BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembelajaran daring (online) merupakan sebuah inovasi Pendidikan yang
melibatkan unsur teknologi informasi dalam pembelajaran (Fitriyani dkk,2020).
Pelaksanaan pembelajaran daring membutuhkan perangkat-perangkat yang
sanggup membuka informasi di mana dan kapan saja layaknya telepon pintar,
tablet dan laptop (Gikas & Grant, 2013). Seperti yang sudah diterapkan oleh guru-
guru di SMP N 16 Malang pada masa pandemi covid -19 yaitu pembelajaran
daring yang dilakukan melalui aplikasi google meet dan google classroom. Akan
tetapi, pembelajaran online bisa menjadi pembatas dalam komunikasi dan
interaksi peserta didik dengan guru. Permasalahan lainnya juga ditemukan di SMP
Negeri16 Malang dalam sistem pembelajaran daring seperti siswa yang tidak
memiliki alat elektronik seperti laptop atau handphone akan merasa sangat
kesulitan sehingga menganggu kelancaran kegiatan pembelajaran. Permasalahan
tersebut bisa berpengaruh terhadap psikis peserta didik hingga menyebabkan
peserta didik mengalami beragam kesulitan belajar terutama dalam bidang
matematika.
Berdasarkan hasil obsevasi peneliti, guru SMP Negeri 16 Malang khususnya
kelas VII masih menggunakan metode ceramah dalam mengajar, dimana siswa
hanya menjadi pendengar pada saat pertemuan pembelajaran menggunakan
Google Meet dan pemberian tugas yang diberikan guru melalui google classroom
sehingga mengakibatkan kemampuan kreatif siswa masih kurang dalam
memahami konsep himpunan. Kesulitan yang dialami siswa pada materi
himpunan adalah tidak mampu membedakan himpunan dan bukan himpunan,
kurang aktif dalam bertanya maupun memberikan pendapat, siswa cenderung
bergantung pada rumus yang diberikan oleh guru dalam menyelesaikan soal. Oleh
karena itu, kemampuan berpikir kreatif siswa perlu ditingkatkan salah satunya
melalui pengembangan program belajar, program belajar yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Keuntungan menggunakan
LKSberbasis PBL yaitu siswa akan mudah memahami materi yang telah dipelajari
dan akan disimpan dalam memori jangka panjang diyakini dapat meningkatkan
2
C. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah program belajar berupa Lembar
Kerja Siswa (LKS) berbasis Project Based Learning. Dengan menggunakan LKS
berbasis Project Based Learning ini siswa akan lebih mudah memahami materi
yang telah dipelajari dan akan disimpan dalam memori jangka panjang, karena
dalam proses pembelajaran dengan project based learning siswa lebih berperan
penting dalam prosesnya, siswa dituntun lebih aktif dan kreatif dalam
menyelesaikan LKS.
D. Ruang Lingkup dan Batasan Pengembangan
1. Subjek uji coba ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 16 Malang
dengan jumlah 20 orang.
2. Produk pengembangan program belajar siswa ini terbatas pada materi
konsep himpunan, sifat-sifat himpunan dan operasi himpunan.
3. Kemampuan kreativitas siswa dikatakan meningkat apabila 80% siswa
memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada materi himpunan yaitu 75.
4. Produk pengembangan program belajar siswa yang dihasilkan terbatas
pada penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS).
5. Rancangan lembar kerja siswa diuji oleh dua ahli yaitu dosen pendidikan
matematika sebagai ahli materi sekaligus ahli pendidikan.
6. Program belajar PBL ini dilakukan dengan cara siswa diberikan LKS
berbasis PBL untuk dikerjakan secara individu dan guru hanya jadi
penuntun.
7. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa secara individu maka
diberikan soal tes awal dan akhir.
E. Manfaat Hasil penelitian
Dari tujuan yang telah dirumuskan diatas, maka manfaat penelitian ini
ada 2 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan untuk mengetahui pengembangan program belajar daring
berbasis project based learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan
kreatif siswa.
4
2. Manfaat praxis
a. Bagi guru SMP Negeri 16 Malang
Sebagai salah satu alternatif guru untuk meningkatkan kemampuan
kreatif siswa
b. Bagi siswa kelas VII
Dengan adanya program belajar berbasis Project Based Learning ini
diharapkan kemampuan kreatif siswa pada materi himpunan dapat
meningkat dan membantu mengatasi kesulitan siswa.
c. Bagi SMP Negeri 16 Malang
Hasil penelitian ini diberikan kepada pihak SMP Negeri 16 Malang
sebagai bahan referensi Sekolah dan diharkan dapat memberikan
sumbangan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di SMP
Negeri 16 Malang
d. Bagi peneliti
Manfaat melaksanakan penelitian ini adalah mendapatkan pengalaman
tentang pengembangan pembelajaran daring berbasis project based
learning (PBL) untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam belajar
matematika khususnya materi himpunan.
e. Bagi mahasiswa dan pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan
sumber pengetahuan tentang pengembangan program belajar daring
berbasis project based learning (PBL) dan sebagai rujukan untuk
penelitian lebih lanjut.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring (online) merupakan sebuah inovasi pendidkan yang
melibatkan unsur teknoligi informasi dalam pembelajaran (Fitriyani Dkk,2020).
Kegiatan pembelajaran dengan bantuan e-learning merupakan solusi untuk
siswa dapat mengikuti belajar meskipun tidak tatap muka dengan guru tetapi
tetap dalam pengontrolan yang dilakukan guru sehingga siswa belajar dengan
alur yang sudah diatur oleh guru (Sutrisno & Agung, 2013).
Pembelajaran daring pada dasarnya mengutamakan peserta didik untuk
detail dan jeli dalam menerima dan mengendalikan informasi yang disampaikan
secara online. Oleh sebab itu, pelaksanaan pembelajaran daring membutuhkan
perangkat-perangkat yang sanggup membuka informasi di mana dan kapan saja
layaknya sering ditemukan dalam sistem pembelajaran daring seperti siswa yang
tidak memiliki alat elektronik seperti laptop atau Handphone akan merasa sangat
kesulitan sehingga menganggu kelancaran kegiatan pembelajaran. Permasalahan
tersebut bisa berpengaruh terhadap psikis peserta didik hingga menyebabkan
peserta didik mengalami beragam kesulitan belajar apalagi dalam bidang
matematika. telepon pintar, tablet dan laptop (Gikas & Grant, 2013).
Pada penelitian ini pembelajaran daring dilakukan melalui google meet
dan pemberian tugas berupa Lembar Kerja Siswa berbasis project based
learning yang diberikan melalui google classroom yang akan dikerjakan secara
individu, dalam mengerjakan LKS ini guru harus selalu menuntun dan
mengontrol sudah sampai dimana siswa menyelesaikan LKS itu, dan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan kreatif siswa tersebut maka diberikan soal
tes akhir.
B. Model pembelajaran Project Based Learning (PBL)
Project Based Laerning Model Project Based Learning (PBL) merupakan
sebuah model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara-
negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia, PjBL bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek. PjBL adalah
model pembelajaran diawali dari pertanyaan mendasar yang menuntut pengajar
untuk mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question) sehingga
6
dalam hal ini memungkinkan setiap siswa pada akhirnya mampu menjawab
pertanyaan penuntun (Hartini, 2017).
Keuntungan model PBL yaitu siswa akan mudah memahami materi yang
telah dipelajari dan akan disimpan dalam memori jangka panjang diyakini
dapat meningkatkan kemampuan siswa dengan mengajukan pertanyaan
berdasarkan yang siswa lihat, dengar atau baca (Umar, 2016;). Selain itu PBL
juga dapat meminimalkan peran guru, karena siswa lebih berperan penting
dalam prosesnya. Kekurangan PBL yaitu membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan, Jika siswa berpikir bahwa masalah yang dipelajari sulit dipecahkan
maka siswa tidak mempunyai keyakinan untuk mencoba dan Membutuhkan
kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara
efektif (Titu, MA, 2015).
ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang
diberikan, yang mampu memotivasi siswa dalam belajar, dan meminimalkan
peran guru namum lebih mengaktifkan peserta didik.
D. Berpikir kreatif
Berpikir kreatif merupakan salah satu jenis berpikir yang terkait dengan
kemampuan kognitif untuk menemukan solusi baru untuk suatu masalah
Arends& Kilcher (2010). Sementara Kemampuan berpikir kreatif dapat
dikatakan sebagai berpikir divergen adalah kemampuan memberikan macam-
macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan
penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian serta ide-ide yang didapat
dari berbagai cara (Anwar, 2010). Berpikir kreatif akan tumbuh dengan adanya
suatu proses kreatif yang dapat memberikan solusi. Kemampuan berpikir kreatif
merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang tidak hanya
sekedar ranah mengingat, memahami, mengaplikasi tetapi lebih kepada ranah
menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.
Pada penelitian ini, kemampuam kreatif siswa dikatakan meningkat
apabila siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada materi himpunan
yaitu 75 dan memiliki kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif
dalam menyelesaikan soal yang tidak terlihat oleh siswa lain atau menciptakan
cara kerja baru dalam menyelesaikan masalah.
E. Program belajar daring berbasis project based learning untuk
meningkatkan kemampuan kreatif siswa
Pada penelitian ini pembelajaran daring dilakukan melalui google meet
dan pemberian tugas berupa Lembar Kerja Siswa berbasis project based
learning yang diberikan melalui google classroom yang akan dikerjakan secara
individu, dalam mengerjakan proyek ini guru harus selalu menuntun dan
mengontrol sudah sampai dimana siswa menyelesaikan proyek itu. Langkah-
langkah yang dilakukan adalah pertama siswa diberikan pertanyaan mendasar
oleh guru, kedua guru menjelaskan materi himpunan secara garis besar, ketiga
siswa diberikan LKS berbasis project based leaning untuk dikerjakan secara
individu, keempat guru memantau kemajuan proyek lewat Whatsapp, kelima uji
hasil kerja LKS.
8
Tujuan dari pembelajaran berbasis project based learning ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan kreatif siswa pada materi himpunan. Kemampuan
kreatif siswa ini diukur dari soal tes awal, LKS berbasis project based learning
yang dikerjakan secara individu, dan hasil tes akhir. Dari soal dan LKS yang
diberikan, apabila siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimum pada materi
himpunan yaitu 75 dan memiliki kemampuan untuk mengemukakan berbagai
alternatif dalam menyelesaikan soal yang tidak terlihat oleh siswa lain maka
kemampuan kreatif siswa dikatakan meningkat.
Himpunan merupakan salah satu materi dalam matapelajaran matematika.
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang didefinisikan dengan jelas.
Himpunan ditulis dengan kurung kurawal yaitu “{…}”.Untuk membedakan
himpunan yang satu dengan yang lain, sebuah himpunan biasanya dinamai
dengan huruf kapital yaitu A, B, C atau Z. Objek pada himpunan harus
didefinisikan dengan jelas agar dapat dibedakan objek yang termuat dan yang
tidak termuat pada himpunan.
a. Jenis-jenis Himpunan
1. Himpunan kosong Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak
memiliki anggota Contoh : Himpunan buah yang rasanya asin
2. Himpunan tak kosong Himpunan tak kosong adalah himpunan yang
memiliki anggota Contoh : Himpunan bilangan prima kurang dari 10
b. Pengertian Himpunan Semesta
Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunanyang
memuat semua anggota atau objek himpunan yang dibicarakan.Himpunan
semesta (semesta pembicaraan) biasanya dilambangkan dengan S.
Contoh Himpunan Semesta
Misalkan A = {2, 3, 5, 7}, maka himpunan semestayang mungkin dari
himpunan A adalah sebagai berikut,
S = {bilangan prima} atau
S = {bilangan asli} atau
S = {bilangan cacah}.
Himpunan semesta yang mungkin dari {kerbau, sapi, kambing} adalah
{binatang}, {binatang berkakiempat}, atau {binatang memamah biak}
9
F. Kerangka Konseptual
Dimasa pandemic covid 19 ini, secara serentak pembelajaran dilakukan
secara online, begitu juga yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 16 Malang
pembelajaran dilakukan melalui google meet, google classroom maupun
whatsapp. Dalam pembelajaran online ini guru menggunakan metode ceramah
dimana siswa hanya menjadi pendengar dan pemberian tugas yang diberikan
oleh guru melalui google classroom sehingga kondisi kelas cenderung pasif, hal
ini disebabkan karena kurangnya kreativitas siswa dalam bertanya maupun
memberika pendapat. Kemampuan kreatif penting dimiliki oleh setiap siswa.
Kemampuan kreatif ini dapat ditingkatkan melalui pembelajaran menggunakan
LKS berbasis Project Based Learning. Bahan ajar dapat membantu guru
berinteraksi dan mendorong siswa dalam mengoptimalkan kemampuan mereka.
Integrasi bahan ajar terhadap suatu model pembelajaran dapat mengembangkan
kemampuan kreatif siswa. Oleh karena itu disusun Lembar Kerja Siswa berbasis
Project Based Learning yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
kreatif siswa. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 2.1.
12
G. Definisi Operasional
1. Pembelajaran daring
Pembelajaran daring (dalam jaringan) atau bisa juga disebut online
merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi
melalui platform yang tersedia seperti Google Classroom, Google Meet,
Zoom, Whatsapp, Edmudo, dll. Segala bentuk materi pelajaran
didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online,
begitu juga dengan tes
2. Program belajar project based learning
Program belajar project based learning merupakan suatu metode dalam
pengajaran yang dibagun diatas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata, yang
mampu untuk mendorong penerapan pengetahuan dan ketrampilan. Peserta
dalam program belajar PBL dapat memperoleh pengalaman yang takternilai
dengan melakukan dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
3. Kemampuan kreatif
Kemampuan kreatif adalah kemampuan dalam mengasilkan cara baru dalam
menyelesaikan suatu masalah, masalah yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah soal-soal yang terdapat didalam Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis
Project Based Learning (PBL)
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Project Based Learning (PBL)
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Project Based Learning (PBL) adalah
lembar berisi pedoman bagi siswa untuk melaksanakan atau mengerjakan
tugas yang terprogram. LKS berbasis PBL lebih fokus pada penyelesaian
proyek atau masalah nyata,memberikan kemungkinan untuk membangun
pemahaman yang baik tentang apa yang dikerjakan. LKS ini digunakan untuk
meningkatkan kemampuan kreatif siswa di SMP Negeri 16 Malang.
5. Himpunan adalah salah satu materi pada pelajaran matematika yang diajarkan
di SMP. Pengertian himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat
didefinisikan dengan jelas.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Dalam pengembangan ini, peneliti menggunakan model penelitian
pengembangan perangkat 4D (Four D Model) dari Sivasailam Thiagarajan,
Dorothy S. Semmel, dan Melyn I Semmel. Model pengembangan 4D dipilih
karena merupakan model pengembangan yang disarankan dalam pengembangan
perangkat pembelajaran. Kelebihan model 4-D adalah lebih tepat digunakan
sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk
mengembangkan sistem pembelajaran serta uraiannya tampak lebih lengkap dan
sistematis (Kurniawan & Dwi, 2013). Model ini memiliki 4 tahapan yaitu,
Define, Design, Develop dan Disseminate
Revisi
Produk
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Angket yang digunakan peneliti adalah pernyataan yang akan
disebar kepada responden menggunakan aplikasi Google Formulir. Angket
ini berfungsi untuk mengetahui kepraktisan dari LKS berbasis PBL yang
sudah dibuat.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah bahan tertulis atau benda yang berhubungan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Sumber data yang berupa angket
fisik, foto lokasi, hasil respon siswa dari google form, disebut sebagai data
sekunder. Menurut Sugiyono (2017:225) sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil respon
siswa dari google formulir yang digunakan untuk mengetahui kepraktisan
dari LKS berbasis PBL..
4. Tes
Pada penelitian ini tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui
efektivitas dari produk yang dikembangkan. Tes diberikan sebelum dan
sesudah menggunakan program belajar berbasis PBL. Tes ini bertujuan
untuk mengukur kemampuan kreatif siswa sebelum dan sesudah
menggunakan LKS berbasis PBL.
E. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif sesuai prosedur
pengembangan yang dilakukan. Data penelitian yang berupa tanggapan ahli
materi dan ahli pendidik, guru dan siswa tentang kelayakan media ditinjau
dariaspek pemrograman, materi dan penyajian akan digunakan untuk
memperbaiki atau merevisi produk yang telah dikembangkan.
1. Produk Valid
Pada penelitian ini pertama peneliti terlebih dahulu mendesain LKS
berbasis Project Based Learning, LKS ini akan digunakan untuk mengukur
kemampuan kreatif siswa, namun sebelum LKS digunakan terlebih dahulu
dilakukan validasi oleh dua ahli materi sekaligus ahli pendidik dan dilakukan
uji coba untuk mengetahui apakah LKS yang telah disusun sudah valid atau
20
tidak, untuk mengetahui produk yang dikembangkan sudah valid atau tidak
maka digunakan pedoman penilaian kevaliditasan rancangan program belajar
seperti tabel 1 berikut:
Jika hasil uji ahli minimal memenuhi kriteria cukup valid, maka
rancangan LKS yang telah dibuat sudah dapat diuji cobakan kepada siswa.
Selanjutnya pada tahap Developmental Testing (Uji Pengembangan), rancangan
LKS yang telah memenuhi kriteria minimal validitas dan telah diperbaiki sesuai
saran dan komentar dari para ahli, diujicobakan kepada siswa SMP Negeri 16
Malang. Instrumen uji coba program belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kreatif siswa.
2. Kemampuan Kreatif Siswa Meningkat
Kemampuan kreativitas siswa dikatakan meningkat apabila siswa
memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada materi himpunan yaitu 75 dan
memiliki kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif dalam
menyelesaikan soal yang tidak terlihat oleh siswa lain atau menciptakan cara
kerja baru dalam menyelesaikan masalah.
3. Analisis Hasil Pengembangan
Hasil pengembangan dikatakan baik apabila memenuhi kriteria yaitu 80%
siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal dalam materi himpunan yaitu 75.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sadikin,Ali & Arif, Hidaya 2020. Pembelajaran daring ditengah wabah covid-19.
Jurnal ilmiah pendidikan biologi, 6 (02).: 215.
Arisanti, WOL, Dkk. 2017. Analisis Ketrampilan Siswa SD Melalui Project Based
Learning. JOB: Jurnal Pendidikan Dasar. 1. (1): (e) 2581-2629
Titu, MA. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Materi Konsep Masalah Ekonomi.
Lumbung Pustaka UNY, 3 (1). (Online), http://core.ac.uk.reader.33518660),
diakses 26 Juni 2021.