Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN

FISIOTERAPI PADA
POST STROKE
HEMORAGIK
HEMIPARASE DEXTRA
Alya Rihhadatul ‘Aisy (20220607014)
Stase Neuromuskular 1
RSU Bunda Jakarta
DEFINISI
STROKE adalah suatu keadaan dimana ditemukan
tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa
defisit neurologik fokal dan global, yang dapat
memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau
lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.

Secara global, 1 dari 4 individu dengan umur lebih dari 25 tahun mengalami stroke selama hidupnya,
namun insiden lebih tinggi sampai 50.2% pada orang berusia lebih dari 75 tahun. Di Indonesia, prevalensi
stroke sebesar 32.4% pada usia 55 – 64 tahun.

Sumber: WHO dalam P2PTM Kemenkes RI (2018), Murphy dan Werring (2020), Riskesdas (2018)
KLASIFIKASI

STROKE

ISCHEMIC HEMORRHAGE

● Trombotik ● Subarachnoid hemorrhagic (SAH)


● Embolik ● Intracerebral hemorrhagic (ICH)
● Systemic hypoperfusion (lacunar infarcts)
● Venous thrombosis
FAKTOR RISIKO
TIDAK DAPAT DIMODIFIKASI DAPAT DIMODIFIKASI
● Usia ● Hipertensi
● Jenis kelamin ● Diabetes mellitus
● Etnis/ras ● Penyakit jantung
● Genetik ● Merokok
● Hiperlipidaemia
● Konsumsi alkohol dan penyalahgunaan zat
● Obesitas dan perilaku inaktif
● Inflamasi
PATOFISIOLOGI

Aliran darah ke otak Cedera / penekanan


Penyumbatan/ pecah
Faktor risiko berkurang/aku-mulasi pada sel atau jaringan
pembuluh darah
darah abnormal otak

Defisit neurologi
Gangguan fungsi otak Nekrosis jaringan otak
fokal/global
LAPORAN KASUS
A. DATA UMUM
Nama : Tn. I
MR : 00-36-19-11
Usia : 74 tahun
JK : Laki-laki
Alamat : Gambir, Jakarta Pusat
Pekerjaan : Tidak bekerja (pensiun)
B. HISTORY TAKING
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan adanya kelemahan sisi tubuh bagian kanan, belum dapat berjalan dengan baik, dan
belum mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
2. Riwayat Penyakit
● Bulan Desember 2021 OS tiba-tiba jatuh dan tidak sadarkan diri saat bangun tidur dan dibawa ke RS.
OS didiagnosis mengalami stroke dan dirawat selama seminggu lalu menjalani fisioterapi.
● Bulan Agustus 2022 OS mengalami serangan kedua saat sedang jalan lalu jatuh pingsan. OS dibawa
ke RS di Solo dan dirawat selama 4 hari, kemudian dirujuk ke RS di Tangerang dan dirawat selama
seminggu lalu kembali menjalani fisioterapi.
3. Komorbid
Hipertensi dan kolesterol
C. ASSESSMENT
1. Vital Sign
● BP: 130/88 mmHg
● HR: 80/menit
2. Pemeriksaan Kesadaran (Glasgow Coma Scale): Compos mentis (skor 14)
3. Inspeksi
Pasien datang dengan duduk kursi roda.
● Statis: Posisi duduk dan berdiri terlihat hyperkyphosis dan forward head.
● Dinamis: Saat transfer dari tidur ke duduk OS sedikit dibantu, saat duduk ke berdiri OS dibantu
penuh, saat berjalan terlihat sedikit circumduction gait
4. Pemeriksaan Sensorik
Fungsi sensori taktil, vestibular, proprioseptif, visual, dan auditori baik.
5. Pemeriksaan Kekuatan Otot (MMT)

Sinistra Dextra

Upper extremity
• Flexor group: 5 • Flexor group: 4+
• Extensor group: 5 • Extensor group: 4+
Lower extremity
• Flexor group: 5 • Flexor group: 4+
• Extensor group: 5 • Extensor group: 4+

6. Pemeriksaan Endurance: Pasien mampu latihan berjalan sebanyak 1x putaran


7. Pemeriksaan Spastisitas (Modified Asworth Scale)

Skor 1 (spastik ringan)


8. Pemeriksaan Keseimbangan (Berg Balance Scale): Skor 27 (berjalan dengan bantuan / risiko jatuh tinggi)
9. Pemeriksaan Skala Stroke (NIHSS): Skor 3 (stroke ringan)
10. Pemeriksaan ADL (Barthel Index): Skor 55 (ketergantungan berat)
D. ICF STROKE

Body Structure &


Activity Limitation Participation Restriction
Function Impairment

● Pecah pembuluh darah dorsolateral ● Keterbatasan ambulasi ● Hambatan berekreasi


system ● Keterbatasan berjalan ● Hambatan berolahraga
● Hemiparase & Spastik ringan ekstremitas ● Keterbatasan naik turun tangga ● Hambatan bersosialisasi
kanan ● Keterbatasan toileting
● Kelemahan otot antigravitasi ● Keterbatasan berpakaian
● Penurunan postural control
● Gangguan keseimbangan
● Abormal postur
● Abnormal gait

Personal Factors Environmental Factors

● Penghambat: motivasi rendah, jarang ● Penghambat: jarang ada keluarga yang menemani
melakukan home program, memiliki komorbid ● Pendukung: keluarga memfasilitasi terapi, kamar di
● Pendukung: kooperatif saat terapi lantai 1 & tersedia toilet
E. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Adanya keterbatasan ambulansi, berjalan, naik turun tangga, toileting dan berpakaian akibat spastik ringan ekstremitas
kanan, kelemahan otot antigravitasi, penurunan postural control, gangguan keseimbangan, abnormal postur dan
abnormal gait sec. to stroke hemoragik hemiparase dextra.

G. PLANNING
Jangka Pendek: Jangka Panjang:
● Menurunkan spastisitas ● Pasien dapat ambulasi dan berjalan tanpa bantuan dengan
● Meningkatkan kekuatan otot-otot antigravitasi pola jalan normal
● Postural correction posisi duduk dan berdiri ● Pasien dapat ke toilet dan berpakaian secara mandiri
● Meningkatkan postural control posisi duduk, berdiri, dan
berjalan
● Meningkatkan gait control
H. INTERVENSI FISIOTERAPI
● Fasilitasi synergistic extensor pattern upper & lower extremity
a) Upper extremity: posisi OS telentang, fasilitasi gerak tangan mendorong ke atas dengan resisten dari fisioterapis
b) Lower extremity: posisi OS telentang, fasilitasi gerak ekstensi lutut (menendang) dengan resisten dari fisioterapis
● Lengthening flexor muscle group upper & lower extremity
● Pelvic control → Fasilitasi posterior tilt dengan foam stick di lumbal
● Bridging exercise
● Stretching m. Gluteus, m. Hamstring, m. Gastrocnemius
● Postural correction
● Postural control dengan cermin
a) Posisi duduk: Kedua tangan OS di belakang tubuh dan menumpu di bed. OS diminta menekan tangan sambil
membuka dada, OS diminta mengambil dan menaruh stick dari tangan fisioterapis di depannya (reaching) sambil
mempertahankan posisi tegak
b) Posisi berdiri: Lempar-tangkap bola sambil mempertahankan posisi berdiri tegak
● Gait control → latihan berjalan mandiri tanpa alat bantu sambil mempertahankan posisi tegak
I. EVALUASI
● MMT: Tidak ada perubahan
- UE Flexor group sinistra / dextra: 5 / 4+
- UE Extensor group sinistra / dextra: 5 / 4+
- LE Flexor group sinistra / dextra: 5 / 4+
- LE Extensor group sinistra / dextra: 5 / 4+
● Endurance: Ada peningkatan, OS mampu latihan berjalan sebanyak 2x putaran
● Modified Asworth Scale: Tidak ada perubahan (skor 1, spastik ringan)
● Berg Balance Scale: Tidak ada perubahan (skor 27, berjalan dengan bantuan / risiko jatuh tinggi)
● Barthel Index: Tidak ada perubahan (skor 55, ketergantungan berat)
● Peningkatan postural control saat berjalan: badan lebih tegak, pandangan ke depan

J. HOME PROGRAM
OS latihan ambulasi (duduk ke berdiri) secara mandiri.
● Kursi disediakan di depan OS dengan posisi membelakangi OS
● OS meraih kursi lalu berdiri secara mandiri
● Setelah itu OS diminta latihan jinjit sambil tetap berpegangan pada kursi
Dokumentasi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai