Anda di halaman 1dari 11

UJI HOMOGENITAS

MAKALAH BIOSTATISTIK

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Salsabila Adriena Putri (2101125008)
2. Angga Saputra (2101125020)
3. Siti Guar Umalelen (148420521008)

Dosen Pengampu :
Luthpi Safahi, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGIATAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Biostatistik dengan judul “Uji
Homogenitas”. Selawat dan salam semoga tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad
SAW, beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini terutama kepada dosen kami yaitu Bapak Luthpi Safahi, M.Pd.
yang sudah membimbing kami, dan teman-teman yang telah berkontribusi memberikan ide-
idenya sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik. Makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Jakarta, 8 Desember 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1 Pengertian Uji Homogenitas..........................................................................................6
2.2 Waktu Menggunakan Uji Homogenitas.........................................................................6
2.3 Kaidah Uji Homogenitas................................................................................................7
2.4 Metode yang digunakan Uji Homogenitas....................................................................8
BAB 3 PENUTUP..........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................10
3.2 Saran............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sering permasalahan yang dihadapi oleh peneliti, menyangkut pengambilan keputusan
berdasarkan data mengenai suatu sistem ilmu. Untuk tiap kasus harus melibatkan
penggunaan data percobaan dan pengambilan keputusan berdasarkan data resmi (Walpole,
1995: 327). Data tiap percobaan atau kasus, memerlukan suatu dugaan (estimasi). Estimasi
dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik.
Prosedur seorang peneliti untuk menyimpulkan yakni menerima atau menolak hipotesis
statistik, membutuhkan suatu statistik inferensial. Statistik inferensial berhubungan dengan
pendugaan populasi dan pengujian hipotesis statistik dari data atau keadaan atau fenomena
yang ada (Supardi, 2013). Dengan demikian, statistika inferensial berfungsi untuk
meramalkan mengontrol keadaan atau kejadian.
Kebenaran dan ketidakbenaran suatu hipotesis statistik tidak akan pernah diketahui secara
pasti, kalau tidak seluruh populasi diamati atau dijadikan sampel penelitian (Total Sampling).
Perumusan suatu hipotesis statistik dipengaruhi oleh peluang kesimpulan yang keliru. Bila
seorang peneliti ingin mencari dukungan yang kuat terhadap suatu estimasi, peneliti tersebut
akan berusaha menempatkan estimasinya dalam bentuk penolakan estimasi. Misalnya
peneliti dalam pendidikan matematika ingin menunjukkan kenyataan yang kuat bahwa model
pembelajaran ARCSI dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik maka
hipotesis yang diuji seharusnya berbentuk “Model pembelajaran ARCSI tidak dapat
menaikkan hasil belajar matematika peserta didik”. Akibatnya, estimasi diperkuat dengan
penolakan. Begitupula sebaliknya, untuk mendukung estimasi bahwa model pembelajaran
ARCSI lebih baik dari model pembelajaran lainnya, maka peneliti tersebut menguji hipotesis
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan
model pembelajaran ARCSI dengan model pembelajaran lainnya.
Dalam rangka menguji hipotesis statistik, maka peneliti terlebih dahulu menentukan
statistik uji mana yang tepat digunakan, apakah menggunakan uji statistik parametrik atau
non parametrik (Supardi, 2013:129). Dalam penggunaan uji statistik parametrik dan non
parametrik, perlu dilaksanakan uji persyaratan analisis. Pengujian dengan uji statistik
inferensial parametrik mensyaratkan uji normalitas, uji homogenitas variansi, dan uji
linearitas.
Langkah uji hipotesis statistik yang dapat dilakukan oleh seorang peneliti dalam
melakukan uji persyaratan analisis, yakni: (1) rumuskan hipotesis H0 dan H1; (2) Tetapkan
tingkat signifikansi α ; (3) Tetapkan daerah kritis atau daerah dimana H0 ditolak atau H1
diterima; (4) Tetapkan statistik uji; (5) Lakukan perhitungan; (6) Ambil kesimpulan (Ergusni,
2015: 53-54).
Berdasarkan pembahasan di atas, melihat begitu pentingnya uji prasyarat analisis ini,
maka tulisan ini akan memperkenalkan, sekaligus memberikan pengetahuan terkait dengan
uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis yang dibahas dalam tulisan ini adalah uji
homogenitas variansi populasi suatu penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi uji homogenitas?
2. Kapan waktu untuk menggunakan uji homogenitas?
3. Bagaimana kaidah uji homogenitas?
4. Apa saja metode yang digunakan dalam uji homogenitas?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi uji homogenitas.
2. Untuk mengetahui kapan waktu menggunakan uji homogenitas.
3. Untuk mengetahui kaidah uji homogenitas.
4. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam uji homogenitas.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk melakukan aktivitas pembelajaran
khususnya dalam menggunakan uji homogenitas pada penelitian.
2. Makalah ini dapat memberikan informasi yang dapat memudahkan dalam menganalisis
data.
3. Makalah ini dapat membuat proses dan kesimpulan dengan cepat, tepat, dan akurat.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Uji Homogenitas


Uji homogenitas adalah salah satu metode pengujian dalam statistika untuk mengetahui
apakah dua atau lebih sampel dari populasi yang berbeda memiliki distribusi variansi atau
karakteristik yang sama (homogen). Uji homogenitas dilakukan sebagai prasyarat dalam
analisis Independent Sample T Test dan Analisis Varian (Anova). Asumsi yang mendasari
dalam analisis varian (Anova) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Uji kesamaan
dua varians digunakan untuk menguji apakah sebaran data tersebut homogen atau tidak, yaitu
dengan membandingkan kedua variansnya. Jika dua kelompok data atau lebih mempunyai
varians yang sama besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena datanya
sudah dianggap homogen.
Uji homogenitas dilakukan dengan statistik uji F, uji Bartlett, uji Levene, uji Cohran, dan
uji Harley. Hipotesis yang akan diuji tergantung pada jumlah sampel:
a. Dua sampel: Hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa kedua populasi memiliki nilai
distribusi yang sama, dan hipotesis alternatif (H a) menunjukkan kedua populasi memiliki
nilai distribusi yang berbeda.
b. Lebih dari dua sampel: Hipotesis nol (H 0) menyatakan bahwa sampel populasi adalah
sama, dan hipotesis alternatif (H a) menunjukkan bahwa setidaknya satu varian populasi
berbeda.

2.2 Waktu Menggunakan Uji Homogenitas


Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua populasi dari variabel X dan
Y memiliki distribusi data yang sama. Namun tepatnya uji homogenitas digunakan pada saat
berikut:
a. Variabel harus kategorikal
Karena uji homogenitas menguji kesamaan variansi pada dua populasi atau lebih, maka
keduanya harus berasal dari kelompok yang sama. Misalnya, merujuk pada studi yang
yang dipublikasikan dalam jurnal Canadian Medical Association Journal (CMAJ) pada
tahun 2016.
Studi ini ingin melihat berapa banyak penderita penyakit jantung di suatu daerah yang
berhasil selamat dari serangan jantung berdasarkan tempat tinggal mereka, yaitu rumah
atau apartemen lantai 1, 2, dan 3 atau lebih tinggi.
Maka populasinya terbagi menjadi:
1. Penderita serangan jantung yang tinggal di rumah
2. Penderita serangan jantung yang tinggal di apartemen lantai 1 dan 2
3. Penderita serangan jantung yang tinggal di apartemen lantai 3 atau lebih tinggi
b. Sampel diambil secara acak
Sampel dipilih secara acak, dan setiap item observasi hanya diperbolehlan berada pada
satu kategori saja. Misalnya, untuk contoh penderita jantung di atas. Seseorang bisa
tinggal di rumah atau apartemen, tapi untuk menjadi bagian dari sampel mereka harus
memilih salah satunya saja.
c. Ukuran sampel harus cukup besar
Sampel diharapkan bisa mewakili jumlah populasi 100%. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa idealnya, ukuran sampel adalah 10% dari jumlah populasi. Namun
menurut Singarimbun dan Effendi (1995), ukuran sampel minimal 30 orang agar hasil uji
semakin baik.

2.3 Kaidah Uji Homogenitas


Dua kelompok atau lebih yang diukur bisa diketahui homogenitasnya dari nilai
signifikansinya (P):
a. Jika nilai signifikansi (P) sama atau lebih besar (≥) dari 0,05, maka varians dari dua atau
lebih kelompok data yang diukur adalah homogen.
b. Jika nilai signifikansi (P) lebih kecil (<) dari 0,05, maka varians dari dua atau lebih
kelompok data yang diukur tidak homogen.
Contoh uji homogenitas yakni sebagai berikut:
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah mahasiswa dan mahasiswi di
universitas X memiliki distribusi tempat tinggal yang sama, dengan empat kategori yaitu
rumah orang tua, asrama kampus, kos/kontrakan, dan tempat tinggal lainnya, 250 mahasiswa
dan 300 mahasiswi dipilih secara acak, dan ditemukan data sebagai berikut:
Asrama Kos/kontrakan Rumah orang Tempat tinggal
tua lain
Mahasiswa 72 84 49 45
Mahasiswi 91 86 88 35
Diketahui:
 H0 = Distribusi tempat tinggal mahasiswa dan mahasiswi universitas X sama
 Ha = Distribusi tempat tinggal mahasiswa dan mahasiswi universitas X berbeda
Setelah dilakukan penghitungan, ditemukan bahwa nilai signifikan (P) adalah 0,0175,
sedangkan menurut kaidah uji homogenitasnya, data dikatakan homogen jika P = 0,05.
Maka dapat disimpulkan, kedua kelompok memiliki nilai distribusi berbeda dan Ho ditolak.

2.4 Metode yang digunakan Uji Homogenitas


a. Uji Bartlett
Uji Bartlett didasarkan pada suatu statistik yang distribusi teroknya memberikan nilai
kritis yang tepat bila ukuran teroknya sama. Nilai-nilai kritis ini untuk ukuran terok yang
sama dapat pula digunakan untuk menghasilkan hampiran nilai-nilai kritis yang amat
teliti untuk ukuran terok yang tidak sama. Namun demikian, uji Bartlett sangat peka
terhadap ketidaknormalan distribusi, sehingga perlu ada uji normalitas distribusi skor
masing-masing kelompok. Uji bartlett digunakan untuk menguji homogenitas variansi
untuk lebih dari dua kelompok data. Uji bartlett lebih cocok digunakan jika ada bukti
kuat bahwa data berdistribusi normal.
H0 : σ 21 = σ 22 = … = σ 2k
H1 : tidak semua variansi sama
b. Uji Fisher
Uji ini dilakukan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel
independen. Uji Fisher dilakukan pada data dengan sampel kecil. Data yang dapat diuji
dengan fisher test ini berbentuk nominal dengan ukuran sampel n sekitar 40 atau kurang,
dan ada sel-sel berisikan frekuensi diharapkan kurang dari lima. Uji peluang fisher
merupakan salah satu uji statistik non-parametrik untuk menganalisis data yang tertutup
(diskrit) dengan cuplikan yang ditarik dari dua populasi tersebut tidak begitu besar.
Kegunaannya adalah bila data dari dua populasi tersebut kedalam salah satu kelompok
ataupun keduannya, dimana terdapat sifat saling menenggang (mutually exclusive).
( A+ B ) ! ( C+ D ) ! ( A+C ) ! ( B+ D ) !
P= …
N ! A !B !C ! D !
c. Uji Levene
Uji levene (levene 1960) digunakan untuk menguji kesamaan varians dari beberapa
populasi. Uji levene merupakan uji alternatif dari uji Bartlett. Jika ada bukti yang kuat
bahwa data berdistribusi normal atau mendekati normal, maka uji Bartlett lebih baik
digunakan. Uji levene lebih baik digunakan jika jumlah antar data kelompok sama. Uji
Levene menggunakan analisis varian satu arah. Data ditranformasikan dengan jalan
mencari selisih masing-masing skor dengan rata-rata kelompoknya. Hipotesis yang
digunakan pada uji ini adalah:
H0: σ 21 = σ 22 = … = σ 2k
H1 : σ i ≠ σ j untuk sedikitnya satu pasang (i,j)
Formula Lavene adalah:
k
W =( n−k ) ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
i=1

d. Uji Harley
Uji Harley merupakan uji homogenitas variansi yang sangat sederhana karena cukup
membandingkan variansi terbesar dengan variansi terkecil. Uji homogenitas variansi
dengan rumus Harley bisa digunakan jika jumlah sampel antar kelompok sama. Misal ada
dua populasi normal dengan varians σ 21 dan σ 22. Akan diuji mengenai uji dua pihak untuk
pasangan hipotesis:
H0: σ 21 = σ 22
H1: σ 21 ≠ σ
Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis H0 adalah :
varians terbesar
F=
varians terkecil
Dimana tolak H0 jika Fhitung ≥ F1/2a(v1,v2)
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Uji persyaratan analisis sangat dibutuhkan, dalam rangka seorang peneliti menguji hipotesis
statistik yang diajukan. Uji persyaratan analisis berupa uji homogenitas dan uji linearitas. Uji
homogenitas varians populasi dapat dilakukan dengan beberapa statistik uji, yakni: uji
Harley, Uji Levene, dan uji Bartlett. Langkah-langkah dari uji hipotesis statistik, yakni: (1)
rumuskan hipotesis H0 dan H1; (2) Tetapkan tingkat signifikansi α ; (3) Tetapkan daerah
kritis atau daerah dimana H0 ditolak atau H1 diterima; (4) Tetapkan statistik uji; (5)
Lakukan perhitungan; (6) Ambil kesimpulan.

3.2 Saran
Diharapkan peneliti agar memperhatikan uji prasyarat analisis terlebih dahulu sebelum
melakukan uji hipotesis, agar pengujian hipotesis yang telah kita ajukan, sesuai dengan uji
statitika inferensial yang kita butuhkan dalam mengolah data hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Revoupedia. 2023. Uji Homogenitas. Diakses pada 8 Desember 2023:


https://revou.co/kosakata/uji-homogenitas
Usmadi. 2020. PENGUJIAN PERSYARATAN ANALISIS (UJI HOMOGENITAS DAN UJI
NORMALITAS). Jurnal Inovasi Pendidikan, 7(1): 50-62.
Sianturi. 2022. UJI HOMOGENITAS SEBAGAI SYARAT PENGUJIAN ANALISIS. Jurnal
Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama, 8(1): 386-397.
Nuryadi, dkk. 2017. Dasar-dasar Statistik Penelitian. Yogyakarta: SIBUKU MEDIA.
H, Admadi Bambang & I Wayan Arnata. Modul Statistika. Universitas Udayana. Diakses pada 8
Desember 2023:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/9d5999e21c8aa84a463417e90086
789b.pdf

Anda mungkin juga menyukai