Anda di halaman 1dari 28

PEMBELAJARAN JARAK JAUH DENGAN E-LEARNING

(MEDIA KELAS VIRTUAL SATU LEMBAR)


Oleh Fitria Yunita, S.Pd.I
SMP Negeri 1 Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan
Tengah
fitriayunita493@gmail.com

ABSTRAK

Menghadapi perubahan pola pembelajaran tatap muka menjadi tatap maya


diperlukan adanya inovasi agar kegiatan pembelajaran memberikan kemudahan
bagi guru dan peserta didik. Partisipasi peserta didik dalam Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) di SMP Negeri 1 Muara Teweh sangat rendah. Hal ini disebabkan
beberapa faktor, diantaranya pemberian materi, absensi dan penugasan yang
tumpeng tindih sehingga menyulitkan peserta didik maupun guru. Penulisan artikel
bestpractice ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran jarak jauh (PJJ) di SMP Negeri 1 Muara Teweh sebelum dan sesudah
menggunakan Kelas Virtual Satu Lembar dan hasil perbandingannya. Metode yang
digunakan untuk memecahkan masalah adalah dengan media inovasi Kelas Virtual
Satu Lembar yang dibuat oleh penulis. Setelah dilakukan tindakan, diperoleh
kenaikan kehadiran peserta didik setelah menggunakan media Kelas Virtual Satu
Lembar di Kelas IX C pada Semester 2 yang diberi keterangan dengan pertemuan
ke 4, 5 dan 6 sebesar 100% dan partisipasi peserta didik dalam mengerjakan soal
pertemuan ke 4 sebesar 93,75 %, pertemuan ke 5 sebesar 100% dan pertemuan ke
5 sebesar 96,9 %. Data kehadiran peserta didik Kelas IX D pada pertemuan ke 4
dan 5 sebesar 100 % sedangkan pada pertemuan ke 6 sebesar 89%. Partisipasi
peserta didik dalam mengerjakan tugas pada pertemuan ke 4 dan ke 5 sebesar 100%
serta pada pertemuan ke 6 sebesar 89 %.

Kata Kunci : Pembelajaran Jarak Jauh,E-Learning, Kelas Virtual Satu Lembar

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan

yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua

potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat. Dalam rangka

mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi peserta didik harus melewati

proses pembelajaran.( Nurseto,2011: 11)

Mengingat betapa pentingnya pendidikan, maka merupakan tugas berat bagi

guru untuk terus melaksanakannya di tengah pandemi COVID-19 yang mewabah

di seluruh dunia. Untuk itulah diperlukan adanya inovasi agar proses pembelajaran

tetap dapat dilakukan dengan tetap mengedepankan kesehatan guru dan peserta

didik. E-Learning sebagai salah solusi dalam pembelajaran yang dapat digunakan

oleh guru terutama untuk pembelajaran jarak jauh. E-Learning merupakan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan secara daring dengan memanfaatkan sistem belajar

atau LMS (learning management system).

Pemerintah melalui SKB Empat Menteri membuat regulasi tentang

pelaksanaan kegiatan pembelajaran di era pandemi COVID-19. Hal ini juga

diperkuat dengan Surat Keputusan Kemdikbud No 719/P/2020 tentang pelaksanaan

kurikulum dalam kondisi khusus. Wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan

Tengah, melalui Surat Edaran Bupati Barito Utara tentang Pedoman

Penyelenggaraan Proses belajar mengajar di Masa Pandemi Virus Corona

melaksanakan kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) sampai waktu yang belum

ditentukan. Semua instansi sekolah kemudian melakukan berbagai upaya agar

2
kegiatan pembelajaran dan penilaian tetap terlaksana. SMP Negeri 1 Muara Teweh

di mana penulis bertugas juga melakukan musyawarah untuk memperoleh rumusan

konsep pembelajaran dengan tetap mengedepankan kesehatan peserta didik dan

guru.

Diawali dengan asesmen diagnosis awal terhadap kondisi peserta didik,

SMP Negeri 1 Muara Teweh melaksanakan konsep Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Belajar Dari Rumah (BDR) sebagai solusi pelaksanaan pembelajaran di era

pandemi dengan memanfaatkan berbagai media. Beberapa media yang digunakan

antara lain : whatsapp, google classroom,google meet, zoom cloud meeting, dan

platform rumah belajar. Selain itu, sekolah juga menyediakan fasilitas berupa

komputer dan jaringan wi-fi di Laboratorium Komputer untuk peserta didik yang

tidak memiliki handphone.

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama satu semester, penulis

menemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan PJJ BDR di Kelas IX C dan IX

D. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya partisipasi peserta didik pada pertemuan

melalui zoom meeting dan penugasan melalui google classroom yang dilaksanakan

pada bulan Juli – Nopember 2020. Untuk mengetahui kendala yang dialami peserta

didik, penulis melakukan observasi terhadap peserta didik di kelas tersebut.

Dari hasil observasi, diidentifikasikan beberapa permasalahan yang

dihadapi peserta didik, antara lain :

1. Kurangnya motivasi peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

2. Kurangnya pengawasan orangtua sehingga peserta didik lalai dalam

mengerjakan tugas sekolah

3
3. Peserta didik masih kebingungan membuka dan mengirim tugas melalui

platform kelas virtual yang digunakan.

4. Jaringan internet yang tidak stabil.

5. Platform kelas virtual yang digunakan terlalu penuh karena semua mata

pelajaran menggunakannya sehingga terkadang tugas terlewatkan.

6. Guru terlalu banyak memberikan tugas sehingga peserta didik merasa terbebani.

Berdasarkan kondisi dimana peserta didik kurang aktif dalam kegiatan

Pembelajaran Jarak Jauh serta kegemaran generasi masa kini dengan media digital,

penulis berinisiatif membuat sebuah media inovatif yang bertujuan untuk

memudahkan interaksi peserta didik dan guru dalam melakukan pembelajaran dan

menyajikan materi pembelajaran berbasis digital. Penulis menyusun bestpractice

dengan judul “ Pembelajaran Jarak Jauh dengan E-Learning ( Media Kelas

Virtual Satu Lembar”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan identifikasi

permasalahan, penulis menyusun rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana partisipasi peserta didik Kelas XIC dan IX D sebelum menggunakan

E-Learning Kelas Virtual Satu Lembar?

2. Bagaimana partisipasi peserta didik Kelas XIC dan IX D sesudah menggunakan

E-Learning Kelas Virtual Satu Lembar?

3. Bagaimana perbandingan partisipasi peserta didik Kelas IX C dan IX D sebelum

dan sesudah menggunakan E-Learning Kelas Virtual Satu Lembar?

4
C. TUJUAN

Tujuan penulisan bestpractice ini adalah :

1. Mengetahui partisipasi peserta didik Kelas XIC dan IX D sebelum menggunakan

E-Learning Kelas Virtual Satu Lembar.

2. Mengetahui partisipasi peserta didik Kelas XIC dan IX D sesudah menggunakan

E-Learning Kelas Virtual Satu Lembar.

3. Mengetahui perbandingan partisipasi peserta didik Kelas IX C dan IX D sebelum

dan sesudah menggunakan E-Learning Kelas Virtual Satu Lembar.

D. MANFAAT

Kelas Virtual Satu Lembar sebagai media pembelajaran inovatif memiliki

manfaat:

1. Bagi Peserta Didik

Penggunaan media Kelas Virtua Satu Lembar dapat meminimalisir jumlah

peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran, langsung terhubung

dengan materi pembelajaran dan penugasan yang diberikan oleh guru, peserta didik

juga dapat melakukan interaksi langsung serta penggunaan media ini bersifat

praktis, menarik, bermakna dan menyenangkan.

2. Bagi Guru

Karya inovatif ini memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran jarak jauh. Guru dapat memberikan materi dan melakukan asesmen

secara mudah karena terintegrasi dengan berbagai aplikasi daring, hasil asesmen

juga dapat diperoleh dengan segera dapat digunakan kapan saja dan dimana saja.

5
3. Bagi Sekolah

Media Kelas Virtual Satu Lembar dapat dijadikan salah satu solusi yang

direkomendasikan untuk pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh Belajar

Dari Rumah (PJJ- BDR) di SMP Negeri 1 Muara Teweh. Media ini juga merupakan

bukti inovasi sekolah dalam mensukseskan progam pembelajaran di masa pandemi

COVID-19. Selain itu, dengan penggunaan media ini sekolah tidak perlu

melakukan kegiatan pembelajaran luring atau kombinasi. Media ini dapat dijadikan

contoh bagi sekolah lain di masa pandemi dengan mengusung konsep Pembelajaran

Jarak Jauh (PJJ) yang mudah dan menyenangkan.

4. Bagi Orang Tua

Kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan media Kelas Virtual Satu

Lembar membantu mengurangi beban orang tua dalam pengawasan terhadap anak-

anaknya. Melalui media pembelajaran asinkronous berupa kelas virtual sederhana

seperti Kelas Virtual Satu Lembar, orang tua tidak perlu melakukan pengawasan

dan pendampingan secara ketat karena media ini menciptakan pembelajaran

mandiri pada diri peserta didik. Orang tua dapat melakukan aktifitas lain seperti

bekerja di luar rumah dengan tenang karena anak-anaknya tetap aktif mengikuti

kegiatan pembelajaran di sekolah dengan mudah namun tetap dalam pengawasan

guru.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

Berikut adalah beberapa penelitian yang relevan dengan konsep E-

Learning:

1. Grendi Hendrastomo dalam artikel berjudul “Pengembangan E-Learning

sebagai Alternatif Media Pembelajaran” yang diterbitkan dalam jurnal

http://staffnew.uny.ac.id , menyimpulkan bahwa pada dasarnya peserta didik

telah siap dengan penggunaan E-Learning karena generasi sekarang sudah

akrab dengan teknologi. Kegiatan mengunduh, mengunggah dan menggunakan

berbagai aplikasi. Kurangnya pemahaman peserta didik dalam memanfaatkan

berbagai media pembelajaran digital karena guru masih belum

memanfaatkannya secara maksimal. Hanya sebagian kecil guru yang sudah

menggunakan media digital dalam pembelajaran”.

2. Agung Tri Wibowo,dkk dalam artikel berjudul “Pengembangan LMS

(Learning Manajemen System) Berbasis Web untuk Mengukur Pemahaman

Konsep dan Karakter Siswa” dalam jurnal http://journal.unnes.ac.id

menyimpulkan bahwa hasil tanggapan siswa terhadap penggunaan LMS adalah

sangat baik dan hasil uji pemahaman konsep dalam kategori sedang serta uji

karakter dalam kategori rendah.

3. W. Mulyani dalam skripsi berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis E-

Learning terhadap Hasil belajar Siswa pada konsep Impuls dan Momentum”

menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan E-Learning berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Siswa dapat belajar secara mandiri dan guru juga

7
mendapatkan kemudahan dalam mendokumentasikan penugasan siswa. Dalam

kasus ini, siswa menemui kesulitan karena jaringan internet yang tidak stabil.

Oleh karena itu, sekolah diharapkan dapat memfasilitasi ketersediaan jaringan

internet (Wi-Fi) ataupun kuota bagi siswa.

B. KAJIAN PUSTAKA

1. E-Learning

Menurut Michael (2017: h.27), E-Learning ( electronic learning) adalah

pembelajaran yang disusun dengan menggunakan teknologi elektronik atau

komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran. Menurut Tafiardi (

2005), E-Learning adalah pembelajaran dengan bantuan jasa perangkat

elektronika. seperti audio, video maupun audiovisual melalui transmisi satelit

ataupun dengan komputer. Sedangkan menurut Lukmana (2006), materi E-

Learning tidak harus didistribusikan secara online melalui jaringan lokal maupun

internet. Distribusi secara offline materi melalui media seperti CD/DVD juga

termasuk ke dalam E-Learning.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa E-

Learning adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan teknologi

elektronik atau media digital sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri

dimanapun dan kapanpun.

2. Learning Management System

Ellis (2009) mendefinisikan Learning Managemnt System sebagai

perangkat lunak yang digunakan untuk beberapa keperluan yang dilaksanakan

secara online. Sedangkan Riyadi (2010) mendefinisikan Learning Management

8
System sebagai software yang digunakan untuk kegiatan perkuliahan yang

disampaikan secara online berbasis web dan mengelola hasil pembelajaran.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Learning

Management System (LMS) adalah perangkat yang dihubungkan oleh jaringan

internet yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran interaktif secara online.

3. Kelas Virtual

Menurut Bryan,dkk (2010), Kelas Virtual (Virtual Class) adalah

teknologi komunikasi yang memungkinkan suatu proses belajar di dalam kelas

dapat dibagi secara virtual ke dalam kelas-kelas lain yang lokasinya berbeda

melalui jaringan IP. Porter (1997) menyebutkan bahwa jika ingin membuat kelas

virtual, guru harus mempertimbangkan bebagai hal untuk menciptakan proses

pembelajaran yang efektif.

Jadi, kelas virtual adalah sebuah perangkat teknologi berupa aplikasi

yang dilengkapi dengan alat-alat (tools) yang memudahkan peserta didik

mengakses berbagai sumber belajar ataupun melakukan interaksi dengan guru.

4. Whatsapp

Aplikasi Whatsapp Messenger atau Whatsapp (WA) merupakan sebuah

aplikasi pengiriman pesan yang instan dan lintas platform yang tersedia pada

smartphone. Aplikasi ini memungkinkan pengguna menerima dan mengirim

pesan seperti SMS tanpa menggunakan pulsa melainkan koneksi internet. Pada

aplikasi ini, pengguna juga dapat mengirimkan audio, video,file dokumen, foto,

ataupunmelakukan pemanggilan dengan video (video call). ( Nabilah Hanani :

2020) Pengertian Whatsapp Beserta Sejarah, Manfaat ,Kelebihan dan

Kekurangan Whatsapp. Nesabamedia.com

9
5. Pembelajaran Jarak Jauh

Menurut Mac Kenzie, dkk Pembelajaran Jarak Jauh adalah adalah Suatu

metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat

komunikasi antara tenaga pengajar dan siswa ditambah adanya interaksi antar

siswa di dalam proses pembelajaran (Menurut Law Pembelajaran Jarak Jauh

adalah Sistem pendidikan yang tidak mempersyaratkan adanya tenaga pengajar

di tempat seseorang belajar namun memungkinkan adanya pertemuan-

pertemuan antara tenaga pengajar dan siswa pada waktu-waktu tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Jarak Jauh adalah model

pembelajaran yang dilakukan tanpa adanya tatap muka langsung antara pengajar

dan pembelajar yang dihubungkan oleh sistem telekomunikasi interaktif.

Pendidikan Jarak Jauh yang selanjutnya disingkat dengan PJJ adalah pendidikan

yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan

berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan media lain.

10
BAB III

METODE, HASIL, DAN PEMBAHASAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

1. Waktu Pelaksanaan

Tindakan yang dilakukan dalam bestpractice ini dilaksanakan pada bulan

Oktober tahun 2020 sampai Pebruari tahun 2021 Tahun Peajaran 2020/2021

dengan rincian jadwal berikut ini :

TABEL 1
JADWAL KEGIATAN
No Nama Kegiatan Jadwal
1 Observasi Awal 1 Oktober 2020
2 Asesmen Diagnostik Awal 3 Oktober 2020
3 Kegiatan Pembelajaran 1 5 Oktober – 2 Nopember 2020
4 Analisa Hasil Kegiatan Pembelajaran 1 3 Nopember – 15 Desember 2020
5 Persiapan Tindakan Untuk Kegiatan 16 Desember – 30 Desember 2020
Pembelajaran 2
6 Kegiatan Pembelajaran 2 11 Januari- 8 Pebruari 2021
7 Analisa Hasil Kegiatan Pembelajaran 2 9 Pebruari- 15 Pebruari 2021
8 Penyusunan Laporan Best Practice 16 Pebruari-30 Pebruari 2021

2. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Muara Teweh yang beralamat

di Jalan Ahmad Yani Nomor 44, Kelurahan Lanjas, Kecamatan Teweh Tengah,

Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah.

B. SASARAN KEGIATAN

Sasaran kegiatan bestpractice ini adalah Peserta Didik Keas IX C dan IX

D dengan rincian jumlah sebagai berikut :

11
TABEL 2
JUMLAH PESERTA DIDIK

Kelas IX C Kelas IX D

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

18 orang 14 orang 16 orang 12 orang

32 orang 28 orang

Sumber : Dapodik SMP Negeri 1 Muara Teweh TP 2020/2021

C. CARA PEMECAHAN MASALAH

1. Perencanaan

a. Menyiapkan Perangkat Pembelajaran

Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, penulis terlebih dahulu

menyiapkan materi yang diambil berdasarkan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Kelas IX.

TABEL 3
KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar Materi Pokok

3.7 membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan Narrative Text

unsur kebahasaan beberapa teks naratif lisan dan tulis

dengan memberi dan meminta informasi terkait fairy

tales, pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks

penggunaannya

3.8 mengidentifikasi membandingkan Past Tense

keadaan/tindakan/ kegiatan/ kejadian yang sedang

dilakukan/terjadi pada saat ini, waktu lampau, dan

waktu yang akan datang

12
3.9 membandingkan teks prosedur lisan dan tulis, resep Procedure Text

makanan/minuman

(Kemdikbud : 2020)

Penulis juga menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Daring

(terlampir) sebagai acuan dan kelengkapan administrasi pembelajaran.

b. Menyiapkan Media Pembelajaran

Selanjutnya penulis menyiapkan tiga buah slide untuk tiga materi

pembelajaran. Slide-slide ini sudah terkoneksi dengan berbagai pranala sesuai

kebutuhan pembelajaran yang dibuat sendiri oleh penulis. Dengan membuat desain

yang berbeda pada setiap pertemuan, penulis ingin memberikan pengalaman belajar

yang menarik, menyenangkan dan bermakna.

Sebagai upaya mewujudkan kegiatan PJJ BDR yang optimal, penulis

memanfaatkan aplikasi google slide yang terkoneksi dengan berbagai pranala

sesuai dengan keperluan pembelajaran. Pranala yang dimaksud yaitu: absensi

online, materi atau video pembelajaran, sumber belajar lain, kuis, latihan soal dan

penugasan. Media Kelas Virtual Satu Lembar ini hanya dengan file pdf (portable

document format) sejumlah 1 (satu) halaman. Media ini juga fokus pada materi

yang akan diberikan pada pertemuan sesuai jadwal dan mudah di akses oleh peserta

didik serta dapat dilakukan secara mandiri.

Langkah-langkah yang penulis lakukan untuk membuat Kelas Virtual Satu

Lembar yaitu :

1. Memanfaatkan aplikasi google slide sebagai salah satu produk Google

Workspace.

13
2. Menyiapkan berbagai pranala yang diperlukan seperti pranala youtube atau blog

untuk video atau materi pembelajaran, google form untuk absensi dan latihan

soal, serta quizziz untuk kuis.

3. Memodifikasi satu slide presentasi dalam google slide menjadi kelas visrtual

yang memuat pranala absensi, kuis,materi,sumber belajar, soal dan penugasan.

4. Mengubah file google slide yang telah dimodifikasi tadi ke dalam bentuk pdf.

5. Membagi file pdf Kelas Virtual Satu Lembar ke grup whatsapp peserta didik.

GAMBAR 1
PROSES PEMBUATAN KELAS VIRTUAL SATU LEMBAR

1. Pemanfaatan Google Slide Pembuatan Soal Kuis/ Latihan Soal

dengan Quizziz

3. Pembuatan Daftar Hadir Online Pembagian file pdf ke grup whatsapp


dengan Google Form

14
Setelah melakukan persiapan desain media pembelajaran, penulis membuat

pranala atau tautan dari isi media yang sudah diunggah ke beberapa aplikasi seperti

Youtube, Google Drive, dan Quizziz. Tautan-tautan tersebut kemudian

dihubungkan dengan beberapa gambar yang berfungsi sebagai tools (alat) pada

media Kelas Virtual Satu lembar.

Berikut adalah daftar pranala yang telah penulis siapkan :

1) Narrative Text

a. Pranala Video Pembelajaran: https://www.youtube.com/watch?v=D2Al-

d6FdW8&t=20s

b. Pranala Daftar Hadir :

https://docs.google.com/forms/d/1ksjTYvFI64Mbta16H7rJrth0jhCA-

OOCxpaspA62UYU/edithttps://docs.google.com/forms/d/1NfOr22pPWPNH6U

Wx-FZIkPtixhraCr5DwWJCC6Jh_eg/edit

c. Pranala Kuis: https://quizizz.com/admin/quiz/5ffaffe8001a3d001b5adc95

d. Gambar Media :

GAMBAR 2

15
2) Past Tense

a. Pranala Video Pembelajaran :

https://www.youtube.com/watch?v=5S2iY0wvi60&t=10s

b. Pranala Daftar Hadir :

https://docs.google.com/forms/d/1QtmbvPH4SANUEcVRmrPUomqaJvxz1uU10z

_o_8B_h4g/edit

c. Pranala Kuis : https://quizizz.com/admin/quiz/600435b0d0a5ef0020af812e

d. Gambar Media :

GAMBAR 3

3) Procedure Text

a. Pranala Video Pembelajaran :

https://www.youtube.com/watch?v=iUPApbLPwE4&t=6s

b. Pranala Daftar Hadir :

https://docs.google.com/forms/d/1TKwvEEhp2TzEzSbEjUA9agWPEYAcG0eBlf

lYWDFlx3k/edit

c. Pranala Kuis : https://quizizz.com/admin/quiz/5bf9554d21628b001bb16f03

d. Gambar Media :

16
GAMBAR 4

2. Pelaksanaan

Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran dengan mengikuti petunjuk

yang diberikan oleh guru, yaitu :

1) Membuka aplikasi whatsapp dan masuk ke grup whatsapp khusus yang telah

dibuat sebelumnya.

2) Memastikan bahwa telepon genggam yang dimiliki telah terinstal aplikasi pdf.

3) Membuka file pdf yang dikirim oleh guru.

4) Mengikuti langkah-langkah pembelajaran seperti pada kelas nyata yaitu :

mengisi absensi, menonton video pembelajaran, membaca materi pembelajaran,

mengerjakan kuis dan menjawab soal-soal latihan serta mengerjakan tugas jika

diminta.

D. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Penggunaan media Kelas Virtual Satu Lembar terbukti meningkatkan

keaktifan peserta didik dalam kegiatan PJJ BDR mata pelajaran Bahasa Inggris di

SMP Negeri 1 Muara Teweh. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang

mengisi absensi, menjawab kuis, menjawab latihan soal dan mengumpulkan tugas.

Jumlah keaktifan peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan setelah

17
penulis menggunakan media Kelas Virtual Satu Lembar pada tiga pertemuan.

Untuk melihat perbedaan keaktifan peserta didik sebelum dan sesudah penulis

menggunakan Kelas Virtual Satu Lembar, maka penulis membandingkan data

keaktifan peserta didik.

1. Partisipasi Peserta Didik sebelum Menggunakan Media Kelas Virtual Satu

Lembar

Penulis mengambil data kegiatan pembelajaran pada Semester 1 dari tiga

pertemuan di bulan Oktober dan Nopember sebagai data pembanding sebelum

penulis menggunakan media Kelas Virtual Satu Lembar.

TABEL 3
KEGIATAN PEMBELAJARAN SEBELUM MENGGUNAKAN
KELAS VIRTUAL SATU LEMBAR
(Semester 1 ,Oktober-Nopember 2020)

Pert Hari/Tanggal Materi Kelas Jumlah Jlh Peserta Jlh Peserta didik

Peserta Didik yang yang mengerjakan

Didik Hadir tugas

1 Senin,5-10- IX C 32 24 15

2020 Congratulating IX D 28 22 10

2 Senin,19-10- IX C 32 20 17

2020 Hope and Wish IX D 28 24 12

3 Senin, 2-11- IX C 32 20 14

2020 Agree and IX D 28 17 12

Disagree

2. Partisipasi Peserta Didik setelah Menggunakan Kelas Virtual Satu

Lembar

Kegiatan pembelajaran pada semester 2 dalam tiga pertemuan di bulan

Januari dan Pebruari penulis gunakan sebagai data setelah menggunakan media

18
Kelas Virtual Satu lembar karena pada tiga pertemuan ini penulis menggunakan

media Kelas Virtual Satu Lembar dalam proses pembelajaran jarak jauh..

TABEL 4
KEGIATAN PEMBELAJARAN SETELAH MENGGUNAKAN
KELAS VIRTUAL SATU LEMBAR
(Semester 2 ,Januari-Pebruari 2021)

Pert Hari/Tanggal Materi Kelas Jumlah Jlh Peserta Jlh Peserta didik yang

Peserta Didik yang mengerjakan

Didik Hadir tugas,menjawab soal dan

kuis

4 Senin,11-1- Narrative Text IX C 32 32 30

2021 IX D 28 28 28

5 Senin,25-1- Past Tense IX C 32 32 32

2021 IX D 28 28 28

6 Senin 8-2- Procedure Text IX C 32 32 31

2021 IX D 28 25 25

3. Perbandingan Partisipasi Peserta Didik sebelum dan sesudah

Menggunakan Kelas Virtual Satu Lembar

Berdasarkan data pada tabel poin 1 dan 2 dapat dilihat peningkatan

kehadiran dan keaktifan peserta didik yang signifikan. Peningkatan keaktifan

peserta didik dibuat perbandingannya dalam grafik berikut ini :

19
GRAFIK 1

KEAKTIFAN PESERTA DIDIK


35
30
25
20
15
10
5
0
Absensi IXC Absensi IXD Tugas IXC Tugas IXD

Pert 1 Pert 2 Pert 3 Pert 4 Pert 5 Pert 6

E. PEMBAHASAN

1. PEMBAHASAN HASIL

Berdasarkan data yang tertera pada grafik tersebut, jumlah kehadiran

peserta didik di Kelas IX C pada Semester 1, pertemuan ke 1 sebesar 75%,

pertemuan ke 2 sebesar 62,5%, dan pertemuan ke 3 sebesar 62,5%. Partisipasi

peserta didik dalam mengerjakan soal pertemuan ke 1 sebesar 46,9%, pertemuan ke

2 sebesar 53,1% dan pertemuan ke 3 sebesar 43,7%. Data kehadiran peserta didik

di Kelas IX D pada Semester 1, pertemuan ke 1 sebesar 78,6%, pada pertemuan ke

2 sebesar 85,7% dan pertemuan ke 3 sebesar 60,7%. Partisipasi peserta didik dalam

mengerjakan soal pertemuan ke 1 sebesar 35,7%, pada pertemuan ke 2 sebesar

42,8% dan pertemuan ke 3 sebesar 42,8%.

Selanjutnya diperoleh kenaikan kehadiran peserta didik setelah

menggunakan media Kelas Virtual Satu lembar di Kelas IX C pada Semester 2 yang

diberi keterangan dengan pertemuan ke 4, 5 dan 6 sebesar 100% dan partisipasi

peserta didik dalam mengerjakan soal pertemuan ke 4 sebesar 93,75 %, pertemuan

ke 5 sebesar 100% dan pertemuan ke 5 sebesar 96,9 %. Data kehadiran peserta didik

Kelas IX D pada pertemuan ke 4 dan 6 sebesar 100 % sedangkan pada pertemuan

20
ke 6 sebesar 89%. Partisipasi peserta didik dalam mengerjakan tugas pada

pertemuan ke 4 dan ke 5 sebesar 100% serta pada pertemuan ke 6 sebesar 89 %.

Selain meningkatnya partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,

diperoleh data melalui survey tentang bagaimana pendapat peserta didik terhadap

penggunaan media Kelas Virtual Satu Lembar dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

Dari angket yang diisi secara daring oleh peserta didik diperoleh data sebagai

berikut :

TABEL 5
HASIL ANGKET
No Pernyataan Jawaban
Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
1 Penggunaan media digital 60
dalam pembelajaran
2 Media digital Kelas Virtual 60
Satu Lembar dalam
pembelajaran bahasa Inggris
memberikan pengalaman baru
3 Media digital Kelas Virtual 58 2
Satu Lembar dalam
pembelajaran bahasa Inggris
memudahkan peserta didik
dalam belajar
4 Video pembelajaran dalam 50 6 4
media Kelas Virtual Satu
Lembar membantu peserta
didik memahami materi
5 Kuis daring membebani peserta 2 58
didik
6 Latihan Soal di setiap akhir 5 18 37
pembelajaran
7 Tampilan media Kelas Virtual 6 54
Satu Lembar kurang menarik
8 Kelas Virtual menggantikan 60
kelas sesungguhnya
9 Kelas Virtual Satu Lembar 58 2
meningkatkan motivasi peserta
didik dalam pembelajaran
Bahasa Inggris
10 Guru harus berinovasi dalam 60
pembelajaran

21
Berdasarkan hasil angket tersebut diperoleh data bahwa peserta didik

menemukan gaya belajar yang baru dan menyenangkan dalam Kelas Virtual Satu

Lembar yang belum pernah dialami sebelumnya. Kelas Virtual Satu Lembar

menyajikan kegiatan pembelajaran berbasis digital, mobile dan TIK yang

merupakan tuntutan pembelajaran Abad 21. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi

yang dilakukan oleh penulis melalui media Kelas Virtual Satu Lembar sukses

menyajikan kegiatan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik.

Media ini juga membantu proses pembelajaran jarak jauh yang masih

berlaku di SMP Negeri 1 Muara Teweh sampai dengan akhir Pebruari 2021. Dalam

kurun waktu dua bulan, keaktifan peserta didik meningkat secara signifikan.

Kondisi ini sangat membantu peserta didik itu sendiri dalam mempersiapkan diri

menghadapi Ujian Sekolah Berbasis Android yang dilaksanakan pada bulan April

2021.

2. HAMBATAN DAN SOLUSI

Sebagai satu media yang baru pertama kali diaplikasikan kepada peserta

didik, penggunaan Kelas Virtual Satu Lembar menemui beberapa kendala pada

awal penggunaannya. Kendala-kendala itu antara lain :

1. Peserta didik belum memahami instruksi penggunaan media Kelas Virtual Satu

Lembar dengan benar dan lengkap.

2. Media Kelas Virtual Satu lembar hanya dapat digunakan untuk pembelajaran

daring.

3. Masih ada peserta didik yang kesulitan mengunduh Kelas Virtual Satu Lembar

dalam bentuk file pdf.

22
4. Masih ada peserta didik kesulitan membuka pranala yang dibagikan karena

jaringan yang tidak stabil dan ketersediaan kuota yang tidak selalu terpenuhi.

Untuk memecahkan masalah yang dihadapi tersebut, penulis memberikan

solusi :

1. Memberikan penjelasan secara lisan melalui pesan suara dan video tutorial

kepada peserta didik yang masih belum memahami teknis penggunaan Kelas

Virtual Satu Lembar. Melalui tutorial yang disimak oleh peserta didik secara

berulang-ulang, pada akhirnya peserta didik dapat menggunakan media Kelas

Virtual Satu Lembar dengan lancar.

2. Peserta didik yang melakukan pembelajaran luring diberikan hardcopy materi

pembelajaran, daftar hadir manual, latihan soal dan penugasan mandiri untuk

satu kali pertemuan. Selanjutnya peserta didik diminta untuk hadir ke sekolah

mengikuti pembelajaran daring dengan fasilitas komputer dan wi-fi di

laboratorium komputer. Peserta didik didampingi langsung oleh dua orang guru

TIK sehingga kendala-kendala teknis dapat teratasi dengan baik.

3. Penulis menginformasikan kepada peserta didik untuk mengunduh aplikasi

pembaca pdf melalui Google Play Store agar dapat membuka file pdf yang

dikirimkan sebagai media pembelajaran Bahasa Inggris.

4. Peserta didik yang mengalami kesulitan membuka pranala karena kondisi

jaringan yang tidak stabil diberikan perpanjangan waktu hingga pertemuan

berikutnya. Pada kondisi di mana peserta didik tidak memiliki kuota yang

mencukupi, penulis meminta peserta didik tersebut untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran dari laboratorium komputer.

23
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah penulis memberikan tindakan kepada

peserta didik dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Partisipasi peserta didik Kelas IX C dan Kelas IX D pada kegiatan pembelajaran

bahasa Inggris secara daring rendah. Hal ini dapat dilihat dalam data kehadiran

peserta didik kehadiran peserta didik di Kelas IX C pada Semester 1, pertemuan

ke 1 sebesar 75%, pertemuan ke 2 sebesar 62,5%, dan pertemuan ke 3 sebesar

62,5%. Partisipasi peserta didik dalam mengerjakan soal pertemuan ke 1 sebesar

46,9%, pertemuan ke 2 sebesar 53,1% dan pertemuan ke 3 sebesar 43,7%. Data

kehadiran peserta didik di Kelas IX D pada Semester 1, pertemuan ke 1 sebesar

78,6%, pada pertemuan ke 2 sebesar 85,7% dan pertemuan ke 3 sebesar 60,7%.

Partisipasi peserta didik dalam mengerjakan soal pertemuan ke 1 sebesar 35,7%,

pada pertemuan ke 2 sebesar 42,8% dan pertemuan ke 3 sebesar 42,8%.

2. Media E-Learning Kelas Virtual Satu Lembar mampu meningkatkan partisipasi

peserta didik secara signifikan. Partisipasi peserta didik pada Kelas IX C dan ID

D. Diperoleh data bahwa kenaikan kehadiran peserta didik setelah menggunakan

media Kelas Virtual Satu lembar di Kelas IX C pada Semester 2 yang diberi

keterangan dengan pertemuan ke 4, 5 dan 6 sebesar 100% dan partisipasi peserta

didik dalam mengerjakan soal pertemuan ke 4 sebesar 93,75 %, pertemuan ke 5

sebesar 100% dan pertemuan ke 5 sebesar 96,9 %. Data kehadiran peserta didik

Kelas IX D pada pertemuan ke 4 dan 6 sebesar 100 % sedangkan pada pertemuan

ke 6 sebesar 89%. Partisipasi peserta didik dalam mengerjakan tugas pada

pertemuan ke 4 dan ke 5 sebesar 100% serta pada pertemuan ke 6 sebesar 89 %.

24
3. Berdasarkan hasil angket diperoleh data bahwa peserta didik menemukan gaya

belajar yang baru dan menyenangkan dalam Kelas Virtual Satu Lembar yang

belum pernah dialami sebelumnya. Kelas Virtual Satu Lembar menyajikan

kegiatan pembelajaran berbasis digital, mobile dan TIK yang merupakan

tuntutan pembelajaran Abad 21. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi yang

dilakukan oleh penulis melalui media Kelas Virtual Satu Lembar sukses

menyajikan kegiatan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik dan sesuai

dengan perkembangan jaman.

B. SARAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam karya tulis bestpractice ini,

penulis merekomendasikan beberapa hal, yaitu:

1. Guru sebaiknya meningkatkan kompetensi terutama kompetensi digital agar dapat

mengimbangi perkembangan teknologi dan kemudian memanfaatkannya di dalam

kegiatan pembelajaran.

2. Dalam melaksanakan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), guru dapat

melakukan variasi dalam penggunaan media agar kegiatan belajar lebih

menyenangkan.

3. Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak menutup kemungkinan akan

menjadi model pembelajaran baru yang bisa diterapkan di sekolah. Oleh karena

itu, media E-Learning Kelas Virtual Satu Lembar ini dapat dikembangkan lagi

agar bisa menjadi media mini LMS yang lebih lengkap.

3. TINDAK LANJUT

Setelah melihat hasil dari bestpractice ini, penulis berinisiatif untuk

melakukan pengimbasan kepada rekan sejawat di SMP Negeri 1 Muara Teweh.

25
Kegiatan pengimbasan bertujuan untuk mempublikasi hasil yang diperoleh oleh

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran setelah penulis menggunakan media

Kelas Virtual Satu Lembar. Selain itu, penulis mengajak rekan sejawat untuk

membuat media serupa yang dapat digunakan oleg guru mata pelajaran lain.

Kegiatan pengimbasan ini terbukti menarik minat rekan sejawat sehingga

beberapa orang guru yang dibimbing dalam pembuatan media ini mampu

membuat media serupa dan mengaplikasikannya di dalam kelas.

26
DAFTAR PUSTAKA

Bryan, Yonathan, dkk .,2020. Layanan Kelas Virtual dengan Multimedia Streaming
untuk Mendukung Digital Learning Pedesaan: Studi Kasus
Keerom Papua. Konferensi dan Temu Nasional TIK untuk
Indonesia. 5-10 Mei 2010, Bandung, Indonesia
Ellis, K. Ryann.,2009. A Field Guide to Learning Management System. American
Society For Training and Development (ASTD)
Hanani, Nabilah., 2020. Pengertian Whatsapp Beserta Sejarah, Manfaat
,Kelebihan dan Kekurangan Whatsapp. Nesabamedia : Jakarta
Kemdikbud.2020., Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum
Darurat.https://simpandata.kemdikbud.go.id/index.php/s/gTYD9
cK49ND5Sic. Diakses pada 6 April 2021 pukul 21.00 WIB
Lukmana, Lucas., 2006. Kontribusi Industri Sofware dalam Implementasi
ELearning di Dunia Pendidikan.Dalam. Elektro Mitra Media :
Semarang
Michael, Allen., 2013. Michael Allen‟s Guide to E-Learning. Canada : John Wiley
& Sons.
Nurseto, Tejo., 2011. Membuat Media Pembelajaran yang Baik. .Jurnal Ekonomi.
& Pendidikan, Volume 8, Nomor 1: halaman 19-35
Porter, lyhhette. 1997. Virtual Classroom, distance learning with the internet. New
York: jhon wiley and Sons, inc
Riyadi. 2010., Learning Management System (LMS). http:// riyadi2405.
wordpress.com/ 2010/04/25/lmslearning-management-system/
Rosenberg. M. J. 2001. E-Learning Strategi
Sanjaya,Wina., 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media Group : Jakarta
Simonson R., Thompson A., 1994., Educational Computing Fondations, Ed. Ke-2,
Macmillan Publishing Co, New Jersey.
SMP Negeri 1 Muara Teweh., 2020. Data Pokok Peserta Didik Tahun Pelajaran
2020/2021.
Tafiardi., 2005. Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-Learning. Jurnal
Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV/ Juli 2005
Undang-Undang Perguruan Tinggi No 12 tahun 2012 Pasal 31 Tentang Pendidikan
Jarak Jauh
UNESCO., 2020. 290 million students out of school due to co vid -19: UNESCO
releases first global numbers and mobilizes response.
https://en.unesco.org/news/290-million-students-out-school-due-
covid-19-unescoreleases-first-global-numbers-and-mobilizes.
Diakses pada 18 Desember 2020.

27
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/pembelajaran-jarak-jauh-pjj-bisa-jadi-
model-pendidikan-masa-depan. Diakses pada 21 oktober 2020
jam 19.30 WIB

28

Anda mungkin juga menyukai