Anda di halaman 1dari 21

PLENO 4

KELAINAN METABOLIK, ENDOKRIN, DAN DEGENERATIF SISTEM

MUSKULOSKELETAL

KELOMPOK 8
tutor : dr. Noviana Zara. MKM., Sp. KKLP
SKENARIO : 4 NYERI SENDI DI KALA SENJA
Pak Oste (45 th) datang ke dokter keluarga karena rasa sakit pada ibu jari kakinya kambuh sejak 2 hari yang lalu. Pak Oste
sebelumnya sering membeli obat anti nyeri dari mantri, namun kalau tidak minum tetap kambuh dan lambungnya pun
terasa nyeri setelah meminum obat tersebut. Dari pemeriksaan fisik, ditemukan tanda-tanda radang pada sendi
metatarsofalangeal digitti 1,2 manus dextra, terdapat tuphus didaerah elbow dan maleolus lateralis sinistra. Dokter
merujuk Pak Oste ke poliklinik Spesialis RSUD Cut Meutia Aceh Utara untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaaan lainnya. Hasil pemeriksaan laboratorium memperliharkan Hb 12 gr%, leukosit 14,00 /ml, LED 40 mm/jam,
kadar uric acyd 10,3 gr %. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan urinalisis , asam urat urine serta ureum dan kreatinin
serum. Dokter memberikan obat –obatan untuk pak Oste dan menganjurkan pak Oste untuk berkonsultasi ke bagian gizi
untuk pengaturan dietnya. Pak Oste heran diet apa yang berhubungan dengan penyakitnya, juga apakah penyakit ini bias
diturunkan kepada anaknya.

Bu Rema (60 th) diantar anaknya ke Puskesmas karena nyeri pada lutut kiri sehingga pincang jika berjalan. Dari anamnesis
diketahui bahwa bu rema sudah menderita nyeri di lututnya sejak lama, tidak disertai deman. Pada awalnya nyeri berkurang
bila istirahat, tetapi sejak 3 bulan terakhir nyeri baru hilang jika makan obat yang dibelinya pada toko obat, dan sejak
seminggu yang lalu lututnya semakin membengkak. Keluhan tersebut terjadi setelah bu Rema mengikuti lomba gerak jalan
yang diadakan oleh PKK didesanya. Secara umum terlihat bahwa bu Rema overweight dengan gangguan berjalan. Pada
pemeriksaan, terlihat lutut bengkak tanpa tanda-tanda inflamasi dengan krepitasi pada genu dextra. Dokter menganjurkan
istirahat dan memberi terapi simptomatis untuk bu Rema dengan catatan bahwa segera setelah nyeri berkurang dengan
obat-obatan yang diberi, bu rema harus dirujuk ke rumah sakit. Anaknya membujuk ibunya agar menuruti anjuran dokter
bila tidak ingin kakinya bengkok seperti neneknya. Bu Rema bertanya pada dokter apa betul nanti kakinya akan cacat dan
kalau ke rumah sakit apakah keadaan kakinya sekarang bisa kembali normal.

Bagaimana saudara menjelaskan kedua masalah tersebut ?


JUMP 1 : TERMINOLOGI

01. Tuphus 02. Maleollus


lesi intradermal atau nodul Tonjolan bulat pergelangan
subkutan sebagai manifestasi kaki bagian tibia atau
klinis dari gout arthritis fibula

03.pemeriksaan sampel urin untu
Urinalisis 04. Kreatinin serum
sampah hasil metabolisme
k tujuan skrining, diagnosis otot yang mengalir pada
evaluasi berbagai jenis sirkulasi darah
penyakit
JUMP 1 : TERMINOLOGI

05. Overweigh 06. Krepitasi


keadaan dimana berat badan suara gemertak ketika
seseorang melebihi normal tapi sendi digerakkan
belum sampai kategori obesitas

07.Sendi
Genu dextra
lutut kanan
08. Terapi simtomatis
pengobatan yang bertujuan untuk
mengurangi keluhan tanpa melihat
penyakit utama yang menyebabkan
keluhan tersebut timbul.
JUMP 2 & 3 : RUMUSAN MASALAH & HIPOTESA
1.Bagaimana hubungan jenis kelamin dan usia dengan kondisi yang dialami pak oste?
Pria memiliki tingkat serum asam urat lebih tinggi daripada wanita, yang meningkatkan resiko mereka terserang
artritis gout.
Perkembangan artritis gout sebelum usia 30 tahun lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun
angka kejadian artritis gout menjadi sama antara kedua jenis kelamin setelah usia 60 tahun.

2.Apa kemungkinan penyebab kekambuhan rasa sakit pada jari kaki pak oste?
Jika memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal tidak cukup menyaring,maka dapat membentuk Kristal
tajam kecil didalam dan sekitar persendian.Hal ini dapat memicu reaksi inflamasi dan menimbulkan rasa nyeri.

3.Apakah terdapat hubungan antara obat yang dikonsumsi pak oste dengan lambung nya yang terasa nyeri?
Ada hubungan,dikarenakan pak oste membeli obat tanpa resep dokter.diskenario tdk disebutkan nama obatnya
namun ada beberapa kemungkinan obat nyeri asam urat yg dibeli pak oste,salah satunya adalah
colchicines.Colchicines ini merupakan obat serangan gout arthritis akut yang bertujuan untuk menghilangkan
serangan klinis nyeri yang muncul,dan bukan obat untuk pengobatan jangka panjang.Obat ini memiliki efek
samping diantaranya mual,muntah,nyeri pada lambung,dan dosis yg berlebihan dapat menyebabkan diare dan
perdarahan saluran cerna.

4.Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik yg dilakukan pasien?


• Tanda-tanda radang pada sendi metatarsofalangeal digitti 1,2 manus dextra : manifestasi klinis dari gout
arthritis akibat terbentuknya kristal-kristal monosodium urat monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan
sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk seperti jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang jika berlanjut
akan menimbulkan nyeri hebat.
• Tuphus didaerah elbow dan maleolus lateralis sinistra : (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di
kartilago artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi.
JUMP 2 & 3 : RUMUSAN MASALAH & HIPOTESA
5.Bagaimana interpretasi pemeriksaan Lab yang dilakukan pasien?
• Leukosit meningkat
• LED meningkat
• Asam urat meningkat

6.Apa diet yg tepat yang berhubungan dengan penyakit pak oste ?


Diet rendah purin :
-Makanan yang dihindari berupa jeroan, sardencis (hewani yang dikalengkan, burung/unggas, kaldu, kacang,
emping, tape), kacang-kacangan dan olahannya (kedele, kcg tanah, kcg hijau, taoge, oncom, tempe, tahu), sayuran
dan buah: bayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kcg polong, buncis, kembang kol, nanas, durian, air kelapa.

7.Apakah penyakit pak oste bisa diturunkan ke anaknya ?


Bisa, menurut Arthritis Foundation asam urat lebih disebabkan karena faktor genetik alias diturunkan dalam
keluarga.

8.Apa diagnosis dan diagnosis banding pak oste ?


Diagnosis : Gout arthritis
DD : hiperurisemia,arthritis non gout

9.Bagaimana prognosis dan komplikasi penyakit pak oste?


Menurut Rotschild (2013), komplikasi dari artritis gout meliputi severe degenerative arthritis, infeksi sekunder, batu
ginjal dan fraktur pada sendi.
Artritis gout sering dikaitkan dengan morbiditas yang cukup besar, dengan episode serangan akut yang sering
menyebabkan penderita cacat. Namun, artritis gout yang diterapi lebih dini dan benar akan membawa prognosis
yang baik jika kepatuhan penderita terhadap pengobatan juga baik
JUMP 2 & 3 : RUMUSAN MASALAH & HIPOTESA
11.Apakah terdapat hubungan usia dan jenis kelamin dgn kondisi yg dialami buk rema?
Terdapat hubungan,dimana OA banyak terjadi pasa usia >50 tahun dan pada wanita yang sudah
menopause

12.Apa penyebab dari nyeri lutut Bu Rema?


Akibat kondisi fisik bu rema dengan berat badan overweight,sehingga menyebabkan terjadinya
osteoarthritis.

13.Mengapa terjadi pembengkakan pada lutut bu Rema?


Akibat terjadi kerusakan pada tulang rawan dan sendi,karena factor berat badan yang berlebih

14.Apakah terdapat hubungan antara overweight dgn keluhan yg dialami buk rema?
Terdapat hubungan,dimana kondisi berat badan yang berlebih dapat menyebabkan timbulnya
tekanan yang berlebih pada sendi lutut akibat menahan beban tubuh.

15.Apa diagnosis pada gangguan yang dialami Bu Rema?


Diagnosis : osteoarthritis
DD : Sindrom malaligment,rheumatois arthritis

16.Apa tujuan dokter memberikan terapi simptomatis pada Bu Rema?


Untuk melihat reaksi awal penyakit pasien dan menentukan apakah pasien memerlukan
pemeriksaan lanjutan atau tidak,serta bertujuan untuk meredakan gejala yang dirasakan apsien.
JUMP 2 & 3 : RUMUSAN MASALAH & HIPOTESA

17.Apa bentuk kaki Bu Rema dapat menjadi cacat?


Bisa,jika terlambat ditangani maka sendi nya tidak bias dipulihkan lagi dan dapat menyebabkan
kondisi cacat.

18.Bagaimana edukasi/promkes yang dapat diberikan pada bu rema?


• Disampaikan bahwa OA ini tidak dapat sembuh total,dan tatalaksana yang dilakukan untuk
mengatasi gejala nya saja.
Dan beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
• Jaga berat badan ideal
• Latihan fisik yang cukup
• Menghindari aktivitas yg berkemungkinan dapat menyebabkan cedera lebih lanjut

19.Bagaimana rujukan yang tepat terhadap bu rema?


Bu rema harus segera dirujuk ke spesialis orthopedi dikarenakan standar kompetensi dokter umum
dari OA adalah kompetensi 3B

20.Bagaimana prognosis dan komplikasi penyakit bu rema?


Prognosis untuk pasien osteoarthritis tergantung pada sendi mana yang terkena dan tingkat
simtomatologi dan gangguan fungsional. Beberapa pasien relatif tidak terpengaruh oleh
osteoarthritis, sementara yang lain dapat mengalami kecacatan yang parah.
JUMP 4 : SKEMA
JUMP 5 : LEARNING OBJECTIVE

LO 1 LO 2 LO 3
KELAINAN METABOLIK SISTEM KELAINAN ENDOKRIN SISTEM KELAINAN DEGENERATIF SISTEM
MUSKULOSKELETAL MUSKULOSKELETAL MUSKULOSKELETAL
LO 1 KELAINAN METABOLIK SISTEM MUSKULOSKELETAL

ATHRITIS GOUT
Gout arthritis merupakan penyakit yang diakibatkan karena gangguan metabolisme purin dan ditandai dengan hiperurisemia. Gangguan ini
dikaitkan dengan penumpukan kristal urat monohidrat monosodium serta degenerasi tulang rawan sendi akan terjadi apabila sudah
memasuki tahap lanjut. Gout Arthritis di Indonesia berada pada posisi kedua diatas penyakit rematik orteoarthritis.

Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat digolongkan menjadi 2, yaitu:
a.Gout primer
Penyebab kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat. Hiperurisemia atau berkurangnya
pengeluaran asam urat dari tubuh dikatakan dapat menyebabkan terjadinya gout primer.
b.Gout sekunder
Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan yang menyebabkan peningkatan biosintesis de novo, kelainan yang
menyebabkan peningkatan degradasi ATP atau pemecahan asam nukleat dan kelainan yang menyebabkan sekresi menurun.

Menurut Purwoasturi (2009) beriut adalah gejala gout arthritis :


1.Kaku sendi pada pagi hari.
2.Nyeri dan edema pada sendi.
3.Edema pada sendi tangan.
4.Edema spada kedua belah sendi yang sama.
5. Nodul rheumatoid (benjolan) dibawah kulit .
LO 1 KELAINAN METABOLIK SISTEM MUSKULOSKELETAL

ATHRITIS GOUT
Faktor Risiko
a.Suku bangsa /ras d. Obat-obatan
b.Konsumsi ikan laut e. Jenis Kelamin
c.Penyakit f. Diet tinggi urin

Manifestasi Klinis
Tidak semua kasus berkembang menjadi tahap akhir. Perjalanan penyakit asam urat mempunyai 4 tahapan, yaitu:
a.Tahap 1 (Tahap Gout Artritis akut)
Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada lakilaki, dan setelah 60 tahun pada perempuan.Gejala yang muncul sangat khas,
yaitu radang sendi yang sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apapun, kemudian bangun tidur
terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan.
b.Tahap 2 (Tahap Gout interkritikal)
Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang waktu tertentu. Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari rentang waktu 1- 10
tahun. Namun rata-rata rentang waktunya antara 1-2 tahun. Panjangnya rentang waktu pada tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya
pernah menderita serangan gout arthritis akut.
c.Tahap 3 (Tahap Gout Artritis Akut Intermitten)
Setelah melewati masa Gout Interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yang ditandai dengan
serangan artritis yang khas seperti diatas.
d.Tahap 4 (tahap Gout Arthritis Kronik Tofaceous)
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar sendi yang
sering meradang yang disebut sebagai Thopi.
LO 1 KELAINAN METABOLIK SISTEM MUSKULOSKELETAL

ATHRITIS GOUT

Penatalaksanaan

Secara umum, penanganan gout artritis adalah memberikan edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan
dilakukan secara dini agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan gout arthritis akut bertujuan
menghilangkan keluhan nyeri sendi dan 14 peradangan dengan obat-obat, antara lain: kolkisin, obat antiinflamasi nonsteroid
(OAINS), kortikosteroid atau hormon ACTH. Obat penurun gout arthritis seperti alupurinol atau obat urikosurik tidak dapat diberikan
pada stadium akut.

Komplikasi

Menurut Rotschild (2013)


komplikasi dari gout arthritis meliputi severe degenerative arthritis, infeksi sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi. Sitokin,
kemokin, protease, dan oksidan yang berperan dalam proses inflamasi akut juga berperan pada proses inflamasi kronis sehingga
menyebabkan sinovitis kronis, dekstruksi kartilago, dan erosi tulang.
LO 2 KELAINAN ENDOKRIN SISTEM MUSKULOSKELETAL

OSTEOPOROSIS
Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan masa tulang total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resoprsi
tulang lebih besar dan kecepatan pembentukan tulang, mengakibatkan penurunan masa tulang total .

Etiologi
Penyebab osteoporosis yang definitif belum diketahui, namun ada beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian osteoporosis. Faktor-faktor
yang mempengaruhi puncak masa tulang adalah genetik, nutrisi, gaya hidup atau life style, dan aktivitas fisik.

Jenis Jenis Osteoporosis


Bila disederhanakan, terdapat dua jenis osteoporosis, yaitu:

1.Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer adalah kehilangan massa tulang yang terjadi sesuai dengan proses penuaan. Sampai saat ini osteoporosis primer masih menduduki
tempat utama karena lebih banyak ditemukan dibandingkan osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer ini terdiri dari 2 bagian yaitu:
a.Tipe I (Post-menopausal) Terjadi 15-20 tahun setelah menopause (53-75 tahun). Ditandai oleh fraktur tulang belakang dan berkurangnya gigi geligi. Hal ini
disebabkan luasnya jaringan trabekular pada tempat tersebut, dimana jaringan trabekular lebih responsif terhadap defisiensi esterogen.
b.Tipe II (Senile) Terjadi pada pria dan wanita usia 70 tahun keatas. Ditandai oleh fraktur panggul dan tulang belakang tipe wedge. Hilangnya masa tulang
kortikal terbesar terjadi pada usia tersebut.

2.Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit tertentu, gangguan hormonal, dan juga kesalahan pada gaya hidup seperti konsumsi alkohol secara
berlebihan, rokok, kafein, dan kurangnya aktifitas fisik. Berbeda dengan osteoporosis primer yang terjadi karena faktor usia, osteoporosis sekunder bisa saja
terjadi pada orang yang masih berusia muda.
LO 2 KELAINAN ENDOKRIN SISTEM MUSKULOSKELETAL

OSTEOPOROSIS

Tanda Dan Gejala


1.Nyeri tulang dan sendi terutama jika nyeri dipumggumg saat dibuat berdiri, berjalan beraktivitas dan disentuh. Sifat nyerinya tersebut tajam
atau seperti terbakar bisa karena adanya fraktur
2.Deformitas atau perubahan bentuk tulang seperti kifosis dan jari jari tangan dan kaki terlihat membengkok atau adanya berubahan abnormal
3.Patah tulang (fraktur)
4.Kerangka tulang semakin memendek atau punggung semakin membungkuk (penurunan tinggi badan)
5.Nafsu makan menurun menjadikan berat badan menurun atau kurus
6.Sesak nafas karena organ tubuh semakin berdekatan karena tulang tidak mampu menyangga lagi.

Diagnosis osteoporosis
Diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan pengukuran bone mineral density (BMD), menggunakan dual X-ray absorptiometry (DXA),
yang merupakan gold standard (Sandhu SK dan Hampson G, 2011). Menurut WHO, seseorang dikatakan mengalami osteoporosis apabila
memiliki T-score kurang dari atau sama dengan -2,5 dan mengalami osteopenia bila T-score diantara -1,0 dan -2.5. T-score digunakan untuk
wanita postmenopause dan laki-laki berusia 50 tahun ke atas. BMD yang dikur yakni pada tulang belakang dan pinggul. Menurut beberapa
penelitian, BMD dapat digunakan sebagai prediktor terjadinya resiko fraktur pada wanita dan laki-laki.
LO 2 KELAINAN ENDOKRIN SISTEM MUSKULOSKELETAL
OSTEOPOROSIS
Pencegahan Osteoporosis

1.Pencegahan Primer Pencegahan primer dilakukan dengan tujuan untuk tahap awal pencegahan terjadinya osteoporosis. Salah satunya selalu memperhatikan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan osteoporosis baik secara genetik ataupun karena faktor lingkungan. Adapun cara pencegahan primer diantaranya
a.Mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, seperti susu.
b.Melakukan latihan fisik atau biasa disebut dengan senam osteoporosis.
c.Hindari faktor penghambat penyerapan kalsium atau mengganggu pembentukan tulang seperti merokok, mengonsumsi alkohol, konsumsi obat yang
menyebabkan osteoporosis.

2.Pencegahan Sekunder
Cara pencegahan sekunder ini bertujuan untuk menghambat persebaran osteoporosis yang sudah ada dalam tubuh mengkoplikasi penyakit yang lain. Dengan
pencegahan sekunder ini banyak sekali hal yang harus dilakukan salah satunya melakukan pendeteksi dini pada penderita osteoporosis. Setelah didapatkan hasil
untuk memperkuat diagnosa osteoporosis maka yang harus dilakukan untuk tahap pencegahan sekunder ini adalah sebagai berikut:
a.Konsumsi kalsium yang harus ditambah lebih banyak lagi
b.Terapi Sulih Hormon (TSH).
c.Latihan fisik yang bersifat spesifik dan individual.
d.Mengonsumsi E Calcitonin, tentunya sesuai anjuran dokter
e.Rutin memeriksakan diri ke layanan kesehatan

3.Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier merupakan pencegahan yang dilakukan dikarenakan sudah terjadi osteoporosis dan dicegah agar tidak mengalami keparahan atau sakit yang
berlebih yaitu dengan cara, setelah pasien mengalami osteoporosis atau fraktur jangan biarkan melakukan gerak (mobilisasi) terlalu lama. Sejak awal perawatan,
disusun rencana mobilisasi, mulai mobilisasi pasif sampai aktif dan berfungsi mandiri. Dari sudut rehabilitasi medis, pemakaian fisioterapi/okupasi terapi akan
mengembalikan kemandirian pasien secara optimal. Pemahaman pasien dan keluarganya tentang osteoporosis diharapkan menambah kepedulian dan
selanjutnya berperilaku hidup sehat sesuai pedoman pencegahan osteoporosis.
LO 3 KELAINAN DEGENERATIF SISTEM MUSKULOSKELETAL

OSTEOARTHRITIS
Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhanstruktur dari sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan
kerusakantulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi,
meregangnya kapsulasendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang menghubungkansendi.

Epidemiologi
Osteoartritis merupakan sebagian besar bentuk arthritis dan penyebab utamadisabilitas pada lansia. OA merupakan penyebab beban utama untuk
pasien, pemberi pelayanan kesehatan, dan masyarakat. WHO melaporkan 40%pendudukdunia yang lansia akan menderita OA, dari jumlah tersebut
80%mengalami keterbatasan gerak sendi. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun. Bisa terjadi pada pria dan wanita, tetapi pria bisa
terkena pada usia yanglebihmuda. Prevalensi Osteoartritis di Indonesia cukup tinggi yaitu 5%pada usia >40tahun, 30% pada usia 40-60 tahun dan 65%
pada usia > 61 tahun.

Etiologi
Terjadinya osteoartritis disebabkan karena beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh Sellam J tahun 2013 yaitu :
a.Perubahan metabolik seperti akibat dari penyakit wilson, artritis kristal, akromegali, hemokromatosis.
b.Kelainan anatomi atau struktur sendi seperti panjang tungkai tidak sama, deformitas valgus atau varus, dislokasi koksa kongenital.
c.Trauma: trauma sendi mayor, fraktur pada sendi atau osteonekrosis, akibat bedah tulang.
d.d. Inflamasi: semua artropati inflamasi dan artritis septik

Faktor Resiko
a.Usia
b.Aktivitas
c.Obesitas
d.Jenis kelamin
LO 3 KELAINAN DEGENERATIF SISTEM MUSKULOSKELETAL

OSTEOARTHRITIS

Klasifikasi
Osteoartritis berdasarkan penyebabnya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu
a.Idiopatik (Primer) : Pada osteoarthritis primer tidak diketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal
sendi.
b.Sekunder Osteoarthritis : sekunder disebabkan karena adanya perubahan degeneratif yang terjadi pada sendi yang sudah deformitas, perubahan metabolik,
kelainan anatomi/struktur sendi, trauma, dan inflamasi.

Manifestasi klinis
Gejala klinis pada Osteoartritis yang biasanya muncul yaitu :
a.Nyeri OA diakibatkan oleh 3 penyebab mayor: akibat gerakan dari faktor mekanis, akibat inflamasi synovial.
b.Kaku pagi. Nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu
yang cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur di pagi hari.
c.Hambatan gerak sendi, biasanya bertambah berat perlahan sejalan dengan pertambahan rasa nyeri. Hambatan gerakan dapat konsentris (seluruh arah gerakan)
atau eksentris (satu arah gerakan).
d.Krepitasi saat gerakan aktif karena adanya pergesekan kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi digerakkan atau dimanipulasi secara pasif. Krepitasi yang
semakin jelas berhubungan dengan bertambah beratnya penyakit.
e.Pembengkakan sendi akibat adanya osteofit marginal yang muncul pada permukaan tulang rawan dan dapat mengubah permukaan sendi. Sendi yang terkena
secara perlahan-lahan dapat membesar. Tandatanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan)
dapat dijumpai pada OA karena sinovitis.
f.Gangguan pada aktivitas sehari-hari
LO 3 KELAINAN DEGENERATIF SISTEM MUSKULOSKELETAL

OSTEOARTHRITIS
Penatalaksanaan
Osteoarthritis Strategi penatalaksanaan pasien dan pilihan jenis pengobatan ditentukan oleh letak sendi yang mengalami OA, sesuai dengan karakteristik
masing-masing serta kebutuhannya. Tujuan dari penatalaksanaan OA ini yaitu :
a.Mengurangi/mengendalikan nyeri
b.Mengoptimalkan fungsi gerak sendi
c.Mengurangi keterbatasan aktivitas fisik sehari-hari (ketergantungan pada orang lain) dan meningkatkan kualitas hidup.
d.Menghambat progresivitas penyakit.
e.Mencegah terjadinya komplikasi.

Penatalaksanaan osteoarthritis meliputi terapi farmakologi dan non farmakologi.


a.Terapi farmakologi

1) Pada OA dengan gejala nyeri ringan sampai sedang dapat diberikan salah satu obat :
a)Acetaminophen (kurang dari 4 gram per hari)
b)Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)

2)Pada OA dengan gejala nyeri sampai sedang dengan resiko sistem pencernaan (usia > 60 tahun, disertai riwayat ulkus peptikum, riwayat perdarahan
saluran cerna, mengkonsumsi kortikosteroid atau antikoagulan) dapat diberikan :
a)Acetaminophen (kurang dari 4 gram per hari).
b)Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) topical.
c)Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) non selektif dengan pemberian obat pelindung gaster (gastro-protective agent). Obat anti inflamasi nonsteroid
(OAINS) harus dimulai dari dosis analgesik yang rendah dan dapat dinaikkan apabila pemberian analgesik dosis rendah respon kurang efektif.
LO 3 KELAINAN DEGENERATIF SISTEM MUSKULOSKELETAL

OSTEOARTHRITIS

3)Untuk nyeri sedang hingga berat serta pembengkakan sendi, aspirasi dan tindakan injeksi glukokortikoid intraartikular (misal triamsinolon
hexatonide 40mg) untuk penanganan nyeri jangka pendek (satu sampai 3 minggu) dapat diberikan.

4)Injeksi intraartikular/intra lesi Dalam penggunaan terapi ini, sangat diperlukan kehati-hatian dikarenakan dapat menimbulkan efek merugikan yang
bersifat lokal maupun sistemik.

b.Terapi Non Farmakologi

1)Edukasi pasien
2)Program penatalaksanaan mandiri (self-management programs) dengan modifikasi gaya hidup.
3)Bila berat badan berlebih (BMI > 25), anjurkan program penurunan berat badan (minimal penurunan 5% dari berat badan) dengan target BMI 18,5-
25.
4)Program latihan aerobic (low impact aerobic fitness exercise).
5)Terapi okupasi meliputi proteksi sendi dan konservasi energi, menggunakan splint dan alat bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik.
6) Hold Relax Exercise Latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan otot-otot (quadriceps/pangkal paha) dan alat bantu gerak sendi (assistive
devices for ambulation), latihan isometrik.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai