Anda di halaman 1dari 14

ADAPTASI SISWA DI INDONESIA DALAM BELAJAR ONLINE

DI RUMAH PADA MASA PANDEMI COVID-19

Anggota:
1. Azib Azka Yudha/08/X-7
2. Ahmad Aldino Raka Pratama/03/X-7
3. Thifa Aqila Humaira Qothrunnada/34/X-7
4. Royce Nada Andrea Kirana/30/X-7
ADAPTASI SISWA DI INDONESIA DALAM BELAJAR ONLINE DI
RUMAH MASA PANDEMI COVID-19
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa pandemi covid 19 semua kegiatan dilakukan secara online,
termasuk dengan proses pembelajaran yang harus dilakukan secara daring.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap
muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia.
Semua siswa pada masa pandemi covid 19 diharuskan untuk bisa beradaptasi
dengan proses pembelajaran yang baru. Cara berkomunikasi dengan lembaga
pendidikan atau guru dan cara belajar yang tepat harus diperhatikan untuk bisa
beradaptasi pada masa pandemi covid 19. Cara mereka beradaptasi juga berbeda-beda
sehingga menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif dan negatif
tersebut juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, dari faktor internal maupun faktor
eksternal.
Peran pemerintah dalam kegiatan pembelajaran daring juga sangat diperlukan
agar para siswa tidak merasa tertekan dengan hal baru. Semua kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah juga harus dilaksanakan setiap siswa di Indonesia agar proses
pembelajaran dapat terasa nyaman. Namun, kebanyakan siswa di Indonesia malah
mengabaikannya sehingga kebijakan dari pemerintah kurang efektif. Pembelajaran
juga kurang efektif karena kebanyakan siswa di Indonesia ‘menyepelekan’ tugas dari
lembaga pendidikan atau guru sehingga banyak tugas yang tidak dikumpulkan. Materi
dari guru juga tidak terlalu diperhatikan karena kebanyakan siswa di Indonesia
menganggap bahwa materi dari guru tidak terlalu penting karena mereka dapat
langsung mencari jawaban dari tugas yang diberikan guru melalui internet.
Tidak hanya penyampaian materi saja yang terganggu melainkan penanaman
nilai karakter pun terhambat. Sebagian besar sekolah dan guru belum siap dalam
menghadapi perubahan sosial serta penggunaan media pembelajaran modern sebagai
upaya pemanfaatan kemajuan teknologi. Akibat minimnya pendidikan karakter dapat
menyebabkan terjadinya krisis moral seperti masalah sosial dimasyarakat, tawuran
pelajar, penyalahgunaan narkoba, minum minuman keras, bullying dan hal lainnya.

B. Identifikasi Masalah
1. Pembelajaran pada masa pandemi Covid-19
2. Cara siswa di Indonesia beradaptasi dengan pembelajaran daring
3. Dampak yang terjadi saat pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19
4. Peran pemerintah dan cara siswa dalam meresponnya

C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan,
maka pengembangan media ini dibatasi pada berubahnya aspek kehidupan dibidang
pendidikan pada masa pandemi Covid-19.
D. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatarbelakangi siswa untuk beradaptasi dalam belajar online?
2. Bagaimana dampak (positif & negatif) pada siswa yang harus belajar secara
online
3. Bagaimana respon siswa dalam mengikuti pembelajaran daring?
4. Bagaimana upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah pembelajaran jarak
jauh?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dibuat agar para siswa di Indonesia dapat mengetahui proses
pembelajaran pada masa pandemic Covid-19 yang melanda Indonesia kurang lebih 2
tahun, seperti peran pemerintah, adaptasi siswa, dan cara siswa merespon
pembelajaran. Penelitian ini juga memberikan informasi betapa buruknya
pembelajaran yang dilakukan siswa Indonesia pada saat Covid-19. Penelitian ini juga
bertujuan agar semua siswa di Indonesia selalu mematuhi kebijakan pemerintah dan
selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru, karena pembelajaran tersebut sangat
penting untuk masa depan kita.

F. Manfaat penelitian :
1. Manfaat teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai dampak-dampak yang ditimbulkan dari pembelajaran daring pada masa
pandemi Covid-19, serta diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu
pengetahuan yang secara teoritis dapat dipelajari.
2. Manfaat praktis :
a. Bagi penulis, penelitian ini sebagai wujud implementasi penulis sebagai
pelajar dalam menulis karya ilmiah.
b. Bagi siswa, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi lebih
bersungguh sungguh dalam mengikuti pembelajaran.
c. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam
membuat kebijakan untuk menanggulangi dampak pembelajaran pada masa
pandemi Covid-19 di Indonesia.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Adaptasi siswa
a. Pengertian
Adaptasi menurut (Soekanto,2009) memberikan beberapa batasan pengertian
adaptasi, yakni: (1) Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan, (2)
Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan, (3) Proses perubahan untuk
menyesuaikan dengan situasi yang berubah, (4) Mengubah agar sesuai dengan kondisi
yang diciptakan, (5) Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan
lingkungan dan system, (6) Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil
seleksi alamiah.
Menurut Wallace, adaptasi merupakan suatu perubahan dalam populasi akibat
kegiatan tiap-tiap individu yang menyusunnya untuk menyesuaikan diri terhadap
setiap perubahan.
b. Tahapan Siswa dalam Beradaptasi
Dalam beradaptasi, siswa di Indonesia mengalami beberapa tahap untuk
beradaptasi.
1. Pengenalan Proses Pembelajaran yang Baru
Para siswa di Indonesia pada fase ini masih berusaha untuk mengenal
bagaimana pembelajaran daring, dimana pembelajaran daring ini
merupakan proses pembelajaran yang terbilang sangat baru. Mereka
beranggapan bahwa pembelajaran daring tidak enak karena harus
memerlukan internet. Pada fase ini banyak siswa di Indonesia yang masih
melakukan rutinitas yang sama seperti pembelajaran luring di sekolah,
seperti bangun pagi dan memakai seragam. Namun, banyak juga siswa
yang merasa bahwa pembelajaran daring adalah hari ibur. Serta pada fase
ini masih banyak siswa di Indonesia yang kurang mahir dalam
menggunakan gadget.
2. Pembiasaan dengan proses pembelajaran yang baru
Para siswa di Indonesia pada fase ini banyak siswa sudah mulai
terbiasa dengan proses pembelajaran yang baru. Mereka sudah tidak lagi
seperti pembelajaran luring di sekolah. Dari bangun yang tidak terlalu
pagi dan tidak lagi memakai seragam untuk belajar. Dalam menggunakan
gadget juga sudah mahir, bahkan semua tugas dapat dilihat dari internet.
3. Terbiasa
Pada fase ini semua siswa di Indonesia dalam belajar sudah sangat
terbiasa bahkan lebih berkembang. Mereka sudah dapat mencari berbagai
aplikasi untuk membantu mereka belajar. Pada fase ini juga yang membuat
mereka tidak ingin untuk belajar secara luring di sekolah. Mereka
beranggapan bahwa pembelajaran daring lebih enak dari pada
pembelajaran luring.
2. Pembelajaran daring
a. Pengertian
Pembelajaran daring adalah aktivitas belajar yang terhubung jaringan internet.
Aktivitas belajar, mengajar, mengumpulkan tugas, dan interasi guru dengan murid
berlangsung tanpa tatap muka.
1. Bonk Curtis J
Bahwasanya siswa dan guru memerlukan komunikasi secara interaktif dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
2. Dabbagh dan Ritland
Sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat
pedagogi (alat bantu pendidikan), yang dimungkinkan melalui internet dan
teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar.
3. Darin E. Hartley
Suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar
ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan
Komputer lain

b. Ciri-Ciri
Pembelajaran daring memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Grafik dan berbagai elemen multimedia
2. Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video
conferencing, chats rooms, atau discussion forums.
3. Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya.
4. Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM untuk
meningkatkan komunikasi belajar.
5. Materi ajar relatif mudah diperbaharui.
6. Meningkatkan interaksi antara mahasiswa dan fasilitator.
7. Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal.
8. Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet.

c. Prinsip
Prinsip pembelajaran daring menurut Surat Edaran Kemendikbud Nomor 15
Tahun 2020, sebagai berikut:
1. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan
pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan
utama.
2. Pembelajaran daring dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar
yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum.
3. Pembelajaran daring difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain
mengenai pandemi COVID-19. Materi pembelajaran inklusif sesuai dengan
usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan
peserta didik.
4. Aktivitas dan penugasan selama daring dapat bervariasi antar daerah, satuan
pendidikan dan Peserta Didik sesuai minat dan kondisi masing-masing.
5. Hasil belajar peserta didik selama daring diberi umpan balik yang bersifat
kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai
kuantitatif.
6. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru
dengan orang tua.

d. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan:
1. Dapat diakses dengan mudah
Cukup menggunakan smartphone atau perangkat teknologi lain seperti
laptop yang terhubung dengan internet kita sudah bisa mengakses materi yang
ingin dipelajari.
2. Waktu belajar fleksibel
Biasanya kebanyakan orang yang ingin belajar lagi tidak memiliki
waktu yang cukup. Salah satu alasannya mungkin karena waktu kita sudah
digunakan untuk bekerja.
3. Wawasan yang luas
Dengan adanya pembelajaran daring, tentunya kita akan menemukan
banyak hal yang semula belum kita ketahui.
Kekurangan:
 Keterbatasan akses internet
Salah satu kekurangan metode pembelajaran daring adalah terbatasnya
akses internet. Jika Anda berada di daerah yang tidak mendapatkan
jangakauan internet stabil, maka akan sulit bagi kita untuk mengakses
pembelajaran.
 Minimnya Pengawasan dalam Belajar
Kurangnya pengawasan dalam melakukan pembelajaran secara daring
kadang kehilangan fokus. Dengan adanya kemudahan akses, beberapa
pengguna cenderung menunda-nunda waktu belajar.
 Berkurangnya interaksi dengan Pengajar
Beberapa metode pembelajaran daring bersifat satu arah. Hal tersebut
menyebabkan interaksi pengajar dan siswa menjadi berkurang sehingga akan
sulit bagi kita untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai materi
yang sukar dipahami.
3. Pandemi Covid-19
a. Perubahan-Perubahan Pada Masa Pandemi Covid-19
1. Perubahan Pendidikan
Kegiatan pembelajaran online atau daring (dalam jaringan) yang dilaksanakan
sejak Maret 2020 memang memberi perubahan besar bagi proses pendidikan di
Indonesia. Perubahan ini begitu signifikan aktifitas pembelajaran yang biasanya
berpusat disekolah beralih menjadi home schooling (di rumah) karena pandemi
Covid-19 yang melanda Indonesia. Pandemi covid-19 juga berdampak pada sektor
pendidikan. Kegiatan pembelajaran dimana biasanya dilaksanakan dalam kelas
dengan tatap muka terpaksa dilaksanakan dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ).PJJ merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistem daring
(dalam jaringan) melalui penggunaan berbagai media komunikasi dan aplikasi
pembelajaran seperti; google classroom, zoom meeting, google formulir, dan
masih banyak aplikasi lainnya. Guru, siswa dan orang tua diharapkan mampu
bekerja sama untuk bisa melaksanakan pembelajaran secara daring. Dengan
demikian para guru harus mampu menguasai penggunaan teknologi, sehingga
mampu menciptakan pembelajaran yang efektif, kreatif dan inovatif meskipun
dilaksanakan secara daring. Selain itu, kondisi ini juga mengharuskan siswa untuk
belajar memahami penggunaan teknologi sehingga pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar.
2. Perubahan Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat Indonesia menggunakan
aplikasi belanja online. Sehingga belanja kebutuhan sehari-hari tidak perlu
bertemu langsung dengan penjualnya.
3. Perubahan Sosial Masyarakat
Covid-19 membuat perubahan yang luar biasa pada lapisan masyarakat,
masyarakat berubah 180 derajat dari sebelumnya. Masyarakat pada masa itu
cenderung tertutup dan menjaga jarak, guna menghindari kontak dengan orang
lain.
b. Dampak Pandemi Covid-19
1. Positif
a. Membiasakan cuci tangan mencegah terinfeksi kuman, bakteri, dan virus
Semenjak pandemi covid-19, di mana masyarakat diedukasi bahwa
pencegahan utama dari penyebaran virus ini ialah cuci tangan. Edukasi ini
membuat masyakat banyak yang mematuhi berdampak hand sanitizer, alkohol,
disinfectan diborong dan langka dipasaran.
b. Etika batuk mencegah menularkan virus kepada yang sehat
Sama seperti kebiasaan cuci tangan ini juga terjadi pada etika batuk.
Masyarakat mulai sadar bahwa etika batuk merupakan salah-satu prevensi
pencegahan penyebaran covid-19.
c. Ajakan untuk manusia saling membantu
Bencana alam biasanya menyatukan orang dan memicu tindakan
solidaritas di antara sesama. Sementara ancaman pandemi, bagaimana pun
telah menyatukan seluruh umat manusia melawan ancaman nyata. Manusia
saling membantu tanpa perlu melihat suku, ras, atau kepercayaan.
d. Kesadaran menjaga daya tahan tubuh
Kesadaran untuk menjaga daya tahan tubuh meningkat karena banyak
orang mulai sadar bahwa penyebaran virus ini begitu masif. Tameng utama
diri kita agar tidak jatuh sakit bila diserang virus ini ialah menjaga daya tahan
tubuh.
2. Negatif
a. Putus sekolah
Ada banyak sekali anak-anak di Indonesia yang harus merasakan putus
sekolah karena dampak dari adanya pandemi Covid-19. Alasan utamanya
yaitu orang tua yang tidak memiliki pemasukan lagi semenjak adanya pandemi
Covid-19.
b. Kekerasan pada anak
Banyak orang tua yang kehilangan perkerjaannya di masa pandemi
Covid-19 dan melampiaskan rasa stres itu pada buah hati mereka. Anak yang
masih belum mengerti apa-apa tidak dapat mengelak dari apa yang mereka
rasakan.
c. Resiko eksternal
Selain kekerasan pada anak, risiko eksternal juga menjadi hantu bagi
peserta didik. Ketika anak tidak lagi datang ke sekolah, terdapat peningkatan
risiko untuk pernikahan dini, eksploitasi anak terutama perempuan, dan
kehamilan di kalangan remaja.
d. Penurunan capaian belajar
Keadaan sosial-ekonomi tiap keluarga berbeda-beda. Perbedaan akses
dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat mengakibatkan
kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio-ekonomi yang
berbeda.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif. Metode
kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi
tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.
Penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami
obyek yang diteliti secara mendalam
2. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Magelang, dan dimulai pada bulan September
tahun 2023.
3. Populasi dan Sampel
Penelitian dilakukan untuk mengetahui adaptasi siswa terhadap pembelajaran
daring pada masa pandemic Covid-19 dan dampaknya terhadap siswa. Karena
terdapat siswa yang terlalu banyak di Kota Magelang, maka penelitian hanya
mengambil dari lingkungan sekitar peneliti yaitu SMA Negeri 2 Magelang.
4. Teknik pengumpulan data
a. Teknik Wawancara
Wawancara adalah adalah bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan satu orang yang ingin memperoleh informasi dari satu orang
lainnya dengan mengajukan pertanyaan guna mencapai tujuan tertentu. Dalam
penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada narasumber yang dulunya
merupakan siswa yang mengalami pembelajaran daring pada masa pandemi
Covid-19.
b. Teknik Observasi
Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian. Dalam hal ini peneliti akan mengamati situasi
yang terjadi setelah siswa melewati masa pembelajaran daring.
5. Sumber data
a. Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari pertemuan
secara langsung oleh informan untuk mendapatkan kejelasan informasi dengan
wawancara dan observasi. Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara
dan melakukan observasi kepada siswa mengalami pembelajaran daring di
SMA Negeri 2 Magelang.
b. Data sekunder
Sumber data sekunder berasal dari artikel, jurnal, maupun berita yang
diperoleh penulis dengan tema yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti.
6. Teknik analisis data
Analisis data menggunakan teknik yaitu mengolah data dan mempersiapkan
data untuk di analisis; membaca keseluruhan data; menunjukkan bagaimana
deskripsi dalam bentuk naratif; dan menginterpretasikan data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Informan
Penelitian ini melibatkan tiga informan yang diwawancarai untuk mencari
informasi terkait dengan adaptasi siswa dalam belajar secara daring pada masa
pandemic Covid-19, terutama di lingkungan SMAN 2 Magelang. Informan
pertama merupakan seorang siswa SMAN 2 Magelang yang berinisial AR. AR
berusia 15 tahun dan merupakan siswa dari kelas X-7. Informan kedua adalah
seorang siswa SMAN 2 Magelang berinisial DA yang berusia 15 tahun. DA
adalah siswa dari kelas X-7. Informan ketiga yang merupakan informan terakhir
adalah seorang siswa SMAN 2 Magelang berinisial HZ. Informan ketiga ini
adalah siswa dari kelas X-7.

B. Pembahasan dan Analisis


1. Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh ketiga informan, mereka
menyatakan pendapatnya masing-masing tentang apa itu pembelajaran daring.
Menurut AR, pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa
dan guru tidak bertemu secara langsung, yaitu secara online. Informan selanjutnya
berinisial DA juga mengemukakan pendapatnya tentang apa itu pembelajaran
daring. Menurut DA, pembelajaran daring adalah pembelajaran secara online alias
tidak tatap muka. Informan selanjutnya berinisial HZ juga memiliki pendapatnya
sendiri tentang apa itu pembelajaran daring. Menurut HZ, pembelajaran daring
adalah pembelajaran yang dilakukan tatap muka menggunakan platform online,
seperti zoom, google meet, dan lainnya.

Dari pernyataan ketiga informan tersebut, dapat dilihat bahwa mereka


mengetahui apa itu pembelajaran daring karena mereka telah mengalaminya
langsung, walaupun memiliki pendapat yang berbeda terhadap hal tersebut. Dapat
dikatakan bahwa pembelajaran daring adalah pembelajaran jarak jauh antara siswa
dan guru menggunakan platform online untuk melakukan kegiatan belajar
mengajar.
2. Latar Belakang Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh ketiga informan, mereka
menyatakan pendapatnya masing-masing tentang apa yang melatar belakangi
pembelajaran daring. Menurut AR, adanya pembelajaran daring disebabkan oleh
adanya pandemic Covid-19 yang mengharuskan orang-orang terutama siswa
untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Informan selanjutnya yaitu DA
juga mengemukakan pendapatnya tentang apa yang melatar belakangi
pembelajaran daring. Menurut DA, yang melatarbelakangi pembelajaran daring
yaitu adanya pandemic Covid-19. Informan yang ketiga yaitu HZ pun memiliki
pendapatnya sendiri tentang apa yang melatar belakangi pembelajaran daring.
Menurut HZ, pembelajaran daring dilakukan karena adanya pandemic, seperti
pandemi Covid-19.
Dari ketiga informan diatas, dapat dilihat bahwa yang melatar belakangi
pembelajaran daring adalah karena adanya pandemi, berdasarkan jawaban yang
hampir sama dari setiap informan. Pandemi Covid-19 ini mengharuskan siswa
untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah, sehingga diadakan pembelajaran
daring ini sebagai kebijakan sementara selama pandemic berlangsung.
3. Dampak Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh ketiga informan, mereka
menyatakan pendapat masing masing tentang dampak yang didapatkan oleh diri
mereka sendiri, baik itu positif maupun negatif. Menurut AR, dampak positifnya
yaitu sebagai siswa menjadi lebih mudah untuk mengeksplorasi hal baru karena
siswa diharuskan untuk belajar secara otodidak atau mandiri. Mereka sebagai
siswa menjadi tidak selalu bergantung kepada orang lain. Dampak negatif yang
didapatkan yaitu saat belajar dirumah siswa menjadi sulit untuk mendapat
motivasi belajar karena tidak ada tuntutan dari guru, membuat mereka bias
bermalas malasan tanpa takut ditegur oleh guru layaknya di sekolah. Informan
selanjutnya yaitu DA, menurut DA dampak positifnya yaitu dia mendapat teman
baru (online) dari berbagai wilayah, dia bisa memahami materi secara perlahan
karena tidak dibatasi waktu. Dia juga mengatakan bahwa fisiknya menjadi lebih
baik karena tidak masuk sekolah setiap hari. Dampak negatif yang didapatkan
yaitu membuat kesehatan mata terganggu, menjadikan siswa bermalas malasan
dan menyepelekan tuugas yang diberikan oleh guru. Informan yang ketiga yaitu
HZ, menurut HZ dampak positif yang didapatkan yaitu siswa menjadi lebih fokus
untuk belajar karena tidak diganggu oleh teman seperti di sekolah. Dampak
negatif yang didapatkan yaitu siswa menjadi malas dan mengandalkan google
untuk mengerjakan tugas.
4. Respon Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh ketiga informan, mereka
menyatakan pendapat masing masing tentang respon mereka terhadap
pembelajaran daring. Menurut AR, dia mengaku bahwa dia sering menunda nunda
tugas yang diberikan oleh guru dan menjadi kecanduan gadget. Informan
selanjutnya yaitu DA, menurut DA dia mempelajari materi yang diberikan oleh
guru di malam hari, karena di pagi harinya DA menghabiskan waktunya untuk hal
diluar pembelajaran yang tidak terlalu penting. Informan yang ketiga yaitu HZ,
menurut HZ yang dilakukan saat pembelajaran daring yaitu mengikuti
pembelajaran tatap muka secara online melalui zoom dan mengerjakan tugas dari
guru yang diberikan melalui google classroom.
5. Upaya Pemerintah Terhadap Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh ketiga informan, mereka
menyatakan pendapat masing masing tentang upaya pemerintah terhadap
pembelajaran daring. Menurut AR, pemerintah memberi bantuan bantuan kepada
siswa dalam bentuk kuota gratis dan fasilitas termasuk smartphone gratis bagi
beberapa siswa yang membutuhkan. Namun masih ada yang menyalahgunakan
bantuan ini untuk hal yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran daring.
Informan selanjutnya yaitu DA, menurut DA upaya yang dilakukan pemerintah
yaitu diberikannya vaksin, kuota gratis, dan bantuan dana untuk siswa di masa
pandemi. Informan yang ketiga yaitu HZ, menurut HZ upaya yang dilakukan
pemerintah yaitu diberikannya kuota gratis untuk semua siswa yang mengikuti
pembelajaran daring di masa pandemi, memberi fasilitas, adanya vaksin untuk
mencegah penyebaran virus guna mempercepat selesainya pandemi Covid-19.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pembelajaran daring dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
mengharuskan para siswa dan guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar
menggunakan platform online. Semua siswa di Indonesia telah mengalami
pembelajaran daring yang terjadi pada masa pandemic Covid-19. Berbagai respon
siswa dalam pembelajaran daring menimbulkan berbagai dampak, baik postif maupun
negatif. Bagi siswa yang mematuhi perintah guru akan memberikan berbagai dampak
positif bagi diri sendiri, contohnya siswa tersebut dapat mengetahui sebuah informasi
atau pembelajaran lebih luas. Begitu pula sebaliknya, bagi siswa yang tidak mematuhi
perintah guru akan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi diri sendiri,
contohnya siswa sulit untuk memahami materi yang diberikan guru. Dampak negative
lainnya juga dapat ditimbulkan oleh faktor eksternal yaitu menimbulkan mata minus
bagi beberapa siswa.

Pada pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 berbagai upaya


pemerintah telah dikerahkan untuk membantu para siswa dalam belajar. Contohnya
pemberian kuota gratis dan membuat sebuah aplikasi untuk membantu pembelajaran.
Contoh lainnya pemerintah juga memberikan vaksinasi secara gratis bagi seluruh
rakyat Indonesia agar pembelajaran dapat dilakukan seperti dahulu.

B. Saran
Dampak-dampak yang terjadi pada pembelajaran daring di masa Covid-19
harus segera ditindak lanjuti, agar proses pembelajaran tidak tertinggal. Pemerintah
harus membuat kebijakan tentang pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sekarang.
Begitu pula dengan para siswa di Indonesia jika pemerintah sudah mengeluarkan
kebijakan, maka para siswa harus menaatinya. Jika pemerintah dan siswa di Indonesia
mau dan mampu berusaha bersama, pasti proses pembelajaran akan lebih terkondisi.

Anda mungkin juga menyukai