Anda di halaman 1dari 4

Uji Asosiatif Bag 6a

(Uji Koefisien Kontingensi)

Nurul Wandasari Singgih,M.Epid


Prodi Kesehatan Masyarakat
Univ Esa Unggul

Pokok Bahasan

1. Pengertian Penggunaan Uji Asosiatif


2. Pengertian dan Penggunaan Uji Koefisien Kontingensi
3. Contoh Kasus
4. Aplikasi SPSS

1. Pengertian dan Penggunaan Uji Asosiatif

Analisis koefisien kontingensi digunakan untuk menganalisis data penelitian yang


mempunyai karakteristik:
1. Hipotesis yang diajukan hipotesis asosiatif/menganalisis hubungan 2 variabel
yang berskala nominal
2. Data berskala nominal

Rumus X2 :

Rumus 1

Lalu cari C (koefisien kontingensi) dan C max nya untuk melihat derajat keeratan
hubungan yang terjadi

Rumus 2
m−1
C maks=
√ m
Rumus 3 m harga minimum antara banyak
baris b dan banyak kolom k

Makin dekat Nilai C dengan Cmaks makin besar derajat hubungan antarvariabel
Kemudian lakukan uji signifikansi berdasarkan nilai X2 dengan df (dk) = (baris-1)
(kolom-1).

2. Contoh Soal

Ingin diketahui hubungan antara daerah tempat tinggal (urban dan rural) terhadap
kemungkinan beberapa penyakit degeneratif (PJK, ginjal, ca paru, ca colon).
Sampel yang diambil sebanyak 200 orang. Berikut datanya dalam bentuk tabel 2x2
(tabel kontingensi).

Daerah Penyakit Total


PJK Ginjal Ca Paru Ca colon
Fo fe fo fe fo fe fo fe fo fe
Urban 27 24 35 30 33 36 25 30 120 120
Rural 13 16 15 20 27 24 25 20 80 80
Total 40 40 50 50 60 60 50 50 200 200

a. Mencari frekuensi yang diharapkan


fe (freq.expected) =

Misal : fe sel pertama (sel urban yang PJK) = 120x40/200 = 24

b. Menghitung nilai X2 (Rumus 1)


= 0,375 + 0,833 + 0,250 + 0,833 + 0,563 + 1,250 + 0,375 + 1,250 = 5,729

c. Masukan ke rumus 2 untuk mencari koefisien kontingensi (C)


Koefisien kontingensi dicari untuk menentukan derajat keeratan hubugan antara
variabel independen dan variabel dependen

= √ ((5,279) / (200 + 5,279)) = 0,16

d. Masukan ke rumus 3 untuk mencari nilai C max

m−1
C maks=
√ m = √ (2-1) /2 = √ 0,5 = 0,70
Dari point c dan d diperoleh nilai C sebesar 0,16 dan C max = 0,70. Karena nilai C
dan C max cukup jauh, artinya derajat keeratan hubungan antara variabel
independen (daerah tempat tinggal) dengan variabel dependen (penyakit degeneratif)
tidak kuat.

e. Menentukan X2 tabel
df (dk) = (baris-1) (kolom-1) = (2-1) (4-1) =3
Dengan melihat tabel chi square pada df =3 dan α = 0,05 diperoleh nilai X2 tabel =
7,815.

f. Bandingkan X2 hitung dengan X2 tabel


X2 hitung < X2 tabel = 5,279 < 7,815  H0 gagal ditolak (tidak ada hubungan
antara daerah tempat tinggal dengan penyakit degeneratif).

4. Aplikasi SPSS
a. Klik Analyze - Descriptive Statistics - Crosstab
b.Masukkan variabel independen “daerah tempat tinggal” sebagai Row dan variabel
dependen “penyakit” sebagai Coloum
c. Klik Statistics
d. Beri tanda Check pada Contingency Coefficient
e. Continue
f. Ok
g. Lihat nilai p (p value) pada output di tabel symmetric measure kolom approx sig
h. Jika p value < 0,05  H0 ditolak (ada hubungan…) dan sebaliknya

Anda mungkin juga menyukai