Anda di halaman 1dari 34

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

CEREBAL PALSY PADA ANAK

Nardo Firando (AOA0190908)


Silvianus Micky (AOA0190916)
Vasya Amelia Novan (AOA0190921)
Definisi
• Palsi serebralis adalah suatu kelainan gerakan dan postur
yang tidak progresif, oleh karena suatu kerusakan/gangguan
pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
tumbuh/belum selesai pertumbuhannya (Soetjiningsih,
1995).
• Menurut Eilert (2008) dalam Pillieteri (2010) Cerebral palsy
adalah sekumpulan kelainan nonprogressive dari kerusakan
saraf motorik atas yang menyebabkan disfungsi motorik.
Etiologi
Menurut Wong (2011), 70-80% faktor prenatal yang tidak
diketahui menyebabkan berkembangnya CP pada anak. Namun
ada beberapa faktor yang dimungkinkan menyebabkan
terjadinya CP adalah :
• Prenatal
– Maternal
– Gastational
– Kelahiran
– Perinatal
– Postnatal/chilhood
Faktor Resiko
Faktor Resiko dari Cerebral Palsy, antaralain sebagai berikut:
• Letak sungsang.
• Apgar score rendah. Apgar score rendah hingga 10-20 menit
setelah kelahiran
• Kehamilan ganda
• Perdarahan maternal atau proteinuria berat pada saat masa
akhir kehamilan. Hipertiroidism maternal, mental retardasi
dan kejang.
Manifestasi Klinis
Berikut ini adalah tanda dan gejala• Kesulitan makan seperti sulit
dari CP, diantaranya : mengisap dan menelan air liur,
• Skor APGAR kurang dari 5. dan lidah sering menjulur.
• Kejang , biasanya dalam waktu 48• Gerakan involunter seperti
jam setelah kelahiran. gerakan menggeliat tak
• Keterlambatan dalam mencapai terkendali dari tangan
tahap perkembangan seperti• Peningkatan tonus otot: bayi
duduk, merangkak, merayap, mungkin kaku ketika ditarik ke
berdiri, dan meraih benda. posisi duduk (Price & Gwin, 2014)
• Kesulitan dengan keterampilan
motorik seperti memegang
peralatan makan, menulis, dan
menggunakan gunting.
Patofisiologis
Cerebral palcy digambarkan sebagai kekacauan
pergerakan dan postur tubuh yang disebabkan oleh
cacat nonprogressive atau luka otak pada saat anak-
anak. Suatu presentasi serebral palsi dapat diakibatkan
oleh suatu dasar kelainan (structural otak : awal
sebelum dilahirkan , perinatal, atau luka-luka /kerugian
setelah kelahiran dalam kaitan dengan ketidakcukupan
vaskuler, toksin atau infeksi) (Eaton, 2009)
Klasifikasi
• Spastik, melibatkan satu atau dua sisi berjalan kaki terbuka lebar, meletakkan
tubuh. Hipertonisitas dengan kontrol kedua kaki dengan posisi yang saling
postur tubuh yang buruk, berjauhan; kesulitan dalam melakukan
keseimbangan, koordinasi gerakan. gerakan cepat dan tepat, misalnya
Kerusakan keterampilan motorik halus menulis atau mengancingkan baju.
dan kasar. • Campuran.sering ditemukan pada
• Diskinesia/ atetoid. Bentuk CP ini seorang penderita mempunyai lebih
mempunyai karakteristik gerakan dari satu bentuk CP yang dijabarkan
menulis yang tidak terkontrol dan diatas. bentuk campuran yang sering
perlahan. dijumpai adalah spastik dan gerakan
• Ataksid.Jarang dijumpai, mengenai atetoid tetapi kombinasi lain juga
keseimbangan dan persepsi dalam. mungkin dijumpai (Jackson, 2007).
penderita yang terkena sering
menunjukkan koordinasi yang buruk;
berjalan tidak stabil dengan gaya
Periksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik cerebral golongan hemiparesis baik
palcy yang disertai kejang maupun
• Pemeriksaan mata dan yang tidak.
pendengaran segera dilakukan• Foto rontgen kepala.
setelah diagnosis sebral palsi di• Penilaian psikologis perlu
tegakkan. dikerjakan untuk tingkat
• Fungsi lumbal harus dilakukan pendidikan yang dibutuhkan.
untuk menyingkirkan• Pemeriksaan metobolik untuk
kemungkinan penyebabnya menyingkirkan penyebablain
suatu proses degeneratif. Pada dari reterdasi mental (Eaton,
serebral palsi. CSS normal. 2009)
• Pemeriksaan EKG dilakukan
pada pasien kejang atau pada
Penatalaksanaan
• Fisioterapi inteligensinya, disekolah luar
Tindakan ini harus segera biasa dan bila mungkin di
dimulai secara intensif. Orang sekolah biasa bersama-sama
ttua turut membantu program dengan anak yang normal.
latihan di rumah. Pembedahan • Obat-obatan
Bila terdapat hipertonus otot Pada penderita dengan kejang
atau hiperspastisitas, dianjurkan diberikan obat antikonvulasan
untuk dilakukan pembedahan rumat yang sesuai dengan
otot, tendonatau tulang untuk karakteristik kejangnya misalnya
reposisi kelainan tersebut.. luminal, dilantin dan sebagainya
• Pendidikan (Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Penderita cerebral palsy dididik FKUI, 2007).
sesuai dengan tingkat
Prognosis
Adapun prognosis untuk anak dengan Cerebral Palcy
secara umum bergantung pada tipe dan keseriusan dari
kondisi anak tersebut. Anak dengan tipe Cerebral Palcy
mild to moderate 85% memiliki kemampuan untuk
ambulasi pada umur 2-7 tahun. Jika anak tersebut tidak
mampu melakukan ambulasi pada usia tersebut, maka
kemungkinan untuk ambulasi dan mandiri dalam ADL
buruk. Sebanyak 30-50% individu dengan Cerebral Palcy
memiliki kerusakan kognitif khusus dan presentase
yang lebih tinggi memiliki kognitif yang rata rata an
kurang dalam belajar.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Biodata
– Identitas Klien
• Nama : An. “A”
• Usia : 5 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Kristen
• Pendidikan : Belum Sekolah
• Alamat : Jl Lompobattang
• Tanggal Masuk : 06 – 02 - 2018
• Tanggal Pengkajian : 06 – 02 - 2018
• Diagnosa Medik : Cerebral Palsy
• Rencana Therapi : -
– Identitas Orang Tua
• Ayah
– Nama : Tn. “H”
– Usia : 35 tahun
– Pendidikan : SMA
– Pekerjaan: wiraswasta
– Alamat : Jl.Lompobattang
• Ibu
– Nama : Ny. “M”
– Usia : 35 tahun
– Pendidikan : Dokter Spesialis
– Pekerjaan: Dr. Gigi
– Alamat : Jl.lompobattang
• Keluhan Utama
• Keluhan utama : Tidak mampu duduk
• Riwayat Kesehatan
– Riwayat Kesehatan Sekarang
• Klien tidak mampu duduk sendiri dan berjalan.
Klien hanya mampu mengucapkan beberapa kata
– Riwayat Kesehatan Lalu
• Penyakit yang pernah dialami : Demam, Kejang.
• Kecelakaan yang dialami : Tidak ada
• Pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
• Tidak ada allergi makanan dan obat.
• Tidak pernah konsumsi obat – obatan bebas.
• Perkembangan anak lambat.
– Riwayat Kesehatan Keluarga
• Penyakit anggota keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti yang
diderita klien yaitu Cerebral Palsy.
Riwayat Imunisasi
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah Pemebrian
1 BCG 1 Bulan Demam
2 DPT (I,II,III) 2-4 Bulan Demam
3 POLIO (I,II,III,IV) 1-4 Bulan Demam
4 CAMPAK 9 Bulan Tidak Ada
5 HEPATITIS 1 Hari Tidak Ada
• Riwayat Tumbuh Kembang
– Pertumbuhan Fisik
• Berat Badan : 14 kg
• Tinggi Badan : 42 cm
• Waktu Tumbuh Gigi : 6 bulan
• Tanggal Gigi : 5 tahun
– Perkembangan Tiap Tahap
• Berguling : 8 bulan
• Duduk :-
• Merangkak :-
• Berdiri :-
• Berjalan :-
• Senyum kepada orang lain pertama kali :-
• Bicara pertama kali :-
• Berpakaian tanpa bantuan :-
• Riwayat Nutrisi
– Pemberian ASI
• Pertama kali disusui : Tidak pernah di susui
• Cara pemberian :-
• Lama pemberian :-
– Pemberian Susu Formula
• Ibu klien mengatakan bahwa klien minum
susu formula dari baru lahir sampai sekarang.
– Pemberian Makanan Tambahan
• Pertama kali diberikan usia 1 tahun.
• Jenis : bubur.
– Pola Perubahan Nutrisi Tiap Tahapan Usia Sampai Nutrisi Saat Ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
0-6 Bulan Susu Formula 6 Bulan
4-12 Bulan Susu formula + Bubur 8 Bulan
Saat Ini Susu+Nasi+Lauk Pauk+ 2 tahun - Sekarang
Sayuran
• Riwayat Psikososial
– Anak tinggal di rumah sendiri bersama orang tuanya.
– Lingkungan berada di kota.
– Hubungan antar anggota keluarga harmonis.
– Anak diasuh oleh orang tuanya.

• Riwayat Spiritual
– Support sistem dalam keluarga : Keluarga klien selalu
memberikan support dan doa untuk kesembuhan klien.
– Kegiatan keagamaan
Aktivitas Sehari-hari
Kondisi kebiasaan
Nutrisi
• Selera makan Tidak selera makan
• Menu makan Nasi+lauk pauk+ sayur
• Frekuensi makan Tidak teratur
• Makanan yang disukai Bakso
• Makanan pantangan Tidak ada
• Pembatasan pola makan Tidak dibatasi
• Cara makan Disuapi
• Ritual saat makan -

Cairan Air putih, Susu 1000cc/hari 2000 cc/hari


• Jenis minuman Oral
• Frekuensi minum
• Kebutuhan cairan
• Cara pemberian
C. Eliminasi
BAB
• Tempat pembuangan Popok
• Frekuensi 1x sehari
• Konsistensi Lembek
• Kesulitan Tidak ada
• Obat pencahar Tidak ada
BAK
• Tempat pembuangan
• Frekuensi Popok
• Warna 4 – 5x sehari
• Kesulitan Kuning
Tidak ada
D. Istirahat Tidur
• Jam tidur Siang Malam Tidak teratur 21.00 – 06.00
• Pola tidur Tidak Teratur
• Kebiasaan sebelum tidur -
• Kesulitan tidur Tidak ada
F. Aktivitas/ Mobilitas Fisik
• Kegiatan sehari- hari Terapi, duduk di teras
• Pengaturan jadwal harian Ada
• Penggunaan alat bantu aktivitas Ada
• Kesulitan pergerakan tubuh Ada
• Pemeriksaan Fisik
– Keadaan umum klien : Lemah.
– Tanda – Tanda Vital
• Suhu : 37,00C
• Nadi : 98x/menit
• Respirasi : 24x/menit
• Tekanan Darah :-
– Antropometri
• Tinggi Badan : 92 cm
• Berat Badan : 11 kg
• Lingkar Lengan Atas : 13 cm
• Lingkar Kepala : 48 cm
• Lingkar Dada : 20 cm
• Lingkar Perut : 21 cm
– Sistem Pernafasan
• Hidung
– Inspeksi : Hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada secret, polip, dan epitaksis.
– Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada hidung klien.
• Leher
– Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tumor.
– Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
• Dada
– Inspeksi : Bentuk dada normal chest, simetris kiri dan kanan, tidak
ada otot pernafasan.
– Palpasi : Perbandingan ukuran anterior – posterior dengan
transversal 2:1.
– Auskultasi : Suara nafas vesikuler.
– Sistem Cardiovaskuler
• Conjungtiva
– Inspeksi : Tidak anemis, bibir lembab, tekanan vena jugularis tidak
meninggi.
– Palpasi : Arteri carotis teraba kuat dan reguler.
• Ukuran Jantung
– Inspeksi : Tidak terjadi pembesaran pada jantung klien. Palpasi
: Ictus cordis / apex jantung klien teraba pada sela iga ke 5 pada garis
mid clavikula.
• Suara Jantung
– Auskultasi
– Bunyi S1 (Lup) : Terdengar pada ICS 4 dan 5 linea mid klavikula sinistra
pada katub trikuspidalis dan katub mitral.
– Bunyi S2 (Dub) : Terdengar pada ICS 2 dan 3 pada katub trikuspidalis
dan katub mitral.
– Perkusi : Bunyi jantung pekak.
• Capillary Refilling Time : 2 detik.
– Sistem Pencernaan
• Sklera
– Inspeksi : Sklera tidak ikterus.
• Mulut
– Inspeksi : Tidak ada stomatitis, kemampuan menelan baik, bibir kering
dan pucat.
• Abdomen
– Inspeksi : Tidak ada pembengkakan.
– Auskultasi : Peristaltik 16 x/i
– Perkusi : Terdengar bunyi timpani.
– Palpasi : Hati tidak teraba.
– Sistem Indera
• Mata
– Inspeksi :
» Tidak ada kelainan pada kelopak mata, bulu mata panjang, dan alis tidak tebal.
» Visus : Mampu melihat lambaian tangan dari jarak 6 meter.
– Palpasi : Tidak ada nyeri tekan sekitar mata.
• Hidung
– Inspeksi :
» Klien mampu mencium bau – bauan yang diberikan, tidak ada perih di hidung.
» Tidak ada secret yang menghalangi penciuman.
– Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
• Hidung
– Inspeksi :
• Klien mampu mencium bau – bauan yang diberikan, tidak
ada perih di hidung.
• Tidak ada secret yang menghalangi penciuman.
– Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
• Telinga
– Inspeksi : Daun telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen dan
fungsi pendengaran baik.
– Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
– Sistem Syaraf
• Fungsi Cerebral
– Status mental orientasi : Klien mampu mengenal orang dan tempat.
– . Kesadaran Compos mentis
Gcs 15
Eyes Membuka Spontan = 4
Verbal Orientasi Baik = 5
Motorik Mengikuti perintah = 6
– Sistem Muskuloskeletal • Kaki
• Kepala – Inspeksi : Tidak ada
– Inspeksi : Bentuk kepala pembengkakan.
mesoshepali, – Palpasi : Tidak ada nyeri
mampu menggerakkan tekan.
kepalanya. • Tangan
– Palpasi : Tidak ada nyeri – Inspeksi : Tidak ada
tekan. pembengkakan.
• Vertebrae – Palpasi : Tidak ada nyeri
– Inspeksi : Tidak ada tekan.
scoliosis, lordosis, kiposis – Sistem Integumen
dan tidak ada masalah pada
• Rambut
gerakan vertebrae.
– Inspeksi : Warna rambut
• Pelvis klien hitam dan tidak mudah
– Inspeksi : Klien belum dicabut.
mampu berjalan.
• Kulit
• Lutut – Inspeksi : Warna kulit kuning
– Inspeksi : Tidak ada langsat, lembab.
pembengkakan.
• Kuku
– Palpasi : Tidak ada nyeri
– Inspeksi : Kuku pendek dan
tekan.
tidak mudah patah.
– Sistem Endokrin
• Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
• Tidak ada ekskresi urine berlebihan.
• Suhu tubuh tidak seimbang, tidak ada keringat berlebihan.
• Tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut.
– Sistem Perkemihan
• Tidak ada kelainan.
• Keadaan kandung kemih baik.
– Sistem Reproduksi
• Tidak dikaji
– Sistem Immun
• Tidak ada allergi.
• Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : flu, demam.
• Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
– Motorik kasar :-
– Motorik halus : -.
– Bahasa :-
– Personal social :-
Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS : Keterlambatan perkembangan Gangguan Mobilitas Fisik
Ibu klien mengatakan anaknya belum
mampu duduk dan berjalan.

DO :

- Klien tampak tidak mampu duduk


sendiri dan berjalan.

- Klien di gendong ibunya

DS : Gangguan neuromuskuler Gangguan Komunikasi Verbal


Ibu klien mengatakan
anaknya hanya mampu mengucapkan
beberapa kata

DO :

- Klien hanya mampu mengungkapkan


beberapa kata dan terdengar tidak jelas

- Klien mampu senyum


Intervensi Keperawatan

Diagnnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan perawatan 2 x 24 jam diharapkan Observasi :
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
Fisik b/d Mobilitas Fisik dengan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan
keterlambatan Ekspektasi : meningkat pergerakan
perkembangan Dengan kriteria hasil : Terapeutik :
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
1 2 3 4 5 alat bantu (mis. pagar tempat tidur)
- Fasilitasi pergerakan
Pergerakan X Y - Libatkan keluarga untuk membantu
Ekstermitas X Y pasien dalam meningkatkan pergerakan

Kekuatan otot X Y Edukasi :


- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Rentang gerak x Y - Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. duduk ditempat
tidur, duduk di sisi tempat tidur)
Keterangan :
1 = menurun
2 = cukup menurun
3 = sedang
4 = cukup meningkat
5 = meningkat
 = ekspektasi
× = kondisi saat ini
Gangguan Setelah dilakukan perawatan 2 x 24 jam diharapkan Observasi :
Komunikasi Verbal Komunikasi Verbal pasien dengan - Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas,
Ekspektasi : meningkat volume, dan diksi bicara
b/d Gangguan Dengan kriteria hasil : - Monitor frustasi, marah, depresi, atau
hal lain yang mengganggu bicara
neuromuskuler - Identifikasi perilaku emosional dan fisik
sebagai bentuk komunikasi
1 2 3 4 5
Terapeutik :
- Gunakan metode komunikatif
Kemampuan Bicara X Y alternatif(mis. menulis)
- Sesuaikan gaya komunikasi dengan
1 2 3 4 5 kebutuhan (mis. bicara dengan
perlahan, gunakan komunikasi tertulis,
atau meminta bantuan keluarga)
Disartria Y X
Edukasi :
Keterangan :
1 = menurun/ meningkat - Anjurkan bicara perlahan
2 = cukup menurun/ meningkat
3 = sedang Kolaborasi :
4 = cukup meningkat
5 = meningkat/ menurun - Rujuk ke ahli patologi bicara atau
 = ekspektasi/ menurun terapis
× = kondisi saat ini
Implementasi Keperawatan
Tgl Jam Dx Implementasi Paraf
23-11- 14.00 Gangguan Mobilitas Fisik Observasi : Perawat
- Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2020 b/d keterlambatan - Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
perkembangan Terapeutik :
- Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(mis. pagar tempat tidur)
- Memfasilitasi pergerakan
- Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi :
- Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
- Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(mis. duduk ditempat tidur, duduk di sisi tempat tidur)
23-11- 14.00 Gangguan Komunikasi Observasi : Perawat
- Memonitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume, dan
2020 Verbal b/d Gangguan diksi bicara
- Memonitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang
neuromuskuler mengganggu bicara
- Mengidentifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai
bentuk komunikasi
Terapeutik :
- Menggunakan metode komunikatif alternatif(mis.
menulis)
- Menyesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan (mis.
bicara dengan perlahan, gunakan komunikasi tertulis,
atau meminta bantuan keluarga)
Edukasi :

- Menganjurkan bicara perlahan


Kolaborasi :

- Merujuk ke ahli patologi bicara atau


terapisMengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Evaluasi keperawatan
Tgl Dx Evaluasi Paraf
25-11- 1 SO::Ibu klien mengatakan anaknya belum mampu duduk sendiri. Perawat

2020 Klien tampak tidak mampu berjalan.


Klien hanya mampu berdiri dengan berpegangan.

1 2 3 4 5
Pergerakan X Y
Ekstermitas X Y
Kekuatan otot X Y
A : Masalah belum teratasi.
Rentang gerak X Y
P : Lanjutkan intervensi (T 1,2,3; E 3)

25-11- 2 S : Ibu klien mengatakan anaknya hanya mampu mengucapkan 1-2 kata.
O:
Perawat

2020 - Klien hanya mampu mengungkapkan beberapa kata.

1 2 3 4 5

Kemampuan Bicara X Y

1 2 3 4 5
A : Masalah belum teratasi
P :Disertria
Lanjutkan intervensi (T 1,2; E 1; K 1) Y X

Anda mungkin juga menyukai