Anda di halaman 1dari 5

BLOK 11

LEARNING OBJECTIVE SKENARIO 1: Gangguan Psikotik

“ADA APA DENGAN DIRIKU”

DISUSUN OLEH:

NAMA : INCE GUNAWAN RAHMAN


STAMBUK : N101 19 150
KELOMPOK : 12 (Dua Belas)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO

2022

1. Klasifikasi gangguan Jiwa ?


Jawab :
Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia (PPDGJ) pada
awalnya disusun berdasarkan berbagai klasifikasi pada DSM, tetapi pada PPDGJ III ini
disusun berdasarkan ICD X. Secara singkat, klasifikasi PPDGJ
III meliputi hal berikut.
1. F00 – F09 : gangguan mental organik (termasuk gangguan mental simtomatik).
2. F10 – F19 : gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif.
3. F20 – F29 : skizofrenia, gangguan skizotipal, dan gangguan waham.
4. F30 – F39 : gangguan suasana perasaan (mood/afektif).
5. F40 – F48 : gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stres.
6. F50 – F59 : sindroma perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan
faktor fisik.
7. F60 – F69 : gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa.
8. F70 – F79 : retardasi mental.
9. F80 – F89 : gangguan perkembangan psikologis dan F90 – F98 : gangguan perilaku
dan emosional dengan onset biasanya pada anak dan remaja.

Sumber :
Nuryati., Kresnowati,L. 2018. KLASIFIKASI DAN KODEFIKASI PENYAKIT
DAN MASALAH TERKAIT III. Kemenkes

2. Pengertian abstrasi ?
Jawab :
Kemampuan abstraksi merupakan suatu kemampuan untuk menggambarkan konsep
matematis dalam sebuah permasalahan matematis atau dengan kata lain, abstraksi dapat
membangun model situasi masalah.

Sumber :
Kamala,A., Muslikhin,A. 2018. Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi
siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 2017/2018. volume 4
No.2. viewed on 16 Maret 2022. from: http://jurnal.unsil.ac.id.

3. Multi Axis dari gangguan jiwa ?


Jawab :
Diagnosis multiaxial adalah diagnosis yang melibatkan penilaian beberapa axis yang
mengacu pada domain yang berbeda yang akan membantu proses pengobatan dan
memprediksi hasilnya. Diagnosis multiaxial meliputi :
1. Axis 1 : Giagnosis gangguan jiwa (gangguan psikiatri) yang nanti akan menjadi fokus
perhatian dalam penetalaksanaan pasien.
Contoh diagnosis axis 1 : Gangguan Depresi Berat, Gangguan Cemas, Gangguan
Skizofrenia, Gangguan Demensia, dll
2. Axis 2 : Gangguan /tipe kepribadian seseorang akan membantu dalam pengelolaan
masalah kesehatan dan psikososial pasien serta mengidentifikasi faktor risiko dan
prognosis.
Contoh diagnosis axis 2 : Gangguan/ciri kepribadian Paranoid, Gangguan/ciri
kepribadian Anankastik, gangguan/ciri kepribadian Dependent, dll
3. Axis 3 : Diagnosis gangguan fisik juga akan menjadi fokus perhatian dalam
penatalaksanaan pasien. Gangguan fisik dalam axis 3 bisa sebgai penyebab langsung
dari gangguan jiwa dalam axis 1, bisa pula merupakan akibat langsung dari gangguan
jiwa yang dialami oleh pasien namun bisa juga tidak berhubungan dengan gangguan
iwa yang dialami.
Contoh diagnosis axis 3 : Diabetes Millitus, Hipertensi, Ulkus Peptikum, Tension
hedaache, dll
4. Axis 4 : Masalah/problem psikososial akan mengidentifikasi masalah yang
memberikan informasi tentang stresor yang dialami serta potensi dukungan yang ada
dalam pemulihan kesehatan pasien secara keseluruhan.
Contoh diagnosis axis 4 : Problems berkaitan dengan primary support group, masalah
berkaitan dengan lingkungan sosial, masalah pendidikan, masalah pekerjaan, masalah
tempat tinggal, masalah ekonomi, masalah akses pelayanan kesehatan, masalah
berkaitan dengan hukum, dll.
5. Axis 5 : tingkat fungsi keseluruhan seseorang dapat untuk menujukkan kulaitas hidup
seseorang. 3 fungsi utama adalah fungsi sosial, fungsi pekerjaan dan fungsi
psikologis. Fungsi maksimal seseorang di setiap domain adalah 100.
Contoh diagnosis axis 5 : 91 – 100 (tidak ada disabilitas, fungsi maksimal), 70-61
(disabilitas ringan dalam fungsi).

Sumber :
Unsoed.PEMERIKSAAN PSIKIATRI. Modul SkillabA-JILID I : Lab. Ketrampilan
Medik PPD Unsoed

4. Prognosis dari gangguan Jiwa ?


Jawab :
1. Untuk prognosis dari Depresi bisa dikatakan baik, akan tetapi gangguan ini bersifat
kronis sehingga psikiater harus menganjurkan strategi terapi untuk mencegah
kekambuhan dimasa yang akan datang (Noerhidajati,2020)
2. Dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ
III),definisi skizofrenia dijelaskan sebagai gangguanjiwa yang ditandai dengan
distorsi khas danfundamental dalam pikiran dan persepsi yangdisertai dengan adanya
afek yang tumpul atau tidak wajar. prognosis dari masing-masing jenis skizofrenia
berbeda.Prognosis jenis katatonik yang paling baik darisemua jenis. Sering penderita
dengan skizofrenia katatonik sembuh dan kembali ke kepribadian prepsikotik.
Kemudian menyusulprognosis jenis paranoid. Banyak dari penderita ini dikembalikan
ke masyarakat. Skizofreniahebrefenik dan skizofrenia simpleks mempunyai prognosis
yang sama jelek. Biasanya penderita dengan jenis skizofrenia ini menuju ke
arahkemunduran mental (Kurnia,2015).

Sumber:
Kurnia,F.Y.P., Tyaswati, J.E. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekambuhan
pada Pasien Skizofrenia di RSD dr. Soebandi Jember. Volume 3 No.3. viewed on 16
Maret 2022. From: unej.ac.id.

Noerhidajati,E., Ahmadi,.S.H. 2020. PANDUAN PRAKTIK KLINIS PSIKIATRI.


Semarang: RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

5. Pemeriksaan fisik mental ?


Jawab :
1. Deskribsi umum
Penampilan fisik,: kesan fisik keseluruhan , penampilan, pakaian,kerapihan, higene
pribadi, apakah ada bekas sayatan, tato
Postur : tampak postur tertentu, tanda ansietas, tegang
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Kesopanan, keinginan untuk bekerja sama, ekspresi wajah, merespon halusinasi,
apakah ada agitasi psikomotor,atau retardasi psikomotor,adakah gerakan
ekstrapiramidal, adakah gerakan abnormal seperti tic,chorea, sterotypi,
menerisme,atau gaya berjaln abnormal
3. Bicara dan percakapan
Nada dan variasi tinggi rendahnya nada(pada depresi akan menurun),kecepatan dan
volume suara, volume pembicaraan meningkat Normalnya pembicaraan : spontan,
logis, koheren, relevan Catat adakah sircumstantialisme, perservasi, verbigerasi
Bagaimana arus pembicaraan apakah flight of idea, retardasi atau blocking
Bagaimana kualitas dan kuantitas bicaranya
4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif/tidak
5. Mood dan afek
Mood : emosi yang menetap. mengandung komponen kedalaman, durasi,fluktuasi.
Afek: responsivittas emosi pasien saat ini, tersirat dalam ekspresi wajah.
6. Gangguan persepsi
Gangguan persepsi : ilusi /halusinasi Ilusi : mempersepsi secara salah benda yang
ditangkapa panca indrai Ilusi dapat berupa ilusi pancaindra Halusinasi : mempersepsi
sesuatu yang tidak ada objeknya, seperrti ditangkapa oleh pancaindra. Dapat berupa
visual, olfaktori, auditori (akustik/ phoneme) Paling sering halusinasi audittorik dan
visual
7. Isi pikir dan kecenderungan mental, Bentuk pikir : proses pikir cepat/lambat
8. Sensorium kognisi
Kesadaran : kesadaran berkabut atau tidak? Kesadaran berkabut biasanya
mengindikasikan kerusakan organic pada otak.. deskribsikantingkatkesadaran10.
Orientasi/memoriOrientasi Terhadap tempat, waktu, ruang, personal , suasanaMemori
terhadap kejadian jangka panjang, menengah, pendek, segera.Adakah uasaha pasien
untuk menutupi gangguan ingatan sepertikofabulasi, sikumstantialitas dan lain-lain
9. Konsentrasi dan pikiran
Konsentrasi terganggu karena : gangguan kognitif, ansietas, depresi,stimulus
interenal, halusinasi auditorik
10. Membacadan menulis
11. Kemampuan visuospasial :Menyalin gambar.
12. Pikiran abstrak
Pikiran untuk menangani konsep. Misal tanyakan apa berbedaan apel dengan jeruk
13. Informasi dan intelegensi
Mengetahui tingkat intelegensi dengan cara member pertanyaan yang membutuhkan
jawaban yang sulit

Sumber :
Kartikadewi,A. 2015. Sistem Neurobehaviour (Psikiatri). Semarang: FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai