Cerebral palsy adalah kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif, terjadi
pada waktu masih muda ( sejak dilahirkan ) serta merintangi perkembangan otak
normal dengan gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menunjukkan
kelainan dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologist berupa kelumpuhan
spastis, gangguan ganglia basal dan sebelum juga kelainan mental.
Insidensi dan Prevalensi Cerebral Palsy
• Insidensi CP di Negara maju berkisar antara 2-2,5 per 1000
kelahiran hidup
• Resiko CP pada bayi premature 5-80 per 1000 kelahiran
hidup
• Data epidemiologi di Indonesia sampai saat ini belum ada
3
Cerebral Palsy
• Derajat Keparahan CP
• Derajat I : berjalan tanpa hambatan, keterbatasan terjadi pada gerakan
motorik kasar yang lebih rumit.
• Derajat II : berjalan tanpa alat bantu, keterbatasan dalam ber-jalan di luar
rumah dan di lingkungan masyarakat.
• Derajat III : berjalan dengan alat bantu mobilitas, keterbatasan dalam
berjalan di luar rumah dan di lingkungan masyarakat.
• Derajat IV : kemampuan bergerak sendiri terbatas, menggunakan alat
bantu gerak yang cukup canggih untuk berada di luar rumah dan di lingkungan
masyarakat.
• Derajat V : kemampuan bergerak sendiri sangat terbatas, walaupun sudah
menggunakan alat bantu yang canggih
• Klasifikasi CP
• Etiologi CP
• Tipe spastic atau pyramidal
• Tipe disginetik • Pranatal
• Tipe ataksik • Perinatal
• Tipe campuran • Postnatal
4
Patofisiologi Cerebral Palsy
• Adanya malformasi pada otak, penyumbatan pada vaskuler, atropi,
hilangnya neuron dan degenerasi laminar akan menimbulkan narrower
gry, saluran sulci dan berat otak rendah. Anoxia merupakan penyebab
yang berarti dengan kerusakan otak, atau sekunder dari penyebab
mekanisme yang lain. CP (Cerebral Palsy) dapat dikaitkan dengan
premature yaitu spastic displegia yang disebabkan oleh hypoxic
infarction atau hemorrhage dalam ventrikel.
6
CP SPASTIC DIPLEGIA
PROBLEMS ASSOCIATED PROBLEMS:
• Low cognition
POSTURAL TONE: • Contracture/deformities
• Weak neck muscles tone • Secondary quadriplegia
• Low tone prox muscles
CORTICAL LEVEL:
• Hypertone in distal part (arms and
• Visual problems
legs - monookular
AXIS: - high visual gaze
• Weak neck axis • Hand problems
• Axis of eyes not in the middle • Foot problems
• Poor scapular movement • Poor somatosensation
• Heavy arms
• Poor spine mobility
• Poor prox stability
• Poor 3D pelvic movement
• Poor legs dissociation
• Poor ankle and foot movement
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
DATA
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer
Diagnosis Medik:
Cerebral Palsy Diplegi
Identitas Pasien
Nama : An.BN Vital Sign
Umur : 9 Tahun Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Jenis Kelamin : perempuan Denyut Nadi : 82 X/menit
Agama : Islam Pernafasan : 24 X/menit
Pekerjaan : Pelajar Suhu : 36,5 celcius.
Alamat : Jl.Padang
RT.008/RW.008
9
Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI
Riwayat Penyakit Sekarang Statis
Dinamis
Palpasi
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga
bersaudara. Anak pertama dan kedua normal. Pemeriksaan Fisik
Pre natal : Usia Ibu saat mengandung yaitu 41 Pemeriksaan khusus
tahun. Hamil tidak diinginkan. Saat hamil Pemeriksaan kesadaran
ibu pernah mengalami hipertensi. Kesan awal
Natal : Ibu melahirkan caesar dikarenakan usia, Pemeriksaan sensoris
saat lahir pasien tidak menangis selama 3 menit . Tonus postural
BBL = 3,2 kg TBL = , APGAR SCORE normal
Test Kognitif, Intra Personal, dan Interpersonal
Post natal: Pasien pernah terjatuh dari tempat tidur Tes kemampuan fungsional dasar, aktifitas fungsional,
dan mengalami gangguan tumbuh kembang. lingkungan aktifitas
10
Scala Pemeriksaan Sensoris
11
Asworth
12
ICF Fisioterapi
• Kelemahan pada tungkai kaki akibat thighnes m. Illiopsoas, hamsting,
gastrocnemius, quadriceps, aciles et causa Cerebral Palsy Diplegi.
13
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Anatomic Impairment :
Functional Limitation :
Jangka Panjang
-Meningkatkan aktifitas fungsional pasien seperti merangkak, duduk, berdiri.
TUJUAN
RENCANA
RENCANA FISIOTERAPI
1.Mobilisasi trunk
2. Neuro Development Treatment (NDT)
3. Latihan gerak aktif dengan pendekatan play therapy
4. Pelvic tilting exercise
5. Latihan duduk
6. Strengthgluteus exercise
7. Strengthcore exercise
EVALUASI FISIOTERAPI
PROGNOSIS
Prognosis pasien baik bila sering diberi latihan baik d rumah dan di klinik.
E VALUAS I
•Peningkatan kekuatan otot AGA dan AGB sinistra
•Peningkatan ADL
HOME PROGRAM
• Latihan merangkak, sujud, duduk dan duduk setengah berdiri
Thank you!