Anda di halaman 1dari 22

MODUL 3

Gangguan Gizi, Metabolik-Endokrin,


Gangguan Mental Dan Penyalahgunaan
Obat/Zat Dan Sexual Behavior Anak

Kelompok 6
MODUL 3
Gangguan Gizi, Metabolik-Endokrin, Gangguan Mental Dan Penyalahgunaan Obat/Zat Dan Sexual
Behavior Anak
Skenario 3 : Home Visite
Dokter Tia, merupakan seorang dokter keluarga yang memiliki jadwal home visite terhadap keluarga binaan. Dan
saat ini sedang berkunjung ke rumah pasien bernama Nina yang menderita bronkopneumonia. Nina berusia 3 tahun
8 bulan namun berat badannya hanya 9 kg. Nina tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk. Kakak Nina yang
bernama Naya berusia 5 tahun memiliki tinggi badan hanya 90 cm dan mengalami speech delayed. Ibu Nina sering
kerepotan mengurus anak-anaknya terutama Naya yang sering marah dan melempar barang jika keinginannya tidak
dituruti.
Menurut ibunya, Naya pernah mengalami demam tinggi dan kejang saat berusia 1 tahun, namun hanya dibawa ke
dukun dan dikatakan bahwa ia terkena guna-guna.
Nina juga tinggal bersama sepupunya yaitu Andi yang berusia 15 tahun. Andi sering diperlakukan kasar oleh Ayah
Nina bahkan sampai mengalami luka lebam di bahu dan selangkangannya.
Dokter Tia menduga Andi juga mengalami kekerasan seksual, namun tidak berani bercerita. Andi sudah putus
sekolah, ia juga sering merokok dan pernah ketahuan menghisap aroma lem bahkan sering pulang ke rumah dengan
mata yang memerah dan berhalusinasi. Dari anamnesis mendalam ternyata dalam keluarga Ayah Nina juga ada yang
menderita gangguan mental, yaitu adik kandung Ayah Nina yang mengalami gangguan mental pada saat usia remaja.
Bagaimana Anda menjelaskan kasus-kasus tersebut?
JUMP 1 TERMINOLOGI

01 02
Sexual Behavior Bronkopneumonia
segala perilaku yang dipicu radang pada paru-paru yang
oleh hasrat seksual yang menggambarkan pneumonia
dilakukan antara dua orang yang mempunyai
berlawanan jenis maupun penyebaran berbercak,
sesama jenis teratur, dalam satu area atau
lebih yang berlokasi di
dalam bronki dan meluas ke
parenkim paru.
JUMP 1 TERMINOLOGI

03 04
Sanitasi speech delayed
usaha dalam membina serta proses keterlambatan bicara
menciptakan suatu kondisi dan berbahasa yang tidak
yang baik dari segi sesuai dengan usia
lingkungan dalam bidang perkembangan anak.
kesehatan, terutama untuk
kesehatan masyarakat.
JUMP 2 & 3 RM DAN HIPOTESA

1. Apa saja faktor resiko seorang anak mengalami bronkopneumoni?


biasanya sering disebabkan oleh bakteri streptokokus pneumonia dan Hemofilus influenza.
Faktor risikonya yaitu: anak dibawah umur 2 tahun, Infeksi pernapasan seperti pilek dan flu, dan bisa juga
disebabkan oleh sanitasi yang buruk.

2. Apakah normal seorang anak berumur 3 tahun 8 bulan memiliki berat badan 9 kg?
Tidak normal , kerena berat badan usia 3-4 tahun, perempuan 13,9kg-16,1kg

3. Apa hubungan antara sanitasi dan kondisi Nina ?


Bronkopneumonia dapat menular dari percikan droplet yang keluar dari bersin atau batuk penderita, lalu sanitasi yang
buruk dapat menyebabkan penyebaran lebih cepat.

4. Apakah normal seorang anak berumur 5 tahun memiliki tinggi badan 90 cm?
Termasuk pendek dimana idelanya tinggi badan anak perempuan ideal pada umur 5 tahun yaitu antara 99,9 cm – 118,9
cm
JUMP 2 & 3 RM DAN HIPOTESA

5. Apa yang menyebabkan naya mengalami speech delayed?


beberapa faktor penyebab anak mengalami speech delay:
• Terlalu banyak menonton televisi atau gawai
• Minim interaksi dengan orang tua
• Gangguan pendengaran
• Kelainan organ bicara
Dan riwayat kejang dapat mempengaruhi perkembangan otak speech delay

6. Mengapa naya sering marah dan melempar barang jika keinginan tidak di turuti?
Penyebab naya sering marah dan melempar barang jika keinginan tidak di turuti ialah disebabkan karena naya
perilakunya mengalami masalah atau dinamakan dengan temper tantrum. Anak Temper Tantrum adalah anak yang
marah secara berlebihan, perilaku ini sering terjadi pada anak usia 4 tahun, kebiasaan mengamuk akan lebih sering
dilakukan bila anak mengetahui bahwa dengan cara ini keinginannya akan dipenuhi.
JUMP 2 & 3 RM DAN HIPOTESA

7. Apakah ada hubungan antara riwayat demam tinggi dan kejang saat berusia 1 tahun dengan kondisinya saat ini ?
Tidak ada hubungan, dapat hilang setelah 5-6 tahun

8. Apa diagnosis dan tatalaksana untuk naya?


Diagnosis naya adalah Gangguan Perkembangan Multisistem (Multisystem Development Disordes/MSDD)
TX: dapat diberikan terapi

9. Apa dampak seorang anak yang mendapatkan kekerasan seksual?


Powerlessness, secara emosional: strees, depresi, gangguan jiwa, adanya perasaan bersalah.

10. Apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya luka lebam di bahu dan selangkangan andi?
Karena kekerasan seksual yang mungkin dialami oleh andi, dan perlakuan kasar oleh ayahnya, sehingga dapat
menimnulkan trauma lebam.
JUMP 2 & 3 RM DAN HIPOTESA

11. Apa saja pemeriksaan dalam menentukan seseorang mendapatkan kekerasan seksual?
Langkah-langkah pemeriksaan fisik secara umum, yaitu:
• Kondisi secara umum.
• Lengan atas, lengan bawah, serta tangan.
• Muka, telinga, bibir.
• Kepala dan leher.
• Payudara.
• Perut.
• Paha dan kaki.
• Pinggang dan pantat.
Hal ini untuk memperhatikan jika terdapat luka atau memar yang disebabkan peristiwa tersebut. Tanda-tanda
perlawanan juga perlu dipastikan, seperti gigitan, cakaran, dan lainnya. Pemeriksaan adanya jeratan pada tangan atau
kaki juga diperlukan.
JUMP 2 & 3 RM DAN HIPOTESA

12. Apa yang menyebabkan mata andii memerah dan berhalusinasi?


kandungan LSD ( lysergic Acid Diethilamide) pada lem dapat menyebabkan penggunanya merasa nge-fly atau
berhalusinasi. LSD ini juga merupakan golongan zat adiktif yang memiliki efek
kecanduan bagi pemakainya. Bila penggunaan lem diteruskan sebagai sarana halusinasi dalam
jangka panjang alias overdosis, maka akan menimbulkan beberapa gangguan medis seperti
depresi, gangguan pernafasan, gangguan otak, dan paru paru.
Mata merah merupakan ciri ciri fisik pecandu lem , adapun ciri-ciri fisik yang terlihat seperti depresi, perilaku mabuk
atau linglung, hidung merah atau berair, mata merah berair, bau napas kimia, mimisan, mual atau kehilangan nafsu
makan, mudah cemas dan gelisah, dan gerak-gerik yang aneh seperti menyembunyikan sesuatu.

13. Bagaimaan penanganan yang dapat dilakukan pada remaja yang mengalami kekerasan seksual seperti Andi?
• Home visit
• Terapi keluarga dan anak
• Terapi kekerasan sexual
JUMP 5 LEARNING OBJECTIVE

1. Gangguan gizi
2. Gangguan mental
3. Penyalahgunaan napza
4. Gangguan sexual behavior
5. Gangguan metabolik-
endrokrin
1. Gangguan gizi
A. Gizi buruk
adalah suatu istilah teknis yang b. Kwashiorkor
umumnya dipakai oleh kalangan gizi, Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein
kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk yang berat disebabkan oleh asupan karbohidrat yang
adalah bentuk terparah dari proses normal atau tinggi namun asupan protein yang inadekuat
terjadinya kekurangan gizi menahun.

c. Marasmus-Kwashiorkor
Klasifikasi Gizi Buruk:
Memperlihatkan gejala campuran antara marasmus dan
Gizi buruk berdasarkan gejala kwashiorkor. Makanan sehari-hari tidak cukup
klinisnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu: mengandung protein dan energi untuk pertumbuhan
a. Marasmus normal. Pada penderita berat badan dibawah 60% dari
Marasmus terjadi disebabkan asupan normal memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor seperti
kalori yang tidak cukup. Marasmus edema, kelainan rambut, kelainan kulit serta kelainan
sering sekali terjadi pada bayi di bawah biokimia
12 bulan.
1. Gangguan gizi
Etiologi Obesitas:
B. OBESITAS
Obesitas didefinisikan suatu
kelainan atau penyakit yang ditandai
dengan penimbunan lemak tubuh
secara berlebihan.
Untuk menentukan obesitas
diperlukan kriteria berdasarkan
antropometri:
a) IMT > persentil 95 (obesitas)
b) Tebal lipatan kulit > persentil
85
c) Pengukuran dibandingkan
tinggi badan > persentil 95
(obesitas)
1. Gangguan gizi
Faktor Risiko:
• Genetik Tatalaksana :
• Kebiasaan makan • Mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran
• Penurunan aktivitas fisik
energi, dengan cara pengaturan diet, pengaturan
aktivitas fisik, dan memodifikasi pola hidup
Manifestasi klinis:
• peran serta orang tua, anggota keluarga, berpatisipasi
• Wajah membulat, pipi tembem, dalam program diet, seperti mengajak berolahraga
bahu rangkap bersama
• Pd anak laki dada membusung • Terapi intensif diterapkan pd anak anak dengan obesitas
sedikit, ada payudara dan penis
berat dan disertai komplikasi. Farmakoterapi dan terapi
mengecil
bedah diindikasikan bila berat >200% BB ideal.
• Leher relatif pendek, perut buncit,
kedua pangkal paha bagian dlm
saling menempel
• Pd anak perempuan pubertas lebih
awal
2. Gangguan mental
Autism Spectrum Disorder 3. Perilaku dan pola bermain: Abnormalitas dalam
bermain, seperti diulang ulang, stereotip, dan tidak
Adalah gangguan perkembangan dengan kreatif,gangguan pemusatan perhatian, impulsifitas,
karakteristik abnormalitas dalam koordinasi motorik terganggu
komunikasi verbal dan non verbal,
perilaku berulang dan kerusakan interaksi 4. Kognitif: hampir 75% anak autis mengalami retardasi
kondisi yang menggambarkan individu mental dengan derajat rata- rata sedang, dan sebanyak
yang seolah olah mereka hidup dalam 50%idiot savants ( retardasimental yang menunjukkan
dunianya sendiri. kemampuan luar biasa)
Gambaran Klinis:
1. Interaksi sosial:Menyendiri, pasif, aktif
tapi aneh
2. Komunikasi: bergumam, kesukaran
memahami arti kata dan menggunakan
bahasa, sering mengulang kata yang baru
di dengar tanda maksud berkomunikasi,
dll
2. Gangguan mental
Diagnosis: 1. Terapi Non- Medikamentosa: Terapi perkembangan,
perilaku, wicara, edukasi, okupasi, AIT(auditory
Deteksi dini dapat menggunakan kuisioner integration training), intervensi keluarga.
checklist for autism toddlers (CHAT),
dilakukan dengan observasi dan 2. Terapi Medikamentosa: stimulan, Agonis reseptor dan
mengajukan pertanyaan kepada orang tua adrenergik, adrenergik Blocker.
yang menemukan adanya satu atau lebih
gejala, seperti: keterlambatan bicara,
gangguan komunikasi/ interaksi sosial, Prognosis: beberapa anak autisme tumbuh dengan
perilaku yang berulang. menjalani kehidupan mendekati normal, anak –anak
dengan kemunduran bahasa diawal kehidupan , biasanya
sebelum usia 3 tahun, mempunyai risiko epilepsi, selama
Tatalaksana : remaja beberapa anak dengan autisme dapat menjadi
depresi atau maslah perilaku, adapula yang dapat bekerja
Yang perlu ditekankan bahwa tidak ada dengan sukses hidup mandiri dalam lingkungan yang
satu metode pun yang dewasa ini dapat mendukung.
menyembuhkan autisme, namun hanya
mengembangkan potensi dasar anak ke
arah yang optimal.
3. Penyalahgunaan Napza
Penyalahgunaan NAPZA • Faktor Lingkungan:

adalah penggunaan salah satu atau Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah Lingkungan
Masyarakat/Sosial
beberapa jenis NAPZA secara berkala
atau teratur diluar indikasi medis,
sehingga menimbulkan gangguan Gejala Klinis Penyalahgunaan Napza:
kesehatan fisik, psikis dan gangguan
fungsi sosial. 1. Perubahan fisik

• Saat menggunakan : Jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel),


Faktor Individual apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, dll
Ciri-ciri yang beresiko besar: 2. Perubahan sikap dan perilaku
Cenderung memberontak, gangguan jiwa Prestasi menurun, tidak mengerjakan tugas, membolos, malas,
lain (depresi, cemas), kurang PD, Mudah pola tidur berubah, sering mengurung diri, dll
kecewa, agresif, destruktif, murung,dll
Kebanyakan dimulai pada saat remaja,
dimana sedang terjadi perubahan biologis,
psikologis, dan sosial secara pesat.
3. Penyalahgunaan Napza
Pencegahan dalam keluarga:
Upaya Pencegahan:
1. Mengasuh anak dengan baik
• Pencegahan Primer : mengenali
remaja resiko tinggi dan melakukan 2. Ciptakan suasana hangat dan bersahabat, anak betah di rumah
intervensi 3. Meluangkan waktu untuk bersama
• Pencegahan Sekunder : mengobati dan 4. Orang tua menjadi teladan
intervensi 5. Komunikasi dua arah yang baik
• Pencegahan Tersier : merehabilitasi 6. Kehidupan beragama yang kuat
pengguna
7. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA dan
Di sekolah: dapat berdiskusi dengan anak
1. Upaya terhadap siswa Di lingkungan masyarakat:
2. Upaya mencegah peredaran NAPZA 8. Menyelesaikan masalah bersama
di sekolah 9. Penyuluhan hukum dan penyalahgunaan NAPZA
3. Pembinaan lingkungan sekolah 10. Melibatkan semua unsur untuk mencegah dan menanggulangi
penyalahgunaan NAPZA
4. Gangguan sexual Behavior
1) Berulangkali menyatakan keinginan untuk menjadi
Gangguan identitas gender atau memaksakan bahwa ia adalah lawan jenis
(Gender Dysphoria) 2) Lebih suka berperan sebagai lawan jenis dalam
adalah keinginan untuk memiliki bermain atau terus menerus berfantasi menjadi lawan
jenis kelamin yang berlawanan jenis
dengan kenyataan (wanita ingin 3) Lebih suka melakukan permainan yang merupakan
menjadi pria, pria ingin menjadi stereotip lawan jenis
wanita)
5) Lebih suka bermain dengan teman-teman dari lawan
Kriteria gangguan identitas gender jenis) Lebih suka memakai pakaian lawan jenis
dalam DSM –IV-TR :
rasa yang tidak nyaman yang terus menerus dengan
a. Identifikasi yang kuat dan jenis kelamin biologisnya atau rasa terasing dari peran
menetap terhadap lawan jenis gender jenis kelamin tersebut.
b. Pada anak-anak terdapat empat
atau lebih dari ciri yaitu:
5. Gangguan Metabolik Endokrin
Manifestasi klinis:
Gigantisme • Tanda- tanda intoleransi glukosa
Adalah kondisi seseorang yang • Hidung lebar, lidah membesar, dan wajah kasar
kelebihan pertumbuhan, dengan
tinggi dan besar di atas normal yang • Mandibula tumbuh berlebihan
disebabkan oleh sekresi growth • Jari dan ibu jari tumbuh menebal
hormon berlebihan dan terjadi
sebelum proses penutupan epifisis. • Kelelahan dan kelemahan
• Gigantisme terjadi pada periode • Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang
anak anak ketika skeleton masih pandang
berpotensi untuk tumbuh atau
pada pra pubertas
5. Gangguan Metabolik Endokrin
Penatalaksanaan:
Pemeriksaan Penunjang: 1. Terapi Medikamentosa:
• Pemeriksaan hormon Somatostatin analogs (SSAs) :Berefek pd penurunan
pertumbuhan produksi Gh
• Ct scan kepal, MRI untuk 2. Operasi / Bedah: Bedah makro / mikro
mengetahui adanya tumor
hipofisis makro maupun mikro 3. Radiasi: diindikasikan sebagai terapi pilihan secara
tunggal jika tindakan operasi tidak memungkinkan, dan
• Tes supresi hormon menyertai tindakan pembedahan jika masih terdapat
pertumbuhan gejala akut setelah pembedahan dilaksankan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai