaran serta upaya guru
dilibatkan dalam pembelajaran, semakin dalam memilih media dalam pembelajaran
banyak informasi yang didapat, sehingga dengan menggunakan media video youtube
berpengaruh pada semakin tingginya terpenuhi. Dalam pembelajaran dengan
pemahaman konsep siswa. menggunakan media video youtube, siswa
Pada pembelajaran dengan diberikan kesempatan untuk menonton
menggunakan media riil, siswa diberikan video tentang konsep kelistrikan kemudian
kesempatan untuk bereksperimen dengan diberikan soal-soal untuk dipecahkan dalam
menggunakan benda riil. Interaksi yang kelompoknya. Pemberian soal-soal untuk
terjadi antara siswa dengan media akan dipecahkan dalam kelompoknya ini akan
menimbulkan terjadinya suasana belajar membangun kondisi lingkungan belajar
yang menyenangkan yang pada akhirnya yang kondusif, karena siswa akan
akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. memecahkan permasalahan berdasarkan
Disamping itu interaksi yang terjadi antara pengalaman belajar yang mareka dapat dari
siswa dengan media rill melibatkan banyak menonton video youtube tersebut. Diskusi
indera. Hal ini akan berpengaruh pada yang terjadi antar siswa dalam
semakin banyaknya informasi yang didapat. pembelajaran menyebabkan suasana
Semakin banyaknya informasi yang didapat menjadi lebih interaktif. Diskusi adalah satu
akan berpengaruh pada semakin unsur dinamis dalam pembelajaran. Siswa
meningkatnya pemahaman konsep siswa. akan bebas mengemukakan pendapat
Hal ini bisa dijelaskan bahwa indera yang untuk menjawab soal-soal yang diberikan.
dilibatkan dalam pembelajaran dengan Adanya kebebasan mengemukakan
menggunakan media riil lebih banyak, yaitu pendapat ini akan menimbulkan beban
meliputi indera penglihatan, pendengaran,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

psikologis yang lebih ringan sehingga akan motivasi belajar siswa.. Hal berbeda terjadi
berpengaruh pada motivasi belajar siswa. pembelajaran dengan menggunakan media
Salah satu yang menarik dari charta, dimana media charta kurang dapat
pembelajaran dengan menggunakan media menghadirkan interaksi dengan siswa,
video youtube adalah tayangan video yang dimana sisi interaktifitas merupakan hal
didalamnya ada efek teks, gambar penting dari terciptanya motivasi belajar
bergerak, efek suara yang mengandung siswa.
instruksi pembelajaran dan animasi. Untuk masing-masing indikator
Animasi yang disertai instruksi motivasi belajar, Media video youtube lebih
pembelajaran yang dihadirkan dapat unggul dibandingkan dengan media riil dan
memvisualisasikan konsep yang abstrak media charta. Motivasi intrinsik dan
menjadi lebih nyata sehingga membuat ekstrinsik media video youtube lebih unggul
siswa termotivasi untuk belajar. Hal menarik dibandingkan dengan media riil dan media
lainnya yang menyebabkan motivasi belajar charta. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
siswa dengan menggunakan media video media riil lebih unggul dibandingkan
youtube lebih tinggi dibandingkan dengan dengan media charta. Kondisi belajar yang
media riil dan media charta karena, bagi dinamis dimana siswa ditayangkan video
beberapa sekolah media video youtube pembelajaran tentang konsep IPA
adalah media baru yang interaktif yang kemudian diberikan persoalan untuk
sarat dengan Information Teknology (IT) menganalisis video tersebut merupakan
sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang sebuah tantangan bagi siswa untuk
lebih dalam. menyelesaikannya. Kondisi dinamis dimana
Hasil penelitian ini sejalan dengan siswa tertantang untuk menyelesaikan
penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh persoalan itu akan meningkatkan motivasi
Yuh-Tyng Chen (2012), Hee Jun Choi and belajar. Siswa akan diposisikan sebagai
Scott D.Johnson (2005), Prili (2012), Novita sesorang yang memiliki target dan tujuan
(2009) yang menemukan bahwa motivasi yang pasti. Disamping itu keunggulan
belajar siswa yang mengikuti pembelajaran motivasi ekstrinsik media video youtube
dengan menggunakan media berbasis dihasilkan dari tayangan video yang
video lebih tinggi daripada siswa yang mengandung unsur teks, gambar bergerak
mengikuti pembelajaran dengan dan animasi yang dilengkapi dengan efek
menggunakan media berbasis teks. suara berupa instruksi pembelajaran yang
Di lain pihak, media riil juga dapat mengarahkan siswa untuk memahami
meningkatkan motivasi belajar. Hal ini konsep yang ditayangkan. Berbeda halnya
dikarenakan siswa dapat melihat secara dengan media riil dan charta yang memiliki
langsung benda yang dijelaskan dan keterbatasan untuk menjelaskan konsep
memberikan peluang kepada siswa untuk yang abstrak. Kelebihan inilah yang
bereksperimen untuk menguji konsep. membuat media video youtube lebih unggul
Adanya eksperimen memberikan dari media riil dan media charta pada
kesempatan kepada siswa untuk melihat indikator motivasi eksternal.
dan mempraktekkan secara langsung Keunggulan media video youtube
alat/media yang digunakan untuk menguji terhadap media riil dan media charta juga
konsep tersebut. Eksperimen dengan terlihat pada indikator relevansi tujuan
menggunakan media riil suatu memberikan pribadi dan tujuan pembelajaran. Siswa
daya tarik tersendiri bagi siswa karena yang mengikuti pembelajaran dengan
siswa melihat secara langsung medianya media video youtube beranggapan
sehingga menimbulkan rasa ingin tahu lebih pengalaman belajar dan pengetahuan yang
dalam. Di samping itu media riil juga mereka dapatkan sesuai dengan tujuan
memberikan kesempatan kepada siswa pribadi dan pembelajaran, yaitu dapat
untuk beradu argumen dan bernegosisasi mereka terapkan untuk menyelesaikan
tentang hasil yang didapatkan dari masalah kelistrikan dalam kehidupan
eksperimen tersebut. Keadaan ini membuat sehari-hari. Hal ini yeng menimbulkan
suasana belajar menjadi kondusif sehingga motivasi belajar. Berbekal penyelesaian
berpengaruh kepada meningkatnya persoalan kelistrikan yang mereka
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

diskusikan dengan kelompoknya akan


memotivasi siswa belajar lebih giat karena 3 Perbedaan Pemahaman Konsep antara
akan memberikan manfaat nyata bagi Siswa yang Mengikuti Pembelajaran
kehidupan sehari-hari mereka. Untuk media dengan Menggunakan Media Riil,
riil, eksperimen tentang kelistrikan akan Media Video Youtube dan Media
menambah pemahaman mereka tentang Charta
konsep dasar kelistrikan dan dapat mereka Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terapkan untuk menyelesaiakan rata-rata skor N-Gain pemahaman konsep
permasalahan yang mereka hadapi dalam siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran tidak menggunakan media riil lebih tinggi
hanya sebatas pada pemahaman dan daripada media video youtube dan media
penghafalan, tetapi juga aplikasinya dalam charta serta nilai rata-rata skor N-Gain
kehidupan sehari-hari. Siswa memandang siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
bahwa belajar sains adalah sesuatu yang menggunakan media video youtube lebih
berguna bagi kehidupan mereka, sesuatu besar daripada media charta.
yang tidak dapat mereka dapatkan saat Keunggulan media riil dalam
belajar dengan menggunakan media charta menanamkan pemahaman konsep
sehingga dirasakan kurang memberikan dibandingkan dengan media video youtube
manfaat nyata untuk menyelesaikan dan media charta dapat dijelaskan dari
masalah hidup mereka sehari-hari. keterlibatan indera dalam pengunaan media
Dari sisi tanggung jawab (self tersebut. Indera yang dilibatkan pada
determination) dan kepercayaan diri (self penggunaan media riil lebih banyak
eficacy) media video youtube dan media riil dibandingkan dengan media video youtube
berada pada kualifikasi sedang, sedangkan dan media charta sehingga informasi yang
media media charta berada pada kualifikasi didapat berkaitan dengan konsep semakin
rendah. Ini berarti bahwa siswa di kelas banyak. Semakin banyaknya informasi yang
media riil dan media video youtube lebih didapat akan berpengaruh pada semakin
merasakan mempunyai tanggung jawab banyaknya pengalaman belajar siswa.
dan kepercayaan diri dibandingkan dengan Meningkatnya pengalaman belajar siswa
siswa yang mengikuti pembelajaran pada akhirnya meningkatkan pemahaman
dengan menggunakan media charta. konsep siswa.
Pemberian tanggung jawab kepada siswa Hasil analisis berdasarkan rata-rata N-
untuk mengambil keputusan saat diskusi Gain tiap indikator pemahaman konsep
dalam kelompoknya akan memupuk rasa memperlihatkan bahwa pada indikator
tanggung jawab Hal ini akan membentuk interpreting berkualifikasi tinggi pada media
kepercayaan diri (self determination) yang video youtube, berkualifikasi sedang pada
lebih baik, karena mereka bisa mengenal media riil dan berkualifikasi rendah pada
kesiapan mereka dalam memecahkan media charta. Media video youtube dan
masalah. media charta memang mempunyai
Dari sisi kecemasan akan tes pada kualifikasi yang berbeda tetapi mempunyai
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan skor rata-rata N-Gain yang tidak jauh
menggunakan media riil dan media video berbeda, yaitu 0,72 dan 0,70. Ini
youtube memiliki kualifikasi yang sedang, menunjukkan kedua media mempunyai
sedangkan media charta memiliki kualifikasi kemampuan yang tidak jauh berbeda dalam
rendah. Hal ini bisa menjelaskan siswa membantu siswa menanamkan
yang mengikuti pembelajaran dengan kemampuan menginterpretasikan konsep
menggunakan media riil punya harapan IPA. Kelebihan media video youtube
untuk mendapatkan nilai tes yang lebih daripada media riil dalam indikator
dibandingkan siswa di kelas media video interpretasi ini disebabkan oleh adanya
youtube dan charta, sehingga selalu animasi, yaitu kelebihan media video
menimbulkan kecemasan saat tes itu akan youtube dalam memvisualisasikan konsep
dilaksanakan. Kecemasan akan tes ini yang yang abstrak menjadi lebih nyata. Dengan
memotivasi siswa belajar lebih giat agar mengubah sebuah variabel pada besaran
mendapatkan nilai tes yang lebih. fisika, maka akan langsung dapat diketahui
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

efeknya terhadap variabel yang lain. classifying pada media riil, media video
Keadan ini akan membantu pembentukan youtube dan media charta berkualifikasi
pemahaman konsep siswa khususnya pada sedang, tetapi khusus untuk media video
indikator interpretasi. Berbeda halnya youtube dan media charta, kualifikasi
dengan media charta, pemahaman konsep sedang yang didapatkan memiliki skor
siswa khususnya interpretasi didapat dengan kualifikasi sedang mendekati
hanya berdasarkan pada hafalan saja. Hal kualifikasi rendah. Fakta ini terjadi karena
inilah yang menyebabkan kemampuan siswa belum mampu menggunakan konsep
interpretasi siswa dengan menggunakan fisika yang dimilikinya untuk
media charta lebih rendah dari media riil mengklasifikasikan material-material yang
dan video youtube. berkaitan dengan konsep kelistrikan.
Indikator exemplifying berkualifikasi
tinggi pada media riil, berkualifikasi sedang PENUTUP
pada media video youtube dan Simpulan
berkualifikasi rendah pada media video Berdasarkan hasil analisis data dan
youtube dan media charta. Hal ini pembahasan, maka dapat ditarik simpulan
dimungkinkan karena media riil mampu sebagai berikut
memperlihatkan contoh benda riil yang (1) Terdapat perbedaan motivasi belajar
berkaitan dengan konsep IPA. Hal ini akan dan pemahaman konsep siswa yang
mempengaruhi kemampuan exempliying mengikuti pembelajaran dengan
yang lebih dibandingkan dengan media- menggunakan media riil, media video
media yang lain. Sedangkan media video youtube dan media charta (2) Terdapat
youtube hanya dapat memperlihatkan perbedaan motivasi belajar yang signidfikan
contoh dari rekaman video dan media antara siswa yang mengikuti pembelajaran
charta memperlihatkan contoh dari gambar dengan menggunakan media riil, media
tidak bergerak. Perbedaan pengalaman video youtube dan media charta
belajar langsung ini yang mempengaruhi ( (D EPQJC = 168.594 dengan taraf
kemampuan siswa dalam mencontohkan. signifikansi 0,00 yang lebih kecil dari 0,05)
Indikator classifying berkualifikasi tinggi (3) Terdapat perbedaan pemahaman
pada media riil, berkualifikasi sedang pada konsep antara siswa yang mengikuti
media video youtube dan berkualifikasi pembelajaran dengan menggunakan media
rendah pada media video youtube dan riil, media video youtube dan media charta (
media charta. Hal ini dimungkinkan karena (DEPQJC = 149,252 dengan taraf signifikansi
media riil mampu memperlihatkan contoh 0,00 yang lebih kecil dari 0,05).
benda riil secara langsung sehingga
mampu mengklasifikasikan benda atau
Saran
konsep berdasarkan ciri-ciri tertentu.
Berdasarkan temuan-temuan dari
Pada indikator summarizing, inferring,
penelitian ini, maka dikemukakan saran-
comparing dan explaining, media riil dan
saran sebagai beikut
media video youtube berkualifikasi sedang
(1)Pembelajaran IPA harus dilengkapi
sedangkan media charta berkualifikasi
dengan media-media pembelajaran, (2)
sedang sampai rendah. serta berkualifikasi
Guru hendaknya mengutamakan
sedang sampai rendah pada media charta.
penggunaan media riil dalam pembelajaran
Kelemahan utama siswa adalah
IPA dan media video youtube sebagai
memberikan penjelasan terhadap pilihan
alternatif, (3) Guru perlu dilatih
jawaban, dimana siswa dapat memilih
menggunakan media ±media
jawaban dengan tepat tetapi tidak bisa
pembelajaran yang ada, (4) Guru harus
memberikan alasan yang tepat dan
bisa memilih media sesuai dengan
lengkap.
karakteristik materi dan karakteristik guru
Pada indikator classifying, summarizing,
dan karakteristik siswa. Media riil dan
inferring, comparing dan explaining nilai
video youtube cocok digunakan kalau guru
rata-rata N-Gain pemahaman konsep siswa
sudah tahu cara menggunakannya. Media
masih berkualifikasi sedang pada media riil
riil dan media video youtube ini cocok
dan media video youtube. Indikator
digunakan menjelaskan materi IPA yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

membutuhkan pengalaman belajar Heinich, R. 1982. Instructional Media and


sehingga dapat meningkatkan pemahaman The New Technology of instruction.
konsep dan motivasi belajar siswa. New York : John Wilyes&son.
Karti S. dkk. 1995. Teknologi
DAFTAR RUJUKAN Pembelajaran. Surabaya : SIC
Achsin. 1986. Media Pendidikan dalam Surabaya
Kegiatan Belajar Mengajar, Ujung Kemp & Dayton. 1985. Planning and
Pandang : IKIP Ujung Pandang. producing Instructional Media. New
Anonim. 2010. Hakekat Pembelajaran York.
IPA. www.kemdiknas.co.id. Diunduh Koyan, I Wayans. 2012. Statistik
tanggal 25 Desember 2012. Pendidikan. Singaraja : Universitas
Anderson. 1983. Pemilihan dan Pendidikan Ganesha Press.
Pengembangan Media untuk Krulik, S. & Rudnick, J.A. 1995. The New
Pembelajaran, Jakarta. Universitas Source Book for Teaching
Terbuka. Reasoning and Problem Solving in
Arief S Sadiman, dkk. 2006. Media Elementary School. Massachusets :
Pendidikan. Jakarta : PT Raja Allyn and Bacon.
Grafindo Persada. Margono. 2004. Metodologi Penelitian
Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pendidikan. Jakarta :Bumi Aksara Montgomery, D.C.2001. Design and
Azhar Arsyad 2005. Media Pembelajaran. Analysis of Experiment. Fith Edition.
Jakarta. Raja Grafindo Persada New York : John Wiley & Sons
Aunurahman. 2009. Belajar dan Munir, 2012. Multimedia Konsep& Aplikasi
Pembelajaran. Pontianak : Alfabeta. dalam Pendidikan. Bandung. Alfabeta
Candiasa, I Made. 2004. Statistika Nurkancana & Sunartana. 1992. Evaluasi
Multivariat dilengkapi Aplikasi SPSS. Pendidikan. Surabaya : Usaha
Singaraja : Unit Penerbitan IKIP Nasional.
Negeri Singaraja. Prili M. P. B. .2012. Pengaruh Penggunaan
Candiasa, I Made. 2010. Pengujian Video Pembelajaran Terhadap
Instrumen Penelitian Disertai Aplikasi Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran
ITEMAN dan BIGSTEPS. Singaraja : Produktif Siswa Kelas 1 Jurusan
Unit Penerbitan Undiksha Teknik Komputer dan Jaringan di SMK
Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Negeri 5 Manado. Jurnal Pendidikan
Jakarta : Erlangga. dan Pengajaran. 2(2). (270-280)
Dongsong Zhang, Lina Zhou , Robert O. Novita L. 2009. Pengaruh Penggunaan
Briggs, and Jay F. Nunamaker Multimedia VCD untuk Meningkatkan
Jr.2005. Instructional video in e- Motivasi Belajar dan Prestasi Siswa
learning: Assessing the impact of dalam Pembelajaran IPS. Tesis
interactive video on learning effectiveness. diterbitkan. Universitas Pendidikan
USA : Elsevier Indonesia
Exline. 2004. Planning and producing Rasyid, H dan Mansur. 2007. Penilaian
Instructional Media. New York. Hasil Belajar. Bandung : CV Wacana
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Prima
Bandung : PT Citra Aditya Bakti. Ridwan. 2006. Belajar dan Pembelajaran.
Hamzah, U.2011. Teori Motivasi dan Bandung : Alfabeta.
Pengukurannya.Jakarta : Bumi Sadirman. 2005. Interaksi& Motivasi Belajar
Aksara. Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Hee Jun Choi and Scott D.Johnson .2005. Persada.
The Effect of Context-Based Video Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran
Instruction on Learning and Berorientasi Standar Proses
Motivation in Online Courses. The Pendidikan. Jakarta : Prenada Media
American Journal of Distance Group.
Education (19) 4, 215-227 Sudjana. N .1990. Media Pengajaran.
Bandung : CV. Sinar Baru Bandung
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

Tomo et. al. 1997. Peranan Strategi Sukiman. 2011. Pengembangan Media
Mengajar Perubahan Konseptual Pembelajaran. Yogyakarta. Pedagogja
Model CLIS Yang Didasari Suriasumantri, J.S. 1982. Filsafat Ilmu.
Konstruktivisme Dalam Pengajaran Jakarta : Sinar Harapan.
IPA di SMU. Laporan Penelitian : William S. Harwood, Maureen M. McMahon.
Depdikbud. 1997 Effects of Integrated Video
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Media on Student Achievement and
Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Attitudes in High School

Anda mungkin juga menyukai