Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar

terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi

mental berat sekitar 0.3% dari seluruh populasi dan hamper 3% mempunyai

IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak biasa

dimanfaatkan karena 0.1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan,

bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya. Sehingga retardasi mental

masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan

masyarakat.Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan

pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil. Untuk itu disini

saya akan membahas bagaimana retardai mental itu sendiri dan upaya-upaya

apa yang harus dilakukan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi Retardasi Mental?

2. Bagaimanakah klasifikasi retardasi mental?

3. Bagaimanakah etiologi Retardasi mental?

4. Apa saja pathway Retardasi mental?

5. Bagaimanakah diagnosis dan gejala klinis retardasi mental?

6. Apa sajakah uji laboraturium dan diagnostik pada retardasi mental?

7. Bagaimanakah penatalaksanaan pada klien dengan retardasi mental?

1
8. Bagaimanakah cara pencegahan dan pengobatan retardasi mental?

9. Bagaimana proses asuhan keperawatan klien dengan retardasi mental?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi retardasi mental

2. Dapat menjelaskan klasifikasi retardasi mental

3. Dapat menjabarkan etiologi dari retarasi mental

4. Dapat menjabarkan pathway dari retardasi mental

5. Mengetahui diagnosisi dan gejala klinis retardasi mental

6. Mengetahui apa saja uji laboraturim dan diagnostik retardasi mental

7. Mengetahui penatalaksanaan klien dengan retardasi mental

8. Menjelaskan pencegahan dan pengobatan retardasi mental

9. Dapat menjelaskan proses asuhan keperawatan klien retardasi mental

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Retardasi mental adalah penurunan fungsi intelektual yang

menyeluruh secara bermakna dan secara langsung menyebabkan gangguan

adaptasi sosial, dan bermanifestasi selama masa perkembangan.

Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang

ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata

disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri

(berpelilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun.

Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan,

memiliki perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan

mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial. 3% dari

jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.

American Association on Mental Deficiency (AAMD)membuat

definisi retardasi mental yang kemudiandirevisi oleh Rick Heber (1961)

sebagai suatupenurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yangterjadi

pada masa perkembangan dan dihubungkandengan gangguan adaptasi

sosial. Ada 3 hal pentingyang merupakan kata kunci dalam definisi ini

yaitupenurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masaperkembangan.

Penurunan fungsi intelektual secaraumum menurut definisi Rick Heber

diukur berdasarkantes intelegensia standar paling sedikit satudeviasi standar

3
(1 SD) di bawah rata-rata. Periodeperkembangan mental menurut definisi ini

adalahmulai dari lahir sampai umur 16 tahun. Gangguanadaptasi sosial

dalam definisi ini dihubungkan denganadanya penurunan fungsi intelektual.

Menurut definisiini tidak ada kriteria bahwa retardasi mental tidak

dapatdiperbaiki seperti definisi retardasi mental sebelumnya.

Banyak pakar menyatakan bahwa definisi initerlalu liberal, karena

dengan batasan tes intelegensi di bawah satu deviasi standar (1 SD) terdapat

hampir 16% dari populasi dapat digolongkan sebagai retardasi mental.2

Pada tahun 1973 melalui Manual on Terminology and Classfication in

Mental Retardation penurunan fungsi intelektual yang menyeluruhsecara

bermakna dan secara langsung menyebabkangangguan adaptasi sosial, dan

bermanifestasi selamamasa perkembangan. Menurut definisi ini

penurunanfungsi intelektual yang bermakna berartipada pengukuran uji

intelegensia berada pada duadeviasi standar di bawah rata-rata.

Berdasarkankriteria ini ternyata kurang dari 3% populasi yangdapat

digolongkan sebagai retardasi mental. Periodeperkembangan menurut

definisi ini adalah mulaidari lahir sampai umur 18 tahun. Gangguan

adaptasisosial menurut definisi ini secara langsung disebabkan oleh

penurunan fungsi intelektual. Grossman merevisi definisi Heber tersebut.

Menurut Grossman retardasi mental adalahpenurunan fungs intelektual yang

menyeluruhsecara bermakna dan secara langsung menyebabkan gangguan

adaptasi sosial, dan bermanifestasi selama masa perkembangan. Menurut

definisi ini penurunan fungsi intelektual yang bermakna berarti pada

4
pengukuran uji intelegensia berada pada dua deviasi standar di bawah rata-

rata. Berdasarkan kriteria ini ternyata kurang dari 3% populasi yang dapat

digolongkan sebagai retardasi mental. Periode perkembangan menurut

definisi ini adalah mulai dari lahir sampai umur

18 tahun. Gangguan adaptasi sosial menurut definisi ini secara

langsung disebabkan oleh penurunan fungsi intelektual

B. Klasifikasi

Uji intelegensia pertama kali diperkenalkan olehseorang

psikolog Perancis yang bernama Alfred Binetdan Theodore Simon pada

tahun 1900. 916 Dr Lewis Terman mengadaptasi pemeriksaanintelegensia

berdasarkan skala Binet tersebut di StanfordUniversity. Saat ini uji

intelegensia tersebut dinamakanStanford Binet Intelligence Scale yang

sudah direvisi 4kali yaitu tahun 1937, 1960, 1973, dan 1986. William Stern

pada tahun 1912 membuat konsepintelligence quotient (IQ) sebagai suatu

perbandinganantara mental age (MA) dan chronological age (CA)

MA
IQ = x 100
𝐶𝐴

Pada tahun 1939 David Wechsler mempublikasikansuatu tes

intelegensia yang mengukur fungsiintelektual yang lebih global. Uji ini

kemudian disebutWechsler Intelligence Scale for Children (WISC)

yangkemudian direvisi tahun 1976 dan disebut WechslerIntelligence Scale

for Children Revised (WISC-R), dandirevisi kembali tahun 1990 yang

disebut WISC thirdedition (WISC-III). Uji intelegensia tersebut

5
dipakaiuntuk anak umur 6-16 tahun.Pada tahun 1966 dipublikasikan

Wechsler Preschooland Primary Scale of Intelligence (WPPSI)

yangkemudian direvisi tahun 1989 disebut WPPSI-R, untukanak umur 4-

61/2 tahun.2Berdasarkan The ICD-10 Classification of

MentalandBehavioural Disorders, WHO, Geneva tahun 1994retardasi

mental dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

• Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69

• Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ35-49

• Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34

• Profound retardation (retardasi mental sangatberat), IQ <20

1. Retardasi mental ringan

Retardasi mental ringan dikategorikan sebagairetardasi mental dapat

dididik (educable). Anakmengalami gangguan berbahasa tetapi masih

mampumenguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari danuntuk

wawancara klinik. Umumnya mereka jugamampu mengurus diri sendiri

secara independen(makan, mencuci, memakai baju, mengontrol

salurancerna dan kandung kemih), meskipun tingkatperkembangannya

sedikit lebih lambat dari ukurannormal. Kesulitan utama biasanya terlihat

padapekerjaan akademik sekolah, dan banyak yangbermasalah dalam

membaca dan menulis. Dalamkonteks sosiokultural yang memerlukan

sedikitkemampuan akademik, mereka tidak ada masalah.Tetapi jika ternyata

6
timbul masalah emosional dansosial, akan terlihat bahwa mereka

mengalamigangguan, misal tidak mampu menguasai masalahperkawinan

atau mengasuh anak, atau kesulitanmenyesuaikan diri dengan tradisi

budaya.

2. Retardasi mental sedang

Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasimental dapat

dilatih (trainable). Pada kelompok inianak mengalami keterlambatan

perkembanganpemahaman dan penggunaan bahasa, serta

pencapaianakhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurusdiri sendiri

dan ketrampilan motor juga mengalamiketerlambatan, dan beberapa

diantaranya membutuhkanpengawasan sepanjang hidupnya. Kemajuandi

sekolah terbatas, sebagian masih bisa belajar dasardasarmembaca, menulis

dan berhitung.

3. Retardasi mental berat

Kelompok retardasi mental berat ini hampir samadengan retardasi

mental sedang dalam hal gambaranklinis, penyebab organik, dan keadaan-

keadaan yangterkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi mentalberat ini

biasanya mengalami kerusakan motor yangbermakna atau adanya defisit

neurologis.

4. Retardasi mental sangat berat

Retardasi mental sangat berat berarti secara praktis anaksangat

terbataskemampuannya dalam mengerti danmenuruti permintaan atau

7
instruksi. Umumnya anaksangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya

mampupada bentuk komunikasi nonverbal yang sangatelementer.

C. Etiologi

Etiologi terjadinya retardasi mental tidak dapat dipisahkan

daritumbuh kembang seorang anak. Seperti diketahui faktor penentu tumbuh

kembang seorang anak pada garisbesarnya adalah 3,4,5 faktor

genetik/heredokonstitusionalyang menentukan sifat bawaan anak tersebut

dan faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan padaanak dalam

konteks tumbuh kembang adalah suasana (milieu) dimana anak tersebut

berada. Dalam hal inilingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan

dasaranak untuk tumbuh kembang.Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh

kembangini secara garis besar dapat digolongkan menjadi 3golongan, yaitu:

a. Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)

- Pangan (gizi, merupakan kebutuhan palingpenting)

- Perawatan kesehatan dasar (Imunisasi, ASI,penimbangan bayi secara

teratur,pengobatan sederhana, dan lain lain)

- Papan (pemukiman yang layak)

- Higiene, sanitasi

- Sandang

- Kesegaran jasmani, rekreasi

b. Kebutuhan emosi/kasih sayang (asih). Pada tahuntahunpertama kehidupan

hubungan yang erat,mesra dan selaras antara ibu dan anak merupakansyarat

8
mutlak untuk menjamin suatu prosestumbuh kembang yang selaras, baik

fisis, mental maupun sosial.

c. Kebutuhan akan stimulasi mental (asah). Merupakancikal bakal proses

pembelajaran (pendidikandan pelatihan) pada anak. Stimulasimental ini

membantu perkembangan mentalpsikososial (kecerdasan, ketrampilan,

kemandirian,kreativitas, kepribadian, moral-etika dan

sebagainya).Perkembangan ini pada usia balitadisebut sebagai

perkembangan psikomotor. Kelainan/penyimpangan tumbuh kembang pada

anak terjadi akibat gangguan pada interaksi antara anak dan lingkungan

tersebut, sehingga kebutuhan dasar anak tidak terpenuhi. Keadaan ini dapat

menyebabkan morbiditas anak, bahkan dapat berakhir dengan kematian.

Kalaupun kematian dapat diatasi, sebagian besar anak yang telah berhasil

tetap hidup ini mengalami akibat menetap dari penyimpangan tersebut yang

dikategorikan sebagai kecacatan, termasuk retardasi mental. Jelaslah bahwa

dalam aspek pencegahan terjadinya retardasi mental praktek pengasuhan

anak danperan orangtua sangat penting.

Etiologi retardasi mental dapat terjadi mulai dari fase pranatal,

perinatal dan postnatal. Beberapa penulissecara terpisah menyebutkan lebih

dari 1000 macampenyebab terjadinya retardasi mental, dan

banyakdiantaranya yang dapat dicegah.

Ditinjau daripenyebab secara langsung dapat digolongkan atas

penyebab biologis dan psikososial. Penyebab biologisatau sering disebut

retardasi mental tipe klinis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

9
a. Pada umumnya merupakan retardasi mentalsedang sampai sangat berat

b. Tampak sejak lahir atau usia dini

c. Secara fisis tampak berkelainan/aneh

d. Mempunyai latar belakang biomedis baik pranatal,perinatal maupun

postnatal

e. Tidak berhubungan dengan kelas sosial

Penyebab psikososial atau sering disebut tipe

sosiokulturalmempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Biasanya merupakan retardasi mental ringan

b. Diketahui pada usia sekolah

c. Tidak terdapat kelainan fisis maupun laboratorium

d. Mempunyai latar belakang kekurangan stimulasimental (asah)

e. Ada hubungan dengan kelas sosial

Melihat struktur masyarakat Indonesia, golongansosio ekonomi

rendah masih merupakan bagian yangbesar dari penduduk, dapat

diperkirakan bahwaretardasi mental di Indonesia yang terbanyak adalahtipe

sosio-kultural.

Etiologi retardasi mental tipe klinis atau biologikal dapat dibagi dalam

1. Penyebab pranatal

a. Kelainan kromosom

b. Kelainan genetik /herediter

c. Gangguan metabolik

10
d. Sindrom dismorfik

e. Infeksi intrauterin

f. Intoksikasi

2. Penyebab perinatal

a. Prematuritas

b. Asfiksia

c. Kernikterus

d. Hipoglikemia

e. Meningitis

f. Hidrosefalus

g. Perdarahan intraventrikular

3. Penyebab postnatal

a. Infeksi (meningitis, ensefalitis)

b. Trauma

c. Kejang lama

d. Intoksikasi (timah hitam, merkuri)

A. Penyebab Pranatal

a. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom penyebab retardasi mental yangterbanyak

adalah sindrom Down. Disebut demikiankarena Langdon Down pada tahun

1866 untukpertama kali menulis tentang gangguan ini, yaitu bayiyang

mempunyai penampilan seperti mongol danmenunjukkan keterbelakangan

11
mental seperti idiot.Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena sebagian

besardari golongan ini termasuk retardasi mental sedang.Sindrom Down

merupakan 10-32% dari penderitaretardasi mental. Diperkirakan insidens

dari sindromDown antara 1-1,7 per 1000 kelahiran hidup pertahun. Risiko

timbulnya sindrom Down berkaitandengan umur ibu saat melahirkan. Ibu

yang berumur20-25 tahun saat melahirkan mempunyai risiko1:2000,

sedangkan ibu yang berumur 45 tahunmempunyai risiko 1:30 untuk

timbulnya sindromDown. Analisis kromosom pada sindrom Down

95%menunjukkan trisomi –21, sedangkan 5% sisanyamerupakan mosaik

dan translokasi.Kelainan kromosom lain yang bermanifestasi

sebagairetardasi mental adalah trisomi-18 atau sindrom Edward,dan trisomi-

13 atau sindrom Patau, sindrom chat, sindrom Klinefelter, dan sindrom

Turner.Berdasarkan pengamatan ternyata kromatin seks, yangmerupakan

kelebihan kromosom -X pada laki-laki lebihbanyak ditemukan di antara

penderita retardasi mentaldibandingkan laki-laki normal. Diperkirakan

kelebihankromosom-X pada laki-laki memberi pengaruh tidakbaik pada

kesehatan jiwa, termasuk timbulnya psikosis,gangguan tingkah laku dan

kriminalitas.Kelainan kromosom-X yang cukup sering

menimbulkanretardasi mental adalah Fragile-X syndrome, yangmerupakan

kelainan kromosom-X pada band q27.Kelainan ini merupakan X-linked,

dibawa oleh ibu.Penampilan klinis yang khas pada kelainan ini adalahdahi

yang tinggi, rahang bawah yang besar, telingapanjang, dan pembesaran

testis. Diperkirakan prevalensretardasi mental yang disebabkan fragile-X

12
syndromepada populasi anak usia sekolah adalah 1 : 2610 padalaki-laki, dan

1: 4221 pada perempuan.3,12

b. Kelainan metabolik

Kelainan metabolik yang sering menimbulkan retardasimental

adalah Phenylketonuria (PKU), yaitu suatugangguan metabolik dimana

tubuh tidak mampumengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosinkarena

defisiensi enzim hidroksilase. Penderita laki-lakitenyata lebih besar

dibandingkan perempuan denganperbandingan 2:1. Kelainan ini diturunkan

secaraautosom resesif. Diperkirakan insidens PKU adalah1:12 000-15 000

kelahiran hidup. Penderita retardasimental pada PKU 66,7% tergolong

retardasi mentalberat dan 33,3% retardasi mental sedang.1,3,4Galaktosemia

adalah suatu gangguan metabolismekarbohidrat disebabkan karena tubuh

tidak mampumenggunakan galaktosa yang dimakan. Dengan dietbebas

galaktosa bayi akan bertambah berat badannyadan fungsi hati akan

membaik, tetapi menurutbeberapa penulis perkembangan mental

tidakmengalami perubahan.Penyakit Tay-Sachs atauinfantile amaurotic

idiocy adalah suatu gangguanmetabolisme lemak, dimana tubuh tidak

bisamengubah zat-zat pralipid menjadi lipid yangdiperlukan oleh sel-sel

otak. Manifestasi klinis adalahnistagmus, atrofi nervus optikus, kebutaan,

danretardasi mental sangat berat. Hipotiroid kongenitaladalah defisiensi

hormon tiroid bawaan yangdisebabkan oleh berbagai faktor (agenesis

kelenjartiroid, defek pada sekresi TSH atau TRH, defek padaproduksi

13
hormon tiroid). Kadang-kadang gejala klinistidak begitu jelas dan baru

terdeteksi setelah 6-12minggu kemudian, padahal diagnosis dini

sangatpenting untuk mencegah timbulnya retardasi mentalatau paling tidak

meringankan derajat retardasi mental.Gejala klasik hipotiroid kongenital

pada minggupertama setelah lahir adalah miksedema, lidah yang tebal dan

menonjol, suara tangis yang serak karena edema pita suara, hipotoni,

konstipasi, bradikardi, hernia umbilikalis. Prevalens hipotiroid kongenital

berkisar 1:4000 neonatus di seluruh dunia.Defisiensi yodium secara

bermakna dapat menyebabkanretardasi mental baik di negara

sedangberkembang maupun di negara maju. Diperkirakan 600 juta sampai 1

milyar penduduk dunia mempunyai risiko defisiensi yodium, terutama di

negara sedang berkembang. Penelitian WHO1 mendapatkan 710 juta

penduduk Asia, 227 juta Afrika, 60 juta Amerika Latin, dan 20-30 juta

Eropa mempunyai risiko defisiensi yodium. Akibat defisiensi yodium pada

masa perkembangan otak karena asupan yodium yang kurang pada ibu

hamil meyebabkan retardasi mental pada bayi yang dilahirkan. Kelainan ini

timbul bila asupan yodium ibu hamil kurang dari 20 ug ( normal 80-150 ug)

per hari. Dalam bentuk yang berat kelainan ini disebut juga kretinisme,

dengan manisfestasi klinis adalah miksedema, kelemahan otot, letargi,

gangguan neurologis, dan retardasi mental berat. Di daerah endemis, 1 dari

10 neonatus mengalami retardasi mental karena defisiensi yodium.

14
c. Infeksi

Infeksi rubela pada ibu hamil triwulan pertama dapatmenimbulkan

anomali pada janin yang dikandungnya. Risiko timbulnya kelainan pada

janin berkurang bila infeksi timbul pada triwulan kedua dan ketiga.

Manifestasi klinis rubela kongenital adalah berat lahir rendah, katarak,

penyakit jantung bawaan, mikrosefali,dan retardasi mental.Infeksi

cytomegalovirus tidak menimbulkan gejalapada ibu hamil tetapi dapat

memberi dampak serius pada janin yang dikandungnya. Manifestasi

klinisantara lain hidrosefalus, kalsifikasi serebral, gangguan motorik, dan

retardasi mental.

d. Intoksikasi

Fetal alcohol syndrome (FAS) merupakan suatusindrom yang

diakibatkan intoksikasi alkohol padajanin karena ibu hamil yang minum

minuman yangmengandung alkohol, terutama pada triwulanpertama. Di

negara Amerika Serikat FAS merupakan penyebab tersering dari retardasi

mental setelahsindrom Down. Insidens FAS berkisar antara 1-3 kasus per

1000 kelahiran hidup. Pada populasi wanita peminum minuman keras

insidens FAS sangat meningkat yaitu 21-83 kasus per 1000 kelahiranhidup,

padahal di Eropa dan Amerika 8% wanita merupakan peminum minuman

keras.

15
A. Penyebab Perinatal

Koch menulis bahwa 15-20% dari anak retardasi mentaldisebabkan

karena prematuritas. Penelitian dengan 455bayi dengan berat lahir 1250 g

atau kurang menunjukkanbahwa 85% dapat mempelihatkan perkembangan

fisis rata-rata, dan 90% memperlihatkan perkembangan mental rata rata.

Penelitian pada 73 bayi prematur dengan berat lahir 1000 g atau kurang

menunjukkan IQ yang bervariasi antara 59-142, denganIQ rata-rata 94.

Keadaan fisis anak-anak tersebut baik, kecuali beberapa yang mempunyai

kelainan neurologis, dan gangguan mata. Penulis-penulis lain

berpendapatbahwa semakin rendah berat lahirnya, semakin banyak kelainan

yang dialami baik fisis maupun mental.Asfiksia, hipoglikemia, perdarahan

intraventrikular, kernikterus, meningitis dapat menimbulkan kerusakan otak

yang ireversibel, dan merupakan penyebab timbulnya retardasi mental.

B. Penyebab Postnatal

Faktor-faktor postnatal seperti infeksi, trauma,malnutrisi,

intoksikasi, kejang dapat menyebabkankerusakan otak yang pada akhirnya

menimbulkanretardasi mental.

C. Etiologi pada Kelompok Sosio–Kultural

Proses psikososial dalam keluarga dapat merupakan salahsatu

penyebab retardasi mental. Sebenarnya bermacam-macamsebab dapat

bersatu untuk menimbulkan retardasi mental. Proses psikososial ini

merupakan faktor penting bagi retardasi mental tipe sosio-kultural, yang

merupakan retardasi mental ringan.

16
E. Diagnosis dan Gejala klinis

Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan

menggunankan DDST (Denver Developmental Screening Test), maka

diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari

orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis

kelainan ini. Setelah anak berumur 6 tahun dapat dilakukan test IQ. Sering

kali hasil evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambl kesimpulan.

Pada kasusu seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada system susunan

saraf pusat, perlu, anamnesis yang teliti apakah ada keluarga yang cacat,

mencari masalah lingkungan/factor nonorganic lainnya dimana diperkirakan

mempengaruhi kelainan pada otak anak.

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai

beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata kongenita, yang kadang-

kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu.

Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi

mental, yaitu :

1. Kelainan pada mata :

 Katarak

 Bintik cherry-merah pada daerah macula

 Kornea keruh

2. Kejang :

 Kejang umum tonik klonik

 Kejang pada masa neonatal

17
3. Kelainan pada kulit :

 Bintik-café-au-lait

4. Kelainan rambut :

 Rambut rontok

 Rambut cepat memutih

 Rambut halus

5. Kepala :

 Mikrosefali

 Makrosefali

6. Perawakan pendek :

 Kretin

 Sindrom prader-willi

7. Distonia :

 Sindrom hallervorden

Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah

sebagai berikut :

A. Retardasi mental ringan

Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental.

Kebanyakan dari kelompok ini termasuk dalam tipe social budaya, dan

diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini

termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan sampai

kelas 4-6 SD, juga bias silatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya

18
kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada

umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap

membutuhkan bimbingan dari keluarganya.

B. Retardasi mental sedang

Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental,

mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan

intelektualnya hanya dapat sampai kelas 2 SD saja, tetapai dapat dilatih

menguasai suatu keterampilan tertentu misalnya pertukangan,pertanian dll.

Dan apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan.Mereka juga perlu

dilatih bagaimana mengurus diri sendiri.Kelompok ini juga kurang mampu

menghadapi stress dan kurang dapat mandiri,sehingga memerlukan

bimbingan dan pengawasan.

C. Retardasi mental berat

Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok

ini.Diagnosis mudah ditegakkan secara dini,karena selain adanya gejala fisik

yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak

awal sudah tedapat keterlambatan perkembangan motorik dan

bahasa.Kelompok ini termasuk tipe klinik.Mereka dapat dilatih hygiene

dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana,tidak dapat dilatih

keterampilan kerja,dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang

hidupnya.

19
D. Retardasi mental sangat berat

Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik.Diagnosa

ini mudah dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat

jelas.Kemampuan berbahasanya sangat minimal.Mereka ini seluruh

hidupnya tergantung pada orang di sekitarnya

F. Uji Laboratorium Dan Diagnostik

a. Uji intelegensi standar ( stanford binet, weschler, Bayley Scales of infant

development )

b. Uji perkembangan seperti DDST II

c. Pengukuran fungsi adaftif ( Vineland adaftive behaviour

scales,v Woodcock-Johnson Scales of independent Behaviour, School

edition of the adaptive behaviour scales )

G. Penatalaksanaan

a. Obat-obat psikotropika ( tioridazin,Mellaril untuk remaja dengan perilaku

yang membahayakan diri sendiri

b. Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan

konsentrasi/gangguan hyperaktif.

c. Antidepresan ( imipramin (Tofranil)

d. Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol ( Inderal )

e. Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan

dan lingkungan yang merangsang pertumbuhan

20
f. Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan

awal anak yang hidup dalam kemiskinan dalam hal ini ;

- perawatan prenatal

- pengawasan kesehatan regular

- pelayanan dukungan keluarga

Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi

dan sangat individual. Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua anak

penanganan multidisiplin merupakan jalan yang baik. Sebaiknya dibuat

rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual

untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Untuk itu

perlu melibatakn psikolog untuk menilai perkembangan mental anak

terutama kemampuan kognitifnya,dokter anak untuk memeriksa fisik

anak,menganalisis penyebab,dan mengobati penyakit atau kelainan yang

mungkin ada. Juga kehadiran pekerja social kadang-kadanng diperlukan

untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka buatlah strategi

terapi. Seringkali melibatkan lebih banyak ahli lagi,misalnya ahli saraf bila

anka juga menderita epilepsi,palsiserebral,dll. Psikiater,bila anaknya

menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya membutuhkan

dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi,bila diperlukan untuk

merangsang perkembangan motorik dan sensoriknya. Ahli terapi

wicara,untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk merangsang

perkembangan bicarnya. Serta diperlukan buruh pendidikan luar biasa untuk

anak-anak yang retardasi mental ini.

21
Pada orang tuanya perlu diberi penerangan yang jelas mengenai

keadaan anaknya, dan apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan.

kadang-kadang diperlukan waktu yang lama untuk meyakinkan orang tua

mengenai keadaan anaknya, maka perlu konsultasi pula dengan psikolog

dan psikiater. Disamping itu diperlukan kerja sama yang baik antara guru

dengan orang tuanya,agar tidak terjadi kesimpang siurandalam strategi

penanganan anak disekolah dan dirumah. Anggota keluarga lainnya juga

harus diberi pengertian. Disamping itu masyarakat perlu diberikan

penerangan tenteng retardasi mental,agar mereka dapat menerima anak

Sekolah khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C.Di

sekolah ini diajarkan keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka

dapat mandiri dikemudian hari. Diajarkan pula tentang baik buruknya suatu

tindakan tertentu,sehingga mereka diharapkan tidak melakukan tindakan

yang tidak terpuji,seperti mencuri,merampas,kejahatan seksual,dll.

Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan

seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin,imunisasi,dan monitoring terhadap

tumbuh kembangnya. Anak-anak ini sering juga disertai dengan kelainan

fisik yang memerlukan penanganan khusus.

22
H. Pencegahan dan Pengobatan Retardasi Mental

a. Pencegahan Primer

Dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan

keadaan sosio ekonomi, konseling genetik dan tindakan kedokteran (misal :

pertolongan persalinan yang baik, pengurangan kehamilan pada wanita di

atas 40 tahun tahun dan pencegahan peradangan otak pada anak.

b. Pencegahan Sekunder

Meliputi diagosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan

subdural, kraniostenosis (sutura tngkorak menutup terlalu cepat)

c. Pencegahan tersier

Merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya di sekolah

luar biasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau

destruktif.

Konseling kepada orangtua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan

tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustasi oleh karena

mempunyai anak dengan retardasi mental.

Latihan dan pendidikan Retardasi Mental

Pendidikan dengan retardasi mental secara umum adalah :

- Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasita yang ada

- Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau anti sosial

- Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah kelak

Latihan diberikan secara kronologis meliputi :

23
- Latihan rumah : pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian

sendiri, kebersihan badan

- Latihan sekolah : yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial

- Latihan teknis : diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan

kedudukan sosial

- Latihan moral : dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa

yang tidak baik, agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu

disertai dengan hukuman dan tiap perbuatan yang baik perlu diberi hadiah.

24
I. ASUHAN TEORI RETRADASI MENTAL & KASUS RETARDASI

MENTAL

1. Pengkajian

Pengakjian dapat dilakukan melalui:

a. Neuroradiologi dapat menemukan kelainan dalam struktur kranium,

misalnya klasifikasi atau peningkatan tekanan intrakranial.

b. Ekoesefalografi dapat memperlihatkan tumor dan hamatoma.

c. biopsi otak hanya berguna pada sejumlah kecil anak retardasii mental.

Juga tidak mudah bagi orang tua untuk menerima pengambilan jaringan

otak dalan jumlah kecil sekalipun karena dianggap menambah kerusakan

otak yang memang tidak adekuat.

d. Penelitian bio kimia menentukan tingkat dari berbagai bahan metabolik

yang diketahui mempengaruhi jaringan otak jika tidak ditemukan dalam

jumlah besar atau kecil, misalnya hipeglekimia pada neonatus prematur,

penumpukan glikogen pada otot dan neuron, deposit lemak dalam otak dan

kadar fenilalanin yang tinggi.

Atau dapat melakukan pengkajian sebagai berikut:

1. Lakukan pengkajian fisik.

2. Lakukan pengkajian perkembangan.

3. Dapatkan riwayat keluarga, teruma mengenai retardasi mental dan

gangguan herediter dimana retardasi mental adalah salah satu jenisnya yang

utama

25
4. Dapatkan riwayat kesehatan unutk mendapatkan bukti-bukti adanya

trauma prenatal, perinatal, pascanatal, atau cedera fisik.

5. Infeksi maternal prenatal (misalnya, rubella), alkoholisme, konsumsi

obat.

6. Nutrisi tidak adekuat.

7. Penyimpangan lingkungan.

8. Gangguan psikiatrik (misalnya, Autisme).

9. Infeksi, teruma yang melibatkan otak (misalnya, meningitis, ensefalitis,

campak) atau suhu tubuh tinggi.

10. Abnormalitas kromosom.

11. Bantu dengan tes diagnostik misalnya: analis kromosom,

disfungsimetabolik, radiografi, tomografi, elektro ersafalografi.

12. Lakukan atau bantu dengan tes intelegensia. Stanford, binet, Wechsler

Intellence, Scale, American Assiciation of Mental Retardation Adaptif

Behavior Scale.

13. Observasi adanya manifestasi dini dari retardasi mental:

 Tidak responsive terhadap kontak.

 Kontak mata buruk selamamenyusui.

 Penurunan aktivitas spontan

 Penurunan kesadaran terhadap suara getaran

 Peka rangsang.

 Menyusui lambat.

26
2. KASUS Retradasi Mental

An. A umur 6 tahun dibawa ibunya ke rumah sakit karena terdapat banyak

luka sayatan di tangannya. Ibu B mengatakan anaknya sering bersikap aneh

misalnya sering melukai diri sendiri dan sering mengancam jiwa orang lain.

Ibu B mengatakan anaknya sering menolak ketika diajak bermain oleh

teman – temannya. Ibu B mengatakan An. A belum bisa menulis, membaca

dan melakukan aktivitasnya sendiri.

Saat dilakukan pengkajian terdapat banyak luka sayatan di tangan An. A.

saat diajak berinteraksi, respon An. A sangat lambat dan jawaban An. A

juga menyimpang dari pertanyaan yang diberikan oleh perawat. Ketika

diamati tubuh An. A terlihat kurus, kecil, tidak seperti anak umur 6 tahun

pada umumnya. Saat diberikan mainan oleh perawat An. A terlihat kurang

berminat.

Saat dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil :

TD : 110/80 mmHg

RR : 32 x / menit

S : 36,5 o C

N : 110x/menit

A. PENGKAJIAN

27
1. Biodata Pasien

Nama klien : An.A

Umur : 6 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Pelajar

Status pernikahan : Belum menikah

Alamat : Liliba

Diagnosa Medis : Retardasi Mental

Tanggal masuk RS : 10 Desember 2019

Penanggung jawab

Nama : Ibu B

Umur : 50 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status pernikahan : Menikah

Alamat : Jl. Raya Tejem 60

Hub. dengan klien : Ibu Klien

28
2. Keluhan Utama:

An.A Mengalami banyak perdarahan di tangannya

Riwayat Kesehatan:

a. Riwayat penyakit sekarang :

klien mengatakan anaknya mengalami perdarahan karna sayatan di

tangannnya

b. Riwayat penyakit dahulu :

Penyakit yang Pernah dialami : klien pernah mengalami diare sebelumnya,

pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida

albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA

campak.klien juga mengatakan tidak ada alergi makanan atau obat dan baru

melakukan imunisasi pada umur 5 tahun

c. Riwayat Penyakit keluarga

Bapak E mengatakan kalau neneknya pernah mengalami penyakit Diabetes

Millitus

29
3. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

a. Aktivitas Latihan

An.A sebelum di bawa ke rumah sakit sering menolak ketika di ajak

bermain oleh teman-temannya dan tidak nyambung ketika diajak bicara

Setelah dibawa ke rumah sakit An.A sering bersikap aneh dan sering

melukai dirinya sendiri.

b. Tidur dan istirahat

Sebelum di bawa ke rumah sakit klien mengatakan tidak ada masalah

saat istirahat selama 6 jam untuk tidur malam dan 2 jam untuk tidur siang

Setelah di bawa ke rumah sakit klien mengatakan sulit tidur dan terbangun

serta sering rewel dikarenakan 4 jam dan tidak bisa tidur siang

c. Kenyamanan dan nyeri

P :dari reaksi non verbalnya klien terlihat menahan sakit dan meringis

Q :dari reaksi non verbalnya klien sering menangis dan rewel

R :Nyeri klien berada di telapak tangan

S :Skala nyeri antara 1-10 klien menunjukkan skala nyerinya di angka 7

T :dari reaksi non verbalnya klien merasakan nyeri saat beraktivitas

d. Nutrisi

Sebelum sakit klien makan 2x sehari dengan nutrisi yang cukup dan

porsi yang di berikan selalu di habiskan klien. Selama sakit klien tidak mau

makan karena sering rewel menahan sakit.

30
e. Cairan dan elektrolit dan asam basa

Pada saat klien mengalami perdarahan klien hanya minum 3 gelas

standar 250 cc dan dibantu dengan Suport IV Line cairan RL 20tts/mnt,

sebelum dibawa ke rumah sakit klien hanya minum 5 gelas standar 250cc

perhari.

f. Oksigenasi

Klien tidak mengalami gangguan pada pernafasan dan klien tidak

terpasang alat bantu pernafasan.

g. Eliminasi bowel

Sebelum dan setelah di bawa ke rumah sakit BAB klien Normal.

h. Eliminasi urin

Sebelum dibawa ke rumah sakit anak N bisa BAK 5x sehari dengan

konsistensi warna urin kuning bening

Setelah dibawa ke rumah sakit anak N bisa BAK 3x sehari dengan

konsistensi warna urin kuning pekat.klien juga tidak terpasang kateter.

31
i. Sensori persepsi dan kognitif

Setelah dilakukan pengkajian ternyata klien mengalami gangguan

retardasi mental yang di tandai dengan sulitnya di ajak berinteraksi dengan

orang lain dan menolak jika di ajak bermain.

4. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum

Keadaan pasien saat ini adalah lemas,gelisah dan rewel dengan tanda-tanda

vital :

S :36,5 C

N :110/80 mmHg

RR :32x/menit

1) Kepala

Kulit kepala klien normal,bersih, tidak ada lesi dan benjolan. Rambut hitam

dan kering. Wajah klien tampak pucat dan meringis. Mata bengkak dan

merah. Bibir klien kering.

2) Leher

Leher An.A tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran

tonsil dan tidak ada masalah pada tenggorokan.

3) Dada

Tidak terkaji

4) Abdomen

Peristaltik usus normal 5-35x/menit

32
5) Genetalia

Genetalia klien normal tidak ada lesi tidak ada cairan yang keluar dari vagina

6) Rectum

Rektum klien normal,tidak ada luka

7) Ekstermitas

Kekuatan tangan klien lemah dan sangat sakit ketika di gerakkan

5. PSIKO-SOSIO-BUDAYA- SPIRITUAL

 Psikologis

Klien terlihat cemas,gelisah,dan rewel menahan sakit

 Sosial

Ibu B mengatakan anaknya sering tidak nyambung ketika di ajak

bicara,menolak jika di ajak bermain,dan menyimpang dari pertanyaan yang

di berikan perawat

 Budaya

Dalam kesehariannya klien berbahasa Jawa

 Spiritual

An.A beragama Islam

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang

menderita retardasi mental, yaitu (Shonkoff JP, 1992):

33
1. Kromosomal kariotipe

2. EEG (Elektro Ensefalogram)

3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance

Imaging)

4. Titer virus untuk infeksi congenital

5. Serum asam urat (Uric acid serum)).

6. Pemeriksaan kromosom

7. Pemeriksaan urin, serum atau titer virus.

ANALISA DATA

Tanggal Data Etiologi Problem

/Jam

21-11- Ds : Gangguan Hambatan interaksi sosial

2019  Ibu pasien proses pikir

mengatakan

anaknnya malu

untuk bertemu

teman-teman

sebayanya.

Do:

 Saat diajak

berinteraksi,

34
respon pasien

sangat lambat

dan jawaban

pasien juga

menyimpang.

 Pasien terlihat

kurang

berminat untuk

diajak bicara.

21-11- Ds : Keterlambata Isolasi social

2019  Ibu pasien n dalam

mengatakan menyelesaika

anaknya belum n tugas

bisa menulis, perkembanga

membaca dan n

melakukan

aktivitasnya

sendiri.

 Ibu pasien

mengatakan

anaknnya malu

untuk bertemu

teman-teman

35
sebayanya.

 Ibu pasien

mengatakan

anaknya

menolak jika

diajak bermain

oleh teman-

teman

sebayanya.

Do :

 Pasien terlihat

kurang

berminat untuk

diajak bicara.

36
21-11- Ds : Inteligensia Gangguan penyesuaian individu

2019  Saat diajak yang rendah

berinteraksi,

respon pasien

sangat lambat

dan jawaban

pasien juga

menyimpang.

Do :

 Ketika perawat

menyuruh

pasien

berhitung, An

A tidak bisa.

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan penyesuaian individu b.d Intelegensi yang rendah.

2. Hambatan interaksi social b.d Gangguan proses pikir.

3. Isolasi social b.d Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangan

37
INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI

O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL

1 Gangguan Setelah dilakukan 1. Bantu pasien

. penyesuaian individu tindakan keperawatan untuk

b.d Intelegensi yang selama 3 x 24 jam mengidentifikasi

rendah. maka Gangguan berbagai

penyesuaian belum perandalam

teratasi dengan criteria kehidupan.

hasil :

1. Belum bisa 2. Bantu pasien

menggunakan strategi untuk

koping yang baik. mengidentifikasi

2. Belum bisa peran yang

mempertahankan biasadalam

produktivitas. keluarga.

38
3. Bantu pasien

untuk

mengidentifikasi

strategi positif

untuk perubahan

peran.

2 Hambatan interaksi Setelah dilakukan 1. Dorong pasie

. social b.d Gangguan tindakan keperawatan n untuk

proses pikir. selama 3 x 24 jam mengungkapkan

maka Hambatan perasaan yang

interaksi sosial belum berhubungan

teratasi dengan riteria dengan masalah

hasil : pribadinya.

1. Belum bisa

mempertahankan 2. Identifity suat

fungsi kognitif. u keterampilan

2. Belum bisa sosial tertentu

mempertahankan yang akan

keterampilan menjadi fokus

bahasanya. dari pelatihan.

3. Belum bisa

mempertahankan 3. Berikan

keterampilan dalam penkes kepada

39
pemecahan masalah. keluarga untuk

melatih klien

supaya

keterampilan

sosialnya

semakin

berkembang.

3 Isolasi social b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi

. Keterlambatan tindakan keperawatan kebutuhankeaman

dalam selama 3 x 24 jam anpasien,berdasar

menyelesaikan tugas maka isolasi sosial kan tingkat fungsi

perkembangan. belum teratasi dengan fisik, kognitif dan

kriteria hasil: perilaku.

1. Belum bisa

berkomunikasi dengan 2. Ciptakan

orang lain. lingkungan yang

2. Belum bisa aman bagi pasien.

beradaptasi dengan

lingkungan 3. Batasi

pengunjung yang

ingin bertemu

dengan pasien.

40
41
N TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
O

1 22-11- 08.00 1. Membantu pasienuntuk S : Keluarga mengatakan belum ada

. 2019 mengidentifikasiberbagai perubahan yang signifikan pada

peran dalam kehidupan. anaknya.

S: O : Klien terlihat lambat untuk

O : Klien terlihat mulai menyesuaikan diri.

menyesuaikan diri dengan A : tujuan belum tercapai.

lingkungan. P : Intervensi dilanjutkan.

2. Membantu pasienuntuk

mengidentifikasiperan yang

biasa dalam keluarga.

S:

O : Klien terlihat dekat dengan

keluarganya.

3. Membantu pasienuntuk

mengidentifikasistrategi

positif untuk perubahan peran.

S:

O : Klien terlihat sedikit ada

perubahan.

2 22-11- 08.00 1. Mendorong pasien S : Keluarga mengatakan anaknya

. 2019 untukmengungkapkan belum bisa berinteraksi dengan

perasaan yang berhubungan lingkungannya.

42
denganmasalah pribadinya. O : Klien terlihat belum bisa

S: berinteraksi dengan lingkungan.

O : Klien terlihat belum bisa A : Tujuan belum tercapai.

mengungkapkan masalah Intervensi dilanjutkan.

pribadinya.

2. Mengidentifikasi

suatu keterampilan

sosial tertentu

yangakan menjadi

fokusdari pelatihan.

S:

O : Klien terlihat tidak

memiliki keterampilan yang

banyak.

3. Memberikan penkes

kepada keluarga untuk melatih

klien supaya keterampilan

sosialnya semakin

berkembang.

S : Keluarga mengatakan

keterampilan anak belum

berkembang.

O : Keluarga terlihat mengerti

43
dengan penkes yang diberikan

oleh perawat.

3 21-11- 08.00 1. Mengidentifikasi S : Keluarga mengatakan klien belum

. 2019 kebutuhan keamananpasien, be ada perubahan.

rdasarkantingkat O : Klien terlihat belum berubah.

fungsifisik,kognitif A : Tujuan belum tercapai.

danperilaku. P : Intervensi dihentikan.

S:

O : Klien terlihat belum bisa

berinteraksi dengan

lingkungan.

2. Menciptakan lingkungan

yang aman bagi pasien.

S:

O : Klien terlihat tidak

memiliki pengaruh terhadap

lingkungan rumah sakit.

3. Membatasi pengunjung

yang ingin bertemu dengan

pasien.

S:

O : Klien terlihat nyaman.

44
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Retardasi mental adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsi mental

atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya

mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimulus eksteren

dan ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi atau

gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem

kejiwaanmental.Retardasi mental bisa saja terjadi pada setiap individu /

manusia karena adanya faktor-faktor dari dalam maupun dari luar, gejala

yang ditimbulkan pada penderita retardasi mental umumnya rasa cemas,

takut, halusinasi serta delusi yang besar.

B. Saran

- Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya seperti

memperhatikan gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan mengurangi

kebiasaan buruk seperti: minum-minuman keras dan merokok.

- Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan perlu melakukan langkah

prepentif guna menanggulangi gangguan mental yang dapat membahayakan

kesehatan anak dan remaja caranya yaitu dengan menggalakkan penyuluhan

tentang retardasi mental kepada masyarakat.

45
D. PATHWAY

46
DAFTAR PUSTAKA

Mooihead,soe dkk. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC) edisi 4.

Mas By Eiseuiere: LISA.

McCloskey, Joanne, dkk. 2000. Nursing Interventions Classification

(NIC) edisi 4. Mosby Elsevien: LISA.

Rosdiana. Kamus Keperawatan

Sumarwati, made, dkk. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan

Klasifikasi 2009-2011. EGC: Buku Kedokteran.

Newman, Dorlan. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorlan Edisi 2008.

Jakarta: EGC.

47

Anda mungkin juga menyukai