NEUROPSYCHOLOGICAL EVALUATION
KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK 5
151810283013 151810283020
KHARISMA
ALICE AMARATYA KUSUMA DEWI
151810283018 151810283030
TABLE OF CONTENTS
O1 02 03
Kronologi dan
Komplikasi Patofisiologi
Epidemiologi SCI
You can describe the topic of You can describe the topic of You can describe the topic of
the section here the section here the section here
04 05
Gejala Klinis Tatalaksana Fisioterapi
You can describe the topic of You can describe the topic of
the section here the section here
0
1
Kronologi dan
Epidemiologi
Kronologi Kejadian
1. Pada tanggal 19 Januari 2015, Mason Ellis berkendara dengan teman temannya dan tidak satupun
yang menggunakan sabuk pengaman. Jalan yang dilewati adalah jalan yang belum pernah dilewati
sebelumnya. Mason Ellis menabrak tanggul dan mendengar suara benturan keras. Mason
terlempar ke sungai di dekat bahu jalan, mobilnya terguling dan rusak.
2. Mason Ellis dibawa ke rumah sakit pusat trauma. Ia mengalami fraktur femur kiri, fraktur
clavicula kiri dan rahang atas dan bawah. Ia juga mengalami traumatic brain injury dan fraktur
C5, C6, C7 vertebra.
3. Mason tidak sadarkan diri selama hampir 5 atau 6 hari. Ia mengeluhkan tidak dapat
menggerakkan tangan, kepala, dan kakinya. Ia tidak bisa bernafas sendiri dan perlu bantuan
ventilator. Ia didiagnosis cedera tulang belakang level C5 Complete.
Epidemiologi
1 2 3
Functional Participation
Impairment Restriction
• kehilangan massa otot
Limitation
• penumpukan sekret • tidak bisa berjalan • tidak bisa beribadah normal
• stiffness • tidak bisa beraktifitas normal • tidak mampu bersosialisasi di
• tonus otot meningkat • tidak mampu toileting mandiri lingkungan
• decubitus • tidak mampu ambulasi mandiri • tidak dapat bekerja
• dvt • tidak mampu mobilisisasi • sulit berinteraksi
• ada odem mandiri
• gangguan pernafasan
• flaccid
• nyeri
• atrofi otot
TUJUAN
JANGKA PENDEK
Mengurangi nyeri
Mengurangi atrofi otot
Mencegah decubitus
Mencegah dan mengurangi spastik
Mencegah gangguan pernapasan JANGKA PANJANG
Menstimulas fungsi sensorik dan
sensorik Mampu mobilisasi dan transfer
Mencegah DVT secara dependen dan menggunakan
Meningkatkan kekuatan otot
Mencegah dan mengurangi flacid kursi roda
Meningkatkan kemampuan
fungsional pasien
Mencegah komplikasi yang akan
terjadi
1. LATIHAN PERNAFASAN
RENCANA 2. PROPER POSITIONING DAN LOG
ROLLING
TINDAKAN 3. LATIHAN GERAK PASIF (RELAXED
PASSIVE MOVEMENT)
4. LATIHAN PENGUATAN
(STRENGTHENING)
5. BLADDER TRAINING
6. MOBILISASI BERTAHAP
7. MANAJEMEN KONTRAKTUR
8. LATIHAN PERAWATAN DIRI
9. EDUKASI
LATIHAN PERNAPASAN
Teknik Dosis
Deep breathing exercise, pasien diminta Repetisi : 3-5x pengulangan tiap
melakukan inspirasi dan ekspirasi secara sesi, istirahat 1 – 2 menit (3 – 4 sesi)
maksimal dengan kombinasi gerakan – Durasi : 10 – 15 menit
gerakan pada lengan secara bilateral. Frekuensi : 3-5x/hari
Pursed lip breathing, latihan nafas yang
menekankan pada proses ekspirasi. Pasien Tujuan
diminta untuk menghidup udara (inspirasi) Menambah atau meningkatkan ekspansi
melalui hidung, mengeluarkan (ekspirasi) thorax, memelihara ventilasi,
melalui mulut dengan kedua bibir sedikit mempertahankan kapasitas vital paru,
dikatupkan (mecucu). mencegah komplikasi paru, dan
Chest expansion, dilakukan seperti latihan relaksasi.
pernapasan biasa dengan diberi tahanan
manual.
PROPER POSITIONING DAN LOG ROLLING
Teknik
Dosis
Setelah dilakukan proper positioning sesuai dengan
kondisi pasien dengan bantal/guling. Langkah Perubahan posisi dilakukan setiap 2
selanjutnya ialah dengan melakukan log rolling. jam sekali
Memiringkan klien yang badannya setiap saat Tujuan
- Mempertahankan alignment anatomis
dijaga pada posisi lurus sejajar (seperti sebuah
yang benar dalam usaha untuk
batang kayu). Teknik ini membutuhkan 2-5 mencegah kemungkinan cedera
perawat. Untuk klien yang mengalami cidera neurologis lebih lanjut dan
servikal, seorang perawat harus mempertahankan mencegah penekanan area cedera.
kepala dan leher klien tetap sejajar. - Mencegah decubitus
- Mencegah komplikasi paru
- Mencegah timbulnya batu kandung
kemih
- Mencegah terjadinya thrombosis
LATIHAN GERAK PASIF (RELAXED PASSIVE
MOVEMENT)
Teknik
Menggerakkan suatu segmen pada tubuh yang kekuatannya berasal dari luar, bukan dari kontraksi otot,
kekuatan dapat dari mesin, individu lain atau bagian lain dari tubuh individu itu sendiri. Dilakukan
pada AGA dan AGB, baik dextra maupun sinistra
Dosis
6 – 8 detik/hitungan dengan repetisi 6 kali pengulangan atau sesuai toleransi pasien
Tujuan
- Memelihara sifat fisiologis otot
- Memperlancar aliran darah, sebagai rileksasi otot
- Mencegah terjadinya perlengketan jaringan dan kontraktur
- Memelihara LGS yang telah dicapai.
STRENGTHENING EXERCISE DAN BLADDER
TRAINING
LATIHAN PENGUATAN
(STRENGTHENING) BLADDER TRAINING
Teknik
Latihan dilakukan sesuai gerakan normal • Teknik
bahu, lengan, dan tungkai. Gerakan Teknik intermitten catheterization, kandung
dilakukan sebanyak 10 kali pengulangan kemih dapat diisi sesuai kapasitasnya dan
setiap hari dengan tahanan selama 6 detik. dapat dikosongkan pada waktu – waktu
Tujuan tertentu.
- Mencegah atropi
- Mempertahankan dan meningkatkan • Tujuan
kemampuan ekstremitas atas
-
Menjaga kontraktilitas otot detrusor, serta
Mempersiapkan kekuatan ektremitas
atas yang menunjang ambulasi
mencegah penyakit ginjal.
menggunakan alat bantu
MOBILISASI BERTAHAP
Teknik
Tujuan
Setelah pasien latihan proper positioning, log rolling, penguatan
- Mempertahankan fungsi tubuh
otot, LGS, dsb. Maka pasien dilatih untuk miring ke kanan
dan kiri secara bertahap dan senyaman mungkin. Posisi
- Memperlancar peredaran darah
pasien tifur terlentang dan kedua lutut ditekuk sedangkan sehingga mempercepat penyembuhan
terapis di samping sisi lesi pasien. luka
Satu tangan terapis berada di lutut pasien dn tangan yan satu - Membantu pernafasan menjadi lebih
berada di bagu pasien, lalu terapis menggerakkan lutut baik
pasien ke samping kanan dan kiri. - Mempertahankan tonus otot
Setelah dibantu untuk latihan miring kanan dan kiri pasien - Memperlancar eliminasi urin
dibantu untuk duduk bersandar secara perlahan, bisa
- Mengembalikan aktivitas tertentu
dengan menaikkan bed secara otomatis atau dibantu
fisioterapis. Latihan duduk dimulai derajat rendah atau
sehingga pasien dapat kembali normal
bertahap. dan atau dapat memenuhi kebutuhan
gerak harian
MANAJEMEN KONTRAKTUR
- Stretching
- ROM Pasif
Pasien tidur terlentang dengan nyaman dan aman, fisioterapis berada disisi yang akan diterapi, kemudian
diarahkan untuk gerakan pasif.
- Positioning
Pasien secara rileks tidur terlentang dengan menggunakan ganjalan bantal dan splint. Dilakukan setiap 2 jam
sekali.
- Bed exercise
LATIHAN PERAWATAN DIRI
Teknik
Pasien dilatih melakukan sendiri katerisasi berkala secara clean (tidak perlu
steril). Serta, bowel training diteruskan sampai fungsi BAB baik.
Tujuan
Merawat diri pasien agar tetap dalam kondisi bersih.
EDUKASI