Anda di halaman 1dari 24

HIPOTESIS, POPULASI

DAN SAMPLE
DALAM PENELITIAN

ARDI WAHYUDI, SKM, M.KEP


Definisi hipotesis

 Hipotesis adalah pernyataan mengenai hubungan, proposisi tentatif


mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih mengenai
fenomena atau variabel
 Fungsi utama dari suatu hipotesis penelitian adalah sebagai
pedoman dalam memberikan arah dan jalannya kegiatan penelitian
yang dilakukan, mulai dari penyusun­an desain penelitian, penentuan
kriteria dalam penyusunan instrumen penelitian, termasuk berfungsi
sebagai pedo­man dalam dalam menetapkan indikator-indikator
tentang aspek-aspek atau variabel-variabel yang diukur, juga se­
bagai pedoman dalam menentukan teknik analisis data penelitian.
Kriteria hipotesis
1. Hipotesis harus disusun dalam kalimat yang menyatakan
hubungan antara dua variabel atau lebih.
2. Hipotesis harus dilandasi argumentasi yang kuat berdasarkan
pada teori dan atau pengalaman lapangan yang kuat.
3. Hipotesis harus dapat diuji dan diukur (testable and
measurable) melalui penelitian lapangan.
4. Hipotesis harus disusun dalam kalimat yang singkat dan jelas
(concise)
5. Hipotesis harus konsisten dengan teori-teori yang ada.
6. Hipotesis harus disusun sedemikian rupa sehingga eksplanasi
yang dikemukakan memiliki argumentasi yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan secara nalar dan atau rasional.
Tipe hipotesis

 Hipotesis substantif/ Hipotesis penelitian : biasanya berupa


pernyataan yang memberikan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang diajukan oleh peneliti.
Misalnya: “Ada korelasi antara aktivitas berorganisasi dengan
solidaritas sosial”.
 Hipotesis statistik : hipotesis yang digunakan dalam konteks
statistik parametrik, bersifat kuantitatif.
Contoh hipotesis statistik: “Ada perbedaan rata-rata prestasi belajar
siswa antara siswa yang berasal dari daerah pedesaan dengan siswa
yang berasal dari daerah perkotaan”.
Hipotesis statistik

 Hipotesis nol dinyatakan dalam bentuk “tidak ada perbedaan”


atau “tidak ada korelasi”.
Misalnya “tidak ada perbedaan antara prestasi belajar antara
siswa yang berasal dari daerah pedesaan dengan siswa yang
berasal dari daerah perkotaan”.
 Hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang menggambarkan
tentang hasil akhir dari kesimpulan penelitian yang diharapkan
sesuai dengan rancangan penelitian.
Misalnya “ada korelasi antara keaktifan berorganisasi dengan
solidaritas sosial”.
Pembagian yang lain
 Hipotesis directional menunjukkan bahwa peneliti telah
mengambil sikap untuk menyatakan bahwa variabel yang satu
lebih tinggi dibandingkan dengan variabel yang lain.
Misalnya: “rata-rata prestasi belajar siswa yang diajar dengan
metode baru lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
prestasi belajar yang diajar dengan metode konvensional”.
 Hipotesis un-directional, peneliti belum mengambil sikap
untuk menyatakan bahwa variabel yang satu lebih tinggi atau
lebih rendah dibandingkan dengan variabel yang lain.
Misalnya: “ada perbedaan rata-rata antara prestasi belajar
siswa yang diajar dengan metode baru dengan rata-rata siswa
yang diajar dengan metode konvensional”.
POPULASI DAN SAMPEL
Tujuan

1. Memahami definisi populasi penelitian


2. Memahami definisi sampel
3. Memahami cara pengambilan sampel
4. Mampu menentukan jumlah sampel penelitian
Populasi
Populasi
Target Populasi
(sangat Terjangkau
besar)

Subyek
Subyek
yang benar
terpilih
diteliti
Populasi (lanjut)

1. Populasi: sejumlah besar subyek yang mempunyai


karakteristik tertentu (manusia, hewan, data lab dll)
2. Populasi Target (ranah/ domain): gambaran populasi umum.
Dalam penelitian klinis dibatasi oleh karakteristik
klinis/kondisi subyek terpilih, demografis/ subyek.
3. Populai Terjangkau: bagian dari populasi target yang bisa
dijangkau peneliti yang dibatasi tempat dan waktu
Sampel

1. Sampel: bagian (sub set) dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya.
2. Sampel terpilih: bagian dari populasi terjangkau yang
direncanakan untuk diteliti langsung yang memenuhi kriteria
pemilihan.
3. Sampel yang diteliti: subyek yang benar mengikuti penelitian
sampai selesai (subyekterpilih dikurangi DO)
4. Lebih murah, mudah, cepat, akurat, mewakili populasi, lebih
spesifik
Sampel (lanjut)
Pertanyaan yang perlu dikaji:
1. Apakah subyek mewakili subyek terpilih? (penelitian klinis drop
out 5-10% bisa diterima, penelitian komunitas 15-20% DO bisa
diterima)
2. Apakah subyek yang dipilih mewakili populasi terjangkau
(pengambilan dengan random atau consecutive??)
3. Penerapan hasil ke populasi target dapat diperoleh dengan uji
hipotesis (memperoleh nilai p) atau estimasi (menghitung
interval kepercayaan)
Cara pengambilan/Memilih Sampel

A. Probability Sampling (berdasarkan peluang)setiap


subyek dalam populasi terjangkau memiliki kesempatan
sama untuk terpilih atau dipilih
B. Non probability sampling (berdasarkan bukan peluang)
A. Probability Sampling

1. Simple random sampling: menghitung subyek dalam


populasi yang akan dipilih ,tiap subyek diberi nomor dan
dipilih sebagian dari mereka dg tabel angka random
2. Systematic sampling
Pada sampling sistematik ditentukan bahwa dari seluruh
sbyek yang dapat dipilih, setiap subyek nomor ke sekian
dipilih sebagai sampel. Bila akan mengambil 1/n dari
populasi maka tiappasiennomor ke-n dipilih sebagai
sampel
A. Probability Sampling(lanjut)

3. Stratified random sampling


Pemilihan berdasarkan strata, sampel dipilih secara acak
untuk setiap strata kemudian hasilnya digabungmenjaid
satu sampel yg terbebas dari setiap strata. Contoh: jenis
kelamin,umur, ras, kondisi sosek, status gizi, tempat
penelitian
A. Probability Sampling(lanjut)

4. Cluster Sampling
Proses penarikan sampel secara acak pd kel individu
dalma populasi yg terjadi alamiah.Contoh: berdasarkan
wilayah (kodya, kecamatan, kelurahan dll). Sangat efisien
untuk populasi yg tersebar luas.
B.Non-probability sampling

 Cara pemilihan sampel yg lebih praktis dan mudah


dilakukan, paling sering digunakan dalam
penelitian klinik.
 Kesohihan terletak pada bagaimana pemilihan
dilakukan menyerupai probability sampling
(asumsi penghitungan statistik berdasarkan prob
sampling)
B.Non-probability sampling

1. Consecutive sampling
Semua subyek yg datang dan memenuhi kriteria
masuk dalam sampel penelitian sampai dengan
jumlah sampel terpenuhi (jenis pemilihan terbaik
non-prob sampling), jangka waktu pemilihan harus
tidak terlalu pendek terutama untuk penyakit yg
dipengaruhi musim seperti DBD
B.Non-probability sampling

2. Convenient sampling
Cara termudah untuk menarik sampel tapi terlemah
krn diambil tanpa sistematika tertentu dan
memperhatikan waktu sehingga jarang dianggap
mewakili populasi terjangkau apalagi target.
B.Non-probability sampling

3. Judgmental sampling atau purposive sampling


Memilih responden atau sampel berdasarkan
pertimbangan subyektifnya.
Contoh:pendapat ibu ttg ASI dan formula akan
memilih ibu-ibu yg pernah memebrikan ASI dan
formula dan ibu yg pendidikan cukup shg hasil
akurat
Kesohihan interna dan eksterna

 Kesohihan (validitas) interna merujuk pada bebas


kesalahan acak, bias,dan faktor perancu (confounding).
 Kesohihan eksterna menunjukkan seberapa baik hasil
penelitian dapat diterapkan pd kel lebih luas. Dari
sampel ke pop terjangkau (pertama), dari pop
terjangkau ke target (ke dua)
 Kesohihan interna berperan penting karena
menentukan hasil yang baik suatu penelitian
Perkiraan Jumlah Sampel

 Jumlah subyek menentukan manfaat penelitian


 Penelitian klinis bermanfaat bila hasil secara klinik
penting dan ditunjang secara statistik bermakna
 Jumlah sampel bisa menentukan tingkat
kemaknaan
Perkiraan Jumlah Sampel

 Dasar yg digunakan bergantung pada tujuan


penelitian serta disain yg dipilih
 Ditetapkan: dipilih nilai yg dikehendaki peneliti
 Dari pustaka: nilai diperoleh dari pustaka atau
pengalaman
 Clinical judgment: nilai yg secara klinis penting
Terimakasih Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai