Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di abad 21 membawa
perubahan pada setiap aspek kehidupan masyarakat masa kini. Perkembangan IPTEK
memberikan tantangan besar dalam dunia pendidikan, terutama guru sebagai ujung
tombak pelaksanaan pendidikan formal di sekolah. Guru dituntut untuk
mempersiapkan peserta didik sebagai generasi penerus agar tidak tertinggal dan dapat
bersaing dalam perkembangan zaman. Pentingnya untuk pelaksanaan pembelajaran
abad 21 yang melatihkan keterampilan abad 21 (4C-skills) yaitu critical thinking and
problem solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah), creativity (kreatif),
communication (kemampuan berkomunikasi) dan collaboration (bekerja sama), serta
ditambah kemampuan literasi dan TIK.
Pada tahun 2020 pendidikan di Indonesia mendapat tantangan lebih berat
karena adanya pandemi Covid-19. Adanya pandemi Covid-19 membuat perubahan
kegiatan belajar mengajar langsung menjadi pembelajaran jarak jauh baik secara
daring maupun luring. Berdasarkan observasi peneliti setelah melaksanakan
pembelajaran daring selama kurang lebih 1 tahun di kelas IX A SMPN 3 Pandih Batu
Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah, peneliti menemukan bahwa
keterampilan literasi digital peserta didik masih rendah, ditambah fasilitas jaringan
internet yang cukup sulit di Desa. Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran, selain
rendahnya keterampilan literasi digital, hasil belajar dalam pembelajaran IPA mereka
juga rendah.
Pada pelaksanaan pembelajaran daring, hasil belajar kognitif pembelajaran
IPA pada semester genap saat peserta didik di kelas VIII A masih rendah demikian
juga dengan keterampilan literasi digital. Keterampilan literasi digital merupakan
unsur penting agar peserta didik dapat mengakses informasi dan menggunakan
teknologi dengan secara kritis. Literasi digital merupakan kecakapan (life skills) yang

1
tidak hanya melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi, informasi,
dan komunikasi, tetapi juga kemampuan bersosialisasi, kemampuan dalam
pembelajaran, dan memiliki sikap, berfikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai
kompetensi digital. Dalam upaya meningkatkan keterampilan literasi digital peserta
didik, diharapkan juga mampu meningkatkan hasil belajar terutama dalam mata
pelajaran IPA.
Model discovery merupakan pembelajaran yang menekankan pada
pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting
terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam
pembelajaran. Bahan ajar yang disajikan dalam bentuk pertanyaan atau permasalahan
yang harus diselesaikan. Jadi siswa memperoleh pengetahuan yang belum
diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, melainkan melalui penemuan sendiri.
Bruner dalam Kemendikbud (2013) Pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa
diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang
bertanggungjawab dan berinitiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya,
menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya,
membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta
sumber-sumber yang ditemukannya. Berdasarkan penelitian ada peningkatan hasil
belajar siswa dengan menerapkan model discovery learning pada materi Struktur dan
Jaringan Tumbuhan pada mata pelajaran IPA di SMPN 35 Medan (Simanjuntak, et al,
2019)
Pelaksanaan pembelajaran daring memerlukan platform digital sebagai media
penyambung pembelajaran. Terdapat beberapa platform yang dapat digunakan dalam
pelaksaanaan pembelajaran daring diantaranya yaitu Google Clasroom, Edmodo,
Rumah Belajar, Ruang Guru, Sekolahmu, Kelas Pintar, Zenius, Google Suite for
Education, Microsoft Office 365 for Education. Berdasarkan hasil wawancara dengan
30 responden guru di kabupaten Tegal, menunjukkan bahwa terdapat tiga platform
digital yang sering digunakan adalah Whatsapp group, Fasilitas Google (Google

2
Classroom, Google Form, dan Google meet) dan Zoom Cloud Meeting. (Assidiqia et
al, 2020)
Platform digital oleh google yang dikenal dengan Google workspace for
education (GWE) merupakan platform yang dapat dijadikan pilihan untuk guru dan
peserta didik. Untuk dapat mengoptimalkan penggunaan GWE dalam pembelajaran
daring, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memfasilitasi tenaga pendidik dan
peserta didik dengan adanya akun belajar. Akun dengan domain @belajar.id dapat
digunakan untuk akses premium terhadap fitur GWE. Ditambah lagi dengan semakin
banyak pelatihan bagi untuk meningkatkan kompetensi guru menggunakan GWE
dalam pembelajaran. Pengembangan Google Workspace For Education oleh tim
Google merupakan respon rasional mereka atas peluang yang muncul dari pandemi
global Covid-19. Platform ini merupakan serangkaian tools yang dapat membantu
pelajar meningkatkan peluang dalam berpikir kritis, komunikatif, kolaboratif dan
kreatif, untuk mendukung tujuan mendukung kegiatan belajar mengajar (Anonim,
2021)
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki model Discovery Learning dan
Google Workspace for education diantaranya pembelajaran berpusat pada siswa dan
pembelajaran mandiri yang sangat diperlukan dalam pembelajaran daring dan
mendukung keterampilan literasi digital, maka penerapan model discovery dalam
pembelajaran daring atau e-learning berbantuan Google Workspace for education
dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan keterampilan literasi
digital peserta didik. Oleh karena itu, peneliti mengajukan proposal penelitian
tindakan kelas berjudul “IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY E-LEARNING
BERBANTUAN GOOGLE WORKSPACE DALAM UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR DAN LITERASI DIGITAL PESERTA DIDIK”.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :

3
1. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IX A SMPN 3
Pandih Batu melalui implementasi model Discovery e-learning berbantuan
Google workspace?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan literasi digital peserta didik kelas IX A
SMPN 3 Pandih Batu melalui implementasi model Discovery e-learning
berbantuan Google workspace?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan literasi digital peserta didik kelas
IX A SMPN 3 Pandih Batu melalui implementasi model Discovery e-learning
berbantuan Google workspace.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IX A SMPN 3
Pandih Batu melalui implementasi model Discovery e-learning berbantuan
Google workspace.

1.4. MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
A. Manfaat teoritis
Secara umum penelitian ini diharapkan secara teoritis mampu memberikan
sumbangan terhadap pembelajaran IPA. Impementasi model Discovery
learning dengan memanfaatkan Google workspace dapat peningkatan hasil
belajar dan literasi digital peserta didik.
B. Manfaat praktis
Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi penulis, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar dan
literasi digital peserta didik setelah dilakukan proses pembelajaran dengan
model Discovery e-learning berbantuan Google workspace.

4
2. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar dan
keterampilan literasi digital peserta didik khususnya dalam pembelajaran
IPA.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teori
2.1.1. Discovery e-Learning
Discovery learning (penemuan) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar
yang mementingkan pengajaran, perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain
percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Sebelum siswa sadar akan
pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-kata. Metode penemuan merupakan
komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan
cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan
reflektif. Ciri utama model discovery adalah pembelajaran student centered,
mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menghubungkan, dan
menggeneralisasi pengetahuan, serta kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan
baru dan pengetahuan yang sudah ada. Discovery dilakukan melalui pengamatan,
klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan merumuskan kesimpulan
berdasarkan hasil pengamatan. (Kemdikbud, 2020)
Menurut Saputra & Yohana (2019) menjelaskan bahwa model discovery
learning merupakan sebuah model pembelajaran di mana peserta didik dilatih untuk
menganalisis masalah, solusi, mencari informasi yang relevan, mengembangkan
solusi, kemudian melaksanakan strategi yang dipilih tersebut. Menggunakan model
discovery learning pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan lebih lama diingat,
konsep-konsep akan jadi lebih mudah untuk diterapkan pada suasana baru dan dapat
meningkatkan penalaran peserta didik.

5
Model discovery learning yang diterapkan dalam pembelajaran daring (e-
learning) tidak berbeda langkahnya dengan model discovery pada pembelajaran
langsung. Perbedaannya hanya pada penggunaan teknologi dalam pembelajaran
daring atau e-learning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
dengan menggunakan media elektronik berupa komputer, laptop maupun handphone
selama pembelajaran berlangsung. Selain itu Menurut Rosenberg dalam jurnal (Ucu,
dkk. 2018) e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet dalam
mengirimkan serangkaian solusi yang mampu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya. Jadi, pembelajaran daring dengan menggunakan model discovery
learning tetap dilaksanakan sesuai sintaks yang ada. Ada pun langkah-langkah
pelaksanaan model pembelajaran discovery learning (Zulastri, 2017) adalah :
1) Pemberian rangsangan (stimulation)
Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, gambar, dan
cerita sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dibahas, sehingga peserta
didik mendapat pengalaman belajar melalui kegiatan membaca, mengamati
situasi atau melihat gambar
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
Pada tahap ini peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang
dihadapi dalam pembelajaran, mereka diberi pengalaman untuk menanya,
mengamati, mencari informasi, dan mencoba merumuskan masalah.
3) Pengumpulan data (data collection)
Pada tahap ini peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan
informasi yang dapat digunakan untuk menemukan alternative pemecahan
masalah yang dihadapi.
4) Pengolahan data (data processing)
Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk mencoba dan
mengeksplorasi kemampuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan
nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berpikir logis dan
aplikatif.

6
5) Pembuktian (verification)
Tahap ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran dan keabsahan
hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada
teman, berdiskusi, dan mencari berbagai sumber yang relevan, serta
mengasosiasikannya, sehingga menjadi suatu kesimpulan.

6) Menarik simpulan/ generalisasi (generalization)


Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil
simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga
kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik

2.1.2. Google Workspace for Education


Penerapan model discovery learning akan lebih maksimal dengan penggunaan
media pembelajaran. Dalam pembelajaran daring selain model pengajaran tentu juga
harus memperhatikan media pembelajaran yang digunakan, seperti pemilihan
platform pembelajaran digital yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
kebutuhan pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan fitur-fitur pada Google
workspace dalam e-learning. Google workspace for Education merupakan
transformasi dari G Suite for Education adalah alat yang diberikan Google untuk
memperlancar bagaimana berbagai pekerjaan dan kolaborasi menjadi lebih mudah.
Google workspace for Education adalah sebuah produk dari Google, berupa
seperangkat tools produktivitas dan kolaborasi dengan menggunakan sistem Google
Cloud untuk sekolah dan lembaga pendidikan. Tujuan Google menciptakan tools ini,
tak lain untuk memudahkan kerja-kerja para pelaku dunia pendidikan. Mulai dari
guru, staf, dan juga para siswa, agar menciptakan sistem belajar mengajar yang lebih
baik. (Bachri, 2020)
Fitur Googleworkspace for education sangat lengkap untuk mendukung
pembelajaran seperti google classroom, gmail, google drive, kalender, google meet,

7
google office (dokumen, slide, spreadsheet) hingga google site. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan telah memfasilitasi membuatkan akun pembelajaran
dengan domain @belajar.id, yang dengan akun ini guru dan peserta didik dapat
mengakses fitur Googleworkspace for education premium secara gratis. Hal ini tentu
sangat sayang jika akun belajar.id ini tidak digunakan.
Fitur Google workspace yang dapat digunakan dalam penelitian ini misalnya
fitur Google classroom untuk mengorganisasi pembelajaran, Google slide dan
Google document untuk bahan ajar dan lembar kerja, serta Google meet untuk
pertemuan secara virtual (sinkronus). Contoh penerapan fitur GWE dalam
pembelajaran dengan model Discovery misalnya pada tahap stimulasi guru dapat
memberikan materi sebagai stimulus pembelajaran yang dapat peserta didik akses
sebelum kelas tatap muka melalui link yang dibagikan di google classroom.
Kemudian anak-anak tidak harus bekerja kelompok dikelas, mereka juga tetap bisa
melanjutkan kegiatan diskusi dan kolaborasi dengan fitur google workspace for
education, misalnya pada tugas yang dilakukan secara berkelompok maka cukup
dibuat satu file Google document baru, lalu semua anggota kelompok maka secara
bersamaan mengerjakan. Jadi, semua anggota kelompok dapat langsung mengerjakan
tugas tersebut. Guru juga dapat memberikan komentar langsung/umpan balik pada
pekerjaan mereka. Penggunaan Google workspace for education juga selaras dengan
tujuan peningkatan kompetensi literasi digital peserta didik.

2.1.3. Hasil Belajar


Hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
seseorang menguasai materi yang sudah diajarkan. Secara sederhana, yang dimaksud
dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui
kegiatan belajar. Kompri (2017) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Jumanto
(2017) menyatakan hasil belajar adalah perilaku yang diperoleh seseorang berkat
pengalaman belajar dan latihan. Pada penelitian ini hasil belajar yang dimaksud

8
adalah kemampuan kognitif dan kemampuan literasi digital peserta didik yang
mengalami peningkatan setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan
Discovery learning berbantuan Google workspace for Education.

2.1.4. Literasi Digital


Literasi digital dapat disebut sebagai kombinasi dari literasi komputer dan
literasi informasi. Marty (2013) mendefiniskan literasi digital sebagai seperangkat
kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara guna menghadapi
kehidupan dan tantangan di abad 21. Menurut Paul Gilster dalam MUNA (2020)
literasi digital adalah sebuah kemampuan untuk memahami dan menggunakan
informasi dalam banyak format dari berbagai sumber yang disajikan melalui
komputer. Literasi digital merujuk pada adanya upaya dalam mengenal, mencari,
memahami, menilai dan menganalisis serat menggunakan teknologi digital. Literasi
digital adalah kemampuan seseorang menggunakan keterampilan kognitif dan teknis
untuk menggunakan teknologi.
Literasi digital berkaitan dengan kecakapan individu dalam menggunakan,
mencari, dan mengolah ragaminformasi yang diperolehnya melalui gawai (gadget).
Sejalan dengan yang diutarakan oleh Hermiyanto (2017) bahwa literasi digital adalah
ketertarikan, sikap, dan kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital
dan alat komunikasi untuk mengakses,mengelola, mengintegrasikan, menganalisis
dan mengevaluasi informasi, membangunpengetahuan baru, membuat dan
berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi aktif dalam masyarakat
(TIM PENULIS, 2017)
Menurut Bawden (2009) Digital Literacy Across the Curriculum dalam
(Nugroho, 2020) dijelaskan ada 8 komponen literasi digital ;
1) Functional Skill and Beyond

9
Komponen ini berkaitan dengan operasional teknologi. Berkaitan dengan ICT-
Skills seseorang dan relasinya dengan konten dari berbagai media. Kemudian
penggunaan operasional dari teknologi juga berkaitan dengan familiaritas
terhadap teknologi, keterjangkauan alat teknologi, penggunaan teknologi dan
menghasilkan data, kesadaran mengenai copyright dan mampu menghasilkan
produk akhir dari teknologi.

2) Creativity
Komponen creativity berkaitan dengan bagaimana cara kita berpikir dan
membangun serta membagikan pengetahuan dalam berbagai macam ide dengan
memanfaatkan teknologi digital. Dalam hal ini creativity disebut mencakup ; (1)
kreasi produk atau keluaran dalam berbagai format dan model dengan
memanfaatkan teknologi digital. (2) kemampuan berpikir kreatif dan imajinatif
meliputi perencanaan, merajut konten, mengeksplorasi ide ide dan mengkontrol
proses kreatifnya.
3) Collaboration
Komponen collaboration didasarkan pada sifat teknologi digital itu sendiri.
Teknologi digital menyediakan peluang peluang untuk bekerjasama dalam tim.
Dan teknologi digital juga membuka proses partisipasi yang kemudian membuka
dukungan untuk kolaborasi. Komponen ini menekankan partisipasi individu dalam
proses dialog, diskusi dan membangun gagasan gagagsan lainnya untuk
menciptakan pemahaman. Misalnya, kemampuan berpartisipasi dalam ruang
digital, mampu menjelaskan dan menegosiasikan gagasan-gagasan dengan orang
lain di grup.
4) Communication
Menjadi seseorang yang terliterasi digital berarti menjadi orang yang mampu
berkomunikasi melalui media teknologi digital. Komunikasi yang efektif dan
literasi digital erat dengan kemampuan membagikan pemikiran, gagasan dan
pemahaman. Selain itu memiliki kemampuan memahami dan mengerti audiens,

10
sehingga ketika membuat konten mereka memperkirakan kebutuhan audiens dan
dampaknya.
5) The Ability to find and select Infomation
Komponen ini menitikberatkan pada kemampuan mencari dan meyeleksi
informasi. Disebutkan didalam Digital Literacy Across The Curriculum (2009).
Kemampuan ini berkaitan dengan bagaimana berpikir hati-hati mengenai
bagaimana proses pencarian informasi dan menggunakan sumber secara selektif

6) Critical Thinking and Evaluation


Komponen ini menekankan bahwa jangan hanya menerima informasi dan
memaknai informasi secara pasif saja tapi sebaiknya juga berkontribusi,
menganalisis dan menajamkan berpikir kritis saat berhadapan dengan informasi.
7) Cultural and Social Understanding
Praktik literasi digital sebaiknya sejalan dengan konteks pemahaman sosial dan
budaya.
8) E-Safety
Komponen E-Safety menekankan pada pada pilihan pilihan yang menjamin
keamanan saaat pengguna bereksplorasi, berkreasi, berkolaborasi dengan
teknologi digital.
Paul Gilster dalam Elpira (2018) mengelompokkan literasi digital ke dalam
empat kompetensi inti yang perlu dimiliki seseorang, sehingga dapat dikatakan
berliterasi digital antara lain:
1) Pencarian di Internet (Internet Searching)
Kompetensi ini sebagai suatu kemampuan seseorang untuk menggunakan internet
dan melakukan berbagai aktivitas di dalamnya. Kompetensi ini mencakup
beberapa komponen yakni kemampuan untuk melakukan pencarian informasi
diinternet dengan menggunakan search engine, serta melakukan berbagai aktivitas
di dalamnya.
2) Pandu Arah Hypertext (Hypertextual Navigation)

11
Kompetensi ini sebagai suatu keterampilan untuk membaca serta pemahaman
secara dinamis terhadap lingkungan hypertext. Jadi seseorang dituntut untuk
memahami navigasi (pandu arah) suatu hypertext dalam web browser yang
tentunya sangat berbeda dengan teks yang dijumpai dalam buku teks. Kompetensi
ini mencakup beberapa komponen anatara lain: pengetahuan tentang hypertext dan
hyperlink beserta cara kerjanya, pengetahuan tentang perbedaan antara membaca
buku teks dengan melakukan browsing via internet, pengetahuan tentang cara
kerja web meliputi pengetahuan tentang bandwidth, http, html, dan url, serta
kemampuan memahami karakteristik halaman web.
3) Evaluasi Konten Informasi (Content Evaluation)
Kompetensi ini merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir kritis dan
memberikan penilaian terhadap apa yang ditemukan secara online disertai dengan
kemampuan untuk mengidentifikasi keabsahan dan kelengkapan informasi yang
direferensikan oleh link hypertext. Kompetensi ini mencakup beberapa komponen
antara lain: kemampuan membedakan antara tampilan dengan konten informasi
yakni persepsi pengguna dalam memahami tampilan suatu halaman web yang
dikunjungi, kemampuan menganalisa latar belakang informasi yang ada di internet
yakni kesadaran untuk menelusuri lebih jauh mengenai sumber dan pembuat
informasi, kemampuan mengevaluasi suatu alamat web dengan cara memahami
macam-macam domain untuk setiap lembaga ataupun negara tertentu, kemampuan
menganalisa suatu halaman web, serta pengetahuan tentang FAQ dalam suatu
newsgroup/group diskusi.
4) Penyusunan Pengetahuan (Knowledge Assembly)
Kompetensi ini sebagai suatu kemampuan untuk menyusun pengetahuan,
membangun suatu kumpulan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber
dengan kemampuan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi fakta dan opini
dengan baik serta tanpa prasangka. Hal ini dilakukan untuk kepentingan tertentu
baik pendidikan maupun pekerjaan. Kompetensi ini mencakup beberapa
komponen yaitu: kemampuan untuk melakukan pencarian informasi melalui

12
internet, kemampuan untuk membuat suatu personal newsfeed atau pemberitahuan
berita terbaru yang akan didapatkan dengan cara bergabung dan berlangganan
berita dalam suatu newsgroup, mailing list maupun grup diskusi lainnya yang
mendiskusikan atau membahas suatu topik tertentu sesuai dengan kebutuhan atau
topik permasalahan tertentu, kemampuan untuk melakukan crosscheck atau
memeriksa ulang terhadap informasi yang diperoleh, kemampuan untuk
menggunakan semua jenis media untuk membuktikan kebenaran informasi, serta
kemampuan untuk menyusun sumber informasi yang diperoleh di internet dengan
kehidupan nyata yang tidak terhubung dengan jaringan

2.2. Penelitian Terkait


Beberapa penelitian yang dilakukan menggunakan model discovery learning,
menunjukkan hasil bahwa discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Serta beberapa penelitian terkait penggunaan media digital untuk
meningkatkan kemampuan literasi digital peserta didik.
1) Dalam Jurnal Pengaruh Model Discovery learning Terhadap Pemahaman
Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP oleh Widiadnyana, Sadia, dan
Suastra yang dilakukan di kelas VII SMP Negeri 3. Metode yang digunakan
yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan dalam tiga uji hipotesi. Dari
penelitian didapatkan hasil yaitu pada analisis uji hipotesis pertama, terdapat
perbedaan pemahaman konep IPA dan sikap ilmiah siswa secara bersamaan
antara siswa yang mengikuti model discovery learning dengan siswa yang
mengikuti model pengajaran langsung. Hal ini dikarenakan tahapan-tahapan
dari model discovery learning dapat mengembangkan sikap ilmiah dan
pemahaman konsep (Yuliana, 2018)
2) Jurnal Pengaruh Metode Discovery learning untuk Meningkatkan Representasi
Matematis dan Percaya Diri Siswa oleh Nurdin Muhamad yang dilakukan di
kelas VII SMPIT Wasilah Intelegensia Garut. Metode yang digunakan yaitu
penelitian mixed method. Dari penelitian didapatkan hasil yaitu nilai ratarata

13
pretes kelas yang mendapat pembelajaran dengan metode discovery learning
berada pada nilai rata-rata 30,76, nilai rata-rata siklus I meningkat menjadi
67,50, pada siklus II nilai rata-rata mengalami kenaikan dengan nilai 79,50,
pada siklus III mengalami peningkatan pula dengan nilai 86,33 sedangkan pada
postes mengalami penurunan 4,06 menjadi 82,27. Penurunan nilai rata-rata
yang terjadi pada postes bukan diakibatkan kemampuan representasi dan
percaya diri siswa menurun, tetapi lebih diakibatkan soal yang diberikan
berbeda karena mencangkup soal dari ketiga siklus serta melibatkan
perhitungan dan ketepatan konsep sehingga soal pretes maupun postes cukup
sulit dan komplek. Dengan demikian terlihat bahwa metode discovery learning
dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis dan percaya diri siswa,
ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan materi garis dan sudut, segitiga pada
permasalahan dipenelitian lebih kecil dibandingkan dengan hasil postes yaitu
dari nilai 66 menjadi 82 (Yuliana, 2018)
3) Penelitian yang dilakukan oleh Cahyati,dkk dalam judul jurnal Kemampuan
Literasi Digital Dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Discovery
Learning. Hasil analisis data ringkasan uji ANCOVA pada Tabel 1
menunjukkan bahwa taraf signifikansi 0,05 pada bagian corrected model
sebesar 0,000. Sehingga pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan
bahwa model discovery learning secara simultan berpengaruh terhadap
kemampuan literasi digital dan hasil belajar peserta didik. Angka signifikansi
untuk model discovery learning adalah 0,000. Karena nilainya jauh dibawah
0,05 maka H0 ditolak, sehingga pada tingkat kepercayaan 95% dapat
disimpulkan bahwa model discovery learning secara parsial berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik dengan kemampuan literasi digital sebagai
covariat. Selanjutnya, berdasarkan hasil pengolahan data angka signifikansi
untuk tes literasi digital adalah 0,036. Karena nilainya dibawah 0,05 maka H0
ditolak, sehingga pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
model discovery learning secara parsial berpengaruh terhadap kemampuan

14
literasi digital peserta didik dengan sebagai hasil belajar covariat (Cahyati, dkk,
2019)
4) Penelitian terkait penggunaan Google workspace for education belum begitu
banyak dilakukan. Terdapat beberapa platform yang dapat digunakan dalam
pelaksaanaan pembelajaran daring diantaranya Whatsapp Group (WAG), Google
Classroom (GC), Edmodo, dan Zoom. (Rachmawati, 2020). Fitur google
classroom sebagai salah satu fitur Google workspace for education sebenarnya
sudah cukup banyak digunakan dalam pembelajaran daring, namun penggunaan
fitur lain seperti slides, document dan sites belum dimaksimalkan terutama dalam
peningkatan keterampilan literasi digital. Seperti penelitian oleh Ima Febrianti
dengan judul Implementasi Penggunaan Google Classroom Pada Pembelajaran
Daring Masa Pandemi Covid-19 Di Kelas Vi Sekolah Dasar didapatkan hasil
bahwa implementasi penggunaan Google Classroom sangat membatu dalam
proses pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 sekarang ini, adapun dengan
menggunakan aplikasi Google Classroom ini guru bisa memantau kegiatan –
kegiatan belajar siswa, seperti absen, penjelasan materi dan pengiriman tugas –
tugas yang diberikan. Adapun perencanaan yang disusun guru dalam
melangsungkan kegiatan pembelajaran daring ini tentu saja guru menyiapkan
silabus, RPP, LKPD, hingga tugas – tugas yang akan diberikan nanti. Bahkan
guru juga menyiapkan video pembelajaran. Untuk media yang digunakan guru,
biasanya guru menggunakan media pembelajaran berupa video, gambar dan PPT.
(Febrianti, 2021)

2.3. Kerangka Berfikir


Berdasarkan teori dapat disusun suatu kerangka berpikir guna memperoleh
jawaban sementara dari masalah yang timbul. Penelitian ini menggunakan metode
PTK (penelitian tindakan kelas) yang diharapkan mampu mengatasi rendahnya
kemampuan literasi digital peserta didik. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
model discovery learning dan penggunaan Google workspace for Education. Variabel

15
terikat adalah hasil belajar dan kemampuan literasi digital. Berdasarkan latar
belakang masalah hasil belajar dan literasi digital peserta didik masih rendah,
ditambah pembelajaran harus bergeser ke pembelajaran moda daring (jarak jauh)
sementara tuntutan keterampilan abad 21 dan literasi digital peserta didik sangat
penting sebagai bekal untuk peserta didik menghadapi persaingan global. Maka,
peneliti menggunakan model discovery learning berbantuan Google workspace for
education sebagai solusi dari permasalahan untuk meningkatkan hasil belajar dan
literasi digital peserta didik.

Pandemi covid-19 Keterampilan literasi digital


membawa perubahan meliputi beberapa aspek
Kondisi awal model pembelajaran diantaranya kemampuan ICT
dalam jarak jauh (daring) skills, 4-C skills. Kemampuan
sementara hasil belajar Literasi digital rendah
dan literasi digital peserta menyebabkan pembelajaran
didik rendah kurang efektif

Tindakan Penggunaan strategi model


Discovery Learning berbantuan
Google workspace for education
pada pembelajaran IPA

Kondisi
Akhir Melalui impementasi Discovery
learning berbantuan Google
workspace for education pada
pembelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil belajar dan
literasi digital peserta didik

16
Gambar 2.1
Kerangka berpikir

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas
dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Jenis
penelitian tindakan kelas dipilih karena dinilai dapat dijadikan solusi dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat kegiatan belajar
mengajar di sekolah dalam penelitian ini yaitu upaya meningkatkan literasi digital
peserta didik. Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data
yang dikumpulkan bisa saja kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam
bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data,
proses sama pentingnya dengan produk. (Kunandar, 2011)
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan dengan rangkaian
siklus-siklus yang terkandung di dalamnya, dimana indikator yang dimaksud pada
penelitian ini yaitu literasi digital peserta didik mengalami peningkatan dalam
persentase tertentu. Sedangkan apabila pada siklus I indikator dari keberhasilan
belum tercapai, maka akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya berdasarkan pada

17
hasil refleksi dari siklus sebelumnya. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model
penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat
empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
(observasi), dan refleksi (Arikunto dkk, 2015). Apabila desain yang dikembangkan
dalam penelitian tindakan kelas ini divisualisasikan berbentuk spiral atau siklus
diambil dari Kemis dan MC Taggart yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1. Model Penelitian Kemmis dan Mc taggart

a. Tahap Perencanaan (Plan)


Pada tahap ini peneliti membuat perencanaan sebelum kegiatan pempelajaran
dilakukan, antara lain sebagai berikut:
1) Menyusun perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) , bahan ajar, Lembar Kerja dan soal.
2) Menyusun instrument penelitian meliputi soal pretes, soal postes, lembar
observasi, lembar penilaian kinerja (rubrik penilaian), dan angket kemampuan
literasi.

18
3) Menyiapkan kelas maya dan media pembelajaran, dalam penelitian ini
menggunakan Google Classroom dan Whatsapp Group dimana peneliti sudah
membuat WaG sesuai dengan kelompok kecil pada penelitian.

b. Tahap Tindakan (Act)


Pada tahap tindakan, peneliti akan mengimpementasikan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat. Peneliti melakukan pembelajaran
daring mengikuti langkah pembelajaran model discovery learning. Selama proses
pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbantuan Google workspace
for education yaitu LKPD menggunakan google document dan bahan ajar
menggunakan google slide.
c. Tahap Pengamatan (Observe)
Pada saat pelaksanaan pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru sehingga
agar dapat lebih objektif, pelaksanaan pembelajaran dibantu oleh 2 orang guru
lain sebagai observer dalam proses pembelajaran. Observer mengamati
aktivitas guru dikelas dan kesesuaian dengan perencanaan yang sudah dibuat.
d. Tahap Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi peneliti akan melakukan diskusi dengan observer tentang
hasil pengamatan pada kegiatan pembelaajran. Observer akab
mengungkapkan hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian yang
belum berjalan dengan baik pada saat peneliti mengelola proses pembelajaran.
Hasil refleksi dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang proses
selanjutnya.

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu:
1) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang
sifatnya tidak berdiri sendiri. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah hasil belajar dan kompetensi literasi digital.

19
2) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang
sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model
Discovery Learning dan berbantuan Google Workspace for Education
3) Definisi Operasional dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Variabel terikat : Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki oleh peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar
yang diukur pada penelitian ini adalah hasil belajar pada aspek kognitif.
Ranah kognitif yang meliputi ingatan, mengembangkan intelektual, dan
keterampilan intelektual. Ranah ini lebih dikenal dengan taksonomi Bloom
yang diperbaiki oleh Anderson dan Krathwohl yang membagi kemampuan
kognitif menjadi 6 tingkatan yaitu mengingat (C1), memahami (C2),
menerapkan (C3), menganalisis (C4), menilai (C5) dan menciptakan (C6).
Pada penelitian ini ranah kognitif menyesuaikan dengan KI-KD pada materi
pembelajaran.
Variabel terikat literasi digital meliputi kompetensi literasi digital oleh Paul
Glitser dan Bawden. Indikator kompetensi yang diukur pada penelitian ini
adalah : 1) Functional Skill and Beyond, 2) collaboration, 3) communication,
4) The Ability to find and select Infomation / Pencarian di Internet, 5) Pandu
Arah Hypertext (Hypertextual Navigation), 6)Critical Thinking and
Evaluation
b. Variabel bebas
Model discovery learning yang diterapkan dalam pembelajaran ini adalah
model dengan sintaks yang sudah ada namun kegiatan pembelajaran secara
daring. Untuk itu penerapan model Discovery learning dibantu dengan
penggunaan Google Workspace for education.

3.3. Subjek Penelitian


Subjek penelitian adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 3 Pandih Batu Tahun
ajaran 2021/2022, sejumlah 28 orang.

20
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Pandih Batu,Desa Kantan
Dalam, Kec. Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah.
Waktu peneitian selama 3 bulan pada bulan Juli-September Tahun 2021.

3.5. Instrumen Penelitian


Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian sebagai berikut:
1) Soal pretes dan postes
Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar ranah kognitif
digunakan pengukuran soal pretes dan posttest. Level kognitif dibuat
berdasarkan KI-KD dan dikembangkan dalam kisi-kisi.

2) Lembar penilaian keterampilan literasi digital melalui LKPD berbasis Google


Workspace for education dalam model discovery learning
Untuk mengetahui ketercapaian aspek literasi peserta didik diukur dengan
menggunakan rubrik penilaian. Rubrik penilaian dibuat berdasarkan kompnen
literasi digital menurut Bawden (2008) dalam Digital Literacy Across the
Curriculum. Komponen literasi digital menurut Bawden diambil karena sesuai
untuk penggunaan fitur Googleworkspace for education.
3) Lembar angket literasi digital peserta didik
Instrumen ini digunakan untuk mengukur indeks literasi digital peserta didik,
dimana skala yang digunakan merupakan skala likert. Skala penilaian terhadap
media dalam penelitian ini dengan menggunakan skala linkert (angket
terlampir). Angket diadaptasi dari penelitian terdahulu yaitu dari penelitian
Alfira dan jurnal kominfo (Nugroho & Nasionalita, 2020) (Elpira, 2018)
4) Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran

21
Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru mengenai
pelaksanaan dari model pembelajaran discovery learning menggunakan
lembar observasi dengan skala linkert (Lembar observasi terlampir).

3.6. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode untuk memperoleh data yaitu:
1) Metode observasi
Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi terstruktur untuk
mengamati pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Discovery
Learning berbantuan Google workspace for education. Observasi yang
dilakukan berpedoman pada lembar observasi. dilakukan oleh dua orang
pengamat, yang melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru
selama kegiatan belajar mengajar. Metode ini juga diterapkan oleh validator
untuk memvalidasi perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

2) Metode tes
Metode tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal /pre test dan
tes akhir/post test. Pretes merupakan tes untuk mengetahui kondisi sebelum
pembelajaran. Posttest merupakan tes hasil belajar yang digunakan
mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran.
3) Tes unjuk kerja (kinerja peserta didik) dalam literasi digital menggunakan
penilaian rubrik dalam mengerjakan LKPD berbasis google workspace for
education.
4) Metode kuisioner dengan menggunakan angket untuk mendapatkan informasi
tentang kemampuan literasi digital peserta didik dan aktivitas pembelajaran.

3.7. Teknik Analisis Data

22
Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes atau
menggunakan metode kuisioner kemudian diolah dengan analisis deskriptif, secara
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa data hasil pretes-postes, hasil rubrik
penilaian penggunaan Google workspace for education, dan angket literasi digital.
Sedangkan data kualitatif berupa data hasil observasi pembelajaran Discovery
Learning.
a. Analisis Data Hasil Belajar
Dihitung dari ketuntasan belajar secara klasikal menurut sudjana (2013) digunakan
rumus sebagai berikut:
Jumlah skor
100 %
Ketuntasan individual skor = Jumlah skor maksimal
Jumlah siswa yang tuntas belajar
100 %
Ketuntasan klasikal = Jumlah seluruh siswa
Keterangan:
Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan ≥ 70
Ketuntasan klasikal: Jika ≥ 85% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan ≥
70

Data yang diperoleh dari selisih nilai pretes dan posttest siklus I dan siklus II
penilaian lembar kerja peserta didik dianalisis kemudian dihitung gain score
ternormalisasi (N-gain). Hake (1991: 1) perolehan gain score dapat dirumuskan
sebagai berikut:

skor postest − pretest


Gain =
skor ideal−skor pretest

Kategori tingkat perolehan gain dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1. Kategori Tingkat Perolehan gain

23
b. Analisis Data Literasi Digital
Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan rubrik penilaian. Kategori
deskriptif persentase (DP) dibuat perhitungan kriteria kinerja siswa melalui LKPD
dengan penggunaan Google workspace for education. Cara menganalisis data dari
lembar observasi kemampuan literasi digital peserta didik dengan
mempersentasekan dari skor maksimum ideal yang seharusnya dicapai. Ngalim
Purwanto (2002: 102) menjelaskan rumus perhitungannya sebagai berikut:

Kemudian hasil penilaian LKPD peserta didik akan dikategorikan berdasarkan


tabel 3.2.
Tabel 3.2. Konversi aktivitas pada pembelajaran
Tingkat Persentase Kriteria

76% – 100% Mampu

51-75% Cukup
mampu
26-50 % Kurang
Mampu

24
0-25% Tidak mampu

c. Analisis kuisioner angket kemampuan literasi digital

Perhitungan dengan skala likert yaitu jumlah bobot per-poin dikalikan dengan
jumlah jawaban responden, setelah mendapat nilai dilakukan penjumlahan total nilai
yang diperoleh. Selanjutnya total nilai dibagi dengan jumlah kuesioner yang diolah
untuk mendapatkan nilai rata-rata per-indikator. Untuk penafsiran jawaban dari hasil
perhitungan skala likert tersebut digunakan perhitungan skala interval. Untuk
menentukan skala interval dengan cara membagi selisih antara skor tertinggi dengan
skor terendah dengan banyak skala. Dengan rumus sebagai

berikut :
Skala Interval = a (m-n) : b
Keterangan :
a = Jumlah atribut
m = Skor tertinggi
n = Skor terendah
b = Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk atau diterapkan

skala interval dapat dihitung sebagai berikut :

1(4-1) : 4] = 0,75
Sangat Baik = 3,28 – 4,00
Baik = 2,52 – 3,27
Tidak Baik = 1,76 – 2,51
Sangat Tidak Baik = 1,00 – 1,75

d. Analisis Proses Observasi Pembelajaran

Analisis proses pembelajaran dilakukan dengan observasi. Observer akan mengisi


lembar observasi aktivitas guru. Penentuan skor aktivitas guru menggunakan
skala Gutmann dengan jawaban Ya/tidak. Kemudian dianalisis secara deskriptif.

3.8. Alur Penelitian


Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model
Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah

25
pokok yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3)
observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Secara keseluruhan, empat
tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan
dalam bentuk spiral seperti gambar 3.1.
1. Tahap Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan merupakan tahapan awal sebelum melakukan tindakan
berdasarkan pada masalah yang telah dirumuskan. Tujuan dari disusunnya rencana
guna mempersiapakan segala sesuatu yang menunjang penelitian. Hal-hal yang
diperlukan dan harus dipersiapkan dalam proses penelitian ini meliputi:
a. Perangkat pembelajaran, meliputi:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sistem reproduksi manusia
dengan mengimplementasikan Discovery Learning
2) Lembar kerja menggunakan fitur google document dari Google workspace
for education
b. Instrumen penelitian, meliputi:
1) Soal pretes dan postes
2) Lembar penilaian lembar kerja peserta didik
3) Lembar angket literasi digital peserta didik
4) Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran Discovery learning

2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu melaksanakan proses pembelajaran
discovery learning berbantuan Google workspace for education pada mata
pelajaran IPA materi yang telah direncanakan yaitu Sistem reproduksi pada
manusia.
3. Observasi
Observer mengamati aktivitas siswa dalam mengisi LKPD dan keterlaksanaan
langkah pembelajaran oleh guru. Refleksi
a) Meneliti hasil kerja siswa terhadap pretes dan postes yang diberikan.

26
b) memberikan penilaian kinerja terhadap hasil LKPD berbantuan Google
workspace for education
c) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara
terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus
d) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan
kegiatan penelitian dalam siklus II.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru dapat melakukan perbaikan
terhadap pembelajaran pada siklus II dengan menerapkan kembali tahapan penelitian
mulai dari perencenaan, tindakan, observasi dan refleksi. Siklus dapat terus berlanjut
ke siklus III jika pada siklus II berdasarkan hasil refleksi masih belum mencapai
indicator keberhasilan. Demikian seterusnya. Pada penelitian ini, peneliti
merancangkan 1 siklus terdiri dari 2x pertemuan.

BAB IV
HASIL DAN ANALISIS HASIL

4.1. Gambaran Umum Pelaksanaan Tindakan


Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini sudah menerapkan
model Discovery Learning yang dilaksanakan secara daring (e-learning).
Pembelajaran menggunakan flatform digital grup Whatsapp dan fitur Google
Workspace for education. Kegiatan pembelajaran terbagi dalam sesi sinkronus dan

27
asinkronus. Sesi sinkronus dengan menggunakan google meet. Sesi asinkronus
dengan menggunakan google classroom, google document, dan google formulir.
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan yaitu
pada tanggal 12 Agustus dan 14 Agustus 2021. Siklus II dilaksanakan 2 (dua) kali
pertemuan yaitu pada tanggal 19 Agutus dan 21 Agustus 2021. Alokasi waktu 1
(satu) kali pertemuan 80 menit (2x40 menit) Pada penelitian ini materi yang
digunakan adalah sistem reproduksi pada manusia. Pada siklus 1 pertemuan 1
submateri yang dipelajari adalah organ reproduksi pada laki-laki dan pada pertemuan
2 submateri adalah organ reproduksi pada wanita. Pada siklus 2 pertemuan 1
submateri adalah menstruasi dan kehamilan, pada pertemuan 2 submateri adalah
upaya pencegahan penyakit dan gangguan sistem reproduksi. Sebelum memulai
pembelajaran siswa diberikan pretes yang dikerjakan melalui Google formulir. Siswa
juga diberikan rincian waktu perlangkah sehingga mereka bisa mengikuti
pembelajaran sesuai langkah-langkah yang dibuat dalam RPP (terlampir).

4.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I


A. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa perencanaan sebelum kegiatan
pempelajaran dilakukan, antara lain sebagai berikut:
1) Menyusun perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) , bahan ajar, Lembar Kerja dan soal
2) Menyusun instrument penelitian meliputi soal pretes, soal postes, lembar
observasi, lembar penilaian kinerja (rubric penilaian), dan angket kemampuan
literasi.
3) Menyiapkan kelas maya dan media pembelajaran, dalam penelitian ini
menggunakan Google Classroom dan Whatsapp Group dimana peneliti sudah
membuat WaG sesuai dengan kelompok kecil pada penelitian.

B. Pelaksanaan

28
Pelaksanaan pembelajaran siklus I berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sudah dibuat. Pada saat pelaksanaan kendala yang dihadapi adalah
sinyal yang masih sulit dan juga peserta didik masih belum terbiasa dengan
pembelajaran menggunakan Google Workspace.
Tabel 4.1. Rencana Pembelajaran
Langkah Kegiatan Media Alokasi
Pembelajaran Waktu
Prapembelajaran Peserta didik dibimbing guru WaG
untuk dapat masuk ke
google classroom Google
Peserta didik mengerjakan classroom /
soal pretes google form
Stimulation Peserta didik membaca dan Classroom 10 menit
mengamati bacaan dan dan WaG
gambar tokoh/selebritas
seperti Lucinta Luna/Mylen
Cyrus dan guru memberikan
stimulasi bahan bacaan
Problem Guru mengarahkan peserta Classroom 10 menit
statement didik untuk menemukan dan WaG
permasalahan yang sesuai
dari stimulasi dengan
menggunakan kata tanya
misalnya berupa dapatkah
seorang laki-laki menjadi
wanita kemudian hamil,
hilang jakun, hilang penis,
dan sebagainya.
Diarahkan untuk dapat
muncul pertanyaan apa dan
bagaimana fungsi organ
reproduksi pada laki-laki
Data collection Peserta didik mulai Classroom 10 menit
membaca materi yang dan Google
disediakan guru dengan ada slides
hyperlink atau pandu arah
untuk mencari informasi di
internet.
Data processing Peserta didik mencoba Classroom 10 menit
berdiskusi dalam kelompok dan Google

29
untuk mendiskusikan document
mengerjakan LKPD
berbantuan google
workspace (kolaborasi)
Verification Peserta didik mengolah data Google Meet 20 menit
hasil dan
mengkonfirmasikan dengan
teori yang mereka temukan
serta menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada LKPD
berbantuan google
workspace
Peserta didik saling
berdiskusi dengan diarahkan
oleh guru.
Guru memberikan penguatan
terhadap materi
Generalization Peserta didik membuat Google Meet 5 menit
kesimpulan dari dan google
penemuan /pembelajaran classroom
hari ini
Peserta didik melakukan
postes

Dari 28 orang peserta didik pada saat pelaksanaan siklus 1 ada 1 orang yang tidak
mengikuti pembelajaran dengan selesai tanpa keterangan. Sedangkan sisanya
mengikuti pembelajaran meskipun dengan kendala sinyal. Dapat diatasi dengan
mengikuti bersama dengan teman satu kelompok menggunakan 1 perangkat bersama.

C. Observasi
Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Discovery
Learning di kelas IX A pada siklus I telah selesai dilaksanakan. Secara keseluruhan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang
telah disusun pada tahap perencanaa. Selama pelaksanaan tindakan juga dilaksanakan
observasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif dan
kemampuan literasi digital peserta didik.

30
Observasi aktivitas pembelajaran siswa diamati oleh guru selaku peneliti.
Peneliti mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan rubrik penilaian
kinerja pada saat peserta didik menggunakan bahan ajar dan mengisi LKPD
berbantuan Google workspace for education dan juga kemampuan literasi digital
peserta didik secara umum dalam pembelajaran. Sedangkan aktivitas guru dalam
mengelola pembelajaran diamati oleh 2 orang observer dengan menggunakan
kuisioner aktivitas guru. Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa secara umum
guru sudah mengikuti langkah pembelajaran sesuai model discovery. Namun, ada
kekurangan guru kurang mengeksplorasi hasil diskusi dan pemecahan masalah yang
ditemukan oleh siswa karena guru sepertinya sangat tergesa-gesa oleh manajemen
waktu. Hal ini akan dapat menjadi bahan refleksi untuk peneliti.
Tabel 4.2. Hasil observasi aktivitas guru
NO INDIKATOR SIKLUS I

1. Guru mengkondisikan kesiapan Ya


siswa
2. Guru mengucapkan salam dan Tidak
meminta siswa memimpin
membaca do’a
3. Guru memotivasi siswa Ya
4. Guru menyampaikan indikator dan Ya
tujuan pembelajaran
5. Guru menggunakan media Ya
pembelajaran yang sesuai
6. Guru menjelaskan tentang model Tidak
Discovery Learning
7. Guru membagi siswa dalam Ya
beberapa kelompok
8. Guru membuka pelajaran sesuai Ya
dengan pendekatan
9. Guru memutar video tentang Ya
materi pembelajaran (orientasi
masalah)
10. Guru memberikan pertanyaan Ya
kepada siswa (stimulasi)
11. Guru memberikan permasalahan Ya
sesuai dengan materi yang

31
dipelajari untuk dipecahkan
(perumusan masalah)
12. Guru membantu siswa membuat Tidak
rumusan pernyataan berdasarkan
stimulasi video atau bahan literasi
13. Guru meminta siswa untuk Ya
mencari sumber informasi dari
buku atau handout dan
mendiskusikannya (pengumpulan
data)
14 Guru berperan sebagai Ya
pembimbing dengan
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar
secara aktif
15. Guru meminta siswa untuk Tidak
membuktikan hasil temuannya
dengan konsep yang sudah ada
(verifikasi data)
16. Guru meminta siswa untuk Ya
memberikan kesimpulan
17. Guru memberikan pertanyaan Ya
terkait materi yang telah
Dipelajari
18. Guru memberikan penguatan Ya
terhadap hasil pemecahan masalah
sesuai dengan materi
19. Guru memberikan motivasi Tidak
kepada siswa dan
mengevaluasi kinerja siswa
20. Guru menutup pelajaran dengan Ya
doa dan salam

Berikut data hasil belajar dan keterampilan literasi digital peserta didik yang
diperoleh dari tahap observasi siklus I.
1. Data Hasil Belajar
Hasil belajar yang diukur pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar kognitif.
Data hasil belajar dari diperoleh dari hasil pretes dan postes pada setiap pertemuan.

32
Soal pretes dan postes dapat dilihat pada lampiran 2. Hasil belajar disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 4.3 Hasil belajar siklus 1
No Nama Nilai N-gain Keterangan
Pretes Postes (G) (KKM : 70)
1. Tidak
Adi Susanto
30 45 0.21 Tuntas
2. Tidak
Ahmad Rifa'i
55 65 0.22 Tuntas
3. Tidak
Alfiatun Nikmah
45 65 0.36 Tuntas
4. Tidak
Almaidah
40 - -0.67 Tuntas
5. Tidak
Aris Nurdianda
45 55 0.18 Tuntas
6. Delia Puspita Dewi 75 85 0.40 Tuntas
7. Dessy Kurnia Sari 65 70 0.14 Tuntas
8. Dewi Yanur Agustin 75 80 0.20 Tuntas
9. Dfalen Alexasena 60 70 0.25 Tuntas
10. Dimas Rasya Wardana 65 80 0.43 Tuntas
11. Tidak
Ellinvia Taniu
35 55 0.31 Tuntas
12. Tidak
Erich Gracea
40 50 0.17 Tuntas
13. Fakhri Faozi 60 75 0.38 Tuntas
14. Hadisti Aulia Cantika 75 80 0.20 Tuntas
15. Tidak
Mahfud Arifin
25 60 0.47 Tuntas
16. Maulana Asidik 60 70 0.25 Tuntas
17. Mecca Muntia 70 85 0.50 Tuntas
18. Miftakhul Jannah 60 70 0.25 Tuntas
19. Muazzam Syafiq Ahmad 40 75 0.58 Tuntas
20. Muhammad Ahyar Tidak
Nafarin 40 65 0.42 Tuntas
21. Tidak
Mutiara Arista Widya
50 60 0.20 Tuntas
22. Nandar Mahesta 60 70 0.25 Tuntas
23. Rena Yulianingsih 50 70 0.40 Tuntas
24. Sahrul Gunawan 35 60 0.38 Tidak

33
Tuntas
25 Tuntas
Sidik Firmansah
65 85 0.57
26 Thomas Adriyan 80 90 0.50 Tuntas
27 Tidak
Toni Wijaya
55 50 -0.11 Tuntas
28 Vemmi Ardiansyah 60 90 0.75 Tuntas
Rata-rata nilai 54 69

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui nilai peserta didik pada pelaksanaan
siklus 1 mengalami peningkatan jika membandingkan antara nilai pretes dan postes.
Ketuntasan individual dihitung berdasarkan rumus berikut :
Jumlah skor
100 %
Ketuntasan individual = Jumlah skor maksimal

Berdasarkan nilai ketuntasan individual, hasil belajar kemudian dianalisis


berdasarkan ketuntasan klasikal
Jumlah siswa yang tuntas belajar
100 %
Ketuntasan klasikal = Jumlah seluruh siswa
16
100 %
Ketuntasan klasikal = 28 = 57.14%
Tabel 4.4.Skor N-gain hasil belajar siklus I

Rentang nilai Frekuensi Persentase Kategori


G≥0.7 0 0% Tinggi
0.3 ≥ G ≥ 0.7 14 50% Sedang
G<3 14 50% Rendah
Berdasarkan hasil perhitungan selisih (Gain) yang diperoleh dari hasil pretes
dan postes siklus I didapatkan hasil rekapitulasi skor N-Gain yang dikategorikan
berdasarkan tabel. Hasil pengkategorian diperoleh pada siklus I jumlah siswa dengan
kategori N-gain tinggi 0%, kategori sedang 50% (14 siswa), dan kategori rendah 50%
(14 siswa). Berdasarkan hasil pretes rata-rata nilai 54 dan meningkat saat postes
menjadi 69. Berdasarkan analisis ketuntasan klasikal siswa yang tuntas 16 orang dan

34
yang belum tuntas 12 orang. Hasil ketuntasan klasikal 57.14% siswa tuntas.
Berdasarkan indikator ketuntasan klasikal siswa belum memenuhi ketuntasan klasikal
85%. Hal ini, menjadi refleksi sehingga tindakan akan dilanjutkan di siklus II.

2. Keterampilan Literasi Digital


Data keterampilan literasi digital peserta didik diperoleh dengan 2 cara. (1)
pengamatan keterampilan literasi digital diukur melalui penilaian kinerja peserta
didik mengerjakan LKPD berbantuan google workspace (google dokumen), dan (2)
angket / kuisioner literasi digital yang diisi oleh peserta didik.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, peserta didik disajikan materi pada
Google classroom yang menggunakan berbagai macam sumber belajar digital. Proses
pembelajaran menggunakan WaG dan Google meet sebagai media komunikasi.
Pemberian materi melalui bahan ajar digital yang disiapkan dalam Google slide dan
diskusi kelompok melalui Lembar Kerja Digital yang menggunakan Google
Document. Selama proses pembelajaran guru menilai keterampilan literasi digital
peserta didik menggunakan rubrik penilaian kinerja pada lampiran 4. Data hasil
penilaian tertuang dalam tabel berikut :

Tabel 4.5. Hasil Penilaian Kemampuan Literasi Digital


Persentas
N INDIKATOR Jumlah e
O NAMA 1 2 3 4
1. Adi Susanto 2 2 2 2 8 50%
2. Ahmad Rifa'i 3 2 2 3 10 63%
3. Alfiatun Nikmah 2 2 2 2 8 50%

35
4. Almaidah - - - - - -
5. Aris Nurdianda 3 2 2 3 10 63%
6. Delia Puspita Dewi 3 3 3 3 12 75%
7. Dessy Kurnia Sari 3 3 2 3 11 69%
8. Dewi Yanur
Agustin 3 3 2 3 11 69%
9. Dfalen Alexasena 3 2 2 3 10 63%
10. Dimas Rasya
Wardana 2 2 2 2 8 50%
11. Ellinvia Taniu 3 3 2 3 11 69%
12. Erich Gracea 3 3 2 2 10 63%
13. Fakhri Faozi 2 2 2 2 8 50%
14. Hadisti Aulia
Cantika 3 3 3 3 12 75%
15. Mahfud Arifin 2 2 2 2 8 50%
16. Maulana Asidik 3 3 2 3 11 69%
17. Mecca Muntia 3 2 2 3 10 63%
18. Miftakhul Jannah 3 3 3 3 12 75%
19. Muazzam Syafiq
Ahmad 2 2 2 2 8 50%
20. Muhammad Ahyar
Nafarin 3 3 2 3 11 69%
21. Mutiara Arista
Widya 3 3 3 3 12 75%
22. Nandar Mahesta 2 2 2 2 8 50%
23. Rena Yulianingsih 2 2 2 3 9 56%
24. Sahrul Gunawan 2 2 2 2 8 50%
25
Sidik Firmansah
3 2 2 3 10 63%
26 Thomas Adriyan 3 3 2 3 11 69%
27 Toni Wijaya 2 2 2 2 8 50%
28 Vemmi Ardiansyah 2 2 2 3 9 56%
Rata-rata 59%

Tabel 4.6. Hasil Penilaian Literasi Digital per Indikator


Indikator 1 2 3 4
Functional skill Ability to find Bertanya dan Komunikasi
and beyond and select menjawab dan kolaborasi
information berdasarkan
bahan

36
4 0 siswa 0 siswa 0 siswa 0 siswa
(sangat mampu)
3 16 siswa 11 siswa 4 siswa 17 siswa
( cukup
mampu)
2 11 siswa 16 siswa 23 siswa 10 siswa
(kurang
mampu)
1 1 siswa 1 siswa 1 siswa 1 siswa
(tidak mampu)

Penilaian kinerja selama proses pembelajaran mengukur 4 indikator


keterampilan literasi digital yaitu: 1) Functional skill and beyond (mampu
memnfungsikan perangkat), 2) Ability to find and select information (mencari
informasi melalui link yang disediakan), 3) mampu bertanya dan menjawab
berdasarkan bahan literasi 4) Kemampuan komunikasi dan berkolaborasi dalam
literasi digital.
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.5 diperoleh kemampuan literasi
digital peserta didik pada siklus I pada rata-rata 59% tergolong kategori cukup
mampu dalam berliterasi digital. Berdasarkan tabel deskripsi perindikator untuk
indikator 1 kemampuan memfungsikan perangkat, peserta didik 16 orang sudah
cukup mampu menggunakan gadget dan mengerjakan LKPD tada 16 siswa, 11 orang
berada pada kategori kurang mampu. Indikator 2 peserta didik kurang mampu
menemukan informasi dari bahan ajar yang merujuk kepada link tertentu (hyperlink)
dilihat dari 16 orang kurang mampu, hanya 11 siswa yang cukup mampu. Indikator 3,
hanya 4 orang yang cukup mampu, sedangkan 23 orang kurang mampu membuat
pertanyaan secara kritis berdasarkan bahan bacaan dan berdasarkan bahan literasi.
Indikator 4 peserta didik cukup mampu untuk kemampuan kolaborasi dan komunikasi
dalam kelompok ketika mengerjakan LKPD.
Mengukur kemampuan literasi peserta didik selain dengan observasi oleh guru
juga menggunakan angket kemampuan literasi digital yang diisi oleh peserta didik
untuk mengetahui tanggapan peserta didik sendiri dalam mengukur kemampuan

37
literasi digital diri sendiri. Angket terdiri dari 20 poin pertanyaan. Peneliti
menggunakan metode skala likert, yang merupakan skala untuk responden dapat
mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Skala likert terdiri dari beberapa
pertanyaan yang bersifat tertutup. Pilihan jawaban dibuat berjenjang mulai dari paling
rendah sampai paling tinggi. Kisi-kisi indikator yang ingin diukur dengan
menggunakan angket berdasarkan tabel 4.7
Tabel 4.7. Indikator pertanyaan kuisioner
Indikator Pertanyaan
1) Functional skill and beyond (mampu 1, 2, 3,7
memnfungsikan perangkat)
2) Ability to find and select information 4,5,6,8,13,17
(mencari informasi melalui link yang
disediakan)
3) mampu bertanya dan menjawab 11,12,14,15,18
berdasarkan bahan literasi
4) Kemampuan komunikasi dan 9,10,16,19,20
berkolaborasi dalam literasi digital.

Jawaban peserta didik pada kuisioner terdapat pada lampiran 6. Dari hasil
kuesioner yang telah didapatkan, perhitungan dengan skala likert yaitu jumlah bobot
per-poin dikalikan dengan jumlah jawaban responden, setelah mendapat nilai
dilakukan penjumlahan total nilai yang diperoleh. Selanjutnya total nilai dibagi
dengan jumlah kuesioner yang diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata per-indikator.
Berikut merupakan hasil pengolahan data dari jawaban kuisioner oleh peserta didik.
Tabel 4.8.Hasil pengisian angket kuisioner
PERTANYAAN FREKUENSI TOTAL Nilai Rata- Skor skala
TOTAL NILAI Rata Per interval

38
Indikator
1 28 87 Baik
3.19
2 28 76 Baik
2.81
3 28 87 Baik
3.22
4 28 89 Sangat baik
3.30
5 28 63 Baik
2.33
6 28 85 Baik
3.15
7 28 66 Baik
2.44
8 28 85 Baik
3.15
9 28 56 Tidak Baik
2.07
10 28 80 Baik
2.96
11 28 80 Baik
2.96
12 28 82 Baik
3.04
13 28 87 Baik
3.22
14 28 83 Baik
3.07
15 28 85 Baik
3.15
16 28 58 Baik
2.15
17 28 79 Baik
2.93
18 28 84 Baik
3.11
19 28 83 Baik
3.07
20 28 80 Baik
2.96

Berdasarkan hasil angket yang kemampuan literasi digital yang diisi oleh siswa
pada siklus I, kategori kemampuan literasi digital peserta didik terkategori rata-rata
baik. Ada 1 pertanyaan nomor 4 yang termasuk dalam indikator menemukan
informasi tergolong sangat baik. Dan untuk pertanyaan no 9 yang termasuk dalam
indikator kemampuan komunikasi dan kolaborasi masih tergolong tidak baik.
Berdasarkan perbandingan antara hasil angket dan penilaian kinerja pada

39
pembelajaran sesuai karena hasil pada indikator kemampuan komunikasi dan
kolaborasi tergolong cukup mampu.
D. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil belajar yang didapatkan pada siklus I ketuntasan klasikal
tercapai 57,14%, dengan nilai N-gain 50% siswa terkategori sedang. Hasil observasi
dan penelusuran angket mengindikasikan literasi digital peserta didik masih perlu
ditingkatkan. Demikian juga dengan penguasaan literasi digital yang dianalisis pada
tiap indikator. Pada indikator 2 (menemukan informasi) dan indikator 3 (membuat
pertanyaan dan menjawab berdasarkan bahan), pada kedua indikator ini kemampuan
peserta didik masih tergolong kurang mampu (lihat tabel 4.6). Hal ini menunjukkan
bahwa masih diperlukan tindakan untuk mengupayakn peningkatan literasi digital
peserta didik agar meningkat pada kategori cukup mampu/mampu.
Berdasarkan observasi dari observer, pembelajaran pada siklus I sudah
menerapkan model discovery learning dengan baik. Langkah pembelajaran juga
sudah dilakukan peneliti sesuai dengan sintaks model discovery. Dengan
pembelajaran discovery learning berbantuan Google Workspace for Education guru
dapat melatih kemampuan literasi digital peserta didik. Peserta didik belum terbiasa
untuk menggunakan TIK secara maksimal untuk pembelajaran. Hasil observasi
pembelajaran siklus I, peserta didik sudah cukup terbiasa menggunakan WaG dan
Google classroom untuk pembelajaran. Sedangkan penggunaan Google Slide dan
Google Document untuk materi dan LKPD mereka masih belum terbiasa. Seperti
menuliskan jawaban sesuai petunjuk dan atau menautkan link pada lembar kerja.
Sehingga waktu yang dialokasikan pada sintaks pengumpulan dan pemprosesan data
dalam diskusi kelompok dan mengerjakan LKPD masih tidak cukup berakibat pada
bertambahnya waktu (tidak sesuai alokasi waktu pembelajaran). Begitu pula saat
sintaks verifikasi metode diskusi dengan menggunakan Google Meet. Pada siklus I
dari 28 peserta didik terdapat 18 peserta didik yang berhasil bergabung ke Google
meet. Peserta didik masih tidak terbiasa melakukan presentasi dan menyampaikan

40
pendapatnya melalui verbal. Maka, berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, peneliti
akan melanjutkan kembali penelitian ke siklus II.

4.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II


A. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II selain melanjutkan penerapan rencana pembelajaran
dan instrumen penelitian yang sama dengan siklus I. Pada perencanaan siklus II,
peneiti melakukan penyesuaian pada pembelajaran berdasarkan hasil refleksi.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, kemampuan peserta didik dalam
memfungsikan perangkat sudah tergolong cukup mampu sehingga pada langkah
orientasi masalah waktu dapat disesuaikan dan diperbanyak pada penemuan jawaban
atas masalah dan pengumpulan data.

B. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sudah dibuat. Pada saat pelaksanaan kendala yang dihadapi masih
sama dengan siklus I yaitu sinyal yang sulit. Namun pada siklus II, peserta didik
sudah terbiasa dengan pembelajaran menggunakan Google Workspace.

C. Observasi
Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Discovery
Learning di kelas IX A pada siklus II telah selesai dilaksanakan. Secara keseluruhan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang
telah disusun pada tahap perencanaan, dalam pelaksanaannya juga sudah lebih
kondusif dibandingkan dengan siklus I. Aktivitas guru diamati oleh observer dan guru
sudah melakukan perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Guru lebih
mengorganisir pembelajaran dengan menerapkan langkah pembelajaran discovery.

Tabel 4.9. Hasil Observasi Aktivitas Guru

41
NO INDIKATOR SIKLUS II

1. Guru mengkondisikan kesiapan Ya


siswa
2. Guru mengucapkan salam dan Ya
meminta siswa memimpin
membaca do’a
3. Guru memotivasi siswa Ya
4. Guru menyampaikan indikator Ya
dan tujuan pembelajaran
5. Guru menggunakan media Ya
pembelajaran yang sesuai
6. Guru menjelaskan tentang model Ya
Discovery Learning
7. Guru membagi siswa dalam Ya
beberapa kelompok
8. Guru membuka pelajaran sesuai Ya
dengan pendekatan
9. Guru memutar video tentang Ya
materi pembelajaran (orientasi
masalah)
10. Guru memberikan pertanyaan Ya
kepada siswa (stimulasi)
11. Guru memberikan permasalahan Ya
sesuai dengan materi yang
dipelajari untuk dipecahkan
(perumusan masalah)
12. Guru membantu siswa membuat Ya
rumusan pernyataan berdasarkan
stimulasi video atau bahan literasi
13. Guru meminta siswa untuk Ya
mencari sumber informasi dari
buku atau handout dan
mendiskusikannya
(pengumpulan data)
14 Guru berperan sebagai Ya
pembimbing dengan
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar
secara aktif
15. Guru meminta siswa untuk Ya
membuktikan hasil temuannya

42
dengan konsep yang sudah ada
(verifikasi data)
16. Guru meminta siswa untuk Ya
memberikan kesimpulan
17. Guru memberikan pertanyaan Ya
terkait materi yang telah
Dipelajari
18. Guru memberikan penguatan Ya
terhadap hasil pemecahan
masalah sesuai dengan materi
19. Guru memberikan motivasi Ya
kepada siswa dan
mengevaluasi kinerja siswa
20. Guru menutup pelajaran dengan Ya
doa dan salam

Selama pelaksanaan tindakan juga dilaksanakan observasi untuk mengetahui


peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif dan kemampuan literasi digital peserta
didik. Berikut ini adalah hasil observasi selama pelaksanaan tindakan pembelajaran
menggunakan model Discovery Learning untuk siklus II.

1. Data Hasil Belajar


Hasil belajar yang diukur pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar kognitif.
Data hasil belajar dari diperoleh dari hasil pretest dan postest pada setiap pertemuan.
Hasil belajar disajaikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.10 Hasil belajar siklus II
No Nama Nilai G Keterangan
Pretest Postest (N- (KKM : 70)
Gain)
1. Tidak
Adi Susanto
35 65 0.46 Tuntas
2. Ahmad Rifa'i 65 80 0.43 Tuntas
3. Alfiatun Nikmah 30 70 0.57 Tuntas
4. Tidak
Almaidah
- - 0.00 Tuntas
5. Aris Nurdianda 65 70 0.14 Tuntas

43
6. Delia Puspita Dewi 60 90 0.75 Tuntas
7. Dessy Kurnia Sari 75 90 0.60 Tuntas
8. Dewi Yanur Agustin 70 85 0.50 Tuntas
9. Dfalen Alexasena 35 80 0.69 Tuntas
10. Dimas Rasya Tuntas
Wardana 50 75 0.50
11. Ellinvia Taniu 55 75 0.44 Tuntas
12. Tidak
Erich Gracea
50 65 0.30 Tuntas
13. Fakhri Faozi 65 85 0.57 Tuntas
14. Hadisti Aulia Cantika 70 90 0.67 Tuntas
15. Mahfud Arifin 20 70 0.63 Tuntas
16. Maulana Asidik 60 80 0.50 Tuntas
17. Mecca Muntia 70 85 0.50 Tuntas
18. Miftakhul Jannah 65 75 0.29 Tuntas
19. Muazzam Syafiq Tuntas
Ahmad 35 80 0.69
20. Muhammad Ahyar Tuntas
Nafarin 35 75 0.62
21. Mutiara Arista Widya 50 80 0.60 Tuntas
22. Nandar Mahesta 65 75 0.29 Tuntas
23. Rena Yulianingsih 55 80 0.56 Tuntas
24. Tidak
Sahrul Gunawan
45 65 0.36 Tuntas
25 Tuntas
Sidik Firmansah
60 70 0.25
26 Thomas Adriyan 55 75 0.44 Tuntas
27 Tidak
Toni Wijaya
60 65 0.13 Tuntas
28 Vemmi Ardiansyah 65 75 0.29 Tuntas
Rata-rata nilai 54 77

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui nilai peserta didik pada pelaksanaan
siklus 2 mengalami peningkatan melihat perbandingan antara nilai pretest dan postest.
Ketuntasan individual dihitung berdasarkan rumus berikut :
Jumlah skor
100 %
Ketuntasan individual = Jumlah skor maksimal

44
Berdasarkan nilai ketuntasan individual, hasil belajar kemudian dianalisis
berdasarkan ketuntasan klasikal
Jumlah siswa yang tuntas belajar
100 %
Ketuntasan klasikal = Jumlah seluruh siswa
23
100 %
Ketuntasan klasikal = 28 = 82,14%

Tabel 4.11.Skor N-gain hasil belajar siklus II

Rentang nilai Frekuensi Persentase Kategori


G≥0.7 1 3,58% Tinggi
0.3 ≥ G ≥ 0.7 20 71,42% Sedang
G<3 7 25% Rendah

Berdasarkan hasil perhitungan selisih (Gain) yang diperoleh dari hasil pretes
dan postes siklus I didapatkan hasil rekapitulasi skor N-Gain yang dikategorikan
berdasarkan tabel. Hasil pengkategorian diperoleh pada siklus I jumlah siswa dengan
kategori N-gain tinggi 3,58%, kategori sedang 71,42% dan kategori rendah 25%.
Berdasarkan hasil pretest rata-rata nilai 54 dan meningkat saat postest menjadi 77.
Berdasarkan analisis ketuntasan klasikal siswa yang tuntas 23 orang dan yang belum
tuntas 5 orang. Hasil ketuntasan klasikal 82,14% siswa mencapai ketuntasan.

2. Keterampilan Literasi Digital


Pengukuran keterampilan literasi digital pada siklus II masih sama dengan
siklus I. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, peserta didik disajikan materi
pada Google classroom yang menggunakan berbagai macam sumber belajar digital.
Proses pembelajaran menggunakan WaG dan Google meet sebagai media
komunikasi. Pemberian materi melalui bahan ajar digital yang disiapkan dalam
Google slide dan diskusi kelompok melalui lembar kerja digital yang menggunakan
Google Document. Selama proses pembelajaran guru menilai keterampilan literasi

45
digital peserta didik menggunakan rubrik penilaian kinerja. Data hasil penilaian
tertuang dalam tabel berikut :
Tabel 4.12. Hasil Penilaian Kemampuan Literasi Digital Siklus II
N INDIKATOR Jumlah Persentase
O NAMA 1 2 3 4
1. Adi Susanto 2 2 2 2 8 50%
2. Ahmad Rifa'i 3 3 3 3 12 75%
3. Alfiatun Nikmah 2 2 3 2 9 56%
4. Almaidah 0 0%
5. Aris Nurdianda 3 2 3 3 11 69%
6. Delia Puspita Dewi 4 3 3 4 14 88%
7. Dessy Kurnia Sari 4 3 3 3 13 81%
8. Dewi Yanur Agustin 4 3 3 4 14 88%
9. Dfalen Alexasena 3 3 3 3 12 75%
10. Dimas Rasya
Wardana 2 2 2 2 8 50%
11. Ellinvia Taniu 3 3 2 3 11 69%
12. Erich Gracea 3 3 2 2 10 63%
13. Fakhri Faozi 2 2 2 2 8 50%
14. Hadisti Aulia
Cantika 3 3 3 3 12 75%
15. Mahfud Arifin 2 2 2 2 8 50%
16. Maulana Asidik 4 3 3 3 13 81%
17. Mecca Muntia 3 3 3 3 12 75%
18. Miftakhul Jannah 4 3 3 4 14 88%
19. Muazzam Syafiq
Ahmad 3 2 2 3 10 63%
20. Muhammad Ahyar
Nafarin 4 3 3 3 13 81%
21. Mutiara Arista
Widya 4 4 3 4 15 94%
22. Nandar Mahesta 3 3 3 3 12 75%
23. Rena Yulianingsih 3 2 2 3 10 63%
24. Sahrul Gunawan 3 2 2 3 10 63%
25
Sidik Firmansah
3 3 3 3 12 75%
26 Thomas Adriyan 4 3 3 3 13 81%
27 Toni Wijaya 3 3 2 2 10 63%
28 Vemmi Ardiansyah 3 3 3 3 12 75%

46
Rata-rata 3.11 2.70 2.63 2.89 68%

Tabel 4.13. Hasil Penilaian Literasi Digital per Indikator


Indikator 1 2 3 4
Functional skill Ability to find Bertanya dan Komunikasi
and beyond and select menjawab dan kolaborasi
information berdasarkan
bahan
4 8 siswa 1 siswa 0 siswa 4 siswa
(sangat mampu)
3 14 siswa 17 siswa 17 siswa 16 siswa
( cukup
mampu)
2 5 siswa 9 siswa 10 siswa 7 siswa
(kurang
mampu)
1 1 siswa 1 siswa 1 siswa 1 siswa
(tidak mampu)

Penilaian kinerja selama proses pembelajaran mengukur 4 indikator


keterampilan literasi digital yaitu: 1) Functional skill and beyond (mampu
memfungsikan perangkat), 2) Ability to find and select information (mencari
informasi melalui link yang disediakan), 3) mampu bertanya dan menjawab
berdasarkan bahan literasi 4) Kemampuan komunikasi dan berkolaborasi dalam
literasi digital.
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.12 diperoleh kemampuan literasi
digital peserta didik pada siklus I pada rata-rata 68% tergolong kategori cukup
mampu dalam berliterasi digital. Berdasarkan tabel 4.13 deskripsi perindikator untuk
indikator 1 peserta didik yang berada pada level sangat mampu ada 8 siswa, cukup
mampu ada 14 siswa, dan kurang mampu ada 5 siswa. Pada indikator 2, peserta didik
berada pada level sangat mampu 1 siswa, cukup mampu 17 siswa dan kurang mampu
9 siswa. Pada indikator 3 peserta didik masih belum ada yang sangat mampu, cukup
mampu 17 siswa, kurang mampu 10 siswa. Indikator 4 peserta didik sangat mampu 4
siswa, cukup mampu 16 siswa dan kurang mampu 7 siswa untuk kemampuan

47
kolaborasi dan komunikasi dalam kelompok ketika mengerjakan LKPD. Sedangkan
siswa yang tidak mampu karena tidak mengikuti proses pembelajaran dari awal
hingga akhir.
Mengukur kemampuan literasi peserta didik selain dengan observasi oleh guru
juga menggunakan angket kemampuan literasi digital yang diisi oleh peserta didik
untuk mengetahui tanggapan peserta didik sendiri dalam mengukur kemampuan
literasi digital diri sendiri. Angket terdiri dari 20 poin pertanyaan. Peneliti
menggunakan metode skala likert, yang merupakan skala untuk responden dapat
mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Skala likert terdiri dari beberapa
pertanyaan yang bersifat tertutup. Pilihan jawaban dibuat berjenjang mulai dari paling
rendah sampai paling tinggi. Kisi-kisi indikator yang ingin diukur dengan
menggunakan angket berdasarkan tabel 4.7. Berikut merupakan hasil pengolahan
data dari jawaban kuisioner oleh peserta didik.
Tabel 4.14. Hasil pengisian angket kuisioner siklus II
Pertanyaan Frekuensi Total Nilai Nilai Rata- Skor skala
Total Rata Per interval
Indikator
1 28 Baik
86 3.19
2 28 Baik
76 2.81
3 28 Baik
87 3.22
4 28 Sangat baik
87 3.22
5 28 Baik
58 2.15
6 28 Baik
82 3.04
7 28 Baik
69 2.56
8 28 Baik
83 3.07
9 28 Tidak Baik
55 2.04
10 28 Baik
79 2.93
11 28 Baik
80 2.96
12 28 84 3.11 Baik

48
13 28 Baik
81 3.00
14 28 Baik
80 2.96
15 28 Baik
84 3.11
16 28 Baik
56 2.07
17 28 Baik
83 3.07
18 28 Baik
84 3.11
19 28 Baik
80 2.96
20 28 Baik
78 2.89

Berdasarkan hasil pengisian angket, pada siklus II jawaban siswa juga


perindikator rata-rata berada pada kategori baik, dan pada pertanyaan 4 sangat baik
dan 9 tidak baik. Hasil ini sama dengan siklus I. Secara kategori masih sama untuk
setiap indikator, namun interval angka ada mengalami perubahan. Hal ini akan
dibahas lebih lanjut pada poin pembahasan.

D. Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil belajar yang didapatkan pada siklus II ketuntasan klasikal
tercapai 82,14%, dengan kategori N-gain tinggi 3,58%, kategori sedang 71,42% dan
kategori rendah 25%.. Hasil observasi dan penelusuran angket mengindikasikan
literasi digital peserta didik sudah meningkat jika dibandingkan siklus I. Penguasaan
literasi digital yang dianalisis pada tiap indikator. Pada setiap indikator mengalami
peningkatan presentase siswa yang terkategori sangat mampu dan mampu. Sehingga
kemampuan peserta didik sudah berada pada kategori cukup mampu dalam literasi
digital (lihat tabel 4.13). Berdasarkan observasi dari observer, pembelajaran pada
siklus I sudah menerapkan model discovery learning dengan baik. Langkah
pembelajaran juga sudah dilakukan peneliti sesuai dengan sintaks model discovery.
Dengan pembelajaran discovery learning berbantuan Google Workspace for
Education guru dapat melatih kemampuan literasi digital peserta didik.
4.4. Pembahasan

49
A. Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Hasil belajar yang diukur pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif.
Hasil belajar diperoleh dari nilai pretest dan postest siswa pada setiap siklus
kemudian dibandingkan apakah terdapat peningkatan hasil belajar terhadap
penelitian yang dilakukan. Hasil ketuntasan klasikal siklus I adalah 57.14% siswa
tuntas. Hasil belajar peserta didik pada siklus II mengalami peningkatan ketuntasan
klasikal 82,14% siswa mencapai ketuntasan. Selain berdasarkan ketuntasan klasikal
kita juga dapat membandingkan hasil N-gain pretes dan postes pada siklus I dan
siklus II. Perbandingan hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15. Perbandingan N-gain siklus I dan II


Rentang nilai Persentase Siklus I Persentase siklus II Kategori
G≥0.7 0% 3,58% Tinggi
0.3 ≥ G ≥ 0.7 50% 71,42% Sedang
G<3 50% 25% Rendah

Berdasarkan hasil analisis ketuntasan klasikal pada siklus I 57,14% dan sesuai
dengan skor N-gain hasil belajar siklus I yaitu siswa 50% masih berada pada kategori
rendah dan 50% sedang, tidak ada yang mencapai skor N-gain tinggi. Adapun yang
diduga sebagai penyebab belum tercapainya kriteria keberhasilan hasil belajar peserta
didik pada siklus I, antara lain sebagai berikut :
1) Implementasi model pembelajaran discovery berbantuan Google Workspace for
Education merupakan hal yang baru bagi peserta didik kelas IX A sehingga
banyak peserta didik yang belum paham akan langkah-langkah dalam
pembelajaran ini..
2) Banyak peserta didik yang terkendala jaringan sehingga menggangu dalam
proses pembelajaran. Beberapa peserta didik sulit mengikuti instruksi
dikarenakan sinyal yang kurang bagus ditempat tinggal mereka.Terutama ketika
masuk ketahap diskusi secara sinkronus dengan menggunakan fitur Google meet.

50
Hal ini mengakibatkan proses validasi data hasil LKPD masih kurang dimengerti
oleh peserta didik.
Berdasarkan kendala yang dialami peneliti pada siklus I, peneliti mencoba
melakukan perbaikan pada siklus II. Diantaranya dengan guru perlu
menginformasikan langkah-langkah dalam pembelajaran serta memberi gambaran
hal-hal yang perlu dilakukan peserta didik dalam setiap sintak pembelajaran, agar
setiap proses pembelajaran dapat dilakukan efektif. Kendala sinyal dapat diatasi
dengan upaya peserta didik dapat menuju rumah temannya yang sinyal cukup bagus
dan terdekat agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar baik ketuntasan klasikal maupun
skor N-gain. Hal ini disebabkan pada siklus II peserta didik sudah mulai
membiasakan diri dengan pembelajaran model discovery berbantuan Google
workspace. Peningkatan terjadi sesuai dengan upaya perbaikan dari peneliti
berdasarkan refleksi siklus I. Discovery Learning adalah model pembelajaran
berbasis teori kognitif yang menekankan peran guru dalam membentuk lingkungan
belajar yang mendorong peserta didik secara aktif dan mandiri dalam membangun
pengetahuannya (Jannah, 2020). Model pembelajaran Discovery Learning akan
membantu dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri pengetahuanya (Fransiska,
2018).

B. Kemampuan Literasi Digital Peserta Didik Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian kemampuan literasi digital peserta didik yang


diambil dengan penilaian pada proses pembelajaran dan kuisioner pada siklus I.
Kemampuan literasi digital yang diukur ada 4 indikator yaitu Penilaian kinerja
selama proses pembelajaran mengukur 4 indikator keterampilan literasi digital yaitu:
1) Functional skill and beyond (mampu memnfungsikan perangkat), 2) Ability to find
and select information (mencari informasi melalui link yang disediakan), 3) mampu

51
bertanya dan menjawab berdasarkan bahan literasi 4) Kemampuan komunikasi dan
berkolaborasi dalam literasi digital.
Penilaian kemampuan literasi digital peserta didik berdasarkan siklus 1,
merujuk pada tabel 4.6 pada setiap indikator 1 dan indikator 4 terkategori cukup
mampu karena 60% masih berada pada kategori cukup mampu, 40% berada pada
kategori kurang mampu. Pada indikator 2 dan 3 kurang dari 30% yang cukup mampu,
70% masih kurang mampu. Hal ini terjadi karena pada indikator memfungsikan
perangkat (1) peserta didik sudah terbiasa dengan gawai (smartphone) dan sudah
cukup mampu menggunakannya untuk berkomunikasi dan berkolaborasi (indikator 2)
pada forum kelas maya. Namun untuk menggunakan fitur Google workspace dalam
pembelajaran peserta didik masih kurang mampu. Peserta didik kurang mampu
menggunakan bahan melalui kelas maya untuk mencari informasi dengan
menggunakan hyperlink dan membuat pertanyaan kritis dan menjawab berdasarkan
bahan literasi (indikator 2 dan 3).
Berdasarkan hal tersebut pada siklus II, peneliti mengupayakan untuk
meningkatkan kemampuan literasi digital peserta didik terutama pada indikator 2 dan
3 dengan lebih banyak menyediakan link sebagai sumber pembelajaran dan
menstimulasi dengan berbagai macam kasus/kejadian agar peserta didik dapat
membuat pertanyaan kritis dan menjawab kasus berdasarkan sumber yang relevan.
Sehingga, pada siklus II terjadi peningkatan skor untuk indikator 1 ±28% siswa
terkategori sangat mampu, 50% siswa cukup mampu. Indikator 2 menjadi 65%
berada pada kategori sangat mampu dan cukup mampu. Indikator 3 pun 65% siswa
menjadi cukup mampu dan indikator 4 72% siswa berada pada kategori sangat
mampu dan cukup mampu. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan peserta didik
pada setiap indikator sudah meningkat. Peningkatan ini disebabkan peserta didik
sudah semakin terbiasa dengan penggunaan fitur Google workspace sebagai media
dalam pembelajaran daring. Sedangkan untuk pengukuran kemampuan literasi digital
berdasarkan angket tidak terlalu jauh perubahan skornya. Hasil siklus I rata rata

52
berada pada kategori baik. Pada siklus I dan II jawaban siswa juga perindikator rata-
rata berada pada kategori baik, dan pada pertanyaan 4 sangat baik dan 9 tidak baik.
Peningkatan kemampuan literasi digital peserta didik dengan penerapan
pembelajaran Discovery berbantuan google workspace for education. Pembelajaran
discovery sebagai panduan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.
Sedangkan GWE sebagai alat bantu (media) yang digunakan. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian (Rosdiana, 2017) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran
discovery dimaksudkan untuk mendorong pada pembelajaran siswa aktif dalam
menemukan konsep. Di dalam discovery learning siswa dilatih untuk belajar sendiri
secara mandiri.
Ditambah dengan penggunaan media yang tepat yaitu GWE dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik sekaligus meningkatkan kemampuan literasi digital peserta
didik yang sangat penting dalam pembelajaran daring.

53
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IX A
SMPN 3 Pandih Batu, dapat disimpulkan
1. Implementasi model discovery e-learning berbantuan Google Workspace for
Education dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik kelas IX A
SMPN 3 Pandih Batu Tahun Ajaran 2021/2022. Berdasarkan hasil belajar siklus
I rata-rata 69 dengan ketuntasan klasikal 57.14%. Pada siklus II mengalami
peningkatan 77 dengan ketuntasan klasikal 82,14% siswa mencapai ketuntasan.
2. Implementasi model discovery e-learning berbantuan Google Workspace for
Education dapat meningkatkan kemampuan literasi digital peserta didik kelas
IX A SMPN 3 Pandih Batu Tahun Ajaran 2021/2022. Kemampuan literasi
digital peserta didik pada siklus I adalah 59% tergolong kategori cukup mampu
dalam berliterasi digital. Kemudian meningkat pada siklus II menjadi 68%
kategori cukup mampu.

5.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan antara lain:
1. Bagi guru (peneliti) dapat diadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan
Google workspace for education pada materi dan mata pelajaran lain.
2. Bagi Kepala Sekolah dan pemangku jabatan dapat menjadikan model discovery
learning untuk alternatif pembelajaran abad 21 dan dikombinasikan dengan
google workspace for education untuk meningkatkan kemampuan literasi digital
peserta didik.
3. Kekurangan dari model discovery learning yaitu menyita banyak waktu karena
mengubah cara belajar yang biasa digunakan, namun kekurangan tersebut dapat
diminimalisir dengan merencanakan kegiatan pembelajaran secara terstruktur

54
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2021). udeka.id/mengenal-google-workspace-for-education-platform-


pendidikan-digital/. Retrieved from udeka.id/mengenal-google-workspace-
for-education-platform-pendidikan-digital/.
Arikunto, S., & Supardi, S. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Assidiqia, M. H., & Sumarni, W. (2020). Pemanfaatan Platform Digital di Masa
Pandemi Covid-19. SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA.
B, A. (2020, Juni 3).
Bachri. (2020, Juni 3). Retrieved from https://unlimited.id/blog/pengertian-google-
workspace-for-education-dan-manfaatnya/.
Cahyati, C., Surahman, E., & Diana , H. (2019). KEMAMPUAN LITERASI
DIGITAL DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL
DISCOVERY LEARNING. Biosper.
Elpira, B. (2018). PENGARUH PENERAPAN LITERASI DIGITAL TERHADAP
PENINGKATAN PEMBELAJARAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDA
ACEH. SKRIPSI-FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA-UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI AR-RANIRY.
Febrianti, I. (2021). Implementasi Penggunaan Google Classroom Pada Pembelajaran
Daring Masa Pandemi Covid-19 Di Kelas VI Sekolah Dasar. Skripsi
Universitas Jambi.
Fransiska, L. S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Negeri 3 Sukasada. Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI).
Jannah, R. &. (2020). Kemampuan Siswa dalam Mengajukan Dugaan dan Melakukan
Manipulasi.
Juliana, M. D., & A. D. A, D. (n.d.).
Jumanto. (2017). Metode Mengajar Bahasa VS Gaya Belajar Mahasiswa. .
Yogyakarta: Textium.
Kemdikbud. (2020). http://pgdikdas.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-model-
pembelajaran-discovery-learning#:~:text=Model%20pembelajaran
%20penyingkapan%2Fpenemuan%20(Discovery,menemukan%20beberapa
%20konsep%20dan%20prinsip. Retrieved from
http://pgdikdas.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-model-pembelajaran-
discovery-learning#:~:text=Model%20pembelajaran%20penyingkapan
%2Fpenemuan%20(Discovery,menemukan%20beberapa%20konsep%20dan
%20prinsip.
Kompri. (2017). Belajar,Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. Yogyakarta:
Media Akademi.

55
Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembang
Profesi Guru. Jakarta : PT.Raja Grafindo persada.

56
Marty, P. (2013). Scientific Inquiry, Digital Literacy, and Mobile Computing in
Informal Learning Environments. Learning, Media and Technology. 407-428.
MUNA, F. N. (2020). PENGARUH PENERAPAN LITERASI DIGITAL DAN
KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA
PADA MASA PANDEMI COVID-19 SISWA KELAS IX SMP NU
SURUH . Skripsi. IAIN SALATIGA.
Nugroho, C., & Nasionalita, K. (2020). Digital Literacy Index of Teenagers in
Indonesia. Jurnal Pekommas Kominfo.
Rachmawati, Y. M. (2020). Studi Eksplorasi Pembelajaran Pendidikan Ipa Saat Masa
Pandemi Covid-19 Di Uin Sunan Ampel Surabaya. Indonesian Journal Of
Science Learning.
Rosdiana, R. B. (2017). Pengaruh Penggunaan Model Discovery learning terhadap
Efektivitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
dan Pengembangan, .
Saputra, & Yohana. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning .
JMP OLINE (3), 1465-147.
Simanjuntak, M. P., Siregar, L., & Lumbangaol, Y. T. (2019). PENERAPAN
DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA
SMP. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI).
TIM PENULIS. (2017). Materi Pendukung Literasi Digital, Gerakan Literasi
Nasional. Retrieved from Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ucu, N. L. (2018). Analisa Pemanfaatan E-Learning Untuk Proses Pembelajaran.
Jurnal Teknik Informatika, 13(1).
Yuliana, N. (2018). PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DI
SEKOLAH DASA. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Universitas
Pendidikan Ganesha.
Zulastri. (2017). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Sifat Bangun
Datar Siswa Kelas Iii Mi Nurul Islam Semarang Tahun Ajaran 2016/ 2017.
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang.

57
LAMPIRAN 1.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP


Kelas/Semester : IX/Ganjil
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Sistem Reproduksi Manusia
Alokasi Waktu : 8 JP

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait, fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai,memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menghubungkan sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada
sistem reproduksi dengan penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan
reproduksi
4.1 Menyajikan hasil penelusuran informasi dari berbagai sumber terkait
upaya pencegahan gangguan pada organ reproduksi

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui pengamatan gambar dan video pembelajaran serta eksplorasi materi
di internet, peserta didik dapat menelaah struktur dan fungsi organ pada
sistem reproduksi laki laki dengan tepat.
2. Melalui pengamatan gambar dan video pembelajaran serta eksplorasi materi
di internet, peserta didik dapat merincikan proses spermatogenesis

58
3. Melalui pengamatan gambar dan video pembelajaran serta eksplorasi materi
di internet, peserta didik dapat menelaah struktur dan fungsi organ pada
sistem reproduksi wanita dengan tepat.
4. Melalui pengamatan gambar dan video pembelajaran serta eksplorasi materi
di internet, peserta didik dapat merincikan proses spermatogenesis
5. Melalui eksplorasi materi dan diskusi kelompok,peserta didik dapat
merincikan proses menstruasi pada wanita
6. Melalui eksplorasi materi dan diskusi kelompok,peserta didik dapat
merincikan proses fertilisasi pada manusia dengan tepat
7. Peserta didik menyajikan laporan hasil studi penggalian tentang penyakit
pada sistem reproduksi manusia secara komunikatif dan sistematis.
8. Peserta didik menyajikan poster/video tentang upaya menjaga kesehatan
reproduksi manusia secara kreatif

D. STRATEGI PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Discovery learning dalam pembelajaran daring

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Sub materi : Struktur Organ reproduksi pada laki-laki
Langkah Kegiatan Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
Prapembelajaran Peserta didik dibimbing WaG
guru untuk dapat masuk ke
google classroom Google
Peserta didik mengerjakan classroom /
soal pretest google form
Stimulation Peserta didik membaca dan Classroom 10 menit
mengamati bacaan dan dan WaG
gambar tokoh/selebritas
seperti Lucinta Luna/Mylen
Cyrus dan guru memberikan
stimulasi bahan bacaan
Problem Guru mengarahkan peserta Classroom 10 menit
statement didik untuk menemukan dan WaG
permasalahan yang sesuai
dari stimulasi dengan
menggunakan kata tanya
misalnya berupa dapatkah
seorang laki-laki menjadi
wanita kemudian hamil,

59
hilang jakun, hilang penis,
dan sebagainya.
Diarahkan untuk dapat
muncul pertanyaan apa dan
bagaimana fungsi organ
reproduksi pada laki-laki
Data collection Peserta didik mulai Classroom 10 menit
membaca materi yang dan Google
disediakan guru dengan ada slides
hyperlink atau pandu arah
untuk mencari informasi di
internet.
Data processing Peserta didik mencoba Classroom 10 menit
berdiskusi dalam kelompok dan Google
untuk mendiskusikan document
mengerjakan LKPD
berbantuan google
workspace (kolaborasi)
Verification Peserta didik mengolah data Google Meet 20 menit
hasil dan mengkonfirmasikan
dengan teori yang mereka
temukan serta menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada
LKPD berbantuan google
workspace
Peserta didik saling
berdiskusi dengan diarahkan
oleh guru.
Guru memberikan
penguatan terhadap materi
Generalization Peserta didik membuat Google Meet 5 menit
kesimpulan dari dan google
penemuan /pembelajaran classroom
hari ini
Peserta didik melakukan
posttest

Pertemuan 2
Sub Materi : Struktur Organ Reproduksi pada wanita
Langkah Kegiatan Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
Prapembelajaran Peserta didik dibimbing WaG

60
guru untuk dapat masuk ke
google classroom Google
Peserta didik mengerjakan classroom /
soal pretest google form
Stimulation Peserta didik membaca dan Classroom 10 menit
mengamati bacaan yang di dan WaG
share ke classroom tentang
mengapa wanita mudah
marah saat sedang
menstruasi dan mengapa
khitan untuk laki-laki sangat
dianjurkan tetapi tidak bagi
perempuan untuk stimulasi
perbedaan antara organ
reproduksi laki-laki dan
wanita
Problem Guru mengarahkan peserta Classroom 10 menit
statement didik untuk menemukan dan WaG
permasalahan yang sesuai
bahan bacaan dan diarahkan
untuk dapat muncul
pertanyaan seperti apa dan
bagaimana fungsi struktur
organ reproduksi wanita
sehingga dapat hamil,
melahirkan dan menyusui
Data collection Peserta didik mulai Classroom 10 menit
membaca materi yang dan Google
disediakan guru dengan ada slides
hyperlink atau pandu arah
untuk mencari informasi di
internet.
Data processing Peserta didik mencoba Classroom 10 menit
berdiskusi dalam kelompok dan Google
untuk mendiskusikan document
mengerjakan LKPD
berbantuan google
workspace
Verification Peserta didik mengolah data Google Meet 20 menit
hasil dan mengkonfirmasikan
dengan teori yang mereka
temukan serta menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada

61
LKPD berbantuan google
workspace
Peserta didik saling
berdiskusi dengan diarahkan
oleh guru.
Guru memberikan
penguatan terhadap materi
Generalization Peserta didik membuat Google Meet 5 menit
kesimpulan dari dan google
penemuan /pembelajaran classroom
hari ini
Peserta didik melakukan
posttest

Pertemuan 3
Menstruasi dan Fertilisasi
Langkah Kegiatan Metode Alokasi
Pembelajaran Waktu
Prapembelajaran Peserta didik dibimbing WaG
guru untuk dapat masuk ke
google classroom Google
Peserta didik mengerjakan classroom /
soal pretest google form
Stimulation Peserta didik mengamati Classroom 10 menit
video pembelajaran proses dan WaG
kehamilan yang sudah
dibagikan link di Google
Classroom
Problem Guru mengarahkan peserta Classroom 10 menit
statement didik untuk menemukan dan WaG
permasalahan yang sesuai
dari video dengan
menggunakan kata tanya.
Data collection Peserta didik mulai Classroom 10 menit
membaca materi yang dan Google
disediakan guru dengan ada slides
hyperlink atau pandu arah
untuk mencari informasi di
internet.
Data processing Peserta didik mencoba Classroom 10 menit
berdiskusi dalam kelompok dan Google
untuk mendiskusikan document

62
mengerjakan LKPD
berbantuan google
workspace
Verification Peserta didik mengolah data Google Meet 20 menit
hasil dan mengkonfirmasikan
dengan teori yang mereka
temukan serta menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada
LKPD berbantuan google
workspace
Peserta didik saling
berdiskusi dengan diarahkan
oleh guru.
Guru memberikan
penguatan terhadap materi
Generalization Peserta didik membuat Google Meet 5 menit
kesimpulan dari dan google
penemuan /pembelajaran classroom
hari ini
Peserta didik melakukan
posttest

Pertemuan 4
Gangguan pada sistem reproduksi
Langkah Kegiatan Metode Alokasi
Waktu
Prapembelajaran Peserta didik dibimbing WaG
guru untuk dapat masuk
ke google classroom Google
Peserta didik classroom /
mengerjakan soal pretest google form
Stimulation Peserta didik mengamati Classroom 10 menit
video pembelajaran yang dan WaG
sudah dibagikan link di
Google Classroom
Problem Guru mengarahkan Classroom 10 menit
statement peserta didik untuk dan WaG

63
menemukan
permasalahan yang sesuai
dari video dengan
menggunakan kata tanya.
Data collection Peserta didik mulai Classroom 10 menit
membaca materi yang dan Google
disediakan guru dengan slides
ada hyperlink atau pandu
arah untuk mencari
informasi di internet.
Data processing Peserta didik mencoba Classroom 10 menit
berdiskusi dalam dan Google
kelompok untuk document
mendiskusikan
mengerjakan LKPD
berbantuan google
workspace
Verification Peserta didik mengolah data Google Meet 20 menit
hasil dan
mengkonfirmasikan dengan
teori yang mereka temukan
serta menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada LKPD
berbantuan google
workspace
Peserta didik saling
berdiskusi dengan
diarahkan oleh guru.
Guru memberikan
penguatan terhadap
materi
Generalization Peserta didik membuat Google Meet 5 Menit
kesimpulan dari dan google
penemuan /pembelajaran classroom
hari ini
Peserta didik melakukan
posttest

F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR


1. Media : Google Workspace
2. Alat : buku, alat tullis

64
3. Sumber Belajar :
Buku IPA SMP Kelas VIII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017
Buku pelajaran lain yang relevan
E-learning Sumber dari internet:
G. Penilaian, Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan
1. Penilaian
Penilaian yang dilakukan dengan 4 cara penilaian yaitu
a) Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : penilaian diri
b. Bentuk instrumen : lembar penilaian diri
c. Instrumen : terlampir
b) Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian : tes terlulis
b. Bentuk instrumen : soal pilihan ganda
c. Instrumen : terlampir

c) Penilaian Keterampilan
a. Teknik penilaian : observasi
b. Bentuk instrumen : lembar observasi
c. Instrumen : terlampir

2. Pembelajaran Remedial
Remidian dilakukan untuk peserta didik yang belum tuntas evaluasi.
Instrumen remedi terdapat pada lampiran.
3. Pengayaan
Materi pengayaan tentang Spermatogenesis dan Oogenesis untuk peserta didik
yang sudah melampaui ketuntasan KKM pada evaluasi. Instrumen pengayaan
terdapat pada lampiran.

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 3 Pandih Batu Guru Mata Pelajaran

AKHID AHDIANNUR, M. Pd. FITRIA AZIZAH, S.Pd.


NIP. 19830531 200604 1 004 NIP. 19920425 201903 2 023

65
LAMPIRAN 2

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1

TOPIC : ORGAN REPRODUKSI PADA LAKI-LAKI


MATA PELAJARAN : IPA
KELAS/SEMESTER : IX/I
AlOKASI WAKTU : 30 Menit

A. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menghubungkan sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada sistem
reproduksi dengan penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi

B. TUJUAN
1. Peserta didik mengidentifikasi organ reproduksi pada laki-laki
2. Peserta didik menghubungkan antara struktur dan fungsi organ reproduksi
pada laki-laki
3. Peserta didik merincikan proses spermatogenesis

C. PETUNJUK
1. Bacalah setiap petunjuk yang ada pada LKPD ini dengan teliti.
2. Ikuti langkah pengerjaan sesuai dengan petunjuk

D. AKTIVITAS/LANGKAH KERJA
1. Silakan klik video berikut dan tontonlah dengan penuh perhatian

https://youtu.be/eWdxwTfJqiE

2. Yuk mulai bertanya. Buatlah pertanyaan yang


berhubungan dengan materi pada video diatas. Gunakan
kata tanya (Apa, Mengapa, dan Bagaimana)
Contoh Pertanyaan :
Apa organ reproduksi laki-laki?
Mengapa Organ Reproduksi harus dilindungi ketika rontgen?

Tulislah rumusan pertanyaanmu di kotak ini ! Berdasarkan apa yang kamu


bisa tanyakan setelah menonton video ?

66
3. Mari mengumpulkan informasi dengan mencoba mengisi dan melengkapi
pertanyaan dibawah ini. Kamu dapat menjawab setelah menonton video
tersebut atau klik link yang ada pada pojok untuk informasi lebih banyak.
https://kelasmaya.belajar.kemdikbud.go.id/KelasMaya/Diklat/DetailTerbu
ka/D202006001310 Setelah membaca materi jawablah pertanyaan
dibawah ini dengan jelas
4. Lengkapilah tabel dan jawab pertanyaan dibawah ini dengan
mengumpulkan informasi pada video/buku/ internet

1. Berdasarkan video pada menit ke 3-10 Tuliskan nama alat / bagian yang
ditunjuk oleh gambar di atas sesuai dengan urutan nomor pada tabel berikut:
No Nama bagian Fungsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2. Berdasarkan gambar alat reproduksi pria, bagian apa saja yang termasuk ke
dalam:

67
a. Organ bagian luar:
b. Organ bagian dalam:
3. Kerusakan fungsi pada organ nomor 2 akan mengakibatkan?
4. Pada saat perkawinan, laki-laki akan ejakulasi sehingga dikeluarkan cairan
yang disebut semen. Identifikasi isi dan sumber cairan yang terdapat pada
semen. . . .
5. Seorang pria, berlibur ke daerah yang suhu lingkungannya lebih rendah
dibandingkan dengan suhu lingkungan biasa pria tersebut, maka yang terjadi
pada testis pria tersebut adalah…

E. DISKUSI
Kamu dapat berdiskusi dengan temanmu/orangtua tentang organ reproduksi pada
laki-laki. Misalnya tentang bagaimana menjaga kebersihan organ reproduksi.
Tuliskan apa topic yang kalian diskusikan dan hasil diskusinya disini.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2


TOPIC : STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN
REPRODUKSI WANITA
MATA PELAJARAN : IPA
KELAS/SEMESTER : IX/I
AlOKASI WAKTU : 30 Menit

A. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menghubungkan sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada sistem
reproduksi dengan penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi

B. TUJUAN
1. Peserta didik mengidentifikasi organ reproduksi pada wanita
2. Peserta didik menghubungkan antara struktur dan fungsi organ reproduksi
pada wanita
3. Peserta didik merincikan proses oogenesis

C. PETUNJUK
1. Bacalah setiap petunjuk yang ada pada LKPD ini dengan teliti.
2. Ikuti langkah pengerjaan sesuai dengan petunjuk

68
D. AKTIVITAS/LANGKAH KERJA
1. Silakan klik video berikut dan tontonlah dengan penuh perhatian

https://youtu.be/gwbiLIAry2A

2. Yuk mulai bertanya. Buatlah pertanyaan yang


berhubungan dengan materi pada video diatas. Gunakan
kata tanya (Apa, Mengapa, dan Bagaimana)
Contoh Pertanyaan :
Apa organ reproduksi wanita?
Mengapa Organ Reproduksi harus dilindungi ketika rontgen?

Tulislah rumusan pertanyaanmu di kotak ini ! Berdasarkan apa yang kamu


bisa tanyakan setelah menonton video ?

3. Mari mengumpulkan informasi dengan mencoba mengisi dan melengkapi


pertanyaan dibawah ini. Kamu dapat menjawab setelah menonton video
tersebut atau klik link yang ada pada pojok untuk informasi lebih banyak.
https://kelasmaya.belajar.kemdikbud.go.id/KelasMaya/Diklat/DetailTerbuka/
D202006001310
Setelah membaca materi jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas.

Sistem Reproduksi pada Wanita


Setelah membaca materi dan menonton video pada menit ke -5 sampai 12 jawablah
pertanyaan dibawah ini dengan jelas.
Gambar 1. Gambar 2.

69
1. Berdasarkan video pada menit ke 5 sampai menit 10. Tuliskan nama alat / bagian
yang ditunjuk oleh gambar di atas sesuai dengan urutan nomor pada tabel berikut:
Gambar 1.
No Nama bagian Fungsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Gambar 2.
No Nama bagian Fungsi
1
2
3
4
5

70
2. Berdasarkan gambar alat reproduksi wanita, bagian apa saja yang termasuk ke dalam:
a. Organ bagian luar:
b. Organ bagian dalam:

E. Diskusi
Kamu dapat berdiskusi dengan temanmu/orangtua tentang organ reproduksi pada
wanita. Misalnya tentang bagaimana menjaga organ reproduksi vital yang tidak boleh
disentuh oranglain. Tuliskan apa topic yang kalian diskusikan dan hasil diskusinya
disini.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 3

TOPIC : MENSTRUASI DAN FERTILISASI


MATA PELAJARAN : IPA
KELAS/SEMESTER : IX/I
AlOKASI WAKTU : 30 Menit

A. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menghubungkan sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada sistem
reproduksi dengan penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi

B. TUJUAN
1. Merincikan proses menstruasi pada wanita
2. Merincikan proses fertilisasi pada manusia

C. PETUNJUK
1. Bacalah setiap petunjuk yang ada pada LKPD ini dengan teliti.
2. Ikuti langkah pengerjaan sesuai dengan petunjuk

71
D. AKTIVITAS/LANGKAH KERJA
1. Silakan klik video berikut dan tontonlah dengan penuh perhatian

https://youtu.be/m1KJL7iChT0

2. Yuk mulai bertanya. Buatlah pertanyaan yang berhubungan


dengan materi pada video diatas. Gunakan
kata tanya (Apa, Mengapa, dan
Bagaimana)
Contoh Pertanyaan :
Mengapa menstruasi hanya terjadi pada wanita?
Tulislah rumusan pertanyaanmu di kotak ini!

3. Mari mengumpulkan informasi dengan mencoba mengisi dan


melengkapi pertanyaan dibawah ini. Kamu dapat menjawab
setelah menonton video tersebut atau klik link yang ada pada pojok
untuk informasi lebih banyak.

https://pojokcerdas.com/ovulasi-dan-
menstruasi/

72
1. Setelah menonton video siklus menstruasi, jelaskan rincian proses siklus
menstruasi berdasarkan gambar siklus menstruasi berikut.

2. Lengkapi tabel fase pada siklus menstruasi berikut ini sesuai dengan gambar.

2. Fertilisasi
Perhatikan gambar skema proses fertilisasi berikut.
Jelaskan proses fertilisasi yang terjadi pada ovarium!

73
3. Lengkapi tabeltahap fertilisasi berikut ini sesuai dengan gambar skema proses
fertilisasi.

4. Tabel Perkembangan Embrio


Kamu dapat menonton video perkembangan embrio pada internet dan melengkapi
tabel

74
Usia Embrio
No Gambar Embrio Perkembangan Embrio
dalam rahim
1 Fertilisasi

2 Usia 4 minggu

3 Usia 8 minggu

75
Usia Embrio
No Gambar Embrio Perkembangan Embrio
dalam rahim
4 Usia 20 minggu

5 Usia 32 minggu

6 Usia 40 minggu

5. Diskusi
1. Bagaimana proses ovarium menyiapkan sel telur untuk pembuahan
sebelum dikeluarkan melalui tuba falopi?
.....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

2. Sebutkan 2 kemungkinan yang bisa terjadi pada sel telur yang berada di
tuba fallopi? Jelaskan !
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

76
3. Apakah yang dimaksud dengan fertilisasi ?
.........................................................................................................................................
...................................................................................................................

4. Dimanakah tempat terjadinya fertilisasi pada manusia? (pada gambar


nomor berapa!)
.........................................................................................................................................
...................................................................................................................
5. Perhatikan gambar janin dalam uterus di atas ! Apakah fungsi dari :
a. Plasenta atau tali pusat
b. Cairan ketuban/cairan amnion
.........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
6. Mengapa perkembangbiakan embrio manusia memerlukan waktu yang
lama (sekitar 9 bulan 10 hari)? Jelaskan
7. Berdasarkan proses fertilisasi, apakah faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya keguguran!

77
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 4

TOPIK : KELAINAN PADA SISTEM REPRODUKSI DAN


UPAYA MENJAGA KESEHATAN REPRODUKSI
MATA PELAJARAN : IPA
KELAS/SEMESTER : IX/I
AlOKASI WAKTU : 30 Menit

A. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menghubungkan sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada sistem
reproduksi dengan penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi

B. TUJUAN
1. Menyajikan laporan hasil studi tentang penyakit pada sistem reproduksi
2. Membuat media (poster/video) tentang upaya mencaga kesehatan reproduksi

C. PETUNJUK
1. Carilah 1 berita/artikel bersumber dari internet tentang
gangguan/penyakit pada sistem reproduksi. Kemudian tuliskan linknya
dibawah ini

2. Berdasarkan artikel yang kamu dapatkan buatlah laporan hasil studi


tentang penyakit pada sistem reproduksi (minimal 5 penyakit) buatlah
dalam bentuk penjelasan
a. Nama penyakit
b. Gejala/penyebab
c. Upaya penyembuhan dan upaya pencegahan

3. Buatlah media (poster/video/tiktok) tentang upaya mencaga kesehatan


reproduksi yang akan dipresentasikan di depan kelas. (Masing-masing
orang).

78
LAMPIRAN 3 SOAL PRETEST-POSTEST SIKLUS 1

Silakan kerjakan soal dibawah ini. Pilihlah satu jawaban yang tepat!
Buka link https://banksoal.belajar.kemdikbud.go.id/Evaluasi/Show/2176

1. Yang termasuk alat reproduksi pada pria adalah…


A.testis dan oviduk
B.ovum dan vas deferens
C.oviduk dan ovum
D.testis dan vas deferens

2. Organ berikut yang bukan merupakan organ penyusun sistem reproduksi laki-
laki adalah ….
A. penis
B. vas deferens
C. testis
D. oviduk
3. Bagian testis yang berperan dalam produksi sperma dan hormon testosteron
disebut....
a. tubulus seminiferus
b. epididimis
c. vesikula seminalis
d. vas deferens
4. Pasangan antara bagian alat reproduksi laki-laki dan fungsinya berikut ini
benar, kecuali...
a. skrotum berfungsi sebagai pembungkus testis
b. tubulus seminiferus berfungsi sebagai tempat produksi sperma
c. vas deferens berfungsi sebagai tempat pematangan sperma
d. uretra berfungsi sebagai saluran tempat keluarnya sperma
5. Perhatikan gambar berikut!

Proses oogenesis terjadi pada bagian yang bernomor ….


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

79
6. Perhatikan gambar organ reproduksi berikut ini:

Fungsi bagian yang ditunjuk huruf S adalah ….


a. pendewasaan spermatozoon
b. menghasilkan spermatozoon
c. mengatur kestabilan suhu testis
d. menampung spermatozoon

7. Perhatikan gambar organ reproduksi berikut ini!

Fungsi bagian yang ditunjuk huruf S adalah … .


1. menghasilkan sel telur dari sel oogonium
2. tempat pembuahan sel telur oleh spermatozoon
3. tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio
4. menyerap sel telur yang dilepas oleh ovarium
8. Sel sperma laki-laki dibuat setiap saat oleh testis. Pembuatan sel sperma
dipengaruhi oleh hormon ….
A. estrogen
B. progesteron
C. testosteron
D. adrenalin
9. Berikut ini yang tidak termasuk organ reproduksi wanita adalah ….
a. Ovum
b. Uterus
c. Oviduk
d. Testis
10. Uterus adalah bagian alat kelamin wanita yang berfungsi sebagai tempat
pembuahan
perkembangan embrio

80
pembuatan sel telur
peleburan sperma dan ovum

SOAL PRETEST-POSTEST SIKLUS II

Silakan kerjakan soal dibawah ini. Pilihlah satu jawaban yang tepat!

1. Peleburan antara sel telur dan sel sperma akan disebut...


embrio
ovulasi
fertilisasi
zigot
2. Sel telur yang tidak dibuahi akan menyebabkan terjadinya....
A.fertilisasi
B.menstruasi
C.keputihan
D.kemandulan

3. Hormon yang memicu berkembangnya folikel dan penebalan uterus secara


berturut-turut adalah…
A.LH dan FSH
B.LH dan estrogen
C.FSH progesteron
D.Estrogen dan progesterone
4. Proses peleburan inti sel sperma dan sel telur akan membentuk…
A.bayi
B.zigot
C.janin
D.embrio

5. Tempat terjadinya pembuahan atau fertilisasi ditunjukkan nomor ….


A. (1)
B. (2)
C. (4)
D. (5)

81
6. Setelah matang, sel telur akan mengalami pelepasan dari folikel menuju saluran
tuba. Peristiwa ini disebut dengan ….
A. fertilisasi
B. menstruasi
C. ovulasi
D. menopause

7. Berikut ini pernyataan yang benar adalah ….


A. jika ovum masak, maka dinding rahim menipis
B. jika terjadi menstruasi, maka dinding rahim menebal
C. jika dinding rahim menipis, maka terjadi ovulasi
D. jika ovum masak, maka dinding rahim menebal

8. Hormon yang berperan dalam memicu pelepasan sel telur saat menstruasi adalah
….
A. FSH
B. LH
C. estrogen
D. progesteron
9. Tahapan saat tubuh manusia mencapai kedewasaan fisik yang ditandai dengan
perubahan dalam penampakan fisik dan pada tahap ini tubuh telah mampu
melaksanakan perkembangbiakan atau reproduksi dinamakan tahapan ….
a. Dewasa
b. Remaja
c. Pubertas
d. Penuaan
10. Penyakit yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, akibat infeksi virus
sehingga menghancurkan sel darah putih adalah ….
A. gonore
B. sifilis
C. AIDS
D. herpes
11. Penyakit keputihan yang banyak diderita oleh remaja putri disebabkan oleh sejenis
jamur, yaitu ….
A. Sclerospora maydis
B. Penicilium notatum
C. Chlamydia trachomatis
D. Candida albicans

82
12. Gejala rasa sakit dan keluar nanah pada saat buang air seni serta keputihan
berwarna kuning hijau pada wanita merupakan tanda penyakit….
A.sifilis
B.gonorhoe
C.AIDS
D.epididimitis

13. Gangguan pada organ kelamin yang disebabkan oleh virus adalah….
A.herpes dan AIDS
B.sifilis dan gonorhoe
C.gonorhoe dan herpes
D.sifilis dan AIDS

14. Tidak mendekati pergaulan bebas dan tidak mengonsumsi obat-obat berbahaya
adalah upaya untuk mencehah penyakit…
A.epidimistis
B.keputihan
C.kudis menahun
D.AIDS

15. Seorang pasien memperlihatkan gejala berikut!


1.hilang selera makan
2.keluar keringat berlebihan malam hari
3.timbulnya bercak-bercak di kulit
4.menurunnya kekebalan tubuh

Dari data di atas pasien menderita penyakit...


A.sifilis
B.gonorrhea
C.AIDS
D.herpes

16. Gejala rasa sakit dan keluar nanah pada saat buang air seni serta keputihan
berwarna kuning hijau pada wanita merupakan tanda penyakit….

A.Sifilis
B.Gonorhoe
C.AIDS
D.Epididimitis

83
17. Gangguan pada organ kelamin yang disebabkan oleh virus adalah….
A.Herpes dan AIDS
B.Gonorhoe dan herpes
C.Sifilis dan gonorhoe
D.Sifilis dan AIDS
18. Tidak mendekati pergaulan bebas dan tidak mengonsumsi obat-obat
berbahaya adalah upaya untuk mencegah penyakit…
A.Epidimistis
B.Keputihan
C.Kudis menahun
D.AIDS
19. Usaha pencegahan penularan penyakit kelamin adalah…
A.Pernikahan dini
B.Perilaku seks bebas
C.Gonta-ganti pasangan
D.Menjaga kesehatan alat kelamin

20. Gejala rasa sakit dan keluar nanah pada saat buang air seni serta keputihan
berwarna kuning hijau pada wanita merupakan tanda penyakit….

A.Sifilis
B.Gonorhoe
C.AIDS
D.Epididimitis

84
LAMPIRAN 4
RUBRIK PENILAIAN KINERJA LITERASI DIGITAL MELALUI E-LKPD
BERBANTUAN GOOGLE WORKSPACE FOR EDUCATION

No Indicator literasi digital Kriteria penilaian Skor


1 Functional Skill and Beyond Mampu memfungsikan E- 4
Mencari informasi melalui LKPD dengan sangat baik dan
link yang disediakan menjawab / edit menggunakan
applikasi
Cukup mampu memfungsikan 3
E-LKPD dan menjawab / edit
menggunakan applikasi dengan
bimbingan
Kurang mampu memfungsikan 2
E-LKPD dan menjawab / edit
menggunakan applikasi
Tidak mampu memfungsikan 1
E-LKPD dan menjawab / edit
menggunakan applikasi
2 The Ability to find and select Mampu menemukan dan 4
Infomation memilih informasi yang
tersedia pada internet
(tersambung di LKPD) dengan
tepat
Cukup mampu menemukan dan 3
memilih informasi yang
tersedia pada internet
(tersambung di LKPD) dengan
kurang tepat
Kurang mampu menemukan 2
dan memilih informasi yang
tersedia pada internet
(tersambung di LKPD) dengan
kurang tepat
Tidak mampu menemukan dan 1
memilih informasi yang
tersedia pada internet
(tersambung di LKPD) dengan
kurang tepat
3 Kemampuan bertanya Mampu mengemukakan 3 4
berdasarkan bahan bacaan jawaban atau pertanyaan kritis
setelah literasi pada LKPD

85
Cukup mampu mengemukakan 3
jawaban atau membuat 2
pertanyaan kritis pada LKPD
Kurang mampu mengemukakan 2
1 jawaban atau pertanyaan kritis
pada LKPD
Tidak mampu 1
mengemukakanjawaban atau
pertanyaan kritis pada LKPD
4 Kemampuan komunikasi dan Mampu bekerja sama dan 4
berkolaborasi dalam literasi berkomunikasi dalam
digital mengerjakan LKPD secara
diskusi kelompok (berbagi
informasi secara digital)
Cukup Mampu bekerja sama 3
dan berkomunikasi dalam
mengerjakan LKPD secara
diskusi kelompok
(berbagi informasi secara
digital)
Kurang Mampu bekerja sama 2
dan berkomunikasi dalam
mengerjakan LKPD secara
diskusi kelompok
(berbagi informasi secara
digital)
Tidak Mampu bekerja sama dan 1
berkomunikasi dalam
mengerjakan LKPD secara
diskusi kelompok
(berbagi informasi secara
digital)

86
Lampiran 5 Angket Literasi Digital

Nama/No. Absen : ..........................................................


Kelas : .......................................................... :
Petunjuk :
1. Isilah identitas di atas.
2. Isilah semua penyataan pada tabel.
3. Tidak ada jawaban salah dan benar. Jawablah sesuai dengan keadaan diri
sendiri.
4. Berilah tanda ceklis (√) untuk jawaban dari setiap pernyataan sesuai pilihan
yang sesuai.

No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya dapat membuatkan email sendiri
2 Saya memiliki kemampuan ICT
dibidang internet
3 Saya dapat mengakses google
classroom dengan mudah
4 Saya memanfaatkan akses internet
untuk mencari informasi / tugas
sekolah
5 Saya sulit menemukan informasi yang
sesuai dengan tagihan/tugas yang akan
saya buat
6 Saya dengan mudah mengakses soal
yang terdapat di google classroom
7 Saya jarang menggunakan peralatan
seperti komputer, kamera, LCD, dan
internet
8 Pencarian di internet menjadi
kebiasaan baru bagi saya dalam belajar
dan mencari informasi
9 Saya memerlukan teman untuk
mengelola informasi yang diperoleh
dari berbagai sumber yang telah
direferensikan guru di google
classroom
10 Saya mampu berkomunikasi baik
secara lisan maupun tulisan melalui
media teknologi digital
11 Saya mampu menggunakan perangkat
TIK seperti komputer,android,

87
kamera, untuk menggabungkan
informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber, seperti membuat atau
mengedit tugas
12 Saya dapat meringkas informasi yang
diperoleh melalui informasi yang telah
diolah dari internet
13 Saya mampu mencari informasi di
ruang digital/kelas maya/internet
14 Saya mampu menyeleksi informasi
yang saya temukan di di ruang
digital/kelas maya/internet
15 Saya mengumpulkan informasi dengan
selengkap-lengkapnya untuk
mengerjakan tagihan/tugas yang baik.
16 Saya merasa bingung dalam membuat
laporan praktik yang sesuai dengan
informasi yang
telah saya kumpulkan
17 Siswa melakukan pencarian informasi
melalui search engine seperti
menggunakan salah satu media digital
seperti Yahoo, Ask, Google, MSN,
Bing
18 Sebelum menggunakan informasi dari
internet, maka terlebih dahulu saya
akan melakukan analisa terhadap latar
belakang informasi
19 Sebelum mengakses informasi, siswa
akan membedakan apa yang ingin
diketahui dan dibutuhkan dari sumber
berbeda berdasarkan fakta dan
terpercaya
20 Saya mampu menggunakan
pengetahuan dari sumber internet
dalam memecahkan berbagai masalah
yang timbul dalam kehidupan sehari-
hari

Diadaptasi dari : (Nugroho & Nasionalita, 2020) dan (Elpira, 2018)

88

Anda mungkin juga menyukai