Anda di halaman 1dari 19

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

E-LEARNING BERBASIS GOOGLE CLASSROOM DALAM


PEMBELAJARAN PAI MATERI IMAN KEPADA RASUL
(Studi Siswa Kelas X di MAS Pinang Belapis Kabupaten Lebong)

PROPOSAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Proposal Mata Kuliah Metodologi


Penelitian Kuantitatif PAI Semester Ganjil Tahun Akademik 2022/2023

OLEH:
FAJRI MEDIANSYAH
NIM. 22871011

Dosen Pengampuh Mata Kuliah:


Dr. Dina Hajja Ristianti, M.Pd. Kons

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Islam adalah proses pembentukan kepribadian individu sesuai dengan nilai-
nilai Ilahiyah, sehingga individu yang bersangkutan dapat mencerminkan kepribadian muslim,
yang berakhlak al karimah.1
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber
pesan, media, dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Dalam
kegiatan pembelajaran pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau materi yang
ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Berbagai macam sumber pesan diantaranya
pengajar, peserta didik, orang lain, penulis buku, produser media dan sebagainya. Dalam
masyarakat Islam konsep pendidikan sering digunakan istilah yaitu Tarbiyah. Tarbiyah
digunakan untuk menandai konsep pendidikan dalam islam meskipun telah berlaku umum.
Tarbiyah yaitu pendidikan yang menitik beratkan masalah pada pendidikan, pembentukan, dan
pengembangan pribadi serta pembentukan dan penggemblengan secara bertahap. Pendidikan
Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin
kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan
mewarnai corak kepribadiannya.2
Kegiatan pembelajaran memiliki komponen beberapa pelaku yang ada di dalamnya
yaitu guru dan siswa. Selain kedua komponen tersebut ada juga salah satu komponen yang
keberadaannya mempunyai peran cukup penting yaitu media. Media yang dimaksud disini
adalah alat dan bahan yang digunakan untuk mengirimkan isi materi atau pesan dari guru kepada
siswa maupun dari siswa kepada guru agar proses belajar mengajar dapat lebih mudah mencapai
tujuan pembelajaran. Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting , yaitu unsur
peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya
(messeges/software).3

1
Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Grafika Telindo Press, Palembang) hlm. 2
2
Ibid
3
Rudi Susilana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008), hlm. 6
Pada abad ke-21 terjadi berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
pesat. Hal ini ditandai dengan adanya teknologi, informasi dan komunikasi yang menyebar
secara cepat dan luas dalam setiap kehidupan termasuk dunia pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan menuntut guru
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan media pembelajaran supaya kegiatan
pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran. Teknologi, informasi dan komunikasi adalah
media interaktif yang digunakan untuk berkomunikasi yang didalamnya ada pengirim dan
penerima pesan dan dapat dilakukan dengan jarak jauh.4 Teknologi, informasi dan komunikasi
yang memuat banyak manfaat dalam bidang pendidikan salah satunya yaitu internet.
Pemanfaatan internet di dunia pendidikan dapat digunakan sebagai media pembelajaran
yang aktif, kreatif dan inovatif. Pembelajaran berbasis web merupakan salah satu bentuk e-
learning yang pada era ini sedang populer dikembangkan oleh lembaga pendidikan. ELearning
adalah proses pembelajaran efektif yang diciptakan dengan cara menggabungkan konten yang
disampaikan secara digital dengan jasa dan sarana pendukung pembelajaran. 5 Pembelajaran
berbasis web salah satunya adalah Google Classroom.
Google classroom atau dalam bahasa indonesia yaitu google kelas merupakan layanan
online gratis untuk sekolah, lembaga non profit, dan siapapun yang memiliki Akun
Google. Google classroom dirancang untuk mempermudah interaksi guru dan siswa bukan hanya
di dalam kelas tetapi juga terhubung dalam dunia maya.6
Aplikasi google classroom memiliki beberapa fitur yang mendukung proses
pembelajaran e-learning antara lain adanya fitur pemberian tugas, adanya proses pengukuran
dengan skema penilaian yang berbeda, komunikasi dua arah antara guru dengsn siswa yang
didukung google drive, adanya fitur arsip program dan fitur aplikasi program dapat diakses
dengan menggunakan perangkat android dan Ios. Kesemua fitur tersebut tersedia di google
classroom dan dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.7

4
Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan E-Learning, (Jakarta: Prenada Mediagroup,
2013), hlm.6
5
Robin Mason, dkk, Elearning Panduan Lengkap Memahami Dunia Digital dan Internet (Yogyakarta:
Pustaka Baca, 2010), hlm.13
6
Azuar Juliandi, Google Classroom Mendesain Kelas Online Untuk Mendukung Pembelajaran dan
Penelitian (Medan: Penerbit Lembaga Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah Aqli, 2018) hlm. 1
7
Lidia Simanuhuruk, E-Learning: Implementasi , Strategi dan Inovasinya, (Yayasan Kita Menulis, 2019),
hlm. 47
Teknologi internet yang memiliki sifat interaktif, fleksible, dan tidak terbatas ruang dan
waktu diharapkan menjadi salah satu media pembelajaran yang mulai digunakan oleh guru.
Namun pada kenyataannya pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran dikelas masih
minim.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
MAS Pinang Belapis Kabuaten Lebong merupakan sekolah negeri yang diperbolehkan
membawa alat komunikasi seperti android. Kondisi seperti itu mampu mendukung pembelajaran
dengan menggunakan media berbasis teknologi seperti google classroom. Namun, kondisi
tersebut masih jarang dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Permasalahan yang muncul di kelas pada saat proses pembelajaran adalah bahwa
kurangnya waktu untuk diskusi pada setiap materi, masih banyak siswa yang sulit memahami
materi pelajaran dan merasa bosan pada saat guru menyampaikan materi serta minat siswa dalam
pembelajaran PAI juga masih minim. Hal tersebut terjadi salah satunya dikarenakan media
pembelajaran yang digunakan terfokus pada buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa) dan papan
tulis.8
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian
untuk penulisan propsal skripsi dengan judul “ Pengembangan Media Pembelajaran E-
Learning Berbasis Google Classroom Dalam Pembelajaran PAI Materi Iman Kepada
Rasul (Studi Siswa Kelas X Di Mas Pinang Belapis Kabupaten Lebong)”

B. Rumusan Masalah
Sebagaimana latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah, diantaranya
sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran elearning berbasis google
classroom pada materi Iman Kepada Rasul di kelas X MAS Pinang Belapis Kabupaten
Lebong ?
2. Bagaimana kelayakan penggunaan media pembelajaran elearning berbasis google
classroom pada materi Iman Kepada Rasul di kelas X MAS Pinang Belapis Kabupaten
Lebong ?
C. Tujuan Penelitian

8
Wawancara dengan Abraham S.Pd pada 10 November 2022 di MAS Pinang Belapis Kabupaten Lebong
Sebagaimana latar belakang dan rumusan masalah diatas. Tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur pengembangan media pembelajaran elearning berbasis
google classroom pada materi materi Iman Kepada Rasul di kelas X MAS Pinang
Belapis Kabupaten Lebong.
2. Untuk mengetahui kelayakan penggunaan media pembelajaran elearning berbasis
google classroom pada materi materi Iman Kepada Rasul di kelas X MAS Pinang
Belapis Kabupaten Lebong.

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa, memberikan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai media
pembelajaran.
b. Bagi guru, sebagai masukan agar dapat memberikan inovasi baru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
c. Bagi sekolah, sebagai masukan agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan
hasil belajar siswa.
d. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
pemanfaatan google classroom dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengembangan Media Pembelajaran


1. Pengertian Pengembangan Media pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’,
atau ‘pengantar’ 17. Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Menurut Arsyad media pembelajaran merupakan media yang membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran. Berdasarkan pendapat yang telah diutarakan, dapat disimpulkan media pembelajaran
merupakan media yang digunakan pada proses pembelajaran yang berfungsi menyampaikan
pesan atau informasi dari guru ke siswa agar tujuan pembelajaran tercapai.9
Pengertian media dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya AECT (Association of
Education and Communication Technology, 1977) memberikan batasan tentang media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi10.
Sedangkan Pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
kembang yang berarti proses, cara, perbuatan mengembangkan. 11 Menurut Abdul Majid,
pengembangan adalah suatu cara seseorang untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan. 12 Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu perubahan baik proses,
cara maupun perbuatan yang menjadikan bertambah sempurna atau meningkatnya kualitas suatu
potensi, pikiran, pengetahuan dan sebagainya.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 13 Menurut Cepi

9
Arsyad,Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm:2
10
Arsyad,Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm:3
11
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm.414
12
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.24
13
Tri Arifprabowo, Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm.7
Riyana, pembelajaran merupakan proses penyampaian pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
positif dengan menggunakan beragai sumber belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak
yaitu guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar.14
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan interaksi
dua arah yang melibatkan guru dan siswa dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang
bertujuan agar peserta didik dapat belajar dengan baik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah perantara atau pengantar
pesan dari guru kepada siswa yang dapat disajikan dalam bentuk cetak maupun audio visual agar
dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran. Sedangkan pengembangan media pembelajaran
adalah suatu cara, proses atau perbuatan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas media
dalam pembelajaran.

2. Fungsi Media dalam Pembelajaran


Menurut Nizwardi Jalinus, secara umum fungsi media dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra. Misalnya, obyek yang terlalu besar
dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide dan sebagainya. Peristiwa yang telah
terjadi di masa lalu dapat ditampilkan lagi melalui film, video, foto dan sebagainya.
c. Meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat
dan kemampuannya serta dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran.15
Penggunaan media pembelajaran dapat memberikan hasil yang lebih baik terhadap
proses belajar dan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena media dapat menarik perhatian
siswa, bahan ajar atau materi ajar lebih mudah disampaikan dan pembelajaran terpusat pada
siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.16 Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa fungsi dari media pembelajaran yaitu memudahkan proses jalannya
pembelajaran baik bagi siswa maupun guru.

14
Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementria Agama RI,
2012), hlm.5.
15
Nizwardi Jalinus, Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2016) , hlm.6
16
I Wayan Ardika, Inovasi dalam Pembelajaran, (Bali: Cv Grapena Karya, 2018), hlm.104
B. E-Learning
1. Pengertian E-Learning
Istilah E-Learning terdiri dari dua kata yaitu: E dan Learning. E merupakan singkatan
dari elektronik yang berarti benda yang dibuat dengan menggunakan prinsip elektronika. Dengan
demikian e-learning dapat diartikan sebagai proses belajar atau pembelajaran dengan
menggunakan alat elektronik seperti komputer.17
Dewi Salma mendefinisikan e-learning sebagai penyampaian program pembelajaran,
pelatihan atau pendidikan dengan menggunakan sarana elektronik seperti komputer maupun
telepon genggam dengan berbagai cara untuk memberikan pelatihan, pendidikan atau bahan
ajar.18 Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa E-Learning adalah proses
pembelajaran yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan alat elektronik seperti komputer
dan telepon genggam.

2. Model Penyelenggaraan E-Learning


a. Model Adjunct. Model ini dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang tradisional.
Artinya pembelajaran tradisional yang ditunjang dengan sistem penyampaian secara online
sebagai pengayaan. Keberadaan sistem penyampaian secara online merupakan suatu
tambahan. Contoh untuk menunjang pembelajaran di kelas, seorang guru menugaskan siswa
untuk mencari informasi dari internet.
b. Model    Mixed/Blended. Model Blended menempatakan sistem penyampaian secara online
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran secara keseluruhan. Artinya
baik proses tatap muka ataupun pembelajaran secara online merupakan satu kesatuan utuh.
c. Model online penuh. (Fully Online). Dalam model ini semua interaksi pembelajaran dan
penyampaian bahan ajar terjadi secara online.19
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model mixed/blended learning
merupakan model e-learning yang efektif karena adanya gabungan antara kelas tatap muka dan
kelas online.

17
Lidia Simanuhuruk, E-Learning: Implementasi , Strategi dan Inovasinya, (Yayasan Kita Menulis,
2019), hlm.4
18
Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan E-Learning, (Jakarta: Prenada
Mediagroup, 2013), hlm.33
19
Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan E-Learning, (Jakarta: Prenada
Mediagroup, 2013), hlm.36-37
C. Google Classroom
1. Pengertian Google Classroom
Menurut Rudi Susilana google classroom (google kelas) merupakan layanan online
gratis untuk sekolah, lembaga non profit, dan siapapun yang memiliki Akun Google. Kelas
memudahkan pelajar dan instruktur agar tetap terhubung, baik di dalam maupun di luar kelas.20
Perkembangan google classsroom awalnya dirancang untuk mempermudah interaksi
guru dan siswa dalam dunia maya. Adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa pada
aplikasi ini pada dasarnya untuk mengeksplorasi ide atau pendapat sehingga terbangun
komunikasi yang baik dan efektif.
Aplikasi google classroom memiliki beberapa fitur yang mendukung proses
pembelajaran e-learning. Menurut Lidia Simanuhuruk ada beberapa fitur yang ditawarkan google
classroom antara lain adanya fitur assignments (pemberian tugas), adanya proses pengukuran
(grading) dengan skema penilaian yang berbeda, komunikasi dua arah yang antara guru dengan
siswa yang di dukung google drive, adanya fitur arsip program dan fitur aplikasi google
classroom dapat diakses dengan menggunakan perangkat android dan Ios. 21 Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa aplikasi google classroom adalah sebuah aplikasi yang menyediakan
ruang kelas dalam dunia maya dan dapat di akses melalui android maupun komputer.

2. Langkah-langkah membuat google classroom


a. Login ke Google Classroom
1) Buka browser kemudian ketik alamat / url berikut ini: http://classroom.google.com
2) Klik “masuk”
3) Ketikkan alamat akun Google yang biasa digunakan untuk layanan email Gmail
4) Klik “berikutnya”
5) Ketikkan sandi/password
6) Klik “Berikutnya”
7) Halaman Google Classroom akan ditampilkan.
b. Membuat kelas
Ada 2 pilihan di halaman awal Classroom :

20
Azuar Juliandi, Google Calssroom: Mendesain Kelas Online Untuk Mendukung Pembelajaran
Dan Penelitian, (Medan: Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah Aqli, 2018), hlm.1
21
Lidia Simanuhuruk, E-Learning: Implementasi , Strategi dan Inovasinya, (Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2019), hlm.47
-Gabung dengan kelas: Ini adalah pilihan untuk siswa
-Buat kelas: membuat kelas baru oleh guru
1) Klik +
2) Klik “Buat kelas
3) Ceklis saya telah membaca
4) Klik Lanjutkan
Setelah mengikuti langkah-langkah diatas maka guru dapat langsung membuat
kelas dengan cara :
a) Ketikkan pada “Nama kelas”: misalnya, X IPA 3
b) Ketikkan pada “Bagian”: misalnya, X IPA dan IPS
c) Ketikkan “Mata Pelajaran”: misalnya, PAI dan Budi Pekerti
d) Subjek: Boleh kosongkan Klik “Buat.22

3. Kekurangan dan Kelebihan Google Classroom


Menurut Azuar Juliandi, kelebihan dan kekurangan google classroom adalah :
a. Kekurangan Google Classroom
1) Fitur tidak selengkap Learning Management System (LMS): LMS semacam Moodle,
Edmodo, Schology dan sebagainya memiliki fitur lebih lengkap.
2) Kapasitas penyimpanan terbatas: hanya menyediakan 15 GB ruang penyimpanan,
namun tetap memadai untuk menampung tugas/ portfolio ratusan orang siswa. Jika
sudah melewati batas penyimpanan, guru dapat menghapus file-file yang sudah
terlewati dalam setiap semesternya.
3) Menggunakan internet: Guru dan siswa harus selalu terhubung pada internet jika ingin
mengaplikasikan google classroom.
b. Kelebihan Google Classrom
1) Menggunakan server Google: Cepat, tidak mudah crash/error, privasi terlindungi
(aman).
2) Proses install mudah: Guru dan siswa hanya perlu login melalui chrome, uc browser,
mozilla atau dapat juga menginstall aplikasinya langsung melalui play store (aplikasi
google classroom)

22
Azuar Juliandi, Google Calssroom: Mendesain Kelas Online Untuk Mendukung Pembelajaran
Dan Penelitian, (Medan: Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah Aqli, 2018), hlm. 3-5
3) Mudah dipelajari: Sangat mudah dipelajari dan mudah beradaptasi dengan segala fitur
Google Classroom. Pertama terasa sulit, lama-kelamaan seperti layaknya menggunakan
media sosial.
4) Google dan internet friendly: Akun terintegrasi dengan produk Google lainnya (Gmail,
Google Drive, Docs, Spreadsheet, Slide, Youtube, Kalender dan sebagainya) dan dapat
terlink dengan berbagai sumber daya yang ada di internet.
5) Dukungan halaman bantuan Classroom: Halaman bantuan untuk mempelajari
penggunaan Google Classroom secara mandiri, didukung dengan halaman berbahasa
Indonesia.
6) Pengembangan yang terus uptodate: Terus disempurnakan oleh Tim Ahli Google.23

D. Iman Kepada Para Rasul


1. Pengertian Iman Kepada Para Rasul

Dalam bahasa Arab, kata rasul berarti utusan. Menurut Istilah, tasul adalah orang yang
diberi wahyu oleh Allah SWT berupa suatu perintah syariat tertentu untuk disampaikan kepada
umatnya. Beriman kepada nabi dan rasul termasuk salah satu rukun iman yang keempat.24
Nabi dan rasul adalah penyampai pesan Allah SWT. Kita dapat mengenali dan
mengimani adanya Allah, malaikat-malaikat serta kitab-kitabnya karena adanya para nabi/rasul.
Tanpa adanya iman kepada nabi dan rasul, niscaya kita tidak akan mengenal Allah SWT dan
segala ciptaanya. Selain tiu, kita tidak akan mengenal perintah syariat Allah SWT dan tidak akan
memiliki figure yang bias dijadikan teladan dalaam kehidupan ini.

2. Cara Mengimani Para Rasul


Ada dua hal penting tentang cara mengimani para rasul, yaitu :25
a. Tidak boleh membedakan antara rasul yang satu dan yg lainnya. Manusia wajib mengimani
bahwa keseluruhan rasul Allah SWT yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah benar-benar
utusan Allah SWT serta meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir
sampai hari kiamat nanti.

23
Azuar Juliandi, Google Calssroom: Mendesain Kelas Online Untuk Mendukung Pembelajaran
Dan Penelitian, (Medan: Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah Aqli, 2018), hlm.1-2
24
Tim Abdi Guru. Pendidikan Agama Islam, (Erlangga. Jakarta. 2007), hlm 130
25
Ibid, hal 131
b. Mengikuti ajarannya dengan sepenuh hati Allah mengutus para rasul untuk kaumnya
msaing-masing. Allah mengutus Nabi Hud untuk kaum Ad, Nabi Saleh untuk kaum Samud,
Nabi Syuaib untuk kaum Madyan. Nabi Musa dan Nabi Isa untuk Bani Israil. Hanya Nabi
Muhammad yang diutus Allah untuk semua bangsa.

3. Fungsi Beriman Kepada Rasul Allah


Fungsi beriman kepada rasul Allah dapat dilihat dari tugas para rasul itu sendiri. Secara
umum tugas mereka adalah menyampaikan kebenaran wahyu Allah. Tugas Rasu Allah adalah :
a. Membawa Kebenaran Para rasul bertugas membawa kebenaran, berupa agama Allah, untuk
disampaikan kepada umatnya. Adapun umatnya diharapkan dapat mengikuti ajaran agama
Allah yang dibawa para rasul agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
b. Pembawa Kabar Gembira Para rasul bertugas membawa kabar gembira kepada uamtnya
yang beriman dan beramal saleh. Mereka diberi kabar gembira tentang surga yang
didalamnya penuh dengan segala kenikmatan.
c. Pemberi Peringatan Disamping membawa kabar gembira, para rasul juga bertugas untuk
memberi peringatan kepada umatnya yang membangkang, tidak mau beriman, menolak
dakwahnya, ingkar dan menentang Allah. Mereka diberi peringatan akan adanya siksa yang
sangat pedih.
BAB III
METODOLOOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAS Pinang Belapis Kabupaten Lebong pada tahun
ajaran 2022/2023.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang dilakukan peneliti untuk penelitian ini di mulai dari dikeluarkannya
surat rekomendasi penelitian yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Curup.

B. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan semua anggota kelompok
orang, kejadian atau objek yang telah dirumuskan secara jelas.26
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah kumpulan
dari keseluruhan pengukuran, objek atau subjek yang sedang diteliti. Pada penelitian ini
yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas X MAS Pinang Belapis Kabupaten
Lebong yang berjumlah 180 siswa yang tersebar di sepuluh kelas.
2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Karena sampel yang
digunakan hanya kelas X maka teknik penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. 27 Adapun
pertimbangan yang digunakan dalam sampel ini adalah kelas yang nilai rata-rata PAI-nya
di bawah KKM.

No Populasi Jumlah kelas Sampel Jumlah Siswa

26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm.117
27
Mamik, Metodologi Kualitatif, (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015) hlm. 44
1 Kelas X 10 Kelas Kelas X 36

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan
atau Research and Developement (R&D). Penelitian Pengembangan adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut.28Senada dengan Sugiyono, Trianto mendefinisikan penelitian pengembangan adalah
rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan.29
Research and Developement (R&D) didefinisikan sebagai metode penelitian yang
secara sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan untuk mencaritemukan, merumuskan,
memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk, model,
metode/strategi/cara, jasa , prosedur tertentu yang lebih unggul, efektif, efisien, produktif dan
bermakna.30 Jadi, penelitian pengembangan adalah suatu rancangan proses atau langkah-
langkah yang di pakai untuk menghasilkan produk baik berupa produk baru maupun
menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Research and Developement (R&D) menekankan produk-produk yang berguna dan
bermanfaat dalam berbagai bentuk sebagai perluasan, tambahan, dan inovasi dari bentuk yang
sudah ada. Inovasi dan kemungkinan pemanfaatannya menjadi penentu yang sangat penting.
Dalam arti inilah R&D bermakna perluasan lanjutan dari penelitian dasar dan terapan. 31 Oleh
karena itu, peneliti berusaha mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.

D. Model Penelitian
Pada penelitian ini model pengembangan mengacu pada pengembangan ADDIE.
Model ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran yang sistematik. Pemilihan

28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm.297
29
Trianto, Pengantar Penelitian Bagi Perkembangan Profesi Dan Tenaga Kependidikan , (Jakarta:
Kencana, 2011) hlm.206
30
Nusa Putra, Research & Developement: Penelitian dan Pengembangan Sumber Pengantar,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm.67.
31
Nusa Putra, Research & Developement: Penelitian dan Pengembangan Sumber Pengantar,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm.67.
model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan
berpijak pada landasan teoritis desain pembelajaran. Model ini disusun secara terprogram
dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar.
Model ini terdiri atas lima langkah yaitu,Analysis, Design, Development, Implementation,
Evaluation.32

E. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan model penelitian yang digunakan, di bawah ini adalah penjabaran dari
kelima tahapan pengembangan, yaitu:
1. Analisis (Analysis)
Tahap analisis merupakan tahap pengumpulan data terkait permasalahan kebutuhan
siswa yang dilakukan untuk menentukan produk yang akan dikembangkan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis dua komponen yaitu:
a. Analisis kebutuhan siswa yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang
diperlukan siswa sebagai media pembelajaran agar siswa mampu memahami
pembelajaran dengan mudah.
b. Analisis materi, dalam penelitian ini yang dianalisis adalah materi berbusana muslim.
Tujuan dari menganalisis materi ini adalah agar tidak salah dalam pembuatan media.
2. Perancangan (Design)
Data yang telah diperoleh akan digunakan sebagai bahan untuk merancang media
yang disesuaikan dengan masalah kebutuhan siswa yang ditemukan. Pada tahap ini, desain
merupakan tahap pembuatan RPP, bahan ajar berupa dokumen dan video serta
perancangan game / kuis berisi Iman Kepada Rasul yang dimuat dalam google classroom.
Didalam tahap desain ini juga disusun instrumen validasi kelayakan media yang akan
dikembangkan.
3. Pengembangan (Development)
Hal-hal yang dilakukan pada tahap pengembangan adalah pembuatan media yang
telah dirancang sebelumnya dalam tahap perancangan (design) yakni membuat media
pembelajaran e-learning berbasis google classroom yang didalamnya terdapat materi, tugas
dan game / kuis mengenai materi berbusana muslim

32
I Made Tegeh, dkk, Model Penelitian Pengembangan, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm.41
4. Implementasi (Implementation)
Produk yang sudah direvisi oleh ahli media kemudian diujicobakan kepada siswa
dengan uji coba skala kecil (10 siswa)
5. Evaluasi (evaluation)
Uji coba lapangan kepada kelas X (36 siswa). Evaluasi dilakukan untuk
memberikan penilaian terhadap media yang telah di uji coba kan kepada siswa dengan
melihat kembali dampak terhadap pembelajaran, mengukur ketercapaian pengembangan
produk dan mengukur apa yang telah dicapai oleh siswa untuk menilai tingkat kelayakan
media yang dikembangkan.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Interview (Wawancara)
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi
langsung antara penyelidik dengan subyek atau responden.33 jadi, wawancara adalah proses
komunikasi yang melibatkan dua pihak yaitu pewawancara (yang memberi pertanyaan)
dan terwawancara (yang memberi jawaban atas pertanyaan) dengan maksud tertentu.
Peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan untuk memberikan
pertanyaan namun pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dapat dikembangkan sesuai
dengan jawaban subjek dan kondisi di lapangan.
2. Angket atau kuisioner
Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik atau alat pengumpulan data secara
tidak langsung, dalam arti peneliti tidak langsung melakukan tanya jawab dengan
responden. Angket berisi pertanyaan atau pernyataan yang harus direspon atau dijawab
oleh responden.34
Angket ini akan ditujukan untuk ahli media, ahli materi dan praktisi pembelajaran
untuk memperoleh tanggapan atas kualitas (media dan saran mengenai produk yang telah
dibuat untuk dilakukan perbaikan sampai tidak ada lagi yang harus diperbaiki.
3. Observasi

33
Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2001) hlm.82
34
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005) hlm.219
Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera. Observasi sebagai alat pengumpulan data ini banyak
digunakan untuk mengukur tingkah laku ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati dalam situasi yang sebenarnya.35 Teknik observasi digunakan untuk
memperoleh informasi terkait kondisi awal dan permasalahan yang ada di sekolah tersebut.

4. Penilaian (tes)
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok.36
Penggunaan tes perolehan hasil belajar digunakan untuk memperoleh data tentang
perubahan hasil belajar siswa yaitu dengan pre-test (tes sebelum adanya perlakuan) dan
post-test (tes setelah adanya perlakuan).

G. Teknik Analisis Data


Pada penelitian pengembangan ini digunakan dua teknik analisis data, yaitu teknik
analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif
1. Analisis Deskriptif Kualitatif
Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil review
ahli media, ahli materi dan ahli pembelajaran. Teknik analisis data ini dilakukan dengan
mengelompokan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan,
kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis data ini kemudian
digunakan untuk merevisi produk pengembangan.
2. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket
dalam bentuk deskriptif presentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung presentase
dari masing-masing subyek adalah sebagai berikut :
∑x
P= ×100%
SMI

35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta ,
2010) hlm.133
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hlm.150
Keterangan:
P = Presentase
∑x = Jumlah skor
SMI = Skor maksimal ideal
Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan
sebagai berikut :

Tingkat Pencapaian Kualifikasi


20 % – 36 % Sangat kurang
37% - 52 % Kurang
53 % - 68 % Cukup
69 % - 84 % Baik
85 % - 100% Sangat baik

3. Analisis Mean (Rata-rata)


Data uji coba dilapangan dikumpulkan dengan menggunakan tes awal (pre-test) dan
tes akhir (post test) dalam rangka mengetahui hasil peningkatan hasil belajar kelas X MAS
Pinang Belapis Kabupaten Lebong, sebelum dan sesudah menggunakan produk
pengembangan media pembelajaran elearning berbasis google classroom. Teknik analisis
untuk mengetahui mean post-test dan pre-test dengan rumus sebagai berikut :

∑𝑥
Mean =
𝑁
Keterangan :
Mean = Rata-rata
∑𝑥 = Jumlah nilai pre test dan post test
N = Jumlah sampel37
4. Gain Ternormalisasi (N-Gain)
Uji analisis untuk hasil belajar siswa menggunakan hasil pre-test, post-test, gain dan
N-Gain. Gain adalah selisih antara nilai pre-test dan post-test. Untuk menunjukkan kualitas

37
Misbahuddin Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), hlm.185.
peningkatan hasil belajar siswa digunakan rumus rata-rata gain ternormalisasi. 38 Untuk
mengetahui NGain digunakan rumus sebagai berikut :

𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
𝐺 = 𝑆𝑚𝑎𝑥 − 𝑆𝑝𝑟𝑒

Keterangan :
N-Gain = N-gain
Spre = Skor sebelum diberikan media pembelajaran Spost =
Skor sesudah diberikan media pembelajaran Smax = Skor maksimal
Selanjutnya dideskripsikan menjadi: >0,7 = tinggi, 0,3-0,7 = sedang, < 0,3 = rendah.

38
Rostina Sundayana, Statistika Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.51

Anda mungkin juga menyukai