Anda di halaman 1dari 11

A.

Latar Belakang
Pandemi covid-19 yang melanda bangsa Indonesia pada Maret 2020
benar-benar memengaruhi hampir semua lini kehidupan. Termasuk dunia
pendidikan di Indonesia tak luput dari imbas atau efek dari pandemi ini.
Kebijakan pemerintah pusat maupun daerah yang tidak membolehkan kegiatan
belajar mengajar secara tatap muka di sekolah atau di dalam kelas membuat
sekolah dan guru-guru harus mencari cara agar pembelajaran dan pendidikan
tetap berjalan dan berlangsung. Guru yang menjadi ujung tombak dituntut
untuk cepat beradaptasi dengan kondisi tersebut. Oleh karena itu,
pembelajaran jarak jauh (PJJ), belajar dari rumah (BDR), belajar online atau
dalam jaringan (daring) menjadi solusi atau alternatif yang bisa dilakukan agar
kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Pembelajaran jarak jauh menjadi keharusan bagi sekolah agar dapat
mencegah meluasnya pandemi covid-19 yang sedang melanda. Begitu pula
yang terjadi di UPT. SMAN 25 Bone, tempat Saya bertugas. Semua guru
diminta untuk mengambil langkah cepat dan tepat agar kegiatan belajar
mengajar di kelas masing-masing dapat berlangsung meskipun belajar dalam
jaringan (daring). Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa pembelajaran harus tetap
berlangsung bagaimanapun caranya. Namun, tidak boleh memberatkan atau
menyusahkan orang tua atau peserta didik. Yang penting anak-anak semua
mendapatkan pembelajaran meskipun tidak harus sesuai dengan ketentuan
yang sebenarnya, seperti harus seusi dengan kurikulum atau silabus yang
sudah ditentukan oleh pemeriantah. Sekolah diminta untuk dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

B. Permasalahan
Pembelajaran sistem daring atau dalam jaringan atau lebih dikenal
dengan istilah belajar online ini merupakan istilah baru di dunia pendidikan.
Istilah tersebut mulai familiar dan menjadi hal biasa setelah pandemi Covid 19
melanda dunia, tak terkecuali Indonesia. Semenjak ada warga negara
Indonesia terpapar Virus Corona maka pada tanggal 15 Maret 2020 Presiden
Joko Widodo mulai mengumumkan social distancing atau menjaga jarak,
mulai bekerja dari rumah (WFH) dan belajar dari rumah. Pemerintah mulai
menyiapkan sarana untuk mendukung sistem pembelajaran daring tersebut
melalui aplikasi smartphone dan juga siaran TVRI. Para guru juga mulai
diminta untuk memikirkan dan mengembangkan kreatifitas dalam sistem
pembelajaran daring yang menarik dan mudah diikuti oleh peserta didik, serta
tidak membebani atau memberatkan bagi orang tua maupun peserta didik.
Gurupun mulai bergelut dengan teknologi internet, menggunakan
smartphone dan laptop untuk menunjang pembelajaran daring (online) ini.
Awalnya terasa sulit dan berat dilaksanakan, sesama guru mulai melakukan
diskusi secara instens untuk dapat menemukan formula atau strategi apa dan
bagaimana sistem pembelajaran yang akan dibuat, materi apa yang cocok dan
alat pembelajaran model apa yang bisa dibuat agar siswa memahami dan
tertarik untuk ikut dalam pembelajaran daring. Sistem pembelajaran daring
dilakukan melalui group Google Classroom, Youtube, dan quizizz.
Guru yang awalnya masih banyak yang belum melek teknologi mau
tidak mau, suka tidak suka, harus kembali belajar lagi untuk bisa mengerti
teknologi terutama penggunaan internet dan aplikasi smartphone. Dalam
diskusi dengan rekan-rekan guru tentu kami harus melihat data dan fakta di
lapangan terkait masalah perangkat dan biaya yang dibutuhkan oleh peserta
didik. Serta masukan dan keluhan dari orang tua peserta didik juga menjadi
pertimbangan dalam menentukan media dan metode apa yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran ini.
Mengingat pandemi ini tidak hanya menyerang dunia pendidikan akan
tetapi ekonomi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran
yang mudah dan murah menjadi prioritas kami. Keluhan dari orang tua secara
umum melalui media sosial, dari sekolah lain atau kelas lainpun tidak luput
menjadi pedoman kami dalam menentukan apa dan bagaimana pembelajaran
ini akan dilaksanakan. Kami banyak mendengar keluhan orang tua terkait
masalah biaya kuota internet yang cukup besar dan jaringan internet yang
kurang stabil di beberapa temapt tinggal peserta didik. Orang tua mengeluh
jika anak-anak diberikan video youtube kadang ada yang tidak dapat membuka
video tersebut karena jaringannya kurang stabil dan kadang pulang ada yang
kehabisan kuota internet serta ada yang harus berbagi hp dengan adik atau
kakaknya yang kebetulan melaksanakan pembelajaran online bersamaan.

B. Perencanaan
Dari hasil diskusi dengan rekan atau teman sejawat khususnya guru yang
sama-sama mengajar SMA, maka kami sepakat memutuskan menggunakan
aplikasi atau platform berikut ini:

berikut ini:

1. WhatsApp (WA)
Seperti kita ketahui WhatsApp saat ini merupakan media komunikasi yang
hampir semua orang memilikinya, terutama bagi pengguna smartphone
atau android. Media WhatsApp ini digunakan sebagai sarana komunikasi
sesama guru, dan guru bersama orang tua atau peserta didik. Semua
informasi kegiatan pembelajaran disampaikan melalui WhatsApp, baik
WhatsApp group guru kelas maupun WhatsApp group kelas masing-
masing.
2. Aplikasi Google Classroom
Aplikasi google classroom juga kami gunakan sebagai alternatif solusi
dalam kegiatan pembelajaran selama masa pandemi ini. Google classroom
diperuntukkan bagi sarana komunikasi guru dengan peserta didik dan
sesama peserta didik. Aplikasi ini juga digunakan untuk menyampaikan
link materi ajar dan evaluasi kepada peserta didik yang sifatnya fleksibel.
Sehingga peserta didik dapat menentukan sendiri kapan mereka bisa
belajar.
3. aplikasi Quizizz
Aplikasi quizizz juga kami gunakan sebagai alternatif solusi dalam kegiatan
pembelajaran selama masa pandemi ini. Quizizz diperuntukkan guru untuk
mengukur sejauh mana siswa pfaham dengan materi yang diberikan,
Sehingga peserta didik dapat menentukan sendiri kapan mereka bisa
belajar.
4. Aplikasi Google Form
Google Form ini digunakan untuk membuat presensi peserta didik selama
mengikuti pembelajaran daring. Jadi, keaktifan peserta didik dalam
mengikuti KBM daring ini dipantau melalui link google form yang harus
diisi oleh peserta didik setiap hari.
D. Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang sudah saya rancang
tersebut dijelaskan di bawah ini:
1. Tahap Persiapan
1) Guru kelas membuat WA group masing-masing dan menyusun
jadwal pelajaran secara bersama-sama.
2) Mendownload video-video pembelajaran yang sesuai dengan
indikator yang akan dipelajari di youtube
3) Setiap materi harian yang diberikan disertai oleh soal evaluasi sebagai
umpan balik bagi guru sekaligus untuk memantau kegiatan siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
1) Semua materi yang sudah dibuat kemudian diupload ke dalam
aplikasi google classroom
2) Semua soal-soal evaluasi kemudian di upload ke dalam aplikasi quizizz
3) Peserta didik dapat mengakses link sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
4) Kegiatan belajar ini didesain secara asynchronous, yaitu proses
pembelajaran daring yang memberikan bahan ajar dan pengerjaan
tugas tidak langsung. Bahan ajar dan tugas dapat berbentuk video
beserta bahasa isyarat dan terjemahannya maupun bentuk lainnya,
sehingga peserta didik dapat fleksibel mengikuti pembelajaran. Bagi
peserta didik yang belum menyelesaikan tugas di classroom diminta
menyelesaikan terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran
berikutnya. Metode ini menurut saya lebih tepat untuk saya
laksanakan di kelas saya, karena tidak semua peserta didik memiliki
perangkat smartphone atau android serta akses internet yang baik.

E. Kendala/Hambatan
Meskipun sudah direncanakan dan didesain sedemikian rupa, tentu kegiatan
pembelajaran ini tidak luput dari kendala/hambatan yang dihadapi di lapangan.
Sebelum memasuki tahun ajaran baru sekolah sudah melakukan sosialisasi
pelaksanaan pembelajaran daring pada semua orang tua murid melalui
pengurus Komite Sekolah.
Program yang akan dilaksanakan tentu saja berdasarkan evaluasi/refleksi dari
pembelajaran daring sebelumnya. Pada pembelajaran sebelumnya
pelaksanaannya belum terarah. Belum ada keseragaman dari guru.
Pembelajaran tergantung dari kreativitas masing-masing guru. Selain
sosialisasi, kami juga membuat google form untuk mengetahui kesiapan
peserta didik untuk pembelajaran daring. Pembelajaran daring membutuhkan
beberapa sarana dan prasarana. Selain itu juga butuh pendampingan dari orang
tua. Berikut beberapa kendala yang dihadapi atau ditemukan selama
pelaksanaan pemebelajaran daring (online):
a) Tidak semua peserta didik memiliki smartphone atau laptop. peserta didik
masih menggunakan perangkat orang tuanya. Sehingga, jika orang tuanya
bekerja di pagi hari, maka setelah pulang kerja baru anak-anak dapat
belajar.
b) Kuota internet yang tidak selalu tersedia, meskipun sudah ada bantuan dari
pemerintah melalui kemendikbud. Namun, tidak semua peserta didik
mendapatkan itu. Terutama peserta didik di kelas yang saya ampu. Ketika
jadwal penyaluran kuota belajar, tidak ada yang memberi laporan jika
menerima kuota internet untuk belajar tersebut meskipun sudah diingatkan
untuk melapor.
c) Tidak semua orang tua dapat mendapingi anak-anaknya untuk belajar dari
rumah.
d) Lamanya waktu belajar dengan sistem daring pada akhirnya membuat
peserta didik kehilangan motivasi untuk belajar. Inovasi-inovasi baru
dalam pembelajaran ini tentu dibutuhkan. Sehingga, kreatifitas guru
dituntut untuk dapat menyajikan pembelajaran yang menarik,
menyenangkan dan bermakna.

Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, maka metode atau cara serta media yang
saya gunakan terasa sudah tepat dan mudah. Sehingga dapat diterima oleh semua
orang tua dan peserta didik.

F. Evaluasi
1) Bagi Guru
Sebagai pendidik masih harus banyak belajar dan berbenah dalam
penggunaan teknologi, perlu adanya training kepada guru-guru agar dapat
menambah wawasan dan keahlian dalam menggunakan aplikasi-aplikasi
yang ada di internet untuk menunjang pembelajaran sistem daring ini.
Sehingga, materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan tepat dan baik
kepada peserta didik.
2) Bagi Peserta Didik
Masih banyak peserta didik yang belum serius dalam mengikuti
pembelajaran sistem daring, sehingga perlu kesadaran dari peserta didik
bahwa pembelajaran harus tetap dilakukan selama pandemi bukan libur
sekolah. Ada beberapa peserta didik yang tidak memiliki smartphone dan
faktor ekonomi yaitu keterbatasan orang tua dalam menyediakan dana
pembelian paket data internet. Hal ini perlu perhatian dari sekolah maupun
dari pemerintah agar sistem pembelajaran daring dapat berjalan.
3) Bagi Orang Tua
Sebagai orang tua di harapkan sebisa mungkin memberikan dukungan dan
melakukan pendampingan terhadap anak-anak selama melakukan
pembelajaran daring agar pembelajaran yang dilakukan oleh guru
tersampaikan dengan baik kepada anak-anak dan anak terkontrol dalam
menggunakan media internet, karena ada beberapa anak yang main game
online selama pembelajaran daring berlangsung.
4) Bagi Pemerintah
Sangat besar harapan kepada pemerintah agar membuat suatu terobosan
baru agar sistem pembelajaran daring dapat di terapkan di kota maupun di
desa, karena jaringan internet belum sampai semua ke daerah pedesaan.
Sistem pembelajaran lewat siaran televisi sudah bagus tetapi belum juga
dapat menjangkau peserta didik yang ada di daerah-daerah terpencil.
Karena tentu tidak semua peserta didik memliki TV di rumahnya, selain itu
keterbatasan jaringan listrik yang ada dipedesaan juga terbatas.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Pembelajaran yang saya laksanakan ini menggunakan metode atau sistem
Asynchronous. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran. Ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi
covid-19 ini tentu membuat sekolah, guru agar dapat terus berinovasi
dalam pembelajaran. Media dan cara dalam kegiatan pembelajaran masih
terkesan monoton, sehingga peserta didik menjadi tidak tertarik untuk
belajar daring. Memang pembelajaran daring ini banyak sekali hambatan
dan tantangan yang dihadapi. Namun, sebagai insan cendikia yang
iamanhakn untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, guru tidak boleh
berhenti bergerak, harus terus belajar mengembangkan kemampuan dan
potensi dirinya.
2. Saran
Dalam menghadapi pembelajaran di masa pandemi ini diharapkan guru
dapat memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk memudahkan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas yang diampu oleh masing-masing guru.
Penguasan informasi dan teknologi (IT) sangat dibutuhkan dalam
menghadapi pembelajaran abad 21 ini. Baik itu penggunaan media,
metode serta aplikasi pembelajaran yang disediakan dalam menunjang
pembelajaran daring (dalam jaringan/online) ini. Dan untuk pemerintah
atau semua stakeholder pendidikan, diharapkan dapat menyediakan
infrastruktur yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dalam
jaringan
(daring/online) ini.

H. Penutup
Demikian refleksi diri yang telah saya lakukan, terutama pada kegiatan
pembelajaran daring yang dilaksanakan pada tahun pelajaran 2020/2021 ini.
Semoga apa yang sudah menjadi refleksi diri saya ini dapat memberi dampak
positif bagi pelaksanaan pembelajaran di sekolah saya atau kelas saya
khususnya, serta pada semua sekolah yang ada di kabupaten Bone. Tentu, apa
yang sudah saya lakukan masih jauh dari sempurna dan jauh dari harapan
semua pihak. Namun, saya akan terus berupaya untuk melakukan dan
memberikan yang terbaik yang saya mampu dan miliki untuk kemajuan dan
perkembangan pendidikan di sekolah atau kelas yang saya ampu.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Contoh Penggunaan Aplikasi WA Group:

Contoh penggunaan aplikasi Google Classroom


CONTOH PENGGUNAAN APLKASI QUIZIZZ UNTUK PENGERJAAN KUIS
CONTOH PENGGUNAAN APLIKASI GOOGLE FORMULIR UNUTK MENGECEK
KEHADIRAN SISIWA

Anda mungkin juga menyukai