Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Pada artikel diatas jika ditinjau dari aspek etik keperawatan sebagai berikut :

a. Otonomi (Autonomy)
Berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri, dan nomos yang berarti
aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri.
Pada artikel diatas pasien kanker terminal dewasa diberikan informasi yang relevan
tentang manfaat asuhan keperawatan paliatif, serta memberi kesempatan untuk
memutuskan pilihan apakah mau diberikan asuhan keperawatan paliatif atau tidak tanpa
adanya paksan baik dari perawat maupun dari keluarga pasien.
b. Berbuat baik ( Beneficience )
Berarti hanya melalukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan
dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan
kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi
konflik antara prinsip ini dan otonomi.
Pada artikel diatas perawat memberikan informasi manfaat tentang keperawatan
paliatif kepada pasien dengan maksud untuk memberikan penghematan biaya perawatan
pasien kanker terminal dewasa serta pengurangan hari rawat bagi pasien kanker terminal
dewasa.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Pada artikel diatas pemberian asuhan keperawatan paliatif tidak hanya diberikan
kepada pasien pengguna Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), tetapi juga
dilakukan pada pasien kanker terminal tanpa jaminan kesehatan / pasien terminal dengan
biaya umum.
d. Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya / cedera fisik dan psikologis pada
klien.
Pada artikel diatas, pada variabel baiaya rawat inap rumah sakit, didapatkan bahwa
rerata pengeluaran sesuai tarif yang dikeluarkan pasien kanker terminal yang menerima
intervensi paliatif adalah sebesar Rp. 16.041.518 atau lebih rendah daripada yang tidak
menerima intervensi (Rp. 18.731.762).
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaian kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.
Pada artikel diatas perawat berfokus pada pasien dan keluarga dalam
mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan menghilangkan
penderitaan dengan cara pemberian asuhan keperawatan paliatif pada pasien kanker
terminal dewasa.
f. Menepati Janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain.
Pada artikel diatas perawat memberikan kesetiaan untuk memberikan asuhan
keperawatan paliatif pada pasien kanker terminal dewasa.
g. Kerahasian (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Pada artikel diatas data pasien tidak ditampilkan hanya berupa persentase
tertinggi umur pasien yaitu 40 -49 tahun (28,3%) dan lebih banyak pada kelompok pria
(59,2%)
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Pada aetikel diatas pemberian asuhan keperawatan paliatif diberikan oleh perawat
yang sudah berkompeten yaitu Tim Paliatif di Rumah Sakit tersebut.
TUGAS 3
KASUS :

Nyonya P, umur 70 Tahun, dirawat di Bangsal Saraf dengan diagnosa medis IntraCerebral
Hematom. Pasien cenderung tidur dan lemah, sulit diajak berkomunikasi sejak awal masuk
Rumah Sakit. Sejak pasien di UGD, keluarga pasien sudah menolak untuk dipasang selang NGT
dan Kateter, yang sebenarnya membantu pasien untuk pemberian nutrisi dan menghitung
intake/output pasien. Perawat UGD sudah menjelaskan kondisi pasien yang memerlukan
observasi khusus dikarenakan penyakit tersebut, tetapi keluarga kembali menolak dan meminta
untuk dirawat diruang perawatan baiasa. Selama 2 hari di rawat di Bangsal Saraf kondisi pasien
semakin memburuk, pasien cenderung tidur dan tidak mendapatkan nutrisi apapun selama 2 hari
perawatan dikarenakan keluarga tetap menolak. Keluarga mengatakan sudah pasrah akan
keadaan pasien saat ini.

PEMBAHASAN :

Pada kasus diatas yang perlu dilakukan perawat adalah memberikan informasi dan edukasi yang
benar serta mudah dimengerti oleh keluarga pasien mengenai kondisi pasien saat itu dan
mengapa perlu penggunaan selang ngt dan kateter. Setelah memberikan edukasi dan informasi
berikan keluarga waktu untuk mempertimbangkan kembali keputusan yang akan diambil untuk
pasien. Ajak keluarga untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Beri pengertian
bahwa pemasangan selang ngt dan kateter dapat membantu pasien dalam meingkatkan nutrisi
pasien selama dirawat inap. Perawat bangsal Saraf harus melakukan asuhan keperawatan paliatif
kepada keluarga pasien berdasarkan Prinsip Perawatan Paliatif yaitu :

1. Meningkatkan kulaitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses normal,

2. Tidak mempercepat atau menunda kematian

3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual

5. Mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya

6. Mengusahakan membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga

Anda mungkin juga menyukai