Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi

manapun, corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja,

namanya menjadi trending topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara

masif di media cetak maupun elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome

Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona

adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke

manusia (https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektivitas-pembelajaran-daring-

di-masa-pandemi-covid-19)

Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk

memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di

Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.Karena Indonesia sedang melakukan

PSBB, maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan

sampai pandemi ini mereda.

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk

meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring

(dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan

di beberapa wilayah provinsi di Indonesia. Hal ini sesuai dengan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4

Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat

1
Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19). Tetapi hal tersebut tidak berlaku

bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap

dengan sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media pembelajaran

seperti handphone, laptop, atau komputer.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem

pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi

dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus

memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di

rumah. Sehingga, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai

inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru di SMA Negeri 2

Martapura, mereka mengaku jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan

pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus

dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan

secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa. Berdasarkan pengalaman

mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan

kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk,

sehingga kemungkinan akan menumpuk.

Pembelajaran daring yang akhir-akhir ini dilaksanakan juga memberikan

dampak negatif pada hasil belajar siswa yaitu tingkat pencapaian KKM yang

dratis menurun, selain itu siswa yang aktif berpartisipasi dalam pembelajaran

daring juga sangat sedikit, bahkan tidak sedikit siswa yang tidak mengumpulkan

tugas mereka. Mengamati pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru

2
juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman.

Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan

karakter siswa di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran

daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa

mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas

dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain

pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat

atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun

dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam

mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih

dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada

materi dan metode belajar yang digunakan.

Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan

memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi

pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses

siswa. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih,

bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi

pembelajaran daring (https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektivitas-

pembelajaran-daring-di-masa-pandemi-covid-19).

Kelebihan pembelajaran daring melalui WhatsApp sebagai berikut.

Pertama, keterlibatan orang tua lebih tinggi dalam mendampingi belajar siswa.

Orang tua yang semula jarang terlibat dalam komunikasi grup WhatsApp, kini

3
menjadi lebih aktif. Kedua, tidak ada batasan tempat dan waktu. Siswa bebas

kapan dan di mana saja mengerjakan tugasnya dengan catatan wajib dikumpulkan

pada hari itu. Dengan imbauan stay at home saat merebaknya wabah Corona ini,

tentu diharapkan siswa mengerjakan di rumah. Ketiga, lebih efektif dan efisien.

Dalam hal ini, orang tua tak perlu repot menyiapkan segala kebutuhan anaknya di

pagi hari sebelum berangkat sekolah, juga tak perlu repot mengantarkan pergi ke

sekolah. Keempat, hubungan orang tua dan anak lebih dekat. Orang tua dan anak

lebih punya banyak waktu untuk belajar bersama, bermain, bercerita, serta

kegiatan yang lain

(https://uzlifahrusydiana.gurusiana.id/article/2020/3/memanfaatkan-whatsapp-

untuk-kelas-daring ).

Namun sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru

dan siswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai

begitu saja. Namun harus dipertimbangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa,

kesesuaian terhadap materi, keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan.

Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom

metting namun jaringan atau signal di wilayah siswa tersebut tinggal tidaklah

bagus.

Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi

pandemi Covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan

meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi

dan metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat

memotivasi siswanya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan

4
tidak menjadi beban psikis. Selain itu permasalahan yang dihadapi oleh setiap

guru dalam pembelajaran daring ini juga harus segera diatasi agar tujuan

pemeblajaran dapat tercapai, walaupun di masa pandemi tetapi pembelajaran

harus sesuai dengan target yang sudah ditentukan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan

Keterampilan Siswa Kelas X IPS 1 Pada Mata Pelajaran Bimbingan TIK Materi

Pengolahan Kata Melalui Pembelajaran Daring WhatsApp Di SMA Negeri 2

Martapura Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Siswa masih terkendala jaringan dalam melaksanakan program daring

2. Beberapa materi sulit dijelaskan secara daring

3. Sulitnya menentukan metode yang sesuai dengan materi pelajaran

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah pembelajaran daring

menggunakan WhatsApp Group dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas X

IPS 1 pada mata pelajaran Bimbingan TIK materi pengolahan kata di SMA Negeri

2 Martapura ?

5
D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk untuk meningkatkan keterampilan siswa

kelas X IPS 1 SMA Negeri 2 Martapura melalui pembelajaran daring WhatsApp

Group pada mata pelajaran Bimbingan TIK materi pengolahan kata.

E.  Manfaat Penelitian

1.      Manfaat Teoritis

Secara umum: penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan

pada dunia pendidikan dalam pengajaran Bimbingan TIK dalam

peningkatan keterampilan melalui pembelajaran daring WhatsApp

Secara khusus: diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada strategi

pembelajaran disekolah serta dapat mengoptimalkan kemampuan siswa.

2.      Manfaat Praktis

a.  Bagi Siswa

1)  Dapat menguasai konsep yang dipelajarai.

2)  Dapat menumbuhkan motivasi untuk mempelajari Bimbingan

TIK.

3)  Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran

Bimbingan TIK.

4) Dapat meningkatkan kemampuan siswa pada Bimbingan TIK

tentang pengolahan kata

b.  Bagi Guru

1)  Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran Bimbingan TIK.

6
2)  Dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memahami

bahan ajar/materi tentang materi pengolahan kata  melalui

pembelajaran daring whatsapp.

3) Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar

c. Bagi Kepala Sekolah

1) Dapat memberikan gambaran tentang kemampuan guru dalam

melakukan pembelajaran secara daring

2) Dapat memberikan tindakan lebih lanjut guna perbaikan

pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai