MAKALAH STATISTIKA
PENGUJIAN HIPOTESIS SATU RATA-RATA
DENGAN RAGAM DIKETAHUI
Oleh:
Nurul Octavia 188820300001
Fachriza Alma Fauzia 188820300025
Alifvia Putri Listiani 188820300042
Vina Virgianata N. 188820300051
Rahmadyanti Yusnitasari 188820300068
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan kemurahannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Pengujian Hipotesis Satu Rata-Rata dengan Ragam Diketahui” walaupun masih
jauh dari kesempurnaan. Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu
teman-teman dalam memahami materi yang disajikan secara lebih seksama.
Dalam makalah ini, telah disajikan secara ringkas hal-hal yang perlu diketahui yang
berkaitan dengan materi pengujian hipotesis satu rata-rata. Kami sangat menyadari bahwa apa
yang disajikan ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun kami yakin bahwa materi ini
akan sangat bermaanfaat bagi teman-teman guna membantu kelancaran dan kemudahan
dalam memahami materi yang disajikan. Kami senantiasa akan berupaya memperbaiki
makalah ini sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis
guna penyempurnaan makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I MATERI UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA DENGAN RAGAM DIKETAHUI.4
1.1. Pengertian Pengujian Hipotesis...................................................................................4
1.2. Kegunaan Pengujian Hipotesis....................................................................................4
1.3. Konsep Pengujian Hipotesis........................................................................................5
1.4. Arah Uji Hipotesis.......................................................................................................6
1.5. Pengujian Hipotesis Satu Rata-Rata............................................................................8
1.6. Prosedur Uji Hipotesis Satu Rata-Rata dengan Ragam Diketahui..............................8
BAB II CONTOH UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA.....................................................12
2.1. Contoh Kasus 1..........................................................................................................12
2.2. Contoh Kasus 2..........................................................................................................13
2.3. Kesimpulan................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
3
BAB I
MATERI UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA DENGAN
RAGAM DIKETAHUI
4
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Pengujian hipotesis kadang disebut juga dengan konfirmasi analisa data. Keputusan dari
uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian Hipotesis Nol. Ini adalah pengujian
untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar. Dalam
pengujian hipotesis, diharuskan untuk menentukan tolok ukur penerimaan dan penolakan
yang didasarkan pada peluang penerimaan dan penolakan H0 itu sendiri. Lalu, daerah kritis
dari uji hipotesis adalah serangkaian hasil yang bisa menolak Hipotesis Nol untuk menerima
Hipotesis Alternatif (bisa dilihat pada gambar 1.1; 1.2; dan 1.3).
Penolakan atau Penerimaan Hipotesis dapat membawa kita pada 2 jenis kesalahan
(kesalahan= error = galat), yaitu :
1. Galat Jenis 1 ® Penolakan Hipotesis Nol ( H0 ) yang benar
Galat Jenis 1 dinotasikan sebagai a yang juga disebut ®taraf nyata uji
5
Catatan: konsep a dalam Pengujian Hipotesis sama dengan konsep a pada Selang
Kepercayaan
2. Galat Jenis 2 ® Penerimaan Hipotesis Nol ( H0 ) yang salah
Galat Jenis 2 dinotasikan sebagai b yang juga disebut ® tingkat kepercayaan
-Z 0
Daerah Daerah
Penolakan Penerimaan
Gambar 1.1 Selang Kepercayaan Hipotesis Satu Arah Kurang Dari
Contoh 2: Sebuah bimbel menyatakan bahwa dengan teknik pembelajaran terbaru, rata-
rata nilai Bahasa Inggris siswa akan mencapai lebih dari 85.
H0 : µ = 85
H1 : µ > 85
6
Daerah Kritis: Zhit > Za
0 Z
Daerah
Daerah
Penolakan
Penerimaan
Gambar 1.2 Selang Kepercayaan Hipotesis Satu Arah Lebih Dari
Daerah Kritis: Zhit < −Z α dan Zhit > Z α Daerah Penerimaan H0:
2 2
- Z α< Z < Z α
2 2
8
1) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kanan.
2) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kiri.
3) H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu
pengujian sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus.
Secara umum, formulasi hipotesis dapat di tuliskan:
Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (Ha) diterima (benar) maka hipotesis
nol (H0) ditolak.
2. Mengidentifikasi statistik uji
Karena ragam diketahui, statistik uji yang digunakan adalah Statistik Uji Z.
3. Pilih tingkat signifikansi/taraf nyata (α)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan,
semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis
nol benar. Besaran yang sering digunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan
dalam %, yaitu: 1% (0,01); 5% (0,05); 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata
dituliskan sebagai α 0,01; α 0,05; α 0,1. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian
pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang menyebabkan
resiko) yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai daerah kritis
pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan (region of rejection). Nilai α
yang dipakai sebagai taraf nyata digunakan untuk menentukan nilai distribusi yang
9
digunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t, dan distribusi X².
Nilai itu sudah disediakan dalam bentuk tabel disebut nilai kritis.
4. Pernyataan dari aturan untuk membuat keputusan satu arah atau dua arah berdasarkan
hipotesis alternatif
5. Mengumpulkan data dan hitung nilai uji statistik
Karena pada tahap 2 telah diputuskan untuk memakai statistik uji Z, maka cara
menghitungnya adalah sebagai berikut:
Zhit=¿(−μ 0)∨ ¿ ¿
σ / √n
Di mana:
x : rata-rata data
μ0 : rata-rata populasi (ada pada hipotesis)
σ : simpangan baku populasi
n : ukuran sampel
6. Membuat keputusan
Pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) adalah dengan
cara membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji
statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang dimaksud dengan bentuk
pengujian adalah sisi atau arah pengujian.
1. Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar
nilai kritis.
2. Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada
nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
3. Gunakan selang kepercayaan. Tolak H0 jika nilai yang dihipotesiskan tidak berada
dalam selang kepercayaan (bisa dilihat pada gambar 1.1, gambar 1.2, dan gambar
1.3).
7. Membuat kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau
penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan
kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau
nilai kritis.
10
a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai
kritisnya.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai
kritisnya.
11
BAB II
CONTOH UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA
5 5 5 5 6 6 7 7 8 8
8 9 9 9 9 10 10 10 10 10
Jawab :
1. Hipotesis:
a. H0 : µ = 8 Vs H1: µ≠ 8
2. Karena ragam diketahui statistik uji yang digunakan adalah statistik uji Z
3. α yang digunakan 1% (0,01)
4. Hipotesis alternatif >> dua arah (two sided)
a. Z 0,005=2,575 ,
b. Daerah kritis (Daerah penolakan H0)
c. Z<-2,575 dan Z>2,575
5. Perhitungan statistik uji
| x 0 | | 7,8 8 |
Z hit = | 0, 47 | 0, 47
/ n 1,9 / 20
Pada hasil statistik uji dua arah (two sided). Hasil akhir tetap ditulis hasil aslinya,
namun hasil (+) atau (-) nilainya sama saja.
Kurva :
Karna statistik uji dua arah (two sided), maka daerah tolak H0 berada disisi kanan dan
kiri.
12
0
6 6 6 7 7 7 7
7 7 7 67 67 0 0 5 5 80
8 8 8 9 9 9 9 10
Jawab:
0 1 2 85 85 1 2 5 5 0
1. Hipotesis:
a. H0 : µ = 80 Vs H1: µ > 80
2. Karena ragam diketahui statistik uji yang digunakan adalah statistik uji Z
3. α yang digunakan 1% (0,01)
4. Hipotesis alternatif >> satu arah (one sided)
a. Z 0,01 = 2,33 (disisi kanan)
b. Daerah kritis (Daerah penolakan H0)
c. H0 diterima jika Z ≤ 2,33 dan H0 ditolak jika Z>2,33
5. Perhitungan statistik uji
13
Zhit=¿(−μ 0)∨ ¿ =¿(79,55−80)∨ ¿ =−1,67 ¿ ¿
σ / √n 1,2/ √ 20
Pada hasil statistik uji satu arah (one sided). Jika hasilnya (-) tetap ditulis (-),
begitupun sebaliknya.
0 2,33
Daerah
Daerah Penerimaan
Penolakan
Karna statistik uji satu arah (one sided), maka daerah tolak H0 hanya berada di satu
sisi tergantung pada H1 : µ > (suatu angka) sebagai pengujian satu arah
(positif/kanan), dan H1 : µ < (suatu angka) sebagai pengujian satu arah (negatif/kiri),
dan pada kurva kali ini terdapat disisi kanan karna H1: µ > 80.
6. Karena Zhit (- 1,67) berada di daerah penerimaan H0 maka keputusan adalah terima
H0
7. Sehingga dapat disimpulkan: Dengan tingkat kepercayaan 99% dapat dinyatakan
bahwa rata-rata nilai pemahaman siswa pada penggunaan teknik baru dalam reading
skill lebih besar dari 80.
2.3. Kesimpulan
Pengujian hipotesis satu rata-rata pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai
tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan
rata-rata sebuah sampel. Prosedur yang dilakukan untuk menguji hipotesis satu rata-rata
dengan ragam yang diketahui adalah sebagai berikut:
1) Menuliskan hipotesis yang digunakan (H0 dan H1)
2) Mengidentifikasi statistik uji, karena ragam telah diketahui, maka menggunakan statistik
uji Z.
3) Memilih tingkat signifikansi (α), dari 1% (0,01); 5% (0,05); 10% (0,1); atau 15% (0,15).
4) Membuat pernyataan dari aturan untuk membuat keputusan.
14
5) Mengumpulkan data dan hitung nilai uji statistik dari sampel dengan menggunakan
statistic uji Z.
6) Membuat keputusan.
7) Membuat kesimpulan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Muhson, A. (2013, - -). Hipotesis. Retrieved from Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132232818/pendidikan/02+Hipotesis+2013.pdf
Novitasari, D., & dkk. (2018). Makalah Statistika II Pengujian Hipotesis. Jakarta Selatan:
STIE Muhammadiyah Jakarta.
Nuryadi. (2017, - -). Modul Statistik Pendidikan. Retrieved from DOCPLAYER:
https://docplayer.info/47666357-Modul-statistik-pendidikan.html
Santiyasa, I. W. (2016, - -). Modul Kuliah Pengujian Hipotesis. Retrieved from Simdos
Unud:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/9efbcf984f001182bb267038
846d5fe2.pdf
16