Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA SMARTPHONE DALAM KEGIATAN

PEMBELAJARAN DI SMAN 1 KARTASURA PADA MASA PANDEMI


COVID 19

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Mengikuti UAS

Mata Kuliah Metodologi Penelitian

(Dosen Pengampu: Anton subarno, S.Pd., M.Pd., Ph.D)

Oleh :

Hidyah Ila Agustina

K7519037

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakangan Masalah


Satu tahun yang lalu tepatnya pada bulan Maret 2020, seluruh
kegiatan mobilitas terganggu termasuk luring atau tatap muka telah
digantikan dengan kegiatan daring atau online seperti kegiatan pada
instansi pemerintah, perkantoran, lembaga pendidikan dan kegiatan
lainnya. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya kasus masyarakat
yang terdampak Virus Corona. Pertama kali kota yang terdampak Virus
Corona adalah Kota Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Selain Cina,
Virus Corona juga menyebar ke beberapa negara seperti Jepang,
Thailand, Korea Selata, hingga ke Amerika Serikat dan beberapa
negara lainnya termasuk Indonesia pada awal bulan Maret 2020 dan
yang terdampak adalah penduduk Kota Depok, Jawa Barat. Setelah
dikabarkan bahwa Indonesia termasuk negara yang terdampak Virus
Corona, Pemerintah Pusat mengeluarkan peraturan bahwa seluruh
kegiatan luring atau tatap muka digantikan dengan kegiatan daring atau
online, termasuk dalam bidang pendidikan.
Bidang pendidikan tentunya telah merancang kegiatan
pembelajaran tatap muka pada tahun 2020 sehingga para tenaga
pendidik harus segera merombak kembali rancangan-rancangan
tersebut setelah dikeluarkannya peraturan baru dari Pemerintah Pusat.
Tenaga pendidik seperti guru/dosen harus mempersiapkan materi,
waktu, dan bahkan media belajar online yang akan digunakan untuk
menunjang proses pembelajaran daring atau online. Pada
pembelajaran seperti ini, guru/dosen dituntut untuk lebih kreatif, inovatif
dan variatif dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta
didik. Disertai dengan internet, kecanggihan smartphone untuk
mengakses berbagai macam informasi akan lebih cepat dan mudah.
Proses pembelajaran antara guru dan siswa juga akan lebih interaktif.
Meskipun memudahkan dalam proses belajar mengajar tanpa adanya
interaksi secara langsung, banyak pula kendala yang dihadapi dalam
penggunaan media smartphone seperti tidak adanya sinyal jaringan
atau internet, tidak adanya paket data untuk mengikuti pembelajaran
online, bahkan banyak pelajar yang mengalami kesulitan menggunakan
smartphone sebagai media pembelajaran dikarenakan sebelumnya
mereka menggunakan media kertas sebagai lembar jawaban maka
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan proses
belajar dan dalam melaksanakan ujian. Maka dari itu tenaga pendidik
harus dapat memahami kondisi tersebut. Seiring berkembangnya
zaman, kini teknologi semakin maju dan banyak sekali platform yang
dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran online seperti
WhatsApp, Google Classroom, Google Meeting, Zoom, dan masih
banyak platform lainnya. Media yang digunakan harus mudah diakses
oleh guru/dosen maupun peserta didik, tidak memakan ruang yang
banyak apabila diinstal di smartphone dan media tersebut dapat di
setting atau diatur sekreatif mungkin oleh guru/dosen agar peserta didik
tidak merasa bosan.
Berdasarkan kegiatan wawancara online menggunakan aplikasi
Whatsapp dengan guru mata pelajaran Matematika SMAN 1 Kartasura,
menjelaskan bahwa pada awalnya guru di SMAN 1 Kartasura masih
merasa kesulitan dengan media pembelajaran yang akan digunakan
karena persiapan dan pengetahuan tentang media pembelajaran online
masih terbilang kurang. Namun, setelah melaksanakan rapat koordinasi
menemukan salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk
menunjang pembelajaran online sehingga seiring berjalannya waktu
tenaga pendidik mampu beradaptasi untuk lebih mahir dan lebih
banyak mengetahui media pembelajaran online yang dapat
dimanfaatkan seperti Google Meeting. Google Meeting mempunyai
penyimpanan yang sangat ringan dan mudah diakses oleh guru
maupun peserta didik serta tidak membutuhkan banyak paket kuota.
Selain itu, platform ini juga dapat digunakan untuk menampilkan materi
yang akan dijelaskan atau hasil diskusi dari peserta didik sehingga lebih
efektif dan efisien. Peserta didik juga tidak merasa keberatan dalam
menggunakan Google Meeting ini. Namun seringkali terjadi kendala
pada saat proses pembelajaran sehingga mengakibatkan peserta didik
menjadi malas untuk mengerjakan tugas karena jaringan yang kurang
stabil. Banyak pula peserta didik yang tidak menyimak penjelasan dari
guru/dosen pada saat pembelajaran berlangsung, ada yang tidur,
sedang diluar rumah, makan, menonton televisi, dan lain-lain. Begitu
pula pembelajaran ini hanya menggunakan beberapa metode yaitu
ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelompok sehingga pembelajaran
kurang menarik. Apabila ingin menarik perhatian peserta didik,
guru/dosen harus menitikberatkan pada desain materi yang akan
ditampilkan dan mampu membangun komunikasi baik agar tercipta
komunikasi dua arah dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Selain itu, menurut salah satu salah satu siswi kelas XII jurusan
IPA yang bernama Shahiba memaparkan bahwa ada beberapa media
pembelajaran online yang digunakan diantaranya Google Meeting
untuk proses pembelajaran, Google Form untuk presensi, Google
Classroom untuk penugasan dan Google Form untuk ujian pada SMAN
I Kartasura. Pada awalnya peserta didik masih kesulitan untuk
mengakses platform tersebut karena baru pertama kalinya
menggunakan aplikasi online untuk pembelajaran. Setelah digunakan
berkali-kali peserta didik dapat memahami fungsi dari berbagai fitur
dalam aplikasi/platform tersebut. Kendala yang dihadapi biasanya
adalah jaringan yang kurang stabil didaerah tempat tinggal masing-
masing peserta didik sehingga menyebabkan malas dikarenakan sulit
untuk mengakses platform yang digunakan tersebut terlebih sering
mengalami error ketika akan meng-upload tugas sehingga peserta didik
merasa bosan dan mengantuk karena pembelajaran yang monoton
dengan metode ceramah saja dan desain dari materi yang ditampilkan
tidak menarik.
Dalam penelitian ini, diharapkan agar dapat mengetahui
perkembangan peserta didik dalam menggunakan smartphone pada
saat melaksanakan pembelajaran online seperti saat ini sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Selain itu, diharapkan
pula dapat mengetahui media pembelajaran online yang digunakan
dalam menunjang pembelajaran. Sebelum memilih platform yang akan
digunakan harus memahami kondisi, kemampuan dan karakteristik
masing-masing peserta didik terlebih dahulu.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah
yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas XII jurusan IPA SMAN
1 Kartasura. Adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan
sebagai berikut :
1. Beberapa peserta didik mengalami kesulitan mengakses platform
yang digunakan.
2. Kendala yang sering terjadi adalah jaringan yang tidak stabil.
3. Desain materi dan komunikasi yang diterapkan tidak menarik
sehingga peserta didik merasa bosan dan mengantuk.
4. Peserta didik tidak menyimak pembelajaran karena melakukan hal
lain seperti tidur, makan, diluar rumah, menonton televisi dan
sebagainya.
5. Tidak dapat menerapkan metode pembelajaran lainnya, hanya
beberapa yang diterapkan yaitu metode ceramah, tanya jawab dan
diskusi kelompok.
C. Rumusan Masalah
Bagaimana penggunaan media smartphone terhadap belajar
siswa di era pendemi covid-19 dan bagaimana manfaat smartphone
terhadap belajar siswa di era pendemi covid 19 pada SMAN 1
Kartasura.
D. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh media smartphone terhadap belajar siswa
di era pandemi covid-19 dan mengetahui manfaat media smartphone
terhadap belajar siswa di era pandemi covid 19 serta kendala yang
dialami siswa pada saat belajar menggunakan media smartphone.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan teori baru mengenai pengaruh penggunaan
smartphone dan manfaat media smartphone terhadap belajar
siswa SMAN 1 Kartasura.
b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam pengembangan penggunaan smartphone sebagai
media utama proses pembelajaran. Adapun secara detail manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya :
a. Bagi Peneliti
Dapat memberikan sumbangan pikiran sebagai wawasan
pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi
mahasiswa yang sedang mempelajari Ilmu Pendidikan
khususnya dengan media utama smartphone di era pandemi
sekarang ini.
b. Bagi Siswa
- Diharapkan siswa dapat dengan mudah dalam
mengoperasikan smartphone dan teknologi di dalamnya saat
prose pembelajaran.
- Diharapkan siswa selalu memperhatikan materi dan aktif
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran online.
- Dapat meningkatkan karakteristik siswa dalam proses
pembelajaran melalui media pembelajaran online dengan
lebih kreatif, inovatif, dan aktif.
- Dapat memotivasi siswa agar tidak merasa bosan dan malas
pada saat proses pembelajaran online berlangsung.
- Siswa dapat mengasah kemampuan menggunakan teknologi
yang semakin canggih seiring dengan perkembangan
teknologi yang kian maju.
c. Bagi Guru
- Melalui Penelitian Kualitatif ini guru dapat menjawab
permasalahan yang dihadapi di sekolah mengenai media
pembelajaran online.
- Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar
yang dapat menumbuhkan ketertarikan, keaktifan, dan
kekreatifitasan peserta didik dalam belajar dengan platform
yang bervariasi.
- Dapat mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta
didik.
d. Bagi Sekolah
- Sekolah mampu mengevaluasi media pembelajaran online
yang tepat untuk peningkatan pemahaman belajar peserta
didik.
- Memilih media pembelajaran online sesuai dengan kondisi,
kemampuan, dan karakteristik peserta didik.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Pendidikan dan pembelajaran


a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dapat dilihat sebagai usaha untuk
mengembangkan kemampuan diri sendiri. Menurut Wikipedia,
pendidikan adalah asimilasi pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pembelajaran, penelitian, dan pembelajaran.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku individu
atau kelompok agar menjadi dewasa melalui pendidikan dan
pelatihan. (Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2021). Menurut
Soekidjo Notoadmodjo (2003:16) mendefinisikan secara umum
“Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh pelaku pendidikan.” (gurupendidikan.com, 2021).  Menurut Ki
Hajar Dewantara, pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa
pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang
setinggi-tingginya. (UNJkita.com, 2021)
Dari pengertian pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan merupakan bentuk usaha sadar yang dilakukan oleh
keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan
datang.
b. Fungsi Pendidikan
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan menjalankan
fungsi manifes (eksplisit) sebagai berikut:
1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
2. Mengembangkan bakat individu untuk kepuasan pribadi dan
untuk kebaikan masyarakat.
3. Pelestarian budaya.
4. Kembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk
berpartisipasi dalam demokrasi.
Fungsi lembaga pendidikan lainnya adalah sebagai berikut:
1. Kontrol orang tua dapat berkurang. Melalui pendidikan, orang
tua sekolah mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang
untuk mendidik anaknya ke sekolah.
2. Menyediakan sarana untuk ketidaktaatan. Sekolah dapat
menanamkan nilai-nilai perbedaan pendapat di masyarakat.
Hal ini tercermin dari perbedaan pandangan sekolah dan
masyarakat tentang pendidikan seks dan keterbukaan.
3. Mempertahankan sistem kelas sosial. Sekolah diharapkan
mampu memampukan siswa mensosialisasikan siswa untuk
mengakomodasi perbedaan gengsi, keistimewaan, dan status
yang ada di masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi
jalur bagi siswa untuk pindah ke status sosial yang lebih tinggi,
atau setidaknya tergantung pada status orang tua mereka.
4. Memperpanjang masa remaja. Sekolah juga dapat
memperlambat orang karena siswa masih bergantung secara
ekonomi pada orang tua mereka. (Wikipedia Ensiklopedia
Bebas, 2021)
Pendidikan sangat berperan penting dalam meningkatkan
sumber daya manusia yang handal. Rendahnya kualitas
pendidikan menjadi penyebab dari krisisnya sumber daya
manusia. Mengingat saat ini zaman semakin merambah maju,
yang mana otomatis turut berpengaruh pada perkembangan
ekonomi. Sehingga, sudah sepatutnya jika lapangan pekerjaan
membutuhkan sumber daya manusia yang benar-benar
kompeten untuk bersinergi bersama.
c. Jenis Pendidikan
1. Pendidikan formal ialah pendidikan yang bisa didapat dengan
mengikuti kegiatan atau program pendidikan yang terstruktur
serta terencana oleh badan pemerintahan misalnya melalui
sekolah ataupun universitas
2. Pendidikan non formal ialah pendidikan yang bisa didapat
melalui aktivitas kehidupan sehari-hari yang tak terikat oleh
lembaga bentukan pemerintahan, misalnya belajar melalui
pengalaman, belajar sendiri melalui buku bacaan serta belajar
melalui pengalaman orang lain. (PGSD Universitas PGRI
Yogyakarta, 2018)
d. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Salah satu pengertian pembelajararan dikemukakan
oleh Gagne (1977) yaitu pembelajaran adalah seperangkat
peristiwa peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung
beberapa proses belajar yang bersifat internal. Lebih lanjut,
Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan
mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk
menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang
sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan
mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap
peristiwa belajar. (Direktorat Pendidikan dan Pembelajaran, 2019).
Dari pengertian pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan interaksi antara tenaga pendidik dan
peserta didik dalam kegiatan pendidikan yakni membantu peserta
didik dalam belajar dengan baik.
2. Smartphone
a. Pengertian Smartphone
Smartphone adalah ponsel kelas atas dan terkadang
menawarkan fitur seperti komputer. Tidak ada standar pabrik yang
mendefinisikan arti smartphone. Bagi sebagian orang, smartphone
adalah telepon dengan semua perangkat lunak sistem operasi
yang diinstal yang menyediakan hubungan standar dan asli untuk
pengembang aplikasi. Bagi orang lain, smartphone adalah telepon
dengan konektor VGA, atau menawarkan fitur-fitur canggih seperti
e-mail (e-mail), Internet, dan kemampuan membaca e-book.
Dengan kata lain, smartphone adalah komputer kecil dengan
fungsi telepon. Pertumbuhan permintaan akan alat canggih yang
mudah dibawa ke manamana membuat kemajuan besar dalam
pemroses, memori, layar dan sistem operasi yang di luar dari jalur
telepon genggam sejak beberapa tahun ini.
Ponsel cerdas adalah kelas ponsel dari ponsel dan
perangkat komputasi bergerak multiguna. Mereka dibedakan dari
ponsel berfitur dengan kemampuan perangkat keras yang lebih
kuat dan sistem operasi seluler yang luas, yang memfasilitasi
perangkat lunak yang lebih luas, internet (termasuk penelusuran
web melalui broadband seluler), dan fungsi multimedia (termasuk
musik, video, kamera, dan permainan), bersama fungsi-fungsi inti
ponsel seperti panggilan suara dan pesan teks. Ponsel cerdas
biasanya berisi sejumlah chip sirkuit terintegrasi IC logam-oksida-
semikonduktor (MOS), termasuk berbagai sensor yang dapat
dimanfaatkan oleh perangkat lunak mereka (seperti
magnetometer, sensor kedekatan, barometer, giroskop, atau
akselerometer), dan dukungan protokol komunikasi nirkabel
(seperti Bluetooth, Wi-Fi, atau navigasi satelit). (Wikipedia
Ensiklopedia Bebas, 2021)
b. Dampak Penggunaan Smartphone
Segala sesuatu pasti memiliki efek pada objek yang
menarik. Selama penggunaan, dapat dipastikan smartphone
memberikan dampak positif atau negatif bagi penggunanya.
Dampak Positif :
1. Membantu efektifitas tugas maupun pekerjaan
2. Memberi pengetahuan
3. Penggunanya dari semua kalangan
4. Memiliki fungsi yang sama seperti laptop, namun lebih kecil
sehingga mudah dibawa
5. Memberi informasi dan hiburan
6. Komunikasi lebih mudah dilakukan
7. Membantu produktivitas dan alat bisnis yang menghasilkan
uang.
Dampak Negatif :
1. Jika tidak dikontrol, bisa membuat penggunanya seolah lupa
pada dunia nyata
2. Bisa membuat penggunanya kecanduan, dan tidak baik untuk
kesehatan mental
3. Menciptakan kelas-kelas di masyarakat sehingga terjadi sekat
antar masyarakat
4. Menambah pengeluaran jika tidak digunakan secara bijak dan
produktif. (SELAMATPAGI.ID, 2020)
3. Media Belajar Online
a. Pengertian Media Belajar Online
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium. Secara
harfiah, media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber
pesan atau informasi dengan penerima pesan atau informasi.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media
adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam melakukan
kegiatan mentransfer dan menerima pesan atau informasi dari
pengirim/sumber kepada penerima pesan atau informasi. Media
ini dapat memudahkan siapa saja untuk menggunakannya.
Sedangkan e-learning adalah kegiatan/kegiatan pembelajaran
yang dilakukan secara langsung dalam bentuk virtual/elektronik
dengan menggunakan alat bantu pembelajaran yang
terkomputerisasi dan pemanfaatan internet. Belajar online juga
sering disebut ELearning, WebBased Learning, Online Learning,
Virtual Learning, pembelajaran online dan masih terdapat istilah -
istilah lain. Setting belajar dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sinkron

dan asinkron. Masing-masing setting belajar dibagi lagi menjadi


2 (dua) jenis yaitu sinkron menjadi sinkron langsung/luring dan
sinkron maya/daring), sedangkan asinkron menjadi asinkron
mandiri dan asinkron kolaboratif. Jadi, terdapat 4 (empat) jenis
setting belajar, 1 (satu) secara luring atau tatap muka langsung
dan yang 3 (tiga) lainnya secara daring atau online. Berikut
penjabaran mengenai setting belajar secara daring atau online :
1) Sinkron Maya
Pembelajaran yang terjadi dalam situasi antara pengajar
dan peserta didik berada di waktu yang sama namun tempat
yang berbeda. Setting belajar sinkron maya contohnya
seperti Video Conference, Audio Conference dan Web-Based
Seminar (Webinar).
2) Asinkron Mandiri
Pembelajaran yang terjadi dalam situasi belajar mandiri
secara daring atau online. Peserta didik dapat belajar kapan
saja dan dimana saja. Contoh dari setting belajar asinkron
mandiri adalah membaca, menonton video, mendengarkan
audio, simulasi, praktek, tes dan publikasi/jurnal (blog, wiki
dan lainnya) yang disajikan secara daring atau online.
3) Asinkron Kolaboratif
Pembelajaran yang terjadi dalam situasi kolaboratif atau
campuran atau dalam artian pembelajaran yang melibatkan
lebih dari satu orang, antara peserta didik dengan peserta
didik lainnya sebagai narasumber. Contoh setting belajar
asinkron kolaboratif diantaranya forum diskusi daring,
penugasan daring baik individu maupun kelompok dan
publikasi individu atau kelompok secara online (seperti wiki,
blog, dan sebagainya).
Jadi, media belajar online adalah alat/media komputer
yang digunakan untuk memfasilitasi proses pembelajaran
yang dilakukan secara tatap muka/elektronik dan
menggunakan internet. Bantuan belajar online ini
diperuntukkan bagi siswa dari TK hingga perguruan tinggi.
Selain itu, guru/dosen juga dapat menggunakannya untuk
melakukan kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh. Di
masa pandemi Covid-19 seperti ini, belajar online menjadi
satu-satunya pilihan karena menjadi satu-satunya cara untuk
tetap belajar meski dari jarak jauh (social distancing). (Putra,
2020)
b. Macam-Macam Media Belajar Online
Dilihat dari segi jenisnya, media belajar dibagi menjadi 3
(tiga) yaitu :
1) Media Audio
Media audio merupakan media pembelajaran yang
menggunakan kemampuan suara atau audio saja. Media
audio dapat menyampaikan pembelajaran secara verbal
(bahasa lisan atau kata-kata) dan non-verbal (bunyi-bunyian
atau vokalisasi). Contoh media audio diantaranya radio,
telepon, tape recorder dan lain-lain.
2) Media Visual
Media visual merupakan media pembelajaran yang
menampilkan gambar atau simbol dengan menggunakan
proyektor atau alat proyeksi. Media visual dibagi menjadi 2
(dua) yaitu visual diam (seperti grafik, diagram, bagan, peta,
dan lain-lain) dan visual bergerak (seperti film bisu).
3) Media Audio-Visual
Media audio-visual merupakan media pembelajaran
yang mempunyai unsur suara dan gambar. Sama dengan
media visual, media audio-visual juga dibagi menjadi 2 (dua)
jenis yaitu audio-visual diam dan audio-visual bergerak.
Audio-visual diam menampilkan tayangan berupa suara dan
gambar diam seperti film rangkai suara. Sedangkan audio-
visual bergerak menampilkan tayangan berupa suara dan
gambar bergerak seperti film suara dan video cassette.
Adapun aplikasi atau platform yang digunakan untuk
menunjang proses pembelajaran online pada masa pandemi
Covid-19 ini, diantaranya :
 WhatsApp Group
Aplikasi/platform ini dapat digunakan untuk
pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dan
recording. Dalam aplikasi ini dapat melaksanakan proses
diskusi dengan guru/dosen dan teman sekelas. Selain itu,
terdapat fitur untuk mengirimkan pesan suara, biasanya
pesan suara ini untuk menyampaikan penjelasan guru/dosen
dan presensi kehadiran melalui voice note.
 Google Meeting
Google meeting hampir sama dengan WhatsApp group,
namun google meeting terdapat fitur untuk menampakkan
wajah dan mendengar suara dari seluruh peserta didik serta
fitur untuk menayangkan materi atau hasil diskusi dari
guru/dosen dan peserta didik. Selain itu, terdapat fitur raise
hand yang digunakan pada saat peserta didik ingin bertanya
atau menjawab pertanyaan. Peserta didik dapat masuk ke
dalam Google Meeting dengan menggunakan link yang
dibuat oleh guru/dosen. Menurut hasil observasi, aplikasi ini
mayoritas digunakan untuk melaksanakan proses
pembelajaran karena akses yang mudah dan tidak
menghabiskan banyak ruang pada smartphone.
 Google Classroom
Google Classroom merupakan aplikasi belajar yang
berbasis live chat. Namun biasanya juga digunakan untuk
meng-upload materi dari guru/dosen dan tugas dari peserta
didik.
 Zoom
Aplikasi Zoom kurang lebih seperti Google Meeting
hanya saja pada aplikasi Zoom tidak ada fitur raise hand dan
memerlukan ruang yang cukup besar serta paket kuota yang
banyak juga.
 Schoology
Schoology adalah solusi sistem manajemen
pembelajaran yang dirancang untuk kolaborasi antara semua
jenis pelajar dan instruktur. Fokus utama solusi LMS
Schoology adalah untuk memungkinkan kolaborasi, dengan
pos pemeriksaan yang sering dilakukan untuk memastikan
peserta terlibat dengan materi. Penambahan terbaru untuk
solusinya adalah manajemen penilaian, yang membawa fitur
manajemen pembelajaran untuk penilaian.
 Edmodo
Edmodo adalah platform microblogging pribadi yang
dikembangkan untuk guru/dosen dan peserta didik, dengan
mengutamakan privasi peserta didik. Guru/dosen dan
peserta didik dapat berbagi catatan, tautan, dan dokumen.
Guru/dosen juga memiliki kemampuan untuk mengirimkan
peringatan, acara dan tugas untuk peserta didik dan dapat
memutuskan untuk mengirimkan sesuatu dalam kerangka
waktu yang dapat dilihat publik.
 Microsoft Teams
Microsoft Teams adalah hubungan digital yang
menyatukan percakapan, konten, penugasan dan aplikasi di
satu tempat yang memungkinkan guru/dosen untuk
menciptakan lingkungan belajar yang dinamis. Microsoft
bertujuan untuk menawarkan pengalaman belajar jarak jauh
agar menarik dan terhubung secara sosial seperti belajar di
kelas. Microsoft teams juga memungkinkan peserta didik dan
guru/dosen dapat tetap berkomunikasi dan saling membantu
menggunakan percakapan. Guru/dosen juga dapat melacak
kemajuan peserta didik dalam pekerjaan sehari-hari melalui
tugas yang diberikan.
c. Faktor-Faktor Memilih Media Belajar Online
Faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan memilih
media belajar online adalah sebagai berikut :
1) Pengajar ingin memberikan penjelasan materi yang lebih
konkrit.
2) Media belajar online dapat menarik perhatian peserta didik
dengan cara didesain sedemikian menariknya.
3) Menambah pengetahuan pengajar (guru/dosen) dan peserta
didik mengenai media belajar online.
Dalam memilih media belajar online dipertimbangkan secara
matang faktor-faktor diatas. Tujuan mempertimbangkan faktor-
faktor tersebut adalah agar pembelajaran dapat dilaksanakan
secara mudah dan menarik perhatian peserta didik untuk
menyimak penjelasan dari guru/dosen. Mengingat bahwa pada
masa pandemi Covid-19 ini penataan dan perencanaan
pembelajaran harus lebih ekstra, karena dilakukan secara online
dan jarak jauh. Pada tingakat yang meyeluruh secara umum
pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor berikut :
 Kemampuan mengakomodasikan penyajian rangsangan
yang tepat.
 Kemampuan mengakomodasi respon siswa yang tepat.
 Kemampuan mengakomodasi umpan balik.
 Pemilihan media utama dan media skunder untuk penyajian
informasi dan rangsangan.

d. Kriteria Pemilihan Media Belajar Online


Dalam menggunakan media belajar guru/dosen harus
memperhatikan sejumlah kriteria-kriteria tertentu agar
penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Kriteria-
kriteria dalam pemilihan media, menurut Nana Sudjana & Ahmad
Rifa’I dikutip oleh H. Nafi’atul adalah sebagai berikut :
1) Ketepatan dalam tujuan pembelajaran, artinya media belajar
dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah
ditetapkan.
2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan-
bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan
generelasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih
mudah dipahami siswa.
3) Kemudahan memperoleh media, artinya media yang
diperlukan mudah diperoleh, mudah dalam menggunakan
apapun jenis media yang diperlukan syarat utama dapat
menggunakannya dalam proses pengajaran.
4) Sesuai dengan taraf berfikir siswa, memilih media untuk
pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf
berfikir siswa.
Selain kriteria-kriteria diatas, adapun hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemilihan media belajar secara umum
diantaranya adalah :
 Karakteristik siswa, merupakan pola perilaku dan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebagai hasil
dari pembawaan dan pengalamannya sehingga menentukan
pola aktivitas dalam meraih cita-cita yang diinginkan.
Pemilihan media belajar harus memperhatikan kemampuan
peserta didik, sehingga peserta didik tersebut dapat
mengakses media belajar dengan mudah.
 Tujuan belajar, dalam tujuan belajar diusahakan mencapai 3
poin, yaitu mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep
keterampilan dan pembentukan sikap.
 Sifat bahan ajar, isi pelajaran atau bahan ajar memiliki
keragaman dari sisi tugas yang dilakukan peserta didik.
 Sifat pemanfaatan media, dalam pemilihan media belajar
perlu mempertimbangkan sifat pemanfaatannya.
Pemilihan media belajar yang tepat akan membantu dan
mempermudah guru/dosen dalam menyampaikan materi
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Selain itu,
peserta didik juga akan mudah memahami materi pelajaran yang
dijelaskan oleh guru/dosen. Pemanfaatan media belajar akan
memberikan motivasi, kejelasan dan rangsangan atau stimulus
bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, guru/dosen hendaknya memiliki pengetahuan tentang
cara menentukan atau memilih media yang tepat sesuai dengan
materi yang akan diajarkan. Hal ini mengingat penting dan
besarnya manfaatnya media belajar bagi terselenggaranya serta
pencapaian tujuan pembelajaran, terutama di masa pandemi
Covid-19 pada saat ini.

e. Manfaat dan Fungsi Media Belajar Online


Media belajar awalnya berfungsi sebagai alat bantu dalam
proses pembelajaran berlangsung, tujuannya agar peserta didik
lebih tertarik atau termotivasi, lebih mudah, lebih jelas dan
mempertinggi daya serap dalam menyimak pembelajaran.
Menurut Basyirudin Usman dan Asnawir dikutip oleh H. Nafi’atul,
mengemukakan fungsi media belajar dalam proses
pembelajaran peserta didik sebagai berikut :
1) Membantu memudahkan belajar bagi peserta didik dan
membantu memudahkan mengajar bagi guru.
2) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat
menjadi konkret).
3) Menarik perhatian peserta didik lebih besar (jalannya
pelajaran tidak membosankan).
4) Semua indra peserta didik dapat diaktifkan, kelemahan satu
indra dapat diimbangi oleh kekuatan indra lainnya.
5) Lebih menarik perhatian dan minat dalam belajar.
6) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif


deskriptif karena dalam penelitian ini berusaha untuk
mempelajari fenomena sosial, sebagaimana yang telah di
kemukakan oleh Lexy J. Meleong yakni, bahwa penelitian
kualitatif adalah sebuah tahap yang mana menghasilkan suatu
deskriptif berupa kata tertulis maupun bentuk lisan dari orang-
orang yang perilakunya yang dapat kita amati. Analisis dan
ketajaman penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh kekuatan
kata dan frasa yang digunakan. Oleh karena itu, Basri (2014)
menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif berfokus pada proses
dan signifikansi hasil. Perhatian penelitian kualitatif lebih
menitikberatkan pada faktor manusia, objek dan kelembagaan,
serta hubungan atau interaksi antara faktor-faktor tersebut,
dengan tujuan untuk memahami suatu peristiwa, perilaku atau
fenomena (Mohamed, Abdul Majid & Ahmad, 2010).
Creswell (2007, p. 45-47) menyebutkan beberapa
karakteristik penelitian kualitatif yang baik, antara lain:
a) peneliti menggunakan prosedur mendapatkan data yang tepat.
b) Peneliti membatasi penelitian di dalam asumsi dan karakteristik dari
pendekatan kualitatif.
c) Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitiannya.
d) Peneliti memulai penelitian dengan satu fokus.
e) Penelitian berisi metode yang rinci, pendekatan yang tepat dalam
pengumpulan data, analisis data, dan penulisan laporan.
f) Peneliti menganalisis data menggunakan pemisahan analisis dalam
beberapa level.
g) Peneliti menulis secara persuasif, sehingga pembaca dapat
merasakan pengalaman yang sama. (Kementrian Keuangan
Republik Indonesia, 2019)

TEKNIK ANALISIS
Teknik analisis data adalah suatu cara atau sarana untuk
mentransformasikan data menjadi informasi sehingga karakteristik
data tersebut dapat dipahami dan juga berguna dalam menemukan
pemecahan masalah, yang terutama berkaitan dengan masalah
penelitian. Atau analisis data juga dapat dipahami sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data yang diperoleh dari
suatu penelitian menjadi informasi yang kemudian dapat digunakan
untuk menarik kesimpulan. Tujuan analisis data adalah untuk
menggambarkan data sehingga dapat dipahami, dan untuk menarik
kesimpulan atau penarikan kesimpulan tentang ciri-ciri suatu
populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel, biasanya
ditetapkan atas dasar asumsi dan hipotesis. percobaan.

Teknik analisis data interaktif oleh Miles & Huberman.


Miles & Huberman (dalam Rohmadi & Nasucha, 2015:87-88)
memaparkan bahwa teknik analisis data interaktif ialah teknik
analisis data yang terdiri atas empat komponen proses analisis,
yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan simpulan.

1. Pengumpulan data
Pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data-data
atau fakta-fakta yang digunakan untuk bahan penelitian.
Contoh teknik pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara
mendalam, dan analisis dokumen.
2. Reduksi data
Reduksi data dilakukan setelah data-data penelitian tersebut
telah terkumpul. Pada tahap reduksi data, tidak semua data
digunakan untuk bahan penelitian, akan tetapi dipilih atau
diseleksi terlebih dahulu sebelum dianalisis. Tidak semua data
dapat digunakan, karena data-data yang digunakan untuk
penelitian adalah data-data yang sesuai atau difokuskan pada
suatu permasalahan penelitian.
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,
dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa,
sehingga dapat ditarik simpulan akhir. Reduksi data sendiri
meliputi empat (4) hal, yaitu;

 Meringkas data
 Mengkode
 Menelusuri tema
 Dan membuat gugus-gugus (Agusta, 2003:10).

3. Penyajian data (Display data)


Penyajian data ialah kegiatan ketika sekumpulan informasi
disusun, hingga memberi kemungkinan adanya penarikan
simpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif
adalah sebagai berikut.
 Teks naratif
 Matriks, grafik, jaringan, dan bagan (Agusta, 2003:10).

Tahap penyajian data ini mengharuskan data-data untuk


diseleksi atau dispesifikasi pada fokus permasalahan
penelitian. Data-data disesuaikan dengan permasalahan pada
penelitian. 

4. Penarikan simpulan
Penarikan simpulan dilakukan ketika ketiga proses awal pada
penelitian tersebut telah terlaksana. Ketika data sudah
disajikan dengan fokus pada permasalahan, maka akhirnya
adalah untuk menarik simpulan mengenai hasil analisis data
tersebut. Simpulan tidak serta merta dijelaskan secara umum,
namun harus berdasarkan penelitian tersebut. (deepublish,
2021)

DAFTAR PUSTAKA

deepublish. (2021, Mei 2019). https://penerbitdeepublish.com. Retrieved from


https://penerbitdeepublish.com/teknik-analisis-data/:
https://penerbitdeepublish.com/teknik-analisis-data/

Direktorat Pendidikan dan Pembelajaran. (2019, June 28).


https://unida.ac.id/pembelajaran/. Retrieved from
https://unida.ac.id/pembelajaran/artikel/apa-itu-pembelajaran.html:
https://unida.ac.id/pembelajaran/artikel/apa-itu-pembelajaran.html

gurupendidikan.com. (2021, September 23). https://www.gurupendidikan.co.id.


Retrieved from https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pendidikan/:
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pendidikan/

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. (2019, Maret 6).


https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel. Retrieved from
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12773/Memahami-Metode-
Penelitian-Kualitatif.html:
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12773/Memahami-Metode-
Penelitian-Kualitatif.html

Lubis, R. R. (2008). Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik., 15, 33-34.

Merdeka.com. (2020, April 17). https://www.merdeka.com. Retrieved from


https://www.merdeka.com/jabar/6-jenis-media-pembelajaran-mudahkan-
siswa-dan-pengajar-kln.html: https://www.merdeka.com/jabar/6-jenis-media-
pembelajaran-mudahkan-siswa-dan-pengajar-kln.html

news.detik.com. (2020, Maret 18). https://news.detik.com. Retrieved from


https://news.detik.com/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-
perkembangan-hingga-isu-terkini:
https://news.detik.com/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-
perkembangan-hingga-isu-terkini

PGSD Universitas PGRI Yogyakarta. (2018, June 6). https://pgsd.upy.ac.id/index.php.


Retrieved from https://pgsd.upy.ac.id/index.php/jadwal/profil-lulusan/2-
uncategorised/12-pendidikan: https://pgsd.upy.ac.id/index.php/jadwal/profil-
lulusan/2-uncategorised/12-pendidikan

Putra, N. P. (2020). SOLUSI PEMBELAJARAN JARAK JAUH MENGGUNAKAN. Media


Pembelajaran Jarak Jauh, 8-10.

quipper blog. (2016, Februari 2). https://www.quipper.com/id/blog. Retrieved from


https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/bimbel-guide/informasi-penting-
dan-keuntungan-belajar-online/:
https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/bimbel-guide/informasi-penting-
dan-keuntungan-belajar-online/

SELAMATPAGI.ID. (2020, Agustus 13). https://www.selamatpagi.id. Retrieved from


https://www.selamatpagi.id/pengertian-smartphone/:
https://www.selamatpagi.id/pengertian-smartphone/

sevima.co.id. (2021, Maret 3). https://sevima.com. Retrieved from


https://sevima.com/5-aplikasi-e-learning-gratis/: https://sevima.com/5-aplikasi-
e-learning-gratis/

Sungkono. (2008). PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA DALAM PROSES


PEMBELAJARAN. Proses Pembelajaran, 4, 2-4.

UNJkita.com. (2021, Januari 27). https://unjkita.com. Retrieved from


https://unjkita.com/arti-dan-tujuan-pendidikan-menurut-pakar/:
https://unjkita.com/arti-dan-tujuan-pendidikan-menurut-pakar/
Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (2021, November 4). https://id.wikipedia.org. Retrieved
from https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (2021, June 12). https://id.wikipedia.org. Retrieved from


https://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_cerdas:
https://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_cerdas

Anda mungkin juga menyukai