Disusun Oleh :
ZARA YUNITA
20220607067
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud Mental Retardation (Mr )?
2. Bagaimana penanganan Mental Retardation (Mr ) dalam
fisioterapi ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kasus mengenai Mental Retardation
(MR ) ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Dengan Mental
Retardation (MR).
2. Untuk mengetahui cara penanganan Mental Retardation (MR).
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi
Retardasi mental merupakan disabilitas kognitif yang muncul pada masa kanak-
kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi intelektual di bawah
normal (IQ sekitar 2 standar deviasi yang dibawah normal, dalam rentang 65 sampai 75
atau kurang) disertai keterbatasanketerbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi
adaptif: berbicara dan bahasa, keterampilan merawat diri, kerumahtanggaan,
keterampilan sosial, penggunaan sumber- sumber komunitas, pengarahan diri,
kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, bersantai dan bekerja . Retardasi
mental adalah disabilitas yang menyebabkan keterbatasan signifikan baik dalam fungsi
intelektual maupun dalam perilaku adaptif (keterampilan sosial dan praktis sehari-hari)
sebelum usia 18 tahun (Bernstein dan Shelov, 2017). Retardasi mental juga dikenal
dengan beberapa istilah, yaitu: disabilitas kognitif, disabilitas intelektual, disabilitas
belajar, gangguan mental, abuse (misal, moron, idiot, kretin, mongol), tunagrahita,
keterbelakangan mental (Utaminingsih, 2015), gangguan intelektual (Bernstein dan
Shelov, 2017).
B. Etiologi
Terjadinya retardasi mental dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut
dalam (Muhith, 2015).
a) Karena infeksi atau keracunan. Kelompok ini termasuk retardasi mental akibat
kerusakan jaringan otak akibat infeksi intrakranial, serum, dan obat-obatan
beracun lainnya.
b) Karena tidak disengaja dan / atau alasan fisik lainnya. Gangguan sebelum lahir
dan trauma lain seperti sinar-X, kontrasepsi, dan upaya aborsi dapat
menyebabkan keterbelakangan mental.
c) Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau nutrisi. Semua retardasi
mental yang secara langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme (misalnya
metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein), pertumbuhan atau nutrisi
termasuk dalam kelompok ini.
d) Karena penyakit otak (pascapartum). Dalam kelompok ini, termasuk
keterbelakangan mental karena tumor (tidak termasuk pertumbuhan sekunder
karena tidak disengaja atau peradangan) dan beberapa reaksi sel otak yang
jelas, tetapi penyebabnya tidak jelas (dicurigai turun-temurun).
e) Akibat kelainan kromosom. Kelainan kromosom mungkin terdapat dalam
jumlah atau dalam bentuknya. Menurut Sudiharto (2014), menyebutkan bahwa
penyebab dari retardasi mental dapat dibagi dalam fase pranatal, perinatal dan
postnatal. Penyebab fase pranatal meliputi kelainan kromosom, Kelainan
genetik /herediter dan gangguan metabolic, fase perinatal meliputi
prematuritas, asfiksia, hipoglikemia dan pada fase postnatal meliputi Infeksi
(meningitis, ensefalitis), trauma dan kejang lama
C. Klasifikasi
Klasifikasi retardasi mental berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder (DSM IV) , dalam a Journey to child neurodevelopment: Application in daily
practice :
a. Retardasi mental ringan Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient
(IQ) 50–55 sampai 70.
b. Retardasi mental sedang Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient
( IQ) 35-40 sampai 50-55
c. Retardasi mental berat Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient ( IQ)
20-25 sampai 35-40
d. Retardasi mental sangat berat Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence
Quotient ( IQ) dibawah 20 atau 25
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang mencakup pada retardasi mental meliputi Keterlambatan
bahasa, gangguan motorik halus dan gangguan penyesuaian (gangguan obsesif-
kompulsif, kemampuan bermain), keterlambatan perkembangan motorik secara
keseluruhan, gangguan perilaku termasuk agresi, menyakiti diri sendiri, penyimpangan
perilaku, kurang perhatian, hiperaktif, kecemasan, depresi, dan gangguan tidur (Sularyo
and Kadim, 2016).
Anak keterbelakangan mental menunjukkan adanya keterbatasan fungsi intelektual
yang dibawah rata-rata yang berkaitan dengan keterbatasan pada dua atau lebih
ketrampilan adaptif seperti keterampilan kognitif, bahasa, motorik dan sosial. Anak
retardasi mental memerlukan bimbingan dari orang tua dalam pembelajaran yang
menyesuaikan pola pikir dan batas kemampuan yang dimiliki oleh anak retardasi
mental (Susy, Yunianti 2016).
E. PATOFISIOLOGI
Fungsi intelektual
1. Kecemasan keluarga 1. Gangguan
2. Kurang pengetahuan komunikasi verbal menurun
2 . Gangguan bermain
3. Isolasi social
4. Kerusakan interaksi 1. Resiko
sosial ketergantungan
2. Resiko cedera
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
1. Nama : An. L.H
2. Tempat/tgl lahir : 28 Juni 2015 (7 tahun)
3. MR : 051127
4. Alamat : Jakarta Barat
5. Jenis Kelamin : Laki-Laki
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
B. Keluhan Utama
Anak belum mampu menjaga kesimbangan nya dengan baik, dan anak belum dapat
berbicara dengan jelas.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat anak berusia 7 bulan anak mengalami kejang, dan langsung di bawa ke rs Daan
mogot dan diberikan obat kejang , pada usia 1,5 tahun mengalami kejang lagi dan di
rawat selama 3 hari di rs atmajaya dan dilakukan pemeriksaan EEG setelah itu rutin
minum obat anti kejang. ibu menyadari perkembangan anak L.H sedikit terlambat
dibandingkan kakaknya, sehingga dibawa ke RS Atmajaya dan dirujuk ke RSJ Soeharto
Heerdjan pada bulan juni tahun 2021 dan Sudah melakukan terapi wicara dan terapi
sensori integrasi selama kurang lebih 1,5 tahun.saat ini anak belum mampu Menjaga
keseimbangannya, belum dapat berbicara dengan jelas
Riwayat Penyakit Dahulu
Disangkal
D. Riwayat Kehamilan
1. Pre-Natal : - Usia ibu saat hamil 30 tahun
- Kehamilan direncanakan
- Merupakan kehamilan kedua
- Rutin kontrol ke bidan sebulan sekali
- Konsumsi vitamin
- Tidak ada riwayat jatuh
- Tidak ada riwayat pendarahan
Aktivitas Kemampuan
Angkat kepala 2-3 bulan
Telungkup 4 bulan
Berguling 6 bulan
Duduk 6 bulan
Merangkak 7-8 bulan
Berdiri 18 bulan
Jalan 23 bulan
F. Riwayat Psikososial
- Anak diasuh oleh orang tuanya
- Tidak dapat mengonsumsi makanan dengan tekstur keras
G. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Pasien datang biasa saja tidak menangis,
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Berat badan : 21 kg
4. Tinggi badan : 110 cm
5. Nilai IMT : 22,8 (Normal)
6. Lingkar kepala : Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Tekanan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
8. Hr : Tidak dilakukan pemeriksaan
9. Rr : Tidak dilakukan pemeriksaan
10. Suhu : Afebris (36 derajat)
H. Pemeriksaan Khusus
1. Kesan Awal
a. Atensi : Tidak fokus terhadap sesuatu
b. Motivasi : Hiperaktif
c. Emosi : stabil / tidak menangis saat mengikuti terapi
d. Komunikasi : Beberapa kali paham dengan instruksi
2. Inspeksi
a. Statis :
- Pada saat posisi berdiri kaki terlihat flat foot
- Berdiri bertumpu pada medial kaki
- Wide base of support
- Posisi duduk menggunakan pola W
- Trunk semi fleksi
- Postur cenderung membungkuk
b. Dinamis
- Pasien belum mampu menjaga keseimbangan pada saat berdiri di papan
titian dan berdiri satu kaki
3. Palpasi
a. Kurang adanya arkus pada kaki (flat foot)
b. Banyak gerakan menghindar
4. Kekuatan Otot
Regio Nilai XOTR
Neck X
Trunk X
Shoulder X
Elbow X
Wrist X
Hip X
Knee X
Ankle X
5. Pemeriksaan Sensorik
a. Taktil : Hiposensitif, banyak gerakan menghindar
b. Proprioseptif : Hiperekstensi pada elbow dan wrist
c. Vestibular : Tidak bisa bertahan dalam waktu lama di atas
papan balance
d. Visual : Dapat mengambil dan melempar barang
e. Auditory : Paham jika dipanggil
6. Pemeriksaan Perkembangan
Alat ukur : DENVER II
7. Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
I. Problem Fisioterapi
J. Algoritma
MENTAL RETARDATION
(MR )