Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pembelajaran daring (online) merupakan sebuah inovasi Pendidikan yang
melibatkan unsur teknologi informasi dalam pembelajaran (Fitriyani dkk,2020).
Pelaksanaan pembelajaran daring membutuhkan perangkat-perangkat yang
sanggup membuka informasi di mana dan kapan saja layaknya telepon pintar,
tablet dan laptop (Gikas & Grant, 2013). Seperti yang sudah diterapkan oleh guru-
guru di SMP N 16 Malang pada masa pandemi covid -19 yaitu pembelajaran
daring yang dilakukan melalui aplikasi google meet dan google classroom. Akan
tetapi, pembelajaran online bisa menjadi pembatas dalam komunikasi dan
interaksi peserta didik dengan guru. Permasalahan lainnya juga ditemukan di SMP
Negeri16 Malang dalam sistem pembelajaran daring seperti siswa yang tidak
memiliki alat elektronik seperti laptop atau handphone akan merasa sangat
kesulitan sehingga menganggu kelancaran kegiatan pembelajaran. Permasalahan
tersebut bisa berpengaruh terhadap psikis peserta didik hingga menyebabkan
peserta didik mengalami beragam kesulitan belajar terutama dalam bidang
matematika.
Berdasarkan hasil obsevasi peneliti, guru SMP Negeri 16 Malang khususnya
kelas VII masih menggunakan metode ceramah dalam mengajar, dimana siswa
hanya menjadi pendengar pada saat pertemuan pembelajaran menggunakan
Google Meet dan pemberian tugas yang diberikan guru melalui google classroom
sehingga mengakibatkan kemampuan kreatif siswa masih kurang dalam
memahami konsep himpunan. Kesulitan yang dialami siswa pada materi
himpunan adalah tidak mampu membedakan himpunan dan bukan himpunan,
kurang aktif dalam bertanya maupun memberikan pendapat, siswa cenderung
bergantung pada rumus yang diberikan oleh guru dalam menyelesaikan soal. Oleh
karena itu, kemampuan berpikir kreatif siswa perlu ditingkatkan salah satunya
melalui pengembangan program belajar, program belajar yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Keuntungan menggunakan
LKSberbasis PBL yaitu siswa akan mudah memahami materi yang telah dipelajari
dan akan disimpan dalam memori jangka panjang diyakini dapat meningkatkan
2

kemampuan siswa dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan yang siswa lihat,


dengar. Sehingga pengembangan program belajar daring berbasis Project Based
Learning (PBL) sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan kreatif
siswa. Hal ini didukung oleh penelitian Arisanti (2017) yaitu PBL dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah.
Salah satu yang dapat meningkatkan kemampuan kreatif siswa adalah
program belajar berbasis PBL. Project Based Learning (PBL) dapat memberikan
kesempatan peserta didik untuk bekerja secara mandiri. Project Based Learning
(PBL) mampu untuk mendorong peserta didik dalam menerapkan pengetahuan
dan keterampilan serta memberikan kesempatan untuk memperluas pengetahuan
melalui pemecahan masalah dan investigasi. Model pembelajaran Project Based
Learning (PBL) menjadi salah satu pilihan untuk dapat meningkatkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran. Peningkatan kreativitas ini terutama
dalam hal menuangkan ide dalam menyelesaikan materi himpunan khususnya
konsep himpunan, sifat-sifat himpunan dan operasi himpunan karena salah satu
keunggulan dari model pembelajaran Project Based Learning (PBL) adalah
terciptanya suatu karya atau produk akhir hasil dari proses pembelajaran peserta
didik.
Berdasarkan uraian di atas dan untuk memenuhi tuntutan situasi yang berubah
cepat, perlu setidaknya sekolah diarahkan pada peningkatan kualitas program
belajar siswa yaitu Lembar kerja siswa, terutama di SMP N 16 Malang. Oleh
karena itu, peneliti mengajukan skripsi dengan judul “Pengembangan Program
Belajar Daring Berbasis Project Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan
Kemampuan Kreatif Siswa di SMP Negeri 16 Malang “
B. Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan ini adalah untuk mengembangkan program belajar
daring berbasis project based learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan
kreatif siswa di SMP Negeri 16 Malang. Produk yang dihasilkan pada penelitian
ini adalah program belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
3

C. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah program belajar berupa Lembar
Kerja Siswa (LKS) berbasis Project Based Learning. Dengan menggunakan LKS
berbasis Project Based Learning ini siswa akan lebih mudah memahami materi
yang telah dipelajari dan akan disimpan dalam memori jangka panjang, karena
dalam proses pembelajaran dengan project based learning siswa lebih berperan
penting dalam prosesnya, siswa dituntun lebih aktif dan kreatif dalam
menyelesaikan LKS.
D. Ruang Lingkup dan Batasan Pengembangan
1. Subjek uji coba ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 16 Malang
dengan jumlah 20 orang.
2. Produk pengembangan program belajar siswa ini terbatas pada materi
konsep himpunan, sifat-sifat himpunan dan operasi himpunan.
3. Kemampuan kreativitas siswa dikatakan meningkat apabila 80% siswa
memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada materi himpunan yaitu 75.
4. Produk pengembangan program belajar siswa yang dihasilkan terbatas
pada penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS).
5. Rancangan lembar kerja siswa diuji oleh dua ahli yaitu dosen pendidikan
matematika sebagai ahli materi sekaligus ahli pendidikan.
6. Program belajar PBL ini dilakukan dengan cara siswa diberikan LKS
berbasis PBL untuk dikerjakan secara individu dan guru hanya jadi
penuntun.
7. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa secara individu maka
diberikan soal tes awal dan akhir.
E. Manfaat Hasil penelitian
Dari tujuan yang telah dirumuskan diatas, maka manfaat penelitian ini
ada 2 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan untuk mengetahui pengembangan program belajar daring
berbasis project based learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan
kreatif siswa.
4

2. Manfaat praxis
a. Bagi guru SMP Negeri 16 Malang
Sebagai salah satu alternatif guru untuk meningkatkan kemampuan
kreatif siswa
b. Bagi siswa kelas VII
Dengan adanya program belajar berbasis Project Based Learning ini
diharapkan kemampuan kreatif siswa pada materi himpunan dapat
meningkat dan membantu mengatasi kesulitan siswa.
c. Bagi SMP Negeri 16 Malang
Hasil penelitian ini diberikan kepada pihak SMP Negeri 16 Malang
sebagai bahan referensi Sekolah dan diharkan dapat memberikan
sumbangan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di SMP
Negeri 16 Malang
d. Bagi peneliti
Manfaat melaksanakan penelitian ini adalah mendapatkan pengalaman
tentang pengembangan pembelajaran daring berbasis project based
learning (PBL) untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam belajar
matematika khususnya materi himpunan.
e. Bagi mahasiswa dan pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan
sumber pengetahuan tentang pengembangan program belajar daring
berbasis project based learning (PBL) dan sebagai rujukan untuk
penelitian lebih lanjut.
5

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring (online) merupakan sebuah inovasi pendidkan yang
melibatkan unsur teknoligi informasi dalam pembelajaran (Fitriyani Dkk,2020).
Kegiatan pembelajaran dengan bantuan e-learning merupakan solusi untuk
siswa dapat mengikuti belajar meskipun tidak tatap muka dengan guru tetapi
tetap dalam pengontrolan yang dilakukan guru sehingga siswa belajar dengan
alur yang sudah diatur oleh guru (Sutrisno & Agung, 2013).
Pembelajaran daring pada dasarnya mengutamakan peserta didik untuk
detail dan jeli dalam menerima dan mengendalikan informasi yang disampaikan
secara online. Oleh sebab itu, pelaksanaan pembelajaran daring membutuhkan
perangkat-perangkat yang sanggup membuka informasi di mana dan kapan saja
layaknya sering ditemukan dalam sistem pembelajaran daring seperti siswa yang
tidak memiliki alat elektronik seperti laptop atau Handphone akan merasa sangat
kesulitan sehingga menganggu kelancaran kegiatan pembelajaran. Permasalahan
tersebut bisa berpengaruh terhadap psikis peserta didik hingga menyebabkan
peserta didik mengalami beragam kesulitan belajar apalagi dalam bidang
matematika. telepon pintar, tablet dan laptop (Gikas & Grant, 2013).
Pada penelitian ini pembelajaran daring dilakukan melalui google meet
dan pemberian tugas berupa Lembar Kerja Siswa berbasis project based
learning yang diberikan melalui google classroom yang akan dikerjakan secara
individu, dalam mengerjakan LKS ini guru harus selalu menuntun dan
mengontrol sudah sampai dimana siswa menyelesaikan LKS itu, dan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan kreatif siswa tersebut maka diberikan soal
tes akhir.
B. Model pembelajaran Project Based Learning (PBL)
Project Based Laerning Model Project Based Learning (PBL) merupakan
sebuah model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara-
negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia, PjBL bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek. PjBL adalah
model pembelajaran diawali dari pertanyaan mendasar yang menuntut pengajar
untuk mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question) sehingga
6

dalam hal ini memungkinkan setiap siswa pada akhirnya mampu menjawab
pertanyaan penuntun (Hartini, 2017).

Tabel 1. Sintaks pembelajaran berbasis Project Based Learning (Sumber:


Nurohman,S; 2007)
No Sintak Pembelajaran Project Based Learning
1 Starts With the Essential Question
2 Design a Plan for the Project
3 Creates a Schedule, Monitor the Students and the
Progress of the Project
4 Assess the Outcome
5 Evaluate the Experiences

Keuntungan model PBL yaitu siswa akan mudah memahami materi yang
telah dipelajari dan akan disimpan dalam memori jangka panjang diyakini
dapat meningkatkan kemampuan siswa dengan mengajukan pertanyaan
berdasarkan yang siswa lihat, dengar atau baca (Umar, 2016;). Selain itu PBL
juga dapat meminimalkan peran guru, karena siswa lebih berperan penting
dalam prosesnya. Kekurangan PBL yaitu membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan, Jika siswa berpikir bahwa masalah yang dipelajari sulit dipecahkan
maka siswa tidak mempunyai keyakinan untuk mencoba dan Membutuhkan
kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara
efektif (Titu, MA, 2015).

Langkah-langkah pembelajaran berbasis project based learning yaitu pada


langkah pertama siswa diberikan pertanyaan mendasar oleh guru, kedua siswa
merancang proyek, ketiga menentukan jadwal dalam membuat proyek,
keempat guru memantau kemajuan proyek siswa, kelima uji hasil proyek siswa,
keenam evaluasi pengalaman siswa dalam membuat proyek (Komalasary et al.,
2019). Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah pertama
siswa diberikan pertanyaan mendasar oleh guru, kedua guru menjelaskan
materi himpunan secara garis besar, ketiga siswa diberikan LKS berbasis
project based leaning untuk dikerjakan secara individu, keempat guru
memantau kemajuan proyek lewat Whatsapp, kelima uji hasil kerja LKS.
C. Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Project Based Learning
Ratna Willis Dahar (1991) mengungkapkan bahwa lembar kerja siswa
adalah lembar kerja yang berisikan informasi dan instruksi dari guru kepada
siswa agar siswa dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas belajar, melalui
praktik atau penerapan hasil belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. LKS
berbasis PBL yang dimaksuda dalam penelitian ini adalah LKS. LKS berbasis
PBL yang dimaksud dalam penelitian ini adalah LKS yang menyajikan bahan
7

ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang
diberikan, yang mampu memotivasi siswa dalam belajar, dan meminimalkan
peran guru namum lebih mengaktifkan peserta didik.
D. Berpikir kreatif
Berpikir kreatif merupakan salah satu jenis berpikir yang terkait dengan
kemampuan kognitif untuk menemukan solusi baru untuk suatu masalah
Arends& Kilcher (2010). Sementara Kemampuan berpikir kreatif dapat
dikatakan sebagai berpikir divergen adalah kemampuan memberikan macam-
macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan
penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian serta ide-ide yang didapat
dari berbagai cara (Anwar, 2010). Berpikir kreatif akan tumbuh dengan adanya
suatu proses kreatif yang dapat memberikan solusi. Kemampuan berpikir kreatif
merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang tidak hanya
sekedar ranah mengingat, memahami, mengaplikasi tetapi lebih kepada ranah
menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.
Pada penelitian ini, kemampuam kreatif siswa dikatakan meningkat
apabila siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada materi himpunan
yaitu 75 dan memiliki kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif
dalam menyelesaikan soal yang tidak terlihat oleh siswa lain atau menciptakan
cara kerja baru dalam menyelesaikan masalah.
E. Program belajar daring berbasis project based learning untuk
meningkatkan kemampuan kreatif siswa
Pada penelitian ini pembelajaran daring dilakukan melalui google meet
dan pemberian tugas berupa Lembar Kerja Siswa berbasis project based
learning yang diberikan melalui google classroom yang akan dikerjakan secara
individu, dalam mengerjakan proyek ini guru harus selalu menuntun dan
mengontrol sudah sampai dimana siswa menyelesaikan proyek itu. Langkah-
langkah yang dilakukan adalah pertama siswa diberikan pertanyaan mendasar
oleh guru, kedua guru menjelaskan materi himpunan secara garis besar, ketiga
siswa diberikan LKS berbasis project based leaning untuk dikerjakan secara
individu, keempat guru memantau kemajuan proyek lewat Whatsapp, kelima uji
hasil kerja LKS.
8

Tujuan dari pembelajaran berbasis project based learning ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan kreatif siswa pada materi himpunan. Kemampuan
kreatif siswa ini diukur dari soal tes awal, LKS berbasis project based learning
yang dikerjakan secara individu, dan hasil tes akhir. Dari soal dan LKS yang
diberikan, apabila siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimum pada materi
himpunan yaitu 75 dan memiliki kemampuan untuk mengemukakan berbagai
alternatif dalam menyelesaikan soal yang tidak terlihat oleh siswa lain maka
kemampuan kreatif siswa dikatakan meningkat.
Himpunan merupakan salah satu materi dalam matapelajaran matematika.
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang didefinisikan dengan jelas.
Himpunan ditulis dengan kurung kurawal yaitu “{…}”.Untuk membedakan
himpunan yang satu dengan yang lain, sebuah himpunan biasanya dinamai
dengan huruf kapital yaitu A, B, C atau Z. Objek pada himpunan harus
didefinisikan dengan jelas agar dapat dibedakan objek yang termuat dan yang
tidak termuat pada himpunan.
a. Jenis-jenis Himpunan
1. Himpunan kosong Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak
memiliki anggota Contoh : Himpunan buah yang rasanya asin
2. Himpunan tak kosong Himpunan tak kosong adalah himpunan yang
memiliki anggota Contoh : Himpunan bilangan prima kurang dari 10
b. Pengertian Himpunan Semesta
Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunanyang
memuat semua anggota atau objek himpunan yang dibicarakan.Himpunan
semesta (semesta pembicaraan) biasanya dilambangkan dengan S.
Contoh Himpunan Semesta
Misalkan A = {2, 3, 5, 7}, maka himpunan semestayang mungkin dari
himpunan A adalah sebagai berikut,
 S = {bilangan prima} atau
 S = {bilangan asli} atau
 S = {bilangan cacah}.
Himpunan semesta yang mungkin dari {kerbau, sapi, kambing} adalah
{binatang}, {binatang berkakiempat}, atau {binatang memamah biak}
9

c. Pengertian Diagram Venn


Diagram venn adalah suatu cara menyatakan himpunan dengan
menggunaan gambar. Diagram venn dapat diartikan sebagai sebuah diagram
yang didalamnya terdapat seluruh kemungkinan benda ataupun objek.
Dalam diagram Venn, himpunan semesta dinyatakan dengandaerah persegi
panjang, sedangkan himpunan lain dalam semestapembicaraan dinyatakan
dengan kurva mulus tertutup sederhana dan noktah-noktah untuk menyatakan
anggotanya.
Contoh diagram venn
Diketahui S = {0, 1, 2, 3, 4, ..., 9}; P = {0, 1, 2, 3, 4}; dan Q = {5, 6, 7}.
Himpunan S = {0, 1, 2, , 4, ..., 9} adalah himpunan semesta. Dalam diagram
Venn, himpunan semesta dinotasikan dengan S berada di pojok kiri.

d. Notasi dan Anggota Himpunan


Suatu himpunan biasanya diberi nama atau dilambangkan dengan huruf
besar (kapital)A,B,C, ...,Z. Adapun benda atau objek yang termasuk dalam
himpuna tersebut ditulis dengan menggunakan pasangan kurung kurawal {...}.
Contoh:
 A adalah himpunan bilangan cacah kurang dari 6, sehingga A
={0,1,2,3,4,5}.
 adalah himpunan huruf-huruf vokal, sehingga P={a,i,u,e,o}.
e. Menyatakan Suatu Himpunan
Dapat dinyatakan dengan 3 cara:
a. Dengan kata-kata
Contoh:
10

 P adalah himpunan bilangan prima antara 10 dan 40. Ditulis


 P={bilangan prima antara 10 dan 40}.
b. Dengan notasi pembentuk himpunan
Contoh:
 P adalah himpunan biangan prima antar bilangan 10 dan 40. Ditulis
 P={10<x<40, x ∈ bilangan prima}.
c. Dengan mendaftar anggota-anggotanya
Contoh:
 P adalah himpunan bilangan prima antar 10 dan 40. Ditulis
 P= {11,13,17,19,23,29,31,37}
f. Himpunan Bagian
Himpunan A merupakan himpunan bagian B jika setiap anggota A
menjadi anggota B dengan menotasikan A⊂B atau B⊃A.
Himpunan A bukan merupakan himpunan bagian B jika terdapat anggota
A yang bukan anggota B dan dinotasikan A⊄B.
Setiap himpuna A merupakan himpunan bagian dari himpunan A sendiri,
ditulis A⊂A. contoh:
Diketahui K={1,2,3}, tentukan himpunan bagian dari K yang mempunya
a. Satu anggota
b. Dua anggota
c. Tiga anggota
Dijawab:
a. Himpunan bagian K yang mempunyai 1 anggota adalah {1},{2},{3}
b. Himpunan bagian K yang mempunyai 2 anggota adalah {1,2},{1,3},
{2,3}
c. Himpunan bagian K yang mempunyai 3 anggota adalah {1,2,3}
11

F. Kerangka Konseptual
Dimasa pandemic covid 19 ini, secara serentak pembelajaran dilakukan
secara online, begitu juga yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 16 Malang
pembelajaran dilakukan melalui google meet, google classroom maupun
whatsapp. Dalam pembelajaran online ini guru menggunakan metode ceramah
dimana siswa hanya menjadi pendengar dan pemberian tugas yang diberikan
oleh guru melalui google classroom sehingga kondisi kelas cenderung pasif, hal
ini disebabkan karena kurangnya kreativitas siswa dalam bertanya maupun
memberika pendapat. Kemampuan kreatif penting dimiliki oleh setiap siswa.
Kemampuan kreatif ini dapat ditingkatkan melalui pembelajaran menggunakan
LKS berbasis Project Based Learning. Bahan ajar dapat membantu guru
berinteraksi dan mendorong siswa dalam mengoptimalkan kemampuan mereka.
Integrasi bahan ajar terhadap suatu model pembelajaran dapat mengembangkan
kemampuan kreatif siswa. Oleh karena itu disusun Lembar Kerja Siswa berbasis
Project Based Learning yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
kreatif siswa. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 2.1.
12

 Masa pandemi covid 19 mengharuskan seluruh


sekolah untuk melakukan pembelajaran secara
Online termasuk SMP Negeri 16 Malang
 Guru hanya menggunakan metode ceramah
dalam pembelajaran pada materi himpunan
 Kondisi kelas pasif, karena kurangnya
kemampuan kreativitas siswa baik dalam
bertanya maupun memberikan pendapat serta
siswa kesulitan dalam membedakan himpunan
dan bukan himpunan
Kondisi
 Siswa mengerjakan soal hanya bergantung
Awal
pada rumus atau siswa kurang kreatif dalam
menemukan cara baru.
 Banyak siswa yang tidak memenuhi kriteria
ketuntasan minimal pada materi himpunan.

Guru mengembangkan pembelajaran


Tindakan berbasis project based learning pada
materi himpunan

pembelajaran berbasis project


based learning dapat
Kondisi
meningkatkan kemampuan
Akhir
kreativitas siswa SMP Negeri
16 Malang

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


13

G. Definisi Operasional
1. Pembelajaran daring
Pembelajaran daring (dalam jaringan) atau bisa juga disebut online
merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi
melalui platform yang tersedia seperti Google Classroom, Google Meet,
Zoom, Whatsapp, Edmudo, dll. Segala bentuk materi pelajaran
didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online,
begitu juga dengan tes
2. Program belajar project based learning
Program belajar project based learning merupakan suatu metode dalam
pengajaran yang dibagun diatas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata, yang
mampu untuk mendorong penerapan pengetahuan dan ketrampilan. Peserta
dalam program belajar PBL dapat memperoleh pengalaman yang takternilai
dengan melakukan dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
3. Kemampuan kreatif
Kemampuan kreatif adalah kemampuan dalam mengasilkan cara baru dalam
menyelesaikan suatu masalah, masalah yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah soal-soal yang terdapat didalam Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis
Project Based Learning (PBL)
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Project Based Learning (PBL)
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Project Based Learning (PBL) adalah
lembar berisi pedoman bagi siswa untuk melaksanakan atau mengerjakan
tugas yang terprogram. LKS berbasis PBL lebih fokus pada penyelesaian
proyek atau masalah nyata,memberikan kemungkinan untuk membangun
pemahaman yang baik tentang apa yang dikerjakan. LKS ini digunakan untuk
meningkatkan kemampuan kreatif siswa di SMP Negeri 16 Malang.
5. Himpunan adalah salah satu materi pada pelajaran matematika yang diajarkan
di SMP. Pengertian himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat
didefinisikan dengan jelas.
14

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan
Dalam pengembangan ini, peneliti menggunakan model penelitian
pengembangan perangkat 4D (Four D Model) dari Sivasailam Thiagarajan,
Dorothy S. Semmel, dan Melyn I Semmel. Model pengembangan 4D dipilih
karena merupakan model pengembangan yang disarankan dalam pengembangan
perangkat pembelajaran. Kelebihan model 4-D adalah lebih tepat digunakan
sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk
mengembangkan sistem pembelajaran serta uraiannya tampak lebih lengkap dan
sistematis (Kurniawan & Dwi, 2013). Model ini memiliki 4 tahapan yaitu,
Define, Design, Develop dan Disseminate

Define Dsign Develop Disseminate


(Pendefenisian) (Perencanaan) (Pengembangan (Penyebaran)
)
Gambar 3.1 Model pengembangan 4D
Tahap pendefinisian memuat 4 langkah pokok, yaitu analisis front end,
analisis konsep, analisis tugas, dan perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan
tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat mengembangkan
program belajar daring berbasis project based learning (PBL) untuk meningkat
kemamampuan kreatif siswa di smp negeri 16 malang
Tahap design memiliki tujuan untuk merencang produk yang akan
dikembangkan.
Pada tahap ini dilakukan penilaian ahli dan uji kelayakan produk yang
dikembangkan kepada dua ahli materi sekaligus ahli pendidikan yaitu dosen
pendidikan matematika. Expert Appraisal (Penilaian Ahli) merupakan cara
untuk memperoleh saran demi perbaikan dari rancangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) dan RPP ( Irianti,NP& Wijaya,EMS, 2019). Tujuan dari tahapan Develop
adalah untuk mengetahui apakah produk yang telah disusun tersebut layak untuk
dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu Developmental Testing, atau masih
perlu dilakukan revisi perbaikan.
15

Pada penelitian ini yang dikembangkan adalah Lembar Kerja Siswa


(LKS) kelas VII SMP Negeri 16 Malang. Pengembangan dilakukan pada mata
pelajaran matematika, dan penelitian ini bermaksud mengembangkan program
belajar daring berbasis project based learning (PBL) untuk meningkat
kemamampuan kreatif siswa di smp negeri 16 malang. Hasil akhir dalam
penelitian dan pengembangan ini berupa LKS pembelajaran matematika
berbasis project based learning pada materi Himpunan untuk siswa SMP kelas
VII. Untuk mengetahui apakah LKS yang telah disusun sudah valid atau tidak,
perlu dilakukan revisi atau tidak, maka dilakukan uji validasi oleh kedua ahli
yaitu ahli materi dan ahli pendidik. Jika hasil uji ahli minimal memenuhi kriteria
cukup valid, maka rancangan LKS yang telah dibuat sudah dapat diujicobakan
kepada siswa. Selanjutnya pada tahap Developmental Testing (Uji
Pengembangan), rancangan LKS yang telah memenuhi kriteria minimal
validitas dan telah diperbaiki sesuai saran dan komentar dari para ahli,
diujicobakan kepada siswa Smp Negeri 16 Malang. Instrumen uji coba program
belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan kreatif siswa.
Pada tahap disseminate ini dilakukan penyebaran LKS yang telah
dikembangankan untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat dalam
kegiatan belajar dan mengajar.
B. Prosedur Pengembangan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 16 Malang tahun ajaran 2021/
2022 untuk mata pelajaran Matematika khususnya materi himpunan. Penelitian
ini akan dilaksanakan pada semester ganjil 2021. Waktu pelaksanaan penelitian
dilakukan sesuai dengan jadwal mata pelajaran di sekolah. Subjek dalam
penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 16 Malang. Tahap-tahap dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2
16

Potensi dan Pengumpul Desain Validasi


masalah an data Produk Desain

Ujicoba Revisi Ujicoba Revisi


Pemakaian Produk Produk Desain

Revisi
Produk

Gambar 3.2 Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Studi Pendahuluan


a. Potensi dan masalah
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi pada tanggal 5 April 2021 di
SMP Negeri 16 Malang. Obsevasi ini bertujuan untuk melihat adanya suatu
potensi dan masalah yang memungkinkan untuk dilakukan pengembangan
suatu produk. Hasil observasi menunjukan bahwa di SMP Negeri 16 Malang
belum perna menggunakan program belajar berbasis project based learning,
guru-guru di SMP Negeri 16 Malang hanya menggunakan metode ceramah
dalam pembelajaran yang dilakukan secara online melalui google meet dan
pemberian tugas melalui google classroom sehingga kondisi kelas
cenderung pasif karena kurangnya keaktifan siswa baik dalam bertanya
maupun memberikan pendapat.
b. Pengumpulan Data
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data melalui wawancara
dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 16 Malang
mengenai proses pembelajaran matematika, media pembelajaran yang
digunakan serta sikap peserta didik dalam proses pembelajaran untuk
melengkapi data.
2. Tahap Pengembangan
a. Desain Produk
Pada tahap ini, peneliti merancang suatu produk berupa Lembar Kerja Siswa
(LKS) berbasis Project Based Learning yang akan digunakan untuk
17

meningkatkankreatifitas siswa SMP Negeri 16 Malang, khususnya kelas


VII.
b. Validasi Desain
Pada tahap ini dilakukan penilaian ahli dan uji kelayakan LKS yang
dikembangkan kepada dua ahli materi sekaligus ahli pendidikan yaitu dosen
pendidikan matematika. Expert Appraisal (Penilaian Ahli) merupakan cara
untuk memperoleh saran demi perbaikan dari rancangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) dan RPP ( Irianti,NP& Wijaya,EMS, 2019).
C. Uji Coba Produk
Seperti yang sudah tertera pada prosedur pengembangan diatas uji coba
produk dilakukan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan kelayakan produk, seperti keefektifan, efisiensi, daya
tarik dan hal-hal lain yang hendak dipenuhi oleh produk baru yang hendak
dihasilkan.
1. Tahap Uji Keefektifan Produk
Uji keefektifan LKS dilakukan dengan menggunakan Pretest-posttest yang
berfungsi untuk menilai kemampuan siswa sebelum dan sesudah
menggunakan program belajar berbasis PBL. Tes yang dilakukan untuk
mengukur tingkat keefektifan LKS berbasis project based learning setelah
melakukan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis project based
learning.
2. Uji Kepraktisan Produk
Uji coba kepraktisan LKS dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan
LKS berbasis PBL. Tingkat kepraktisan LKS dinilai dari variabel kepraktisan
yaitu minat siswa, tampilan LKS, penyajian materi yang tepat, manfaat
menggunakan LKS. Uji coba kepraktisan dilakukan terhadap kelompok kecil
dan kelompok terbatas.
a. Uji coba LKS terhadap kelompok kecil
Uji coba kepraktisan kelompok kecil dilakukan terhadap 5 atau 10 orang
siswa. Uji coba kepraktisan kelompok kecil dilakakukan dengan
mengimplementasikan LKS berbasis PBL. Uji coba kepraktisan kelompok
kecil bertujuan untuk mengetahui apakah didalam LKS berbasis PBL masi
18

ditemukan kesalahan dan meminta saran perbaikan berdasarkan kendala


yang ditemukan oleh siswa.
b. Uji coba kepraktisan kelompok terbatas
Uji coba kepraktisan kelompok terbatas dilakukan terhadap satu kelas siswa
SMP Negeri 16 Malang dengan jumlah 20 orang. Pada uji coba kepraktisan
kelompok terbatas bertujuan untuk memperoleh data dan mengevaluasi LKS
serta tujuan ketercapaian LKS.
Tahap uji coba ini dilakukan dengan cara siswa diberikan LKS
berbasis proyek untuk dikerjakan , setelah selesai mengerjakan soal itu maka
siswa diberika beberapa pertanya berupa angket untuk dijawab guna untuk
mengetahui kekurangan dari LKS yang sudah diuji cobakan. Setelah
dilakukan uji coba produk maka dilakukan revisi untuk mendapatkan produk
yang berkualitas sesuai komentar dari ahli materi dan ahli pendidikan,
produk yang di kembangkan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
kreativitas siswa. Kreativitas adalah sebagai kemampuan umum untuk
menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan
gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, sebagai
kemapuan untuk melihat hubungan- hubungan baru antara unsur-unsur yang
sudah ada sebelumnya (Munandar, 2009; Patih, (2016).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan data dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini yaitu:
1. Wawancara/Interview
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas VII SMP Negeri 16
Malang tentang kesulitan siswa dan metode guru dalam pembelajaran pada
materi himpunan secara daring selama masa pandemi covid-19.
2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017:142). Angket merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan
19

variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Angket yang digunakan peneliti adalah pernyataan yang akan
disebar kepada responden menggunakan aplikasi Google Formulir. Angket
ini berfungsi untuk mengetahui kepraktisan dari LKS berbasis PBL yang
sudah dibuat.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah bahan tertulis atau benda yang berhubungan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Sumber data yang berupa angket
fisik, foto lokasi, hasil respon siswa dari google form, disebut sebagai data
sekunder. Menurut Sugiyono (2017:225) sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil respon
siswa dari google formulir yang digunakan untuk mengetahui kepraktisan
dari LKS berbasis PBL..
4. Tes
Pada penelitian ini tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui
efektivitas dari produk yang dikembangkan. Tes diberikan sebelum dan
sesudah menggunakan program belajar berbasis PBL. Tes ini bertujuan
untuk mengukur kemampuan kreatif siswa sebelum dan sesudah
menggunakan LKS berbasis PBL.
E. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif sesuai prosedur
pengembangan yang dilakukan. Data penelitian yang berupa tanggapan ahli
materi dan ahli pendidik, guru dan siswa tentang kelayakan media ditinjau
dariaspek pemrograman, materi dan penyajian akan digunakan untuk
memperbaiki atau merevisi produk yang telah dikembangkan.
1. Produk Valid
Pada penelitian ini pertama peneliti terlebih dahulu mendesain LKS
berbasis Project Based Learning, LKS ini akan digunakan untuk mengukur
kemampuan kreatif siswa, namun sebelum LKS digunakan terlebih dahulu
dilakukan validasi oleh dua ahli materi sekaligus ahli pendidik dan dilakukan
uji coba untuk mengetahui apakah LKS yang telah disusun sudah valid atau
20

tidak, untuk mengetahui produk yang dikembangkan sudah valid atau tidak
maka digunakan pedoman penilaian kevaliditasan rancangan program belajar
seperti tabel 1 berikut:

Tabel 1. Pedoman Penilaian Kevaliditasan Rancangan Program Belajar


Siswa (Sumber: Irianti,NP & Wijaya,EMS, 2019))

Presentase (%) Kriteria Kevaliditasan Keterangan


80-100 Sangat Valid Tidak Revisi
66-79 Valid Tidak Revisi
55-65 Cukup Valid Tidak Revisi
40-55 Kurang Valid Revisi
30-39 Tidak Valid Revisi

Jika hasil uji ahli minimal memenuhi kriteria cukup valid, maka
rancangan LKS yang telah dibuat sudah dapat diuji cobakan kepada siswa.
Selanjutnya pada tahap Developmental Testing (Uji Pengembangan), rancangan
LKS yang telah memenuhi kriteria minimal validitas dan telah diperbaiki sesuai
saran dan komentar dari para ahli, diujicobakan kepada siswa SMP Negeri 16
Malang. Instrumen uji coba program belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kreatif siswa.
2. Kemampuan Kreatif Siswa Meningkat
Kemampuan kreativitas siswa dikatakan meningkat apabila siswa
memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada materi himpunan yaitu 75 dan
memiliki kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif dalam
menyelesaikan soal yang tidak terlihat oleh siswa lain atau menciptakan cara
kerja baru dalam menyelesaikan masalah.
3. Analisis Hasil Pengembangan
Hasil pengembangan dikatakan baik apabila memenuhi kriteria yaitu 80%
siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal dalam materi himpunan yaitu 75.
21

DAFTAR PUSTAKA

Sadikin,Ali & Arif, Hidaya 2020. Pembelajaran daring ditengah wabah covid-19.
Jurnal ilmiah pendidikan biologi, 6 (02).: 215.

Fitriyani,Yani. 2020. Motivasi belajar mahasiswa pada pembelajaran daring.


BiodiK. 6. (2)

Gikas,Joanne 2013. Mobile computing device in higher education student


perspective on learning with cellphones, smartphones & social media.
International and higher eduction.

Hartini,Ayu. 2017. Pengembangan perangkat pembelajaran model project based


learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar.
Else, 1(2a)

Irianti,NP, Wijaya,EMS. 2019. Program Belajar Siswa Berbasis Prinsip


Progressive Differentiation Dan Integrative Reconciliation. Jurna Ilmu
Pendidikan Matematika. 7. (2): 74-87

Arisanti, WOL, Dkk. 2017. Analisis Ketrampilan Siswa SD Melalui Project Based
Learning. JOB: Jurnal Pendidikan Dasar. 1. (1): (e) 2581-2629

Susilowati, Dkk (2018) ‘Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Untuk


Meningkatkan Kreativitas Belajar Matematika Siswa Kelas Viia Smpn 1 Kalaena
Kecamatan Kalaena Kabupaten Luwu Timu’. Jurnal Al-Ta’dib. 11(1)

Nurohman, S. 2007. Pendekatan Project Based Learning Sebagai Upaya


Internalisasi Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika

Sukmawati, N. 2016. Pengembangan LKDP berbasis problem based learning


(PBL) pada materi perbandingan dan skala SMP kelas VII. Disertasi tidak
diterbitkan. Lampung: Ilmu pendidikn. UIN Raden Intn Lmpung.
22

Titu, MA. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Materi Konsep Masalah Ekonomi.
Lumbung Pustaka UNY, 3 (1). (Online), http://core.ac.uk.reader.33518660),
diakses 26 Juni 2021.

Umar, RU, Sulandjari, S.Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem


Based Learning Pada Materi Bumbu Dasar Dan Turunannya Dalam Makanan
Indonesia Terhadap Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 2 Mojokerto. e-journa boga
5 (1). (Online),
http://jurnalmahasiswa.unse.ac.id/index.php/jurnal-tata-boga/article/viewFile/
14069/12823). Diakses 26 Juni 2021.

Anda mungkin juga menyukai