Anda di halaman 1dari 8

Klasifikasi Dan Diagnosis Gangguan Kejiwaan

KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN KEJIWAAN


Haiyin Alfinnadiya Arsih
Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, Email: haiyin.18032@mhs.unesa.ac.id

Dian Putra Armadani


Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, Email: dian.18109@mhs.unesa.ac.id

Mutiara Pratiwi
Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, Email: mutiara.18177@mhs.unesa.ac.id

Abstrak
Banyak sekali istilah abnormalitas dalam psikologi yang disebut dengan gangguan yang menyerang
mental, emosional,perilaku abnormal, hingga gila. Biasanya abnormalitas dalam psikologi berhubungan
dengan psikologi klinis atau biasa dianggap sebagai bidang terapan. Gangguan mental atau mental
disorder merupakan gangguan yang berhubungan dengan otak, dimana otak tidak mampu mengontrol
setiap perilaku yang dihadapi oleh orang tersebut. Gangguan emosional merupakan gangguan yang
berhubungan dengan otak, dimana otak tidak mampu mengontrol emosi saat rasa marah itu meningkat.
Perilaku abnormal adalah perilaku yang menggambarkan kepribadian seseorang dari tingkah laku yang
orang itu lakukan. Gila yaitu suatu kondisi ketika seseorang tidak mampu untuk merasakan yang
namanya emosional dan mental atau tidak mampu untuk mengelola masalah-masalah dari tindakan yang
orang itu lakukan. Seperti perilaku abnormal, istilah sakit mental atau gangguan mental tidak mudah
untuk didefinisikan. Untuk setiap definisi yang berhasil dirumuskan senantiasa timbul kekecualian.
Namun akan lebih baik apabila dibuat definisi dari berasumsi bahwa menusia seharusnya dapat
menampung setiap gagasan yang menyangkut gangguan ini. Yang paling penting adalah bagaimana cara
berfikir yang berada dibalik definisi tersebut. Dengan demikian, penggunaan definisi itu disesuaikan
dengan kebutuhan nyatanya.
Kata kunci:Abnormalitas, Gangguan Mental, Perilaku Abnormal, Gila.

Abstract

There are so many abnormalities in psychology called disorders that attack mental, emotional, abnormal
behavior, mad or crazy. Usually abnormalities in psychology are related to clinical psychology or are
usually considered an applied field. Mental disorder is a disorder associated with the brain, where the
brain is unable to control every behavior faced by the person. Emotional disorders are disorders related to
the brain, where the brain is unable to control emotions when anger increases. Abnormal behavior is
behavior that describes a person's personality from the behavior that person is doing. Crazy is a condition
when someone is unable to feel the emotional and mental name or unable to manage the problems of the
actions the person is doing. Like abnormal behavior, the term mental illness or mental disorder is not
easy to define. For every definition that is successfully formulated, exceptions always arise. But it would
be better if a definition is made from assuming that humans should be able to accommodate any ideas
concerning this disorder. The most important thing is the way of thinking behind the definition. Thus,
the use of the definition was adjusted to the actual needs.
Keywords: Abnormalities, Mental Disorders, Abnormal Behaviors, Crazy.

PENDAHULUAN Apakah hal tersebut aneh atau salah, bagi masyarakat


Di dalam kehidupan kita semua sebagai awam memeang aneh. Namun bagi orang-orang dengan
manusia pasti tidak luput dari berperilaku. Dalam disiplin ilmu psikologi menganggapnya sebagai sebuah
masyarakat bahkan terbentuk sebuah standard perilaku keunikan d. Ada hal yang membedakan perilaku mereka
yang dianggap baik, benar dan normal. Bahkan ada dengan orang normal.
sebuah garis batas yang menjadi tolok ukur hal tersebut. Orang biasanya akan menyimpulkan bahwa orang
Lalu, bagi orang-orang yang yang melewati garis standar abnormal adalah yang berperilaku nyeleneh dan
tersebut akan dengan secara tidak langsung mendapatkan cenderung tidak wajar seperti orang pada umumnya.
label tidak normal atau istilah mudahnya abnormal. Namun definisi abnormal tidak hanya sampai disitu.

1
Bahkan para ahli telah menggolongkan berbagai macam ada rasa), hyperaetesia (rasa berlebihan), dan
abnormalitas. Apa yang melatar-belakangi orang parathesia (rasa yang tidak tepat). Dalam bidang
berperilaku abnormal dan diagnosa terhadap perilaku intrapsikis,seperti afunction (tidak perfungsi),
tersebut. Dalam artikel ini akan dibahas klasifikasi yang hyperfunction (fungsi berlebihan), dan parafunction
menggolongkan abnormalitas, gejala serta diagnosanya (salah fungsi). Dalam bidang psikomotor seperti
dan sejarah singkat sistem klasifikasinya akinesis (tidak ada gerakan), hyperkinesis (gerakan
berlebihan), dan parakinesis (gerakan salah).
KLASIFIKASI PSIKOLOGIS
Klasifikasi ini didasarkan atas letak dominansi KLASIFIKASI ETIOLOGIS
gangguan pada fungsi psikologis, yang dikemukakan Klasifikasi ini didasarkan atas sebab apa yang
oleh beberapa tokoh: menyebabkan gangguan dan pengelompokan
 Linneaus, membedakan antara gangguan- gangguan berdasarkan nama gangguan. Contohnya adalah seperti
dalam ide,imajinasi,dan emosi. di bawah ini : Oligophrenia, Neurosis dan Psikoneurosis,
 Arnold, membedakan antara gangguan ‘ideal’ dan Konstitusi Psikopatik, Psikosis Epileptik, Dementia,
‘notional’ atau dalam fungsi persepsi dan imajinasi, Psikosis Schizophrenia, Keadaan kacau (confusional
serta gangguan dalam bidang konseptual/pemikiran. states), Kelumpuhan umum, Psikosis lain yang
 Bucknill & Tuke membedakan antara gangguan berkaitan dengan penyakit otak, Tak tergolongkan
intelek dan gangguan afektif (emosi) yang
selanjutnya dibagi menjadi gangguan afketif moral KLASIFIKASI SIMTOLOGIS
dan gangguan afektif animal. Klasifikasi ini bertujuan untuk mencari gejala-gejala
 Ziehen, membedakan antara gangguan tanpa efek dari suatu gangguan dan menyimpulkan jenis gangguan
atau kerusakan intelektual, dan gangguan dengan tersebut dari gejala tersebut. Perkembangan DSM
efek intelektual baik dari lahir,maupun yang (Diagnostic Statistical Manual for Mental Disorder)
diperoleh kemudian. berawal pada tahun 1934, ketika WHO menyusun DSM
 Heinronth membedakan antara gangguan dalam I, namun karena dianggap masih terdapat kekurangan,
pengertian, gangguan dalam kehendak, dan gangguan DSM I dikembangkan menjadi DSM II yang berlaku
campuran. hingga 1968. isi dari DSM II yang telah diadaptasi
Depkes RI ialah sebagai berikut: Retardasi mental,
KLASIFIKASI FISIOLOGIS
Sindroma otak, Psikosis yang bertalian dengan kondisi
Klasifikasi ini didasarkan atas asumsi bahwa proses fisik, Neurosis , Gangguan kepribadian + gangguan
mental memiliki dasar faal atau fisiologis. Kesulitan dari nonpsikotik, Gangguan psikofisiologis, Gejala-gejala
klasifikasi ini ialah belum jelasnya dan lokasi fisiologi khusus, Gangguan situasional sementara, Gangguan
dari proses-proses mental normal, yang dikemukakan tingkah laku anak + remaja, Tidak ada kelainan psikiatrik
oleh beberapa tokoh: tetapi bermasalah dan perlu dibantu, Tak tergolongkan
- Tuke, mengadakan pembagian gangguan atas gangguan Dilakukan pengembangan lagi hingga
fungsi sensorik, fungsi motorik, dan ide. Sensorik muncullah revisi klasifikasi gangguan jiwa yaitu DSM
seperti halusinasi, motorik spserti kelumpuhan, ide III dan DSM IV yang dibuat oleh American Psychiatric
seperti demensia. association (APA). pada DSM III dan IV ini memiliki
- Maynart, membagi kelainan tingkah laku menjadi 3 perbedaan dari DSM sebelumnya karena dasar klasifikasi
gejala atau penyebab faal atau fisiologi, yaitu:(1) gangguan jiwa yang diperluas terdiri dari lima dimensi,
perubahan anatomi, (2) gangguan gizi, (3) intoksikasi yaitu:
atau keracunan. 1. Axis I : Simtom klinis
Gangguan gizi dapat mengakibatkan rangsangan atau 2. Axis II : gangguan kepribadian
gangguan di daerah kortikal misalnya delusi, 3. Axis III : dasar-dasar organik
sedangkan didaerah subkortikal vascular, seperti 4. Axis IV : Keparahan stresor
epilepsi. 5. Axis V : penyesuaian diri
- Wernickle,membuat asumsi-asumsi psikofisiologi antara
lain bahwa tiap isi kesadaran tergantung pada DSM : Sejarah Singkat
seperangkat elemen saraf tertentu. Jika seseorang Seperti yang dibahas diatas bahwa sistem
mengalami gangguan jiwa mungkin mengalami klasifikasi yang umum digunakan adalah DSM
hambatan, atau ia terlalu peka pada rangkaian asosiasi (Diagnostic Statistical Manual for Mental Disorder).
psikosensoris,intrapsikis,atau psikomotor. Contoh dan berikut adalah sedikit sejarah perkembangannya.
dalam bidang psikosensoris, seperti anesthesia (tidak
2
Klasifikasi Dan Diagnosis Gangguan Kejiwaan

Sebelum DSM banyak diskusi mengenai perilaku DSM III diterbitkan 1980, merefleksikan sebuah
abnormal yang tertera pada tulisan kuno dari penjuru pendekatan untuk mendefinisikan gangguan mental
dunia. Hippocrates (460-377 SM) menulis mengenai yang berbeda secara substansial dalam hal penting
abnormalitas namun tidak menjelaskan mengenai (Blashfield dkk, 2010):
supranatural seperti kerasukan setan atau iblis dan  DSM III menyandarkan diri pada konsensus
semacamnya seperti para pendahulunya. Namun klinis dan banyak pada data empiris.
teori-teorinya menekankan penyebab alamiah, ia  DSM III masih mempertahankan paragraf
menunjuk pada ketidakseimbangan cairan tubuh deskriptif, namun diikuti oleh daftar kriteria tertentu
sebagai alasan mendasari berbagai penyakit dan yang menjelaskan secara rinci gejala-gejala yang
gangguan mental (Blashfield, 1991; Butcher dkk., harus ada agar seseorang memenuhi syarat
2007). Teori ini kemudian menjadi langkah awal diagnosis suatu gangguan.
kearah definisi-definisi yang lebih modern.  DSM III membuang keterpihakan pada
Menuju abad 19, di Eropa dan Amerika Serikat psikopatologi sehingga menggantikan bahasa
didirikan asilum untuk para penderita sakit mental. Di psikoanalisis edisi sebelumnya dengan terminologi
tempat penanganan ini para profesional kesehatan yang tidak merefleksikan pemikiran tertentu.
mental berkesempatan melakukan observasi pada  DSM III mengintroduksi sistem multiakisal
para pasien dalam jangka waktu lama. Hingga yang dipertahankan hingga edisi terkini. Seorang
terbentuklah produk sebuah daftar kategori untuk profesional kesehatan dapat memberikan informasi
mengorganisasikan klien. Seperti yang dipaparkan diagnostik pada masing-masing aksis dari kelima
Philippe Pinel, antara lain melankolia, mania, dan aksis yang berbeda. Gangguan-gangguan dibagi
demensia. Dan setelah itu berkembanglah istilah yang menjadi Akis I ( dianggap lebih episodik), Aksis II
lebih lazim. ( dianggap lebih stabil dan jangka panjang), Aksis
Pada waktu lain, Emil Kraeplin memberikan label III dan IV menawarkan pada klinisi untuk
kategori tertentu seperti psikosis maniak-depresif dan memerinci masing-masing kondisi medis dan
demensia praecoks (Millon & Simonsen, 2010). masalah psikososial/lingkungan yang relevan
Kontribusi Kraeplin tersebut menjadikan reputasinya dengan isu kesehatan mental yang dihadapi. Aksis
sebagai bapak pendiri sistem diagnostik seperti yang V, dikenal sebagai Skala Penilaian Fungsi Global,
kita gunakan saat ini atau biasa disebut DSM memeberikan kesempatan klinisi menempatkan
(Langenbucher & Nathan, 2006). Pertengahan 1900- klien pada kontinum 100-titik yang
an U.S. Army and Veterans Administration mendeskripsikan tingkat fungsi secara keseluruhan.
mengembangkan sistem kategorisasi mereka untuk Edisi-edisi DSM berikutnya tetap
memfasilitasi diagnosis dan penanganan para tentara mempertahankan perubahan-perubahan kuantitatif
yang kembali dari Perang Dunia II. Sistem ini yang dan kualitatif yang diawali DSM III pada 1980.
kemudian menjadi pengaruh terciptanya edisi
pertama DSM (Langenbucher & Nathan, 2006). DSM - Edisi Terkini
DSM-IV-TR, yang dipublikasikan pada 2000,
DSM - Edisi Awal adalah singkatan dari “Text Revision” menunjukkan
DSM I dipublis tahun 1952 dan DSM II pada bahwa edisi ini hanya teks di seputar diagnostiknya
1968, keduanya mirip namun cukup berbeda dengan yang diubah. Jadi DSM-IV-TR berisi gangguan-
edisi setelahnya (LIlienfild & Landfield, 2008). gangguan yang sama persis didefinisikan seperti pada
kedua edisi ini memiliki hanya tiga kategori-luas DSM IV, tetapi berisi informasi deskriptif yang
gangguan: psikosis (sekarang terdiri atas berbagai dimuthakirkan berdasar penelitian yang
tipe skizofrenia), neurosis (sekarang gangguan- dipublikasikan setelah kemunculan DSM IV tahun
gangguan kecemasan dan suasana perasaan), dan 1994. Gangguan-gangguan didalam edisi ini
ganguan karakter (sekarang gangguan kepribadian) diorganisasikan kedalam16 kategori luas dengan
(Blashfield, Flanagan & Raley, 2010). Definisi banyak gangguan spesifik disetiap kategorinya.
gangguan-gangguan didalam kedua edisi DSM ini DSM IV menampilkan tipe-tipe informasi spesifik
tidak memiliki dasar ilmiah dan empiris. Deskripsi mengenai budaya bagi klinis. Pertama, teks yang
gangguan-gangguan didalamnya juga berupa sekedar mendeskripsikan gangguan memuat komentar
prosa dengan satu paragraf per gangguan, yang relatif tenntang variasi budaya, seperti bagaimana sebuah
kabur tentang kondisi klinis. Akibatnya, dapat gangguan diekspresikan secara berbeda di budaya
digunakan terbatas bagi klinisi yang berpraktik pada yang berbeda. Kedua, sebuah daftar rinci sindrom
masa itu. terkait budaya. Dirancang untuk meningkatkan

3
kesadaran klinisi akan potensi adanya pengalaman b) Hal-hal yang mengganggu, lebih-lebih yang
seperti ini pada klien mereka. Ada sekitar dua lusin berhubungan dengan kepentingan-kepentingan dan
sindrom terkait budaya di daftar DSM IV. Ketiga cara-cara hidup individu yang sudah biasa.
adalah ikhtisar untuk formulasi kultural. Dirancang c) Kondisi-kondisi sosio-ekonomis yang
untuk memfasilitasi usaha klien dalam mengevaluasi menghalangi pemenuhan kebutuhankebutuhan
dan melaporkan konteks budaya seseorang yang dasar jasmaniah individu.
mungkin memperlihatkan gejala-gejala gangguan 2. Faktor dari Dalam
mental. Ini juga mendorong klinisi untuk membuat a) Kekurangan diri sendiri, seperti kurangnya rasa
rangkuman naratif dari aspek budaya seorang klien. percaya diri atau ketakutan pada situasi sosial yang
Diagnosis tingkah laku abnormal Goldman menghalangi pencapaian tujuan.
menemukan bahwa diagnosis psikiatri mencakup tiga b) Konflik, faktor ini juga dapat menjadi sumber
proses yaitu: internal dari frustasi saat seseorang mempunyai
a.Mengorganisasi gejala-gejala, simtom-simtom, beberapa tujuan yang saling berinterferensi satu
keluhan-keluhan, serta tanda-tanda perilaku abnormal sama lain.
yang diperoleh dari interviu dan observasi melalui Hambatan Individu
pemeriksaan klinis. Sedangkan dalam hal hambatan yang biasanya
b.Mengelompokkan simtom-simtom menjadi suatu dihadapi oleh individu berupa:
sindrom. a) Hambatan fisik: kemiskinan, kekurangan gizi,
c.Pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik untuk dapat bencana alam dan sebagainya.
menntukan dan mendiagnosa gangguan mental yang b) Hambatan sosial: kondisi perekonomian yang tidak
dihadapi. bagus, persaingan hidup yang keras, perubahan
tidak pasti berbagai aspek kehidupan.
DSM - Edisi akan datang c) Hambatan pribadi:
DSM sedang direvisi dan akan diluncurkan keterbatasan-keterbatasan pribadi individu dalam
tahun 2013 dengan beberapa perubahan yang bentuk cacat fisik atau penampilan fisik yang
diharapkan berdampak signifikan pada segmen kurang menarik bisa menjadi pemicu frustasi dan
populasi yang besar. stres pada individu.
 Penambahan beberapa gangguan yang belum
muncul pada DSM sebelumnya Ciri-ciri
 Perubahan pada kriteria beberapa gangguan yang Ciri-ciri dari orang yang mengalami frustasi
sudah ada dan perubahan signifikan pada diantaranya: Kelelahan, Cenderung menyalahkan
definisigangguan kepribadian dan autisme. orang lain sebagai penyebab ketidakmampuannya,
 Eliminasi beberapa gangguan termasuk beberapa Kondisi emosi negatif (jengkel, tersinggung, marah,
tipe gangguan kpribadian. sakit hati), Tidak merawat diri karena motivasi dalam
dirinya (enggan mandi, dan enggan berhias diri).

FRUSTASI Jenis Frustasi


Frustasi berasal dari bahasa Latin Frustratio yang Jenis frustasi ada dua yaitu frustasi pribadi dan
merupakan sebuah rasa kecewa atau jengkel karena tidak frustasi lingkungan.
tercapai dalam pencapaian tujuan. Dapat diartikan juga 1. Frustasi Pribadi
sebagai sebuah kondisi ketegangan yang tidak Frustasi pribadi merupakan frustasi yang
menyenangkan, dipenuhi sebuah rasa dan kegiatan syaraf tumbuh dari ketidakpuasan seseorang dalam
yang semakin meninggi yang disebabkan oleh rintangan mencapai tujuan yang diakibatkan dari
dan masalah yang menghambat pada pencapaian suatu kekurangan individu dan perbedaan tingkatan
tujuan. aspirasi dengan tingakatan kemampuan individu
Ada dua sumber utama frustasi yaitu sumber yang (IQ rendah, kekuatan jasmani kurang).
berasal dari luar (situasi-situasi dari luar) dan sumber 2. Frustasi Lingkungan
dari dalam (dinamika batiniyah orang itu sendiri). Frustasi lingkungan adalah frustasi yang
1. Faktor dari Luar disebabkan halangan yang terdapat dalam
a) Adat kebiasaan atau peraturan-peraturan lingkungannya (kekurangan uang, kekang fisik
masyarakat yang membendung kebutuhan- atau dipenjaradi Lembaa Pemasyarakatan).
kebutuhan dan keinginan-keinginan individu.
Bentuk-Bentuk Reaksi Frustasi
4
Klasifikasi Dan Diagnosis Gangguan Kejiwaan

Bentuk-bentuk reaksi frustrasi ada yang bersifat ini mempercepat detak jantung, laju pernapasan, tekanan
positif atau membangun dan ada yang bersifat darah, dan metabolisme. Pembuluh darah terbuka lebih
negatif. lebar untuk membiarkan lebih banyak darah mengalir ke
1. Reaksi Frustasi Positif kelompok otot besar, membuat otot kita dalam keadaan
* Mobilisasi dan Penambahan Kegiatan siaga. Hati melepaskan sebagian glukosa yang
* Besinnung (Berfikir secara mendalam disertai disimpannya untuk meningkatkan energi tubuh. Dan
wawasan jernih) keringat diproduksi untuk mendinginkan tubuh. Semua
* Membuat Dinamika Nyata Suatu Kebutuhan perubahan fisik ini mempersiapkan seseorang untuk
* Resignation (Tawakal, Pasrah pada Tuhan) bereaksi dengan cepat dan efektif untuk menangani
* Kompensasi atau Subtitusi dari Tujuan : tekanan saat itu. Reaksi alami ini dikenal sebagai respons
mengimbangi kegagalan dalam satu bidang stres. Respons stres tubuh meningkatkan kemampuan
dengan sukses di bidang lain. seseorang untuk berkinerja baik di bawah tekanan.
* Sublimasi : usaha mengganti kecenderungan Tetapi respons stres juga dapat menyebabkan masalah
egoistik, nafsu seks animalistik, aspirasi sosial ketika bereaksi berlebihan atau gagal mematikan dan
yang tidak sehat dalam bentuk tingkah laku mengatur ulang sendiri dengan benar.
terpuji yang bisa diterima di masyarakat, misal,
terhambatnya nafsu seks disalurkan dalam bidang Dampak
seni atau olahraga. Terdapat dua aspek utama dari dampak yang
2. Reaksi Frustasi Negatif ditimbulkan akibat stres yang terjadi, yaitu aspek
* Agresi : perilaku yang dilakukan dengan tujuan fisik dan aspek psikologis (Sarafino, 1998):
untuk menyakiti orang lain. Misal, menyerang a. Aspek fisik
dengan kasar. Berdampak pada menurunnya kondisi
* Regresi : mekanisme pertahanan dengan ciri seseorang pada saat stres sehingga orang tersebut
mundur ke tahap perkembangan yang lebih awal mengalami sakit pada organ tubuhnya, seperti
karena frustrasi berat yang tak tertangguhkan. sakit kepala, gangguan pencernaan.
Bentuk reaksi: menjerit dan berguling-guling. b. Aspek Psikologis
* Fixatie (Fixation) : usaha untuk menghilangkan Terdiri dari gejala kognisi, gejala emosi, dan
kekecewaan dengan membatasi tingkah laku gejala tingkah laku. Masing-masing gejala
tertentu, yang khas, yang memberi keamanan tersebut mempengaruhi kondisi psikologis
(membisu, memukul dada sendiri) seseorang dan membuat kondisi psikologisnya
* Proyeksi : cara mempertahankan diri dengan menjadi negatif, seperti menurunnya daya ingat,
melindungi diri dari kesadaran akan tabiat-tabiat merasa sedih dan menunda pekerjaan. Hal ini
sendiri yang tidak baik, menyalahkan orang lain dipengaruhi oleh berat atau ringannya stres. Berat
mengenai kesulitannya atau kegagalannya atau ringannya stres yang dialami seseorang dapat
sendiri yang tidak baik. dilihat dari dalam dan luar diri mereka yang
* Memberi sifat jelek pada apa yang tidak dapat menjalani kegiatan akademik di kampus.
dicapai.
Faktor penyebab
STRES Faktor penyebab stres terdiri dari beberapa hal
Stres adalah suatu peristiwa atau pengalaman yang diantaranya:
negatif sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun 1. Faktor fisik
membahayakan dan individu yang berasal dari situasi Menurutn stressor yang termasuk dalam
yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan kelompok fisik diantaranya seperti penyakit
sosial dari seseorang. yang tidak kunjung sembuh, keadaan fisik yang
Peristiwa yang memicu stres disebut stresor, dan itu kurang sempurna atau kurang berfungsinya
mencakup berbagai macam situasi-mulai dari bahaya salah satu anggota tubuh pada seseorang, serta
fisik langsung hingga membuat presentasi kelas atau postur tubuh yang dianggap orang lain kurang
mengambil mata kuliah terberat selama satu semester. ideal. Faktor fisiologis menurut Gibson
Tubuh manusia merespons stres dengan mengaktifkan mendefinisikan bahwa terdapat hubungan
sistem saraf dan hormon spesifik. Hipotalamus memberi dengan fungsi-fungsi kerja alat tubuh. Seperti
sinyal pada kelenjar adrenalin untuk memproduksi lebih meningkatnya gula darah dalam tubuh dan
banyak hormon adrenalin dan kortisol dan denyut jantung, tekanan darah naik, mulut
melepaskannya ke dalam aliran darah. Hormon-hormon menadi kering serta berkeringat.

5
2. Faktor lingkungan kebudayaan memberi peran tertentu, terhadap
Faktor lingkungan merupakan kondisi penderita gangguan mental, dan berbagai bentuk
lingkungan sekitar yang dapat menimbulkan gangguan mental karena faktor kultural. Dalah
stres pada seseorang, sebagai contoh yang satu contohnya adalah amok atau ngamok. Ini
terjadi pada mahasiswa. Kadang kala terdapat adalah psikosis yang ditandai sengan tindakan
situasi dimana mahasiswa merasa begitu berat secara tiba-tiba mengamuk, berteriak, merusak,
sehingga individu merasa tidak mampu lagi bahkan sampai membunuh.
untuk menaganinya. Kemampuan individu 6. Strategi Coping
dalam beradaptasi akan menjadi kelebihan Penanganan stres atau coping terdiri dari dua
beban pada suatu titik. Hal ini juga dapat terjadi bentuk. Yaitu coping yang berfokus pada
pada pekerjaan. Istilah yang sering digunakan masalah dan coping yang berfokus pada emosi.
untuk beban yan terlalu berat di masa kini Coping yang berfokus pada masalah adalah
adalah burnout yaitu perasaan tidak berdaya, strategi kognitif dalam penanganan stres atau
tidak memiliki harapan yang disebabkan oleh coping yang digunakan individu untuk
stres akibat pekerjaan yang sangat berat. menghadapi dan berusaha menyelesaikan
3. Faktor kognitif masalahnya. Coping yang berfokus pada emosi
Faktor kognitif tergantung pada cara adala strategi penanganan stres dimana individu
pandang atau bagaimana penilaian dan memberikan respon terhadap situsai stres secara
penginterpretasian individu terhadap suatu emosional, utamanya dengan melakukan
kejadian secara kognitif. Faktor kognitif terkait penilaian defensif dan akan cenderung
kemampuan individu dalam kecerdasan, yakni menhindar serta merasionalisasikan apa yang
kemampuan untuk mengelola informasi dan terjadi, menyangkal atau menertawakannya.
data sehingga stres tidak dapat terjadi. Ada dua
tipe kemampuan penilaian yaitu penilaian Taktik Menghadapi Stres
primer dan sekunder. Penilaian primer Ada dua taktik yang dapat dilakukan terkait
cenderung mengartikan apakah suatu kejadian stress, yaitu taktik negatif dan taktik positif:
mengandung bahaya atau sebagai tantangan 1.Taktik negatif merupakan taktik yang
yang harus dihadapi. Penilaian sekunder yakni mencakup menghindari masalah dan dapat
mengevaluasi potensi atau kemapuan diri dan mengatasi stres untuk jangka pendek, akan
menentukan seberapa efektif potensi atau tetapi seiring berjalannya waktu hal ini justru
kemampuan itu dapat digunakan untuk akan semakin meningkatkan stres tersebut,
menghadapi suatu kejadian. diantaranya: Menyimpan emosi, Menghindari
4. Faktor kepribadian orang lain, Merasa khawatir, Susah tidur,
Faktor kepribadian yakni terkait poin baik Makan lebih banyak atau tidak makan,
dan buruk dalam diri seseorang. Seperti mudah Melamunkan mengenai hasil akan tetapibtnpa
menangis, rasa khawatir, sulit berbicara dengan melakukan suatu tindakan apapun,Menyibukkan
orang baru serta sulit mengungkapkan opini. diri atau mencari pengalih perhatian, Minum-
Sehingga individu tidak memiliki teman dekat minuman beralkohol lebih banyak, merokok
dan cenderung merasa tidak nyaman. Selain itu lebih banyak, Menggunakan obat-obatan untuk
faktor pribadi adalah apa yang dirasakan oleh membantu melarikan diri dari realita yang tidak
individu secara subjektif meliputi: kegelisahan, menyenangkan
agresi, kebosanan, depresi, kelelahan, 2.Taktik positif atau disebut juga dengan taktik
kekecewaan, kehilangan kesabaran serta rasa produktif dapat membantu menghadspi masalah
hangat diri yang rendah disertai perasaan yang menyebabkan stres, diantaranya:
terpencil. Menyatakan emosi, entah kesedihsn atau
5. Faktor sosial dan budaya kemarahan, Membicarakan masalah dengan
Sosial budaya memiliki makna yang luas, teman-teman, Memikirkan masalah untuk
akan tetapi dalam konteks ini adalah mencoba memahaminya, Mencari dukungan
kebudayaan yang ada pada masyarakat selalu dari orang lain, Menentukan prioritas untuk
mengatur seseorang seharusnya melakukan mengatasi masalah.
sesuatu. Hubungan kebudayaan dengan
kesehatan mental yaitu, kebudayaan yang PENYESUAIAN DIRI
mendukung dan menghambat kesehatan mental,
6
Klasifikasi Dan Diagnosis Gangguan Kejiwaan

Penyesuaian diri merupakan suatu proses perubahan Berikut beberapa kriteria penyesuaian diri yang
dalam diri pada setiap individu yang mana individu harus tergolong baik (well adjustment) ditandai dengan:
dapat mempelajari tindakan atau sikap baru untuk Obyektivitas Diri dan Penerimaan Diri, Pengendalian
berubah dan menghadapi segala keadaan yang bertolak Diri dan Perkembangan Diri, Rasa Tanggung Jawab,
belakang dengan individu tersebut sehingga tercapai Kecakapan Bekerja Sama dan Menaruh Minat
tujuannya, hubungan dengan orang lain, dan lingkungan Kepada Orang Lain, Memiliki Minat yang Besar
sekitar. dalam Bekerja dan Bermain, Kepuasan dalam
Bekerja dan Bermain, Orientasi yang Memadai
Aspek-aspek Penyesuaian Diri Terhadap Realitas
Dalam penyesuaian diri harus dilihat dari tiga Individu yang memiliki penyesuaian diri
aspek yaitu diri sendiri, orang lain, dan perubahan yang baik adalah mereka dengan segala
yang terjadi. Namun pada dasarnya penyesuaian diri keterbatasannya, kemampuannya serta
memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan kepribadiannya telah belajar untuk bereaksi terhadap
penyesuaian sosial. diri sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien,
1. Penyesuaian Pribadi matang, bermanfaat, dan memuaskan.
Penyesuaian pribadi merupakan kemampuan
individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga Langkah-Langkah Penyesuaian Diri
tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya Berikut adalah beberapa langkah efektif dalam
dengan lingkungan sekitar. Keberhasilan menyesuaikan diri, diantaranya yaitu:
penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya 1.Persepsi yang Akurat Terhadap Realitas
rasa benci, lari dari kenyataan, dongkol, kecewa, Kemampuan individu untuk mengetahui
atau tidak percaya pada kondisi dirinya. konsekuensi dari sehala tingkah lakunya. Dengan
Sebaliknya kegagala penyesuaian pribadi ditandai begitu untuk mengetahui apa ynag menjadi akibat
dengan keguncangan emosi, kecemasan, dari perilakunya. Individu diharapkan dapat
ketidakpuasan, dan keluhan terhadap nasib yang menghindari perilaku-perilaku yang dapat
dialaminya, sebagai akibat dari adanya gap antara mengganggu ketentraman bersama.
individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh 2.Kemampuan untuk Mengatasi Kecemasan dan
lingkungannya. Gap inilah yang menjadi sumber Stres
adanya konflik yang kemudian terwujud dalam Individu memiliki kemampuan untuk
rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk mentoleransi hambatan-hambatan yang ada saat
meredakannya individu harus melakukan stres mencaoai tujuan hidupnya. Tidak ada suatu
penyesuaian diri. kecemasan maupun stres yang membebani
2. Penyesuaian Sosial individu untuk mencapai tujuannya.
Apa yang diserap atau dipelajari individu dalam 3.Citra Diri yang Positif
proses interaksi dengan masyarakat masih belum Individu menyadari ondisi kehidupannya saat
cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial ini. Individu mampu mengenali kelemahan
yang memungkin individu untuk mencapai maupun kelebihan yang ada pada dirinya.
penyesuaian pribadi dan sosial dengan cukup 4.Kemampuan untuk Mengekspresikan
baik. Proses berikutnya adalah kemauan untuk Perasaannya
mematuhi norma-norma dan peraturan sosial Individu yang sehat akan mampu
kemasyarakatan yang biasanya dimiliki oleh tiap mengekspresikan emosinya dan ia akan memiliki
masyarakat dengan ketentuannya sendiri. kendali atas emosinya sendiri. Dengan adanya
Pertumbuhan kemampuan ketika mengalami kendali maka ia tidak akan merugikan
proses penyesuaian sosial, berfungsi seperti lingkungannya.
pengawas yang mengatur kehidupan sosial dan 5.Hubungan Antar Pribadi yang Baik
kejiwaan. Bisa jadi hal inilah yang merupakan Individu akan memiliki hubungan yang aman
hati nurani (superego), yang berusaha dan nyaman dengan lingkungan sosialnya.
mengendalikan kehidupan individu dari segi
penerimaan oleh masyarakat, serta menolak dan PENUTUP
menjauhi hal-hal yang tidak diterima oleh Simpulan
masyarakat. Gangguan kejiwaan manusia telah diklasifikasikan
menjadi empat klasifikasi yaitu klasifiksi psikologis,
Kriteria Penyesuaian Diri klasifikasi fisiologis, klasifikasi etiologi, dan klasifikasi

7
simtologis. Masing-masing dari klasifikasi tersebut Looker, T. &. (2005). Managing Stres, Mengatasi Stres
memiliki ciri dan perbedaan masing-masing. Secara Mandiri. Yogyakarta: Baca!
Frustasi merupakan sebuah kondisi ketegangan yang Looker, T. &. (2005). Mananging Stres, Mengatasi Stres
tidak menyenangkan, dipenuhi sebuah rasa dan Secara Mandiri. Yogyakarta: Baca!
kegiatan syaraf yang semakin meninggi yang
Sarafino, E. (1998). Health Psychology :
disebabkan oleh rintangan dan masalah yang Biopsychosocial Interactions. Third Edition.
menghambat pada pencapaian suatu tujuan. United States of American: John Wiley &
Stres adalah suatu peristiwa atau pengalaman yang Sonc, Inc.
negatif sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun Sarifano, E. P. (1998). Health Psychology :
membahayakan dan individu yang berasal dari situasi Biopsychosocial Interactions, Third Edition.
yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan United States of America: John Wiley & Sonc,
sosial dari seseorang. Inc.
Penyesuaian diri yaitu suatu proses perubahan dalam Siswanto. (2007). Kesehatan Mental Konsep, Cakupan,
diri pada setiap individu yang mana individu harus dan Perkembangan. Yogyakarta: Andi Offset.
dapat mempelajari tindakan atau sikap baru untuk
Wiramihardja, S. A. (2012). Pengantar Psikologi Klinis.
berubah dan menghadapi segala keadaan yang bertolak Bandung: PT Refika Aditama.
belakang dengan individu tersebut sehingga tercapai
tujuannya, hubungan dengan orang lain, dan Semiun, Yustinus, 2006, Kesehatan Mental 1
(Pandangan Umum Mengenai Penyesuaian
lingkungan sekitar.
Diri dan Kesehatan Mental serta Teori-Teori
Dengan klasifikasi beserta contoh dari gangguan yang Terkait. Yogyakarta: Kansius.
mental dan penyebabnya diharapkan gangguan-
Ardani, Tristiadi Ardi, 2008, Psikiatri Islam,
gangguan kejiwaan yang terjadi di sekitar kita dapat
Yogyakarta: Sukses Offset.
dikenali dan dipahami, sehingga dapat melakukan
pencegahan serta penanganan yang tepat sesuai dengan
klasifikasinya.
Saran
Dengan adanya klasifikasi dan diagnosis yang jelas akan
membuat semua orang dapat mengetahui apa saja contoh
masalah-masalah atau gejala-gejala yang terjadi pada diri
orang lain, sehingga orang dapat mencegah masalah
tersebut dengan tetap berfikir positif dan tidak boleh
terlihat stress, dan dapat menyesuaikan diri dengan baik
sehingga otak tetap terus bekerja semestinya.
Karena bila otak terlalu ditekan atau dipaksa
dengan keras, maka itu dapat menyebabkan fungsi otak
terhambat dan akan membuat fungsi otak itu rusak dan
tidak bisa diperbaiki lagi. Bisa pun diperbaiki,tetapi
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
pemulihannya.

DAFTAR PUSTAKA
Sumarmo, M. S., & M. S. (2003). Pengantar Psikologi
Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia ( UI-
Press).
Pomerantz, Andrew, M. (2013). Psikologi Kinis, Ilmu
Pengetahuan, Praktik, dan Budaya.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Abdullah. (2007). Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktik. Yogyakarta: ArRuzz Media.
D., R. M. (2009). Pustaka Kesehatan Populer Psikologi.
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Anda mungkin juga menyukai