Anda di halaman 1dari 16

HALAMAN JUDUL

MAKALAH STATISTIKA
PENGUJIAN HIPOTESIS SATU RATA-RATA
DENGAN RAGAM DIKETAHUI

Oleh:
Nurul Octavia 188820300001
Fachriza Alma Fauzia 188820300025
Alifvia Putri Listiani 188820300042
Vina Virgianata N. 188820300051
Rahmadyanti Yusnitasari 188820300068

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggis


Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan kemurahannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Pengujian Hipotesis Satu Rata-Rata dengan Ragam Diketahui” walaupun masih
jauh dari kesempurnaan. Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu
teman-teman dalam memahami materi yang disajikan secara lebih seksama.
Dalam makalah ini, telah disajikan secara ringkas hal-hal yang perlu diketahui yang
berkaitan dengan materi pengujian hipotesis satu rata-rata. Kami sangat menyadari bahwa apa
yang disajikan ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun kami yakin bahwa materi ini
akan sangat bermaanfaat bagi teman-teman guna membantu kelancaran dan kemudahan
dalam memahami materi yang disajikan. Kami senantiasa akan berupaya memperbaiki
makalah ini sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis
guna penyempurnaan makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Sidoarjo, 18 Desember 2020

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I MATERI UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA DENGAN RAGAM DIKETAHUI.4
1.1. Pengertian Pengujian Hipotesis...................................................................................4
1.2. Kegunaan Pengujian Hipotesis....................................................................................4
1.3. Konsep Pengujian Hipotesis........................................................................................5
1.4. Arah Uji Hipotesis.......................................................................................................6
1.5. Pengujian Hipotesis Satu Rata-Rata............................................................................8
1.6. Prosedur Uji Hipotesis Satu Rata-Rata dengan Ragam Diketahui..............................8
BAB II CONTOH UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA.....................................................12
2.1. Contoh Kasus 1..........................................................................................................12
2.2. Contoh Kasus 2..........................................................................................................13
2.3. Kesimpulan................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

3
BAB I
MATERI UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA DENGAN
RAGAM DIKETAHUI

1.1. Pengertian Pengujian Hipotesis


Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti lemah atau kurang atau di bawah,
dan Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Sehingga
hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu
dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara. Hipotesis juga dapat diartikan
sebagai pernyataan keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya menggunakan
data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel, dan dapat dirumuskan berdasarkan teori,
dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat
sementara.
Sedangkan Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan
populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat
berbentuk suatu variabel seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu
parameter, seperti rata- rata, varians, simpangan baku, dan proporsi. Hipotesis statistik
harus diuji, karena itu harus berbentuk kuantitas untuk dapat diterima atau ditolak. Hipotesis
statistik akan diterima jika hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan akan ditolak
jika terjadi penyangkalan dari pernyataannya.
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis,
keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah,
sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas.
Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistik inferensi (statistik induktif),
karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan
sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan [ CITATION Nov18 \l 1033 ].
1.2. Kegunaan Pengujian Hipotesis
Kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana penelitian adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian.

4
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

1.3. Konsep Pengujian Hipotesis


Hipotesis yang baik selalu memenuhi dua pernyataan, yaitu:
1. Menggambarkan hubungan antar variabel.
2. Dapat memberikan petunjuk bagaimana pengujian hubungan tersebut.
Oleh karena itu, hipotesis perlu dirumuskan terlebih dahulu sebelum dilakukan
pengumpulan data. Hipotesis ini disebut Hipotesis Alternatif (H a) atau Hipotesis Kerja (Hk
atau H1). Hipotesis Kerja (H1) merupakan kesimpulan sementara bahwa sudah dilakukan
suatu penelitian tindakan dan hubungan antar variabel yang sudah dipelajari dari teori-teori
yang berhubungan dengan masalah tersebut. Untuk pengujian H1 perlu ada pembanding yaitu
Hipotesis Nol (H0). Hipotesis Nol yang disebut juga sebagai Hipotesis Statistik adalah
pernyataan tentang nilai suatu atau lebih parameter yang merupakan status saat ini dan
biasanya tidak ditolak kecuali data sampel menyimpulkan dengan kuat bahwa hipotesis ini
salah. Hipotesis Nol digunakan sebagai dasar pengujian [ CITATION Nur17 \l 1033 ].

Hipotesis Nol (H0) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.

H0 ditulis dalam bentuk persamaan

Sedangkan nilai Hipotesis Alternatif (H1) dapat memiliki beberapa kemungkinan.

H1 ditulis dalam bentuk pertidaksamaan (¿ ;>; ≠)

Pengujian hipotesis kadang disebut juga dengan konfirmasi analisa data. Keputusan dari
uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian Hipotesis Nol. Ini adalah pengujian
untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar. Dalam
pengujian hipotesis, diharuskan untuk menentukan tolok ukur penerimaan dan penolakan
yang didasarkan pada peluang penerimaan dan penolakan H0 itu sendiri. Lalu, daerah kritis
dari uji hipotesis adalah serangkaian hasil yang bisa menolak Hipotesis Nol untuk menerima
Hipotesis Alternatif (bisa dilihat pada gambar 1.1; 1.2; dan 1.3).

Penolakan atau Penerimaan Hipotesis dapat membawa kita pada 2 jenis kesalahan
(kesalahan= error = galat), yaitu :
1. Galat Jenis 1 ® Penolakan Hipotesis Nol ( H0 ) yang benar
Galat Jenis 1 dinotasikan sebagai a yang juga disebut ®taraf nyata uji

5
Catatan: konsep a dalam Pengujian Hipotesis sama dengan konsep a pada Selang
Kepercayaan
2. Galat Jenis 2 ® Penerimaan Hipotesis Nol ( H0 ) yang salah
Galat Jenis 2 dinotasikan sebagai b yang juga disebut ® tingkat kepercayaan

1.4. Arah Uji Hipotesis


Terdapat dua tipe arah Hipotesis Alternatif:
1. Hipotesis Satu Arah (One Sided Alternative)
Hipotesis Alternatif dikatakan satu arah jika menunjukkan tanda > atau < (lebih dari atau
kurang dari). Hal ini dikarenakan peneliti atau perancang hipotesis menginginkan suatu
perubahan satu arah, misalnya apakah meningkat, apakah terjadi penurunan, dan
sebagainya. Pada Hipotesis Satu Arah, nilai a tidak dibagi dua, karena seluruh a
diletakkan hanya di salah satu sisi kurva.
Contoh 1: Sebuah perusahaan rokok menyatakan bahwa kadar nikotin rata-rata rokok yang
diproduksinya tidak melebihi 2,5 miligram.
H0 : µ = 2,5
H1 : µ < 2,5
Daerah Kritis: Zhit < -Za
Daerah Penerimaan H0: Z > -
Za
Daerah Penolakan H0: Z < -Za

-Z 0

Daerah Daerah
Penolakan Penerimaan
Gambar 1.1 Selang Kepercayaan Hipotesis Satu Arah Kurang Dari

Contoh 2: Sebuah bimbel menyatakan bahwa dengan teknik pembelajaran terbaru, rata-
rata nilai Bahasa Inggris siswa akan mencapai lebih dari 85.
H0 : µ = 85
H1 : µ > 85

6
Daerah Kritis: Zhit > Za

Daerah Penerimaan H0: Z < Za


Daerah Penolakan H0: Z > Za

0 Z

Daerah
Daerah
Penolakan
Penerimaan
Gambar 1.2 Selang Kepercayaan Hipotesis Satu Arah Lebih Dari

2. Hipotesis Dua Arah (Two-Sided Alternative)


Hipotesis Alternatif dikatakan dua arah jika menunjukkan tanda ≠.
Misalkan H0 : µ = 20, lawan H1 : µ ≠ 20
Ini berarti Hipotesis Alternatifnya memiliki dua definisi, H1 : µ > 20 dan/atau H1 : µ < 20.
Hal ini dikarenakan peneliti menginginkan suatu perbedaan, yaitu apakah berbeda atau
tidak (entah berbeda itu meningkat, atau menurun).
Contoh: Sebuah pabrik sereal ingin mengetes unjuk kerja dari mesin pengisinya. Mesin
tersebut dirancang untuk mengisi 12 ons setiap boksnya. (Karena hanya ingin menguji
apakah rata-rata mesin pengisi tersebut dapat mengisi 12 ons setiap boksnya atau tidak,
H0 : µ = 12, lawan H1 : µ ≠ 12) [ CITATION San16 \l 1033 ].
H0 : µ = 12
H1 : µ ≠ 12

Daerah Kritis: Zhit < −Z α dan Zhit > Z α Daerah Penerimaan H0:
2 2

- Z α< Z < Z α
2 2

Daerah Penolakan H0:

Z < - Z α dan/atau Z > Z α


2 2

Daerah Daerah Daerah


Penolak Penerimaan Penolak
an an 7
Gambar 1.3 Selang Kepercayaan Hipotesis Dua Arah
Untuk menentukan besarnya daerah kritis pada Selang Kepercayaan, dapat dengan
menggunakan tabel titik kritis Z (nilai distribusi normal baku).

Tabel 1.1 Tabel Titik Kritis Z

TINGKAT KEPERCAYAAN (b) NILAI TITIK KRITIS Z α NILAI TITIK KRITIS Za


2
0,99 2,575 2,33
0,95 1,96 1,645
0,9 1,645 1,28
0,85 1,44 1,04
0,8 1,28 0,84

1.5. Pengujian Hipotesis Satu Rata-Rata


Pengujian hipotesis satu rata-rata atau yang juga bisa disebut pengujian hipotesis rata-
rata satu sampel dimaksudkan untuk menguji nilai tengah atau rata-rata populasi μ
sama dengan nilai tertentu μ0, lawan hipotesis alternatifnya bahwa nilai tengah atau rata-
rata populasi μ tidak sama dengan μ0. Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji
apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata
ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai tertentu di sini pada umumnya adalah
sebuah nilai parameter untuk mengukur suatu populasi [ CITATION Nur17 \l 1033 ].

1.6. Prosedur Uji Hipotesis Satu Rata-Rata dengan Ragam Diketahui


Prosedur pengujian hipotesis statistik adalah langkah-langkah yang dipergunakan dalam
menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut. Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis
satu rata-rata dengan ragam diketahui.
1. Menuliskan hipotesis yang digunakan
Formulasi atau perumusan hipotesis statistik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu
sebagai berikut:
 Hipotesis Nol (H0)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan
diuji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis
sebenarnya.
 Hipotesis Alternatif (H1 / Ha)
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau tandingan
dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.

8
1) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kanan.
2) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kiri.
3) H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu
pengujian sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus.
Secara umum, formulasi hipotesis dapat di tuliskan:

Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (Ha) diterima (benar) maka hipotesis
nol (H0) ditolak.
2. Mengidentifikasi statistik uji
Karena ragam diketahui, statistik uji yang digunakan adalah Statistik Uji Z.
3. Pilih tingkat signifikansi/taraf nyata (α)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan,
semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis
nol benar. Besaran yang sering digunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan
dalam %, yaitu: 1% (0,01); 5% (0,05); 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata
dituliskan sebagai α 0,01; α 0,05; α 0,1. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian
pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang menyebabkan
resiko) yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai daerah kritis
pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan (region of rejection). Nilai α
yang dipakai sebagai taraf nyata digunakan untuk menentukan nilai distribusi yang

9
digunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t, dan distribusi X².
Nilai itu sudah disediakan dalam bentuk tabel disebut nilai kritis.
4. Pernyataan dari aturan untuk membuat keputusan satu arah atau dua arah berdasarkan
hipotesis alternatif
5. Mengumpulkan data dan hitung nilai uji statistik
Karena pada tahap 2 telah diputuskan untuk memakai statistik uji Z, maka cara
menghitungnya adalah sebagai berikut:
Zhit=¿(−μ 0)∨ ¿ ¿
σ / √n
Di mana:
x : rata-rata data
μ0 : rata-rata populasi (ada pada hipotesis)
σ : simpangan baku populasi
n : ukuran sampel
6. Membuat keputusan
Pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) adalah dengan
cara membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji
statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang dimaksud dengan bentuk
pengujian adalah sisi atau arah pengujian.
1. Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar
nilai kritis.
2. Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada
nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
3. Gunakan selang kepercayaan. Tolak H0 jika nilai yang dihipotesiskan tidak berada
dalam selang kepercayaan (bisa dilihat pada gambar 1.1, gambar 1.2, dan gambar
1.3).
7. Membuat kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau
penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan
kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau
nilai kritis.

10
a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai
kritisnya.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai
kritisnya.

11
BAB II
CONTOH UJI HIPOTESIS SATU RATA-RATA

2.1. Contoh Kasus 1


Sebuah lembaga bimbingan belajar mengembangkan cara baru dalam mengerjakan soal
tryout fisika, yang dikatakan dapat mengubah nilai tryout tsb sehingga rata-rata nilai tryout
tidak samadengan 8 dan simpangan baku 1,9. Ujilah hipotesis nol μ=8 dan hipotesis alternatif
μ ≠ 8 apabila dalam satu kelas pada LBB tersebut terdapat total siswa sebanyak 20 siswa
yang telah melaksanakan tryout fisika memiliki nilai rata-rata sebesar 7,8. Gunakan α = 0,01!

Data Nilai Tryout Siswa:

5 5 5 5 6 6 7 7 8 8
8 9 9 9 9 10 10 10 10 10

Jawab :

1. Hipotesis:
a. H0 : µ = 8 Vs H1: µ≠ 8
2. Karena ragam diketahui statistik uji yang digunakan adalah statistik uji Z
3. α yang digunakan 1% (0,01)
4. Hipotesis alternatif >> dua arah (two sided)
a. Z 0,005=2,575 ,
b. Daerah kritis (Daerah penolakan H0)
c. Z<-2,575 dan Z>2,575
5. Perhitungan statistik uji

|  x  0  | |  7,8  8  |
Z hit  = | 0, 47 | 0, 47
/ n 1,9 / 20

Pada hasil statistik uji dua arah (two sided). Hasil akhir tetap ditulis hasil aslinya,
namun hasil (+) atau (-) nilainya sama saja.

Kurva :
Karna statistik uji dua arah (two sided), maka daerah tolak H0 berada disisi kanan dan
kiri.
12
0

Daerah Daerah Penerimaan Daerah


Penolakan Penolakan
6. Karena Zhit (0,47) berada di daerah penerimaan H0 maka keputusan adalah terima H0
7. Sehingga dapat disimpulkan: Dengan tingkat kepercayaan 99% dapat dinyatakan
bahwa rata-rata nilai tryout fisika sama dengan 8.

2.2. Contoh Kasus 2


Seorang guru bahasa Inggris memberikan teknik baru dalam pembelajaran reading skill
terhadap 20 siswa yang berhasil lolos seleksi untuk mewakili sekolah pada “English National
Olympic 2020”. Dengan simpangan baku 1,2. Dari total 20 siswa yang telah menerapkan
teknik tersebut memiliki rata - rata nilai pemahaman 79,55. Dapatkah Teknik itu berhasil
diterima dengan rata - rata nilai pemahaman siswa lebih dari 80. Gunakan α = 0,01!

Data nilai pemahaman siswa :

6 6 6 7 7 7 7
7 7 7 67 67 0 0 5 5 80
8 8 8 9 9 9 9 10
Jawab:
0 1 2 85 85 1 2 5 5 0
1. Hipotesis:
a. H0 : µ = 80 Vs H1: µ > 80
2. Karena ragam diketahui statistik uji yang digunakan adalah statistik uji Z
3. α yang digunakan 1% (0,01)
4. Hipotesis alternatif >> satu arah (one sided)
a. Z 0,01 = 2,33 (disisi kanan)
b. Daerah kritis (Daerah penolakan H0)
c. H0 diterima jika Z ≤ 2,33 dan H0 ditolak jika Z>2,33
5. Perhitungan statistik uji

13
Zhit=¿(−μ 0)∨ ¿ =¿(79,55−80)∨ ¿ =−1,67 ¿ ¿
σ / √n 1,2/ √ 20

Pada hasil statistik uji satu arah (one sided). Jika hasilnya (-) tetap ditulis (-),
begitupun sebaliknya.

0 2,33

Daerah
Daerah Penerimaan
Penolakan

Karna statistik uji satu arah (one sided), maka daerah tolak H0 hanya berada di satu
sisi tergantung pada H1 : µ > (suatu angka) sebagai pengujian satu arah
(positif/kanan), dan H1 : µ < (suatu angka) sebagai pengujian satu arah (negatif/kiri),
dan pada kurva kali ini terdapat disisi kanan karna H1: µ > 80.
6. Karena Zhit (- 1,67) berada di daerah penerimaan H0 maka keputusan adalah terima
H0
7. Sehingga dapat disimpulkan: Dengan tingkat kepercayaan 99% dapat dinyatakan
bahwa rata-rata nilai pemahaman siswa pada penggunaan teknik baru dalam reading
skill lebih besar dari 80.

2.3. Kesimpulan
Pengujian hipotesis satu rata-rata pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai
tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan
rata-rata sebuah sampel. Prosedur yang dilakukan untuk menguji hipotesis satu rata-rata
dengan ragam yang diketahui adalah sebagai berikut:
1) Menuliskan hipotesis yang digunakan (H0 dan H1)
2) Mengidentifikasi statistik uji, karena ragam telah diketahui, maka menggunakan statistik
uji Z.
3) Memilih tingkat signifikansi (α), dari 1% (0,01); 5% (0,05); 10% (0,1); atau 15% (0,15).
4) Membuat pernyataan dari aturan untuk membuat keputusan.

14
5) Mengumpulkan data dan hitung nilai uji statistik dari sampel dengan menggunakan
statistic uji Z.
6) Membuat keputusan.
7) Membuat kesimpulan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Muhson, A. (2013, - -). Hipotesis. Retrieved from Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132232818/pendidikan/02+Hipotesis+2013.pdf
Novitasari, D., & dkk. (2018). Makalah Statistika II Pengujian Hipotesis. Jakarta Selatan:
STIE Muhammadiyah Jakarta.
Nuryadi. (2017, - -). Modul Statistik Pendidikan. Retrieved from DOCPLAYER:
https://docplayer.info/47666357-Modul-statistik-pendidikan.html
Santiyasa, I. W. (2016, - -). Modul Kuliah Pengujian Hipotesis. Retrieved from Simdos
Unud:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/9efbcf984f001182bb267038
846d5fe2.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai