Anda di halaman 1dari 29

Nama : Wilda Shafiya

Nim : 11201330000020
DK : kelompok 6
Pemicu: 3
Pemicu Seorang remaja perempuan, 15 tahun, dibawa teman dan gurunya ke IGD RS
karena tiba-tiba pingsan saat berfoto untuk buku tahunan sekolah. Menurut
cerita temannya, sebelum pingsan, pasien sempat mengeluh nyeri ulu hati.
Saat diperiksa di IGD, pasien sudah sadar.

Identifikasi Perempuan 15 tahun


Masalah KU: Kehilangan kesadaran tiba-tiba.
Alloanamnesis: Pasien mengeluhkan nyeri ulu hati sebelum pingsan.
Kemungkinan penyebab kejadian:
- Hipoglikemi
- Hipotensi
- Gastritis
- Kolesistisis, kolelitiasis
- Ulkus peptikum
- Anemia
- Imbalans elektrolit
Anamnesis:
- Apakah pasien sudah makan sebelumnya? Tidak ada keterangan.
- Biasanya makan apa? Dalam sehari hanya 1-2x berupa lauk hewani
dan sayur. Bila ia tergoda untuk makan makanan junkfood, biasanya akan
berupaya untuk memuntahkannya karena sangat khawatir berat badan akan
naik.
- Bagaimana dengan pola makan? Pasien sudah tidak mau makan nasi
sejak 6 bulan yang lalu. Alasannya adalah pasien sudah 1 minggu ini
menjalani IU’s diet. Karena ingin berat badan turun cepat.
o Ingin pakai dress berukuran XS untuk pemotretan.
o Awalnya pasien mengikuti berbagai jenis diet yang didapatkan dari
internet, pasca PJJ COVID-19.
Awal pandemi, pasien mengalami kenaikan BB. Sehingga pernah
dikomentari chubby oleh teman.
Pasien selalu merasa pipi tembem, lengan dan paha besar saat
bercermin.
Obsesi terhadap penurunan BB dengan olahraga berlebihan dan
mengurangi makan.
• Pasien sangat menyukai kerapian, suka menata kamar, tidak boleh
terlihat berantakan.
• Rutin membuat jadwal harian dan kaku.
Saat ini tubuhnya lebih kurus dibanding pandemi. Namun, pasien
merasa dirinya masih gemuk.
o Pasien melakukan yoga dan berbagai senam juga didapatkan dari
internet.
o BAB normal, 2-3x/hari.
- Nyeri ulu hati sejak 1 bulan yang lalu terutama saat terlambat makan.
Ada keluhan kembung, mual, muntah. Heartburn dan tenggorokan panas
disangkal.
- Pasien sering merasa lemas, tidak bertenaga, pucat. Rambut mudah
rontok. Kadang pusing berkunang-kunang, terutama jika berubah posisi
dengan cepat.
- Tidak ada keluhan jerawat berlebihan.
- Tidak ada gangguan intoleransi terhadap suhu.
- Tidak keluar cairan dari puting payudara.
- Apakah sudah pernah diobati keluhan yang sekarang? Pasien diobati
dengan omeprazole dan antasida.

Analisis
Masalah

Data KU: Compos mentis, habitus asthenikus


Tambahan Antropometri:
- BB: 45 kg
- TB: 160 cm
- IMT: 17,6 (Underweight)
- BB sebelum pandemi: 54 kg
o IMT: 21,1
- BB saat pandemi: 56 kg
o IMT: 21,9
TTV:
- HR: 80x/mnt
- RR: 20x/mnt
- TD: 110/70
- Suhu: 36,8
Kepala:
- Rambut mudah dicabut, warna agak kemerahan.
- Konjungtiva pucat (+/+), sklera tidak ikterik.
- Acne vulgaris (-).
- THT DBN.
- Kelenjar thyroid tidak teraba.
- KGB tidak teraba.
Thoraks:
- Inspeksi:
o Iga gambang (+).
- Auskultasi:
o BJJ 1, 2 normal, irama derak (-).
- Sonor, vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-).
Abdomen:
- Palpasi:
o Nyeri tekan (+) di epigastrium.
o Hepar dan lien tidak teraba.
- Auskultasi:
o Bising usus DBN.
Ekstremitas:
- Kulit kering.
Genitalia: [Pemeriksaan Tanner]
- Pertumbuhan payudara (+).
- Rambut pubis (+).
Lab
- Hb: 10,8
- Ht: 36
- Leukosit: 8200
- Trombosit: 240.000
- LED: 12

Hipotesis An Perempuan 15 tahun, gangguan kepribadian obsesif dan pola diet yang
buruk, mengalami kekurangan nutrisi dan gangguan perfusi oksigen sehingga
mengalami kehilangan kesadaran mendadak disertai nyeri ulu hati.

Learning
Issues

1. Bagaimana tumbuh kembang dan emosional pada remaja?


Pertumbuhan dan perkembangan selama masa remaja dibagi dalam tiga
tahap, yaitu remaja awal (usia 11-14 tahun), remaja pertengahan (usia14-17
tahun) dan remaja akhir (usia 17-20 tahun)
1. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak
kecepatan. Pada fase remaja awal (11-14 tahun)karakteristik
seks sekunder mulai tampak, seperti penonjolan payudara
pada remaja perempuan, pembesaran testis pada remaja
laki-laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis.
Karakteristik seks sekunder ini tercapai dengan baik pada
tahap remaja pertengahan (usia 14-17 tahun) dan pada tahap
remaja akhir (17-20 tahun) struktur dan pertumbuhan
reproduktif hampir komplit dan remaja telah matang secara
fisik

2. Kemampuan Berfikir
Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru
serta membandingkan normalitas dengan teman sebaya yang
jenis kelaminnya sama. Sedangkan pada remaja tahap akhir,
mereka telah mampu memandang masalah secara
komprehensif dengan identitas intelektual sudah terbentuk.
3. Identitas
Pada tahap awal,ketertarikan terhadap teman sebaya
ditunjukkan dengan penerimaan atau penolakan. Remaja
mencoba berbagai peran, mengubah citra diri, kecintaan pada
diri sendri meningkat, mempunyai banyak fantasi kehidupan
idealistis. Stabilitas harga diri dan definisi terhadap citra tubuh
serta peran jender hampir menetap pada remaja di tahap akhir
4. Hubungan dengan orang tua
Keinginan yang kuat untuk tetap bergantung pada orangtua
adalah ciri yang dimiliki oleh remaja pada tahap awal. Dalam
tahap ini, tidak terjadi konflik utama terhadap kontrol orang
tua. Remaja pada tahap pertengahan mengalami konflik utama
terhadap kemandirian dan kontrol. Pada tahap ini terjadi
dorongan besar untuk emansipasi dan pelepasan diri.
Perpisahan emosional dan dan fisik dari orangtua dapat dilalui
dengan sedikit konflik ketika remaja akhir
5. Hubungan dengan teman sebaya
Remaja pada tahap awal dan pertengahan mencari afiliasi
dengan teman sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan yang
diakibatkan oleh perubahan yang cepat; pertemanan lebih
dekat dengan jenis kelamin yang sama, namun mereka mulai
mengeksplorasi kemampuan untuk menarik lawan jenis.
Mereka berjuang untuk mengambil tempat di dalam
kelompok; standar perilaku dibentuk oleh kelompok sebaya
sehingga penerimaan oleh sebaya adalah hal yang sangat
penting. Sedangkan pada tahap akhir, kelompok sebaya mulai
berkurang dalam hal kepentingan yang berbentuk pertemanan
individu. Mereka mulai menguji hubungan antara pria dan
wanita terhadap kemungkinan hubungan yang permanen.

2. - Macam- macam gangguan makan


1. PICA
Makan dari bahan non-makanan dan non-nutrisi selama minimal 1
bulan yang bukan bagian dari praktik normatif atau budaya sosial
Minimal terjadi pada anak 2 tahun (karena kalau anak-anak di bawah
umur itu kan belum paham dan bisa makan apa aja)
Contoh makanan yang di makan → sabun, kapur, benang, es, batu,
metal, wool, arang dll.
Faktor resiko → pola asuh neglect, delay perkembangan
2. Rumination Disorder
Memuntahkan makanan yang baru saja ditelan tanpa sengaja, muntah
yang bukan karena masalah GI atau terkait medis. Terjadi selama 1
bulan
Faktor resiko → stress, masalah psychosocial
3. Avoidant / Restrictive Food Disorder
Memilih-milih makanan sampai sulit mendapatkan nutrisi yang baik
Ditandai dengan → penurunan BB yang signifikan, defisiensi nutrisi,
ketergantungan suplemen nutrisi
Gangguan ini tidak disertai gangguan mental
4. Anorexia Nervosa
Upaya membatasi diri untuk mendapatkan energi yang seharusnya
untuk mempertahankan BB yang rendah. Orang dengan gangguan ini
memiliki BB yang lebih rendah dari kadar normal disertai ketakutan
untuk menjadi gendut
Ada 2 spesifikasi →
- Restricting type → selama 3 bulan individu mengurangi intake
energi tanpa memuntahkan makanan yang dia makan secara
sengaja. Tidak minum obat pencahar dll karena pada tipe ini
penurunan BB cenderung sudah berhasil dengan puasa, diet,
dan olahraga berlebihan
- Binge-eating / Purging type → dalam waktu 3 bulan, individu
ini sering memuntahkan makanan, minum obat pencahar dan
diuretik
Banyak orang dengan gangguan ini disertai dengan -> tanda depresif,
mood yang turun, sensitif, insomnia, berkurangnya ketertarikan dalam
sex
Pada orang dengan gangguan ini, obsesif kompulsif juga sangat
terlihat baik yang berhubungan atau tidak dengan makanan. Jika yang
pasien alami adalah yang bukan berhubungan dengan makanan maka
diagnosis tambahan berupa OCD dapat ditambahkan
Beberapa orang dengan gangguan ini juga melakukan aktivitas fisik
yang berlebihan
Gangguan ini banyak terjadi pada perempuan dengan perbandingan
perempuan dan laki-laki 10:1
Gangguan ini sering dimulai ketika menginjak remaja
5. Bulimia nervosa
Makan berlebihan dan berulang, frekuensi makan yang sering dan
lebih banyak daripada kebanyakan orang.
Perasaan tidak dapat mengontrol makan dan berapa banyak yang di
makan
Makan yang banyak lalu di kompensasi dengan memuntahkan
makanan tersebut karena takut akan kenaikan BB, penggunaan
obat-obatan pencahar dan diuretik
Terjadi selama minimal seminggu sekali selama 3 bulan.

Orang dengan gangguan ini cenderung memiliki BMI yang normal -


overweight dengan siklus menstruasi yang ireguler
6. Binge Eating Disorder
Makan berlebihan dengan ditandai 2 hal
- Makan dalam jangka waktu tertentu dengan porsi lebih besar
- Tidak dapat mengontrol berapa banyak makanan yang
dimakan
Dikaitkan dengan beberapa hal
- Makan lebih cepat dari biasanya
- Makan sampai kenyang yang membuat tidak nyaman
- Makan dalam jumlah banyak saat tidak merasa lapar
- Makan sendirian karena merasa malu dengan jumlah makanan
yang dimakan
- Merasa muak dan tertekan dengan diri sendiri
Terjadi selama minimal seminggu sekali selama 3 bulan

Kesimpulan → pada kasus ini kemungkinan pasien mengidap anorexia


nervosa

- Gangguan kepribadian Obsesif Kompulsif (F.42)


Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan
kompulsif atau kedua-duanya harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya
2 minggu berturut-turut

Gejala obsesif Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut :


- harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri;
- sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan,
meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita;
- pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan merupakan
hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega
dari ketegangan atau ansietas, tidak dianggap sebagai kesenangan
seperti dimaksud di atas);
- gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive)

Diagnosis gangguan obsesif-kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada


gangguan depresif pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut timbul.

Tindakan Kompulsif
Umumnya tindakan kompulsif berkaitan dengan: kebersihan (khususnya
mencuci tangan), memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa suatu situasi
yang dianggap berpotensi bahaya tidak terjadi, atau masalah kerapian dan
keteraturan. hal tersebut dilatarbelakangi perasaan takut terhadap bahaya
yang mengancam dirinya atau bersumber dari dirinya, dan tindakan ritual
tersebut merupakan ikhtiar simbolik dan tidak efektif untuk menghindari
bahaya tersebut.
Tindakan ritual kompulsif tersebut menyita banyak waktu sampai beberapa
jam dalam sehari dan kadang-kadang berkaitan dengan ketidakmampuan
mengambil keputusan dan kelambanan
- Gangguan kepribadian anankastik

Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:


(a) perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan;
(b) preokupasi dengan hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan,
organisasi atau jadwal;
(c) perfeksionisme yalig mempengaruhi penyelesaian tugas;
(d) ketelitian yang berlebihan, terlalu hati-hati dan
keterikatan yang tidak semestinya pada produktivitas
sampai mengabaikan kepuasan dan hubungan inter-personal;
(e) keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada kebiasaan sosial;
(f) kaku dan keras kepala;
(g) pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis caranya
mengerjakan sesuatu, atau keengganan yang tak beralasan untuk mengizinkan
orang lain mengerjakan sesuatu;
(h) mencampur-adukan pikiran atau dorongan yang memaksa dan yang
enggan.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.

Kesimpulan → pasien ini mengalami obsesif kompulsif yang ditandai


dengan
Obsesif : ingin BB turun cepat, ingin menggunakan dress ukuran XS,
Kompulsif : pasien sangat suka kerapian, suka menata kamar, tidak
boleh terlihat berantakan, rutin membuat jadwal harian dan kaku

3. Bagaimana pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja normal?


- BB: 45 kg
- TB: 160 cm
- IMT: 17,6 (Underweight) → mild anorexia nervosa
- BB sebelum pandemi: 54 kg
o IMT: 21,1
- BB saat pandemi: 56 kg
o IMT: 21,9
Energi
Rumus Harris Benedict
655 + 499 + 288 - 70.5 = → 1083 kkal
Energi →
1083 x 1.3 x 1.1 = 1549 → kkal

Protein
EAR → 0.71 x 52 = 37 g/day
RDA → 0.85 x 52 = 44 g/day

Karbohidrat dan serat


Estimasi kebutuhan KH → 130g/hari
Serat → 26g/day

Lemak
30%-35% dari kalori intake
1549 x 30% = 465 kkal

Mineral dan Vitamin

Kalsium
The National Institute of Health mengatakan bahwa untuk remaja 11-24
tahun kebutuhan kalsium adalah 1200-1500 mg.hari
Iron
Kebutuhan perempuan akan besi adalah 15mg/day

Asam Folat
Remaja usia 14-18 tahun → 400 mcg/day

Nutrition Screening
4. Bagaimana pola diet IU dan pengaruhnya terhadap kesehatan?
Diet IU adalah diet yang dilakukan oleh penyanyi dan aktris Korea Lee
Ji-eun alias IU
Sarapan → apel
Makan siang → 2 ubi
Makan malam → protein shake
Total kalori masuk : 700 kkal
Selain mengatur dan membatasi makanan, IU juga melakukan olahraga yang
intens

Pengaruh untuk kesehatan →


Setelah melihat kebutuhan kalori dan nutrisi pada remaja, maka bisa
dikatakan dengan diet ini maka bisa menyebabkan kekurangan nutrisi pada
remaja yang bisa berakibat berbagai masalah pada tubuh

Defisiensi Mikronutrien
Vitamin A - Xerophtalmia (konjungtiva kering akibat
produksi mukus turun)
- kebutaan di malam hari
- Ephitelial disorder
- immune system disorder

Vitamin D ▪ Rickets
▪ Osteoporosis
▪ Osteomalacia
▪ Muscle weakness
▪ Several types of cancer
▪ Coronary Heart Disease
▪ Hypertension
▪ Neurologic disorders
▪ Autoimmune diseases

Vitamin E ▪ Hemolytic anemia


▪ Muscle weakness
▪ Creatinuria
▪ Ataxia
▪ Neurological symptoms
▪ Impaired vision
▪ Retinopathy

Vitamin K Symptoms:
▪ prolonged blood coagulation time
▪ hemorrhage
Secondary deficiency:
▪ Chronic disease that treated with antibiotics
▪ Impaired fat absorption
▪ Severe liver disease
▪ Drug therapy
High risk people
▪ Newborn
▪ Infants whose mother are on anticonvulsive
medication

Defisiensi Makronutrien

Karbohidrat Lemas

Protein kwashiorkor
Lemak Pengaturan suhu yang buruk, luka sulit sembuh

Defisiensi Mineral

Zinc dermatitis

Zat Besi Anemia defisiensi besi, kuku berbentuk sendok


(koilonychia), rambut rontok, glositis dengan
hilangnya papila, angular cheilitis, dan pruritus.

Asam Folat Anemia defisiensi asam folat

Tanda - tanda kelainan pada pasien


Rambut mudah dicabut, warna agak kemerahan.
Konjungtiva pucat (+/+)
Iga gambang +
Nyeri tekan epigastrium +
Hb: 10,8
Ht: 36

- Gastritis
Definisi : proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung
Etiologi → H. Pylori
Gejala klinis : nyeri ulu hati, mual, muntah
Diagnosis tegak : endoskopi dan histopatologi

- Anemia Defisiensi Besi


Adalah anemia yang timbul akibat berkurang nya penyediaan besi untuk
eritropoesis karena cadangan besi kosong, akhirnya pembentukan hb
berkurang

Etiologi → perdarahan, kekurangan nutrisi, kebutuhan besi meningkat,


gangguan absorpsi
Gejala → gejala biasanya timbul jika kadar hb di bawah 7-8 mg/dl
- Lemah
- Lesu
- Mata berkunang-kunang
- Konjungtiva pucat
- Rambut rontok
Diagnosis → pengukuran hb

5. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi keluhan pada kasus ini?


- Gangguan kepribadian dengan kebiasaan makan
Berawal dari kondisi stress pasien akibat diakibatkan oleh perkataan teman
nya yang mengatakan bahwa pasien chubby → mengakibatkan ketidak
seimbangan neurotransmitter

Menyebabkan gangguan makan anoreksia nervosa tipe binge / purge subtype


(pasien memuntahkan makanan yang telah di makan) dan tipe restrictive
yang ditandai dengan pasien melakukan berbagai macam olahraga ,
melakukan fasting atau mengurangi makan
Pasien juga disertai dengan komorbid berupa ocd
- Kebiasaan makan dengan keluhan pasien sekarang
Intake makanan pasien sangat kurang sehingga timbul berbagai permasalahan
mulai dari iritasi lambung, kurang nutrisi yang berakibat anemia sehingga
menimbulkan berbagai keluhan dan kelainan yang ditemukan saat
pemeriksaan fisik
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan dan
penegakkan diagnosis kasus pasien? Fisik dan psikis.

Profil Besi
SI 40 -> rendah
TIBC 540 -> tinggi
Ferritin 8 -> rendah

Endoskopi
Gastritis antral ringan

Persen Lemak tubuh


18%
7. Bagaimana tatalaksana bagi pasien sesuai SKDI? + Rujukan pasien

1. Tatalaksana gangguan makan pasien (anorexia)


1. Kalori
- Initial prescription (awal) : 30 - 40 kcal/kgBB/hari (1000-1600
kcal/day)
30 x 51 = 1.530
Kebutuhan kalori awal pada pasien adalah 1.530 kcal/hari
- Late treatment : 70 - 100 kcal/kgBB/hari (3000-4000 kcal/hari)
70 x 51 = 3.570
Kebutuhan kalori selanjutnya pada pasien adalah 3.570 kcal/hari
- Weight maintenance : kcal intake sufficient for normal growth and
development
Jika target BB sudah tercapai maka dilanjutkan dengan maintenance
Makronutrien
Protein : 15 - 20 % kcal
Initial Prescription
- 15 % x 1.530 = 229,5 kcal
Weight Gain :
- 15 % x 3.570 = 535,5 kcal
Karbohidrat : 50 - 60 % kcal
Initial Prescription
- 50 % x 1.530 = 675 kcal
Weight Gain
- 50 % x 3.570 = 1.785 kcal
Lemak : 30 % kcal
Initial Prescription
- 30 % x 1.530 = 459 kcal
Weight Gain
- 30 % x 3.570 = 1.428 kcal
2. Tatalaksana obsesif kompulsif (OCD)

3. Tatalaksana Gastritis
Beberapa obat dapat meningkatkan pH lambung seperti antasida, antagonis
histamin 2 seperti cimetidine, ranitidin, famotidin, dan penghambat
pompa proton seperti omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, esomeprazol,
dll. Obat-obat tersebut akan meningkatkan derajat ionisasi obat bentuk asam
sehingga mengurangi kecepatan absorpsinya di lambung. Sedangkan absorpsi
obat bentuk basa dalam lambung akan meningkat.

Infeksi H. Pylori
Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman HP bertujuan untuk melakukan
eradikasi kuman tersebut. Pada saat ini indikasi yang telah disetujui secara
universal untuk melakukan eradikasi adalah infeksi kuman HP yang ada
hubungannya dengan tukak peptik dan yang berhubungan dengan low grade
B cell lymphoma.

Eradikasi dilakukan dengan kombinasi antara berbagai antibiotik dan


proton pump inhibitor (PPI) selama 14 hingga 21 hari dianggap sebagai
lini pertama pengobatan.

Antibiotika yang dianjurkan adalah klaritromisin, amoksisilin,


metronidazol dan tetrasiklin. Bila PPI dan kombinasi 2 antibiotika gagal
dianjurkan menambahkan bismuth subsalisilat/subsitral

Antasida
Ada 2 :
- Antasida sistemik (asidosis metabolik)

- Antasida topikal (memperbaiki PH lambung)

Urutan daya netralisasi asam


1. Kalsium karbonat
2. Magnesium karbonat
3. Magnesium oksida dan hidroksida
4. Dihidroksi alumunium natrium karbonat atau dihidroksi aluminium
asetat
e.s
- Batu ginjal
- Neurotoksisitas
- Gangguan absorbsi obat lain
- Asupan natrium

Antagonis Reseptor H2

- Selektif hanya di reseptor H2


- Lebih efektif ketika malam (nokturnal) dibanding meal based
- Absorpsi diganggu makanan
- Sediaan :
Simetidin (es ginekomastia dan galaktorea)
Ranitidin
Famotidin
Nizatidine

Indikasi :
GERD
Ulkus peptikum (sebelum tidur)
Dispepsia non ulkus
Pencegahan perdarahan lambung karena stress

PPI

- Menghambat gugus sulfhidril


- Diberikan dalam bentuk prodrug yang inaktif dan sangat labil untuk
suasana asam tapi ketika sudah sampai lambung di absorpsi menuju
kompartemen asam (canaliculus sel parietal)
- Pada pasien NGT diberi bersama jus apel
- Bioavabilitas terganggu oleh makanan (diberi sebelum makan)
- Sediaan :
Omeprazole
Esomeprazole
Lansoprazole
Rabeprazole
pantoprazole

Indikasi :
GERD
Dispepsia non ulkus
Pencegahan radang lambung karena stress
Gastrinoma dan kelainan hipersekresi lain
Ulkus Peptikum
Karena H. Pylori (triple therapy)
- Klaritromisin 2x500 mg
- Amoxicillin 2x1 g
- PPI (4-6 minggu)

Efek samping :
Diare
Efek teratogenik
Gangguan absorbsi vit B12
Infeksi enterik
Interaksi dengan ketokonazol dan digoksin (kerjanya menurun karena mereka
harus ada dalam keadaan asam)

4. Tatalaksana anemia
1. Terapi kausal
Perbaikan nutrisi masuk pada pasien

2. Preparat besi
Jenis Suplemen Besi :

1. Ferrous sulfate
2. Ferrous gluconate
3. Ferrous fumarate
4. Ferrous lactate
5. Ferrous succinate

Preparat ferrous sulphate oral dengan dosis 3x200 mg, tiap 200 mg
mengandung 66 mg besi elemental. Pemberian 3x200mg bisa meningkatkan
absorpsi besi 50mg perhari yang dapat meningkatkan eritropoesis 2-3x
normal Diberikan 3-6 bulan

Rujukan :

8. Bagaimana komplikasi dan prognosis dari pasien ini?


Komplikasi anorexia nervosa
- Kardiovaskular: bradikardia, kardiomiopati dilatasi, aritmia yang
diinduksi elektrolit, hipotensi, prolaps katup mitral, efusi perikardial
- Konstitusional: pertumbuhan terhenti, hipotermia, indeks massa tubuh
(BMI) rendah, pengecilan otot
- Dermatologi: carotenoderma, lanugo, xerosis
- Endokrin: hipogonadisme hipotalamus, osteoporosis
- Gastrointestinal: konstipasi (penyalahgunaan pencahar), gastroparesis
- Hematologi: cytopenia (termasuk anemia normositik),
hipoplasia/aplasia sumsum tulang
- Neurologis: atrofi otak, neuropati perifer (kekurangan mineral dan
vitamin)
- Kebidanan: komplikasi antenatal dan postnatal
- Psikiatri: depresi, gangguan konsentrasi, susah tidur, lekas marah
- Ginjal dan elektrolit: asidosis metabolik hipokalemia atau alkalosis
(pencahar atau penyalahgunaan diuretik, resp.), gagal ginjal prerenal,
sindrom refeeding.
Komplikasi OCD
Gangguan obsesif kompulsif seringkali menimbulkan dampak psikososial.
Gangguan atau distress yang timbul akibat gangguan obsesif kompulsif bisa
menimbulkan masalah dalam hubungan keluarga dan hubungan
interpersonal. Kompulsi juga sering menyebabkan ketidakmampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, sehingga menimbulkan masalah di
tempat kerja atau sekolah. Karena gejala-gejalanya yang menghabiskan
banyak waktu, seringkali gangguan ini juga menimbulkan penurunan kualitas
hidup signifikan dan ketidakmampuan untuk berfungsi optimal dalam
kehidupan sehari-hari.
Komplikasi Gastritis
•Dalam kondisi akut, gastritis dapat menyebabkan dehidrasi akibat muntah,
yang selanjutnya berisiko menimbulkan insufisiensi ginjal akibat dehidrasi.
Gastritis juga bisa menimbulkan perdarahan saluran cerna akibat erosi atau
ulkus.

•Obstruksi outlet gaster akibat edema dapat terjadi. Hal ini dapat mengurangi
transfer makanan dari lambung ke usus halus.

•Jika kondisi gastritis terus berlanjut, dapat terjadi ulkus peptikum, atrofi
gaster, displasia gaster, dan selanjutnya berisiko berkembang menjadi kanker
lambung.

•Apabila terjadi erosi atau ulkus yang lama, pasien bisa mengalami anemia
defisiensi besi hingga perforasi gaster.

•Hilangnya faktor intrinsik dapat menyebabkan defisiensi mikronutrien. Pada


kasus yang berat, dapat terjadi anemia pernisiosa.

•Potensi komplikasi lainnya adalah mucosa-associated lymphoid tissue


(MALT) lymphoma dan tumor neuroendokrin.

- Komplikasi Anemia
•Gagal jantung

•Persalinan prematur

•Gangguan konsentrasi dan kemampuan kognitif

•Penyakit akibat transfusi darah

- Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : bonam

9. IMDB:
- Syukur

‫َواِ ْذ تَا َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَ ِٕى ْن َشكَرْ تُ ْم اَل َ ِز ْي َدنَّ ُك ْم َولَ ِٕى ْن َكفَرْ تُ ْم اِ َّن َع َذابِ ْي لَ َش ِد ْي ٌد‬

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu


bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim
[14]: 7)

Ayat di atas secara tegas menyatakan bahwa jika seseorang bersyukur maka
Allah pasti menambah nikmat-Nya. Namun, ketika berbicara tentang kufur
nikmat, tidak ada penegasan bahwa pasti siksa-Nya akan jatuh. Ayat ini
hanya menegaskan bahwa siksa Allah sangat pedih. Jika demikian, penggalan
akhir ayat ini dapat dipahami sekedar sebagai ancaman. Di sisi lain, tidak
tertutup kemungkinan terhindar dari siksa duniawi bagi orang yang kufur,
bahkan boleh jadi nikmat tersebut ditambah-Nya dalam rangka mengulur
kedurhakaan (istidraj).

Referensi 1. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Setyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid I. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014
2. Krause's food & the nutrition care process. editors, L. Kathleen
Mahan, Sylvia Escott-Stump, Janice L. Raymond. Elsevier/ Saunders
, 2012.
3. Azer SA, Akhondi H. Gastritis. [Updated 2022 Jul 4]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
4. nformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for
Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Gastritis:
Overview. 2015 Jun 30 [Updated 2018 Jun 28].
5. Fajar,Suratman.2019. Handbook azura Buku saku Gizi. Edisi 3
6. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC. Adriani, M &
Wirjatmadi, B. 2012

Anda mungkin juga menyukai