DISUSUN OLEH:
2021
1. Jenis-jenis desain penelitian, selain cross sectional dan case control ?
Jawab :
a. Penelitian Berdasarkan Jenis dan Analisisnya
Penelitian berdarakan jenis dan analisisnya terbagi atas dua penelitian yaitu yang
pertama penelitian kuantitatif, yang kedua penelitian kualitatif: Penelitian kuantitaif
adalah pendekatan-pendekatan
terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menampilkan
datadalam bentuk numeric daripada naratif
Penelitian kualitatif, bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai suatu
fenomena serta menemukan atau mengintruksi suatu teori terkait suatu fenomena
Sumber :
Zakariah,M.A., Afriani,F. 2020. METODOLOGI PENELITIAN. Kolaka:
Yayasan Ponpes Al-Mawaddah Warahmah
Sumber :
Ibrahim,A.dkk. 2018. METODOLOGI PENELITIAN. Makassar: Gunadarma Ilmu
Sumber :
Ibrahim,A.dkk. 2018. METODOLOGI PENELITIAN. Makassar: Gunadarma Ilmu
.
4. Cara menentukan jumlah minimal sampel dalam penelitian ?
Jawab :
Salah satu di antara pertanyaan yang sering dikemukakan para peneliti adalah
berapa besar jumlah subjek yang perlu ditentukan sebagai sampel. Secara teknis,
besarnya sampel tergantung pada ketepatan yang diinginkan peneliti dalam menduga
parameter populasi pada taraf kepercayaan tertentu. Tidak ada satu kaidah pun yang
dapat digunakan untuk menetapkan besarnya sampel. Akan tetapi secara empirik
perkiraan besarnya sampel yang dibutuhkan dapat ditentukan. Berapa ketentuan sampel
yang dibutuhkan secara empirik banyak dibahas oleh para peneliti. Kesepakatan para
peneliti dalam menentukan besarnya sampel sebagai kriteria empirik dalam menguji
hipotesisstatistika akan sangat bermanfaat bagi peneliti saat ini sebagai pedoman dalam
menentukan ukuran sampel dalam penelitian.
Ada beberapa rumus yang lazim digunakan untuk menentukan ukuran sampel,
namun demikian dalam penggunaannnya tidak ada yang bersifat mutlak ( paling
benar ). Beberapa rumus tersebut di antaranya :
Rumus n = Z2 S 2 / C2
n : jumlah sample
Z : Angka normal standart yang besarnya tergantung dari level conviden
S : sebenarnya adalah ( standart deviasi populasi ) , namun karena tidak
diketahui dan tidak dapat dihitung maka didekati dengan S ( standart deviasi dari
sample ) yang sebenarnya juga belum bisa dihitung sebelum ada sample.
C : selisih antara nilai rata-rata sample dengan nilai rata – rata populasi yang
besarnya juga diperkirakan
Rumus ini sesuai untuk digunakan bila parameter yang diukur adalah nilai rata –
rata, dan perhitungannya akan dapat dilakukan dengan ketentuan :
1. nilai bisa didekati dengan S,
2. Nilai S besarnya merupakan perkiraan saja, karena memang S baru bisa
dihitung setelah ada data terkumpul. Nilai C juga merupaka perkiraan yang
besarnya sesuai kehendak si peneliti
3. N populasi tidak diketahui ( misalnya: tak terhingga )
Dalam praktik, ukuran sample lebih banyak ditentukan dengan intuisi, bukan
dengan rumus, karena deviasi standar populasi sulit diperkirakan atau tidak
tersedia.
Sumber :
Susanti,A.dkk. 2018. Pencarian Rumus Perhitungan Jumlah Sampel Minimal
yang Digunakan Pada Penelitian Perilaku Perjalanan Terdahulu. Volume 2
No.2. viewed on 15 Desemeber 2021. From : https://iptek.its.ac.id.
5. Desain penelitian yang tepat pada scenario (case control atau cross sectional).?
Jawab:
Berbicara mengenai desain penelitian terlebih dahulu kita harus mengerti
pengertian dari desain penelitian itu sendiri. Jadi, desain penelitian adalah rangkaian
prosedur dan metode yang dipakai untuk menganalisis dan menghimpun data untuk
menentukan variabel yang akan menjadi topik penelitian (Rahmadi,2011).
Seperti yang kita bahas sebelumnya untuk desain penelitian terbagi menjadi beberapa
jenis tergantung dari kebutuhan penelitian yang akan kita lakukan. Dan untuk membahas
Desain penelitian yang tepat pada scenario (case control atau cross sectional) sebenarnya
tergantung dari peneliti itu sendiri namun dengan mempertimbangkan kekuatan dan
kelemahan dari kedua desain tersebut contoh :
a. Cross sectional:
Kelebihan
Relatif mudah, murah, hasilnya cepat dapat diperoleh
Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum
Dapat dipakai untuk meneliti beberapa variable sekaligus
Jarang terancam loss of follow-up (drop out)
Memberi gambaran tentang prevalensi atau faktor resiko
Dapat dimasukkan dalam penelitian cohort atau perlakuan
Kelemahan
b. Case Control
Kelebihan
Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan kelompok control
Adanya pembatasan atau pengendalian factor risiko sehingga hasil penelitian
lebih tajam
Dapat mengidentifikasi berbagai factor risiko sekaligus dalam satu penelitian
Kadang satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau masa latennya
panjang
Tidak menghadapi kendala etik
Tidak memerlukan waktu lama, biaya relative murah
Kelemahan
Pengukuran variable yang retrospektif, objektivitas dan reliabilitasnya kurang
karena subjek penelitian harus mengingat kembali factor-factor risikonya
Tidak dapat diketahui efek variable luar karena secara teknis tidak dapat
dikendalikan
Kadang-kadang sulit memilih control yang benar-benar sesuai dengan kelompok
kasus karena banyaknya factor risiko yang harus dikendalikan
Kesimpulan dari scenario untuk desain penelitian yang cocok menurut saya
adalah Cross sectional karena pada desain studi ini seluruh variabel diukur dan
diamati pada saat yang sama (one point in time) sehingga lebih memudahkan
peneliti dalam melakukan penelitian.
Sumber :
Rahmadi. 2011. PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN. Kalsel: Antasari
Press